Anda di halaman 1dari 15

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bor (Drill Machine)

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakannya memutarkan alat

pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut

(pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi menghasilkan

lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong

berputaryang disebut bor dan memiliki fungsi untuk membuat lubang, membuat

lobang bertingkat, membesarkan lobang dan Chamfer. Pada umumnya mesin bor

digunakan untuk pembuatan lubang pada benda kerja, oleh karena itu mesin bor

sangat penting untuk proses pengetappan atau proses pembuatan ulir

dalam(Danar, 2006).

Menurut Joko Waluyo (2005), proses pengeboran adalah proses

permesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya

di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor. Proses pengeboran

dimaksudkan sebagai proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata

bor (twist drill) . Sedangkan proses bor (boring) adalah proses meluaskan atau

memperbesar lubang yang bisa dilakukan dengan batang bor (boring bar) yang

tidak hanya dilakukan pada mesin drilling, tetapi bisa dengan mesin bubut, mesin

frais, atau mesin bor.

Sedangkan menurut Hendra (2005), proses pengeboran merupakan proses

permesinan yang paling digunakan setelah proses bubut, karena hampir semua

5
6

komponen dan produk permesinan mempunyai lubang. Gerak makan dan gerak

potong pada proses pengeboran dilakukan oleh pahat bor. Pahat bor mempunyai

dua mata potong dan melakukan gerak potong karena diputar oleh spindle mesin

bor. Putaran spindle dan gerak makan dapat dipilih dari beberapa tingkat putaran

dan gerak makan yang tersedia pada mesin.

2.2 Bagian – Bagian Mesin Bor (Drill Machine)

Setiap jenis mesin bor (Drill Machine) memiliki komponennya masing –

masing. Pada penelitian ini akan di bahas jenis mesin bor duduk tipe Orange

Heavy Duty MD-16 . Berikut komponennya :

2.2.1. Bagian – Bagian Utama Mesin Bor (Drill Machine)

1. Dudukan(Base)

Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor. Base

terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut. Dalam pengeboran

akan terjadi getaran, jika pemasangan dudukan atau base ini tidak kuat, maka

getaran tersebut akan membuat keakurasian dalam pengeboran berkurang, maka

pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan pengeboran

akibat dari getaran yang terjadi. Seperti terlihat pada gambar 2.1.
7

Gambar 2.1. Dudukan (base)


(mikuengineer, 2018)

2. Tiang (Column)

Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk menyangga bagian-bagian

yang digunakan untuk proses pengeboran. Column berbentuk silinder yang

mempunyai alur atau rel untuk jalur gerak vertikal dari meja kerja. Seperti terlihat

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Tiang (Column)


(mikuengineer, 2018)
8

3. Meja (Table)

Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.

Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk mengakomodasi ketinggian

pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke kiri dan ke kanan dengan sumbu

poros pada ujung yang melekat pada tiang (column). Untuk meja yang berbentuk

lingkaran bisa diputar 360º dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu

dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan

yang dibutuhkan.Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum

yang diletakkan di atas meja. Seperti terlihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.3. Meja (Table)


(mikuengineer, 2018)

4. Mata Bor (Drill Chuck)

Adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor yang

paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya yang baik,

penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang berbentuk sekrup,

sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa
9

mengubah diameter bor. Bidang–bidang potong bor spiral tidak radial tetapi

digeser sehingga membentuk garis-garis singgung pada lingkaran kecil yang

merupakan hati bor. Seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4. Mata Bor (Drill Chuck)


(prismaindonesia, 2018)

5. Spindle

Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang atau

mencekam mata bor. Seperti terlihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5.Spindle
(mikuengineer, 2018)
10

6. Spindle Head

Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor

dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk proses

pengeborannya. Seperti terlihat pada gamar 2.6.

Gambar 2.6. Spindle Head


(mikuengineer, 2018)

7. Drill Feed Handle

Handle untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke benda

kerja (memakankan). Seperti terlihat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7.Drill Feed Handle


(mikuengineer, 2018)
11

8. Kelistrikan

Mesin bor menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya. Motor

listrik harus dilengkapi dengan kabel penghubung, kabel power, saklar on/off,

lampu indikator serta saklar pengatur kecepatan. Seperti terlihat pada gambar 2.8.

Gambar 2.8. Kelistrikan Mesin Bor


(mikuengineer, 2018)

2.2.2. Alat Bantu Mesin Bor

1. Ragum

Ragum digunakan untuk mencekam benda kerja pada saat akan di bor.

Seperti terlihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9. Ragum


(ivanirsyad, 2014)
12

2. Kunci Mata Bor

Kunci mata bor digunakan untuk melepaskan dan mengencangkan mata bor.

Seperti terlihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.10. Kunci Mata Bor


(amazon, 2018)

3. Boring Head

Boring Head digunakan untuk memperbesar lubang baik yang tembus

maupun yang tidak tembus. Seperti terlihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11.Boring Head


(chestermachinetools, 2017)
13

2.3 Fungsi Mesin Bor

2.3.1. Pembuatan Lubang

Yaitu mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk membuat lubang.

2.3.2. Pembesaran Lubang

Yaitu mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki lubang

sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.

2.3.2. Chamfer

Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari sebuah

bentuk silindris. Chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada

beberapa macam penggunaan, antara lain :

1) Chamfer untuk membersihkan chip / bram.

2) Chamfer untuk pembuatan ulir.

3) Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.

4) Chamfer untuk dudukan paku keling.

2.4 Perawatan Mesin Bor

Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan

perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan

untuk mesin bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.

2. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan.

3. Lepaskan mata bor dengan benar setelah mesin digunakan

4. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.


14

5. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.

6. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat.

7. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai

operasi.

8. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.

2.5 Media Pendingin

Secara umum coolant adalah media pendingin yang digunakan untuk

mendinginkan benda kerja dan alat potong pada saat proses permesinan.

Digunakan pula untuk melumasi alat potong sehingga memiliki umur pakai yang

lebih lama.Pelumas bertujuan untuk mengurangi seminimal mungkin terjadinya

pergesekan dan penyerapan panas yang ditimbulkan oleh pergesekan antara

bagian-bagian mesin yang saling bergesek (Daryanto, 2004).

Apabila penggunaan coolant tidak dilakukan maka pengendapan kotoran

yang terlalu banyak berpotensi akan merusak benda kerja, sehingga menyebabkan

arus pendinginan mesin atau pahat terganggu. Bila hal ini terjadi, mesin mudah

panas dan memicu mogok ataupun bisa saja rusak. Rentetan masalah lebih krusial

pada mesin bisa terjadi.

Di dalam proses permesinan, kita juga harus mengenal fungsi dari coolant,

Fungsi dari coolant secara umum adalah sebagai berikut:

1. Menurunkan temperatur pahat pada saat pemotongan / Drilling.

2. Menurunkan gaya potong.

3. Memperpanjang umur pahat.


15

4. Melumasi elemen pembimbing (ways).

5. Memperhalus atau memperbaiki kualitas permukaan benda kerja.

6. Membersihkan geram dari bidang geram pada saat proses pemotongan.

7. Proteksi korosi pada permukaan benda kerja yang baru terbentuk.

Dromus oil adalah minyak mineral hasil penyulingan dan aditif. Dalam

pengerjaan pemesinandromus oil berperan melindungi logam dari karat. Dromus

oil mempunyai kelarutan tingkat tinggi terhadap air sehingga dapat diemulsikan

dengan rasio air:dromus oil biasanya 20:1 sampai 40:1 dengan demikian

memungkinkan dimanfaatkan sebagai pendinginan pada pengerasan baja

(Zainuddin,2013).

Cutting Oil (dromus) untuk pengerjaan pemotongan logam dan metal yang

dapat larut dalam air yang dapat membentuk emulsi stabil. Karakteristik

penyerapan panas yang baik dari produk ini memberikan penyejukan yang unggul

untuk beraneka ragam proses pengerjaan logam ( khususnya bubut dan Drilling)

dan dapat diaplikasikan untuk pemotongan gelas kaca. Cutting Oil (dromus)

direkomendasikan untuk operasi-operasi pemotongan tugas ringan hingga kasar

pada segala jenis logam non-besi maupun logam besi kecuali magnesium.

Penambahan cutting oil (dromus) akan bermanfaat pada pemotongan,

penggergajian, pembuatan lobang (drilling),milling,pembubutan dan menghalusan

lubang sangat ideal dikarenakan sifat pembasahan dan penyejukannya yang baik.

Seperti terlihat pada gambar 2.12.


16

Gambar
2.12.Dromus
(medanteknik, 2016)

2.6 Baja

Baja didefinisikan suatu campuran dari besi dan karbon, dimana unsur

karbon (C) menjadi dasar campurannya. Disamping itu baja mengandung unsur

campuran lainnya seperti sulfur (S) 0,05%, fosfor (P) 0,5%, silikon (Si) 0,1-

0,3%,mangan (Mn) 1% dan kandungan karbon sekitar 0,1 - 1,7 % sedangkan

unsur lainnya dibatasi khusus (Amanto,1999:22). Menurut kandungan karbonnya

(C) baja karbon diklasifikasikan menjadi menjadi tiga macam :

2.6.1. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah merupakan bukan baja yang keras karena kadar

karbonnya sedikit. Baja ini disebut baja ringan (mild steel) atau baja perkakas

yang mengandung karbon kurang dari 0,3%. Baja ini dapat dijadikan mur, baut,

ulir sekrup dan lain-lain (Amanto, 1999:33).


17

2.6.2. Baja Karbon Sedang

Baja karbon sedang merupakan baja dengan kandungan karbon 0,3– 0,6%,

cukup keras dibandingkan dengan baja karbon rendah. Baja ini memungkinkan

untuk dikeraskan sebagian dengan pengerjaan panas (heattreatment) yang sesuai.

Baja karbon sedang digunakan untuk roda gigi, poros engkol, ragum dan

sebagainya (Amanto, 1999:33).

2.6.3. Baja Karbon Tinggi

Baja karbon tinggi mempunyai kandungan karbon 0,6–1,5%, baja ini

sangat keras namun keuletannya rendah, biasanya digunakan untuk alat potong

seperti gergaji, pahat, kikir dan lain sebagainya. Karena baja karbon tinggi sangat

keras, maka jika digunakan untuk produksi harus dikerjakan dalam keadaan panas

(Amanto, 1999:33).

2.7 Baja ST 37

Baja ST 37 banyak digunakan untuk kontruksi umum karena mempunyai

sifat mampu las dan kepekan terhadap retak las. Baja ST 37 adalah berarti baja

yang mempunyai kekuatan tarik antara 37 kg/mm2 sampai 45kg/mm2. Kekuatan

tarik ini adalah maksimum kemampuan sebelum material mengalami patah.

Kekuatan tarik yield (σy) baja harganya dibawah kekuatan tarik maksimum. Baja

pada batas kemampuan yield merupakan titik awal dimana sifatnya mulai berubah

dari elastis menjadi plastis. Perubahan sifat material baja tersebut pada kondisi

tertentu sangat membahayakan fungsi konstruksi mesin. Kemungkinan terburuk


18

konstruksi mesin akan mengalami kerusakan ringan sampai serius. Kepekaan

retak yang rendah cocok terhadap proses las dan dapat digunakan untuk

pengelasan plat tipis maupun plat tebal.

Kualitas daerah las hasil pengelasan lebih baik dari logam induk. Baja ST

37 dijelaskan secara umum merupakan baja karbon rendah,disebut juga baja

lunak, banyak sekali digunakan untuk pembuatan baja batangan,tangki,

perkapalan, jembatan, menara, pesawat angkat dan dalam permesinan. Pada

pengelasan akan terjadi pembekuan laju las yang tidak serentak, akibatnya timbul

tegangan sisa terutama pada daerah HAZ (Heat Affected Zone) dan las. Tegangan

sisa dapat diturunkan dengan cara pemanasan pasca las pada daerah tersebut, yang

sering disebut post heat.

2.8 Persiapan Alat Pelindung Diri (APD)

1. Helm digunakan untuk melindungi kepala dari benturan benda kerja.

2. Masker digunakan untuk melindungi pernafasan dari debu maupun udara

kotor.

3. Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan dari bahan kimia

ataupun benda runcing dan tajam.

4. Kacamata Safety digunakan untuk melindungi mata dari bahaya loncatan

benda tajam, debu, partikel-partikel kecil, mengurangi sinar yang

menyilaukan serta percikan bahan kimia.

5. Sepatu Safety digunakan untuk untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda,

benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja.


19

6. Wearpack digunakan sebagai pelindung tubuh dari percikan bahan kimia

maupun partikel – parikel kecil seperti gram.

Gambar 2.13. Alat Pelindung Diri


(kelair, 2009)

Anda mungkin juga menyukai