Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

PROSES MANUFAKTUR
MATERIAL PROPERTIES AND APLICATIONS

Dosen Pengampu
Wanda Afnison, S.pd., M.T.

Disusun oleh:
M. Chalid kurnia
21338071

S1-TEKNIK MESIN
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
Properties Of Materials
Tugas Halaman 99

1. Gambar mesin bubut dengan bagian bagiannya


2. Beberapa operasi yang dapat dikerjakan dengan menggunakan mesin bubut yaitu

• Bubut muka (facing)


• Bubut pahat (turning)
• Bubut bor (drilling)
• Bubut ulir (threading)
• Bubut kartel (knurling)
• Bubut champer (chamfering)

3. 3 cara pembubutan tirus. Antara lain :

1. Menggeser atau memutar eretan atas

Seperti yang sudah dijelaskan di artikel bagian-bagian mesin bubut, eretan atas dapat diputar
atau digeser. Di eretan atas tercantum sudut-sudut untuk mempermudah operator menghitung
pergeseran eretan atas. Ketika membubut tirus dengan langkah ini, benda kerja harus ditopang
dengan bantuan kepala lepas. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, posisi senter pada
kepala lepas harus benar-benar senter terhadap kepala tetap.
2. Menggeser kepala lepas

Kepala lepas memiliki bagian yang dapat digeser untuk keperluan membubut tirus. Di bagian
bawah eretan kepala lepas terdapat garis-garis yang dapat digunakan operator untuk mengatur
pergeserannya.

3. Menggunakan peralatan tirus atau taper attachment

Untuk memudahkan operator membubut tirus, dapat juga menggunakan peralatan tambahan
seperti taper attachment. Alat ini dipasang pada meja mesin bubut di bagian atas. Metode ini
mempunyai beberapa kekurangan diantaranya Pemasangan dan pengaturan taper attachment
yang membutuhkan waktu lama.Tidak dapat membuat tirus yang panjang karena keterbatasan
batang pemandu.Sudut tirus maksimal kurang lebih 5°

4. Beberapa tool yang umum digunakan di mesin bubut


Tugas Halaman 105
1. Quick return adalah fitur umum alat di mana tindakan dilakukan hanya dalam satu arah
pukulan, seperti pembentuk dan gergaji bertenaga, karena memungkinkan lebih sedikit
waktu yang dihabiskan untuk mengembalikan alat ke posisi awalnya.
2. Gambar mekanisme quick return

Engkol AB (dengan panjang yang dapat diatur R) berputar dengan kecepatan sudut yang
seragam. Pin engkol B dalam bentuk blok mati yang bebas meluncur di dalam slot di OBC
tuas berlubang. Ini ditempatkan tuas diputar di O dan ujung lainnya C dihubungkan ke ram
dengan lengan penghubung pendek seperti pada gambar Gambar 2.2 (a). Saat engkol AB
berputar searah jarum jam dari posisi AB1 ke AB2, ram bergerak maju dari kiri ke kanan dan
saat berputar dari posisi AB2 ke AB1 ram kembali ke aslinya posisi.Jelas bahwa waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan kayuhan ke depan sebanding dengan sudut α (lihat Gambar
2.2 (b))dan pukulan balik diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat yang sebanding
dengan sudut β.

3. Gambar mesin planner


Meja mesin planner dilengkapi dengan slot-T di permukaan atasnya, sehingga berfungsi
potongan dapat dijepit dengan aman di atas meja. Dua kolom vertikal, satu di setiap sisi
tempat tidur dan tabel terletak seperti yang ditunjukkan pada gambar. Rel lintas dapat
meluncur ke atas dan ke bawah pada dua kolom vertikal. Biasanya satu atau dua tiang pahat
(kepala pahat) dipasang pada rel silang dan satu kepala pahat samping dipasang dipasang
pada setiap kolom. Kepala alat vertikal dapat bergerak secara menyamping pada rel silang
sementara kepala alat samping dapat bergerak ke atas dan ke bawah pada kolom vertikal.
Ada pengaturan untuk kemajuan atau pencabutan alat di kepala alat.
4. Alat-alat mesin planner pada umumnya mirip dengan alat pembentuk, namun demikian lebih
kokoh dan kuat. Alat berbentuk khusus digunakan pada planer untuk operasi seperti
pemotongan T-slot dan memotong slide ekor merpati

Tugas halaman 110


1. Bagian bagian mata bor

Sudut iris adalah bagian mata bor yang digunakan untuk memotong benda kerja. Mata bor
digunakan dengan cara menjepittkan bagian pangkal mata bor ke chuck drill yang terdapat
pada mesin bor. Chuck drill dapat diatur sesuai diameter mata bor. Setelah mata bor terpasang
kencangkan chuck drill dengan kuncinya agar tidak selip saat proses pengeboran.
2. Beeberapa jenis mesin bor yang saya ketahui diantaranya:
• Bor Tangan
Jenis bor tangan ini sangat sering dijumpai di berbagai bengkel karena berukuran kecil,
fleksibel sehingga dapat dibawa ke mana saja. Biasanya mesin ini digunakan untuk
melakukan pengeboran pada posisi yang tak bisa dilakukan bor standard. Ukuran mata
bornya memiliki diameter antara 12 mm hingga 18 mm.
• Bor Cordless
Bor cordless merupakan bor yang tidak terdapat kabel untuk menyambungkan ke aliran
listrik. Sumber tenaga yang digunakan adalah baterai. Kekuatan putaran dari bor jenis ini
cenderung lemah sehingga hanya cocok digunakan untuk pekerjaan ringan. Kegunaan
dari bor cordless ini untuk pengeboran kayu, gypsum, ataupun besi.
• Bor Duduk
Sesuai dengan namanya, bor ini bisa digunakan dalam posisi duduk. Kegunaannya untuk
melubangi besi dalam jumlah banyak, sehingga agar tidak lelah pengguna bisa
menggunakannya sambil duduk. Ukuran diameter dari bor duduk berkisar antara 13 mm
sampai 25 mm. Mesin bor ini dapat digunakan untuk pengeboran beberapa lapis dari
besi, asalkan tebalnya disesuaikan dengan panjang mata bor.
• Bor Gantung
Berbeda dengan kegunaan jenis bor lainnya, bor yang cara menggunakannya digantung
ini memiliki kegunaan untuk memperbesar ataupun mengikis lubang. Sementara jenis
bor lainnya digunakan untuk membuat sebuah lubang. Tak hanya itu, bor gantung ini
juga memiliki perbedaan mata bor dengan jenis bor biasanya, sebab memiliki mata bor
khusus untuk bor gantung.
• Bor Core
Bor satu ini memiliki mata bor berbentuk tabung dan jarang digunakan oleh masyarakat
pada umumnya. Sebab, kegunaan dari bor core ini biasanya untuk proyek dan untuk
mengukur tebal aspal. Fungsi sebenarnya adalah untuk melubangi lantai pada gedung
sebagai jalur pipa maupun kabel-kabel pada proyek gedung.
• Bor Impact
Bor Impact atau Impact Drill merupakan jenis bor yang digunakan dengan hantaman
yang cukup kuat. Biasanya Bor Impact digunakan untuk melakukan pengeboran pada
tembok beton, tetapi juga bisa digunakan untuk melubangi besi ataupun kayu. Ukuran
mata bornya berkisar rata-rata 4 mm sampai 13 mm.
3. I. reaming
Reaming adalah sebuah proses yang dilakukan untuk memperhalus sebuah lubang
yang telah dibuat. Biasanya proses ini dilakukan untuk lubang dengan toleransi
tinggi.
II. Counter boring
Coutner bpring adalah pembuatan lubang bertingkat dengan ketentuan tertentu.
Proses ini biasanya dilakukan untuk penempatan kepala baut sehingga dimensi
lubang harus disesuaikan dengan baut yang akan digunakan.
III. Core drilling
Sutau metode pengeboran khusus yang biasanya digunakan untuk pengambilan
sample beton. Metode ini menggunakan drill khusus yang bagian tengahnya
berlubang sehingga sampel yang dihasilkan berbentuk silinder.
4. Ya bisa, tetapi harus menggunakan tool khusus yang disebut tap namun sebelum dilakukan
proses tapping benda kerja harus sudah dilubangi terlebih dahulu, kecuali kita memiliki tool
drill-tap yang bisa membuat lubang sekaligus membuat ulir.
Tugas halaman 119
1. Dalam up milling antara arah putaran tool mesin milling dan arah pemakanan benda
kerja saling berlawanan begitu sebaliknya dalam down milling arah putaran tool
mesin dan arah pemakanan benda kerja searah pergerakannya. Dalam hal ini up
milling lebih disarankan untuk digunakan agar benda kerja tidak terdorong oleh
proses cutting sehingga tidak terjadi selip pada mesin.
2. Secara umum terdapat tiga macam pasak yaitu terbuka, melewati dan tertutup dan
alur pasak memiliki toleransi yang cukup tinggi hal ini dikarenakan akan disatukan
dengan poros lain. Untuk proses pembuatan alur pasak bisa dilakukan dengan mesin
milling. caranya jepit benda kerja pada ragum atau menggunakan klem lalu gunakan
slot mill untuk alur pasak terbuka dan melewati dan end mill untuk alur pasak
tertutup. Mulai pemakanan dengan bagian paling atas lalu lanjutkan proses samapai
kedalaman yang diinginkan.
3. Gambar slab mill

Gambar face mill

Gambar end mill

4. Mesin milling horizontal adalah mesin milling yang paling umum digunakan. Disebut
horizontal dikarenakan mesin ini memiliki sumbu pemakanan yang datar atau
horizontal. Untuk proses pemakan mesin ini menggunakan batang silinder yang
disebut arbor nah pada arbor ini lah dipasangkan tool yang akan digunakan. Biasanya
mesin ni juga dilengkapi dengan kepala pembagi untuk pembuatan roda gigi.
Tugas halaman 126
1. Grit
Grit adalah sebuah angka yang menunjukkan ukuran dari butiran abrasive yang digunakan
pada roda gerinda. Semakin tinggi anka gritnya maka semakin halus butiran abrasive pada
roda gerinda tersebut. Untuk grit yang nilainya lebih dari 200 biasanya disebut tepung.
Grade
Grade adalah kekuatan roda gerinda dalam mengikat abrasive yang digunakan grade sangat
erat kaitannya dengan bond. Dan ini biasanya dituliskan dalam bentuk kode huruf pada roda
gerinda. Bond
Jika grade adalah ukuran kekuatan ikatan abrasive dalam roda gerinda makan bond adalah
jenis ikatan atau perekat yang digunakan.
Structure
Proporsi bahan pengikat dalam roda bervariasi dari sekitar 10% sampai 30% dari total
volumenya. Struktur roda tergantung pada persentase ini. Jika butiran abrasif dikemas terlalu
rapat, persentase bahan ikatan akan berada di sisi bawah. Ini disebut struktur tertutup. Jika
butiran abrasif lebih sedikit dikemas rapat dalam volume yang sama, roda dikatakan memiliki
struktur terbuka.
2. Ya hal tersebut benar dikarenakan benda yang keras biasanya memiliki kekuatan yang besar
pula nah jika menggunakan roda gerinda yang keras maka akan meningkatkan resiko roda
gerinda pecah atau sompel karena tidak mampu untuk melakukan pemakanan pada benda
kerja sedangkan pada batu gerinda lunak, batu gerinda hanya akan berkurang diameternya
tetapi tidak samapai pecah dikarenakan sifatnya yag lunak.
3. Dalam operasi penggilingan silinder, pekerjaan dipasang di antara dua pusat dan diputar. A
roda gerinda dipasang pada spindel dan berputar pada rpm yang jauh lebih tinggi. daripada
pekerjaan. Pekerjaan pusat dipasang di atas meja yang dapat melintasi berbagai umpan
sehingga seluruh panjang pekerjaan melewati ke sana kemari di depan kemudi.

Gambar mesin gerinda silindris


Untuk kecepatan putaran roda gerinda pada gerinda silindris putaran yang direkomendasikan
adalah 2000 meters/minute
4. Surface grinding mungkin lebih baik dengan menggunakan pinggiran roda cakram atau
dengan menggiling dengan ujung roda berbentuk cangkir. Metode-metode ini dapat
diklasifikasikan lebih lanjut sesuai dengan metode pengumpanan benda kerja ke roda
gerinda. Metode penggunaan roda cakram memerlukan penggunaan mesin gerinda spindel
horizontal. Cangkir roda dapat digunakan bersama dengan mesin spindel horizontal atau
vertikal.

Tugas halaman 141


1. Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses pengelasan secara manual, dimana permukaan
yang akan disambung mengalami pemanasan sampai mencair oleh nyala (flame) gas asetilin
(yaitu pembakaran C2H2 dengan O2), dengan atau tanpa logam pengisi, dimana proses
penyambungan tanpa penekanan. Dalam aplikasi hasilnya sangat memuaskan untuk
pengelasan baja karbon, terutama lembaran logam (sheet metal) dan pipa-pipa berdinding
tipis. Meskipun demikian hampir semua jenis logam ferrous dan non ferrous dapat dilas
dengan las gas, baik dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal). Terdapat tiga jenis api
yang digunakan dalam proses pengelasan
2. Metode pengelasan, mematri, dan menyolder bekerja secara berbeda dan digunakan untuk
aplikasi yang berbeda. Perbedaan antara metode terkait dengan dua faktor utama – suhu yang
digunakan dan dampak suhu pada keadaan material. Bergantung pada aplikasinya, Teknik ini
dapat dipilih salah satu dari metode ini untuk menggabungkan materi. Saat memilih teknik
penyambungan, beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi ukuran rakitan, jenis,
dan ketebalan bahan dasar, kekuatan yang diinginkan, dan persyaratan titik atau sambungan.
Proses pengelasan menghasilkan sambungan yang paling kuat karena dalam prosesnya
menggunakan logam yang dilelelahkan sehingga kekuatannya paling tinggi.
3. Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Elektroda
mencairkan logam dasar dan membentuk terak las pada waktu yang bersamaan; ujung
elektroda mencair dan bercampur dengan bahan yang di las. Memperbesar busur las adalah
dengan cara memperbesar/ mempertinggi arus yang dapat diatur pada mesin las. Proses
terjadinya pengelasan karena adanya kontak antara ujung elektroda dan material dasar
sehingga terjadi hubungan pendek dan saat terjadi hubungan pendek tersebut tukang las
(welder) harus menarik elektrode sehingga terbentuk busur listrik yaitu lompatan ion yang
menimbulkan panas.
4. Pengelasan fusi dilakukan dengan pemanasan ujung-ujung potongan logam untuk
disambungkan ke suhu yang cukup tinggi sehingga menyebabkannya meleleh atau melebur
dan kemudian membiarkan sambungan menjadi dingin. Jadi setelah logam meleleh logam
disatukan dan dibiarkan sampai dingin yang akhirnya logam saling merekat. Seangkan
pengelasan pressure pemanasan ujung-ujung potongan logam yang akan disambung dengan
tinggi suhu, tapi lebih rendah dari titik leleh mereka dan kemudian menjaga potongan logam
bergabung bersama di bawah tekanan untuk beberapa waktu. Ini menghasilkan
potonganpotongan yang dilas bersama untuk menghasilkan sambungan yang kuat.
5. Arc blow merupakan fenomena pembelokan busur elektrik dari jalur normalnya yang
dikarenakan adanya gaya magnetic dan kemudian menyebabkan busur bergerak tanpa
kontrol. Kasus yang umumnya terjadi yaitu pada saat adanya aliran arus pada satu material
konduktor, maka kemudian terbentuk medan magnet pada sekitar material konduktor
tersebut.
Beberapa cara menghindari blow diantaranya:
• Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat
las terkena air atau lembab.
• Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
• Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
• Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
• Untuk material tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
6. Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat las
terkena air atau lembab. Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las. Ampere
disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda. Persiapan
pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja. Untuk material
tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
7. pengelasan butt adalah operasi satu tahap, pengelasan flash adalah proses dua tahap. Tahap
pertama adalah aksi flashing. Arus yang diterapkan pada benda kerja menghasilkan kedipan
atau lengkung melintasi antarmuka dari dua ujung material yang saling bertubrukan.
8. Affected zone adalah area yang berdekatan dengan lasan yang dipanaskan cukup tinggi untuk
memengaruhi struktur mikronya tetapi tidak cukup untuk melelehkannya. Dengan
mengalami perubahan struktur mikro, Affected zone memiliki sifat mekanik dan fisik yang
berbeda dari las dan logam dasar yang berdekatan. Retakan terjadi jika las atau logam dasar
tidak cukup kuat menahan gaya tarik yang dihasilkan. Sederhananya, retakan adalah upaya
las untuk menghilangkan tegangan sisa yang disebabkan oleh pemanasan dan pendinginan.
Jika terdapat retakan pada pengelasan mak keuatannya akan berkurang pula sehingga dapat
berbahaya.
9. Cacat Las Undercut
Cacat Las Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar,
bentuk cacat ini seperti cerukan yang terjadi pada logam dasar atau logam induk. Jenis cacat
pengelasan ini dapat terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner dan edge
joint.
Porositas pada pengelasan.
Porositas atau Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang
lubang kecil pada weld metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya.
Porositas ini mempunyai beberapa tipe yaitu Porositas Cluster, Lubang Tiup dan Pori Gas.
Inklusi Terak
Inklusi Terak Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam
hasil lasan. Cacat ini berupa slag (fluks yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering
terjadi pada daerah stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat
cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau pembengkokan.
Tungsten Inclusion.
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya
tungsten pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan logam
las, cacat ini hampir sama dengan inklusi slag namun saat diuji radiografi inklusi tungsten
berwana sangat terang (karena jenis beratnya lebih besar dibanding logam lasnya ). Untuk
jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding).
Penetrasi tidak lengkap
Penetrasi Tidak Lengkap (Sumber Daya NDT) Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah
cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP
jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau reinforcemen pada akar las bentuk
cekung.
Incomplete Fusion.
Penggabungan tidak lengkap Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang
tidak dikehendaki karena ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan
logam induk. Cacat ini biasanya terjadi pada bagian samping lasan.
Percikan Las (Over Spatter)
Over Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak
termasuk cacat. Namun jika perintah berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka
dikategorikan dalam cacat visual.

10. Posisi di bawah tangan (down hand position).


Posisi dalam pengelasan ini adalah posisi yang paling mudah dilakukan. Posisi ini dilakukan
untuk pengelasan pada permukaan datar atau permukaan agak miring, yaitu letak elektroda
berada di atas benda kerja.
Posisi mendatar (horizontal position).
Mengelas dengan posisi mendatar merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis
mendatar/horizontal. Pada posisi ini kemiringan dan arah ayunan elektroda harus
diperhatikan, karena akan sangat mempengaruhi hasil pengelasan. Posisi benda kerja
biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit dari arah elektroda las. Pengelasan posisi
mendatar sering digunakan untuk pengelasan benda-benda yang berdiri tegak. Misalnya
pengelasan badan kapal laut arah horizontal.
Posisi tegak (vertical position).
Mengelas dengan posisi tegak merupakan pengelasan yang arahnya mengikuti arah garis
tegak/vertikal. Seperti pada horizontal position pada vertical position, posisi benda kerja
biasanya berdiri tegak atau agak miring sedikit searah dengan gerak elektroda las yaitu naik
atau turun. Misalnya pengelasan badan kapal laut arah vertikal.
Posisi di atas kepala (over head position).
Benda kerja terletak di atas kepala welder, sehingga pengelasan dilakukan diatas kepala
operator atau welder. Posisi ini lebih sulit dibandingkan dengan posisi-posisi pengelasan
yang lain. Posisi pengelasan ini dilakukan untuk pengelasan pada permukaan datar atau agak
miring tetapi posisinya berada di atas kepala, yaitu letak elektroda berada di bawah benda
kerja. Misalnya pengelasan atap gudang bagian dalam.

Anda mungkin juga menyukai