Anda di halaman 1dari 5

PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN

DAN KAJIAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN


LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA RI

POLICY BRIEF
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA
Tinjauan Kapasitas Daerah dalam Manajemen Bencana

Executive Summary Pendahuluan


Sepanjang kurun waktu 1980-2009 Indonesia
Enam faktor mengukur kapasitas pemerintah mengalami 312 kasus bencana alam. Kerugian
daerah yang ada dalam penelitian ini saling akibat berbagai bencana tersebut tidak sedikit,
berhubungan antara satu yang lainnya dan baik itu kerugian jiwa, harta benda dan rusaknya
implementasinya di lapangan harus berjalan infrastruktur serta terhentinya produksi ekonomi
beriringan, tetapi hal pertama dan utama dan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan data
Bappenas kerugian akibat bencana alam di
yang harus dilakukan daerah dalam
Indonesia sejak tsunami Aceh, Desember 2004
meningkatkan kapasitasnya adalah hingga gempa Sumatera Barat, September 2009
bagaimana menyusun regulasi yang mencapai Rp. 150 triliun. Sementara korban
berorientasi pada penanggulangan meninggal di Aceh saja mencapai 227, 898
kebencanaan selain itu pemerintah daerah orang dan lebih 6,000 orang di Yogya dan lebih
juga harus mampu membangun fasilitas- seribu orang di Padang. Jumlah tersebut belum
fasilitas pengungsian yang permanen, dan termasuk korban cacat, sakit akibat gempa,
tsunami dan gunung meletus serta ratusan ribu
fasiltas kebencanaan lainnnya, membangun
pengungsi seperti saat Gunung Merapi meletus
Gudang logistik, membangun sistem tahun 2010.
informasi kebencanaan yang menyentuh
hingga lapisan masyarakat terbawah, Mengantisipasi timbulnya korban, kerusakan, dan
menyiapkan SDM yang tangguh bencana, kerugian yang lebih banyak, pasal 35 dan 36 dari
anggaran kebencanaan yang memadai, Undang-Undang Manajemen Bencana
serta penguatan kelembangaan BPBD mengamanatkan agar setiap daerah mempunyai
perencanaan penanggulangan bencana.
sehingga mampu menjalankan tupoksinya
Amanat tersebut secara lebih rinci disebutkan di
secara maksimal, dan yang terakhir adalah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun
membangun hubungan lintas sektor dalam 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
manajemen bencana karena bencana bukan Bencana. Perencanaan penanggulangan bencana,
hanya tugas BNPB tetapi semua unsur sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
pemerintah, swasta, filantropi, akademis Nomor 24 Tahun 2007 di atas, secara operasional
dan lain-lain. dilakukan melalui pembentukan sebuah badan
penanggulangan bencana nasional dan daerah (
BNPB dan BPBD). Badan penanggulangan bencana
memungkinkan masyarakat lokal dan pemerintah
daerah untuk berpartisipasi serta memainkan
peranan yang penting dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penanggulangan
bencana.

1
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA
Tinjauan Kapasitas Daerah dalam Manajemen Bencana

Kapasitas pemerintah daerah sebagai ujung tombak 1. Rencana Aksi


penanggulangan bencana harus dikaji kembali dan Rencana penanggulangan bencana membutuhkan
harus dikuatkan sehingga lebih siap dalam legalitas agar dapat diimplementasikan oleh semua
menghadapi bencana, sistem manajemen bencana pihak yang terlibat dalam upaya penanggulangan
dari hulu ke hilir harus disiapkan oleh pemerintah bencana. Dokumen tersebut bisa dalam bentuk
daerah tanpa harus bergantung kepada pemerintah peraturan daerah ataupun peraturan Bupati/
pusat, menyiapkan sedini mungkin pencegahan Walikota.
bencana adalah hal yang perlu di pahami oleh Masalah utama yang dihadapi oleh daerah adalah
pemerintah daerah maupun masyarakatnya. regulasi yang mengatur kebencanaan yang belum
spesifik mengatur kepada masalah teknis, hampir
Hal inilah yang menjadi fokus dalam Kajian semua pemerintah daerah di Indonesia telah
Manajemen Pemerintahan pada tahun 2019. memiliki Peraturan Daerah (PerDa)
Manajemen kebencanaan yang ada di daerah harus penanggulangan bencana akan tetapi belum
dibenahi terlebih dahulu dengan meningkatkan memiliki cukup peraturan turunan untuk
kapasitas pemerintah daerah dalam menghadapi implementasi Perda tersebut selain itu Perda
bencana. Negara Indonesia yang tangguh bencana mengenai Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
akan terbentuk jika daerah-daerah di Indonesia yang dimiliki daerah belum secara tegas berorientasi
mampu menjadi daerah yang tangguh bencana. pada pengurangan resiko bencana sehingga
Penanganan bencana bukan hanya tanggung jawab banyak kawasan pemukiman atau kawasan lainnya
dari BNPB (Badan Nasional Penanggulangan yang berada di kawasan rawan bencana, dan
Bencana) dan BPBD (Badan Penanggulangan kurangnya ketegasan pemerintah untuk merelokasi
Bencana Daerah) saja tetapi seluruh pihak saling kawasan-kawasan pemukiman yang masuk dalam
bersinergi dalam hal manajemen bencana, bukan kawasan rawan bencana.
hanya pada pasca bencana tetapi juga langkah-
langkah antisipasi dan edukasi mengenai 2. Logistik
kebencanaan. Sistem logistik memiliki peran penting dalam
menghadapi bencana dan melihat kesiapan daerah
untuk mengantisipasi bahaya dan dampak dari
Kapasitas Pemerintah Daerah bencana. Logistik menjadi kunci utama untuk
Faktor Penting Terkait Kapasitas Pemerintah bertahan dalam situasi tanggap darurat yang
Daerah Dalam Manajemen Bencana diberlakukan selama periode tertentu setelah
terjadi bencana. Tantangan infrastruktur yang
rusak, kurangnya SDM, maupun alur distribusi
harus dipersiapkan sehingga nanti seluruh sistem
dalam kapasitas menghadapi bencana bisa saling
terintegrasi satu sama lain. Informasi mengenai
lokasi dan komponen dari gudang penampung
dapat diakses oleh pihak BPBD yang nantinya
akan terhubung dalam sistem informasi
kebencanaan. Sehingga alur bantuan dari gudang
ke lokasi penampungan ataupun shelter sementara
bisa berjalan lebih efisien.

3. Sistem Informasi Kebencanaan


Sistem informasi kebencanaan sangat bermanfaat
dalam pengurangan resiko bencana terutama bagi
daerah yang rawan bencana. Setiap daerah rawan
bencana dipandang perlu melakukan penguatan
sistem dan manajemen informasi dalam
penanggulangan kebencanaan agar masyarakat
mudah mendapatkan akses informasi
penanggulangan bencana. Salah satu yang harus
dilakukan adalah dengan memanfaatkan jaringan
informasi yang telah dibangun oleh pemerintah
setempat. Penyediaan saran informasi berupa
jaringan radio khusus yang menjangkau langsung
ke masayarakat dan pemerintahan tingkat bawah
seperti desa dan kelurahan sehingga pemerintah
tidak hanya bergantung pada jaringan selular saja,
sosialisasi yang menjangkau seluruh lapisan
masyarakat hingga ke pelosok desa dan
kelurahan juga kepada anak sekolah
dan pemuda yang ada di desa 2
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA
Tinjauan Kapasitas Daerah dalam Manajemen Bencana

4. Keuangan Rekomendasi Kebijakan


Setiap Pemerintah Daerah seharusnya
mengalokasikan dana penanggulangan bencana 1. Rencana Aksi
yang memadai untuk BPBD dan juga menyediakan • Penyusunan peraturan daerah baik itu perda RTRW
anggaran berupa dana tak terduga yang siap maupun perda penanggulangan bencana harus
digunakan saat terjadi bencana, tetapi sebelum melalui kajian kebencanaan yang komperhensif
menganggarkan dana yang besar untuk Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga
kebencanaan setiap daerah harusnya lebih dulu (Kementerian Dalam Negeri, Bappenas, Kementerian
menyusun regulasi untuk pengelolaan keuangan PUPR), Pemerintah Daerah (Bappeda, Balitbangda,
bencana untuk menghindari penyalahgunaan Sekretariat Daerah, BPBD, Inspektorat, Dinas PUPR,
anggaran bencana. Dinas Sosial)
• Penertiban terhadap pelanggaran Peraturan Daerah
5. Infrastruktur tentang rencana tata ruang wilayah (RTRW)
Infrastruktur kebencanaan yang paling utama dan Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (Inspektorat,
harus tersedia adalah posko-posko pengungsian BPBD, Dinas PUPR, Dinas Tata Ruang, Satpol PP,
yang sudah permanen yang dilengkapi dengan DPM PTSP)
fasilitas lainnya, tersedianya mobil dapur umum, • Pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan
alat berat dan jalaur-jalur evakuasi yang jelas. peraturan daerah mengenai RTRW yang dilakukan
secara nasional oleh Lembaga/Kementerian terkait
Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga
6. SDM
(Kementerian PUPR, Bappenas, Kemendagri)
SDM kebencanaan bukan hanya kalangan PNS dari
• Pelaksanaan evaluasi terhadap pelaksanaan
BPBD saja tapi seluruh elemen pemerintah dan
peraturan daerah mengenai penanggulangan
masyarakat, khususnya masyarakat relawan yang
bencana yang dilakukan secara nasional oleh
dilatih dan dibekali kemampuan penanggulangan
Lembaga/Kementerian terkait
bencana.
Penanggung Jawab: BNPB dan BPBD
7. Organisasi
Organisasi Perangkat Daerah BPBD memiliki peran
yang vital dalam penanggulangan bencana, peran 2. Logistik
BPBD harus dikuatkan sehingga semua pihak bisa • Penguatan pemetaan wilayah secara geografis serta
dikoordinasikan dengan baik, selain itu BPBD juga jumlah populasi penduduk untuk memudahkan
harus membentuk unit pelaksana teknis identifikasi kebutuhan sebaran kebutuhan logistik
penanggulangan bencana sampai ke tingkat kedaruratan bencana dan persiapan jalur distribusi
kecamatan dan desa sehingga penanggulangan logistik.
bencana bisa lebih dekat dengan masyarakat. Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD,
Disdukcapil, Dinas PUPR, Sekretariat Daerah)
• Membangun beberapa pusat atau depot logistik
pada tingkat Kabupaten/Kota dan kecamatan yang
Pola Hubungan bisa menampung bantuan logistik dengan sistem
Data dan informasi di atas menunjukkan bahwa distribusi atau alur keluar masuk barang yang lebih
hubungan antar lembaga, pemerintah relatif telah praktis.
terbangun meski masih banyak hal yang perlu Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (BNPB),
diperjelas terkait peran, tanggung jawab dan Pemerintah Daerah (BPBD, Dinas PUPR, Sekretariat
wewenang masing-masing lembaga baik pada Daerah, Dinas Sosial)
tahap prabencana, bencana dan pasca bencana. • Penguatan sinergitas dengan berbagai dinas dan
Selain itu pola hubungan penanggulangan pihak terkait tentang tugas dan tanggung jawab
bencana pada kelompok akademisi dan pakar, ketika terjadi bencana.
kelompok filantropi dan bisnis, serta kelompok Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD,
ormas (NGO, dan LSM Lokal serta lembaga- Sekretariat Daerah, Dinas PUPR, Rumah Sakit,
lembaga kerelawanan dan media) tidak dijabarkan Dinas Sosial, DPRD)
secara lebih lanjut. • Memaksimakan fungsi kontrol dan evaluasi yang
termasuk dokumentasi pendanaan maupun
dokumentasi distribusi logistik kepada korban bencana
Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (BNPB),
Pemerintah Daerah (BPBD, Sekretariat Daerah,
Dinas Sosial)

3
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA
Tinjauan Kapasitas Daerah dalam Manajemen Bencana

3. Sistem Informasi Kebencanaan 6. SDM


• Membuat sebuah forum komunikasi peduli • Pembuatan Program Pendidikan dan Pelatihan
bencana yang terdiri dari berbagai stakeholder baik untuk semua sektor masyarakat maupun ASN
itu pemerintah, swasta, akademisi, dan LSM Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (LAN RI,
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, Basarnas, Kemensos,BNPB), Pemerintah Daerah
Sekretaris daerah, Kelurahan, Kecamatan) (BPBD, Dinas Sosial, BPSDM)
• Menyusun model sosialisasi yang tepat guna • Menciptakan sistem dan mekanisme sosialisasi
berdasarkan kelompok masyarakat yang ada. kesiapsiagaan penanganan bencana
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga
(BPBD, Dinas Sosial, BPSDM) (BNPB, BASARNAS, BPBD, Kemensos), Pemerintah
• Membangun system informasi kebencanaan Daerah (BPBD, Dinas Sosial)
berupa jaringan radio khusus kebencanaan • Menetapkan standar kompetensi teknis kebencanaan
sampai ke tingkat desa/kelurahan Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, (BNPB, BPBD,BASARNAS, Kemenpan-RB,
kecamatan, Kelurahan, Dinas Informatika) Kemendagri, LAN RI), Pemerintah Daerah (BPBD)
• Penguatan Kapasitas Pengelolaan Sarana
Prasarana
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah 7. Organisasi
(BPBD, Dinsos, Dinas PU) • Desain struktur organisasi BPBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota sebaiknya diselaraskan dengan
PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
4. Keuangan dimana istilah Klasifikasi diganti menjadi Tipologi A,
• Membuat sistem pengelolaan keuangan B, dan C dengan jumlah Bidang sebanyak-banyaknya
kebencanaan daerah yang terintegrasi secara empat dan sekurang-kurangnya dua
nasional Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga
Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
(Kementerian Keuangan, BNPB, Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Kominfo, serta DPR RI), Pemerintah Daerah Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi),
(BPBD provinsi dan kabupaten/kota, Bappeda Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/
dan DPRD) Kota)
• Meningkatkan jumlah anggaran pengelolaan • Menguatkan Satuan Komando atau Pos Komando
keuangan kebencanaan daerah dibawah kendali Sekertaris Daerah sebagai Pejabat
Penanggung Jawab: Kementerian/Lembaga Pimpinan Tinggi Madya tertinggi di Provinsi dan
(Kementerian Keuangan, BNPB, Bappenas, serta Pimpinan Tinggi Pratama tertinggi di Kabupaten/Kota
DPR RI), Pemerintah Daerah (BPBD provinsi dan Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (Badan
kabupaten/kota, Bappeda dan DPRD) Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi),
5. Infrastruktur Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/
• Mewujudkan pengadaan infrastruktur Kota)
kebencanaan di daerah • Desain struktur BPBD khusus menangani Bidang
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, Peralatan dapat dibentuk yang berfokus pada
Dinas Sosial, Dinas PU) manajemen peralatan, pemeliharaan, operasional,
• Penyusunan rencana kebutuhan peralatan bencana dan pengadaan
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (Badan
Dinas Pengelola Keuangan Daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Perencanaan Pembangunan) Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
• Membangun salter/barak pengungsian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi),
berdasarkan hasil kebutuhan dan pemetaan rentan Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/
wilayah bencana Kota)
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, • Pembentukan unit pelaksana teknis manajemen
Dinas Pengelola Keuangan Daerah dan Badan bencana hingga tingkat kecamatan/kelurahan/desa
Perencananan Daerah) Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (Badan
• Penguatan Kapasitas Pengelolaan Sarana Prasarana Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian
Kemensos, PUPR) Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi),
Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/
Kota)

4
MANAJEMEN BENCANA DI INDONESIA
Tinjauan Kapasitas Daerah dalam Manajemen Bencana

Dokumen dan Laporan


8. Pola Hubungan - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota
• Memperkuat fungsi koordinasi, komando dan Palu. 2018. Analisis Indeks Kerentanan Seismik
pelaksana BPBD. Kota Palu. Laporan Akhir.
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD, - Rencana Rehabilitas dan Rekonstruksi Pasca
Bagian Hukum, Bagian Organisasi, BPSDM Provinsi dan Bencana, Tsunami dan Likuifaksi di Kota Palu Tahun
Kabupaten, Kecamatan dan Kelurahan/Desa) 2019 – 2020. Dokumen Kegiatan
• Memasukkan kearifan lokal dalam usaha - Rakernas BNPB : Upaya Tingkatkan BPBD yang
pengurangan risiko bencana Tangguh, Teruji dan Profesional. Gema BNPB.
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (Dinas April 2017. Volume 8 No. 1
Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Komunikasi dan
Informatika, Pelaku Usaha, BPBD) Aturan
• Memperkuat peran kelompok akademisi dan pakar, - Undang-undang No. 23 tahun 1959 tentang
kelompok filantropi dan bisnis, serta kelompok ormas Keadaan Bahaya
(NGO, LSM lokal, dan lembaga-lembaga kerelawanan) - Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
dan media Pertahanan Negara
Penanggung Jawab: Pemerintah Daerah (BPBD - Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang
Provinsi dan Kabupaten/Kota) Tentara Nasional Indonesia
• Melaksanakan informasi kebencanaan satu pintu pada - Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
tahap tanggap darurat bencana Penanggulangan Bencana
Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (BNPB), - Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008
Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/ tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Kota, Dinas Kominfo) Bencana
• Memastikan penyebaran sistem informasi - Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008
kebencanaan daerah diterima minimal oleh aparat desa/ tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bencana
kelurahan sebagai basis terbawah pemerintah daerah - Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Penanggung Jawab: Kementerian/ Lembaga (BNPB), 59 Tahun 2012 tentang Kerangka Nasional
Pemerintah Daerah (BPBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, Pengembangan Kapasitas Pemerintah Daerah
Dinas Kominfo) - Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 9 tahun
2011 tentang Pokok-Pokok Penyelenggaraan Tugas
Bantuan Tentara Nasional Indonesia dalam
Daftar Pustaka Menanggulangi Bencana Alam, Pengungsian dan
Buku Bantuan Kemanusiaan
- Badan Nasional Penanggulangan Bencana. - Peraturan Menteri Sosial Nomor 28 Tahun 2012
Peringatan Dini Bencana “Menentukan tentang Pedoman Umum Taruna Siaga Bencana
Keselamatan Manusia”. Gema BNPB. Desember - Peraturan BNPB Nomor 2 tahun 2018 tentang
2016. Volume 7 No. 3 Penggunaan Dana Siap Pakai
- Budi, Setio. 2012. Komunikasi Bencana: Aspek - Peraturan BNPB Nomor 3 tahun 2018 tentang
Sistem (Koordinasi, Informasi dan Kerjasama). Penanganan Pengungsi Pada Keadaan Darurat
Jurnal Komunikasi. Volume 1. Nomor 4. Januari 2012 Bencana
- Bryson, John M. (2003). What To Do When - Peraturan BNPB Nomor 4 tahun 2018 tentang
Stakeholders Matter: A Guide to Stakeholder Sistem Manajemen Logistik Dan Peralatan
Identification and Analysis Techniques. USA: - Peraturan Kepala BNPB Nomor 10 Tahun 2008
University of Minnesota. tentang Pedoman Komando Tanggap Darurat
- Dunn, N. William. (1998). Pengantar Analisis - Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 tahun 2009
Kebijakan Publik. Jakarta: Gadjah Mada University tentang Pedoman Bantuan Logistik
Press. - Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2009
- Hizbaron, Dyah R, Dkk (2018). Kajian Kapasitas tentang Standarisasi Peralatan Penanggulangan
Masyarakat, Lembaga Pemerintah dan Swasta Bencana
dalam Upaya Pengurangan Risiko Bencana di - Peraturan Kepala BNPB Nomor 10 Tahun 2012
Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University tentang Pengelolaan Bantuan Logistik Pada
Press Status Keadaan Darurat Bencana
- Islamy, La Ode Syaiful (2018). Collaborative - Peraturan Kepala BNPB Nomor 15 Tahun 2012
Governance Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: tentang Pedomaan Pengendalian Operasi
Deepublish Publisher Penanggulangan Bencana (Pusdalops-PB)
- Kusumasari, Bevaola. (2014). Manajemen Bencana - Peraturan Kepala BNPB Nomor 16 Tahun 2012
dan Kapabilitas Pemerintah Lokal. Yogyakarta: tentang Pedomaan Pengelolaan Gudang Logistik
Gavamedia. dan Peralatan dalam Status Keadaan Darurat
- R.E. Freeman. (1984). Strategic Management: Bencana
A Stakeholders Approach. Fitman, Boston, - Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 Tahun 2013
tentang Pedoman Radio Komunikasi Kebencanaan
- Peraturan Kepala BNPB Nomor 4 tahun 2016
tentang Pendidikan Dan Pelatihan Penanggulangan
Bencana 5

Anda mungkin juga menyukai