Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN SEMENTARA PROSES PRODUKSI

BUBUT DAN GERINDA

KELOMPOK 3 :

ASHAR 1809035030
MUFID MAS’UD 1809035033
NOVA WIDIASTUTI 1809035036
REGA YUNI AIRLANGGA 1809035047
SAGA HAMTIA PASYA 1809035048
LAUW ERRIN LAURENTINE 1809035049

LABORATORIUM REKAYASA MESIN & WORKSHOP


PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini, pengerjaan dengan mesin sudah menjadi kebutuhan pada industri
manufaktur. Mesin sudah memiliki peran utama dalam membantu manusia dalam
proses produksi, karena dengan menggunakan mesin, pekerjaan manusia menjadi lebih
mudah dan baik dalam segi kecepatan dan hasilnya yang tentu sesuai dengan yang
dikehendaki. Pekerjaan yang dimaksud berupa proses pembubutan, pengefraisan,
pengeboran, penyekrapan dan proses-proses pemesinan yang lain. Pemesinan juga
merupakan salah satu teknologi proses produksi yang banyak dijumpai dan digunakan
mulai dari bengkel kecil, bidang pendidikan kejuruan (SMK, Universitas, dan lain-lain)
sampai industri pembuatan komponen-komponen mesin. Proses pemesinan yang
biasanya digunakan dalam proses produksi membutuhkan ketelitian yang tinggi untuk
mendapatkan hasil yang baik. Ketelitian, kepresisian dan kualitas permukaan menjadi
prioritas utama yang menjadi acuan dalam pengerjaan dalam proses pemesinan. Hasil
permukaan benda kerja yang baik salah satu yang diharapkan dari setiap pengerjaan.
Semakin meningkatnya produktivitas dan kualitas dari produk yang dihasilkan
merupakan tantangan bagi industri pemesinan masa kini dimana seiring dengan
meningkatnya pengetahuan didalam proses pemesinan itu sendiri.

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang
menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya manusia
harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.
Proses pembubutan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi industri
permesinan. Oleh karena itu, pemahaman mengenai dasar-dasar pembubutan dirasa juga
dibutuhkan bagi mahasiswa Teknik Industri sebagai pendukung dalam melakukan
proses produksi.
1.2 Tujuan Praktikum

Berdasarkan dengan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mesin bubut,
2. Untuk mengetahui bagian-bagian utama dari mesin bubut,
3. Untuk mengetahui teknik-teknik pengerjaan mesin bubut,
4. Untuk mengetahui pengertian dari mesin gerinda datar,
5. Untuk mengetahui jenis-jenis mesin gerinda datar, dan
6. Untuk mengetahui proses dari penggerindaan.

1.3 Manfaat Praktikum

Berdasarkan dengan tujuan praktikum yang ada, maka manfaat dari praktikum kali ini
adalah sebagai berikut:
1. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari mesin bubut,
2. Praktikan dapat mengetahui bagian-bagian utama dari mesin bubut,
3. Praktikan dapat mengetahui teknik-teknik pengerjaan mesin bubut,
4. Praktikan dapat mengetahui pengertian dari mesin gerinda datar,
5. Praktikan dapat mengetahui jenis-jenis mesin gerinda datar, dan
6. Praktikan dapat mengetahui proses dari penggerindaan.
BAB II
BUBUT DAN GERINDA

2.1 Bubut

Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama berputar,
tempat benda kerja dicekam dan berputar pada sumbunya, sedangkan alat potong
(cutting tool) bergerak memotong sepanjang benda kerja, sehingga akan terbentuk geram
(Nurdjito, 2015).

2.1.1 Bagian-bagian Utama Mesin Bubut Standar

Untuk dapat digunakan secara maksimal, mesin bubut standar harus memilki bagian-
bagian utama yang standar. Bagian-bagian mesin bubut standar menurut Anonim (2013)
diantaranya:
a. Kepala Tetap (Head Stock)
Kepala tetap (head stock), terdapat spindle utama mesin yang berfungsi sebagai
dudukan beberapa perlengkapan mesin bubut diantaranya: cekam (chuck), kollet,
senter tetap, atau pelat pembawa rata (face plate) dan pelat pembawa berekor
(driving plate).

Gambar 2.1 Spindel utama mesin bubut


b. Kepala Lepas (Tail Stock)
Kepala lepas (tail stock) yang ditunjukkan pada (Gambar 1.6), digunakan sebagai
dudukan senter putar (rotary centre), senter tetap, cekam bor (chuck drill) dan mata
bor bertangkai tirus yang pemasanganya dimasukkan pada lubang tirus (sleeve)
kepala lepas. Senter putar (rotary centre) atau senter tetap dipasang pada kepala
lepas dengan tujuan untuk mendukung ujung benda kerja agar putarannya stabil,
sedangkan cekam bor atau mata bor dipasang pada kepala lepas dengan tujuan untuk
proses pengeboran.

Gambar 2.2 Kepala lepas

c. Alas/Meja Mesin (Bed machine)


Alas/meja mesin bubut digunakan sebagai tempat kedudukan kepala lepas, eretan,
penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan pada waktu
pembubutan. Bentuk alas/meja mesin bubut bermacam-macam, ada yang datar dan
ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Selain itu,
alat/meja mesin bubut memilki permukaannya yang sangat halus, rata dan kedataran
serta kesejajaranya dengan ketelitian sangat tinggi, sehingga gerakan kepala lepas
dan eretan memanjang diatasnya pada saat melakukan penyayatan dapat berjalan
lancar dan stabil sehingga dapat menghasilkan pembubutan yang presisi. Apabila
alas ini sudah aus atau rusak, akan mengakibatkan hasil pembubutan yang tidak baik
atau sulit mendapatkan hasil pembubutan yang sejajar.
Gambar 2.3 Alas/bed mesin

d. Eretan (carriage)
Eretan (carriage), terdiri dari tiga bagian/elemen diantaranya, Petama: Eretan
memanjang (longitudinal carriage) berfungsi untuk melakukan gerakan pemakanan
arah memanjang mendekati atau menajaui spindle mesin, secara manual atau
otomatis sepanjang meja/alas mesin dan sekaligus sebagai dudukan eretan melintang.
Kedua: Eretan melintang (cross carriage) befungsi untuk melakukan gerakan
pemakanan arah melintang mendekati atau menjaui sumbu senter, secara
manual/otomatis dan sekaligus sebagai dudukan eretan atas. Ketiga: Eretan atas (top
carriage) berfungsi untuk melakukan pemakanan secara manual kearah sudut yang
dikehendaki sesuai penyetelannya. Bila dilihat dari konstruksinya, eretan melintang
bertumpu pada ertan memanjang dan eretan atas bertumpu pada eretan melintang.
Dengan demikian apabila eretan memanjang digerakkan, maka eretan melintang dan
eretan atas juga ikut bergerak/bergesar. Gerakan secara otomatis eretan memanjang
dan eretan melintang, karena adanya poros pembawa dan poros transportir yang
dihubungkan secara mekanik dari gear box pada kepala tetap menuju gear box
mekanik pada eretan. Pada gear box mekanik eretan, dihubungkan melalui transmisi
dengan beberapa tuas/handel dan roda pemutar yang masing memilki fungsi yang
berbeda.
Gambar 2.4. Eretan (carriage) memanjang,
melintang dan atas

e. Poros Transportir dan Poros Pembawa


Poros transportir adalah sebuah poros berulir berbentuk segi empat atau trapesium
dengan jenis ulir whitehworth (inchi) atau metrik (mm), berfungsi untuk membawa
eretan pada waktu pembubutan secara otomatis, misalnya pembubutan arah
memanjang/melintang dan ulir. Poros transporter untuk mesin bubut standar pada
umumnya kisar ulir transportirnya antara dari 6 ÷ 8 mm. Poros pembawa adalah
poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan dalam
proses pemakanan secara otomatis.

Poros
Transportir

Gambar 2.5 Poros transportir dan poros pembawa


f. Tuas/Handel
Tuas/ handel pada setiap mesin bubut dengan merk atau pabrikan yang berbeda, pada
umumnya memiliki posisi/letak dan cara penggunaannya. Maka dari itu, didalam
mengatur tuas/handel pada setiap melakukan proses pembubatan harus berpedoman
pada tabel-tabel petunjuk pengaturan yang terdapat pada mesin bubut tersebut.

Gambar 2.6 Tuas/handel

g. Penjepit/Pemegang Pahat (Tools Post)


Penjepit/pemegang pahat (Tools Post) digunakan untuk menjepit atau memegang
pahat. Bentuknya atau modelnya secara garis besar ada dua macam yaitu, pemegang
pahat standar dan pemegang dapat dosetel (justable tool poss).
1) Pemegang pahat standar
Pengertian rumah pahat standar adalah, didalam mengatur ketinggian pahat
bubut harus dengan memberi ganjal sampai dengan ketinggiannya tercapai dan
pengencangan pahat bubut dilakukan dengan dengan cara yang standar, yaitu
dengan mengencangkan baut-baut yang terdapat pada pemegang pahat.
Pemegang pahat standar, bila dilihat dari dudukannya terdapat dua jenis
yaitu,dudukan pahat satu dan empat Pemegang pahat dengan dudukan satu,
hanya dapat digunakan untuk mengikat/menjepit pahat bubut sebanyak satu
buah, sedangkan pemegang pahat dengan dudukan empat dapat digunakan untuk
mengikat/menjepit pahat sebanyak empat buah sekaligus, sehingga bila dalam
proses pembubutan membutuhkan beberapa bentuk pahat bubut akan lebih
praktis prosesnya bila dibandingkan menggunakan pemegang pahat dudukan
satu.

Gambar 2.7 Penjepit pahat standar

2) Pemegang pahat dapat disetel (Justable Tooll Post)


Pengertian rumah pahat dapat disetel adalah, didalam mengatur ketinggian pahat
bubut dapat disetel ketinggiannya tanpa harus memberi ganjal, karena pada bodi
pemegang pahat sudah terdapat dudukan rumah pahat yang desain
konstruksinya disertai kelengkapan mekanik yang dengan mudah dapat
menyetel, mengencangkan dan mengatur ketinggian pahat bubut. Jenis
pemegang pahat dapat disetel ini bila dilihat dari konstruksi dudukan rumah
pahatnya terdapat dua jenis yaitu, pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan
rumah pahat satu buah dan pemegang pahat dapat disetel dengan dudukan
rumah lebih dari satu/ multi.

Gambar 2.8 Pemegang pahat dapat disetel


2.1.2 Teknik Pengerjaan Mesin Bubut

Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa teknik pekerjaan yang dapat dilakukan dengan
menggunakan mesin mesin bubut menurut Nurdjito (2015), diantaranya yaitu :
a. Membubut lurus
Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk membubut lurus. Pertama, pembubutan
memanjang (sejajar benda kerja) untuk mendapatkan ukuran diameter benda kerja
yang dikehendaki. Kedua, pembubutan permukaan rata (facing), yaitu meratakan
permukaan pada bidang diameter benda kerja untuk menghasilkan pembubutan
permukaan datar pada benda kerja.

Gambar 2.9 Membubut lurus

b. Membubut eksentris
Eksentrik merupakan sebuah poros yang mempunyai kedudukan center/garis tengah
diameter yang berbeda posisi/tergeser, pada pembubutan ini dapat dilakukan dengan
cara menggeser posisi pencekaman benda kerja sejauh ukuran yang diminta dengan
alat cekam four jaw chuck independent, atau bisa juga dengan metode penjepitan
between center dengan catatan lubang center sudah dibuat eksentrik.
Gambar 2.10 Membubut eksentris

c. Membubut alur
Untuk membubut alur atau membuat celah dengan lebar dan kedalaman tertentu,
digunakan pahat bubut pengalur. Pembubutan alur bertujuan untuk membuat
pembebas pada proses penguliran atau bisa juga untuk tempat pemasangan snap ring,
pembubutan alur dapat dilakukan pada diameter luar dan dalam. Pahat ini berbentuk
lurus, bengkok, berjenjang ke kanan atau ke kiri.

Gambar 2.11 Membubut alur

d. Memotong benda kerja


Untuk memotong benda kerja, digunakan pahat pengalur dengan penyayat sangat
ramping, tetapi hal ini jarang dilakukan, karena pahat yang digunakan untuk
memotong akan mudah patah.

Gambar 2.12 Memotong benda kerja

e. Mengebor
Pembubutan ini digunakan untuk pembuatan lubang pada benda kerja. Mata bor
dipasang pada dudukan yang tersedia pada center kepala lepas dan digerakan maju
(langkah pemakanan=kedalaman lubang) menggunakan roda pemutar eretan yang
ada pada center kepala lepas.

Gambar 2.13 Mengebor

f. Membubut profil
Pembubutan ini menghasilkan berbagai macam bentuk profil produk. Proses
pembubutan dapat dilakukan secara manual menggerakan eretan secara bersamaan
/simultan atau dapat juga menggunakan pahat profil yang dibentuk sesuai dengan
bentuk profil yang diinginkan.

Gambar 2.14 Membubut profil

g. Mengkartel (knurling)
Kartel atau knurling adalah membuat rigi-rigi pada benda kerja yang berfungsi
sebagai pegangan agar tidak licin. Pengkartelan dilakukan dengan menggunakan alat
bantu berupa roda kartel yang berukuran standar Prinsip kerja kartel adalah bukan
menyayat benda kerja, tetapi menekan/menusuk benda kerja sehingga membentuk
alur-alur kartel. Selama proses kartel sebaiknya benda kerja diberikan minyak pelumas
untuk mengurangi panas dan juga membersihkan beram dihasilkan. Bentuk profil hasil
kartel pada umumnya lurus, miring atau silang (diamond).

Gambar 2.15 Mengkartel


2.2 Gerinda

Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin perkakas yang berfungsi untuk
menghaluskan/memfinising permukaan benda kerja pada bidang datar/rata, dengan
tingkat hasil kehalusan permukaan dapat mencapai sampai dengan N5. Bidang
datar/rata dimaksud meliputi, datar sejajar, datar bertingkat, datar miring, datar alur dan
datar profil. Pengikatan benda kerja dilakukan dengan mencekam pada meja magnetik
atau menggunakan alat pencekam lainnya, yang bergerak mengikuti gerakkan meja
mendatar arah bolak-balik atau berputar (Musidi, 2015).

2.2.1 Macam-macam Mesin Gerinda Datar

Menurut Musidi (2015), untuk dapat menghasilkan produk penggerindaaan sesuai


tuntutan perkerjaan, mesin gerinda datar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu,
pertama: berdasarkan posisi sumbu spindel utama dan gerakan meja; dan kedua:
berdasarkan pelayanan pengoperasiannya.
a. Mesin Gerinda Datar Berdasarkan Posisi Sumbu Spindel Utama dan Gerakan Meja
Mesin gerinda datar jika dilihat dari posisi sumbu spindel utama dan gerakan
mejanya, dapat dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut.
1) Mesin Gerinda Datar Spindel Horizontal Dengan Gerak Meja Bolak- Balik.
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak-
balik adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi horizontal (searah jarum jam) dan bersentuhan/ bersinggunggan dengan
benda kerja yang bergerak mendatar bolak-balik. Mesin Gerinda Datar Spindel
Horizontal Dengan Gerak Meja Bolak- Balik dapat dilihat pada Gambar 2.16.
Gambar 2.16 Gerinda spindel
horizontal gerak meja bolak-balik

Jenis mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja bolak- balik
terdapat dua jenis yaitu, mesin gerinda datar posisi spindel horizontal dengan
gerak meja bolak-balik (kolom mesin satu buah) dan mesin gerinda datar posisi
spindel horizontal dengan gerak meja bolak-balik (kolom mesin dua buah). Jenis
mesin gerinda datar yang pertama, spindel mesin hanya dapat bergerak satu
arah yaitu naik/turun arah vertikal karena hanya memilki satu kolom mesin
sebagai pengarahnya. Untuk jenis mesin gerinda datar yang kedua, spindel
mesin dapat bergerak dua arah yaitu naik/turun arah vertikal dan bergerak
kesamping kanan/kiri arah horisontal, karena memiliki dua kolom mesin sebagai
pengarahnya. Mesin gerinda datar jenis ini, digunakan untuk menggerinda benda
kerja berbentuk persegi panjang dengan bidang permukaan rata, betingkat atau
menyudut.
2) Mesin Gerinda Datar Spindel Horizontal Dengan Gerak Meja Berputar.
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi horizontal (searah jarum jam) dan bersentuhan/bersinggunggan dengan
benda kerja yang bergerak mendatar mengikuti gerakan meja yang berputar.
Gambar 2.17 Gerinda datar horizontal
gerak meja berputar

Mesin gerinda datar spindel horizontal dengan gerak meja berputar, digunakan
untuk menggerinda benda kerja berbentuk bulat dengan bidang permukaan rata.
3) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal Dengan Gerak Meja Bolak- Balik
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-balik
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi vertikal (searah jarum jam) dan bersentuhan/bersinggunggan dengan
benda kerja yang bergerak mendatar bolak-balik mengikuti gerakan meja.

Gambar 2.18 Gerinda spindel vertikal gerak meja bolak-balik

Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja bolak-balik, digunakan
untuk menggerinda benda-benda berpermukaan rata, lebar dan menyudut.
4) Mesin Gerinda Datar Spindel Vertikal Dengan Gerak Meja Berputar
Prinsip kerja mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar
adalah, akan terjadi proses pemotongan apabila roda gerinda berputar pada
posisi vertikal (searah jarum jam) dan bersentuhan/ bersinggunggan
dengan benda kerja yang bergerak mendatar mengikuti gerakan meja
yang berputar. Mesin gerinda datar spindel vertikal dengan gerak meja berputar
digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada sebuah poros dengan jumlah
banyak. Jenis mesin gerinda datar jenis ini terdapat beberapa type diantaranya,
pertama: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (kolom mesin satu buah),
kedua: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (kolom mesin dua buah), dan
ketiga: mesin gerinda datar posisi spindel vertikal (spidelmesin dua buah).

Gambar 2.19 Gerinda spindel vertikal gerak meja berputar

b. Mesin Gerinda Datar Berdasarkan Pelayanan Pengoperasiannya: Mesin gerinda datar


jika dilihat dari pelayanan pengopersiaannya, dapat dibagi menjadi empat yaitu:
1) Mesin Gerinda Datar Manual
Mesin gerinda datar manual adalah salah satu jenis mesin gerinda datar yang
pelayanan pengoperasiaannya dilakukan secara manual. Pengertiaannya adalah
dalam menggerakkan/mengatur meja untuk setting dan pemakanan arah
memanjang maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda
harus dilakukan secara manual, karena mesin gerinda datar jenis ini hanya
difasilitasi pengopersiannya melalui sistem mekanik
Gambar 2.20 Mesin gerinda datar manual

2) Mesin Gerinda Datar Semi Otomatis


Mesin gerinda datar semi otomatis adalah salah satu jenis mesin gerinda datar
yang pelayanan pengoperasiaannya dilakukan secara semi otomatis.
Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/mengatur meja arah memanjang
dapat dilakukan secara otomatis (tidak termasuk gerakan melintang dan spindel
mesin), karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi pengopersiannya
melalui gabungan system mekanik dan hidroulik.

Gambar 2.21 Mesin gerinda datar semi otomatis


3) Mesin Gerinda Datar Otomatis
Mesin gerinda datar otomatis adalah adalah salah satu jenis mesin gerinda datar
yang pelayanan pengoperasiaannya dapat dilakukan secara otomatis.
Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/ mengatur meja arah memanjang
maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda dapat
dilakukan secara otomatis, karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi
pengopersiannya melalui system mekanik dan hidroulik secara lengkap. Namun
demikian apabila menginginkan penggunaan secara manual, mesin gerinda datar
jenis ini masih tetap dapat digunakan dengan pengoperasian secara manual.

Gambar 2.22 Mesin gerinda datar otomatis

4) Mesin Gerinda Datar Computer Numerical Control (CNC)


Mesin gerinda datar computer numerical control adalah salah satu jenis mesin
gerinda datar yang pelayanan pengoperasiaannya dapat dilakukan melalui
komando atau perintah berupa kode-kode dan angka yang sudah distandarkan.
Pengertiaannya adalah dalam menggerakkan/ mengatur meja arah memanjang
maupun melintang termasuk mengatur posisi spindel roda gerinda dan besar
pemakanan dapat dilakukan secara otomatis melalui pemograman dari komputer,
karena mesin gerinda datar jenis ini sudah difasilitasi pengopersiaannya melalui
system computerisasi. Mesin gerinda datar jenis ini dapat menghasilkan produk
penggerindaan yang kepresisiannya sangat tinggi jika dibandingkan dengan
menggunakan jenis mesin gerinda datar lainnya, karena semua pengendalian
pengoperasiaannya dapat dikontrol melalui program dari computer.

Gambar 2.23 Mesin gerinda datar CNC

2.2.2 Proses Penggerindaan

Menurut Musidi (2015), mesin gerinda datar dengan berbagai kelengkapannya dapat
digunakan untuk penggerindaan diantaranya: penggerindaan rata sejajar dan siku,
miring dan alur/profil.
a. Penggerindaan Rata, Sejajar dan Siku
Penggerindaan rata, sejajar dan siku dapat dilakukan dengan dua cara yaitu,
dengan meja magnet dan ragum persisi.
b. Penggerindaan Miring
Penggerindaan bidang miring, pengikatan benda kerjanya dapat dilakukan dengan
beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan ragum sudut universal
presisi
c. Penggerindan Alur/Profil Datar
Penggerindaan alur datar, pengikatannya dapat dilakukan dengan beberapa cara salah
satunya adalah dengan menggunakan meja magnet. Bentuk alur/profil yang
dihasilkan tergantung dari bentuk/profil roda gerinda yang digunakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Studi

Praktikum Proses Produksi dilaksanakan mulai tanggal 28 Oktober 2019 pada pukul
16.00 s.d. 18.00 WITA dan bertempat di Workshop Proses Produksi Fakultas Teknik
Universitas Mulawarman. Sedangkan untuk praktikum penyekrapan dilakukan tanggal
11 November 2019 pada pukul 16.00 sampai dengan 18.00 WITA dan dilakukan
bertempat di Workshop Proses Produksi Fakultas Teknik Universitas Mulawarman.

1.2 Diagram Alir Kegiatan

Praktikum proses produksi memiliki tahapan-tahapan yang dilakukan. Tahapan tersebut


dapat digambarkan melalui diagram alir dimana diagram tersebut menunjukkan aliran
proses masing-masing. Diagram Alir Pengelasan dapat dilihat seperti pada Gambar 3.1.

Mulai

Pendahuluan
Pengarahan

Pelaksanaan
1. Mesin bubut
praktikum
2. Bagian-bagian mesin bubut
3. Teknik pengerjaan mesin bubut
4. Mesin gerinda
5. Jenis-jenis mesin gerinda
6. Proses penggerindaan

Peragaan alat

Gambar 3.1 Diagram alir praktikum


A

Responsi
Tidak
ACC
Laporan Revisi
ACC

Laporan Akhir
Penutup

selesai

Gambar 3.1 Diagram alir praktikum (lanjutan)

3.3 Tahapan Kegiatan

Tahapan kegiatan pada pratikum proses produksi untuk penyekrapan adalah sebagai
berikut.
1. Studi Literatur
Membaca berbagai macam referensi tentang bubut dan gerinda serta fungsi dan
kegunaannya. Agar menambah pemahaman praktikan tentang sistem dan mesin
bubut dan gerinda yang akan digunakan dalam praktikum hingga cara penggunaan
yang baik dan benar dalam dunia kerja.
2. Pengarahan Praktikum
Dalam tahap ini asissten akan menjelaskan tentang bubut dan gerinda serta cara
melakukan kegiatan pembubutan dan penggerindaan.
3. Responsi
Setelah kita mengumpulkan tugas pendahuluan, maka kita akan mendapatkan tugas
resposi. Tugas responsi ini berguna untuk mengingat kembali apa yang telah
dipelajari oleh praktikan dan mengetahui kesiapan praktikan dalam menghadapi
praktikum pembubutan dan penggerindaan.
4. Peragaan Pembubutan dan Penggerindaan.
Berikut adalah tahapan kegiatan yang dilakukan dalam praktikum bubut dan
gerinda
a. Memperkenalkan alat yang digunakan dalam pembubutan dan penggerindaan.
Alat yang akan digunakan dalam kegiatan APD dijelaskan satu persatu
dihadapan para praktikan, guna memperjelas dan mengingatkan kembali
kegunaan alat tersebut yang baik dan benar.
b. Praktek pembubutan dan penggerindaan
Praktikan menggunakan APD penyekrapan sebelum menggunakan alat bubut
dan gerinda. Lalu praktikan dengan bimbingan asissten melakukan kegiatan
pembubutan dan penggerindaan pada plat besi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.


1. Mesin bubut merupakan salah satu metal cutting machine dengan gerak utama
berputar serta tempat benda kerja dicekam dan berputar pada sumbunya,
2. Bagian-bagian mesin bubut standar terdiri dari kepala tetap, kepala lepas, alas/meja
mesin, eretan, poros transportir dan pembawa, tuas, dan penjepit/pemegang pahat.
3. Teknik pengerjaan yang dapat dilakukan oleh mesin bubut diantaranya yakni
membubut lurus, membubut eksentris, membubut alur, memotong benda kerja,
mengebor, membubut profil, dan mengkartel (knurling).
4. Mesin gerinda datar adalah salah satu jenis mesin perkakas yang berfungsi untuk
menghaluskan/memfinising permukaan benda kerja pada bidang datar/rata, dengan
tingkat hasil kehalusan permukaan dapat mencapai sampai dengan N5.
5. Mesin gerinda datar diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu berdasarkan posisi
sumbu spindel utama dan gerakan meja dan berdasarkan pelayanan
pengoperasiannya.
6. Mesin gerinda datar dengan berbagai kelengkapannya dapat digunakan untuk
penggerindaan diantaranya: penggerindaan rata sejajar dan siku, miring dan
alur/profil.

4.2 Saran

1. Sebaiknya jumlah mesin bubut dan gerinda dapat ditambahkan jumlahnya sehingga
tidak menimbulkan waktu tunggu yang lama untuk praktikan dalam menggunakan
mesin.
2. Sebaiknya mesin-mesin bubut dan gerinda dapat ditambahkan untuk jenis-jenis
yang lainnya sehingga praktikan dapat lebih banyak mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman mengenai mesin bubut dan gerinda lain.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. TEKNIK PEMESINAN BUBUT 1. Jakarta: Kemendikbud.

Musidi, Hadi dan Tatang Rahmat. 2013. TEKNIK PEMESINAN GERINDA 1.


Jakarta: Kemendikbud.

Nurdjito. 2015. HANDOUT PEMESINAN BUBUT. Yogyakarta: Universitas


Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai