Anda di halaman 1dari 33

DRILLING MACHINE (MESIN BOR)

Dosen Pembimbing
WISMA SOEDARMAJI, ST., MT
0690401024
Disusun Oleh Kelompok
RIZKY ALDIMAS OCTAVIANTO (202069020018)
ABD. ROZAQ AMIN (202069020028)
ANGGI HANAFI (202069020016)
ANDRYAKHAS PURWITO (202069020024)
MUHAMMAD FUAD (202069020027)
M. SULTONI A (202069020032)
TAUFIK SUHERMAN (202069020033)

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK


MESIN UNIVERSITAS YUDHARTA PASURUAN
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Esa karena berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok ingin mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Wisma Soedarmaji membantu kami dalam proses
penggarapannya.

Makalah yang berjudul ‘MESIN BOR’ disusun oleh kami selaku


Mahasiswa untuk memenuhi tugas mata pelajaran Praktikum Proses
Manufaktur.

Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari
kata sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap
saran dan kritiknya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa
membuat satu makalah yang lebih berkualitas.

Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat


bagi Mahasiswa yang lain.

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
LATAR BELAKANG..........................................................................................4
LANDASAN TEORI...........................................................................................4
FUNGSI MESIN BOR.........................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................6
Macam – macam Mesin Bor....................................................................................6
1. Mesin bor meja.................................................................................................6
2. Mesin bor tangan (pistol)...............................................................................11
3. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)...............................................11
4. Mesin Bor koordinat...................................................................................13
5. Mesin Bor Lantai........................................................................................14
6. Mesin Bor Berporos (Mesin Bor Gang)......................................................15
KOMPONEN MESIN BOR BERPOROS.........................................................16
BAB 3....................................................................................................................20
Pengerjaan pengeboran..........................................................................................20
Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran........................................................20
Prinsip Pengeboran.............................................................................................22
Pemakanan Pengeboran......................................................................................22
BAB 4....................................................................................................................23
TOLERANSI UKURAN DAN SUAIAN..............................................................23
TOLERANSI......................................................................................................23
SUAIAN.............................................................................................................23
CARA PENULISAN TOLERANSI..................................................................24
Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental..........................................24
1. Toleransi Standar (untuk Diameter Nominal sampai dengan 500 mm)......24
2. Penyimpangan Fundamental (untuk Diameter Nominal sampai dengan 3.150
mm)....................................................................................................................25
BAB 5....................................................................................................................28

2
PERAWATAN MESIN BOR................................................................................28
MEDIA PENDINGIN........................................................................................28
ALUMUNIUM Al 6063.....................................................................................28
Keselamatan Kerja.............................................................................................29
............................................................................................................................31

3
BAB 1

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Proses permesinan merupakan proses manufaktur dimana objek
dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan sebagian material
dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah untuk
mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses
pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian
dalam dari suatu objek tertentu.
Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan
antara lain :Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan
planing), proses pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling),
proses menggerinda (grinding), proses menggergaji (sawing), dan yang
terakhir adalah proses memperbesar lubang.
Tuntutan penyelesaian pekerjaan dalam dunia konstruksi semakin
lama semakin singkat, terutama dalam pembuatan alat bantu untuk
mempercepat pembuatan lubang pada baja konstruksi .Ketika tuntutan
jumlah pembuatan lubang pada baja konstruksi yang sangat banyak dan
harus diselesaikan dalam waktu yang cepat, maka muncul ide bagaimana
agar suatu lubang dapat dibuat dalam waktu yang singkat.

LANDASAN TEORI
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakannya memutarkan alat
pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin
tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan pengeboran adalah operasi
menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan
menggunakan pemotong berputaryang disebut bor dan memiliki fungsi
untuk membuat lubang, membuat lobang bertingkat, membesarkan
lobang dan Chamfer. Pada umumnya mesin bor digunakan untuk
pembuatan lubang pada benda kerja, oleh karena itu mesin bor sangat
penting untuk proses pengetappan atau proses pembuatan ulir dalam.
Sedangkan proses pengeboran merupakan proses permesinan yang
paling digunakan setelah proses bubut, karena hampir semua komponen
dan produk permesinan mempunyai lubang. Gerak makan dan gerak
potong pada proses pengeboran dilakukan oleh pahat bor. Pahat bor
mempunyai dua mata potong dan melakukan gerak potong karena diputar

4
oleh spindle mesin bor. Putaran spindle dan gerak makan dapat dipilih
dari beberapa tingkat putaran dan gerak makan yang tersedia pada mesin.
FUNGSI MESIN BOR
1. Pembuatan lubang Yaitu mengumpan mata bor pada suatu benda kerja
untuk membuat lubang.
2. Pembesaran Lubang Yaitu mengumpan mata bor pada benda kerja yang
telah memiliki lubang sebelumnya guna untuk memperbesar diameter
lubang pada benda kerja.
3. Chamfer Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam
dari sebuah bentuk silindris. Chamfer pada proses counter sink yang
dimaksudkan ada beberapa macam penggunaan, antara lain :
a. Chamfer untuk membersihkan chip/ bram.
b. Chamfer untuk pembuatan ulir.
c. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
d. Chamfer untuk dudukan paku keling.

5
BAB 2

Macam – macam Mesin Bor


1. Mesin bor meja
Mesin bor meja adalah mesin bor yang diletakkan diatas meja.
Mesin ini digunakan untuk membuat lobang benda kerja dengan diameter
kecil (terbatas sampai dengan diameter 16 mm). Prinsip kerja mesin bor
meja adalah putaran motor listrik diteruskan ke poros mesin sehingga
poros berputar. Selanjutnya poros berputar yang sekaligus sebagai
pemegang mata bor dapat digerakkan naik turun dengan bantuan roda
gigi lurus dan gigi rack yang dapat mengatur tekanan pemakanan saat
pengeboran. Berikut ini adalah gambar dari mesin bor meja :

Gambar 2.1 Mesin Bor Meja

Mesin bor meja sangat berfariasi dan memiliki spesifikasi masaing


masing. Berikut spesifikasi mesin bor meja dengan type ZJQ4116 :

6
● KOMPONEN MESIN BOR MEJA
1. Dudukan (Base)
Base ini merupakan penopang dari semua komponen mesin bor.
Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
Dalam pengeboran akan terjadi getaran, jika pemasangan dudukan atau
base ini tidak kuat, maka getaran tersebut akan membuat keakurasian
dalam pengeboran berkurang, maka pemasangannya harus kuat karena
akan mempengaruhi keakuratan pengeboran akibat dari getaran yang
terjadi.

Gambar 2.2 Dudukan (Base)

2. Tiang (Coloumn)
Tiang (Coloumn) Bagian dari mesin bor yang digunakan untuk
menyangga bagian-bagian yang digunakan untuk proses pengeboran.
Column berbentuk silinder yang mempunyai alur atau rel untuk jalur
gerak vertikal dari meja kerja.

Gambar 2.3 Tiang

7
3. Meja (Table)
Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan
di bor. Meja kerja dapat disesuaikan secara vertikal untuk
mengakomodasi ketinggian pekerjaan yang berbeda atau bisa berputar ke
kiri dan ke kanan dengan sumbu poros pada ujung yang melekat pada
tiang (column). Untuk meja yang berbentuk lingkaran bisa diputar 360º
dengan poros ditengah-tengah meja. Kesemuanya itu dilengkapi pengunci
(table clamp) untuk menjaga agar posisi meja sesuai dengan yang
dibutuhkan.Untuk menjepit benda kerja agar diam menggunakan ragum
yang diletakkan di atas meja . Seperti terlihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Meja (Table)


4. Mata Bor (Drill chuck)
adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien. Mata bor
yang paling sering digunakan adalah bor spiral, karena daya hantarnya
yang baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur-alurnya yang
berbentuk sekrup, sudut-sudut sayat yang menguntungkan dan bidang
potong dapat diasah tanpa mengubah diameter bor. Bidang– bidang potong
bor spiral tidak radial tetapi digeser sehingga membentuk garis-garis
singgung pada lingkaran kecil yang merupakan hati bor [3]. Seperti
terlihat pada gambar 2.5

8
5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang memegang atau
mencekam mata bor . Seperti terlihat pada gambar 2.6

Gambar 2.6

6. Spindle Head
Merupakan rumah dari konstruksi spindle yang digerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan diatur oleh drill feed handle untuk
proses pengeborannya . Seperti terlihat pada gambar 7.

Gambar 2.6 Spindle Head

9
7. Drill Feed Handle
Handle untuk menurunkan atau menekankan spindle dan mata bor ke
benda kerja (memakankan). Seperti terlihat pada gambar 2.8

Gambar 2.8 Drill Feed Handle


8. Kelistrikan
Mesin bor menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya.
Motor listrik harus dilengkapi dengan kabel penghubung, kabel power,
saklar on/off, lampu indikator serta saklar pengatur kecepatan. Seperti
terlihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Kelistrikan

10
2. Mesin bor tangan (pistol)
Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan
menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan
biasanya digunakan untuk melubangi kayu, tembok maupun pelat logam.
Khusus Mesin bor ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa
digunakan untuk mengencangkan baut maupun melepas baut karena
dilengkapi dua putaran yaitu kanan dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam
berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga fungsinya masing-masing.
Berikut ini adalah gambar dari mesin bor tangan :

Gambar 2.10 Mesin Bor Tangan

Fungsi dari bor tangan ini adalah untuk melubangi atau memperbesar
lubang serta dapat di gunakan melepas atau mengencangkan baut. Mesin
bor tangan sanggat berfareasi dan memiliki spesifikasi masaing-masing.
Berikut spesifikasi mesin bor tangan dengan type j.ld 10-14 :

3. Mesin Bor Tegak (Vertical Drilling Machine)


Digunakan untuk mengerjakan benda kerja dengan ukuran yang
lebih besar, dimana proses pemakanan dari mata bor dapat dikendalikan
secara otomatis naik turun. Pada proses pengeboran, poros utamanya
digerakkan naik turun sesuai kebutuhan. Meja dapat diputar 360°

11
mejanya diikat bersama sumbu berulir pada batang mesin, sehingga
mejanya dapat digerakkan naik turun dengan menggerakkan engkol.
Berikut ini adalah gambar dari mesin bor tegak

Gambar 2.11 Mesin Bor Tegak

Mesin bor tegak (upright drilling machine) mesin bor ini mampu
mengebor sampai diameter 50 mm. Mesin ini dilengkapi dengan
pengaturan pemakanan otomatis. Kecepatan spindle utama dan
pemakanan bisa diatur sesuai kebutuhan pekerjaan. Mesin bor tegak
sanggat berfareasi dan memiliki spesifikasi masaing-masing.
Berikut spesifikasi mesin bor tegak dengan type Z5032:

12
4. Mesin Bor koordinat
Mesin bor koordinat pada dasarnya sama prinsipnya dengan mesin
bor yang lainnya. Perbedaannya terdapat pada sistem pengaturan posisi
pengeboran. Mesin bor koordinat umumnya digunakan untuk membuat
atau memperbesar lobang dengan jarak titik pusat dan diameter lobang
antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang tinggi.
Untuk mendapatkan ukuran ketelitian yang tinggi tersebut digunakan
meja kombinasi yang dapat diatur dalam arah memanjang dan arah
melintang dengan bantuan sistem optik. Ketelitian dan ketepatan ukuran
dengan sistem optik dapat diatur sampai mencapai toleransi 0,001 mm.
Berikut ini adalah gambar dari mesin bor koordinat, Berikut ini adalah
gambar dari mesin bor koordinat :

Gambar 2.12 Mesin Bor Koordinat

Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda


kerja yang besar dan berat. Mesin bor koordinat digunakan untuk
membuat/membesarkan lobang dengan jarak titik pusat dan diameter
lobang antara masing-masingnya memiliki ukuran dan ketelitian yang
tinggi. Mesin bor koordinat sanggat berfareasi dan memiliki spesifikasi
masaing-masing. Mesin bor koordinat sanggat berfareasi dan memiliki
spesifikasi masaing-masing. Berikut spesifikasi mesin bor
koordinatdengan type ZX7016.

13
5. Mesin Bor Lantai
Mesin bor lantai adalah mesin bor yang dipasang pada lantai.
Mesin bor lantai disebut juga mesin bor kolom. Jenis lain mesin bor lantai
ini adalah mesin bor yang mejanya disangga dengan batang pendukung.
Berikut ini adalah gambar dari mesin bor lantai:

Gambar 2.13 Mesin Bor Lantai

Mesin bor jenis ini biasanya dirancang untuk pengeboran benda-benda


kerja yang besar dan berat. Mesin bor koordinat sanggat berfareasi dan
memiliki spesifikasi masaing-masing. Berikut spesifikasi mesin bor tegak
dengan type EQ100 :

14
6. Mesin Bor Berporos (Mesin Bor Gang)
Mesin bor ini mempunyai lebih dari satu spindel, biasanya sebuah
meja dengan empat spindle. Mesin ini digunakan untuk melakukan
beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih cepat. untuk produksi masal
terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala penggerak. Berikut
ini adalah gambar dari dudukan mesin bor berporos :

Gambar 2.14 Mesin Bor Berporos

Mesin Bor Berporos (Mesin Bor Gang) Mesin ini digunakan untuk
melakukan beberapa operasi sekaligus, sehingga lebih cepat untuk
produksi masal terdapat 20 atau lebih spindel dengan sebuah kepala
penggerak. Mesin bor koordinat sanggat berfareasi dan memiliki
spesifikasi masaing-masing. Berikut spesifikasi mesin bor tegak dengan
type Z3050x16/1 :

15
KOMPONEN MESIN BOR BERPOROS
Kabel
Kabel merupakan komponen penghantar yang terisolasi yang berfungsi
untuk menghubungkan antara komponen satu dengan yang lainnya pada
sebuah rangkaian kelistrikan. Berikut ini adalah gambar dari kelistrikan
mesin bor tangan:

Gambar 2.15 Kabel

1. Saklar
Secara umum kegunaan saklar atau fungsi saklar adalah untuk
memutuskan atau menyambungkan suatu listrik pada bor. Berikut ini
adalah gambar dari saklar mesin bor tangan :

16
2. Koil
Koil (Carbon Brush) adalah sebagai penerus tegangan dari bagian statis
ke bagian yang bergerak. Kelebihan carbon brush adalah mampu
mengantarkan listrik tanpa menimbulkan percikan api yang menyebabkan
mencairnya bagian tersebut. Berikut ini adalah gambar dari kol mesin bor
tangan :

Gambar 2.16 Koil

3. Gulungan
Fungsi dari gulungan yang terdapat pada mesin bor yaitu sebagai
pengantar daya listrik dari kol atau (Carbon Brush) yang gunanya untuk
mengubah listrik menjadi energi mekanik. Berikut ini adalah gambar dari
gulungan mesin bor tangan :

Gambar 2.17 Gulungan

4. Angker

17
Secara umum fungsi Angker yaitu sebagai Penerima daya listrik dari kol
(Carbon Brush). Berikut ini adalah gambar dari angker mesin bor tangan

Gambar 2.18 Angker

5. Bearing
Klaher atau bearing adalah menjaga agar poros ban atau as roda tidak
langsung bergesekan dengan rumah roda. Berikut ini adalah gambar dari
klaher mesin bor tangan

Gambar 2.19 Bearing

6. Gear
Gear adalah sebutan untuk roda gigi yang bekerja pada suatu mesin
yang fungsinya adalah untuk mentransmisikan daya. Gear merupakan
bagian mesin yang bentuk sederhananya bergerigi, dapat berputar dan
biasanya terhubung dengan gear lain untuk mengirimkan torsi. Berikut ini
adalah gambar dari gear mesin bor tangan :

18
Gambar 2.20 Gear

7. Chuck
Chuck BOR biasanya digunakan untuk menjepit mata bor. Apabila kita
ingin mengebor menggunakan mesin bubut, maka chuck bor di pasang di
kepala lepas. Berikut ini adalah gambar dari chuck mesin bor tangan :

Gambar 2.21 Chuck

8. Pengatur Kecepatan
Pada bagian ini secara umum berfungsi sebagai pengaturan kecepatan dan
seberapa banyak daya yang akan digunakan saat menggunakan bor.
Berikut ini adalah gambar dari pengatur kecepatan mesin bor tangan :

Gambar 2.22 Pengatur Kecepatan


9. Switcher
Tombol yang berfungsi untuk mengatur on dan off pada bor.
Berikut ini adalah gambar dari switcher mesin bor tangan :

19
BAB 3

Pengerjaan pengeboran

Proses pengeboran adalah proses yang digunakan untuk membuat


suatu lubang pada benda kerja yang solid. Proses yang digunakan untuk
pembuatan lubang dengan diameter bertingkat. Boring lebih disukai
karena kita dapat memperbaiki ukuran lubang, atau keselarasan dan dapat
menghasilkan lubang yang halus. Untuk menghasilkan lubang bor yang
sempurna dibutuhkan cutting tool (mata bor) untuk membantu proses
pengeboran. Maka berikut ini adalah jenis cutting tool (mata bor) yang
digunakan dalam proses pengeboran antara lain:
1. Drilling, proses yang digunakan untuk membuat suatu lubang pada
benda kerja yang solid.
2. Step drill, proses yang digunakan untuk pembuatan lubang dengan
diameter bertingkat
3. Reaming adalah cara akurat pengepasan dan finishing lubang yang
sudah ada sebelumnya
4. Boring proses memperluas sebuah lubang yang sudah ada dengan satu
titik pahat. Boring lebih disukai karena kita dapat memperbaiki ukuran
lubang, atau keselarasan dan dapat menghasilkan lubang yang halus
5. Counter Bore, operasi ini menggunakan pilot untuk membimbing
tindakan pemotongan. Digunakan untuk proses pembesaran ujung
lubang yang telah dibuat dengan kedalaman tertentu, untuk
mengakomodasi kepala baut
6. Countersink (bor benam) khusus pembesaran miring berbentuk kerucut
pada akhir lubang untuk mengakomodasi sekrup versink. Kerucut
sudut 60 °, 82 °, 90 °, 100 °, 110 °, 120 °.
7. Tapping adalah proses dimana membentuk ulir dalam. Hal ini
dilakukan baik oleh tangan atau oleh mesin.
Mekanisme Proses pengerjaan pengeboran
a. Pemasangan Benda Kerja
1) Jika menggunakan ragum, untuk benda kerja rata dan mendatar
dengan ukuran benda tebalnya lebih pendek dari ukuran tinggi
mulut ragum, dibagian bawah benda kerja ditahan dengan
bantalan yang rata dan sejajar (paralel). Agar ragum tidak turut

20
bergerak, ragum diikat denagan menggunakan mur baut pada
meja bor.
2) Jika tidak menggunakan ragum, benda kerja diikat pada meja
bor dengan menggunakan dua buah mur baut, dua buah
penjepit bentuk U dengan dua balok penahan yang sesuai.
3) Untuk mengebor logam batang berbentuk bulat, benda kerja
diletakan pada sebuah balok V dan dijepit dengan batang
pengikat khusus, kemudian ditahan dengan menggunakan
balok yang sesuai dan diikat oleh mur baut pada meja mesin
bor
Untuk benda kerja yang akan dibor tembus, benda kerja dijepit dengan
menggunakan batang, penjepit khusus, balok penahan yang sesuai
tingginya dan diikat dengan mur baut pengikat agar tidak merusak ragum.
b. Pemasangan Mata Bor pada chuck
1) Bor dengan tangkai lurus (taper) langsung dimasukan pada lubang
sumbu mesin bor, tidak boleh menggunakn pemegang bor. Dengan
demikian, lubang alur menerima ujung taper dan lubang taper
diimbangi oleh selubang yang distandarisasi (dinormalisasikan). Ujung
taper tidak dapat digunakan untuk memegang tapi untuk
mempermudah pelepasan dari selumbung dengan menggunakan soket.
Sebelum melepas bor, sepotong kayu harus diletakan dibawahnya,
sehingga mata bor tidak akan rusak pada saat jatuh.
2) Bor dengan tangkai selinder diguanakan“ Pemegang bor
berkonsentrasi sendiri” dengan dua atau tiga rahang. Bor harus
dimasukan sedalam mungkin sehinggan tidak selip pada saat berputar.
Permukaan bagiaan dalam pemegang berhubungan dengan tangakai
mata bor, sehingga menghasilkan putaran bor.
3) Bor dengan kepala bulat lurus diperguanakan pemegang atau penjepit
bor otomatis (universal), dimana bila diputar kuncinya, maka mulutnya
akan membuka atau menjepit dengan sendirinya (otomatis).
4) Bor dengan kepala tirus dipergunakan taper atau sarung pangurang
yang dibuat sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan, sehingga terdapat
bermacam-macam ukuran.
5) Mata bor yang baik asahan mata potongnya akan mengebor dengan
baik dan akan menghasilkan tatal yang sama tebal dengan yang keluar
melalui kedua belah alur spiral bor. Untuk bahan memerlukan
pendinginan, dipergunakan cerek khusus tempat bahan pendingin.

21
6) Atur posisi benda kerja dengan menggerakkan meja, untuk arah
vertical di bawah meja dan di sesuaikan, setelah itu jangan lupa
mengunci semua pengunci.
7) Tancapkan steker mesin ke stop kontak sumber listrik, kemudian tekan
sakelar on (pada saat ini spindle sudah berputar). Atur kecepatan yang
sesuai dengan benda kerja.
8) Untuk pemakanan ke benda kerja, putar Drill feed Handle sehingga
mata bor turun dan memakan benda kerja.
9) Gunakan cairan pendingin bila perlu.
10) Setelah selesai, tekan sakelar off untuk mematikan mesin.
11) Untuk Mesin bor tangan atau pistol sakelar khusus untuk pilhan
putaran ke kanan dan ke kiri.

Prinsip Pengeboran
Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat
berfungsi untuk membuat lobang dan membesarkan lobang. pekerjaan
yang banyak menuntut ketelitian yang tinggi pada pengeboran adalah
pada saat menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik senter.

Pemakanan Pengeboran
Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam
lobang atau benda kerja dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya
pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak pergeseran mata
bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan juga
tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lobang yang dibuat,
kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor. Berikut
tabel spesifikasi pemakanan mata bor saat pengeboran sebagai berikut :

22
BAB 4

TOLERANSI UKURAN DAN SUAIAN

Karakteristik geometrik yang ideal : ukuran yang teliti, bentuk


yang sempurna dan permukaan yang halus sekali dalam praktek tidak
mungkin tercapai karena ada penyimpangan yang terjadi.
TOLERANSI
Toleransi dan Suaian Standar ISO 286-1:1988 Part 1: ”Bases of
tolerances, deviations and fits”, serta ISO 286- 2:1988 Part 2: ”Tables of
standard tolerance grades and limit “ adalah merupakan dasar bagi
penggunaan toleransi dan suaian yang diikuti banyak perusahaan dan
perancang sampai saat ini. Toleransi ukuran adalah perbedaan ukuran
antara kedua harga batas di mana ukuran atau jarak permukaan/batas
geometri komponen harus terletak.
Beberapa istilah perlu dipahami untuk penerapan standar ISO
tersebut di atas. Untuk setiap komponen perlu didefinisikan:
1. ukuran dasar (basic size),
2. daerah toleransi (tolerance zone), dan
3. penyimpangan (deviation).
Ukuran dasar adalah ukuran/dimensi benda yang dituliskan dalam
bilangan bulat. Daerah toleransi adalah daerah antara harga batas atas dan
harga batas bawah. Penyimpangan adalah jarak antara ukuran dasar dan
ukuran sebenarnya.

SUAIAN
Apabila dua buah komponen akan dirakit maka hubungan yang
terjadi yang ditimbulkan oleh karena adanya perbedaan ukuran sebelum
mereka disatukan, disebut dengan suaian (fit). Suaian ada tiga kategori,
yaitu:
1. Suaian Longgar (Clearance Fit): selalu menghasilkan kelonggaran,
daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
2. Suaian paksa (Interference Fit): suaian yang akan menghasilkan
kerapatan, daerah toleransi lubang selalu terletak di bawah toleransi
poros.

23
3. Suaian pas (Transition Fit): suaian yang dapat menghasilkan
kelonggaran ataupun kerapatan, daerah toleransi lubang dan daerah
toleransi poros saling menutupi.
CARA PENULISAN TOLERANSI
Toleransi dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentu sesuai dengan
standar yang diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisa dituliskan dengan
beberapa cara:
1. Ditulis menggunakan ukuran dasar dan penyimpangan yang
diizinkan.
2. Menggunakan ukuran dasar dan simbol huruf dan angka sesuai
dengan standar ISO, misalnya : 45H7, 45h7, 30H7/k6.

Gambar. Penulisan ukuran dan toleransi pada gambar kerja


Toleransi Standar dan Penyimpangan Fundamental
1. Toleransi Standar (untuk Diameter Nominal sampai dengan 500 mm)
Dalam sistem ISO telah ditetapkan 20 kelas toleransi (grades of
tolerance) yang dinamakan toleransi standar yaitu mulai dari IT 01, IT 0,
IT 1 sampai dengan IT 18. Untuk kualitas 5 sampai 16 harga dari
toleransi standar dapat dihitung dengan menggunakan satuan toleransi i
(tolerance unit), yaitu:

Di mana : i = satuan toleransi (dalam m)


D = diameter nominal (dalam mm)
Catatan :

24
Selanjutnya berdasarkan harga satuan toleransi i maka besarnya toleransi
standar dapat dihitung sesuai dengan kualitasnya mulai dari 5 sampai 16
sebagai berikut.

Sedangkan untuk kualitas 01 sampai 1 dihitung dengan rumus sebagai


berikut.

Untuk kualitas 2,3 dan 4 dicari dengan rumus sebagai berikut.

ISO 286 mengimplementasikan 20 tingkatan ketelitian untuk memenuhi


keperluan industri yang berbeda yaitu:
a. IT01, IT0, IT1, IT2, IT3, IT4, IT5, IT6. Untuk pembuatan gauges dan
alat-alat ukur.
b. IT 5, IT6, IT7, IT8, I9, IT10, IT11, IT12. Untuk industri yang
membuat komponen presisi dan umum.
c. IT11, IT14, IT15, IT16. Untuk produk setengah jadi (semi finished
products).
d. IT16, IT17, IT18 . Untuk teknik struktur.
2. Penyimpangan Fundamental (untuk Diameter Nominal sampai dengan 3.150
mm)

Tabel Penyimpangan fundamental sampai dengan ukuran 315

25
Tabel penyimpangan fundamental untuk ukuran yang lain dapat dilihat
pada Lampiran. Proses pemesinan yang dilakukan ada hubungannya
dengan tingkatan toleransi, sehingga dalam menetapkan besarnya angka
kualitas bisa disesuaikan dengan proses pemesinannya. Tingkatan IT
yang mungkin bisa dicapai untuk beberapa macam proses.

26
Tabel hubungan proses pemesinan dengan tingkatan IT yang bisa dicapai

27
BAB 5

PERAWATAN MESIN BOR


Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan
perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga
diperlukan untuk mesin bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan :
a. Pelumasan secara rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan.
b. Mesin harus dibersihkan setelah digunakan.
c. Lepaskan mata bor dengan benar setelah mesin digunakan
d. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas.
e. T-slots, grooves, spindles sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan.
f. Mesin diolesi dengan cairan anti karat untuk mencegah dari berkarat.
g. Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil) sebelum memulai
operasi.
h. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.

MEDIA PENDINGIN
Secara umum coolant adalah media pendingin yang digunakan
untuk mendinginkan benda kerja dan alat potong pada saat proses
permesinan. Digunakan pula untuk melumasi alat potong sehingga
memiliki umur pakai yang lebih lama.Pelumas bertujuan untuk
mengurangi seminimal mungkin terjadinya pergesekan dan penyerapan
panas yang ditimbulkan oleh pergesekan antara bagian-bagian mesin
yang saling bergesek .
Dromus oil adalah minyak mineral hasil penyulingan dan aditif. Dalam
pengerjaan pemesinan dromus oil berperan melindungi logam dari karat.
Dromus oil mempunyai kelarutan tingkat tinggi terhadap air sehingga
dapat diemulsikan dengan rasio air:dromus oil biasanya 20:1 sampai 40:1
dengan demikian memungkinkan dimanfaatkan sebagai pendinginan pada
pengerasan baja.
ALUMUNIUM Al 6063
Aluminium (Al) merupakan logam ringan yang mempunyai sifat
tahan terhadap korosi dan hantaran listrik yang baik. Paduan aluminium
6xxx banyak digunakan sebagai produk ekstrusi, serta untuk konstruksi
dan aplikasi otomotif, (Hawas, 2013). Untuk mendapatkan peningkatan

28
kekuatan mekanik, biasanya logam aluminium dipadukan dengan dengan
unsur Cu, Si, Mg, Zn, Mn, Ni, dan unsur lain.
Paduan alumunium diklaifikasikan dalam berbagai standar oleh berbagai
Negara didunia, yang sangat terkenal adalah Standart Alumunium
Association (AA) di amerika yang didasarkan atas standar
terdahulu.Paduan alumunium dapat diklasifikasikn dalam tiga cara, yaitu
berdasarkan pembuatan dengan klasifkasi paduan cor dan paduan tempa,
berdasarkan perlakuan panas dengan klasifikasi dapat dan tidak dapat
diperlakupanaskandan cara ketiga yang berdasarkan unsur-unsur paduan.
Elemen paduan untuk seri 6063 adalah magnesiun dan silikon. Paduan ini
termasuk dalam jenis yang dapat diperlaku-panaskan dan mempunyai
sifat mampu potong dan daya tahan korosi yang cukup. Sifat yang kurang
baik dari paduan ini adalah terjadinya pelunakan pada daerah las sebagai
akibat dari panas pengelasan yang timbul. Paduan jenis ini banyak
digunakan untuk tujuan struktur rangka dan biasanya diproduksi dalam
bentuk ekstrusi, lembaran, atau pelat.
Keselamatan Kerja
Kecelakaan adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak
diinginkan atau tidak disengaja serta tiba-tiba dan dapat menimbulkan
baik harta maupun jiwa manusia. Kecelakaan kerja adalah kecelakaan
yang terjadi dalam hubungan kerja atau sedang melakukan pekerjaan
disuatu tempat kerja. Keselamatan kerja adalah menjamin keadaan,
keutuhan dan kesempurnaan, baik jasmaniah maupun rohaniah manusia
serta hasil karya dan budayanya tertuju pada kesejahteraan masyarakat
pada umumnya dan manusia pada khususunya.

1.Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja


Dari pemahaman diatas sasaran keselamatan kerja adalah :
a) Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
b) Mencegah timbulnya penyakit akibat suatu pekerjaan
c) Mencegah/mengurangi kematian
d) Mencegah/mengurangi cacat tetap
e) Mengamankan material, kontruksi, pemakaian, pemeliharaan
bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, instalasi dan lain sebagainya
f) Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan
menjamin produktifnya.

29
g) Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat dan sumber-sumber
produksi lainnya
h) Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, aman dan nyaman sehingga
dapat menimbulkan kegembiraan semangat kerja
i) Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi industri
serta pembangunan
Dari sasaran tersebut maka keselamatan kerja di tujukan bagi :
1) Manusia (pekerja dan masyarakat)
2) Benda (alat, mesin, bangunan dll)
3) Lingkungan (air, udara, cahaya, tanah, hewan dan tumbuh-tumbuhan).

30
31
DAFTAR PUSTAKA

Danar Susilo Wijayanto, Yuyun Estriyanto. Teknologi Mekanik Mesin Perkakas.


Surakarta: UPT penerbitan dan percetakan UNS (UNS press).
htmlhttp://www.aps.anl.gov/APS_Engineering_Support_Division/User_ESH/
Machine_Shops_Public/20050816_pdf_files/Study_Guides/APS_Drill_Press.pdf
Alois SCHONMETZ. (1985). Pengerjaan Logam Dengan Perkakas Tangan dan
Mesin Sederhana. Bandung: Angkasa.
Avrutin.S, tt,Fundamentals of Milling Practice, Foreign Languages Publishing
House, Moscow.
B.H. Amstead, Bambang Priambodo. (1995).
Teknologi Mekanik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Boothroyd, Geoffrey. (1981). Fundamentals of Metal Machining and Machine
Tools. Singapore: Mc Graw-Hill Book Co. Bridgeport, 1977, Bridgeport Textron ,
Health and Safety at Work Act, Instalation, Operation, Lubrication, Maintenance,
Bridgeport Mahines Devision of Textron Limited PO Box 22 Forest Road
Leicester LE5 0FJ: England. Courtesy EDM Tech. Manual, 2007, EDM Process
Mecanism, Poco Graphite Inc. C. van Terheijden, Harun. (1994). Alat-alat
Perkakas 3. Bandung: Binacipta. Diktat Praktikum Proses Pemesinan II (CNC
TU2A dan CNC TU3A) Jurusan Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri
Yogyakarta, 2005. EMCO, 1980, A Center Lathe, EMC O Maier+Co. Postfach
131.A-5400 Hallein: Austria. EMCO, 1980. Maximat Super 11 Installation
Manual, Instructions and Operating Manual, Maintenance Manual, EMCO
Maier+Co. Postfach 131.A-5400 Hallein: Austria. EMCO, 1991, Teacher’s
Handbook CNC TU-2A, Emco Maier Ges.m.b.H, Hallein, Austria. EMCO, 1991,
Teacher’s Handbook CNC TU-3A, Emco Maier Ges.m.b.H, Hallein, Austria.
EMCO, 1991, Teacher’s Handbook Compact 5 PC, Emco Maier Ges.m.b.H,
Hallein, Austria. EMCO, 1991, Student’s Handbook CNC TU-2A, Emco Maier
Ges.m.b.H, Hallein, Austria. EMCO, 1991, Student’s Handbook CNC TU-3A,
Emco Maier Ges.m.b.H, Hallein, Austria. EMCO MAIER Ges.m.bh, Teacher’s
Handbook EMCO TU-2A, A-5400 Hallein, Austria, 1990. EMCO MAIER
Ges.m.bh, Students’s Handbook EMCO TU-2A, A-5400 Hallein, Austria, 1990.

32

Anda mungkin juga menyukai