KELOMPOK 3 :
ASHAR 1809035030
MUFID MAS’UD 1809035033
NOVA WIDIASTUTI 1809035036
REGA YUNI AIRLANGGA 1809035047
SAGA HAMTIA PASYA 1809035048
LAUW ERRIN LAURENTINE 1809035049
Pada masa kini, pengerjaan dengan mesin sudah menjadi kebutuhan pada industri
manufaktur. Mesin sudah memiliki peran utama dalam membantu manusia dalam
proses produksi, karena dengan menggunakan mesin, pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah dan baik dalam segi kecepatan dan hasilnya yang tentu sesuai dengan yang
dikehendaki. Pekerjaan yang dimaksud berupa proses pembubutan, pengefraisan,
pengeboran, penyekrapan dan proses-proses pemesinan yang lain. Pemesinan juga
merupakan salah satu teknologi proses produksi yang banyak dijumpai dan digunakan
mulai dari bengkel kecil, bidang pendidikan kejuruan (SMK, Universitas, dan lain-lain)
sampai industri pembuatan komponen-komponen mesin. Proses pemesinan yang
biasanya digunakan dalam proses produksi membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk
mendapatkan hasil yang baik. Ketelitian, kepresisian dan kualitas permukaan menjadi
prioritas utama yang menjadi acuan dalam pengerjaan dalam proses pemesinan. Hasil
permukaan benda kerja yang baik salah satu yang diharapkan dari setiap pengerjaan.
Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan
merupakan tantangan bagi industri pemesinan masa kini dimana seiring dengan
meningkatnya pengetahuan didalam proses pemesinan itu sendiri.
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang
menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya manusia
harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.
Proses pembubutan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi industri
permesinan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dasar-dasar pembubutan dirasa juga
dibutuhkan bagi mahasiswa Teknik Industri sebagai pendukung dalam melakukan
proses produksi.
1.2 Tujuan Praktikum
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mesin bubut,
2. Untuk mengetahui bagian-bagian utama dari mesin bubut,
3. Untuk mengetahui teknik-teknik pengerjaan mesin bubut,
4. Untuk mengetahui pengertian dari mesin gerinda datar,
5. Untuk mengetahui jenis-jenis mesin gerinda datar, dan
6. Untuk mengetahui proses dari penggerindaan.
Berdasarkan dengan tujuan praktikum yang ada, maka manfaat dari praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari mesin bubut,
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian utama dari mesin bubut,
3. Praktikan dapat mengetahui teknik-teknik pengerjaan mesin bubut,
4. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari mesin gerinda datar,
5. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis mesin gerinda datar, dan
6. Praktikan dapat mengetahui proses dari penggerindaan.
BAB II
BUBUT DAN GERINDA
2.1 Bubut
Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar,
tempat benda kerja dicekam dan berputar pada sumbunya, sedangkan alat potong
(cutting tool) bergerak memotong sepanjang benda kerja, sehingga akan terbentuk geram
(Nurdjito, 2015).
Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-
bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar menurut Anonim (2013)
diantaranya:
a. Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi sebagai
dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet,
senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor
(driving plate).
d. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan
memanjang (longitudinal carriage) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan
arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau
otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
Kedua: Eretan melintang (cross carriage) befungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara
manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top
carriage) berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang
dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang
bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang.
Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan
eretan atas juga ikut bergerak/bergesar. Gerakan secara otomatis eretan memanjang
dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang
dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box
mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi
dengan beberapa tuas/handel dan roda pemutar yang masing memilki fungsi yang
berbeda.
Gambar 2.4. Eretan (carriage) memanjang,
melintang dan atas
Poros
Transportir
Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teknik pekerjaan yang dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin mesin bubut menurut Nurdjito (2015), diantaranya yaitu :
a. Membubut lurus
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membubut lurus. Pertama, pembubutan
memanjang (sejajar benda kerja) untuk mendapatkan ukuran diameter benda kerja
yang dikehendaki. Kedua, pembubutan permukaan rata (facing), yaitu meratakan
permukaan pada bidang diameter benda kerja untuk menghasilkan pembubutan
permukaan datar pada benda kerja.
b. Membubut eksentris
Eksentrik merupakan sebuah poros yang mempunyai kedudukan center/garis tengah
diameter yang berbeda posisi/tergeser, pada pembubutan ini dapat dilakukan dengan
cara menggeser posisi pencekaman benda kerja sejauh ukuran yang diminta dengan
alat cekam four jaw chuck independent, atau bisa juga dengan metode penjepitan
between center dengan catatan lubang center sudah dibuat eksentrik.
Gambar 2.10 Membubut eksentris
c. Membubut alur
Untuk membubut alur atau membuat celah dengan lebar dan kedalaman tertentu,
digunakan pahat bubut pengalur. Pembubutan alur bertujuan untuk membuat
pembebas pada proses penguliran atau bisa juga untuk tempat pemasangan snap ring,
pembubutan alur dapat dilakukan pada diameter luar dan dalam. Pahat ini berbentuk
lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau ke kiri.
e. Mengebor
Pembubutan ini digunakan untuk pembuatan lubang pada benda kerja. Mata bor
dipasang pada dudukan yang tersedia pada center kepala lepas dan digerakan maju
(langkah pemakanan=kedalaman lubang) menggunakan roda pemutar eretan yang
ada pada center kepala lepas.
f. Membubut profil
Pembubutan ini menghasilkan berbagai macam bentuk profil produk. Proses
pembubutan dapat dilakukan secara manual menggerakan eretan secara bersamaan
/simultan atau dapat juga menggunakan pahat profil yang dibentuk sesuai dengan
bentuk profil yang diinginkan.
g. Mengkartel (knurling)
Kartel atau knurling adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja yang berfungsi
sebagai pegangan agar tidak licin. Pengkartelan dilakukan dengan menggunakan alat
bantu berupa roda kartel yang berukuran standar Prinsip kerja kartel adalah bukan
menyayat benda kerja, tetapi menekan/menusuk benda kerja sehingga membentuk
alur-alur kartel. Selama proses kartel sebaiknya benda kerja diberikan minyak pelumas
untuk mengurangi panas dan juga membersihkan beram dihasilkan. Bentuk profil hasil
kartel pada umumnya lurus, miring atau silang (diamond).
Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin perkakas yang berfungsi untuk
menghaluskan/memfinising permukaan benda kerja pada bidang datar/rata, dengan
tingkat hasil kehalusan permukaan dapat mencapai sampai dengan N5. Bidang
datar/rata dimaksud meliputi, datar sejajar, datar bertingkat, datar miring, datar alur dan
datar profil. Pengikatan benda kerja dilakukan dengan mencekam pada meja magnetik
atau menggunakan alat pencekam lainnya, yang bergerak mengikuti gerakkan meja
mendatar arah bolak-balik atau berputar (Musidi, 2015).
Jenis mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak- balik
terdapat dua jenis yaitu, mesin gerinda datar posisi spindel horizontal dengan
gerak meja bolak-balik (kolom mesin satu buah) dan mesin gerinda datar posisi
spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik (kolom mesin dua buah). Jenis
mesin gerinda datar yang pertama, spindel mesin hanya dapat bergerak satu
arah yaitu naik/turun arah vertikal karena hanya memilki satu kolom mesin
sebagai pengarahnya. Untuk jenis mesin gerinda datar yang kedua, spindel
mesin dapat bergerak dua arah yaitu naik/turun arah vertikal dan bergerak
kesamping kanan/kiri arah horisontal, karena memiliki dua kolom mesin sebagai
pengarahnya. Mesin gerinda datar jenis ini, digunakan untuk menggerinda benda
kerja berbentuk persegi panjang dengan bidang permukaan rata, betingkat atau
menyudut.
2) Mesin Gerinda Datar Spindel Horizontal Dengan Gerak Meja Berputar.
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi horizontal (searah jarum jam) dan bersentuhan/bersinggunggan dengan
benda kerja yang bergerak mendatar mengikuti gerakan meja yang berputar.
Gambar 2.17 Gerinda datar horizontal
gerak meja berputar
Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar, digunakan
untuk menggerinda benda kerja berbentuk bulat dengan bidang permukaan rata.
3) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal Dengan Gerak Meja Bolak- Balik
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-balik
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi vertikal (searah jarum jam) dan bersentuhan/bersinggunggan dengan
benda kerja yang bergerak mendatar bolak-balik mengikuti gerakan meja.
Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-balik, digunakan
untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar dan menyudut.
4) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal Dengan Gerak Meja Berputar
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi vertikal (searah jarum jam) dan bersentuhan/ bersinggunggan
dengan benda kerja yang bergerak mendatar mengikuti gerakan meja
yang berputar. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar
digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada sebuah poros dengan jumlah
banyak. Jenis mesin gerinda datar jenis ini terdapat beberapa type diantaranya,
pertama: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (kolom mesin satu buah),
kedua: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (kolom mesin dua buah), dan
ketiga: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (spidelmesin dua buah).
Menurut Musidi (2015), mesin gerinda datar dengan berbagai kelengkapannya dapat
digunakan untuk penggerindaan diantaranya: penggerindaan rata sejajar dan siku,
miring dan alur/profil.
a. Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku
Penggerindaan rata, sejajar dan siku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
dengan meja magnet dan ragum persisi.
b. Penggerindaan Miring
Penggerindaan bidang miring, pengikatan benda kerjanya dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan ragum sudut universal
presisi
c. Penggerindan Alur/Profil Datar
Penggerindaan alur datar, pengikatannya dapat dilakukan dengan beberapa cara salah
satunya adalah dengan menggunakan meja magnet. Bentuk alur/profil yang
dihasilkan tergantung dari bentuk/profil roda gerinda yang digunakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Praktikum Proses Produksi dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2019 pada pukul
16.00 s.d. 18.00 WITA dan bertempat di Workshop Proses Produksi Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman. Sedangkan untuk praktikum penyekrapan dilakukan tanggal
11 November 2019 pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WITA dan dilakukan
bertempat di Workshop Proses Produksi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.
Mulai
Pendahuluan
Pengarahan
Pelaksanaan
1. Mesin bubut
praktikum
2. Bagian-bagian mesin bubut
3. Teknik pengerjaan mesin bubut
4. Mesin gerinda
5. Jenis-jenis mesin gerinda
6. Proses penggerindaan
Peragaan alat
Responsi
Tidak
ACC
Laporan Revisi
ACC
Laporan Akhir
Penutup
selesai
Tahapan kegiatan pada pratikum proses produksi untuk penyekrapan adalah sebagai
berikut.
1. Studi Literatur
Membaca berbagai macam referensi tentang bubut dan gerinda serta fungsi dan
kegunaannya. Agar menambah pemahaman praktikan tentang sistem dan mesin
bubut dan gerinda yang akan digunakan dalam praktikum hingga cara penggunaan
yang baik dan benar dalam dunia kerja.
2. Pengarahan Praktikum
Dalam tahap ini asissten akan menjelaskan tentang bubut dan gerinda serta cara
melakukan kegiatan pembubutan dan penggerindaan.
3. Responsi
Setelah kita mengumpulkan tugas pendahuluan, maka kita akan mendapatkan tugas
resposi. Tugas responsi ini berguna untuk mengingat kembali apa yang telah
dipelajari oleh praktikan dan mengetahui kesiapan praktikan dalam menghadapi
praktikum pembubutan dan penggerindaan.
4. Peragaan Pembubutan dan Penggerindaan.
Berikut adalah tahapan kegiatan yang dilakukan dalam praktikum bubut dan
gerinda
a. Memperkenalkan alat yang digunakan dalam pembubutan dan penggerindaan.
Alat yang akan digunakan dalam kegiatan APD dijelaskan satu persatu
dihadapan para praktikan, guna memperjelas dan mengingatkan kembali
kegunaan alat tersebut yang baik dan benar.
b. Praktek pembubutan dan penggerindaan
Praktikan menggunakan APD penyekrapan sebelum menggunakan alat bubut
dan gerinda. Lalu praktikan dengan bimbingan asissten melakukan kegiatan
pembubutan dan penggerindaan pada plat besi.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
1. Sebaiknya jumlah mesin bubut dan gerinda dapat ditambahkan jumlahnya sehingga
tidak menimbulkan waktu tunggu yang lama untuk praktikan dalam menggunakan
mesin.
2. Sebaiknya mesin-mesin bubut dan gerinda dapat ditambahkan untuk jenis-jenis
yang lainnya sehingga praktikan dapat lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman mengenai mesin bubut dan gerinda lain.
DAFTAR PUSTAKA