Anda di halaman 1dari 27

PENUNTUN PRAKTIKUM

PP PERBENGKELAN K

DISUSUN OLEH:
KASI LABORATORIUM PERBENGKELAN
PLP LABORATORIUM PERBENGKELAN

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga Modul Praktikum Perbengkelan untuk mahasiswa/i Jurusan
Teknik Kimia program studi DIV Teknik Energi, Politeknik Negeri Sriwijaya ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Modul praktikum ini dibuat sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan praktikum Perbengkelan yang merupakan kegiatan
penunjang mata kuliah Perbengkelan pada Jurusan Teknik Kimia, Program Studi DIV
Teknik Energi, Politeknik Negeri Sriwijaya.
Modul praktikum ini diharapkan dapat membantu mahasiswa/i dalam
mempersiapkan dan melaksanakan praktikum dengan lebih baik, terarah, dan terencana.
Pada setiap topik telah ditetapkan tujuan pelaksanaan praktikum dan semua kegiatan
yang harus dilakukan oleh mahasiswa/i serta teori singkat untuk memperdalam
pemahaman mahasiswa/i mengenai materi yang dibahas.
Penyusun menyakini bahwa dalam pembuatan Modul Praktikum Jurusan Teknik
Kimia, Program Studi DIV Teknik Energi Politeknik Negeri Sriwijaya ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan modul praktikum ini dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Palembang, Februari 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Pengenalan Peralatan Perbengkelan
Pembuatan Kompor Bahan Bakar Cair
Pembuatan Kompor Bahan Bakar Padat
Pembuatan Kompor Bahan Bakar Gas
PENGENALAN PERALATAN PERBENGKELAN

I. Tujuan
- Mengetahui peralatan perbengkelan
- Mengetahui jenis bahan yang digunakan pada praktikum perbengkelan
- Mengetahui fungsi peralatan perbengkelan
- Memahami cara penggunaan peralatan perbengkelan

II. Alat dan Bahan


Alat :
- Mesin Gerinda
- Mesin Bor
- Mesin Las Listrik
- Kikir
- Gergaji
- Ragum
- Riveter
- Penitik

Bahan :
- Plat besi ketebalan 2 mm
- Pipa Galvanis berbagai ukuran diameter (1/2 ich, 1 inch, 4 inch, 6 inch)
- Paku Rivet
- Besi Siku

III. Dasar Teori


Pengertian bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk
perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat
pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Sedangkan Bengkel pertanian
merupakan tempat untuk melakukan pembuatan, perbaikan, penyimpanan dan
perawatan berbagai alat mesin. Di dalam bengkel harus terdapat alat-alat dan bahan-
bahan yang menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di bengkel tersebut. Dan
setiap pihak yang bersangkutan dengan kegiatan ini harus memahami masalah
keselamatan dan kesehatan kerja. (Indaru, 2004)
Bengkel adalah tempat di mana seorang mekanik melakukan pekerjaan
melayani jasa perbaikan dan perawatan mesin-mesin mekanik lainnya. Pengertian
bengkel secara umum tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan /
pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alat dan mesin (alsin), tempat pembuatan
bagian mesin dan perakitan alsin.
Guna menjamin efektivitas dan efisien kegiatan perbengkelan diperlukan
adanya manajemen bengkel yang baik terhadap keseluruhan sumber daya yang ada.
Selain penglolaan terhadap sumber daya manusia, pengelolaan peralatan bengkel
sangat penting sehingga yang ada selalu dalam keadaan terawat dan siap pakai.
Dengan kelengkapan dan kesiapan peralatan bengkel yang memadai, serta ditunjang
pengetahuan cara yang baik dan benar dalam penggunaan alat akan membuat
pekerjaan perbengkelan menjadi lebih mudah dan aman.
Didalam begkel terdapat beberapa peralatan yang biasa digunakan untuk
membantu pekerjaan. Berikut ini adalah peralatan perbengkelan yang terdapat
didalam ruang perbengkelan.

1) Mesin Gerinda
Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan
padatahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini
harus memiliki konstruksi yang sangat kokoh. Mesin ini biasanya digunakan untuk
menghalus kan dan juga dapat memotong. Jenis- Jenis Gerinda sendiri ada dua
macam yaitu sebagai berikut.
i. Gerinda Tangan

Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda


benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa
logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk
mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk
membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las,
membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan
benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.
Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 -
15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan komposisi
aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus
permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan
kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda
logam dengan menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong. Untuk
mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai untuk benda kerjanya
dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda.
Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau
memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga
dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton,
keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan
mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan
agar kita menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin gerinda tangan
untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Untuk
itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti pelindung mata,
pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu menggunakan handle
tangan yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda
tangan menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan handle
tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda kerja non-logam.

ii. Gerinda Duduk


Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat
juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok,
kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk mengasah,
gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas baru, seperti
membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat sukucadang mesin jahit,
membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya.
Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki
sifat sehagai peredam getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja
kerja dan menopang kepala rumah spindel.
Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar
dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya
dalam berbagal arah. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi
basil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui
suatu ragum ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini.
2) Mesin Bor
Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong
yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan
pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk
bulat dalam lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut
BOR.
Mesin bor mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Pembuatan Lubang Mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk
membuat lubang.
2. Pembesaran Lubang. Mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah
memiliki lubang sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada
benda kerja.
Gambar Pembesaran Lubang

Bor memilikki dua jenis yaitu sebagai berikut.


i. Mesin bor duduk
Perkakas bor duduk merupakan salah satu perkakas terpenting dalam
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari perkakas bor
ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis dengan puntiran dari
mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda kerja. Perkakas ini ada banyak
jenisnya mulai dari bor tangan, bor duduk, dan bor radial, bor dengan spindel lebih
dari satu mulple spindle head machines, dll.
Prinsip kerja alat atau perkakas bor duduk ini adalah memutar mata bor yang
memiliki alur puntir (twist) yang digenggam oleh cak (Chuck) yang terpasang pada
poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun untuk mengupankan mata bor
ke bahan yang akan dibuat lubang. Dengan menggunakan daya motor listrik dan
ditransmisikan dengan menggunakan hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat
diteruskan kecak yang menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan
ke bawah dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek yang berada
di bawah mata bor terlubangi.
Untuk memenuhi prinsip kerja di atas, perkakas bor duduk ini membutuhkan
persyaratan agar dapat dioperasikan secara maksimal , yakni : Perkakas bor duduk
ini harus dipasang pada rangka atau meja kerja untuk mendudukkannya, sehingga
memiliki posisi yang sesuai dengan kondisi tubuh operatornya untuk memperoleh
prestasi kerja secara optimal. Perkakas bor demikian dikenal pula sebagai tipe tekan,
karena kerja pengumpanan putaran mata bor ke permukaan benda kerja dilakukan
dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya berdasarkan
perasaan operatornya. Kunci pengencang merupakan alat untuk mengencangkan atau
mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck) nya.
Kelengkapan standar dari perkakas bor duduk ini antara lain :
1. Meja (table) untuk mendudukkan perkakas bor sehingga memudah-
kan
pengoperasiannya.
2. Kunci pengencang dan pengendor cak (chuck) atau penjepit mata bor
yang terpasang pada spindle
3. Ragum, sebagai alat pencepit atau pemegang benda kerja agar tidak
ikut
berputar

Gambar 1 ; Mesin Bor Duduk


ii. Mesin bor tangan

Gambar 2 ; Mesin Bor Pistol

Mesin bor tangan adalah mesin bor yang pengoperasiannya dengan


menggunakan tangan dan bentuknya mirip pistol. Mesin bor tangan biasanya
digunakan untuk melubangi kayu, tembokmaupun pelat logam. Khusus Mesin bor
ini selain digunakan untuk membuat lubang juga bisa digunakan untuk
mengencangkan baut maupun melepas baut karena dilengkapi 2 putaran yaitu kanan
dan kiri. Mesin bor ini tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, kapasitas dan juga
fungsinya masing-masing.

1. Mata bor adalah alat yang paling ideal untuk membuat lubang yang rapih dan
presisi. Bisa digunakan pada bahan kayu, plastik ataupun logam. Banyak
jenis dan ukuran lubang yang bisa dibuat dengan menggunakan bor, akan
tetapi dengan mempertimbangkan ukuran lubang dan jenis bahan kita perlu
menggunakan mata bor yang tepat. Jenis mata bor :
a. Twist Bits
Jenis mata bor yang paling banyak digunakan dan cukup universal
fungsinya. Bisa digunakan menggunakan mesin bor tangan atau mesin
bor duduk baik secara horisontal maupun vertikal. Mata bor ini bisa untuk
membuat lubang pada bahan kayu, plastik atau logam. Biasanya tersedia
dalam ukuran ∅ 4 - 12 mm. Lebih baik buat sebuah titik pusat
menggunakan paku atau sekrup untuk arahan mata bor ini ketika anda
menggunakan mesin bor tangan.

Gambar Twist Bist


b. Masonry Bits
Dirancang untuk membuat lubang pada tembok, beton atau batu.
Digunakan dengan mesin bor pada setelan martil (gerakan bir bergetar
seperti ketukan martil) dan pada ujung mata bor terdapat logam keras
sebagai pemotong. Biasanya tersedia dalam ∅ 4-15mm dan mata bor
lebih panjang daripada twist bits (300 - 400mm).

Gambar Masonry Bits


c. Spur Bits
Dikenal sebagai mata bor kayu dengan ujung mata bor runcing pada
bagian tengahnya dan pisau pengiris pada bagian kelilingnya. Ujung
runcing di tengah berfungsi untuk menjaga agar mata bor tetap lurus
sehingga lubang yang dihasilkan presisi dan dengan ∅ yang sama. Ukuran
∅ yang tersedia sekitar 6-15mm.

Gambar Spur Bits


d. Countesink Bits
Mata bor ini bersudut 90° pada ujungnya dan berfungsi untuk membuat
lubang 45° terhadap permukaan kayu. Biasanya dipakai pada saat
membuat lubang untuk kepala sekrup agar permukaan sama rata dengan
kayu. Mata bor ini bisa berdiri sendiri dan ada juga yang terpasang
langsung dengan mata bor utama untuk membuat lubang sekrup.

Gambar Countesink Bits


e. Foster Bit
Yaitu mata bor yang berfungsi untuk membuat lubang engsel sendok.
Paling baik apabila dioperasikan dengan mesin bor duduk yang lebih
stabil. Karena apabila
menggunakan mesin bor
tangan akan sulit untuk
mengendalikan kestabilan
posisi mata bor dan
lubang yang dihasilkan
kurang berkualitas.
Diameter yang tersedia mengikuti standar diameter engsel sendok, dari
15, atau 35 mm.

Gambar mata bor foster bit

f. Hole Saw Bits


Lebih tepat mungkin kita sebut gergaji lubang karena bentuk mata bornya
yang seperti gergaji dengan diameter yang bisa disesuaikan dengan
kebutuhan. Berdiameter antara 25 - 60mm.

Berdasarkan pekerjaan yang dilakukan, maka mesin bor dapat berfungsi


untuk membuat lobang silindris dan bertingkat, membesarkan lobang, memcemper
lobang dan mengetap. Pekerjaan yang banyak menuntut ketelitian yang tinggi pada
pengeboran adalah pada saat menempatkan mata bor pada posisi yang tepat di titik
senter.
Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung
berdasarkan putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa
kecepatan potong adalah panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu.
Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-
beda. Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong
logam. Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya
mata bor cepat tumpul atau bisa patah.
Kecepatan potong ditentukan oleh:
1. Jenis bahan yang akan dibor.
2. Jenis bahan mata bor.
3. Kualitas lobang yang diinginkan.
4. Efesiensi pendinginan.
5. Cara/teknik pengeboran.
6. Kapasitas mesin bor
Sebuah mesin dalam menjaga performa kinerjanya juga membutuhkan
perawatan yang intensif pada setiap komponen mesinnya. Hal ini juga diperlukan
untuk mesin bor. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan yaitu pelumasan secara
rutin untuk menghilangkan panas dan gesekan. Mesin harus dibersihkan setelah
digunakan. Chips harus dibersihkan menggunakan kuas. T-slots, grooves, spindles
sleeves, belts, and pulley harus dibersihkan. Mesin diolesi dengan cairan anti karat
untuk mencegah dari berkarat Pastikan untuk alat pemotong berjalan lurus (stabil)
sebelum memulai operasi. Jangan menempatkan alat-alat lain di meja pemboran.
Hindari pakaian longgar. Perlindungan khusus untuk mata.
Cara Perawatannya

1. Pendinginan
Pendinginan pada mata bor tidak bisa disepelekan karena akan membuat
umur mata bor tidak tahan lama, untuk pekerjaan yang cukup banyak mata
bor juga memerlukan proses pendinginan. Setiap material memiliki jenis
pendinginan yang berbeda.
2. Putaran Mesin (RPM). Semakin besar diameter mata bor yang Anda gunakan
maka semakin lambat putaran yang ada, semakin kecil mata bor akan
semakin membuat putaran bor semakin cepat.
3. Pengasahan (penggerindaan) Membentuk sisi potong yang kurang baik akan
menimbulkan kerusakan yang ditimbulkan seperti merasa cepat tumpul,
terasa bahannya keras, lubang yang tidak bagus, cepat panas dan lain-lain.
Periksa kembali apakah hasil asahan anda sudah tepat agar dapat membuat
mata bor Anda menjadi lebih tahan lama.
3) Mesin Las
i. Las Listrik
Las Listrik adalah suatu
proses penyambungan logam
dimana logam menjadi satu
akibat panas dengan atau tanpa
tekanan, atau dapat didefinisikan
Las Listrik sebagai akibat dari metalurgi
yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut
membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.
Mesin las listrik merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu
lengkung listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor bensin atau
diesel Gardu induk Tegangan pada mesin las listrik biasanya : 110 volt 220 volt 380
volt Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus. Mesin
las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada
bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila dibuat
jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke
benda kerja. las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.
Jenis sambungan dengan las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap.
Ada beberapa macam proses yang dapat digolongkan kadalam proses Ias Iistrik
antara lain yaitu :
1. Las Listrik dengan Elektroda Karbon:
Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.
Las listrik dengan elektroda karbon ganda.
2. Las Listrik Dengan Elektroda Logam, misalnnya:
Las-listrik dengan elektroda berselaput
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas)
Las Iisrik submerged

ii. Las Karbit


Las Gas yang lebih dikenal dengan istilah las karbit sebenarnya adalah
pengelasan yang dilaksanakan dengan pencampuran 2 jenis gas sebagai pembentuk
nyala api dan sebagai sumber panas. Dalam proses las gas ini gas yang digunakan
adalah campuran dari oksigen dan gas lain sebagai bahan bakar. Gas bahan bakar
yang paling populer dan paling banyak digunakan di bengkel-bengkel adalah gas
asitelin. gas ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan gas bahan bakar lain.
Kelebihan yang dimiliki gas asitelin adalah menghasilkan temperatur nyala api lebih
tinggi dari gas bahan bakar lainnya,baik bila dicampur dengan udara ataupun
oksigen. Seperti disebutkan,gas asitelin merupakan jenis gas yang paling banyak
digunakan sebagai bahan pencampuran dengan gas oksigen. Jika gas asitelin
digunakan sebagai gas pencampur maka seringkali proses pengelsan disebut dengan
las karbit. Gas asitelin ini sebenarnya dihasilkan dari reaksi batu kalsium karbida
dengan air. Selain dikenal dengan nama las karbit,kadang-kadang masyarakat umum
menyebutkan juga dengan nama lain yaitu las MDQ. Proses las gas umumnya
dipakai secara manual yaitu dikerjakan oleh tangan juru las atau welder. Oleh karena
itu,kualitas sambungan nantinya akan dipengaruhi oleh keterampilan dan keahlian
juru las.
Selain dikenal dengan nama las karbit, masyarakat umum menyebut kan juga
dengan nama lain yaitu las MDQ. Penyebutan nama MDQ ini sesungguhnya
mengacu pada satu merk batu karbit. Jadi nama las karbit atau las asetilen atau las
MDQ sebenarnya adalah satu nama proses las yan sama. Biasanya untuk model las
yang di gunakan oleh Bengkel Las adalah merangkai besi lebih kuat dan terjamin
bila menggunakan las jenis listrik. Tapi sebelum perkembangan las listrik menjamur,
dahulu ada sejenis
las yang
menggunakan gas
sebagai bahan bakar.
Atau istilah yang
lebih keren adalah las MDQ. Ada juga yang menyebut las Karbit atau kalsium
karbida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CaC 2. Karbit digunakan dalam
proses las karbit.
Persamaan reaksi Kalsium Karbida dengan air adalah

CaC2 + 2H2O → C2H2 + Ca(OH)2

4) Ragum

Ragum merupakan alat bantu yang sangat berguna dalam dunia teknik.
Ragum digunakan untuk menjepit atau mencekam benda kerja yang akan dikerjakan.
Tanpa adanya alat ini, seorang operator akan kesulitan dalam melakukan
pekerjaannya.
Ada banyak sekali pekerjaan yang membutuhkan ragum. Berbeda jenis
pekerjaan, berbeda pula ragum yang digunakan. Contohnya, ragum untuk pengerjaan
logam tidak cocok digunakan untuk pengerjaan kayu. Dan sebaliknya.

Gambar 1 Bagian Utama Ragum


Bagian utama ragum terdiri dari : (dapat dilihat pada gambar 1)
1. Rahang/mulut
bagian yang bersentuhan langsung dengan benda kerja. Berfungsi untuk menahan
benda kerja agar tidak bergeser. Terdiri dari 2 rahang, yaitu rahang gerak yang
jaraknya bisa diatur dan rahang tetap.

2. Slide
bagian ragum yang bisa keluar atau masuk ke dalam body ragum. Bagian ini
membantu rahang gerak untuk mengatur seberapa jarak yang mampu dijangkau
ragum.

3. Handle
bagian yang berfungsi mengatur keluar masuknya ulir. Sehingga bisa mengatur
seberapa kuat ragum menjepit benda kerjanya.

4. Screw
bagian yang membantu slide untuk keluar masuk body. Ulir pada screw berperan
sebagai poros transportir. Bagian ini penting untuk menunjang kekuatan pencekaman
ragum.

5. Body
yaitu badan ragum. Badan ini tidak bergerak. Dan semua bagian ragum terikat pada
body.

6. Alas
bagian paling bawah ragum yang berfungsi sebagai tempat pengikat dengan meja
kerja.

Ragum dibagi menjadi 4 kategori. Yaitu ragum untuk pengerjaan logam, ragum
untuk pengerjaan kayu, ragum tangan, dan ragum mesin. Mari kita bahas apa saja
perbedaan dan fungsi masing-masing ragum.
Jenis-jenis ragum
1. Ragum pengerjaan logam (metalworking vices)
Ragum yang digunakan untuk menjepit benda kerja berbahan logam.
Kekuatan pencekaman pada ragum ini sangat kuat. Sehingga memudahkan operator
memproses benda kerja.

Gambar Ragum Pengerjaan Logam


Umumnya digunakan pada proses kerja bangku seperti, pemotongan,
pengeboran, pengikiran, penguliran (dengan tap atau seney). Ragum ini juga bisa
digunakan untuk menjepit benda kerja berbahan kayu atau plastik. Namun
pencekamannya harus hati-hati. Karena jika dicekam terlalu kuat, permukaan benda
kerja akan rusak bahkan bentuknya berubah. Ragum ini selalu diikat di bagian atas
meja.
Ragum ini didesain khusus untuk pencekaman yang kuat. Rahang pada
ragum ini terbuat dari baja yang dikeraskan dan permukaannya dibuat kasar. Hal ini
bertujuan agar pencekamannya kuat sehingga benda kerja tidak bergeser.

2. Ragum pengerjaan kayu (woodworking vices)


Ragum ini digunakan untuk benda kerja yang berbahan dasar kayu, bukan
logam. Perbedaan dengan ragum pengerjaan logam (metalworking vices) adalah
dalam pemasangannya pada meja.
Gambar Ragum Pengerjaan Kayu

Ragum ini selalu diikat di bagian bawah meja dan umumnya diikat secara
permanen. Permukaan rahang pada ragum ini lebih lembut bahkan rata dibanding
ragum untuk pengerjaan logam. Sehingga tidak merusak atau membekas pada benda
kerja yang dijepit. Ada beberapa ukuran dan model untuk ragum jenis ini. Umumnya
digunakan untuk proses pemotongan, pengeboran dan pengerjaan kayu lainnya.

3. Ragum tangan (hand held vices)


Ragum ini mungkin tidak asing bagi anda. Ragum ini bisa dibawa kemana
saja karena tidak perlu diikat pada benda apapun dan ukurannya kecil. Cukup
digenggam menggunakan tangan saja.

Gambar Ragum Tangan


Ragum ini fungsinya hampir sama dengan tang. Namun kekuatan
pencekamannya lebih kuat dibandingkan dengan tang biasa. Umumnya digunakan
para pemancing yang ingin membengkokkan mata pancingnya.

4. Ragum mesin (machine vices)


Ragum yang digunakan untuk menjepit benda kerja pada mesin. Mesin yang
menggunakan ragum ini yaitu mesin bor dan mesin frais. Ragum ini digunakan
untuk memudahkan operator dalam proses pengeboran, pengefraisan, dan lain-lain.
Ragum ini sangat dibutuhkan. Karena bisa saja proses pada mesin sangat berbahaya
bagi operator.

Gambar Ragum Mesin


Ragum ini kedudukannya diikat pada meja mesin. Pemasangan ragum ini harus
diperhitungkan benar-benar agar terpasang lurus. Sehingga benda kerja yang
diproses tidak mengalami penyimpangan.

IV. Prosedur Kerja


1. Mengidentifikasi peralatan perbengkelan yang ada
2. Menggambar peralatan perbengkelan yang ada
3. Menjelaskan cara kerja dan fungsi masing-masing peralatan
PEMBUATAN KOMPOR BAHAN BAKAR CAIR

I. Tujuan
- Memahami proses pembuatan kompor bahan bakar cair
- Membuat desain kompor bakar cair
- Membuat kompor bahan bakar cair
- Menguji kompor bahan bakar cair

II. Alat dan Bahan

Alat :

- Mesin Gerinda
- Mesin Bor
- Mesin Las Listrik
- Kikir
- Gergaji
- Ragum
- Riveter
- Penitik

Bahan :

- Plat besi ketebalan 2 mm


- Pipa Galvanis berbagai ukuran diameter (1/2 ich, 1 inch, 4 inch, 6 inch)
- Paku Rivet
- Besi Siku
- Blower

III. Dasar Teori

Kompor telah digunakan untuk memasak semenjak dulu. Di Eropa, sejarah


mengenai kompor dimulai abad ke-18. Sebelumnya, masyarakat Eropa memasak
menggunakan tungku. Pada abad pertengahan, tungku dibuat lebih tinggi sehingga
orang tidak harus berjongkok saat memasak. Kemudian, kompor mulai
dikembangkan sampai akhirnya tidak dipergunakan sejak tahun 1753, karena banyak
menghasilkan banyak asap dan berbahaya. Lalu, pada tahun 1922 muncul kompor
gas yang disebut AGA Cooker temuan Gustaf Dalen yang berkebangsaan Swedia
dan masih populer sampai saat ini.
Kompor yang masih mudah kita temui dan dipakai masyarakat adalah
kompor minyak tanah. Namun, seiring berjalannya waktu minyak tanah semakin
langka dan mahal karena persediaan minyak bumi semakin menipis, apalagi dengan
adanya program konversi energi dari minyak tanah ke LPG (Liquid Petroleum Gas)
yang dilakukan pemeritah. Oleh karena itu, harus adanya bahan bakar alternatif
sebagai pengganti minyak tanah disamping LPG. Beberapa bahan bakar cair
alternatif yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor adalah minyak jelantah,
oli bekas dan juga biodiesel. Dan hal ini mendasari pentingnya untuk melakukan
inovasi berupa teknologi tepat guna yaitu kompor berbahan bakar cair
Kompor berbahan bakar cair adalah kompor yang menggunakan bahan bakar
cair seperti minyak jelantah, biodiesel, dan oli bekas untuk menghasilkan panas.
Kompor ini merupakan alternatif dari kompor gas dan kompor listrik yang
menggunakan bahan bakar fosil.
Kompor berbahan bakar cair bekerja dengan cara membakar bahan bakar
cair. Bahan bakar cair dialirkan ke burner, kemudian dinyalakan dengan api,
selanjutnya akan terjadi proses pembakaran yaitu reaksi kimia antara bahan bakar
dengan oksigen, dimana proses pembakaran ini merupakan reaksi eksotermis yang
menhasilkan panas. Panas ini kemudian ditransfer ke panci atau wajan yang
diletakkan diatas kompor secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Berikut adalah bagian-bagian kompor berbahan bakar cair dan fungsinya:
 Tangki bahan bakar : Menyimpan bahan bakar cair.
 Burner : Tempat bahan bakar cair dibakar.
 Katup : Mengatur aliran bahan bakar cair.
 Blower : Memberikan udara tekan pada proses pembakaran
 Kaki kompor : Menyangga kompor.
 Penyangga panci : Meletakkan panci atau wajan di atas kompor.
Kompor berbahan bakar cair memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

 Hemat biaya
Bahan bakar cair seperti minyak jelantah, biodiesel, dan oli bekas lebih murah
daripada gas dan listrik.
 Ramah lingkungan
Bahan bakar cair seperti minyak jelantah, biodiesel, dan oli bekas dapat didaur
ulang dan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.
 Mudah digunakan
Kompor berbahan bakar cair mudah digunakan dan tidak memerlukan instalasi
khusus.
 Portabel
Kompor berbahan bakar cair mudah dibawa ke mana saja.

IV. Prosedur Kerja


1. Menggambar desain kompor berbahan bakar cair per komponen
2. Meggambar desain kompor berbahan bakar cair keseluruhan
3. Memotong bahan yang diperlukan seperti pipa galvanis, plat besi, besi siku
sesuai dengan gambar desain
4. Menyambung komponen kompor dengan menggunakan paku rivet
5. Menyambung komponen kompor dengan pengelasan
6. Menguji nyala kompor berbahan bakar cair

Scan barcode dibawah untuk melihat video Contoh Pembuatan Kompor


Berbahan Bakar Cair
PEMBUATAN KOMPOR BAHAN BAKAR PADAT

I. Tujuan
- Memahami proses pembuatan kompor bahan bakar padat
- Membuat desain kompor bakar padat
- Membuat kompor bahan bakar padat
- Menguji kompor bahan bakar padat

II. Alat dan Bahan

Alat :

- Mesin Gerinda
- Mesin Bor
- Mesin Las Listrik
- Kikir
- Gergaji
- Ragum
- Riveter
- Penitik

Bahan :

- Plat besi ketebalan 2 mm


- Pipa Galvanis berbagai ukuran diameter (1/2 ich, 1 inch, 4 inch, 6 inch)
- Paku Rivet
- Besi Siku
- Blower

III. Dasar Teori


IV. Prosedur Kerja
1. Menggambar desain kompor berbahan bakar padat per komponen
2. Meggambar desain kompor berbahan bakar padat keseluruhan
3. Memotong bahan yang diperlukan seperti pipa galvanis, plat besi, besi siku
sesuai dengan gambar desain
4. Menyambung komponen kompor dengan menggunakan paku rivet
5. Menyambung komponen kompor dengan pengelasan
6. Menguji nyala kompor berbahan bakar cair

Scan barcode dibawah untuk melihat video Contoh Pembuatan Kompor


Berbahan Bakar Padat

Anda mungkin juga menyukai