LANDASAN TEORI
Pada mesin bubut ada beberapa jenis mesin bubut yang mana setiap mesin
memiliki keunggulan masing-masing. Adapun jenis-jenis mesin bubut yaitu
(Widarto, 2008) :
1. Mesin bubut ringan
Mesin bubut ringan dapat diletakkan di atas meja dan mudah
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan, benda kerjanya berdimensi kecil
(mini). Jenis ini umumnya digunakan untuk membubut benda-benda
kecil dan biasanya dipergunakan untuk industri rumah tangga (home
industry). Panjangnya mesin umumnya tidak lebih dari 1200 mm, dan
karena bebanya ringan dapat diangkat oleh satu orang.
2. Penjepit/pemegang pahat
Penjepit/pemegang pahat (tools post) digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua
macam yaitu, pemegang pahat standar dan pemegang dapat dosetel
(justable tool post) (Santoso, 2013).
3. Kepala lepas
Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada digunakan sebagai
dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill)
dan mata bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada
lubang tirus (sleeve) kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter
tetap dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung
benda kerja agar putarannya stabil, sedangkan cekam bor atau mata bor
dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk proses pengeboran. Untuk
dapat melakukan dorongan senter tetap/senter putar pada saat digunakan
untuk menahan benda kerja dan mealkukan pengeboran pada kedalaman
tertentu sesuai tuntutan pekerjaan, kepala lepas dilengkapai roda putar
4. Alas/meja bubut
Alas/meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas,
eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya
pemakanan pada waktu pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut
bermacam-macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua
sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu, alat/meja mesin bubut
memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran serta
kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala
lepas dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan
dapat berjalan lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan
yang presisi. Apabila alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan
hasil pembubutan yang tidak baik atau sulit mendapatkan hasil
pembubutan yang sejajar.
6. Eretan
Eretan (carriage) terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage)
yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage)
yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang
bergerak sesuai dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang.
Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya
dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan
ketelitian tertentu yang terdapat pada roda pemutarnya (Santoso, 2013).
Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau
trapesium dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm),
berfungsi untuk membawa eretan pada waktu pembubutan secara
otomatis, misalnya pembubutan arah memanjang/melintang dan ulir.
Poros transporter untuk mesin bubut standar pada umumnya kisar ulir
transportirnya antara dari 6 hingga 8 mm. Poros pembawa adalah poros
yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan
dalam proses pemakanan secara otomatis.
7. Keran pendingin.
Keran pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (coolant)
kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk
mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat
menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasil bubutannya
pun halus.
3. Kecepatan makan adalah nilai yang diperoleh dari hasil kali antara besar
pemakanan dan jumlah putaran mesin, yang dapat dirumuskan dengan :
F = f x n (mm/menit) …(2.3)
Dimana :
f = besar pemakanan
2.5 Alat Ukur dan APD yang Digunakan pada Mesin Bubut
Alat ukur merupakan instrument atau alat yang digunakan sebagai
pembanding suatu objek yang memiliki nilai dan ketetapan sendiri sehingga bisa
digunakan sebagai acuan dalam proses kerja semua orang. Alat ukur sering
digunakan untuk proses kegiatan praktikum atau eksperimen yang berguna untuk
membantu pekerja dalam menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik dan
sempurna. Proses penggunaan alat ukur biasa disebut dengan proses pengukuran
yang mana hasil dari proses pengukuran sering digunakan sebagai landasan dalam
mengambil suatu keputusan sehingga alat ukur sangat dibutuhkan keberadaannya
(Sani, 2017).
2. Mikrometer sekrup
Mikrometer sekrup dapat mengukur dengan ketelitian 0,01 mm. Cara kerja
dari mikrometer sekrup yaitu dengan memutar bidal (pemutar besar)
berlawanan arah jarum jam sehingga ruang antara rahang tetap dengan
rahang geser cukup untuk menempatkan benda yang akan diukur.
Letakkan benda yang akan diukur diantara rahang tetap dan rahang geser.
Kemudian putar bidal searah jarum jam sehingga benda yang diukur
terjepit oleh rahang tetap dan rahang geser. Putar pemutar kecil (roda
bergigi) searah jarum jam sehingga skala nonius pada pemutar besar tidak
bergeser lagi. Baca hasil pengukuan menggunakan mikrometer skala.
Tentukan nilai skala utama yang terdekat dengan selubung silinder (bidal)
dari rahang geser (atau skala utama yang berada tepat di depan atau
berimpit dengan selubung silinder luar rahang geser) tentukan nilai skala
nonius yang berimpit dengan garis mendatar pada skala utama. Jumlahkan
nilai skala nonius dengan skala utama (Abdullah, 2016). Mikrometer
sekrup berfungsi untuk mengukur ketebalan, panjang dan mengukur
diameter suatu benda yang bentuknya sangat kecil seperti kabel, kawat,
lebar kertas dan benda kecil lainnya.
Adapun bagian-bagian dari mikrometer sekrup adalah sebagai berikut
(Abdullah, 2016):
a. Rangka
Bagian Bingkai atau sering disebut juga bagian frame mikrometer yang
berbentuk seperti huruf C ataupun huruf U dan terbuat dari bahan
logam yang tahan panas dan tebal serta kuat karena bertujuan agar
dapat meminimalkan terjadinya peregangan yang dapat menganggu
proses pengukuran sebuah benda.
b. Poros tetap
3. Baju kerja
Baju kerja atau pakaian kerja yang khusus dibuat untuk digunakan bekerja
di dalam bengkel atau laboratorium biasanya harus cukup kuat dan
bentuknya harus sesuai dengan jenis pekerjaan yang dikerjakan. Baju
harus dapat melindungi pekerja dari luka akibat beram, serpihan benda
kerja, goresangoresan dan panas. Pakaian harus benar-benar ter-ikat atau
pas dengan pemakainya. Dalam bekerja, baju terkancing secara sempurna,
sehingga tidak ada bagian-bagian anggota badan yang terbuka atau tidak
terlindungi.