Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

nn
RINGKASAN MESIN – MESIN PERKAKAS

DISUSUN
OLEH

ALEXANDER HADING URAN


217212120

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA (UKI) TORAJA
2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya

sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan

terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik

pikiran maupun materinya. Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah

pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah

ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari- hari

Bagi kami sebagai penyususn merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyususan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami

sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan

makalah ini

Rantepao, 13 Januari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I RUANG LINGKUP MESIN PERKAKAS INDUSTRI 4


1.1 Pengertian Mesin Perkakas 4
1.2 Jenis Jenis Mesin Perkakas 4
BAB II PROSES PEMOTONGAN 10
2.1 Proses Pemotongan Berputar dan Lurus Gaya Potong 10
2.2 Daya Pemotongan 10
BAB III GERAKAN PADA MESIN PERKAKAS 13
3.1 Gerakan Mesin Bubut 13
3.2 Pahat (Elemen Pahat dan Bidang Pahat) 14
BAB IV PARAMETER PEMOTONGAN 17
4.1 Proses Pembubutan (Turning) 17
4.2 Proses Milling 18
4.3 Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais ) 18
BAB V KECEPATAN PUTARAN 22
5.1 Kecepatan potong (Cutting speed – Cs ) 22
5.2 Kecepatan Pemakanan (Feed - F), cutting condition 22

3
BAB I
RUANG LINGKUP MESIN PERKAKAS INDUSTRI

1.1 Pengertian Mesin Perkakas


Mesin perkakas merupaka suatu mesin atau peralatan yang dapat berfungsi untuk
memotong atau mendeformasikan suatu material menjadi suatu produk jadi maupun setengah
jadi dalam bentuk dan ukuran tertentu seperti yang dikendaki. Kata mesin perkakas biasanya
digunakan untuk mesin atau peralatan yang pengoperasiannya tidak menggunakan tenaga
manusia secara langsung

1.2 Jenis Jenis Mesin Perkakas


Jenis jenis mesin mesin perkakas yang dipakai pada proses pemotongan logam adalah
sebagai berikut
1. Mesin Bubut
Mesin Bubut adalah salah satu jenis mesin perkakas yang digunakan untuk proses
pemotongan benda kerja yang dilakukan dengan membuat sayatan pada benda kerja dimana
pahat digerakkan secara translasi dan sejajar dengan sumbu dari benda kerja yang berputar.
Prinsip Kerja Mesin Bubut : Prinsip kerja mesin bubut ialah menghilangan bagian dari benda
kerja untuk memperoleh bentuk tertentu dimana benda kerja diputar dengan kecepatan tertentu
bersamaan dengan dilakukannya proses pemakanan oleh pahat yang digerakkan secara translasi
sejajar dengan sumbu putar benda kerja.
2. Mesin Frais / Milling
Mesin Frais adalah Mesin frais (Milling machine) Merupakan salah satu mesin konvensional
yang mampu mengerjakan suatu benda kerja dalam permukaan datar ,sisi,tegak,miring, bahkan
alur rodagigi.Mesin perkakas ini mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan
menggunakan pisau milling(cutter) .
Prinsip Kerja Mesin Frais adalah Prinsip kerja mesin freis adalah gerak potong dilakukan
oleh pahat yang berasal dari putaran spindel dan gerak makan oleh benda kerja yang berasal dari
gerakan meja kerja secara translasi sebagai pembawa benda kerja.

4
Ada dua jenis pemakanan yaitu:
a. Up Milling
b. Down Milling
Cara kerja Up Milling yaitu dimana Arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan
arah dengan arah gerak makan yang dilakukan oleh benda kerja sedangkan cara kerja down
milling adalah dimna arah gerak potong yang dilakukan pahat berlawanan arah dengan arah
gerak makan yang dilakukan oleh benda kerja.
3. Mesin Sekrap
Mesin SekrapMesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine)
merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal
Fungsi utama mesin ini adalah untuk merubah bentuk serta ukuran benda kerja seperti apa yang
diinginkan.
Prinsip Kerja Shaping Machine/Mesin Sekrap adalah Mesin yang juga bisa membentuk
bidangbidang tak beraturan ini memiliki mekanisme kerja yang cukup sederhana. Pada mesin
skrap, terdapat gerakan memutar yang bersumber dari motor yang kemudian diubah menjadi
gerak lurus ataukah gerak bolak-balik melalui blok geser serta lengan penggerak.
4. Mesin Drill
Mesin Drill adalah Definisi Mesin Drill (bor) merupakan sebuah alat atau perkakas yang
digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutarmata
pisau dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja. Fungsiutama dari mesin bor
adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-ukuran tertentu
Prinsip Kerja Mesin Drill adalah Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan
alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau dengan kecepatan
tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja.
5. Mesin Cnc
Mesin CNC adalah Computer Numerical Control / CNC (berarti "komputer kontrol
numerik") merupakan sistem otomatisasi Mesin perkakas yang dioperasikan oleh perintah yang
diprogram secara abstark dan disimpan dimedia penyimpanan, hal ini berlawanan dengan
kebiasaan sebelumnya dimana mesin perkakas biasanya dikontrol dengan putaran tangan atau
otomatisasi sederhana menggunakan cam.

5
Prinsip Kerja Mesin CNC
a. Program CNC dibuat oleh programmer sesuai dengan produk yang akan dibuat dengan cara
manual atau pengetikan langsung pada mesin CNC maupun dengan menggunakan
komputer yang telah diinstall software pemrograman CNC.
b. Program CNC yang telah dibuat dikenal dengan nama G-Code, akan dikirim dan
dieksekusi oleh prosesor pada mesin bubut CNC sehingga menghasilkan pengaturan motor
servo pada mesin untuk menggerakan alat pahat melalui proses permesinan sampai
menghasilkan benda kerja sesuai program.
1.3 Elemen Dasar Mesin Perkakas
Struktur Untuk Mesin Potong adalah mesin dimana benda kerjanya tidak bergerak namun
perkakasnya bergerak seperti mesin ketam, kempa gurdi (drill press), mesin fris (milling
machine) dan gerinda. Ada juga mesin dimana benda kerjanya bergerak namun perkakasnya
diam seperti mesin mesin serut, bubut (lathe), dan fris pengebor (boring mills).
1.3.1 Rangka Mesin
Rangka dari mesin perkakas umumnya dicor atau dbuat dengan pengelasan. Bahan yang
banyak digunakan adalah besi cor atau baja cor.
Adapun keuntungan dari besi cor yaitu:
1. Menghemat berat sampai 25%.
2. Perbaikan pada rangka yang rusak mudah dikerjakan.
3. Bisa digunakan berbagai jenis baja
4. Perubahan disain lebih murah karena tidak ada modal yang ditanam untuk pembuatan Pola
inti utama
5. Kesalahan dalam pemesinan atau desain lebih mudah untuk dikoreksi.
6. Tambahan bahan bisa diberikan pada daerah yang bertegangan untuk mengurangi getaran
dan Defleksi .
Adapun kerugian dari besi cor yaitu:
1. Besi cor memberikan penyerapan getaran lebih baik dibandingkan dengan bahan lain.
2. Bahan coran adalah seragam sehingga tidak ada reaksi kimia yang terjadi antar bahan.
3. Pembuatan dengan coran lebih cepat untuk produksi banyak
4. Untuk mesin beban besar akan membutuhkan rangka yang lebih besar dan berat.

6
1.3.2 Elemen Dasar
Mesin pemotong logam dibangun dari elemen-elemen yang berwadah sendiri yang
masingmasingnya mempunyai fungsi tersendiri. Elemen elemen dasar tersebut al.: kepala tetap
(headstock), kolom, meja, sadel, bangku (bed), landasan, dan rel melintang atau meluncur.
Kepala Tetap (head stock) adalah bagian yang menggerakkan dan mengumpan perkakas potong
atau alat yang memutar komponen
Bangku atau dasar dimana berfungsi untuk menyangga komponen lainnya. Pada mesin
bubut yang disangga adalah : kepala tetap, ekor tetap (tail stock), peluncur melintang dan kereta
peluncur.
Meja berfungsi untuk menyangga benda kerja atau bagian yang akan dimesin dan untuk
menyediakan penempatan serta penjepitan benda kerja.
Landasan (runway) berfungsi membawa kolom pada mesin serut jenis lantai dan meja putar.
1.3.3 Penggerak
Motor banyak digunakan dalam penggerak pada mesin perkakas. Motor arus bolak-balik
yang digunakan biasanya dari motor induksi jenis fasa tunggal.
1.3.4 Mandril
Benda kerja yang dibor dan lubangnya dilebarkan untuk menepatkan, dapat dipegang
diantara kedua pusatnya dengan salah satu jenis mandril dimana Benda kerja ditekan ke mandril
dengan kempa arbor (arbor press) .
1.3.5 Pelat Muka
Benda kerja mungkin akan dipasangkan ke pelat muka dengan pengapit, baut atau jenis
alat bantu lainnya.
Pencekam (Chuck)
Pencekam digunakan untuk memegang bagian yang besar dan bentuknya tidak umum
dan dibautkan atau disekrup ke spindel sehingga sambungannya kaku.
Ada beberapa jenis pencekam :
1. Pencekam universal. Semua rahang akan konsentris ketika kunci pencekam diputar.
2. Independent chuck. Setiap rahang mempunyai penyetelan sendiri-sendiri.
3. Pencekam kombinasi. Sama dengan independent chuck namun mempunyai tambahan kunci
pembuka yang mengontrol semua rahang secara serentak.

7
4. Pencekam gurdi (Drill chuck). Adalah pencekam sekrup universal kecil yang digunakan
pada Mesin kempa gurdi tetapi sering digunakan pada mesin bubut untuk menggurdi dan
menyenter
1.3.6 Leher (collet)
Leher biasa digunakan untuk bahan stok batangan, dibuat dengan rahang dari ukuran
standar untuk menampung stok bulat, bujur sangkar, dan segi enam. Untuk stok besar sering
digunakan leher dari jenis pendekatan sejajar, tetapi umumnya banyak digunakan leher dari jenis
pegas.
1.3.7 Arbor
Arbor jenis yang dikembangkan atau jenis ulir digunakan untuk memegang stok
potongan pendek yang didalamnya memeiliki lubang tepat yang dimesin seblumnya. Arbor
berulir beroperasi dengan cara yang samakecuali benda kerja disekrupkan pada arbor dengan
tangan sampai menekan kembali terhadap tabung penghenti atau flens
1.3.8 Pencekam magnetis
Pencekam magnetis mempunyai daya magnet dengan jenis magnet permanen atau
magnet yang dibangkitka arus listrik.
1.3.9 Metode Penanganan Benda Kerja
Penangana benda kerja dilakukan dengan menggunakan tangan untuk benda yang ringan
(massanya 10 - 25 kg) dan dengan crane atau konveyor bagi benda yang berat.
Mesin yang digerakan oleh nok (cam) adalah jenis semi otomatik yaitu setiap operasi dalam
suatu siklus dimulai setelah siklus sebelumnya selesai. Noknya biasanya menggerakan
kecepatan, hantaran atau alat perkakas.

Keselamatan (Safety)
Banyak faktor keselamatan diperhitungkan oleh pabrik mesin perkakas. Menggunakan
kaca mata pengaman, alat pengaman, mencegah memakai pakaian pelindung yang rusak,
kecerobohan, perkakas yangrusak/robek, menjadi penekanan pihak manajemen, memperlihatkan
pelindung mesin yang mengitari daerah kerja dari mesin tekan (punch press). Gate barier (pintu
penghalang) mesti ditutup sebelum mesin bekerja.
Alat keselamatan lain yang digunakan adalah alat pengindera seperti tirai cahaya photo
elektrik. Alat ini dipasang untuk mencegah atau menghentikan proses press atau operasi mesin

8
jika tangan operator berada dekat dengan daerah operasi mesin. Alat penarik (pull back device)
adalah cara lain dimana mencegah operator mendekati daerah operasi mesin. Alat ini mengikat
tangan operator dan dipasang ke kabel penarik.

9
BAB II
PROSES PEMOTONGAN

2.1 Proses Pemotongan Berputar dan Lurus


Proses pemesinan yang menggunakan mesin perkakas konvensional terdiri dari berbagai
macam - macam gerak pemakanan alat potong terhadap benda kerja diantaranya mesin bubut,
mesin frais, mesin skrap dan mesin bor.
Proses penyayatan atau pemakanan tersebut baik benda kerja maupun alat potong saling
bergerak relatif tergantung jenis mesin dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Macam-macam gerak
pemakanan alat potong tersebut ada berbagai macam antara lain ada mesin perkakas dimana
benda kerjanya tidak bergerak namun perkakasnya potongnya bergerak seperti mesin sekrap,
mesin bor, dan mesin gerinda. Perbedaan prinsip kerja pada masing-masing jenis mesin perkakas
tersebut yang mempengaruhi juga adanya Macam-macam gerak pemakanan alat potong yang
digunakan.
2.2 Gaya Potong
Proses pemesinan merupakan proses lanjutan dalam pembentukan benda kerja atau
mungkin juga merupakan proses akhir setelah pembentukan logam menjadi bahan baku berupa
besi tempa atau baja paduan atau dibentuk melalui proses pengecoran yang dipersiapkan dengan
bentuk yang mendekati kepada bentuk benda yang sebenarnya.
prinsip pemotongan logam dibagi dalam tiga kelompok dasar, yaitu : proses pemotongan dengan
mesin pres, proses pemotongan konvensional dengan mesin perkakas, dan proses pemotongan
non konvensional .
Proses pemotongan dengan menggunakan mesin pres meliputi pengguntingan (shearing),
pengepresan (pressing) dan penarikan (drawing, elongating). Proses pemotongan konvensional
dengan mesin perkakas meliputi proses bubut (turning), proses frais (milling), sekrap (shaping).
Proses pemesinan dibagi menjadi tiga kategori, yaitu;
1. Proses pemotongan (cutting), yaitu proses pemesinan dengan menggunakan pisau
pemotongan dengan bentuk geometri tertentu.
2. Proses abrasi (abrasive process) seperti proses gerinda
3. Proses permesinan non tradisional yaitu yang dilakukan secara elektri

10
Klasifikasi proses pemesinan
1) Berdasarkan Gerak Relatif Pahat Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja akan
menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan
terbentuk menjadi komponen yang dikehendaki
2) Berdasarkan Jumlah Mata Pahat yang digunakan Pahat yang dipasangkan pada suatu jenis
mesin perkakas memiliki mata pahat yang berbeda-beda. Jenis pahat/perkakas potong
disesuaikan dengan cara pemotongan dan bentuk akhir dari produk.
Parameter Proses Bubut Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan
putar spindel (speed), gerak makan (feed) dan kedalaman potong (depth of cut).
1. Kecepatan putar n (speed) selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu utama) dan benda
kerja. Karena kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran per menit (revolutions per
minute, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan putarannya
2. Gerak makan f (feed) , adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda kerja berputar
satu kali (, sehingga satuan f adalah mm/putaran
3. Kedalaman potong a (depth of cut), adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang dari benda
kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap permukaan yang belum terpotong.

Laju pemotongan (feed rate)


Untuk proses penghalusan permukaan, laju pemakanan atau feeding (f), ditetapkan sesuai
kehalusan permukaan produk yang dikehendaki.
Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut :
a) pembubutan champer (chamfering),
b) pembubutan alur (parting-off),
c) pembubutan ulir (threading),
d) pembubutan lubang (boring),
e) pembuatan lubang (drilling),
f) pembuatan kartel (knurling)

2.3 Daya Pemotongan


Gaya potong (cutting force) yang dihasilkan pada proses pembubutan ada tiga macam,
yaitu gaya tangensial, gaya aksial, dan gaya radial. Gaya tangensial, yaitu gaya yang dihasilkan

11
pada arah kecepatan potong. Gaya aksial, yaitu gaya yang terjadi pada arah gerak makan.
Sedangkan gaya radial, yaitu gaya yang arahnya menuju bidang normal pada kecepatan potong.
Prinsip dasarnya adalah proses permesinan permukaan luar dandalam silindris seperti
poros ,lubang/bor,ulir,dan tirus . Pada umumnya proses pembuatan poros dikerjakan pada mesin
bubut,menggunakan pahat /perkakas potong terhadap benda kerja yang berputar . Perkakas
potong ( cutting tool ) adalah bagian yang paling kritis dari suatu proses pemesinan.
Pahat merupakan komponen produksi yang dapat habis dan harganya relatif mahal.Pahat
akan mengalami keausan setelah digunakan untuk pemotongan .Semangkin besar keausan pahat
maka kondisi pahat akan semangkin kritis
Padadasarnya keausan akan menentukan batasan kekuatan pahat Pemilihan bentuk/jenis
pahat, material benda kerja dan kondisi pemotongan yang tidak tepat akan berpengaruh terhadap
kekuatan pahat tersebut
Bila kecepatan terlalu tinggi pahat akan kehilangan kekerasan (karena panas ),pahat cepat
aus,dan umur pahat pendek pahat harusdiganti dengan yang baru,oleh sebab itu kecepatan potong
,potong dan kedalaman pemakaman harus ditentukan sesuai dengan yang baru,oleh sebab itu
kecepatan potong, dan kedalaman pemakaman harus ditentukan sesuai dengan dengan dimensi
karakter benda kerja, menyatakan bahwa proses permesinan merupakan suatu proses untuk
menciptakan produk melalui tahapan – tahapan dari bahan baku untukdiubah atau diproses
dengan cara – cara tertentu secara urut dan sistematis untuk menghasilkan suatu produk yang
berfungsi. Faktor penyimpangan didalam roses pemotongan logam yaitu : penyetelan mesin
perkakas, metode pengukuran, gerakan dari mesin perkakas, keausan dari pahat, temperatur, dan
gaya-gaya pemotongan, akan terjadi keausan pahat dipengaruhi geometri pahat, selain itu juga
dipengaruhi oleh semua faktor yang berkaitan dengan proses permesinan, antara lain : jenis
material benda kerja dan pahat, kondisi pemotongan (kecepatan potong, kedalaman pemotongan,
dan gerak makan), cairan pendingin, dan jenis proses permesinan.
Gaya Potong dan Kecepatan potong terdapat gaya pemotongan (cutting force) ,yaitu gaya
radial ( gaya pada kedalaman potong ) , Gaya tangesial ( gaya pada kecepatan potong ) dan gaya
longitudinal ( gaya pemakaman ).Faktor yang mempengaruhi gaya potong diantaranya yaitu
kedalaman pemotongan ( dept of cut ) , gerak pemakaman feedrate), dan kecepatan potong
(cutting speed).

12
BAB III
GERAKAN PADA MESIN PERKAKAS

3.1 Gerakan Mesin Bubut


Mesin bubut adalah sebuah mesin perkakas yang telah banyak dipakai pada industri,
terutama industri bengkel teknik, manufaktur. Kegunaan dari mesin ini untuk menjadikan
berbagai jenis produk atau suatu benda kerja yang dilakukan dengan cara pemotongan.
Ada beberapa gerakan yang bisa digunakan pada mesin bubut:
1. Gerakan melintang: Caranya sumbu benda kerja digerakkan secara melintang kemudian
dipahat. Gerakan seperti ini sering disebut sebagai pemotongan dari permukaan atau juga
gerakan melintang.
2. Gerakan berputar: Poros spindel mesin melakukan gerakan berputar secara bersamaan
dengan benda kerja. Sebutan dari gerakan seperti ini adalah gerakan putar relatif atau
kecepatan potong.
3. Gerakan memanjang: Benda kerja dipahat dengan gerakan translasi dengan keadaan sumbu
memanjang. Untuk gerakan seperti ini disebut dengan pemakanan.
Mesin bubut sendiri dibagi menjadi 4 jenis mesin, seperti sebagai berikut:
1. Bubut Standar: Mesin ini ternyata mempunyai mesin yang berbeda sekali bentuknya dari
mesinmesin yang lainnya, bentuknya memang jauh lebih besar dan kokoh karena terpasang
kudakudanya, dan itu menjadi standar supaya pembuatan mesin-mesin yang tergolong ringan
2. Bubut meja panjang: Mesin merupakan mesin yang biasanya digunakan oleh industri contoh
untuk membuat sesuatu yang besar serta panjang, seperti bahan roda gigi serta lainnya.
3. Bubut ringan: Mesin jenis ini digunakan untuk pengerjaan yang ringan-ringan saja atau
latihan saja. Mesin ini mempunyai bentuk yang kecil sekaligus sederhana maka hanya bisa
dipakai buat mengerjakan benda yang ukurannya kecil saja.
4. Bubut sedang: Mesin ini umumnya punya kontruksi yang khusus serta cermat. Maka bagus
buat mengerjakan benda yang rumit serta variasi.

13
3.2 Pahat (Elemen Pahat dan Bidang Pahat)
Pahat bubut sisi/muka adalah Pahat bubut sisi/muka digunakan untuk membubut pada
permukaan pada posisi melintang diameter benda kerja. Prinsip kerja dari penggunaan pahat
bubut sisi/muka adalah dengan menyayatkan pahat dari ujung luar benda kerja ke arah titik pusat
diameter benda kerja atau sebaliknya tergantung arah putaran spindel mesin.
Jenis Pahat bubut alur adalah Pahat bubut alur digunakan untuk membentuk profil alur pada
permukaan benda kerja.
Penamaan pahat bubut dalam berdasarkan bentuk profil dan fungsinya adalah sebagai
berikut:
(1) Pahat bubut rata dalam untuk membubut memanjang diameter dalam,
(2) Pahat bubut siku dalam untuk membubut siku/facing dalam,
(3) Pahat alur dalam,
(4) Pahat radius dalam untuk membuat alur yang memiliki radius,
(5) Pahat ulir dalam dan
(6) Pahat boring (untuk melebarkan lubang).
Adapun bagian - bagian dari pahat bubut adalah sebagai berikut :
 Batang pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang di cekam pada eretan mesin bubut.
 Mata pahat yang berfungsi sebagai bagian pahat yang mengikis atau memotong benda kerja.
 Kepala mata pahat yang berfungsi sebagai dudukan mata pahat.
 Baut pahat yang berfungsi untuk mengikat mata pahat pada dudukan mata pahat

Bentuk Pahat Industri


1. Pahat Rata
Pahat rata adalah pahat bubut yang cara kerjanya dengan mengikis atau meratakan
permukaan benda kerja sesuai kebutuhan dengan cara mengikuti gerakan eretan ke kanan, ke
kiri, arah maju dan mundur.
Fungsi umum pahat rata ini bisa di gunakan untuk mengerjakan benda kerja seperti sebagai
berikut:
 Untuk membubut rata permukaan benda kerja atau diameter benda kerja.
 Untuk meratakan bagian ujung benda kerja.
 Untuk membuat radius luar pada sudut ujung benda kerja

14
 Untuk membuat radius dalam pada sudut ujung benda kerja.
Adapun pahat rata mempunyai bermacam - macam bentuk mata pahat tergantung
kebutuhan.
 Ada mata pahat rata berbentuk segitiga sama sisi.
 Ada mata pahat rata berbentuk persegi empat.
 Ada mata pahat rata berbentuk jajaran genjang.

4. Pahat alur Luar atau Pahat Potong


Pahat Alur Luar atau Pahat Potong mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Untuk membuat alur luar sebagai dudukan snap ring luar pada benda kerja.
 Untuk memotong benda kerja sesuai ukuran yang di kehendaki.
 Untuk membuat radius luar pada sudut ujung benda kerja.
 Bisa di gunakan untuk meratakan finishing permukaan diameter benda kerja.

5. Pahat Alur Dalam


Pahat Alur Dalam di gunakan oleh operator mesin bubut karena mempunyai fungsi sebagai
berikut:
 Untuk membuat alur dalam pada benda kerja sebagai dudukan snap ring dalam.
 Bisa untuk finishing kerataan diameter dalam pada benda kerja.

6. Pahat Ulir
Pahat ulir di gunakan oleh operator mesin bubut pada saat menggunakan mesin bubut karena
pahat ulir mempunyai fungsi sebagai berikut:
 Untuk membuat ulir luar pada benda kerja seperti baut.
 Untuk membuat ulir dalam pada benda kerja seperti Nut.
Fungsi mesin bubut yang di gunakan oleh pabrik industri adalah sebagai berikut:
a. Untuk memperbaiki komponen mesin produksi pada saat mengalami kerusakan atau trouble.
b. Sebagai alat bantu untuk membuat komponen atau spare part dari mesin produksi.
c. Sebagai alat bantu seorang Teknisi mesin di dalam melakukan improvement atau
peningkatan fungsi komponen mesin produksi dengan melakukan modifikasi unit mesin
produksi.

15
d. Sebagai alat bantu untuk melakukan pengembangan atau development terhadap mesin
produksi dengan cara membuat unit mesin produksi dan komponen mesin yang bisa di buat
sendiri di internal pabrik

16
BAB IV
PARAMETER PEMOTONGAN
4.1 Proses Pembubutan (Turning)
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk
silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda
silindris atau bubut rata:
• Dengan benda kerja yang berputar
• Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
• Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin
berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda
silindris atau bubut rata:
• Dengan benda kerja yang berputar
• Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)
• Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu
A. Parameter yang Dapat Diatur pada Mesin Bubut
Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar spindel (speed),
gerak makan (feed), dan kedalaman potong (depth of cut) pada mesin bubut dapat juga
dilakukan proses pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses
pembuatan lubang dengan mata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring),
pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/partingoff). Proses tersebut
dilakukan di mesin bubut dengan bantuan/tambahan peralatan lain agar proses pemesinan
bisa dilakukan
B. Geometri Pahat Bubut
Geometri/bentuk pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja dan material
pahatUntuk pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok adalah sudut
beram (rake angle), sudut bebas (clearance angle), dan sudut sisi potong (cutting edge angle).
Proses pemesinan yang dapat dilakukan pada mesin bubut
(a) pembubutan pinggul (chamfering),

17
(b) pembubutan alur (parting-off),
(c) pembubutan ulir (threading),
(d) pembubutan lubang (boring),
(e) pembuatan lubang (drilling), dan
(f) pembuatan kartel (knurling)
4.2 Proses Milling
Proses milling adalah suatu proses permesinan yang pada umumnya menghasilkan
bentukan bidang datar proses pengurangan material benda kerja terjadi karena adanya kontak
antara alat potong yang berputar pada spindle dengan benda kerja yang tercekam pada meja
mesin. alat bantu atau alat potong pembentuk khusus, akan dapat menghasilkan beberapa
bentukan-bentukan lain yang sesuai dengan tuntutan produksi ,misal : Uliran , Spiral ,Roda
gigi,Cam, Drum Scale, Poros bintang, Poros cacing,dll
2. Prinsip dasar kerja milling
Proses pemotongan benda kerja yang diam dengan meja yang bergerak menuju alat potong
yang berputar.
3. Tujuan
Menghasilan benda kerja dengan permukaan yang rata atau bentuk – bentuk lain yang
spesifik ( profil, radius, silindris, dan lain – lain ) dengan ukuran dan kualitas tertentu.
Ada 3 ( Tiga ) gerakan yang terdapat pada milling ( frais ) yaitu :
a. Gerakan utama Gerakan berputarnya alat potong pada spindle utama. Satuan yang
digunakan adalah rpm ( rotasi per menit ) dan simbolnya n.
b. Gerakan pemakanan ( Feeding ) Gerakan benda kerja pada waktu proses pemotongan.
Satuan yang digunakan adalah mm / menit dan simbolnya s.
c. Gerakan setting ( Depth of Cut ) Gerakan mendekatkan benda kerja pada alat potong.
Satuan yang digunakan adalah mmdan simbolnya a / t.
4.3 Prinsip Pemotongan Pada Mesin Milling ( Frais )
1. Pemotongan Face Cutting
Pemotongan benda kerja dengan menggunakan sisi potong bagian depan ( Face ) dari alat
potong ( Cutter)
2. Pemotongan Side Cutting

18
Pemotongan dengan menggunakan sisi potong bagian samping ( Side ) dari alat potong (
Cutter ). Pemotongan ini juga dibedakan menjadi :
a. Pemotongan climbing
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) searah dengan arah
gerakan pemakanan benda kerja ( Feeding ).
b. Pemotongan conventional
Pemotongan benda kerja dengan arah putaran alat potong ( Cutter ) berlawanan arah
dengan arah geraka pemakanan benda kerja ( Feeding ).
Berdasarkan spindelnya mesin frais dibedakan atas:
1. Mesin frais vertika
Mesin ini adalah terutama sebuah mesin ruang perkakas yang di konstruksi untuk
pekerjaan yang sangat teliti.Penampilannya mirip dengan mesin frais jenis
datar.Perbedaan adalah bahwa meja kerjanya dilengkapi gerak ke empat yang
memungkinkan meja untuk berputar horizontal.
2. Mesin frais Horizontal
Merupakan mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat
potong pada posisi mendatar.
3. Mesin Frais Universal
Mesin frais universal Ini adalah mesin produksi dari konstruksi yang kasar.
Bangkunya ini adalah benda cor yang kaku dan berat serta menyangga sebuah meja kerja
yang hanya memiliki gerakan longitudinal. Penyetelan vertikal di berikan dalam kepala
spindel dan suatu penyetelan lintang di buat dalam pena atau ram spindel.
4. Bagian-bagian Mesin Frais
Bagian—bagian mesin frais dapat dilihat pada gambar di bawah ini yaitu
1. Lengan untuk kedudukan penyongkong obor
2. Penyongkong obor
3. Tunas untuk mengerakan meja secara otomatis
4. Nok pembatas, untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja
5. Meja mesin, tempat untuk memasang benda kerja dengan perlengkapan mesin
6. Engkol untuk mengerakan meja dalam arah memanjang
7. Tuas untuk mengunci meja

19
8. Baut menyetel, untuk menghilangkan getaran meja
9. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah melintang.
10. Engkol untuk menggerakan lutut dalam arah tegak
11. Tuas untuk mengunci meja
12. Tabung pendukung dengan batang ulir, untuk mngatur tingginya meja
13. Lutut untuk kedudukan alas meja
14. Tuas untuk mnegunci sadel
15. Alas meja, tempat kedudukan untuk meja
16. Tuas untuk merubah kecepatan motor listrik
17. Engkol meja
18. Tuas untuk menentukan besarnya putaran spindel/pisau frais
19. Tuas untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel/pisau frais
20. Tiang, untuk mengantar turun naiknya meja
21. Spindel, untuk memutarkan arbor dan pisau
22. Tuas untuk menjalankan spindle
5. Macam-Macam Pisau Frais
Berikut ini jenis pisau frais adalah:
1. Pisau silindris, pisau ini digunakan untuk menghasilkan permukaan horizontal dan
dapat mengerjakan permukaan yang lebar dan pekerjaan berat.
2. Pisau muka dan sisi, pisau ini memiliki gigi potong di kedua sisinya. Digunakan
untuk menghasilkan celah dan ketika digunakan dalam pemasangan untuk
menghasilkan permukaan rata, kotak, hexagonal, dll. Untuk ukuran yang besar, gigi
dibuat terpisah dan dimasukkan ke dalam badan pisau. Keuntungan ini
memungkinkan cutter dapat dicabut dan dipasang jika mengalami kerusakan.
3. Slotting cutter, Pisau ini hanya memilki gigi di bagian kelilingnya dan pisau ini
digunakanuntuk pemotongan celah dan alur pasak
4. Metal slitting saw, pisau ini memiliki gigi hanya di bagian keliling saja atau
memiliki gigi keduanya di bagian keliling dan sisi sisinya. Digunakan untuk
memotong kedalaman celah dan untuk memotong panjang dari material. Ketipisan
dari pisau bermacam -macam dari 1 mm – 5 mm dan ketipisan pada bagian tengah
lebih tipis dari bagian tepinya. Hal ini untuk mencegah pisau dari terjepit dicelah.

20
5. Frais ujung, Frais ujung berukuran dari berdiameter 4 mm sampai diameter 40 mm.
6. Shell end mill, Kelopak frais ujung dibuat untuk disesuaikan dibor pendek yang
dipasang di poros. Kelopak frais ujung lebih murah untuk diganti daripada frais
ujung padat/solid.
7. Frais muka, Pisau ini dibuat untuk mengerjakan pemotongan berat dan juga
digunakan untuk menghasilkan permukaan yang datar. Ini lebih akurat daripada
cylindrical slab mill/frais slab silindris. Frais muka memiliki gigi di ujung muka dan
kelilingnya. Panjang dari gigi di kelilingnya selalu kurang dari separuh diameter dari
pisaunya.
8. Tee-slot cutter Pisau ini digunakan untuk frais celah awal. Suatu celah atau alur
harus dibuat pada benda kerja sebelum pisau ini digunakan.

21
BAB V
KECEPATAN PUTARAN

Parameter pada proses pembubutan adalah, informasi berupa dasar-dasar perhitungan,


rumus dan tabel-tabel yang mendasari teknologi proses pemotongan/penyayatan pada mesin
bubut. Parameter pemotongan pada proses pembubutan meliputi: kecepatan potong (Cutting
speed - Cs), kecepatan putaran mesin(Revolotion Permenit - Rpm), kecepatan pemakanan (Feed
- F) waktu proses pemesinannya.
5.1 Kecepatan potong (Cutting speed – Cs )
Kecepatan potong (Cs) adalah kemampuan alat potong menyayat bahan dengan aman
menghasilkan tatal dalam satuan panjang/waktu (meter/menit atau feet/ menit).
Kecepatan Putaran Mesin Bubut ( rpm)
Kecepatan putaran mesin bubut adalah, kemampuan kecepatan putar mesin bubut
untuk melakukan pemotongan atau penyayatan dalam satuan putaran/menit. Maka dari
itu untuk mencari besarnya putaran mesin sangat dipengaruhi oleh seberapa besar
kecepatan potong dan keliling benda kerjanya.
5.2 Kecepatan Pemakanan (Feed - F), cutting condition
Kecepatan pemakanan atau ingsutan ditentukan dengan mempertimbangkan
beberapa faktor, diantaranya: kekerasan bahan, kedalaman penyayatan,sudut-sudut sayat
alat potong, bahan alat potong, ketajaman alat potong dan kesiapan mesin yang akan
digunakan. Kesiapan mesin ini dapat diartikan, seberapa besar kemampuan mesin dalam
mendukung tercapainya kecepatan pemakanan yang optimal.

Waktu Pemesinan Bubut (tm)


Dalam membuat suatu produk atau komponen pada mesin bubut, lamanya waktu
proses pemesinannya perlu diketahui/dihitung. Hal ini penting karena dengan mengetahui
kebutuhan waktu yang diperlukan, perencanaan dan kegiatan produksi dapat berjalan
lancar.
Waktu Pemesinan Bubut Rata Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
pemesinan bubut adalah, seberapa besar panjang atau jarak tempuh pembubutan (L)
dalam satuan mm dan kecepatan pemakanan (F) dalam satuan mm/menit. Pada gambar

22
dibawah menunjukkan bahwa, panjang total pembubutan (L) adalah panjang pembubutan
rata ditambah star awal pahat (ℓa), atau: L total= ℓa+ ℓ (mm).

23

Anda mungkin juga menyukai