Anda di halaman 1dari 25

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019

BAB IV
MESIN BUBUT

4.1 Pengertian Mesin Bubut


Mesin Bubut merupakan suatu mesin perkakas yang
digunakan untuk memotong benda yang diputar. Bubut sendiri
adalah suatu proses pemakanan benda kerja yang sayatannya
dilakukan dengan cara memutar benda kerja kemudian
dikenakan pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar
dengan sumbu. (Santoso, 2013)
Mesin perkakas ini memiliki karakteristik untuk membuat
benda kerja atau produk silinderis. Prosesnya benda kerja
terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang
pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja diputar
dengan kecepatan sesuai perhitungan. Berikut ini adalah gambar
4.1 Mesin Bubut. (Sumbodo, 2008)

Gambar 4.1 Mesin Bubut

4.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut


Prinsip kerja mesin bubut yaitu mesin bubut yang
membutuhkan energi listrik terhubung dengan sumber arus
listrik dari AC berubah menjadi DC kemudian arus listrik mengalir
ke mesin untuk menghidupkan mesin setelah mesin hidup benda

IV-1
IV-2

kerja yang berputar, sedangkan pisau bubut bergerak


memanjang dan melintang, dengan gerakan pahat sejajar
terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan
membuang permukaan luar benda kerja, dari kerja ini dihasilkan
sayatan dan benda kerja yang umumnya simetris.
Fungsi mesin bubut pada prinsipnya sama dengan mesin
bubut lainnya yaitu untuk membubut muka (facing), rata lurus
(bertingkat), tirus, alur, ulir, bentuk, mengebor, memperbesar
lubang, memotong dan lainnya. Prinsip kerja pada mesin bubut
dapat diketahui pada gambar 4.2 sebagai berikut: (Widarto,
2008)

Gambar 4.2 Prinsip Kerja Mesin Bubut

4.3 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut


Mesin bubut sendiri terdiri dari beberapa bagian yang
berguna untuk penggunaan secara maksimal dan bagian-bagian
tersebut harus standar. Bagian-bagian mesin bubut beserta
keterangan yang pada umumnya diketahui dari gambar 4.3
antara lain adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 Bagian-bagian Mesin Bubut


Keterangan:

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-3

1. Handle untuk membalikkan arah perputaran paksi utama.


2. Tuas untuk menggerakkan paksi utama.
3. Poros potong bubut atau sekrup hantar.
4. Chuck cakar tiga.
5. Handle untuk kunci mur.
6. Pemegang pahat.
7. Eretan atas.
8. Senter dalam kepala lepas.
9. Eretan melintang.
10. Alas mesin (landas eretan).
11. Kepala lepas.
12. Roda tangan untuk memindahkan kepala lepas.
13. Tuas untuk mengatur jumlah perputaran poros utama.
14. Tuas untuk poros utama.
15. Roda tangan untuk memindahkan support.
16. Lemari kunci.
17. Tuas untuk menjalankan catu awal lewat poros utama.
18. Poros Utama

4.4. Perlengkapan Mesin Bubut


Mesin bubut dalam meningkatkan kapasitas produksi serta
efisiensi kerjanya, mesin bubut memiliki perlengkapan alat
pembubutan, perlengkapan mesin bubut pada umumnya
digunakan untuk menyesuaikan jenis pengerjaan benda kerja.
Berikut ini diuraikan macam-macam perlengkapan mesin bubut
antara lain.

4.4.1 Pelat Cekam


Pelat Cekam atau Chuck digunakan untuk mengikatkan
benda kerja pada mesin bubut. Jenis alat ini apabila dilihat dari

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-4

gerakan rahangnya dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu, cekam


sepusat (self centering chuck) dan cekam tidak sepusat
(independent chuck). Berikut ini adalah Gambar 4.4 Pelat Cekam.
(Mursidi, 2013)

Gambar 4.4 Pelat Cekam

4.4.2 Pelat Pembawa


Jenis pelat pembawa ada dua yaitu, pelat pembawa
permukaan bertangkai (driving plate) dan pelat pembawa
permukaan rata (face plate). Konstruksi pelat pembawa
berbentuk bulat dan pipih, berfungsi untuk memutar pembawa
(lathe-dogs) sehingga benda kerja yang terikat akan ikut
berputar bersama spindel mesin. Berikut ini adalah Gambar 4.5
Pelat Pembawa. (Mursidi, 2013)

Gambar 4.5 Pelat Pembawa

4.4.3. Senter

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-5

Senter mesin bubut adalah salah satu perlengkapan mesin


bubut yang berfungsi untuk mendukung benda kerja dengan
tujuan agar mendapatkan kepusatan dan kesumbuan yang baik,
di antaranya digunakan pada saat proses pembubutan benda
kerja yang berukuran panjang dan pembubutan di antara dua
senter. Terdapat berbagai macam alat pendukung mesin bubut
terutama senter, senter sendiri mempunyai dua jenis pada mesin
bubut yaitu: (Mursidi, 2013)
1. Senter berputar
Senter berputar adalah jenis senter yang posisi ujung senternya
selalu berputar pada saat digunakan pada benda kerja.
2. Senter Biasa
Senter biasa adalah jenis senter yang posisi ujung senternya
diam tidak berputar pada saat digunakan pada benda kerja.
Berikut ini Gambar 4.6 Senter mesin bubut.

Gambar 4.6 Senter

3. Penyangga
Penyangga digunakan untuk menyangga benda kerja yang
panjang dan berdiameter kecil guna menahan getaran pada
waktu pengerjaan serta posisi benda kerja tetap lurus segaris
sumbu. Penyangga ada dua macam, yaitu penyangga jalan
(follower rest) yang terletak di sebelah kanan maupun kiri
rangka eretan melintang, penyangga tetap (steady rest) yang

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-6

terletak pada rangka mesin di antara headstock dan tailstock.


Berikut ini adalah Gambar 4.9 Penyangga. (Sumbodo, 2008)

Gambar 4.9 Penyangga


4. Kollet
Kollet atau Collet merupakan modifikasi penjepit standar yang
digunakan untuk memegang kuat benda kerja yang
dihubungkan dengan spindel, sehingga distribusi tekanan
lebih merata. Collet juga bertujuan untuk mengurangi resiko
kerusakan benda kerja yang diproses dengan mesin bubut.
Collet juga digunakan untuk benda kerja yang berdimensi
relatif kecil dan). pembubutan presisi. Collet mempunyai
bermacam bentuk, ada yang berbentuk bulat (round collet),
persegi (square collet), dan berbentuk segi enam (hexagon
collet). Berikut ini adalah Gambar 3.12 Collet. (Mursidi, 2013)

Gambar 4.12 Collet


5. Pahat Bubut
Umumnya pahat bubut dibagi menjadi dua, yaitu pahat bubut
luar yang digunakan untuk mengikis, menghaluskan, dan
pekerjaan rata, dan pahat bubut dalam yang digunakan untuk
mengikis dan menghaluskan lubang bor. Secara lebih lengkap,

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-7

jenis-jenis pahat bubut menurut fungsinya ada 4 macam yaitu


pahat bubut yaitu: (Mursidi, 2013)
a. Pahat Bubut Jalan
Pahat jenis ini digunakan untuk membentuk profil alur
pada permukaan benda kerja, bentuk tergantung dari
pahat alur yang digunakan.
b. Pahat Bubut Potong
Pahat jenis ini digunakan khusus untuk memotong suatu
benda kerja hingga ukuran panjang tertentu.
c. Pahat Bubut Muka
Pahat bubut jenis ini yang digunakan untuk membubut
pada permukaan benda kerja. Sistem kerjanya adalah
dengan menggerakkan dari tengah benda kerja kearah
keluar atau sebaliknya tergantung dari arah putarannya.
d. Pahat Bubut Ulir
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat ulir pada
permukaan benda kerja, baik pembuatan ulir dalam
maupun ulir luar.

Gambar 4.6 Jenis-jenis Pahat

6. Mandrel
Mandrel merupakan alat bantu pencekam yang ditempatkan
pada benda kerja secara konsentrik yang digunakan misalnya
pada pembubutan pulley dan roda gigi. Dibawah ini
merupakan Gambar 4. Mandrel. (Suharno, 2013)

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-8

Gambar 4. Mandrel

7. Kartel
Kartel digunakan untuk membuat alur-alur kecil pada benda kerja
supaya tidak licin apabila dipegang dengan tangan, misalnya pada
pemegang-pemegang. Kartel biasanya berbentuk lurus (straight),
segi empat (cross) dan belah ketupat (diamond). Pemasangannya
seperti pemasangan pahat. Berikut ini merupakan Gambar 4.10
Kartel. (Sumbodo, 2008)

Gambar 4.10 Kartel

4.5. Macam-Macam Mesin Bubut


Mesin bubut konvensional dibagi dalam beberapa kategori,
yaitu: mesin bubut ringan, mesin bubut sedang, mesin bubut
standar, dan mesin bubut berat. Dikatakan konvensional karena
untuk membedakan dengan mesin-mesin yang dikontrol dengan
komputer (Computer Numerically Controlled) ataupun kontrol
numerik (Numerical Control) dan karena jenis mesin
konvensional mutlak diperlukan keterampilan manual dari
operatornya. Kelompok mesin bubut konvensional juga terdapat

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-9

bagian-bagian otomatis dalam pergerakannya bahkan juga ada


yang dilengkapi dengan layanan sistem otomatis, baik yang
dilayani dengan sistem hidraulik, pneumatik, ataupun elektrik.
Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena tidak
sedikit mesin bubut konvensional yang dipergunakan untuk
mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada
industri perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-
baling kapal yang diameternya mencapai 1.000 mm. Berikut
penjelasan dari jenis-jenis mesin bubut konvensional. (Widarto,
2008)

4.5.1 Mesin Bubut Ringan


Mesin bubut ringan dapat diletakan di atas meja, dan
mudah dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, Benda kerjanya
berdimensi kecil (mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk
membubut benda-benda kecil dan biasanya dipergunakan untuk
industri rumah tangga (home industri). Panjangnya mesin
umumnya tidak lebih dari 1200 mm, dan karena bebanya ringan
dapat diangkat oleh satu orang. Berikut ini adalah Gambar 4.2
Mesin Bubut Ringan (Santoso, 2013).

Gambar 4.2 Mesin Bubut Ringan

4.5.2 Mesin Bubut Sedang

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-10

Jenis mesin bubut sedang dapat membubut diameter


benda kerja sampai dengan 200 mm dan panjang sampai dengan
100 mm cocok untuk industri kecil atau bengkel-bengkel
perawatan dan pembuatan komponen. Umumnya digunakan
pada dunia pendidikan atau pusat pelatihan, karena harganya
terjangkau dan mudah dioperasikan. Berikut adalah Gambar 4.3
Mesin Bubut Sedang (Santoso, 2013).

Gambar 4.3 Mesin Bubut Sedang

4.5.3 Mesin Bubut Standar


Jenis mesin bubut mesin bubut standar disebut sebagai
mesin bubut standar karena di samping memiliki komponen
seperti pada mesin ringan dan sedang juga telah dilengkapi
berbagai kelengkapan tambahan yaitu keran pendingin, lampu
kerja, bak penampung beram dan rem untuk menghentikan
mesin dalam keadaan darurat. Berikut adalah Gambar 4.4 Mesin
Bubut Standar (Santoso, 2013).

Gambar 4.4 Mesin Bubut Standar

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-11

4.5.4 Mesin Bubut Berat


Mesin bubut berat digunakan untuk proses pengerjaan
berat dan digunakan pada industri skala besar. Berikut ini mesin
bubut yang termasuk kedalam jenis mesin bubut berat antara
lain: (Sumbodo, 2008)
1. Mesin Bubut Beralas Panjang
Mesin bubut beralas panjang mempunyai alas yang
panjangnya mencapai 5 sampai dengan 7 meter dengan
diameter cekam sampai dengan 2 meter sehingga cocok
untuk industri besar dan membubut diameter benda yang
besar misalnya poros balingbaling kapal, menyelesaikan hasil
cetakan roda mesin pengeras jalan (wheel vibrator), roda-roda
puli yang besar dan sebagainya.

Gambar 4. Mesin Bubut Beralas Panjang


2. Mesin Bubut Lantai
Mesin bubut lantai mempunyai kegunaan yang sama dengan
mesin mesin bubut beralas panjang, tetapi memilki kapasitas
lebih besar lagi sehingga pergerakan penjepit pahat, kepala
lepas dan pengikatan benda kerjanyapun harus dilakukan
dengan cara hidraulik, pneumatik ataupun elektrik. Demikian
pula pengikatan dan pelepasan benda kerjanya dibantu
dengan alat angkat sehingga mesin ini hanya digunakan
untuk industri mesin perkakas berskala besar.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-12

Gambar 4. Mesin Bubut Lantai

3. Mesin Bubut Lantai dengan Pengendali


Mesin bubut lantai dengan pengendali bagian-bagiannya
meliputi: panel kontrol penyetelan, panel kontrol pengerjaan,
soket segi enam untuk merubah kecepatan, handel
pelumasan dan pembersihan kepala lepas, kran untuk
pendingin, sarung penyetel pahat dalam, tuas kepala lepas,
panel kontrol eretan memanjang, panel kontrol eretan
melintang, panel kontrol kepala lepas, ulir pengikat kepala
lepas, handel pelumas, roda pengatur gerak memanjang, roda
pengatur gerak pemakanan, tuas penjepit pembawa dan roda
pengatur pemberhentian. Jenis mesin bubut ini sering
digunakan untuk membubut bakal roda-roda gigi yang besar
baik bakal roda gigi lurus maupun bakal roda miring.

Gambar 4. Mesin Bubut dengan Pengendali

4. Mesin Bubut tegak

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-13

Jenis mesin bubut tegak dilihat dari kontruksinya berbeda


dengan mesin bubut sebelumnya, karena letak kepala tetap
dan kepala lepasnya pada posisi tegak. Cekam kepala
tetapnya berada dibawah sedang kepala lepasnya berada
diatas, khususnya untuk keperluan produksi poros dengan
diameter relatif besar dan panjang.

Gambar 4. Mesin Bubut Tegak

5. Mesin Bubut dengan Enam Spindle Mendatar


Mesin bubut dengan enam spindel mendatar memiliki enam
spindel mendatar yang masing-masing dapat dipasang cekam
dan dibelakangnya dilengkapi dudukan sekaligus sebagai
pengarah masuknya bahan atau benda kerja, sehingga dapat
mencekam bahan yang memilki ukuran panjang. Pencekaman
dan majunya bahan serta pergantian posisi cekam dapat
dilakukan secara otomatis (sisitim hidrolik atau peneumatik)
sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memproduksi
produk secara massal yang memiliki ukuran dan bentuk yang
sama.
6. Mesin Bubut Tegak dengan Delapan Spindle
Mesin bubut dengan delapan spindle memiliki delapan spindel
posisi tegak yang masing-masing dapat dipasang cekam yang
berukuran besar. Prinsip kerjanya sama dengan mesin bubut
dengan enam spindel mendatar, hanya saja pemasangan

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-14

benda kerjanya pada posisi tegak. Karena memiliki ukuran


sepindel yang besar, sehingga jenis mesin ini sangat cocok
untuk produksi secara massal yang memiliki ukuran besar
tetapi memiliki ukuran tidak terlalu panjang.
7. Mesin Bubut Tegak Dengan Delapan Spindle Sistem Rotari
Mesin bubut dengan delapan spindel sistim rotary memiliki
delapan spindel posisi tegak yang masing-masing dapat
dipasang cekam yang berukuran besar. Prinsip kerjanya sama
dengan mesin bubut dengan enam spindel mendatar, namun
memilki kelebihan yaitu masuknya bahan (raw material) dan
keluarnya hasil produk dapat dilakukan secara otomatis
(sisitim hidrolik atau pneumatik). Sehingga prosesnya
produksinya bisa lebih cepat bila dibandingkan dengan mesin
bubut enam spindel mendatar.
8. Mesin Bubut Potong
Mesin bubut potong berfungsi untuk memotong benda kerja
khususnya kawat. Pemotongan dilakukan secara otomatis
sehingga jenis mesin ini sangat cocok untuk memotong kawat
secara massal yang memiliki ukuran panjang yang sama.
9. Mesin Bubut Ulir
Mesin bubut ulir berfungsi khusus untuk membuat batang ulir
luar (baut), kontruksinya hampir sama dengan mesin bubut
konvensional ukuran sedang. Karena mesin ini dikhususkan
untuk membuat ulir, sehingga sangat cocok untuk membuat
ulir luar secara massal yang memiliki ukuran panjang dan
jenis ulir yang sama.
10. Mesin Bubut Tipe Swiss
Mesin bubut ulir tipe Swiss juga khusus berfungsi untuk
membuat batang ulir luar (baut). Kontruksinya hamper sama
dengan mesin bubut turret. Karena mesin ini dikususkan

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-15

untuk membuat ulir, sehingga ini sangat cocok untuk


membuat ulir secara massal yang memiliki ukuran panjang
dan jenis ulir yang sama.
11. Mesin Bubut Turet
Mesin bubut turret berfungsi seperti halnya mesin bubut
konvensinal berukuran sedang, namun memilki dudukan alat
potong ada beberapa buah yang pergantian posisinya dapat
dilakukan dengan mudah (sistim mekanik, hidrolik atau
peneumatik). Jenis mesin ini pada umumnya memilki ukuran
yang relatif kecil, sehingga sangat cocok untuk memproduksi
produk secara massal yang memiliki ukuran kecil.

4.6. Jenis-Jenis Pembubutan


Pembubutan memiliki cara yang khusus untuk pengerjaan
yang berbeda. Masing-masing pengerjaan memiliki teknik
pembubutan tersendiri. Berikut adalah macam-macam
pembubutan. (Sumbodo, 2008)

4.6.1 Membubut Lurus


Pekerjaan membubut lurus untuk jenis pekerjaan yang
panjangnya relatif pendek, dapat dilakukan dengan pencekaman
langsung. Pekerjaan membubut lurus yang dituntut hasil
kesepusatan yang presisi, maka pembubutannya harus dilakukan
di antara dua senter. Pekerjaan membubut lurus untuk benda
yang panjang dan berdiameter kecil maka harus diperhatikan
beberapa hal pada Gambar 4. berikut ini. (Sumbodo, 2008)

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-16

Gambar 4. Proses Pembubutan Lurus


1) Benda kerja didukung dengan dua buah senter.
2) Gunakan penyangga, plat pembawa, dan pembawa bila benda
kerjanya panjang.
3) Pahat harus setinggi senter.
4) Pilih besarnya kecepatan putaran menggunakan rumus atau
menggunakan tabel.
5) Setel posisi pahat menyentuh benda kerja. Setel posisi pahat
pada batas ujung maksimum awal langkah pada dial eretan
memanjang posisi 0.
6) Pengukuran sebaiknya menggunakan alat ukur mesin itu
sendiri.
7) Gunakan pahat yang mempunyai sudut potong yang tepat.
8) Jalankan mesin dan perhatikan besarnya pemakanan serta
hasil penyayatannya.

4.6.2 Membubut Tirus


Membubut tirus serupa dengan membubut lurus hanya
bedanya gerakan pahat disetel mengikuti sudut tirus yang
dikehendaki pada eretan atas, atau penggeseran kepala lepas
atau dengan alat bantu taper attachment (perlengkapan tirus).
Pembubutan tirus dapat dilakukan dengan beberapa cara
diantaranya sebagai berikut: (Sumbodo, 2008)
1. Membubut Tirus dengan Memiringkan Eretan Atas
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas, dapat
dilakukan dengan mengatur/menggeser eretan atas sesuai

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-17

besaran derajat yang dikehendaki. Hal ini pergeseran eretan


atas dari posisi sejajar dengan senter mesin digeser/diputar
sebesar sudut yang dikehendaki. Pembubutan tirus dengan
cara ini hanya terbatas pada panjang titik tertentu (relatif
pendek), sebab tergantung pada besar kecilnya eretan atas
yang dapat digeserkan. Kelebihan pembubutan tirus dengan
cara ini dapat melakukan pembuatan tirus dalam dan luar,
juga bentuk-bentuk tirus yang besar, sedangkan
kekurangannya adalah tidak dapat dikerjakan secara
otomatis, jadi selalu dilakukan dengan tangan menunjukkan
besarnya cara pembubutan tirus dengan menggeser eretan
atas.

Gambar 4. Proses Pembubutan Tirus dengan Menggeser Eretan


Atas
2. Pergeseran Kepala Lepas
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas hanya
dapat dilakukan untuk pembubutan bagian tirus luar saja dan
kelebihannya dapat melakukan pembubutan tirus yang
panjang dengan perbandingan ketirusan yang kecil (terbatas).

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-18

Gambar 4. Proses Pembubutan Tirus dengan Pergeseran Kepala


Lepas
3. Membubut Tirus dengan Alat Bantu Tirus
Pembubutan dengan cara ini dapat diatur dengan memasang
perlengkapan tirus yang dihubungkan dengan eretan lintang.
Satu set perlengkapan tirus yang tersedia di antaranya busur
skala (plat dasar), alat pembawa, sepatu geser, baut pengikat
(baut pengunci), lengan pembawa.

Gambar 4. Proses Pembubutan Tirus dengan Alat Bantu Tirus

4.6.3 Membubut Ulir


Mesin bubut dapat dipergunakan untuk membubut ulir
luar/baut dan ulir dalam/mur dan dari sisi bentuk juga dapat
membuat ulir segitiga, segiempat, trapesium, dan lain-lain. Sisi
arah uliran jenis ulir ada yang arah ulirnya ke kanan (disebut ulir
kanan), dan ada yang arah ulirnya ke kiri (disebut ulir kiri). Arah
uliran ini dibuat sesuai kebutuhan ulir tersebut penggunaannya
untuk apa dan digunakan di mana, serta salah satu
pertimbangan lain yang tidak kalah pentingnya adalah arah gaya
yang diterima ulir tersebut. (Sumbodo, 2008)

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-19

Gambar 4. Proses Pembubutan Ulir

4.6.4 Membubut Alur


Pekerjaan memotong benda keras tinggi mata pahat
pemotongnya harus setinggi senter, bagian yang keluar dari
penjepit pahat harus pendek, kecepatan putaran mesin harus
perlahan-lahan (kerja ganda), bagian yang akan dipotong sedikit
lebih lebar dengan lebar mata pahatnya agar pahat tidak
terjepit.
Bendanya panjang boleh dijepit menggunakan senter
tetapi tidak boleh pemotongan dilakukan sampai putus,
dilebihkan sebagian untuk kemudian digergaji, atau dilanjutkan
dengan pahat tersebut tetapi tanpa didukung dengan senter, hal
ini untuk menghindari terjadinya pembengkokan benda kerja dan
patahnya pahat. (Widarto, 2008)

Gambar 4. Proses Pembubutan Alur

4.6.5 Membuat Kartel

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-20

Mengkartel pada mesin bubut adalah proses pembuatan


alur atau gigi melingkar pada bagian permukaan benda kerja
dengan tujuannya agar permukannya tidak licin pada saat
dipegang oleh tangan. Contohnya terdapat pada batang penarik,
tangkai 192 palu besi dan pemutar tap dan komponen lain yang
memerlukan pemegannya tidak licin. Bentuk/profil hasil hasil
pengkartelan akan mengikuti jenis katertel yang digunakan. ada
yang belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi
kartelnya. (Mursidi, 2013)

Gambar 4. Hasil Pembuatan Kartel

4.7. Parameter Proses Pembubutan


Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah
kecepatan putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan
kedalaman potong (depth of cut). Faktor yang lain seperti bahan
benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga memiliki pengaruh
yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah bagian
yang bias diatur oleh operator langsung pada Mesin Bubut.
(Widarto, 2008)

4.7.1 Kecepatan Putar (n)


Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan
sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar
dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute,

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-21

rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah


kecepatan potong (cutting speed atau v) atau kecepatan benda
kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja. Secara sederhana
kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda
kerja dikalikan dengan kecepatan putar, berikut ini rumus dari
kecepatan putar (n):

π .d.n
v= ….....................................
1000
.......(4.1)

Keterangan: V = kecepatan potong (m/menit)


d = diameter benda kerja (mm)
n = putaran benda kerja (putaran/menit)

4.7.2 Gerak Makan (f)


Gerak makan, f (feed), adalah jarak yang ditempuh oleh
pahatsetiap benda kerja berputar satu kali, sehingga satuan f
adalah mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan
kekuatanmesin, material benda kerja, material pahat, bentuk
pahat, dan terutamakehalusan permukaan yang diinginkan.
Gerak makan biasanya ditentukan dalam hubungannya dengan
kedalaman potong a. Gerak makan tersebut berharga sekitar 1/3
sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehalusan permukaan yang
dikehendaki.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-22

4.6. Waktu Pengerjaan


Waktu pengerjaan adalah durasi waktu (lamanya waktu)
yang digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan
menggunakan dan mengoperasikan mesin tersebut. Durasi ini
sangat penting diperhatikan karena berhubungan dengan
efisiensi pengerjaan. Sistem bisnis komersial atau kegiatan unit
produksi di sekolah, waktu pengerjaan penting untuk
diperhitungkan (Sumbodo, 2008).

4.6.1 Kecepatan Pemakanan (f)


Kecepatan pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju
pisau/benda kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-23

permenit. Gerak putar, kecepatan pemakanan, f adalah gerak


maju alat potong/benda kerja dalam n putaran benda kerja/pisau
per menit: (Widarto, 2008)
1. Jenis bahan pahat yang digunakan.
2. Jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata,
mengulir, memotong atau mengkartel dan lain-lain.
3. Menggunakan pendinginan atau tidak.
4. Jenis bahan yang akan dibubut, misalnya besi, baja, baja
tahan karat (stainless steel), atau bahan-bahan non fero
lainnya.
5. Kedalaman pemakanan.
Pemakanan benda kerja sebelumnya telah diketahui untuk
dapat memperkiraan banyaknya pemakanan oleh mesin bubut.
Pedoman umum untuk mengetahui besarnya kecepatan
pemakanan dapat dilihat pada Tabel 4.1 Pemakanan yang
Disarankan untuk Pahat HSS berikut ini.
Tabel 4.1 Pemakanan yang Disarankan untuk Pahat HSS
Pemakaian yang disarankan untuk pahat HSS
Pekerjaan
Pekerjaan kasar
Penyelesaian
MATERIAL
Milimeter Inch per Milimeter Inch per
per menit menit per menit menit
0,010- 0,003-
Baja mesin 0,25-0,50 0,70-0,25
0,020 0,010
Baja 0,010- 0,003-
0,25-0,50 0,07-0,25
perkakas 0,020 0,010
0,015- 0,005-
Besi Tuang 0,40-0,65 0,13-0,30
0,025 0,010
0,015- 0,003-
Perunggu 0,40-0,65 0,07-0,25
0,025 0,010
0,015- 0,005-
Alumunium 0,40-0,75 0,13-0,25
0,030 0,010
Pekerjaan kasar yang dimaksud adalah pekerjaan
pendahuluan dimana pemotongan atau penyayatan benda kerja
tidak diperlukan hasil yang halus dan presisi, sehingga
kecepatan pemakanannya dapat dipilih angka yang besar dan

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-24

selanjutnya masih dilakukan pekerjaan penyelesaian (finising).


Pekerjaan ini dapat dilakukan dengan gerakan otomatis ataupun
gerakan manual, namun demikian tidak boleh mengabaikan
kemampuan pahat dan kondisi benda kerja. Semakin tebal
penyayatan hendaknya semakin rendah putarannya untuk
menjaga umur pahat dan tidak terjadi beban lebih terhadap
motor penggeraknya. Pekerjaan penyelesaian yang dimaksud
adalah pekerjaan penyelesaian (finishing) akhir yang
memerlukan kehalusan dan kepresisian ukuran tertentu,
sehingga kecepatan pemakanannya harus menggunakan angka
yang kecil dan tentunya harus menggunakan putaran mesin
sesuai perhitungan atau data dari table kecepatan potong
(Widarto, 2008).

4.6.2 Frekuensi Pemakanan (i)


Frekuensi pemakanan adalah jumlah pengulangan
penyayatan mulai dari penyayatan pertama hingga selesai.
Frekuensi pemakanan tergantung pada kemampuan mesin,
jumlah bahan yang harus dibuang, sistem penjepitan benda kerja
dan tingkat finishing yang diminta (Sumbodo, 2008).

4.6.3 Panjang Benda Kerja/Jarak Tempuh Alat Potong (L)


Proses pembubutan memiliki jarak tempuh pahat sama
dengan panjang benda kerja yang harus dibubut ditambah
kebebasan awal. Berikut adalah Gambar 3.13 yang menunjukan
panjang benda kerja/jarak tempuh alat potong.

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019


IV-25

Gambar 4.13 Jarak Tempuh Pahat Bubut

4.6.4 Perhitungan Waktu Pengerjaan Mesin Bubut (T)


Proses pembubutan perhitungan digunakan untuk
mengetahui lamanya proses pembubutan yang ditempuh dan
tergantung dengan panjang benda waktu pengerjaan waktu
pengerjaan = (Jarak tempuh pahat x frekuensi pemakanan )
dibagi (Kecepatan pemakanan kali kecepatan putaran mesin
(Sumbodo, 2008).

………………………….......
L.i
(4.1) T = F menit

Laporan Akhir Proses Manufaktur ATA 2018/2019

Anda mungkin juga menyukai