Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Safta Ferti adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi komponen
penggerak dalam mesin dan produk lainnya. Kliennya bervariasi mulai dari
Pembangkit Listrik, produksi Minyak & Gas, Otomotif dan masih banyak lagi.

Penggunaan plastik dalam kehidupan manusia semakin lama semakin


meningkat. Peningkatan pemanfaatan plastik ini terjadi karena plastik bersifat
ringan,praktis, ekonomis dan dapat menggantikan fungsi dari barang-barang lain.
Sifat praktis dan ekonomi sini menyebabkan plastik sering dijadikan barang sekali
pakai, sehingga semakin banyaknya penggunaan perlengkapan dari bahan plastik
terutama dalam penggunaan kemasan air minum, menyebabkan semakin banyak
pula sampah-sampah plastik.

Dalam kerja praktik ini akan membuat mesin pencacah plastik yang lebih
sederhana dari yang sudah ada sehingga dapat menekan biaya yang lebih murah.
Adapun mesin pencacah plastik ini dibuat dengan sumber tenaga motor listrik
yang digunakan 2 HP, dan plat baja sebagai pisau atau penghancur. Mesin ini
dilengkapi dengan 5 buah pisau yang terdiri dari 4 buah pisau putar dan 1 buah
pisau tetap yang berfungsi sebagai penghancur plastik. Pisau tetap ini di letakkan
pada sisi depan yang dipasangkan pada box mesin, kemudian pisau putar
diletakkan pada sebuah poros dimana poros tersebut dihubungkan dengan pulley
dan akan diputar dengan motor listrik yang kemudian untuk proses penghancuran
sampah plastik.

1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada pembuatan rangka pada mesin pencacah plastik ini
meliputi hal sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembuatan rangka pada mesin pencacah plastik?


2. Material apa yang digunakan pada rangka mesin pencacah plastik?
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Adapun ruang lingkup kegiatan dalam pembahasan laporan kerja praktik ini
adalah membahas proses pembuatan rangka pada mesin pencacah plastik.

1.4 Tujuan

Tujuan dari kerja praktik ini adalah :

1. Mengetahui proses produksi pembuatan rangka pada mesin pencacah


plastik.
2. Membuat rangka pada mesin pencacah plastik.
1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memahami lebih jelas laporan ini, maka materi-materi yang tertera pada
laporan kerja praktik ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika penyampaian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan pengamatan, Batasan
masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi analisis berbagai teori dan hasil penelitian yang relevan dengan
masalah yang akan diteliti.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang perbaikan dan penggantian beberapa kompenen pada
alat pencacah pelastik

BAB IV ANALISIS

Bab ini berisi tentang analisis penyusunan praktik kerja hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari
kesimpulan yang didapat.
BAB 2
TEORI DASAR
2.1 Definisi Alat Pencacah

Mesin pencacah plastik adalah mesin yang digunakan untuk mencacah wadah
plastik menjadi ukuran yang lebih kecil. Jenis plastik yang dicacah adalah botol
dan gelas plastik bekas minuman.

2.1 1 Jenis-jenis Alat Pencacah


Alat pencacah memiliki berbagai jenisnya, berikut jenis-jenis alat
pencacah, antara lain:

a. Crusher

Mesin pencacah plastik tipe crusher yang dirancang untuk


dapat memproses plastik khusus jenis PET menjadi bentuk cacahan
yang bisa memudahkan pengiriman. Pencacah plastik untuk
menjadi serpihan.

Gambar 2.1 Mesin Pencacah Tipe Crusher


(Sumber: Astro, 2021)
b. Shredder

Alat pencacah jenis Shredder memiliki fungsi untuk


menghancurkan dokumen seperti kertas, CD, Kartu kredit.
Gambar 2.2 Alat Pencacah Tipe Shredder
(Sumber: Arotech, 2021)
c. Cutter

Mesin pencacah Cutter adalah mesin yang digunakan untuk


memotong kayu. Tidak hanya kayu saja, berbagai macam batang
dan daun juga dapat dipotong dengan mudahnya menggunakan alat
ini. Sistem kerja yang digunakan adalah sistem cacah dengan pisau
bergerak dan kayu atau batang dimasukan secara manual.

Gambar 2.3 Alat Pencacah Tipe Cutter


(Sumber: Centro Mesin, 2016)
2.1.2 Komponen Mesin Pencacah

Pada umumnya alat pencacah memiliki komponen umum antara lain


adalah sebagai berikut.

a. Pisau Pencacah

Komponen ini merupakan komponen utama yang digunakan


untuk memotong atau mengoyak benda yang akan diparut.
Didesain untuk memberikan tegangan yang lebih besar dari
tegangan akhir benda agar benda tersebut dapat dipotong.

Gambar 2.4 Pisau Pencacah Plastik


(Sumber : Mesin, 2018)
b. Motor Penggerak

Digunakan sebagai penggerak poros, ini akan menjadi sumber


penggerak utama untuk menggerakkan pemotong dan porosnya.
Pemilihan motor sangat diperlukan karena akan mempengaruhi
kecepatan poros dan daya yang digunakan, sehingga perlu
dilakukan perhitungan daya yang dibutuhkan.
Gambar 2.5 Motor Penggerak

(Sumber : Repository, 2018)


c. Poros

Poros merupakan bagian shredder yang berbentuk batang


silinder, dan fungsinya untuk menyalurkan tenaga saat motor
berputar ke shredder. Tenaga biasanya disalurkan melalui sabuk,
roda gigi, dan rantai. Oleh karena itu, poros dikenakan beban
torsional dan tekan, sehingga timbul tegangan geser pada
permukaan poros akibat momen torsional, dan tegangan yang
ditimbulkan akibat momen lentur tersebut.

Gambar 2.6 Poros


(Sumber : Maretard, 2016)
d. Sistem Transmisi Sabuk dan Puli

Sabuk adalah bahan yang lembut dan melingkar yang dapat


digunakan sebagai sumber penggerak yang efektif dan distribusi
tenaga tanpa ujung untuk menghubungkan dua poros yang berputar
secara mekanis. Puli merupakan komponen yang berfungsi sebagai
dudukan untuk transmisi sabuk yang akan dihubungkan pada motor
listrik dan poros penggerak pisau pencacah.

Gambar 2.7 Sabuk dan Puli


(Sumber : Tenik Mesin Manufaktur, 2021)
e. Bantalan (Bearing)

Bearing merupakan bagian dari elemen mesin yang menopang


poros beban, sehingga putaran atau putaran bergantian dapat
dilakukan dengan aman dan lancar, serta memiliki umur
pemakaian yang lama. Bantalan dapat diklasifikasikan menurut
pergerakan bantalan relatif terhadap poros, yaitu bantalan geser dan
bantalan gelinding. Pada saat yang sama, itu dapat dibagi menjadi
bantalan radial, bantalan aksial dan bantalan gelinding khusus
sesuai dengan arah beban.

Gambar 2.8 Bantalan (Bearing)


(Sumber : Indiamart, 2020)
f. Rangka
Berfungsi untuk menyangka atau menahan mekanisme alat
pencacah agar tetap berdiri. Profil materialnya dapat menggunakan
besi hollow.

Gambar 2.9 Rangka


(Sumber : Media neliti, 2014)
g. Casing

Casing merupakan bagian dari mesin yang berfungsi sebagai


pelindung komponen-komponen dari mesin itu sendiri. Selain itu
casing biasanya digunakan sebagai sarana pelindung bagi penguna
mesin dari bahaya kecelakaan kerja dari bagian-bagian mesin yang
berbahaya. Casing sering terbuat dari baja yang memiliki ketebalan
yang tipis atau sering disebut dengan pelat baja.

Gambar 2.10 Casing


(Sumber : Astro, 2021)
2.2 Proses Produksi

Proses produksi merupakan Kegiatan mengubah material atau bahan baku


menjadi suatu produk yang sudah dapat digunakan konsumen atau yang biasa
disebut produk jadi (finished goods) atau produk setengah jadi (semi-finished
product).

2.2.1 Proses Pemesinan

Proses pemesinan adalah sebuah proses produksi dengan menggunakan


mesin perkakas dengan memanfaatkan Gerakan relative antara pahat dengan
benda kerja sehingga menghasilkan suatu produk sesuai dengan hasil geometri
yang diinginkan. Pada umumnya benda yang akan dikerjakan pada proses
pemesinan adalah berasal dari proses sebelumnya seperti casting (penuangan),
heatreatment dan lain-lain. (Widarto, 2008).

a. Gerinda

Proses penggilingan merupakan proses pengikisan, penajaman,


penggilingan atau pemotongan menggunakan batu gerinda yang
diputar dengan alat penggiling.

Fungsi dari proses gerinda adalah :

1. Memotong benda kerja dengan ketebalan yang relatif tidak


tebal.
2. Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja.
3. Sebagai proses akhir (finishing) pada benda kerja.
4. Membentuk profil benda kerja.

Kelebihan dari proses ini yaitu dapat menghasilkan permukaan


yang halus, dapat mengerjakan benda-benda yang telah dikeraskan
(hardening), dan dapat mengerjakan benda kerja dengan tuntutan
ukuran yang sangat presisi. Namun tetap saja proses gerinda
memiliki kekurangan antara lain pemakanan yang harus kecil agar
batu gerinda tidak rusak dan waktu pengerjaan yang relatif lama.
2.2.2 Proses Penyambungan

Penyambungan adalah suatu proses yang dilakukan untuk menyambung 2


(dua) bagian logam atau lebih baik logam yang sejenis maupun tidak
sejenis. Penyambungan bagian– bagian logam ini dapat dilakukan dengan
berbagai macam metoda sesuai dengan kondisi dan bahan yang digunakan.

1. Proses Pengelasan

Las artinya menghubungkan dengan membakar (besi dll). Pengelasan


juga berarti bahwa proses menyambung dua buah logam dengan atau tanpa
tekanan dan dengan atau tanpa filler adalah sama atau berbeda dengan
peleburan. Prinsip kerja dari proses pengelasan busur yaitu listrik yang
berbeda muatan dialirkan ke dua benda, dimana benda yang satu adalah
benda kerja yang akan disambung lalu dialirkan listrik bermuatan negatif,
dan benda lainnya yaitu elektroda yang digunakan sebagai filler dialirkan
listrik bermuatan positif. Ketika kedua benda tersebut bertemu maka akan
menghasilkan busur las yang dapat melelehkan elektroda dan benda kerja
secara bersamaan sehingga dapat membuat sambungan yang tetap.

1. Proses Pengelasan Busur (Las)

Proses Pengelasan Busur yaitu proses yang memanfaatkan


busur listrik yang dapat berupa elektroda dan benda kerja atau
elektroda dan elektroda untuk mengelas logam dasar. (Singh,
2006)

Prinsip kerja dari proses pengelasan busur yaitu listrik yang


berbeda muatan dialirkan ke dua benda, dimana benda yang satu
adalah benda kerja yang akan disambung lalu dialirkan listrik
bermuatan negatif, dan benda lainnya yaitu elektroda yang
digunakan sebagai filler dialirkan listrik bermuatan positif.
Ketika kedua benda tersebut bertemu maka akan menghasilkan
busur las yang dapat melelehkan elektroda dan benda kerja
secara bersamaan sehingga dapat membuat sambungan yang
tetap.
Jenis – jenis pengelasan busur antara lain:

 Shielded Metal Arc Welding


 Gas Tungsten Arc Welding
 Gas Metal Arc Welding
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir

Mulai

 Desain Gambar
Teknik Produk

Proses Pemotongan

Proses Pengelasan

Proses Pengecatan
TIDAK

Quality control:
Dimensi
Perancangan
Rangka

IYA

Analisis

SELESAI
Berikut merupakan penjelasan secara umum langkah – langkah yang
dilakukan agar tujuan dalam penelitian ini dapat tercapai.
1. Desain Gambar Teknik Produk
Desain gambar teknik dari pembuatan ini diperlukan sebagai data untuk
menganalisa tahapan proses produksi dari produk ini. Maupun data yang
dibutuhkan berupa bentuk dan dimensi sebagai acuan proses produksi.
Gambar teknik dapat dilihat pada halaman berikutnya.

2. Proses Pemotongan
Proses pemotongan untuk memotong bahan menjadi ukuran yang di
inginkan.
3. Proses pengelasan
Proses ini bertujuan menyambugkan komponen yang sat uke komponen
yang lainnya.
4. Proses Pengecatan
Proses ini bertujuan untuk mengurangi korosi pada bahan tersebut.
5. Analisis
Analisis alat pencacah batang tembakau setelah melakukan proses
pengujian.

3.2 Desain Gambar

Desain gambar teknik dari pembuatan ini diperlukan sebagai data untuk
menganalisa tahapan proses produksi dari produk ini. Maupun data yang
dibutuhkan berupa bentuk dan dimensi sebagai acuan proses produksi.
Gambar teknik dapat dilihat pada halaman berikutnya.
3.3 Proses Pembuatan Rangka

NO KOMPONEN RAW PROSES


MATERIAL
1 Baja Hollow Gerinda
tangan & LAS
SMAW

Dalam pembuatan rangka dilakukan berdasarkan perencanaan produksi


yang telah dibuat sebelumnya yang meliputi penentuan parameter proses
pemesinan dan lembar kerja proses sebagai prosedur urutan proses pengerjaanya.
Berikut ini adalah urutan proses pembuatan komponen berdasarkan urutan
tahapan pengerjaanya.
Pada pembuatan rangka, material yang dibutuhkan berupa batang baja
square hollow berdimensi 5 x 5 cm dengan ketebalan 3 mm. Langkah proses
produksi dijelaskan pada diagram berikut.

Proses Proses Proses


Pengukuran Pemotongan Pengelasan

Gambar Diagram Proses Produksi


a) Proses pemotongan

Disini besi hollow digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan rangka
sebagai penampang alat nya tersebut. Besi hollow yang tersedia memiliki ukuran
panjang seperti yang ditunjukan oleh tabel berikut.
Tabel 4.2 Besi hollow yang tersedia :
NO Panjang besi hollow (mm) Jumlah
1 1100 6
2 700 10
3 300 3
4 250 5

Besi hollow yang tersedia lalu di potong-potong sesuai ukuran yang diperlukan,
berdasarkan pada hasil rancangan. Proses pemotongan besi hollow dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.31 Proses pemotongan besi hollow

Proses pemotongan besi-besi hollow menggunakan gerinda tangan dengan batu


gerinda potong.
b) Proses pengelasan

Setelah pemotongan besi-besi hollow yang sudah sesuai dengan ukuran,


lalu besi hollow tersebut disambung dengan menggunakan mesin las
SMAW pada setiap besi nya. Parameter yang pengelasan nya yaitu :
• Jenis Pengelasan : Las SMAW
• Material Benda Kerja : Baja
• Elektroda : E6013 Ø2,6 mm
• Arus : 40 - 80 A
Pada gambar diatas telah dilakukan pengelasan pada besi hollow untuk membuat
rangka yang menjadi penampang dari alat nya.

c. Proses Pengecatan
Lalu setelah proses pengelasan selesai, rangka tersebut masuk ke proses
pengecatan agar mengurangi korosi dari bahan tersebut.
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa
1. kaki-kaki tidak rata karena pengukuran kurang tepat.
2. Proses pengelasan tidak rata karena tidak melakukan proses gerinda.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai