Anda di halaman 1dari 63

PENDAHULUAN

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian bagian


mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut.
Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar
benda silindris atau bubut rata :
 Dengan benda kerja yang berputar
 Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting
tool)
 Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak
tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Proses bubut permukaan (surface turning)adalah proses bubut yang identik


dengan proses bubut rata, tetapi arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja. Proses bubut tirus (taper turning) sebenarnya identik dengan
proses bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu
terhadap sumbu benda kerja. Pada Mesin Bubut dapat juga dilakukan proses
pemesinan yang lain, yaitu bubut dalam (internal turning), proses pembuatan
lubang denganmata bor (drilling), proses memperbesar lubang (boring),
pembuatan ulir (thread cutting), dan pembuatan alur (grooving/parting-off).
Proses tersebut dilakukan di Mesin Bubut dengan bantuan/tambahan peralatan
lain agar proses pemesinan bisa dilakukan..Demikian juga proses bubut
kontur,dilakukan dengan cara memvariasi kedalaman potong, sehingga
menghasilkan bentuk yang diinginkan.
BAB I
BOR

A. DEFINISI

Bor adalah sebuah pahat pemotong yang ujungnya berputar dan ada
ujungnya tidak berputar contohnya seperti pada mesin bubut, bor
memiliki satu atau beberapa sisi potong dan galur yang berhubungan
continue disepanjang badan bor. Bor ini, yang dapat lurus atau helix,
disediakan untuk memungkinkannya lewatnya serpihan atau fluida
pemotong. Meskipun bor pada umumnya memiliki dua galur, tetapi
mungkin juga digunakan tiga atau empat galur, maka bor kemudian
dikenal sebagai pengebor inti. Pengebor semacam ini tidak dipakai untuk
memulai sebuah lubang, melainkan untuk meluaskan lubang atau
menyesuaikan lubang yang telah dibor atau diberi inti.

Mesin yang digunakan untuk melakukan Proses Pengeboran adalah


Mesin Bubut, Mesin frais, dan Mesin Gurdi/Drilling Machine. Namun,
yang kita bahas hanya proses pengeboran pada Mesin Bubut.
B. JENIS - JENIS BOR

Ada beberapa jenis bor dibawah ini jenis bor yang sering digunakan:
1. Mata bor helix besar (High helix drills) : mata bor ini memiliki sudut
helik yang besar, sehingga meningkatkan efifiensi pemotongan, tetapi
batangnya . lemah. Mata bor ini digunakan untuk memotong logam
lunak atau bahan yang memiliki kekuatan rendah.
2. Mata bor helix kecil (Low helix drills) : mata bor dengan sudut helix
lebih kecil dari ukuran normal berguna untuk mencegah pahat bor
terangkat ke atas atau terpegang benda kerja ketika membuat lubang
pada material kuniangan dan material yang sejenis.
3. Mata bor kerja berat (Heavy-duty drills) : mata bor yang digunakan
untuk menahan tegangan yang tinggi dengan cara menebalkan bagian
web.
4. Mata bor tangan kiri (Left hand drills) : mata bor standar dapat dibuat
juga untuk mata bor kiri. Digunakan pada pembuatan lubang jamak
yang mana bagian kepala mesin bor di desain dengan sederhana yang
memungkinkan berputar berlawanan arah.
5. Mata bor dengan sisi sayat lurus (Straight flute drills) : adalah bentuk
ekstrim dari mata bor helix kecil, digunakan untuk membuat lubang pada
kuningan dan plat.
6. Mata bor poros engkol ( Crankshaft drills) : mata bor yang di desain
khusus untuk mengerjakan poros engkol, sangat menguntungkan untuk
membuat lubang dalam pada material yang ulet. Memiliki web yang
tebal dan sudut helix yang kadang-kadang lebih besar dari ukuran
normal. Mata bor ini adalah mata bor khusus yang akhirnya banyak
digunakan secara luas dan menjadi mata bor standar.
7. Mata bor panjang (Extension drills) : mata bor ini memiliki shank yang
panjang yang telah ditemper, digunakan untuk membuat lubang pada
permukaan yang secara normal tidak akan dapat dijangkau.
8. Mata bor ekstra panjang (Extra-length drills) : mata bor dengan badan
pahat yang panjang, untuk membuat lubang yang dalam.
9. Mata bor bertingkat (Step drills) : satu atau dua buah diamater mata bor
dibuat pada satu batang untuk membuat lubang dengan diameter
bertingkat.
10.Mata bor ganda ( Subland drills) : fungsinya sama dengan mata bor
bertingkat.Mata bor ini terlihat seperti dua buah mata bor pada satu
batang.
11.Mata bor solid carbide : untuk membuat lubang kecil pada material
paduan ringan, dan material bukan logam, bentuknya bisa sama dengan
mata bor standar. Proses pembuatan lubang dengan mata bor ini tidak
boleh ada beban kejut, karena bahan carbide mudah pecah.
12.Mata bor dengan sisipan karbida (Carbide tipped drills) : sisipan karbida
digunakan untuk mecegah terjadinya keausan karena kecepatan potong
yang tinggi. Sudut helix yang lebih kecil dan web yang tipis diterapkan
untuk meningkatkan kekakuan mata bor ini, yang menjaga keawetan
karbida. Mata bor ini digunakan untuk material yang keras, atau material
non logam yang abrasif.
13.Mata bor dengan lubang minyak (Oil hole drills) : lubang kecil di dalam
bilah pahat bor dapat digunakan untuk mengalirkan minyak
pelumas/pendingin bertekanan ke ujung mata bor. Mata bor ini
digunakan untuk membuat lubang dalam pada material yang liat.
14.Mata bor rata ( Flat drills) : batang lurus dan rata dapat digerinda
ujungnya membentuk ujung mata bor. Hal tersebut akan memberikan
ruang yang besar bagi beram tanpa bagian helix. Mata bor ini digunakan
untuk membuat lubang pada jalan kereta api.
15.Mata bor dengan tiga atau empat sisi potong : mata bor ini digunakan
untuk memperbesar lubang yang telah dibuat sebelumnya dengan mata
bor atau di punch. Mata bor ini digunakan karena memiliki
produktifitas, akurasi, dan kualitas permukaan yang lebih bagus dari
pada mata bor standar pada pengerjaan yang sama.
16.Center drill : merupakan kombinasi mata bor dan countersink yang
sangat baik digunakan untuk membuat lubang senter ( Gambar
dibawah).
C. BAGIAN – BAGIAN MATA BOR
Bagian mata bor ditunjukan pada gambar. Diantara bagian-bagian
mata bor tersebut yang paling utama adalah sudut helik (helix angel),
sudut ujung (point angel/lip angel,2x), dan sudut bebas (clearance angel,
α). Untuk bahan benda kerja yang berbeda, sudut-sudut tersebut besarnya
bervariasi (Tabel).

Gambar ,Nama-nama bagian mata bor dan sarung tirus


Tabel . Geometri mata bor (twist drill) yang disarankan

Benda Kerja Sudut ujung, Sudut helik Sudut bebas,


2χr α
Baja karbon 118o 20 o -30 o 19 -25 o
o

kekuatan tarik<
900 N/mm2
Baja karbon 125 o -145o 20 o -30 o 7 o -15 o
kekuatan tarik >
900 N/mm2
Baja keras 135o-150o 10 o -25 o 7 o -15 o
(manganese)
kondisi austenik
Besi tuang 90o-135o 18 o -25 o 7 o -12 o
Kuningan 118o 12 o 10 o -15 o
Tembaga 100o-118o 20 o -30 o 10 o -15 o
Alluminium 90o -118o 17 o -45 o 12 o -18 o
BAB II
REAMER ATAU PELUAS

A. DEFINISI
Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan
memperhalus permukaan lubang yang telah kita siapkan sebelumnya.
Lubang hasil pengeboran kadang-kadang hasilnya masih kasar atau
saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya tidak cukup
longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya
perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan ukuran
yang pas maka pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm
lebih kecil dari diameter lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas
menggunakan reamer.
Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada
ukuran lubang danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang
baik
B. BAGIAN – BAGIAN DARI REAMER ATAU PELUAS
1. Tangkai ; Adalah bagian dari peluas yang dicekam.
2. Badan ; Adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau
dengan alur diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
3. Pengarah ; Berguna Untuk ;
a. Memelihara ukuran yang tetap,
b. Memperhalus Permukaan,
c. Memberi ukuran yang baik
4. Kepala ; Adala bagian yang memotong dalam perluasan

C. JENIS – JENIS REAMER ATAU PELUAS


1. Peluas Tangan (Hand reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip
lagi atau memimpin (seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan
lubang mesin. Hal ini untuk mengimbangi kesulitan untuk memulai
sebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal ini juga memungkinkan
alat untuk membesarkan lubang untuk memulai lurus atau spiral dan
mengurangi resiko kerusakan.

Peluas Tangan (Hand reamer)

Peluas Tangan mempunyai tipe Tangkai Segi Empat


Macam – macam Peluas Tangan :
a) Peluas Tangan Tetap
b) Peluas Tangan yang dapat di kembangkan
2. Peluas Mesin (Machine reamer)
Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki
sangat sedikit mengarah masuk Karena membesarkan lubang dan benda
kerja adalah pra-sejajar dengan mesin tidak ada risiko itu mengembara
tentunya. Selain gaya pemotongan konstan yang dapat diterapkan oleh
mesin memastikan bahwa mulai memotong segera. Tangkai spiral
memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga tersedia
dengan tangkai lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi
reaming harus sangat kecil.

Peluas Mesin (Machine reamer)


Peluas Mesin mempunyai Dua Tipe Tangkai yaitu :
1. Tipe Tangkai Tirus

Tipe Tangkai Tirus


2. Tipe Tangkai Silinder

Tipe Tangkai Silinder

Macam – macam Peluas Mesin


1. Peluas mesin yang dapat di kembangkan
2. Peluas mesin yang dapat di atur
3. Peluas mesin kupas

Peluas mesin kupas


BAB III
ULIR

A. DEFINISI

Sistem ulir sudah dikenal dan sudah digunakan oleh manusia sejak
beberapa abad yang lalu. Tujuan diciptakannya sistem ulir ini pada
dasarnya adalah mendapatkan cara yang mudah untuk menggabungkan
atau menyambung dua buah komponen sehingga gabungan ini menjadi
satu kesatuan unit yang bermafaat sesuai dengan fungsinya. Sebelum
teknologi industri maju pembuatan ulir hanya dilakukan dengan tangan
dan sudah tentu hasilnya kasar. Ulir dapat digunakan untuk (1)
memegang/mengencangkan dua komponen atau lebih, dan (2)
memindahkan beban/benda. Fungsi yang pertama sering disebut
pengencang (fastener) dan yang kedua dikenal dengan nama ulir daya
(power screw atau lead screw). Sebagai fastener, konstruksi ulir dapat
menerima beban tensile, shear, maupun keduanya.

B. BAGIAN-BAGIAN ULIR
Penggunaan kata istilah di atas tidak untuk menunjukkan adanya
arti-arti lain dari ulir, melainkan untuk menunjukkan adanya
dimensidimensi yang penting untuk diketahui setiap kali membicarakan
masalah ulir. Beberapa dimensi yang penting dari ulir dapat dilihat pada
Gambar 4.3 berikut ini.
Gambar 4.3. Dimensi penting dari ulir
1. Diameter mayor (diameter luar) adalah diameter terbesar dari ulir.
2. Diameter minor (diameter inti) adalah diameter terkecil dari ulir.
3. Diameter pit (diameter tusuk) adalah diameter semu yang letaknya di
antara diameter luar dan diameter inti. Pada radius dari diameter tusuk
inilah letaknya titik-titik singgung antara pasangan dua buah ulir sehingga
pada titik-titik tersebutlah yang akan menerima beban terberat sewaktu
pasangan ulir dikencangkan. Jarak antara puncak ulir yang disebut juga
dengan istilah pitch merupakan dimensi yang cukup besar pengaruhnya
terhadap pasangan ulir. Karena apabila jarak antara puncak ulir yang satu
dengan puncak ulir yang lain tidak sama maka ulir ini tidak bisa
dipasangkan dengan ulir yang lain yang jarak puncak ulirnya
masingmasing adalah sama. Kalaupun bisa tentu dengan jalan dipaksa
yang akhirnya juga akan merusakkan ulir yang sudah betul. Akibatnya
pasangan dari beberapa komponen dalam satu unit pun tidak bisa bertahan
lama. Jadi, dalam proses pembuatan jarak puncak ulir harus diperhatikan
betul-betul, sehingga kesalahan yang terjadi pada jarak puncak ulir masih
dalam batas-batas yang diijinkan.
4. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya
dalam derajat. Untuk American Standard dan ISO sudut
5. ulirnya adalah 600. Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55°.
6. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti dengan diameter luar.

C. JENIS ULIR DAN FUNGSINYA


Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir
dalam tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini
dilihat dari standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik
dan sebagainya.

1. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalus Ulir

Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu
ulir kiri dan ulir kanan. Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir
kiri atau ulir kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga
dicek dengan memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir
misalnya mur dan baut. Apabila sebuah mur dipasangkan pada baut yang
kemudian diputar ke kanan (searah jarum jam) ternyata murnya bergerak
maju maka ulir tersebut termasuk ulir kanan.
Sebaliknya, bila mur diputar arahnya ke kiri (berlawanan dengan
arah jarum jam) ternyata murnya bergerak maju maka ulir tersebut
termasuk ulir kiri. Jadi, pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari
bautnya maka mur harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk
melepaskan murnya adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling
banyak digunakan adalah ulir kanan.

2. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)


Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat di
bedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam
satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat
lebih dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir
ganda ini biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya
ganda dua, ganda tiga dan ganda empat. Gambar di bawah menunjukkan
bagan dari ulir tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu
putaran pada ulir ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari
pada satu putaran ulir tunggal.

3. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir

Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini
juga ada kaitannya dengan standar yang digunakan. Berikut ini berapa
contoh dari bentuk ulir.
Gambar ulir metrix (iso) Gambar British Standard Whitworth

Gambar ulir unified Gambar ulir British Association

Gambar ulir Kenckle Gambar ulir Buttress 450


Gambar ulie ACME
D. Standar Umum untuk Ulir
Yang akan dibicarakan disini adalah ulir menurut ISO Metrik dan
ulir Unified. Ulir ISO metrik satuannya dalam milimeter dan ulir Unified
satuannya dalam inchi. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada gambar-
gambar berikut. Gambar adalah bentuk standar ulir menurut ISO metrik.
Gamba adalah bentuk standar ulir menurut Unified.

1. Ulir ISO Metrik

Gambar Bentuk ulir ISO Metrik


Dimana:
p = jarak puncak ulir, dalam mm
H = kedalaman ulir, = 0.86603p
H/4 = 0.216551p
H/7 = 0.14434p
H/8 = 0.10825p Rr = 0.14434p
Kedalaman ulir dalam (nut) = 5/8H = 0.54127p
Kedalaman ulir luar (bolt) = 24/17H = 0.61343p
2. Ulir Unified

Gambar Bentuk umum ulir unified


Dimana:
n = jumlah gang per inchi
p = jarak puncak ulir, dalam inchi =1/n
H = kedalaman ulir = 0.86603p
hb = kedalaman ulir luar = 0.361343p =0.61343/n=17/24
hm = kedalaman ulir dalam = 0.54127p =0.54127/n =5/8H
E = diameter tusuk = Diameter mayor – 0.64952p
BAB IV
LANGKAH KERJA BAHAN DRIL CHUCK

 BENDA KERJA 1

A. Langkah Persiapan

1. Membaca gambar, hal yang pertama harus di lakukan adalah membaca


gambar kerja. Gambar kerja merupakan alat komunikasi antara desain
denag pekerja
2. Menyiapkan peralatan.Artinya, menyiapkan peralatan yang di butuhkan
dalam proses pembubutan yang akan di lakukan.
3. Pasang center dril pada kepala lepas.
4. Pasang pahat.Artinya,pasangkan pahat pada tool post (rumah pahat).
5. Setting ketinggian pahat.Artinya sesuaikan pahat dengan sumbu, setinggi
center putar,atau setinggi center dril.
6. Ukur benda kerja.Maksudnya, mengukur bendan kerja dengan jangka
sorong dan yang di ukur adalah diameter benda kerja (d) kerena ini
berguna untuk proses perhitungan kecepatan putar mesin bubut.
7. Menghitung putaran mesin

Ve = π d n n = Ve.1000
1000 π.d

Ket : n = Putaran mesin (rpm)


Ve = Kecepatan motong ( ST 37 = 20 m/menit )
d = Diameter benda kerja (mm)
8. Mengatur putaran mesin bubut sesuai perhitungan artinya mensetting
mesin sesuai dengan hasi perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya.

B. Peralatan Yang digunakan

1. Kuas
Alat yang digunakan untuk membersihkan atau melumasi ragum agar
tidak berkarat.Alat ini juga digunakan untuk melumasi benda kerja
dengan puln supaya pahat tidak mudah tumpul.

2. Sigmat ( Jangka Sorong )

Sigmat (Jangka sorong) biasanya digunakan untuk mengukur diameter


suatu benda. Jika jangka sorongnya mempunyai ekor, maka ekor tersebut
dapat digunakan untuk mengukur kedalaman. Jangka sorong mempunyai
2 skala yaitu skala utama dan skala nonius.Pada versi analog, umumnya
tingkat ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan
0.01 untuk yang di atas 30cm.
3. Kunci L
Kunci L digunakan untuk mengencangkan baut untuk mengunci pahat
pada tool post.

4. Chuck Bor
Chuck Bor digunakan untuk mencekam mata bor dan biasanya di
gunakan untuk mencekam mata bor yang berdiameter 1,5-13mm,1-
10mm dan 3-16mm tergantung keperluan yang di butuhkan.

chuck bor
5. Center Bor/Dril
Center Bor digunakan untuk membuat lubang center diujung benda kerja
sebagai tempat kedudukan Center Putar. Pembubutan lubang center pada
benda kerjadi perlukan apabila memiliki ukuran yang relatif panjang atau
untuk mengawali pekerjaan pengeboran.

6. Bor
Bor di gunakan untuk membuat lubang tembus dan tidak tembus.

7. Pahat Bubut Dalam


Pahat bubut dalam di gunakan untuk membubut dalam, untuk
memperbesar lubang yang telah di lubangi sebelumnya dengan bor.
8. Pahat Bubut Ulir
Pahat ulir digunakan untuk membuat ulir, baik ulir tunggal maupun
ganda. Bentuk pahat ulir harus sesuai dengan bentuk ulir yang
diinginkan. Untuk itu diperlukan pengasahan pahat sesuai dengan mal
ulirnya. Pahat ulir tidak mermpunyai sudut tatal, permukaannya rata
dengan ujung beradius sesuai radius kaki ulir yang besarnya tergantung
besar kisar ulirnya. Di bawah ini ilustrasi pahat ulir segitiga dan ulir segi
empat.

9. Pahat Alur
Pahat alur digunakan untuk membuat alur pada benda kerja. Macam-
macam pahat alur digunakan sesuai dengan kebutuhan membuat celah
alur atau ukuran clip.

10.Pahat Bubut Dalam


pahat bubut dalam ini biasanya digunakan untuk membubut bagian
dalam lubang yang sudah di bor atau untuk memperbesar lubang, dan
biasanya bubut dalam ini memakai pahat alat bantu seperti gambar
dibawah ini
11. Pahat Bubut Rata Kanan
Pahat Bubut Rata Kanan memiliki sudut 80o dan sudut-sudut bebas
lainnya. Pada umumnya digunaka untuk pembubutan rata memanjang
yang pemakanannya mulai dari kiri ke arah kanan mendekati posisi
cekam.

12. Kacamata
Kaca Mata adalah alat yang digunakan untuk melindungi mata pada saat
melakukan pembubutan agar mata tidak terkena butiran serbuk-serbuk
besi ataupun bram.Terbuat dari bahan plastik dan menggunakan karet
sebagai pengikat.
13. Gambar kerja
Gambar kerja adalah alat konunikasi antara desain dan pekerja dalam
membuat benda kerja yang di butuhkan. Gambar kerja juga
memudahkan pekerja dalam memperhitungkan ukuran agar sesuai
dengan yang di harapkan dan mencapai hasil yang ketelitiannya sangat
baik juga hasil kerjanya pun maxsimal.
C. Proses Pembubutan Gambar 1
1. Gambar kerja Gambar 1
Sebelum kita memulai pengerjaan bubut terlebih dahulu kita
membaca gambar pengerjaan seperti dibawah ini :

Gambar kerja 1

Dengan membaca gambar terlebih dahulu kita akan mengetahui


bagaimana cara mengerjakan benda kerja dan memprediksikan alat-alat
yang akan digunakan serta mengurangi tingkat kegagalan dalam
menyesuaikan ukuran yang telah ditentukan. Untuk gambar kerja nomor
1 yang pertama kita lakukan adalah mengukur panjang dan lebar.
Membaca gambar kerja juga dapat menentukan proses langkah kerja apa
dulu yang harus dilakukan.
2. Facing

Pengerjaan tepi atau Facing adalah apabila permukaan harus dipotong


pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau
dalam pencekam seperti gambar. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi
dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena
pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus
dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial. Sebelum
melakukan facing sebaiknya kita menyetel pahat bubut terlebih dahulu
seperti di bawah ini :

Langkah pengerjaannya:

 Persiapkan benda kerja dan alat-alat yang di persiapkan untuk


pembubutan sesuai dengan yang di atas.
 Pasang benda kerja pada cekam rahang tiga atau empat.
 Kuci cekam dengan kencang kemudian atur panjang benda kerja dan
jangan lupa lepaskan kunci cekam dari cekamnya.
 Pasang pahat bubut pada tool post dan kunci dengan kunci L.
 miringkan pahat lebih kurang 10o-15 o.
 Atur posisi pahat setinggi center putar.Amati jika pahat masih belum
sesumbu atau sejajar maka atur lagi dengan memutar hendelnya
kemudian kunci dengan menggunakan kunci pas yang berbentuk L.
Menyeting Posisi Pahat
Too High (Terlalu Tinggi)
- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka
(facing)menghasilkan tonjolan kecil
- Menyebabkan pahat patah dan rusak
Too Low (Terlalu Rendah)
- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka
(facing)menghasilkan tonjolan kecil
- menyebabkan benda kerja terangkat,
dan proses pemotongan tidak efektif
As High As Center (Setinggi Senter)
- Posisi pahat benar
- Hasil pembubutan baik

 Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan


kecepatan potongnya
 Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
 Jalankan mesin.
 Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja
rata.
3. Proses Pembubutan Poros Dril Chuck

batas pengeboran

Pembubutan Poros Dril Chuck atau Membuat lubang dengan mesin bubut
bisa dilakukan dengan menggunakan mata bor yang dipasang pada
chucknya dan disetel pada kepala lepas mesin bubut. Ini sama mudahnya
dengan kita mengebor dengan menggunakan mesin bor bangku,cuma saja
prinsipnya terbalik. Kalau mesin bor mata bornya yang berputar, maka di
mesin bubut benda kerjanya yang berputar dan mata bornya tidak.
Pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga akan
diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan
awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).

Langkah kerjanya:

 Geser kepala lepas dan sesuaikan dengan keperluan untuk


pembubutan dril chucknya
 Pertama masukan terlebih dahulu chuck dril pada lubang center kepala
lepas,dorong chuck dril sambil memutar roda pemutar yang ada di
kepala lepas dengan skala yang keluar tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek sesuaikan dengan kebutuhan namun chuck drilnya
harus kuat (Tidak goyang).

 Pasang mata bornya pada chuck dril dengan memutar hendel pada
chuck dril di sesuaikan panjang mata bornya yang di butuhkan.

 Atur kecepatan mesin bubutnya.

1000.Vc
n= ;
πd

Ket: d = diameter bor

Vc = Kecepatan motong ( ST 37 = 20 m/menit )

 Hidupkan mesin bubut sesuai dengan kecepatan yang sudah di atur

 Putar Roda pemutar yang ada pada kepala lepas sehinga mata bornya
maju dan melubangi benda kerjanya.jangan terlalu lama meta bor
tertancab pada benda kerja kembalikan atau putar kembali roda
pemutarnya secara berlawanan sehingga mata bornya kembali lagi.ini
di lakukan terus meneruh sampai terbentuk lubang yang kita inginkan.

 hentikan mesin bubut jika sudah terbentuk lubang yang di inginkan.

 dan lepaskan mata bor pada chuck dril.

 Tapi jangan melepas benda kerja pada cekamnya setelah proses


pembubutan dril chuck, untuk melanjutkan pembubutan proses
pengeboran hal ini di lakukan untuk menghemat waktu dan selain itu
untuk menjaga kesumbuan benda kerja agar tetap satu sumbu.
4. Mengebor Bertahap ( Boring)

Pengeboran adalah pembentukan dan pembesaran lubang deangan


menghapus atu memakan bagian dalam benda kerja. Pada mesin bubut
ada dua metode yang di gunakan yaitu pengeboran tembus dan
pengebran tidak tembus.

A. Pengeboran Tembus

1. Ganti mata bornya dengan mata bor Ø6 pada chuck dril dengan
memutar hendel pada chuck dril di sesuaikan panjang mata
bornya yang di butuhkan.
2. Periksa Pencekam benda kerja semaksimal mungkin untuk
mencegah benda kerja goyang pada waktu mengebor.
3. Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berada tepat
pada lubang center dril benda kerja yang telah di buat
sebelumnya dengan memutar tuas pengunci kepala lepas ke kiri
dan putar sebaliknya untuk mengunci kepala lepas.
4. Atur kecepatan putar mesin bubut
1000x20
n= = 1061.5 rpm
π6
5. Hidupkan mesin dengan putaran yang sesuai.
6. mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan
perbandingan 1 masuk dan ½ keluar.
7. lalu keluarkan bor dengan cara memutar engkol kepala lepas ke
kiri.
8. Lakukan no.6 secara berulang sampai bor menembus benda kerja
9. Ganti bor Ø6 dengan Ø12 untuk pengeboran kedua atau
pengeboran bertahap , dengan cara memutar kekiri rahang chuck
drill lalu masukan bor Ø12 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
10.Atur kembali putaran mesin bubut karean berbeda diameter bor
maka kecepatannya pun berbeda.
1000x20
n= = 530,7 rpm
π 12
11.Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai
tembus.
12.Ganti mata bor Ø12dengan Ø16 dengan cara yang sama.
13.Atur kembali putaran mesin bubut
1000x20
n= = 398.08 rpm
π 16
14.Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai
tembus.
15. Maka terbentuk lubang dengan diameter Ø16

B. Pengeboran Tidak Tembus


Setelah proses pengeboran tembus maka dilanjutkan dengan proses
pengeboran tidak tembus. Benda kerja tetap dicekam hanya mata
bor yang harus di ganti.
1. Ganti bor dengan diameter Ø16 dengan bor yang berdiameter
Ø22 untuk pengeboran kedua atau pengeboran bertahap , dengan
cara memutar kekiri rahang chuck drill lalu masukan bor Ø22
dan putar kekanan untuk mengencangkannya.
2. Setelah mata bor Ø22 terpasang, geser kepala lepas sampai ujung
mata bor berada seperti gambar di bawah ini ( ini berfungsi
sebagai titik nol)

3. Atur silinder pada kepala lepas sampai menunjukan angkap ada


badan silindernya. Jika tidak ada skala dalam kepala lepas maka
tandai di kepala lepas yang sudah di ukur sebelumnya
menggunakan jangka sorong.
4. Lalu kunci dengan memutar ke kanan tuas pengunci kepala lepas.
5. Hitung langkah pemakana atau langkah pengeboran sebelumnya
yang di butuhkann lubang dengan kedalaman 24 mm.
Lp = P + set awal
Ket : Lp = langkah pengeboran
P = Panjang pengeboran
6. Atur kecepatan putr mesin bubut

1000x20
n= = 289,37 rpm
π 22
7. Mulai pengeboran denagan kecepatan yang sudah di atur . Putar
engkol kepala lepas ke kanan dengan hitungan 1 masuk ½ keluar
hingga ujung mata bor tepat pada kedalaman 24 mm.lihat
gambar dibawah.

8. Ganti bor dengan diameter Ø 22 dengan bor yang


berdiameter Ø28 untuk pengeboran kedua atau pengeboran
bertahap , dengan cara memutar kekiri rahang chuck drill
lalu masukan bor Ø28 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
9. Ulangi langkah no.2 – no.7 dan atur kembali kecepatan putar
mesin dan langkah pengeboran.
10. Ganti bor dengan diameter Ø28 dengan bor yang
berdiameter Ø32 untuk pengeboran kedua atau pengeboran
bertahap , dengan cara memutar ckekiri rahang chuck drill
lalu masukan bor Ø3 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
11. Ulangi langkah no.2 – no.7 dan atur kembali kecepatan putar
mesin dan langkah pengeboran.
12. Gambar dibawah ini adalah hasil dari pengeboran dan akan di
lanjutkan kedalam proses pembubutan memanjang dalam.
5. Membubut dalam

Pekerjaan membubut dalam dilakukan biasanya setelah dilakukan


pengeboran atau sudah ada lubang terlebih dahulu. Jadi pembubutan
dalam hanya bersifat perluasan lubang atau membentuk bagian dalam
benda. Untuk mengetahui kedalaman yang dicapai maka pada saat
awal mata pahat hendaknya disetel pada posisi 0 dial ukur kepala lepas
sehingga tidak setiap saat harus mengukur kedalaman atau jarak
tempuh pahatnya.

1. Setelah proses pengeboran maka di lanjutkan dengan proses


pembubutan memanjang dalam. Hindarkan mata bor yang sudah
digunakan tanpa melepas cekaman benda kerja karena ini berfungsi
untuk menjaga kesumbuan benda kerja agar tetap dan tepat satu
sumbu.
2. Ubah posisi tool post ( Rumah Pahat ) hingga 90o
3. Pasang pahat bubut dalam pada tool post ( Rumah Pahat)
4. Atur kecepatan mesin bubut

1000x20
n= = 143.06 rpm
π 44,5

5. Hidupkan mesin bubut sesuai dengan perhitungan


6. Putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh
benda kerja dan setting nol begitu pula dengan eretan melintang
atas sama setting nol (lihat gambar).
Daerah pemakana

7. Bebaskan pahat bubut dalam dengan memutar hendel eretan


melintang atas ke kanan tepatnya ke skala 0.5, lalu hindarkan pahat
bubut dalam ke kanan.
8. Putar hendel eretan melintang atas ke kiri ini untuk proses
pemakana tepatnya ke skala 5,5 ( lihat gambar ).lalu lakukan proses
pemakan denagn memutar hendel eretan bawah kekiri.

Arah pemakan dan arah gerakan pahat


9. Lakukan langkah no.8 secara konstan hingga terbentuk diameter
lubang Ø35 yang tadinya Ø32 dengan kedalaman lubang 24 mm.
10.Gambar di dawah ini adalah hasil dari proses pembubutan dalam
6. Membubut Ulir Dalam

Langkah- Langkah Membubut Ulir Dalam


1. Ganti pahat bubut dalam dengan pahat ulir pada tool post( Rumah
Pahat) lalu kencangkan baut pengikatnya dengan kunci L.
2. Atur kecepatan putar mesin bubut hingga pada daftar putaran
menjadi R1 dengan swit 1.
3. Putar eretan bawah ke kiri hingga pahat berada di depan permukaan
benda kerja.

4. Hidupkan mesin, putar eretan bawah kekir sampai menyentuh


permukaan benda kerja(titik nol) lihat gambar di atas.
5. Bebaskan pahat dengan memutar eretan melintang atas kekanan
dan putar eretan bawah kekanan.
6. Lakukan pembuatan ulir dalam dengan memutar eretan melintang
atas kekiri sebesar 0.25 mm dalam pemakanan ulir.
7. Lalu hidupkan otomatis ulir dengan cara menggerakan tuas ulir
otomatis kebawah.
8. Perhatikan bergeraknya eretan bawah sampai panjang 12 mm dari
ujung benda kerja lalu hentikan otomatis ulir dengan cara
mengangkat tuas otomatis ulir keatas.
9. Putar eretan melintang atas kekanan 1 mm putaran untuk
membebaskan pahat.
10.Angkat tuas ulir otomatis ke atas sehingga kerit bergerak kekanan
atau kembali ketitik awal.
11.Lakukan pemakanan ulir kembali, Putar eretan melintang atas ke
kiri 1 mm ditambah 0.5 mm untuk dalam pembuatan ulir
selanjutnya.
12.Lakukan langkah no.5-no.10 secara berulang-ulang sampai
terbentuk pitch ulir yang diinginkan yaitu dengan pich 1 mm.
Ø16
13. Jika sudah selesai,hindarkan pahat ulir kelur dari lubang dan benda
kerja tetap di cekam karena untuk proses selanjutnya.
7. Membubut Panjang Luar
Langkah-Langkah Membubut Panjang Luar:
1. Ukur diameter awal benda kerja sebelum membubut panjang luar
2. Kembalikan posisi pahat rata kanan ke kondisi semula dimana
berada di skala 90o yang telah di gunakan sebelumnya pada proses
Membubut Ulir Dalam menjadi 0o agar posisi pahat lurus dengan
benda kerja dan brada di luar benda kerja.
3. Ganti pahat bubut ulir dalam dengan pahat bubut rata kanan pada
tool post (Rumah Pahat) lalu kencangkan baut pengikatnya dengan
kunci L.
4. Atur kecepatan putar mesin bubut,karena diameter awalnya benda
kerja Ø44,5 mm.
1000x20
n= = 143.06 rpm
π 44,5
5. Tempelkan pahat rata kanan pada benda kerja dan putar skala pada
handel eretan melintang sehingga sekalanya menjadi 0 (Nol).
6. Lalu jika skala sudah 0 (Nol) putar handel eretan melintang ke arah
kiri/kebalikan arah jarum jam ke skala 5,5 dan hidarkan pahat bubut
kekanan dengan memutar eretan bawah ke kanan/searah jarum jam.
7. Putar handel eretan melintang atas searah jarum jam ke skala 0.5
untuk proses pemakanan dengan panjang pemakanan kira-kira 28
mm karena sisa pemakanan itu berada pada cekaman.

Arah pahat
8. Putar eretan bawah untuk proses pemakanan mulai dari kanan ke
kiri dengan jarak kira-kira 28 mm setelah itu hindarkan pahat
dengan memutar handel eretan melintang atas dan putar eretan
bawah sehingga pahat bergerak dari kiri kekanan.lihat gambar di
atas untuk arah pahat.
9. Ulangi proses no.8 - no.9 hingga diameter benda kerja menjadi Ø43
mm.
10. Matikan mesin bubut, setelah itu balik benda kerja untuk proses
pemakanan benja kerja yang belum terbubut.

11.Ulangi proses no.5-no.8 hingga diameter benda kerja menjadi Ø43


mm.
Hentikan mesin bubut dan Benda kerja tetap di cekam seperti
gambar di atas karena untuk proses selanjutnya yaitu membubut
tirus.
8. Membubut Tirus
Pembubutan tirus dengan penggeseran eretan atas, dapat dilakukan
dengan mengatur/menggeser eretan atas sesuai besaran derajat yang
dikehendaki.

Langkah-Langkah Membubut Tirus :


1. Ubah posisi tool post yang tadinya berada di 0o menjadi 16o dengan
membuka baut-baut yang mengunci tool post dengan kunci 10
setelah itu kencangkan kembali .
2. Cari posisi 0 (nol) seperti gambar dibawah ini.
Dengan cara memutar eretan atas kekanan dan eretan melintang
atas kekanan.
3. Hindarkan pahat bubut ke kanan lalu putar eretan melintang atas
searah jarum jam denagn skala 0.5 untuk kedalaman pemakanan.

Arah pahat
Daerah pemakanan
4. Putar eretan atas untuk proses pemakanan benda kerja
5. Hindarkan pahat kekanan dengan memutar eretan melintang atas
berlawanan jarum jam terlebih dahulu dan di lanjutkan memutar
eretan atas berlawanan jarum jam
6. Lakukan langkah n0.3 – no 5 hingga trus yang di inginkan
terbentuk.
Dan hasilnya pun akan sama dengan gambar kerja 1

D. Proses Pembububtan Gambar 2


1. Gambar kerja Gambar 2
Sebelum kita memulai pengerjaan bubut terlebih dahulu kita
membaca gambar pengerjaan seperti dibawah ini :

Gambar kerja 2
Dengan membaca gambar terlebih dahulu kita akan mengetahui
bagaimana cara mengerjakan benda kerja dan memprediksikan alat-alat
yang akan digunakan serta mengurangi tingkat kegagalan dalam
menyesuaikan ukuran yang telah ditentukan. Untuk gambar kerja nomor
1 yang pertama kita lakukan adalah mengukur panjang dan lebar.
Membaca gambar kerja juga dapat menentukan proses langkah kerja apa
dulu yang harus dilakukan.

2. Facing

Pengerjaan tepi atau Facing adalah apabila permukaan harus dipotong


pada pembubut. Benda kerja biasanya dipegang pada plat muka atau
dalam pencekam seperti gambar. Tetapi bisa juga pengerjaan tepi
dilakukan dengan benda kerja diantara kedua pusatnya. Karena
pemotongan tegak lurus terhadap sumbu putaran maka kereta luncur harus
dikunci pada bangku pembubut untuk mencegah gerakan aksial. Sebelum
melakukan facing sebaiknya kita menyetel pahat bubut terlebih dahulu
seperti di bawah ini :

Langkah pengerjaannya:
 Persiapkan benda kerja dan alat-alat yang di persiapkan untuk
pembubutan sesuai dengan yang di atas.
 Pasang benda kerja pada cekam rahang tiga atau empat.
 Kuci cekam dengan kencang kemudian atur panjang benda kerja dan
jangan lupa lepaskan kunci cekam dari cekamnya.
 Pasang pahat bubut pada tool post dan kunci dengan kunci L.
 miringkan pahat lebih kurang 10o-15 o.
 Atur posisi pahat setinggi center putar.Amati jika pahat masih belum
sesumbu atau sejajar maka atur lagi dengan memutar hendelnya
kemudian kunci dengan menggunakan kunci pas yang berbentuk L.

Menyeting Posisi Pahat


Too High (Terlalu Tinggi)
- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka
(facing)menghasilkan tonjolan kecil
- Menyebabkan pahat patah dan rusak
Too Low (Terlalu Rendah)
- Posisi pahat salah
- Hasil pembubutan kasar
- Pada pembubutan muka
(facing)menghasilkan tonjolan kecil
- menyebabkan benda kerja terangkat,
dan proses pemotongan tidak efektif
As High As Center (Setinggi Senter)
- Posisi pahat benar
- Hasil pembubutan baik
 Atur putaran mesin bubut sesuai dengan ukuran diameter dan
kecepatan potongnya
 Dekatkan pahat bubut pada beda kerja seperti gmbar di atas.
 Jalankan mesin.
 Putar hendel eretan melintang terus menesus sampai tepi benda kerja
rata.

3. Proses Pembubutan Poros Dril Chuck

batas pengeboran

Pembubutan Poros Dril Chuck atau Membuat lubang dengan mesin bubut
bisa dilakukan dengan menggunakan mata bor yang dipasang pada
chucknya dan disetel pada kepala lepas mesin bubut. Ini sama mudahnya
dengan kita mengebor dengan menggunakan mesin bor bangku,cuma saja
prinsipnya terbalik. Kalau mesin bor mata bornya yang berputar, maka di
mesin bubut benda kerjanya yang berputar dan mata bornya tidak.
Pembubutan dengan menggunakan mata bor (drill), sehingga akan
diperoleh lubang pada benda kerja. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan
awal dari pekerjaan boring (bubut dalam).

Langkah-langkah pengerjaan:

 Geser kepala lepas dan sesuaikan dengan keperluan untuk


pembubutan dril chucknya

 Pertama masukan terlebih dahulu chuck dril pada lubang center kepala
lepas,dorong chuck dril sambil memutar roda pemutar yang ada di
kepala lepas dengan skala yang keluar tidak terlalu panjang dan tidak
terlalu pendek sesuaikan dengan kebutuhan namun chuck drilnya
harus kuat (Tidak goyang).

 Pasang mata bornya pada chuck dril dengan memutar hendel pada
chuck dril di sesuaikan panjang mata bornya yang di butuhkan.

 Atur kecepatan mesin bubutnya.

1000.Vc
n= ;
πd

Ket: d = diameter bor

Vc = Kecepatan motong ( ST 37 = 20 m/menit )

 Hidupkan mesin bubut sesuai dengan kecepatan yang sudah di atur

 Putar Roda pemutar yang ada pada kepala lepas sehinga mata bornya
maju dan melubangi benda kerjanya.jangan terlalu lama meta bor
tertancab pada benda kerja kembalikan atau putar kembali roda
pemutarnya secara berlawanan sehingga mata bornya kembali lagi.ini
di lakukan terus meneruh sampai terbentuk lubang yang kita inginkan.

 hentikan mesin bubut jika sudah terbentuk lubang yang di inginkan.

 dan lepaskan mata bor pada chuck dril.

 Tapi jangan melepas benda kerja pada cekamnya setelah proses


pembubutan dril chuck, untuk melanjutkan pembubutan proses
pengeboran hal ini di lakukan untuk menghemat waktu dan selain itu
untuk menjaga kesumbuan benda kerja agar tetap satu sumbu.

4. Membubut Memanjang
Proses membubut memanjang adalah menyayat benda kerja dengan
gerak pahat sejajar dengan sumbu benda kerja. Perencanaan proses
penyayatan benda kerja dilakukan dengan cara menentukan arah
gerakan pahat , kemudian menghitung elemen dasar proses bubut sesuai
dengan rumus. Setelah selesai facing dan center drill pahat bubut
jangan di rubah lagi hanya di rubah sudutnya menjadi tegak lurus
dengan chuck dril dan hindarkan dril chuck.
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Ukur benda kerja terlebih dahulu ini berfungsi untuk perhitungan
putaran mesin bubut.
2. Atur kecepatan putar mesin bubut,karena diameter awalnya benda
kerja Ø44,5 mm.
1000x20
3. n = = 143.06 rpm
π 44,5
4. Hidupkan mesin bubut sesuian dengan perhitungan
5. gores dengan pahat pada jarak 10mm.
6. Tempelkan pahat pada benda kerja dan putar skala pada handel
eretan melintang atas sehingga sekalanya menjadi
0(Nol).(lihatgambar)

Daerah pemakanan
7. Hindarkan pahat bubut ke kanan denagn memutar berlawanan
jarum jam skala eretan melintang atas ke skala 5,5 dan di geser
kekana denan eretan bawah.
8. Setelah di hindaarkan kekanan maka putar eretan melintang atas
searah jarum jam ke sekala 0,5.
9. Lakukan proses pemakanan benda kerja di mulai dari kanan ke kiri.
10.Ulangi langkah n0.7-9 hingga di peroleh diameter Ø 33 mm dengan
panjang 10 mm.
11. Jika sudah selesai bubut panjang luar jarak 10 dengan Ø 33mm
maka dilanjutkan denagn membubut luar dengan diameter Ø 43mm
jarak yang di berkan tergantung dari cara mencekam benda kerja.
(lihat gambar)
12. Matikan mesin bubut.
13. Ulangi langkah no.6 untuk menyeting pahat.
14. Lakukan langkah no.7-9 dengan jarak mendekati cekaman mesin
bubut hingga diameter yang diinginkan terbentuk.
15. Setelah itu jangan lupan mencemper benda kerja ukuran 2x45o dan
3x45o.
16. Benda kerja kemudian di balik untuk selanjutnya proses
pembubutan memanjang.
17. Cekam benda kerja sesuai denagn kebutuhan membubut. ketika,
mencekam gunakan plat tipis untuk melindungi benda kerja yang
telah dibubut.
18. Lakukan langkah no.6 untuk menyeting pahat kembali
19. Setelah itu lakukan langkah no.7-9 untuk memper oleh dimater
Ø36 mm dengan jarak 10 mm.
Daerah pemakanan

20. Jika sudah selesai bubut panjang luar jarak 10 mm dengan Ø 36mm
maka dilanjutkan denagn membubut luar dengan diameter Ø 43mm
dengan sisa jarak yang telah di bubut sebelumnya untuk hasil jarak
23,5 mm.(lihat gambar )
21. Jika sudah selesai hentikan pembubutan dan jangan lepas benda
kerja dari cekaman mesin bubut untuk proses selanjutnya membubut
alur.
5. Membubut Alur
Langkah-langkah pengerjaan:
1. Ganti pahat bubut rata kanan dengan pahat alur yang besarnya 3
mm pada tool post (Rumah pahat).
2. Atur kecepatan mesin bubut
1000x20
n= = 143.06 rpm
π 44,5

3. Jalankan mesin bubut untuk proses pengaluran.


4. Tempelkan pahat alur seperti gambar di bawah ini dan setting
pahat untuk mencari titik 0(nol).

5. Lakukan pemakanan alur dengan memutar eretan melintang atas


beralawanan arah jarum jam dengan kedalaman pemakanan 0.2
mm.
6. hindarkan dengan memutar eretan melintang atas searah jarum
jam
7. Ulangi langkah no.5 sampai terbentuk alur berdiameter Ø 34
dengan lebar alur 3 mm.
6. Mengebor Bertahap (Boring)

Pengeboran adalah pembentukan dan pembesaran lubang deangan


menghapus atu memakan bagian dalam benda kerja. Pada mesin bubut
ada dua metode yang di gunakan yaitu pengeboran tembus dan
pengebran tidak tembus.

A. Pengeboran Tembus

1. Ganti mata bornya dengan mata bor Ø6 pada chuck dril dengan
memutar hendel pada chuck dril di sesuaikan panjang mata bornya
yang di butuhkan.
2. Periksa Pencekam benda kerja semaksimal mungkin untuk
mencegah benda kerja goyang pada waktu mengebor.
3. Geser kepala lepas ke kiri sampai ujung mata bor berada tepat
pada lubang center dril benda kerja yang telah di buat sebelumnya
dengan memutar tuas pengunci kepala lepas ke kiri dan putar
sebaliknya untuk mengunci kepala lepas.
4. Atur kecepatan putar mesin bubut
1000x20
n= = 1061.5 rpm
π6
5. Hidupkan mesin dengan putaran yang sesuai.
6. mulai pengeboran dengan memutar engkol ke kanan dengan
perbandingan 1 masuk dan ½ keluar. keluarkan bor dengan cara
memutar engkol kepala lepas ke kiri.
7. Lakukan no.6 secara berulang sampai bor menembus benda kerja
8. Ganti bor Ø6 dengan Ø12 untuk pengeboran kedua atau
pengeboran bertahap , dengan cara memutar kekiri rahang chuck
drill lalu masukan bor Ø12 dan putar kekanan untuk
mengencangkannya.
9. Atur kembali putaran mesin bubut karean berbeda diameter bor
maka kecepatannya pun berbeda.
1000x20
n= = 530,7 rpm
π 12
10.Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai
tembus.
11.Ganti mata bor Ø12dengan Ø16 dengan cara yang sama.
12.Atur kembali putaran mesin bubut
1000x20
n= = 398.08 rpm
π 16
13.Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai
tembus.
14.Ganti mata bor Ø16 dengan mata bor Ø22
15.Atur kembali putaran mesin bubut sesuai dengan perhitungan.
1000x20
n= = 289.37 rpm
π 22
16.Untuk pengeboran lakukan kembali langkah no.5-no.6 sampai
tembus.
17.Maka terbentuk lubang dengan diameter Ø22.untuk membentuk
diameter lubang Ø23 dilanjutkan dalam proses pembuutan dalam.
B. Pengeboran Tidak Tembus
1. Setelah proses pengeboran tembus maka dilanjutkan dengan
proses pengeboran tidak tembus. Benda kerja tetap dicekam hanya
mata bor yang harus di ganti.
2. Ganti bor dengan diameter Ø22 dengan bor yang berdiameter Ø28
untuk pengeboran kedua atau pengeboran bertahap , dengan cara
memutar kekiri rahang chuck drill lalu masukan bor Ø28 dan putar
kekanan untuk mengencangkannya.
3. Setelah mata bor Ø28 terpasang, geser kepala lepas sampai ujung
mata bor berada seperti gambar di bawah ini ( ini berfungsi
sebagai titik nol)

4. Atur silinder pada kepala lepas sampai menunjukan angkap ada


badan silindernya. Jika tidak ada skala dalam kepala lepas maka
tandai di kepala lepas yang sudah di ukur sebelumnya
menggunakan jangka sorong dan tandai.
5. Lalu kunci dengan memutar ke kanan tuas pengunci kepala lepas.
6. Hitung langkah pemakana atau langkah pengeboran sebelumnya
yang di butuhkann lubang dengan kedalaman 26,5mm.
Lp = P + set awal
Ket : Lp = langkah pengeboran
P = Panjang pengeboran
7. Atur kecepatan putr mesin bubut
1000x20
n= = 289,37 rpm
π 22

8. Mulai pengeboran denagan kecepatan yang sudah di atur . Putar


engkol kepala lepas ke kanan dengan hitungan 1 masuk ½ keluar
hingga ujung mata bor tepat pada kedalaman 26,5 mm.lihat
gambar dibawah.

7. Membubut dalam
1. Setelah proses pengeboran maka di lanjutkan dengan proses
pembubutan memanjang dalam. Hindarkan mata bor yang sudah
digunakan tanpa melepas cekaman benda kerja karena ini berfungsi
untuk menjaga kesumbuan benda kerja agar tetap dan tepat satu sumbu.
2. Ubah posisi tool post ( Rumah Pahat ) hingga 90o
3. Pasang pahat bubut dalam pada tool post ( Rumah Pahat)
4. Atur kecepatan mesin bubut
1000x20
5. n = = 143.06 rpm
π 44,5

6. Hidupkan mesin bubut sesuai dengan perhitungan


7. Putar eretan bawah ke kiri sampai ujung mata pahat menyentuh benda
kerja dan setting nol begitu pula dengan eretan melintang atas sama
setting nol (lihat gambar).
Daerah pemakana

8. Bebaskan pahat bubut dalam dengan memutar hendel eretan melintang


atas ke kanan tepatnya ke skala 0.5, lalu hindarkan pahat bubut dalam
ke kanan.
9. Putar hendel eretan melintang atas ke kiri ini untuk proses pemakana
tepatnya ke skala 5,5 ( lihat gambar ).lalu lakukan proses pemakan
denagn memutar hendel eretan bawah kekiri.

Arah pemakan dan arah gerakan pahat


10.Lakukan langkah no.8 secara konstan hingga terbentuk diameter lubang
Ø35 yang tadinya Ø30 dengan kedalaman lubang 26,5mm.
11.Gambar di dawah ini adalah hasil dari proses pembubutan dalam.
8. Membubut Ulir Luar
Langkah- Langkah Membubut Ulir luar:
1. Ganti pahat bubut dalam dengan pahat ulir pada tool post( Rumah
Pahat) lalu kencangkan baut pengikatnya dengan kunci L.
2. Atur kecepatan putar mesin bubut hingga pada daftar putaran menjadi
R1 dengan swit 1.
3. Putar eretan bawah ke kiri hingga pahat berada di depan permukaan
benda kerja.

4. Hidupkan mesin, putar eretan melntang atas sarah jarum jam


sampai menyentuh permukaan benda kerja(titik nol) lihat gambar di
atas.
5. Bebaskan pahat dengan memutar eretan melintang atas berlawanan
jarum jam dan putar eretan bawah kekanan.
6. Lakukan pembuatan ulir dalam dengan memutar eretan melintang
atas searah jarum jam sebesar 0.25 mm dalam pemakanan ulir.
7. Lalu hidupkan otomatis ulir dengan cara menggerakan tuas ulir
otomatis kebawah.
8. Perhatikan bergeraknya eretan bawah sampai panjang 7 mm dari
ujung benda kerja lalu hentikan otomatis ulir dengan cara
mengangkat tuas otomatis ulir keatas.
9. Putar eretan melintang atas berlawanan jarum jam 1 mm putaran
untuk membebaskan pahat.
10.Angkat tuas ulir otomatis ke atas sehingga kerit bergerak kekanan
atau kembali ketitik awal.
11.Lakukan pemakanan ulir kembali, Putar eretan melintang atas
searah jarum jam 1 mm ditambah 0.5 mm untuk dalam pembuatan
ulir selanjutnya.
12.Lakukan langkah no.5-no.10 secara berulang-ulang sampai
terbentuk pitch ulir yang diinginkan yaitu dengan pich 1 mm.

Anda mungkin juga menyukai