Anda di halaman 1dari 20

PROSES PEMBUATAN CONNECTOR KABEL ALAT

CHARGE ACCU 12V


LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk syarat kelulusan

Mata kuliah Kerja Praktek

Disusun Oleh:

Nama :Lukman Reidino S

NPM :2013008

Jurusan : D-III Teknik Mesin

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA

(STT MANDALA)
BANDUNG

2023

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi yang tepat merupakan factor utama dalam


mempengaruhi kemajuan dunia industry. Seluruh kebutuhan hidup yang
dibutuhkan baik primer, sekunder, maupun terseier merupakan hasil industry
yang tidak lepas dari teknologi yang diterapkan pda dunia industry.

Berdasarkan hal tersebut diatas, perguruan tinggi sebagai tempat pendidikan


formal bukan satu – satunya jawaban dari perkembangan teknologi tersebut.
Dunia industry pun telah menjadi sumber masukan ilmu yang sangat berharga
sebagai tempat menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah terhadap
praktek sesungguhnya di lapangan.

Dengan dilaksakannya kerja praktek ini mahasiswa diharapkan menambah


ilmu dan pengalaman langsung dalam menerapkan pelajaran yang diperoleh
di bangku kuliah dengan keadaan sebenarnya didalam dunia kerja.

Sebelum mahasiswa lulus dan terjun langsung dalam dunia industry atau
dunia kerja, mahasiswa akan terlebih dahulu diwajibkan oleh institusi
pendidikan untuk melaksanakan kerja praktek (KP). Kerja praktek
diwajibkan untuk memenuhi salah satu syarat akademis, sebelum mahasiswa
bias lanjut pada tugas akhir.

Manfaat kerja praktek bagi mahasiswa adalah untuk bekal mahasiswa


sebelum terjun langsung dalam dunia kerja, dengan melaksanakan kerja
praktek mahasiswa menjadi lebih mengerti bagaimana kondisi kerja yang
sebenarnya.
Proses produksi sangat perlu untuk memenuhi permintaan konsumen. Agar
terciptanya pencapaian target produksi melalui pengendalian proses,
diperlukan pemahaman terhadap segala potensi yang dimiliki perusahaan
seperti jumlah karyawan, jumlah mesin, kondisi mesin, serta ketersediaan
suku cadang dan material yang tersedia di pasaran. Selain itu, pengendalian
proses dilakukan

Untuk mengetahui hasil produksi yang dihasilkan suatu alat, agar target
tercapai. Hingga kemudian melakukan evaluasi yang berpengaruh lebih baik
terhadap produktivitas.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Tujuan merupakan pernyataan tentang keadaan masa depan yang diinginkan.


Dimana individu atau sekelompok orang bermaksud untuk mewujudkannya.
Tujuan praktek kerja lapangan di Bengkel Pusat Peralatan (BENGPUSPAL)
dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.

1.2.1. Tujuan Umum

Beberapa tujuan umum dilaksakannya KP industry sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa D3 Teknik Mesin.

2. Melaksanakan peraturan pendidikan dan kebudayaan


(KEMENDIKBUD) Republik Indonesia.

3. Memberikan pengalaman nyata tentang kondisi industry secara kongkrit,


sehingga memperluas wawasan mahasiswa tentang dunia kerja secara riil.

4. memupuk kemampuan beradaptasi, berkomunikasi dan memahami kebih


dalam tentang tugas sebagai individu dan kelompok kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus

Beberapa tujuan khusus dilaksanakan kerja praktek ialah sebagai berikut :


1. Memperoleh pengalaman bekerja di perusahaan manufaktur.

2. Memahami alur kerja di Bengkel Pusat Peralatan (BENGPUSPAL).

3. Memahami tahapan proses permesinan Bengkel Pusat Peralatan


(BENGPUSPAL).

1.3 Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini mambahas :

1. Mendesain CONNECTOR KABEL ALAT CHARGE ACCU 12V

2. Pembuatan CONNECTOR KABEL ALAT CHARGE ACCU 12V

1.4 Metode Penelitian

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyusun laporan kerja


praktek ini penulis mengadakan penelitian langsung, bertanya kepada ahli
dibidangnya yang bekerja di industri tersebut agar data tersebut dapat
dibuktikan kebenarannya. Penyusun juga membaca referensi yang
berhubungan dengan proses permesinan.

1.5 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang, maksud dan tujuan kerja
praktek, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini bersisi hal - yang berhubungan dengan produk di Bengkel Pusat
Peralatan (BENGPUSPAL). Seperti sejarah

BAB III DATA TEKNIS DARI SISTEM / BAGIAN YANG DITINJAU


Bab ini berisi tentang teori yang mendukung proses permesinan, seperti
spesifikasi mesin, peralatan untuk menunjang proses frais, proses bubut,
perhitungan feeding, dan estimasi waktu pengerjaan.

BAB IV ANALISA DATA TEKNIS DARI SISTEM / BAGIAN YANG


DITINJAU
Bab ini berisi tentang proses pembuatan CONNECTOR KABEL ALAT
CHARGE ACCU 12V. berupa list material, urutan pengerjaan, operation
plan, dan estimasi waktu pengerjaan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan yang diambil penulis dalam membuat suatu
produk dari hasil permesinan dan saran dalam pembuatan laporan kerja
praktek.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mesin Bubut

Mesin bubut (turning machine) adalah suatu jenis mesin


perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan
menggunakan potong pahat (tools) sebagai alat untuk memotong benda
kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi
yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris,
namun dapat juga dipakai untuk beberapa kepentingan lain. Pada
prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam)
yang terpasang pada spindel mesin, kemudian spindel dan benda kerja
diputar dengan kecepatan tertentu.
Alat potong (pahat) yang dipakai untuk membentuk benda kerja
akan ditempelkan pada benda kerja yang berputar sehingga benda kerja
terbentuk sesuai dengan ukuran yang dikehendaki. Umumnya pahat
bubut dalam keadaan diam, pada perkembangannya ada jenis mesin
bubut yang berputar alat potongnya, sedangkan benda kerjanya diam.
Pada kelompok mesin bubut juga terdapat bagian-bagian
otomatis dalam pergerakannya bahkan juga ada yang dilengkapi dengan
layanan sistem otomatis, baik yang dilayani dengan sistem hidraulik
ataupun elektrik. Ukuran mesinnya pun tidak semata-mata kecil karena
tidak sedikit mesin bubut konvensional yang dipergunakan untuk
mengerjakan pekerjaan besar seperti yang dipergunakan pada industri
perkapalan dalam membuat atau merawat poros baling-baling kapal yang
diameternya mencapai 1.000 mm atau lebih. Pada Gambar 2.1 terlihat
contoh dari mesin bubut.

Gambar 2.1 mesin bubut.


2.1.1 Bagian-Bagian Utama Mesin Bubut
Bagian-bagian utama pada mesin bubut pada umumnya sama
walaupun merk atau buatan pabrik yang berbeda, hanya saja terkadang
posisi handel/tuas tombol, tabel penunjukan pembubutan, dan rangkaian
penyusunan roda gigi untuk berbagai jenis pembubutan letak/posisinya
berbeda. Demikian juga cara pengoperasiannya tidak jauh berbeda.
Berikut ini akan diuraikan bagian-bagian utama mesin bubut konvesional
(biasa) yang pada umumnya dimiliki oleh mesin tersebut.
1. Sumbu Utama (Main Spindle)
Pada Gambar 2.2 terlihat gambar sumbu utama atau
dikenal dengan main spindle. Sumbu utama merupakan
bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck
(cekam) yang didalamnya terdapat susunan roda gigi yang
dapat digeser-geser melalui handel/ tuas untuk mengatur
putaran mesin sesuai kebutuhan pembubutan.

Gambar 2.2 sumbu utama

2. Meja Mesin (Bed)


Meja mesin merupakan tumpuan gaya pemakanan
waktu pembubutan. Meja mesin berfungsi sebagai tempat
dudukan kepala lepas dan eretan. Bentuk alas ini bermacam-
macam, ada yang datar dan ada yang salah satu atau kedua
sisinya mempunyai ketinggian tertentu. Permukaannya halus
dan rata, sehingga gerakan kepala lepas dan eretan menjadi
lancar.
Gambar 2.3 meja mesin

3. Eretan (Carriage)
Eretan seperti yang terlihat pada Gambar 2.4
merupakan bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai
pembawa dudukan pahat potong. Eretan terdiri dari beberapa
bagian seperti engkol dan transporter.

Gambar 2.4 eretan


4. Kepala Lepas (Tail Stock)
Pada Gambar 2.5 terlihat gambar dari kepala lepas.
Kepala lepas digunakan sebagai dudukan senter putar sebagai
pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor
tangkai tirus, dan ce kam bor sebagai menjepit bor.

Gambar 2.5 kepala lepas

5. Penjepit pahat
Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau
memegang pahat potong yang bentuknya ada beberapa
macam di antaranya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.6.
Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 buah
sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan
4 macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.
Gambar 2.6 penjepit pahat
6. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama dan Plat Penunjuk
Kecepatan Tuas pengatur kecepatan berfungsi untuk
mengatur kecepatan
putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan
dari tabel putaran. Plat tabel kecepatan sumbu utama pada
gambar 2.7, menunjukkan angka-angka besaran kecepatan
sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan
pembubutan.

Gambar2.7 tuas pengatur kecepatan sumbu utama dan plat penunjuk


kecepatan

7. Transporter dan Sumbu Pembawa

Transporter atau poros transporter seperti yang


terlihat pada Gambar 2.9 adalah poros berulir segi empat atau
trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm,digunakan
untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya
waktu membubut ulir, alur, atau pekerjaan pembubutan
lainnya. Sedangkan sumbu pembawa atau poros pembawa
adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau
mendukung jalannya eretan.
Gambar 2.8 tranporter dan sumbu pembawa
8. Chuck (Cekam)
Cekam adalah alat yang digunakan untuk menjepit
benda kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (Self
centering chuck) seperti yang dapat dilihat pada Gambar
2.10, dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak
sepusat (Independenc chuck) Cekam rahang tiga sepusat,
digunakan untuk benda-benda silindris, dimana gerakan
rahang bersama-sama pada saat dikencangkan atau dibuka.
Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak
sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti
oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk
mencekam benda-benda yang tidak silindris atau digunakan
pada saat pembubutan eksentrik.

Gambar 2.9 cekam

2.1.2 Gerakan-Gerakan Dalam Membubut


Dalam pengerjaan mesin bubut dikenal beberapa prinsip gerakan yaitu :
1. Gerakan berputar benda kerja pada sumbunya disebut
(cutting motion) artinya putaran utama. Dan cutting speed
atau kecepatan potong merupakan gerakan untuk mengurangi
benda kerja dengan pahat.
2. Pahat yang bergerak maju secara teratur, akan menghasilkan
geram/serpih/tatal (chip). Gerakan tadi disebut kecepatan
makan (feed motion)
3. Bila pahat dipasang dengan dalam pemotongan (depth of
cutting), pahat dimajukan ke arah melintang sampai
kedalaman pemotongan yang dikehendaki. Gerakan ini
disebut “adjusting motion”.
2.1.3 Jenis-jenis Pekerjaan Yang Dapat Dilakukan Pada Mesin Bubut
Dalam prakteknya dilapangan mesin bubut dapat mengerjakan
pekerjaan pemotongan benda kerja sebagai berikut :
1. Pembubutan Muka (Facing), yaitu proses pembubutan yang
dilakukanpada tepi penampangnya atau gerak lurus terhadap
sumbu benda kerja, sehingga diperoleh permukaan yang halus
dan rata.
2. Pembubutan Rata(pembubutan silindris), yaitu pengerjaan
benda yang dilakukan sepanjang garis sumbunya. Membubut
silindris dapat dilakukan sekali atau dengan permulaan kasar
yang kemudian dilanjutkan dengan pemakanan halus atau
finishing.
3. Pembubutan ulir (threading), adalah pembuatan ulir dengan
menggunakan pahat ulir.
4. Pembubutan tirus (Taper), yaitu proses pembuatan benda kerja
berbentuk konis. Dalam pelaksanaan pembubutan tirus dapat
dilakukan denngan tiga cara, yaitu memutar eretan
atas(perletakan majemuk), pergerseran kepala lepas (tail stock),
dan menggunakan perlengkapan tirus (tapper atachment).
5. Pembubutan drilling, yaitu pembubutan dengan menggunakan
mata bor (drill),sehingga akan diperoleh lubang pada benda
kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan awal dari pekerjaan
boring (bubut dalam).
6. Perluasan lubang (boring), yaitu proses pembubutan yang
bertujuan untuk memperbesar lubang. Pembubutan ini
menggunakan pahat bubut dalam.

2.1.4 Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut


Ada beberapa parameter utama yang perlu di perhatikan pada
proses permesinan,terutama dalam proses pembubutan. Dengan
mengggunakan persamaan berikut kita dapat menentukan beberapa
parameter utama. Dan gambar berikut menunjukkan skema proses bubut:
Gambar 2.10 skema proses pembubutan
Keterangan:
 Benda kerja:
Do = diameter awal (mm)
Dm = diameter akhir (mm)
lt = panjang pemotongan (mm)
 Mesin bubut:
a = kedalaman potong (mm)
f = gerak makan (mm/putaran)
n = putaran poros utama (putaran/menit)
a. Kecepatan Potong.
Kecepatan potong untuk proses bubut dapat didefinisikan
sebagai kerja rata-rata pada sebuah titik lingkaran pada pahat
potong dalam satu menit. Kecepatan putar(speed), selalu
dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja.
Secara sederhana kecepatan potong diasumsikan sebagai
keliling benda kerja dikalikan kecepatan putar. Kecepatan
potong bias any dinyatakan dalam unit satuan m/menit.
Kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda dan potaran
poros utama.

Vc =
𝜋𝑑𝑛 ; 𝑚𝑚/𝑚𝑒𝑛i𝑡 (1)
b. Kecepata 1000
n makan.
Gerak makan , f(feeding) adalah jarak yang ditempuh oleh pahat
setiap benda kerja berputar satu kali sehingga satuan f adalah
mm/rev. gerak makan pula ditentukan oleh kekuatan mesin,
material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan
terutama kekasaran yang diinginkan. Sehingga kecepatan makan
didefinisikan sebagai jarak dari pergerakan pahat potong
sepanjang jarak kerja untuk setiap putaran dari spindle.
Vf=f.n ; mm/menit (2)
c. Waktu pemotongan
Waktu pemotongan adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu produk. Rumus waktu pemotongan:
𝑙𝑡
t= ; 𝑚𝑒𝑛i𝑡 (3)
c
𝑣ƒ

d. Kedalaman potong.
Kedalaman potong didefinisakan sebagai kedalaman geram yang
diambil oleh pahat potong. Dalam pembubutan kasar,
kedalaman potong maksimum tergantung pada kondisi mesin,
tipe pahat yang digunakan, dan ketermesinan dari benda kerja.
Rumus kedalaman potong adalah:
𝑑𝑜 ; mm (4)
a=
𝑑𝑚

Anda mungkin juga menyukai