Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum Mesin Perkakas II

Pembuatan Baut dan Mur

Dosen pengampu:
Chairul Anam, S.T., M.T

Disusun oleh:
ENGGAR PRIYADI (361921401032)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III


TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Mesin Perkakas II dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu untuk memenuhi tugas
mata kuliah mesin perkakas II setelah melakukan praktikum. Laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan serta pengetahuan terutama dalam proses
pembuatan baut dan mur, serta proses perncanaannya. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Chairul Anam, S.T., M.T selaku dosen mata kuliah
mesin perkakas II dan Bapak Eko Slamet Riyadi A,Md selaku teknisi dari mata
kuliah ini, yang telah menambah ilmu pengetahuan penulis sesuai bidang studi
dan telah membimbing dalam penulisan laporan ini. Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan laporan ini.
Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun
orang lain yang membacanya dan tentunya laporan ini bias diterima oleh dosen
pembimbing. Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih memiliki
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun sangat diperlukan demi kesempurnaan laporan ini.

Banyuwangi, 25 Januari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Mesin Bubut
2.1.1 Macam-Macam Proses Pembubutan
2.1.2 Jenis-Jenis Pahat Bubut
2.1.3 Jenis-Jenis Ulir
2.1.4 Proses Pembuatan Ulir
2.2 Mesin Frais
2.2.1 Bagian-Bagian Mesin Frais
2.2.2 Perlengkapan Mesin Frais
2.2.3 Pengefraisan Kepala Baut dan Mur
2.3 Alat Pelindung Diri
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Mesin
3.2 Bahan
3.3 Waktu dan Tempat
3.4 Alat Pelindung Diri
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan Ulir
4.2 Perhitungan Kepala Baut dan Mur
4.3 Langkah Kerja
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pemesinan, dibutuhkan tenaga terampil untuk mengoperasikan
maupun merawat mesin sekaligus peralatan dari mesin tersebut. Banyak
mahasiswa maupun seorang sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi
terkadang tidak dapat mengoperasikan maupun merawat mesin serta peralatan
mesin tersebut. Mereka cenderung lebih menguasai teori daripada praktek
kerja mesin tersebut. Sedangkan di era globalisasi sekarang ini dibutuhkan
tenaga kerja yang bukan hanya mengerti teori suatu mesin melainkan tenaga
kerja tersebut dituntut untuk mengoperasikan mesin tersebut. Praktikum
Mesin Perkakas II mempelajari dua jenis mesin perkakas, yaitu mesin bubut
dan mesin frais.
Praktikum mesin bubut dan mesin frais merupakan Teknik dasar yang
harus dikuasai. Dua jenis mesin tersebut adalah mesin yang sering digunakan
pada proses manufacturing. Kompetensi dasar yang harus dikuasai yaitu
pengoperasian dan perawatan mesin. Mesin bubut dalah suatu mesin perkakas
yang digunakan untuk memotong/menyayat benda kerja yang berputar.
Sedangkan mesin frais adalah suatu mesin perkakas yang menghasilkan
bidang datar, dimana pisau frais berputar dan meja mesin bergerak melakukan
pemakanan.
Mesin bubut dan mesin frais dapat membantu Praktikum Mesin
Perkakas II pada proses pembuatan baut dan mur dengan menerapkan
parameter-parameter yang telah ditentukan. Dimulai dari proses pembubutan
facing, pembubutan rata, pembubutan alur, pengefraisan segi enam, lalu
pembubutan ulir. Dari praktikum mesin perkakas ini diharapkan mahasiswa
mendapatkan bekal keterampilan sehingga mampu berfikir kreatif dan
dinamis dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan serta dapat memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi di
dunia kerja secara efektif dan efisien.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah diuraikan tersebut, didapatkan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana perhitungan dan cara membuat ulir pada baut dan mur?
2. Bagaimana perhitungan dan cara membuat kepala baut dan mur?
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum dan penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui perhitungan dan proses pembuatan ulir.
2. Mengetahui perhitungan dan proses pembuatan kepala baut dan mur.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat daripraktikum dan penulisan laporan ini antara lain:
1. Mahasiswa dapat mengoperasikan mesin bubut dan mesin frais dengan
baik dan benar.
2. Mahasiswa dapat memahami cara kerja mesin bubut dan mesin frais.
3. Mahasiswa dapat membuat benda kerja sesuai jobsheet.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Bubut


Mesin bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan
untuk pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada
benda kerja , dimana pahat digerakkan secara translasi dan sejajar sumbu dari
benda kerja yang berputar. Mesin bubut merupakan mesin perkakas dengan
jumlah terbanyak dibandingkan mesin perkakas lainnya.
Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangkan bagian dari benda
kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja berputar dengan
kecepatan tertentu. Secara bersamaan proses pemakanan oleh pahat
digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Gerakan
putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif, sedangkan Gerakan
translasi dari pahat disebut gerak makan.
Mesin bubut memiliki beberapa bagian dengan fungsinya masing-
masing. Bagian-bagian mesin bubu tantara lain yaitu cekam (chuck), motor
penggerak, tuas (handle), tombol emergency stop, rem kaki, dudukan pahat
(tool post), lampu penerangan, selang coolant, poros pembawa, kepala lepas
(tail stock), dan eretan. Eretan terbagi menjadi tiga macam, yaitu ertean atas
untuk mengatur sudut, eretan melintang berfungsi untuk mengatur tebal atau
tipis pemakanan, dan eretan memanjang untuk bergerak ke arah kanan kiri
atau mengurangi Panjang benda kerja. Mesin bubut dapat dilihat pada gambar
2.1 berikut.

Gambar 2.1 Mesin Bubut


2.1.1 Macam-Macam Proses Pembubutan
Mesin bubut dapat melakukan beberapa proses pembubutan, antara
lain yaitu:
1. Pembubutan Muka (Facing)
Pembubutan muka merupakan proses penyayatan dimana gerak
pahat bubut tegak lurus dengan sumbu putar benda kerja. Metode ini
digunakan untuk menyayat ujung permukaan benda kerja, serta
mengurangi panjang benda kerja. Pembubutan muka dapat dilihat pada
gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Pembubutan Muka

2. Pembubutan Rata
Pembubutan rata merupakan proses penyayatan dimana Gerakan
pahat bubut sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Metode
pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter
seragam. Fungsi dari pembubutan rata yaitu mengurangi diameter benda
kerja. Pebubutan rata dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut.

Gambar 2.3 Pembubutan Rata

3. Pembubutan Alur
Pembubutan alur merupakan proses penyayatan dengan tujuan
untuk membuat celah dengan lebar dan kedalaman tertentu pada benda
kerja. Pembubutan alur menggunakan pahat alur yang memiliki ukuran,
sudut dan geometri khusus. Pembubutan alur biasanya bertujuan untuk
membuat sisi pembebas untuk proses pembubutan ulir menggunakan
mesin bubut. Pembubutan alur dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4 Pembubutan Alur

4. Pembubutan Ulir
Pembubutan ulir merupakan penyayatan yang menghasilkan
bentuk ulir. Pembubutan ulir terdiri dari ulir luar dan ulir dalam.
Pembuatan ulir tergolong dalam pembubutan silidris dimana
pemakanannya sama dengan pola kisar dari ulir yang akan dibuat.
Pembubutan ulir dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Pembubutan Ulir

5. Pengeboran (Drilling)
Pengeboran juga dapat dilakukan dengan mesin bubut. Kebalikan
dari mesin bor, pengeboran pada mesin bubut menggunakan mata bor
yang tidak berputar, melainkan benda kerjanya yang berputar.
Pengeboran dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.

Gambar 2.6 Pengeboran

6. Chamfering
Chamfering merupakan proses pembubutan pada sudut benda kerja
menggunakan ujung pahat. Hasil dari chamfering dikenal dengan istilah
chamfer. Chamfering termasuk dalam tahap finishing dari pengerjaan
benda kerja. Chamfering dapat dilihat pada gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Chamfering

2.1.2 Jenis-Jenis Pahat Bubut


Terdapat beragam jenis pahat bubut yang dapat digunakan sesuai
fungsinya atau proses pengerjaannya. Berikut adalah jenis-jenis pahat bubut
yaitu:
1. Pahat bubut muka
Pahat jenis ini digunakan untuk membuat permukaan pada posisi
melintang diameter benda kerja. Prinsip kerja bubut muka yaitu
menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja ke titik diameter benda
atau sebaliknya. Pahat bubut muka dapat dilihat pada gambar 2.8 berikut.

Gambar 2.8 Pahat Bubut Muka

2. Pahat Bubut Rata


Pahat ini digunakan untuk membubut permukaan rata pada bidang
memanjang. Prinsip kerja pahat bubut rata yaitu dengan menyayatkan
pahat dari ujung luar lalu menggerakkannya menggunakan eretan
memanjang/bawah. Pahat bubut rata dapat dilihat pada gambar 2.9
berikut.

Gambar 2.9 Pahat Bubut Rata


3. Pahat Bubut Alur
Pahat bubut alur digunakan untuk membuat bentuk profil atau alur
pada permukaan benda kerja. Bentuk alur yang dihasilkan tergantung
dari pahat alur yang digunakan untuk menyayat benda kerja. Pahat bubut
alur dapat dilihat pada gambar 2.10 berikut.

Gambar 2.10 Pahat Bubut Alur

4. Pahat Bubut Ulir


Pahat ulir digunakan untuk membuat bentuk ulir pada permukaan
benda kerja. Bentuk ulir dan spesifikasinya tergantung jenis pahat yang
digunakan. Jika ulir yang akan dibuat merupakan jenis ulir whitworth,
maka sudut puncak ulir yang terbentuk pada pahat sebesar 55°.
Sedangkan untuk jenis ulir metrik, sudut puncak yang terbentuk pada
pahat sebesar 60°. Pahat ulir dapat dilihat pada gambar 2.11 berikut.

Gambar 2.11 Pahat Bubut Ulir

5. Bor senter (center drill)


Bor senter merupakan salah satu alat potong pada mesin bubut
yang berfungsi untuk membuat lubang senter pada ujung permukaan
benda kerja. Jenis bor senter ada tiga, yaitu : bor senter standart, bor
senter dua mata sayat, dan bor senter mata sayat radius. Bor senter dapat
dilihat pada gambar 2.12 berikut.
Gambar 2.12 Bor Senter
6. Pahat Bubut Chamfer
Pahat bubut chamfer digunakan untuk menchamfer atau membuat
sudut kemiringan pada permukaan benda kerja yang disayat. Besar sudut
chamfer tergantung dari besarnya sudut pahat, tetapi pada umumnya
menggunakan sudut 45°. Pahat chafer dapat dilihat pada gambar 2.13
berikut.

Gambar 2.13 Pahat Chamfer

2.1.3 Jenis-Jenis Ulir


1. Ulir Segitiga
Ulir segitiga merupakan ulir yang paling sering digunakan pada
sambungan mur dan baut. Ulir ini bisa dibuat menggunakan tap, snei,
mesin bubut, mesin frais, dan lain-lain. Ulir segitiga dibedakan menjadi
dua jenis, yaitu:
a. Ulir Metris
Ulir dengan sudut puncak 60°. Ulir ini menggunakan satuan
mm. Memiliki lambang “M”, anda bisa lihat pada tap atau snei.
Contohnya tap dengan ukuran ulir M8x1, artinya digunakan untuk
membuat ulir dengan diameter mayor ulir 8 mm dan kisar ulir 1 mm.
Ulir metris dapat dilihat pada gambar 2.14 berikut.

Gambar 2.14 Ulir Metris

b. Ulir whitworth
Ulir dengan sudut puncak 55°. Ulir ini memiliki satuan inch.
Memiliki lambang “W”. Contohnya ulir whitworth dengan ukuran W
38″x20, artinya digunakan untuk membuat ulir whitworth dengan
diameter mayor 3/8″dengan 20 ulir setiap inch. Ulir whitworth dapat
dilihat pada gambar 2.15 berikut.
Gambar 2.15 Ulir Whitworth

2. Ulir Segiempat
Ulir dengan bentuk segi empat cocok digunakan untuk menahan
beban tinggi. Contohnya pada kolom mesin frais atau bor. Panjang
kisarnya adalah dua kali panjang segiempatnya. Ulir ini memiliki
tingkat efisien yang lebih tinggi dibanding dengan ulir trapesium.
Karena tidak memiliki sudut miring pada ulirnya, tidak memiliki
tekanan radial dan tekanan pecah. Ulir segiempat dapat dilihat pada
gambar 2.16 berikut.

Gambar 2.16 Ulir Segiempat

3. Ulir Trapesium atau Trapezoid


Ulir dengan bentuk trapesium merupakan ulir yang memiliki
kekuatan tinggi dan cukup mudah dalam pembuatannya. Contohnya
pada leadscrews atau poros pembawa untuk proses penguliran dengan
mesin bubut. Ulir ini memiliki kemiringan pada bentuk ulirnya.
Sehingga mendapatkan tekanan radial dan tekanan pecah yang
menyebabkan ulir ini mudah terkikis pada saat digunakan. Ulir
trapesium dapat dilihat pada gambar 2.17 berikut.

Gambar 2.17 Ulir Trapesium


4. Ulir Radius
Ulir dengan bentuk radius merupakan ulir yang tahan lama.
Dengan bentuknya yang melingkar, ulir ini tidak mudah terkikis atau
menyebabkan kebocoran. Jenis ulir ini biasanya diaplikasikan pada
pekerjaan penambangan, pada rem dan kopling kereta api. Ulir radius
dapat dilihat pada gambar 2.18 berikut.

Gambar 2.18 Ulir Radius

2.1.4 Proses Pembuatan Ulir


Supaya dihasilkan ulir yang halus permukaannya perlu dihindari
kedalaman potong yang relative besar. Walaupun kedalaman ulir kecil
(misalnya untuk ulir M10x1,5 , dalamnya ulir 0,934 mm) proses
penyayatan tidak dilakukan sekali potong, biasanya dilakukan penyayatan
antara 5 sampai 10 kali penyayatan ditambah sekitar 3 kali penyayatan
kosong (penyayatan pada diameter terdalam). Hal tersebut karena pahat ulir
melakukan penyayatan berbentuk V. Agar diperoleh hasil yang presisi
dengan proses yang tidak membahayakan operator mesin, maka
sebaiknya pahat hanya menyayat pada satu sisi saja (sisi potong pahat
sebelah kiri untuk ulir kanan, atau sisi potong pahat sebelah kanan untuk
ulir kiri). Proses tersebut dilakukan dengan cara memiringkan eretan atas
dengan sudut 29°. Proses tersebut dapat dilihat pada gambar 2.19 berikut.

Gambar 2.19 cara memiringkan erten atas dengan sudut 29°


Proses bubut ulir dilakukan dengan cara :
 Memajukan pahat pada diameter luar ulir.
 Setting ukuran pada eretan atas menjadi 0 mm.
 Tarik pahat ke luar benda kerja, sehingga pahat di luar benda kerja dengan 
jarak bebas sekitar 10 mm.
 Atur handel kisar menurut tabel kisar yang ada di mesin bubut, geser
handel gerakan eretan bawah untuk pembuatan ulir.
 Masukkan pahat dengan kedalaman potong sekitar 0,1 mm.
 Jalankan mesin sampai panjang  ulir yang dibuat terdapat goresan pahat,
kemudian hentikan mesin dan tarik pahat keluar.
 Periksa kisar ulir yang dibuat (Gambar 2.20) dengan menggunakan kaliber
ulir
(screwpitch gage).  Apabila  sudah  sesuai  makaproses  pembuatan  ulir di
lanjutkan.  Kalau kisar belum sesuai periksa posisi handel pilihan kisar
pada mesin bubut.

Gambar 2.20 Pengecekan kisar ulir dengan kaliber ulir


 Gerakkan pahat mundur dengan cara memutar spindel arah kebalikan, hent
ikansetelah posisi pahat di depan benda kerja (Gerakan seperti gerakan pah
at untuk membuat poros lurus).
 Majukan pahat untuk kedalaman potong berikutnya dengan memajukan
eretan atas.
 Langkah dilanjutkan seperti nomor 7 sampai kedalam ulir maksimal
tercapai.
 Pada kedalaman ulir maksimal proses penyayatan perlu dilakukan
berulang-ulang agar beram yang tersisa terpotong semuanya.
 Setelah  selesai  proses  pembuatan  ulir,  hasil  yang  diperoleh  dicek  uku
ranya (Diameter mayor, kisar, diameter minor, sudut).

2.2 Mesin Frais

Anda mungkin juga menyukai