Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada proses produksi tentunya kita akan banyak menggunakan mesin-mesin yang
mendukung dalam proses produksi tersebut. Dalam proses produksi tentunya kita
perlu memahami baik secara teori maupun cara kerja mesin-mesin yang beroperasi
dalam proses membuat barang produksi.

Ada banyak sekali mesin-mesin produksi seperti mesin bor, mesin bubut, mesin
milling, mesin sekrap dan mesin lainnya. Dengan kita memahami cara penggunaan
serta pengoprasian mesin tersebut dapat meningkatkan produktivitas serta mutu
dari produk yang dihasilkan.

Terfokus pada materi kali ini tentang Drilling. Maka, salah satu alat atau mesin yang
berkaitan dengan Drilling adalah Mesin Bor. Pengeboran adalah hal yang sering
dilakukan baik dalam proses produksi indutri maupun perbengkelan. pengeboran
sendiri mempunyai banyak tujuan seperti membuat lubang pada benda kerja seperti
plat besi.

Dengan membuat lubang pada plat besi maka kita dapat melakukan penggabungan
kedua plat besi tersebut dengan baut. Tentunya dalam proses Drilling atau
pengeboran diperlukan kepatuhan dalam pelaksanaan standar keamanan
penggunaan alat tersebut. Hal ini bertujuan supaya dalam penggunaan mesin bor
kita tetap aman dalam proses produksi.

Mesin bor dapat kita gunakan untuk melubangi benda-benda baik ferrous maupun
non ferrous dengan cara langsung ke benda kerja nya jika kita memakai mesin bor
tangan portable dan kita bisa letakkan pada ragum untuk menjepit benda tersebut.
Salah satu perlengkapan penting di mesin bor adalah Mata Bor. Mata bor berputar
karena mendapatkan daya putar dari dinamo listrik yang terdapat pada mesin bor
lalu putaran dari mata bor tersebut kita tekankan pada benda kerja sehingga mata
bor bisa melubangi benda kerja sesuai kebutuhan kita.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Dengan demikian diharapkan dalam praktikum kali ini dapat berjalan sesuai dengan
sesuai prosedur yang telah dibuat.

1.2 TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM


a) Pengenalan secara langsung mesin-mesin perkakas serta cara
pengoperasiannya.
b) Peningkatan pengetahuan serta ketrampilan tentang mesin-
mesin perkakas.

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


a) Dapat mengetahui, menguasai dan menjalankan mesin bor
b) Mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan
menggunakan mesin bor.

BAB 2

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


2.1 Landasan Teori

Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk
melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah dengan cara memutar mata pisau
dengan kecepatan tertentu dan ditekan ke suatu benda kerja. Fungsi utama dari mesin
bor adalah untuk melubangi benda kerja dengan ukuran-ukuran tertentu. Mesin bor
terdapat dua jenis yakni mesin bor duduk dan mesin bor tangan.

Dalam melakukan sebuah praktikum tentunya terlebih dahulu dapat mengetahui apa
saja yang di perlukan dalam mesin pengeboran hingga alat dan bahan yang diperlukan.

Pertama adalah Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor bertangkai silindris.
Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran cekam bor ditunjukkan
oleh diameter terbesar dari mata bor yang dapat dijepit. Sarung pengurung, Mata bor
yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang berlobang tirus. Oleh
karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata bor ditekan, ia akan
saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus morse, yaitu ketirusan
menurut standar internasional (Daniel, 2012).

Meja Mesin Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila benda
kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja menggunakan
baut pengunci T yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja mesin bor.

Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan putaran
mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan potong adalah
panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu.

Setiap jenis logam mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda.
Dalam pengeboran putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam.
Bila kecepatan potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor
cepat tumpul atau bisa patah. Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit
ditentukan berdasarkan keliling mata bor dalam satuan panjang .

Kemudian kecepatan potong dalam meter per menit dirubah menjadi milimeter per
menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan diperoleh kecepatan potong pengeboran
dalam harga millimeter per menit.

Pemakanan adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja
dalam satu kali putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih
berdasarkan jarak pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang
diinginkan. Pemakanan juga tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lubang
yang dibuat, kekuatan mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor (Daniel,
2012).

Prinsip Kerja Mesin Bor

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Mesin bor dan milling adalah mesin perkakas untuk mengerjakan atau menyelesaikan
suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau Milling (cutter) dan mata bor sebagai
pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Mesin Milling dan Drilling termasuk
mesin perkakas yang mempunyai gerak utama yang berputar.

Pisau Fris dipasang pada sumbu/arbormesin yang didukung dengan alat pendukung
arbor, jika arbor mesin berputar melalui suatu putaran motor listrik maka pisau Fris akan
ikut berputar, arbor mesin dapat ikut berputar kekanan dan kekiri sedangkan banyaknya
putaran dapat diatur sesuai kebutuhan. Prinsip kerja dari mesin milling dan drilling yaitu
mata bor melakukan gerak rotasi dan benda kerja dihantarkan pada pemotong.

Gambar 2.1

Jenis-jenis mesin bor

1. Bor Tangan

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Bor yang satu ini merupakan mesin bor yang sering kita pakai. Ukuran mata bor
yang digunakan mulai dari yang terkecil yaitu 6.5 mm, 10 mm, 13 mm, 16 mm,
23 mm, dan 32 mm.
Ukuran tersebut merupakan ukuran maksimal, misalnya bor 10 mm, berarti
mata bor yang bisa digunakan mulai dari 0 – 10 mm. Bor ini biasanya digunakan
untuk mengebor besi ataupun kayu.
Selain berbagai fungsi, spesifikasi dari jenis bor ini juga ada beberapa seperti
kecepatan putaran, adanya variabel speed atau kecepatan yang bisa di atur,
serta reversible atau putarannya bisa dua arah. Biasanya beda merk beda
spesifikasinya, jadi kita bisa pilih sesuai dengan kebutuhan kita.

2. Bor Cordless

Bor cordless atau bor tanpa kabel, merupakan jenis bor menggunakan baterai
sebagai sumber tenaga. Biasanya bor jenis ini digunakan pada pekerjaan ringan,
karena kekuatan putaran atau torsi dari bor cordless ini cenderung lemah. Bor
cordless ini bisa digunakan untuk bor gypsum, kayu, dan besi. Dengan syarat
untuk bor besi, mata bor yang digunakan adalah mata bor yang ukurannya kecil.
Pada bor cordless, perlu diperhatikan spesifikasi baterainya. Bor cordless ini
juga bisa digunakan sebagai obeng listrik, cukup pasang saja mata obeng, maka
bor cordless bisa digunakan untuk memasang skrup.

3. Bor Core

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Bor jenis ini biasanya digunakan untuk proyek ataupun untuk mengukur
ketebalan aspal jalanan. Fungsi utama dari bor ini adalah untuk melubangi
lantai. Mata bor yang digunakan pun berbentuk seperti tabung.

Oleh karena itu, biasanya bor ini digunakan untuk mengebor lantai pada gedung
untuk membuat jalur pipa ataupun kabel-kabel. Selain itu bisa juga digunakan
untuk mengukur ketebalan aspal jalanan dengan mengebor jalan tersebut.

4. Bor Duduk

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Bor jenis ini pada umumnya digunakan untuk melubangi besi dimana lubang
yang dibuat pada besi itu banyak, oleh karena itu mesin bor ini di desain
sedemikian rupa agar pengguna bor tidak mudah lelah.

Tinggal putar saja tuasnya, maka mata bor dan kepala bor nya akan turun ke
bawah. Mesin bor ini dapat mengebor beberapa lapis besi sekaligus, dengan
tebal maksimal sesuai dengan panjang mata bor yang digunakan.

Bor ini umum nya digunakan pada putaran lambat, tapi kecepatan putarannya
bisa diatur melalui belting yang berada pada bagian atasnya. Bor jenis ini juga
sama seperti bor tangan, mempunyai beberapa sub-jenis berdasarkan
ukurannya. Ukuran bor duduk mulai dari yang terkecil adalah 13 mm, 16 mm,
25mm.

5. Bor Magnet

Bor ini mempunyai magnet pada bagian bawahnya. Magnet ini bisa diaktifkan
maupun dinonaktifkan dengan cara menekan saklar seperti pada lampu.

Bor ini biasanya digunakan untuk mengebor dinding besi sehingga magnet
tersebut akan sangat berguna karena menempel pada bidang besi yang vertical.
Ukuran dari bor magnet ini mulai dari 23 mm, 25 mm, 28 mm, 32 mm, 35 mm,
dan yang paling besar 60 mm.

Bagian bagian mesin bor

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Bagian Utama Mesin Bor

1. Motor listrik
2. Puli bertingkat
3. V-Belt

1. Base (dudukan)

Base ini merupakan penopang dari semua komponen Mesin Bor.


Base terletak paling bawah menempel pada lantai, biasanya dibaut.
pemasangannya harus kuat karena akan mempengaruhi keakuratan
pengeboran akibat dari getaran yang terjadi.

2. Columb (tiang)

Bagian dari mesin Bor yang digunakan untuk menyangga bagian - bagian
yang digunakan untuk proses pengeboran.

3. Table (meja)

Bagian yang digunakan untuk meletakkan benda kerja yang akan di bor.
Meja kerja dapat diatur ketinggian sesuai pekerjaan dan bisa berputar
ke kiri dan ke kanan dengan sumbu porospada ujung yang melekat pada
tiang (column).

Dilengkapi pengunci (table clamp) untuk menjaga agar posisi meja


sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk menjepit benda kerja agar diam
menggunakan ragum yang di letakkan di atas meja.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


4. Driil (mata bor)

Mata Bor yang paling sering di gunakan adalah Bor spiral, karena daya
hantarnya yang baik, penyaluran serpih (geram) yang baik karena alur -
alurnya yang berbentuk sekrup, sudut - sudut sayat yang
menguntungkan dan bidang potong dapat diasah tanpa mengubah
diameter Bor.

Bidang - Bidang potong Bor spiral tidak radial tetapi di geser sehingga
membentuk garis - garis singgung pada lingkaran kecil yang merupakan
hati Bor.

5. Spindle
Bagian yang menggerakkan chuck atau pencekam, yang
memegang/mencekam mata Bor.

6. Spindle Head
Merupakan rumah dari kontruksi spindle yang di gerakkan oleh motor
dengan sambungan berupa belt dan di atur oleh Driil Feed Handle untuk
proses pemakananya.

7. Spindle Feed Handle


Handel untuk menurunkan atau menekankan Spindle dan mata Bor ke
benda kerja (memakanan)

8. Kelistrikan
Penggerak utama dari Mesin Bor adalah motor listrik, untuk
kelengkapannya mulai dari kabel power dan kabel penghubung,
fuse/sekring, lampu indicator, saklar on/off dan saklar pengatur
kecepatan.

Variasi Pahat Pada Drilling

Mata bor adalah suatu alat pembuat lubang atau alur yang efisien, macam-
macam ukuran daripada mata bor terbagi dalam beberapa jenis,
diantaranya ialah:

didalam satuan inchi, di dalam pecahan dari 1/64” sampai 3/8” dan
seterusnya. Di dalam satuan millimeter dengan setiap kenaikan bertambah
0,5 mm, dengan nomor dari 80 – 1 dengan ukuran 0,0135 – 0,228”, dengan
tanda huruf A sampai Z dengan ukuran 0,234 – 0, 413”.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Terdapat beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk memilih mata bor
yaitu:
1. Ukuran lubang
2. Benda kerja yang akan dibor
3. Sudut bibirnya

Ukuran lubang menentukan ukuran garis tengah dari mata bor, setiap mata
bor
akan menghasilkan lubang yang lebih besar daripada garis tengahnya, sudut
spiral dan sudut bibir tergantung dari benda kerja yang akan dibor.

Alat penyudut dipakai untuk memeriksa sudut bibir, sisi potong yang tumpul
akan menyebabkan permukaan lubang menjadi kasar, hal ini terjadi bila
jarak sudut pahat dengan sisi potong 550, untuk mengurangi akibat yang
tidak baik terhadap sisi potong, jarak perlu diperpendek dengan
menggerinda mata bor yang lebih besar. (Daryanto, 1996)

Jenis- Jenis Mata Bor

1. Mata Bor High Speed Steel (HSS Bits)

Mata bor HSS adalah mata bor yang umum dipakai. Dikenal juga sebagai (Twist
Bits). Mata bor HSS terdiri dari 3 macam:

1) HSS reguler. Mata bor ini untuk penggunaan sehari-hari bisa untuk
material kayu, plastik dan logam.

2) HSS Titanium Nitride. Ini adalah mata bor HSS yang diberi coating
Titanium Nitride sehingga usia pakainya lebih panjang daripada
mata bor HSS regular.
3) HSS Cobalt. adalah mata bor berbahan dasar logam campuran
antara High Speed Steel dengan cobalt. Mata bor ini lebih tahan

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


temperatur tinggi dan untuk pekerjaan atas material stainless steel,
high tensile steel, besi tuang, kuningan dan sambungan las.

2. Mata Bor Kayu (Brad Point/Spur Bits)

Disebut Spur Bits karena memiliki ujung yang runcing. Mata bor ini digunakan
untuk melubangi kayu. Ujung runcing ini berfungsi untuk mempertahankan
posisi mata bor tetap lurus terhadap permukaan kayu sehingga lubang yang
dihasilkan cukup halus dan presisi.

3. Mata Bor Kipas (Spade Bits)

Memiliki bentuk melebar dengan ujung runcing tipikal mata bor untuk
pengerjaan kayu. Lubang yang dihasilkan lebih lebar diameternya dibandingkan
mata bor kayu spur bits.

4. Mata Bor Auger (Auger Bits)

Memiliki alur yang dapat mendorong mesin bor untuk maju sambil mengebor,
sehingga mesin bor tidak perlu didorong terlalu kuat. Mata bor ini untuk
membuat lubang berdiameter besar pada material kayu yang tebal dan keras.

5. Mata Bor Beton (Masonry Bits)

Memiliki ujung yang dilapisi tungsten carbide yang keras sehingga cocok untuk
pengerjaan material batu bata, semen, beton dan batu.

6. Mata Bor Multifungsi (Multi-Purpose Bits)

Memiliki ujung yang sangat keras sehingga dapat digunakan untuk pengerjaan
material kayu, plastik, hampir segala jenis logam, dan juga beton/batu. Dapat
digunakan pada mesin bor impact, baik dalam mode drill ataupun hammer.

7. Mata Bor Kaca (Spear Point Bits)

Memiliki ujung seperti ujung mata tombak sehingga dijuluki spear point bits.
Mata bor ini memiliki ujung dari tungsten carbide yang keras sehingga cocok
untuk pengerjaan material kaca, keramik dan porselen. Mata bor ini harus
menggunakan putaran mesin yang rendah dan perlu dilumasi dengan air,
terpentin atau minyak tanah supaya temperatur kerja tetap rendah.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Rumus pada Proses Pengeboran
Kecepatan potong (cutting speed) pada drilling didefinisikan sebagai kecepatan

permukaan terluar dari pahat drill relatif terhadap permukaan benda kerja.

Kecepatan potong dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

dimana,

v : Kecepatan potong (m/min),

N : Kecepatan putaran (rpm: rev/min).

D : Diameter pahat.

Waktu riil permesinan (time of actual machining), Tm (min) :

1. Pada pembuatan lubang tembus (through hole):

2. Pada pembuatan lubang tembus (through hole):


dimana,

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


f : Gerak makan (mm/rev).
Tm : Waktu riil permesinan (min).
t : Ketebalan benda kerja (mm).
A : Jarak antara sisi terluar pahat drill dengan permukaan benda kerja
ketika ujung drill mulai menyentuh permukaan.
d : Kedalaman lubang,
θ : Drill point angle.

3. Kecepatan pemindahan material (material removal rate), MRR:

dimana, MRR: material removal rate (mm3/min)

Pengaturan RPM

Pengaturan RPM untuk pengeboran tergantung pada kecepatan potong material


dan diameter bor. Pengaturan RPM akan berubah sesuai dengan ukuran
bornya. sehingga bor akan beroperasi pada kecepatan permukaan yang tepat. 

Untuk menghitung RPM kita dapat menggunakan rumus berikut:

RPM = Cutting speed (Vc) X 4 


                Diameter bor (D)

Dengan rumus RPM ini dapat digunakan untuk operasi permesinan


lainnya. Dengan menggunakan grafik kecepatan potong yang disarankan
pada Tabel.

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Kekerasan,
Bahan Bhn Cutting Speed, fpm

Baja Karbon polos


120-150 80-120
AISI-1019, 1020, 1030, 1040,
150-170 70-90
1050, 1060, 1070, 1080, 1090
170-190 60-80
190-220 50-70
220-280 40-50
280-350 30-40
350-425 15-30
Paduan Baja
AISI-1320, 2317, 2515,
125-175 60-80
3120, 3316, 4012, 4020,
175-225 50-70
4120, 4128, 4320, 4620,
225-275 45-60
4720, 4820, 5020, 5120,
275-325 35-55
6120, 6325, 6415, 8620,
325-375 30-40
8720, 9315
375-425 15-30
Baja Paduan
AISI-1330, 1340, 2330,
175-225 50-70
2340, 3130, 3140, 3150,
225-275 40-60
4030, 4063, 4130, 4140,
275-325 30-50
4150, 4340, 4640, 5130,
325-375 25-40
5140, 5160, 52100, 6150,
375-425 15-30
6180, 6240, 6290, 6340,
6380, 8640, 8660, 8740,
9260, 9445, 9840, 9850

Stainless Steels
Kelas standar
Austenitik
135-185 40-50
Annealed
225-275 30-40
135-185 50-60
Feritik
Martentitic
135-175 55-70
Annealed 
175-225 50-60
Didinginkan & Tempered 275-325 30-40
375-425 15-30
Kelas Machining
Austenitik
Annealed 135-185 80-100

Contoh:

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Diameter bor Ø 0.25 inch, digunakan untuk mengebor bahan baja 1040, dengan
kekerasan brinnel 200. Kecepatan Potong  (Vc) : 60 (fpm),  Hitung RPM untuk melakukan
operasi pengeboran ini. 

Kecepatan Potong = 60 (fpm) 


Diameter bor = 0,25 inch

Rpm = Vc x 4 = 60 x 4 = 1120 Rpm


                D          0,25

Meskipun telah ditentukan RPM yang telah dihitung, ini hanya rekomendasi dalam
memilih pengaturan RPM yang sebenarnya untuk digunakan.

ada faktor luar yang menentukan kecepatan dan umpan yang tepat untuk digunakan.
Jika kita menggunakan pendingin mungkin bisa menggunakan kecepatan lebih cepat.
Atau Jika mengebor lubang yang cukup dalam, dan cukup panas. kita harus
memperlambat putaran RPM untuk pengeboran.

Berbagai proses yang berhubungan dengan Drilling


Terdapat beberapa jenis proses yang terkait dengan drilling. Proses ini memerlukan
lubang awal yang dibentuk dengan drilling, kemudian lubang dimodifikasi.
Beberapa proses tersebut diantaranya adalah:
a. Reaming. Digunakan untuk sedikit menambah lebar lubang, menghasilkan
toleransi yang lebih baik pada diameternya. Pahatnya disebut reamer, biasanya
berbentuk galur lurus..
b. Tapping. Proses ini dilakukan dengan pahat tap, untuk membuat internal ulir
pada permukaan dalam sebuah lubang.
c. Counter-boring. Menghasilkan lubang bertingkat, lubang diameter besar diikuti
dengan lobang diameter lebih kecil. Digunakan untuk "menyimpan" kepala baut
agar tidak menonjol.
d. Counter-sinking. Serupa dengan counter-boring, tetapi lubang lebar berbentuk
kerucut untuk "menyimpan" kepala sekrup bebentuk kerucut.
e. Centering. Disebut juga center-drilling, digunakan untuk membuat lubang awal

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


sehingga drilling dapat dilakukan pada posisi yang lebih akurat. Pahatnya
disebut center-drill.
f. Spot-facing. Mirip dengan proses milling. Digunakan untuk meratakan
permukaan tertentu benda kerja yang menonjol, terutama setelah proses drilling.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat praktikum

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Praktikum akan di laksanakan pada tanggal 04 agustus 2020 hingga slesai dan
bertempat di laboratorium proses manufaktur program studi Teknik Mesin ITERA
jurusan Teknik Manufaktur dan Mineral kebumian Institut Teknologi Sumatera.

3.2 Alat dan Bahan

a) Mesin Bor
b) Mata Bor
c) Kunci Drill chuck
d) Stop watch
e) Penitik

Nama Bahan : As S45C ST60 AISI 1045 CARBON STEEL,


ASTM A2 ASSENTAL Diameter 80 mm. atau plat eser 1,5
mm.

3.3 Cara Kerja

Langkah –langkah Pengerjaan

a. Sebelum Menjalankan Mesin

1. Periksa keadaan mesin dan kelengkapannya.

2. Siapkan benda kerja maupun peralatan


penunjang lain yang dibutuhkan dalam
proses pengeboran.
3. Siapkan benda kerja (plat, kayu dan lain
lain), tandai bagian-bagian yang akan di
bor dengan penitik.
4. Pasang mata bor pada drill chuck
kemudian jepit dengan erat mata bor
dengan menggunakan kunci drill chuck.
5. Atur kedudukan benda kerja pada table,

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


sehingga mata bor dapat menjangkau
bagian yang akan dibor dengan tepat.
6. Saat posisi mesin mati, turunkan mata
bor yang sudah terpasang dengan
menggunakan drilling lever untuk
memastikan apakah bagian yang akan
dibor sudah tepat kedudukannya.
7. Kemudian jepit bila perlu benda kerja
yang akan dibor dengan menggunakan
ragum.
8. Apabila benda kerja terlalu besar atau
mata bor terlalu dekat jaraknya dengan
benda kerja maka kedudukan table
dapat diatur dengan menggunakan table
clamp sesuai dengan jarak yang
diingikan
9. Atur kecepatan putar spindle yang sesuai dengan benda
kerja.

b. Saat Menjalankan Mesin

1. Nyalakan mesin dengan memutar main


switch dan two speed switch, dan
lakukan pengeboran dengan memutar
drilling lever.

2. Putar drilling lever dengan perlahan


untuk menghindari kerusakan mata bor
dan kerusakan pada benda kerja.
3. Dilarang menggunakan kaos tangan dari
bahan berserat saat menjalankan mesin
bor, rapikan sisi baju yang dapat terkena

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


mesin bor terutama pada lengan baju,
serta singkirkan benda yang dapat
menghalangi proses pengeboran untuk
menghindari kecelakaan.
4. Segera matikan mesin jika terjadi gangguan.

c. Setelah Pengerjaan

1. Matikan mesin dengan memutar main switch dan two speed


switch

2. Benda kerja dilepaskan dari mesin.

3. Bersihkan benda kerja dan mesin dari chip atau geram yang
menempel.

4. Kembalikan peralatan ke tempat .

MODUL PRAKTIKUM MANUFAKTUR


Daftar pustaka

Daniel,dkk, 2012, Buku Ajar MK : Perbengkelan Pertanian, Universitas Hasanuddin :

Makassar.

Danar Susilo Wijayanto, Yuyun Estriyanto. 2006. Teknologi Mekanik Mesin

Perkakas. Surakarta: UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press).

Anda mungkin juga menyukai