Disusun Oleh :
NIM :171211020
Kelas : 1 MA
2018
TEORI
1. BOR
Bor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat lubang pada kayu, plastik,
dinding, besi, logam dan kaca. Banyak sekali jenis dan ukuran lubang yang dapat dibuat
dengan mesin bor, beda jenis beda pula fungsinya. Maka dari itu kita perlu
menggunakan mata bor yang tidak hanya bagus tetapi bisa melubangi dasar apapun baik
itu besi, kayu, beton dengan cepat dan mudah.
Gambar ini adalah mata bor pilin dengan sudut puncak 118° dan kisar sedang
digunakan untuk mengebor logam fero, besi tuang, baja tuang, dan besi tempa.
1.2. JENIS-JENIS BOR
Twist Bits
Mata bor twist bits merupakan mata bor yang paling banyak digunakan. Mata bor ini
dapat digunakan pada mesin bor tangan dan mesin bor dudu, baik itu secara horizontal
maupun vertikal. Mata bor twist bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu,
plastik dan logam. Ukuran yang tersedia yaitu 4 – 12 mm.
Masonry Bits
Mata bor Masonry Bits digunakan untuk membuat lubang pada tembok, beton dan batu.
Pada ujung mata bor terdapat mata pisau. Mata bor ini terbuat dari bahan yang
mempunyai karakteristik sangat keras, sebab penggunaan mata bor Masonry Bits ini
selain berputar namun juga memukul. Tersedia dalam ukuran 4-15 mm.
Spur Bits
Mata bor Spur Bits dikenal dengan sebutan mata bor kayu. Pada bagian ujung mata bor
ini terdapat bor runcing , dan pada bagian kelilingnya terdapat pisau pengiris. Ujung
runcing pada mata bor ini berfungsi untuk menjaga mata bor supaya tetap lurus sehingga
lubang yang dihasilkan presisi. Ukuran yang tersedia ialah 6-15 mm.
Countersink Bits
Mata bor Countersink bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu untuk kepala
sekrup supaya permukaan sama rata. Pada bagian ujung mata bor ini bersudut 90 derajat
yang berfungsi untuk membuat lubang 45 derajat terhadap permukaan kayu.
Forster Bit
Mata bor Forster Bit digunakan untuk membuat lubang engsel sendok. Mata bor ini
sebaiknya dioperasikan dengan mesin bor duduk supaya lebih stabil. Jika dioperasikan
dengan mesin bor tangan maka akan sangat sulit mengendalikan kestabilan posisi mata
bor dan lubang yang dihasilkan pun kurang berkualitas.
Mata bor Hole Saw Bits disebut pula sebagai gergaji lubang sebab bentuk mata bor ini
seperti gergaji dengan diameter yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Berdiameter
sekitar 25-60mm.
Mata bor ini digunakan untuk mengebor plat besi, kuningan, alumunium, dan akrilik.
Terdapat dua jenis yang tersedia di pasaran yaitu High Speed Steel (HSS) dan HSS-Co (
Cobalt ). HSS-Co lebih keras dari HSS, sehingga dalam penggunaannya lebih awet, dari
segi harga tentu lebih mahal dari HSS.
Auger Bit
Mata bor ini digunakan untuk mengebor aneka jenis kayu ataupun material lunak
lainnya. Diameternya lebih besar dari mata bor kayu standar. Mata bor ini berbentuk
ulir tunggal atau single flute dan digunakan untuk mesin bor dengan putaran rendah.
Flat Bit
Mata bor ini sama seperti Mata Bor Auger Bit digunakan untuk pengeboran aneka jenis
kayu dan material lunak lainnya. Hanya saja mata bor ini berbentuk pipih rata (flat).
Mata bor Flat Bit biasa dioperasikan dengan bor tangan manual dengan putaran mesin
sangat rendah, tidak disarankan menggunakan bor tangan listrik.
Digunakan untuk membuat lubang pada kayu atau material lunak lainnya. digunakan
untuk membuat lubang dengan diameter cukup besar yang mana sudah tidak ada lagi
kurang diameter pada mata bor kayu standar.
Chisel Bit
Mata bor Chisel Bit digunakan untuk membuat lubang berbentuk kotak pada material
kayu. dioperasikan pada mesin Hollow Chisel Mortiser.
Mortiser Bit
Mata bor Mortiser Bit digunakan untuk membuat lubang geser pada kayu, dioperasikan
pada mesin Mortising.
Router Bit
Mata bor Router Bit digunakan untuk membuat aneka bentuk profile pada kayu atau
material lunak lainnya, mata bor ini dioperasikan pada mesin Router atau Trimmer.
Mata bor ini digunakan untuk melubangi kaca. Bentuknya seperti tombak sehingga
mata bor ini sering disebut sebagai mata bor tombak.
Mata bor Core Drill Bit serupa dengan mata bor Core Drill Bit, hanya saja digunakan
untuk membuat lubang pada beton, dinding, marmer, granit dan jenis batuan lainnya
dengan diameter tertentu, biasanya untuk diameter yang cukup besar.
Pembesaran Lubang, mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki
lubang sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
Chamfer
Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari sebuah bentuk
slindris. Chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada beberapa macam
penggunaan, antara lain :
a. Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
b. Chamfer untuk pembuatan ulir.
c. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
d. Chamfer untuk dudukan paku keling.
4) Pasang mata bor dengan benar, kencangkan dengan kunci khusus, kunci yacob yang
biasanya disertakan pada saat membeli bor.
5) Buat titik pada benda (plat/besi) yang akan dibor dengan mengetok-kan drip (alat
pembuat titik pada logam), dengan tujuan agar pada saat start, mata bor tidak meleset.
7) Bila lubang yang akan dibuat cukup besar, mulai dengan mata bor kecil (2 - 4mm).
9) Posisi mesin bor harus tegak lurus dengan bidang yang akan dibor, agar mata bor
tidak mudah patah dan lubangnya lurus.
2. REAMER
Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus permukaan
lubang yang telah kita siapkan sebelumnya.Lubang hasil pengeboran kadang-kadang
hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya
tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya
perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka
pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter
lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer.
Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran lubang
danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang baik.
Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit mengarah
masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar dengan mesin
tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan konstan yang dapat
diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai memotong segera. Tangkai spiral
memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga tersedia dengan tangkai
lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi reaming harus sangat kecil.
alat potong untuk memperbesar dan memperhalus permukaan lubang yang telah kita siapkan
sebelumnya.
4) Pasang reamer dengan benar, kencangkan dengan kunci khusus, kunci yacob yang
biasanya disertakan pada saat membeli bor.
5) Arahkan reamer ke lubang yang sudah dibor untuk meperluar lubang menjadi
diameter
8) Posisi reamer harus tegak lurus dengan bidang yang akan diperluas lubang, agar mata
reamer tidak mudah patah dan lubangnya lurus.
9) Siapkan coolant.
3. ULIR
A. Ulir segitiga
Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga
ini diantaranya adalah
Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. Ulir
ini mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan
british (inchi). Ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan
Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI
yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.
Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. .
ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x
4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
D. Ulir Bulat / Round Thread
Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak
ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan
tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang
digunakan pada lampu bohlam
Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran
dengan jarak yang presisi.
4. Tap
Tiap satu set, Tap terdiri dari 3 buah yaitu Tap no.1 (Intermediate Tap) mata potongnya
tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan Tap no.
2 (Tapper Tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan Tap no. 3 (Botoming Tap)
dipergunakan untuk penyelesaian.
4.2. BAGIAN-BAGIAN TAP
Tap terdiri dari tangkai bulat, badan dan camfer. Pada bagian badan tap terdapat ulir-ulir
pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap dibuat tirus (chamfer), dengan panjang
camfer berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut camfer ( chamfer angle) bervariasai
sesuai dengan jenis tap.
Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai saluran penampung tatal (beram) dan saluran bagi
minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat mencapai sisi-sisi pemotong dari tap.
Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan ujung tangkai tap yang dibuat berbentuk
persegi dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit dengan pemegang tap, maka ujung
tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam pemegang tap.
Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tap-T (Tee handle tap
wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench). Pemegang tap-T terdiri dari lengan,
badan dan cekam. Pada bagian badan pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan atau celah
yang memanjang dan di sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T terdapat ulir di
mana cekam yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap - T ini. Pada
pemakaiannya ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan pemegang tap-T,
kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh belahan pemegang tap-T tersebut
yang diketatkan oleh cekam.
Pemegang tap-T dan pemegang tap lurus
Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak dan rahang tetap.
Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara memutarkan lengan pemutar.
Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke dalam rahang yang ujung-ujungnya biasanya
berbentuk cowakan V. Kemudian lengan pemutar pemegang tap ini diputarkan sehingga
rahang gerak akan bergeser dan akan menjepit ujung tap di antara rahang gerak dan rahang
tetap.
Taper tap (tap no. 1) digunakan untuk memulai pengetapan pada lubang-lubang baru.
Plug tap (tap no. 2) digunakan untuk melanjutkan pembuatan ulir dalam yang
sebelumnya telah dikerjakan oleh tap no. 1. Dan bottoming tap (tap no. 3) digunakan
untuk pengetapan akhir ulir dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh taper tap dan
plug tap.
Ketiga tap ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam pada lubang-lubang tidak
tembus (lubang buntu). Dalam hal ini tap no . 3 atau bottoming tap mampu membuat
ulir dalam hingga ke bagian dasar lubang buntu, di mana tap no. 1 dan tap no. 2 tidak
bisa membuat ulir hingga ke bagian dasar lubang buntu tersebut.
Tap pipa dapat dibedakan menjadi tap pipa lurus dan tap pipa tirus. Tap pipa lurus dirancang
untuk mengetap ulir lurus pada lubang-lubang yang direncanakan untuk pemakaian tekanan
rendah misalnya sebagai pipa penyalur bahan bakar dan minyak.
Tap pipa tirus dirancang untuk mengetap ulir-ulir tirus pada alat-alat bantu pipa yang
biasanya terbuat dari logam besi (ferro) dan bukan besi yang digunakan untuk membawa
cairan atau gas. Tap pipa tirus dapat juga dipakai untuk pengetapan ulir-ulir aeronautical dan
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ulir dengan akurasi dan kinerja yang tinggi.
Tap Ujung Spiral (Spiral Point Taps)
Tap ini memiliki bagian ujung dengan bentuk spiral dan sering disebut juga sebagai tap
pistol (gun tap). Tap ujung spiral biasanya memiliki dua atau tiga galur (flute), dengan
jumlah galur ini maka tap memiliki lebih banyak ruang bebas untuk tatal.
Bagian ujung dari tap dibentuk sedemikian rupa sehingga tatal yang dihasilkan dalam
proses pengetapan akan didesak ke bagian depan ujung tap. Hal ini akan memperkecil
beban pengetapan serta memperkecil terjadinya penyumbatan di dalam galur. Tap
ujung spiral ini cocok digunakan untuk pemotongan ulir pada lubang tembus.
Selain terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS), tap ujung spiral ada juga yang dibuat
dari bahan karbid (carbide) yang dirancang untuk mengetap material-material yang
keras dan tangguh seperti baja tahan karat, paduan titanium, inconel, besi cor dan baja
dengan kekerasan hingga Rockwel C45 (RC45).
Tapa galur spiral cepat memiliki sudut heliks antara 45° sampai 60° yang cocok untuk
membawa dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja
yang terbuat dari logam-logam lunak.
Jadi berbeda dengan tap ujung spiral yang mengeluarkan tatal ke arah depan ujung
tap, maka tap galur spiral akan mengeluarkan tatal menuju ke arah belakang atau ke
arah tangkai tap.
Tap puli
Tap puli bisa juga digunakan untuk pengetapan umum pada komponen-komponen di
mana diperlukan tap yang panjang untuk mencapai lubang-lubang yang akan ditap.
Karena material benda kerja yang dibuat ulir tidak dipotong, maka dalam pembuatan
ulir dengan tap pembentuk ulir ini tidak ada tatal yang dihasilkan. Tap pembentuk ulir
umumnya dipakai untuk membentuk ulir pada material yang liat, seperti alumunium,
tembaga, kuningan, baja karbon rendah dan lain-lain. Pada waktu membuat ulir dengan
tap ini, karena tap tidak memotong ulir maka dianjurkan untuk membuat countersink
pada permukaan lubang.
Selain itu dikenal juga tap perbaikan ulir khusus lubang busi yang dapat memperbaiki
ulir dan membersihkan jelaga (kerak karbon), partikel logam dan kotoran lainnya yang
terdapat pada lubang busi.
Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran
diameter bor tertentu (lebih kecil dari ukuran bautnya). Penentuan diameter lubang bor
untuk Tap ditentukan dengan rumus:
D= D’– K
D= Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D= Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K= Kisar (gang).
Contoh :
Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “
Setelah dibor kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.
Sney adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar (ulir untuk baut).
Khususnya ulir yang berdiameter kecil.
Snei pejal
Snei jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran
awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit
tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke
dalam snei sedikit mudah.
Snei Bercelah (Split die)
Snei jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki
kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat
diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu
penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya
dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut
penyetel.
Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang
snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut
berputar saat melakukan pemotongan/penguliran
Untuk membuat ulir luar (ulir untuk baut). Khususnya ulir yang berdiameter kecil.
1) Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada
pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
2) Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei
hingga benda kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan
searah dengan arah jarum jam.
3) Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi
semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan
membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar
dari snei.
4) Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
5) Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian
seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
6) Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei
Keterangan :
- n = kecepatan putaran mesin
- Vc = kecepatan ideal bahan
- d = diameter benda
8. Menyetting kecepatan mesin sesuai dengan perhitungan
9. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan
Dalam Praktek ini, ada beberapa peralatan yang harus digunakan yaitu :
- Center Putar
- Chux drill
- Center drill
- Mata bor
- Pahat bubut Rata Kanan
- Pahat bubut celah
- Jangka Sorong
- Kuas
- Jobsheet/gambar kerja
- Kunci L
- Pahat bubut dalam
- Pahat bubut Ulir
1.4. Proses Pembubutan Benda I
a) Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 155 rpm
(RIV, 1)
Jepit benda kerja pada cakram penjepit.
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
Ubah posisi pahat menjadi tegak lurus dengan permukaan benda.
Dekatkan ujung pisau bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser
toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
Ulangi langkah 1-10
Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 318 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 20𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga tandapada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 20 tadi dengan mata bor ∅ 28.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 227 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 28𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅28 tadi dengan mata bor ∅ 30.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
Ulangi langkah 1-10
Ganti mata bor ∅30 tadi dengan mata bor ∅ 32.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 199 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 32𝑚𝑚
Ulangi langkah 1-10
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
Nyalakan mesin
Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk.
Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
Matikan mesin
Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
h) Facing ∅𝟒𝟑
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
i) Membuat Tirus
Atur sudut pada pahat bubut sebesar 16° dengan memutar baut setel pada rumah
pahat.
Dekatkan ujung pahat pada permukaan benda.
Nyalakan mesin.
Gerakkan pahat dari kanan ke kiri dengan cara memutar eretan atas searah jarum
jam.
Jika pemakanan telah selesai, mundurkan pahat.
matikan mesin lalu hitung diameter ujung – ujung tirus.
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm
(RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka
sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat
menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan
pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (36 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
e) Membuat Celah
Pasang pahat bubut celah pada rumah pahat
Ukur lebar bubut celah. Pahat celah yang digunakan memiliki lebar 2,2 mm sehingga
diperlukan penggeseran.
Dekatkan celah pada permukaan benda dengan memutar eretan melintang searah
jarum jam.
Atur skala eretan melintang sehingga menunjuk ke nilai 0 mm.
Nyalakan mesin.
Hitung ukuran benda yang akan mengalami pemakanan.
Diameter awal – diameter akhir = jumlah pemakanan
36 mm – 34 mm = 2 mm
Putar eretan melintang secara perlahan sesuai ukuran sampai pahat memakan benda
dan membentuk celah (diusahakan memutar setiap 0,5 mm)
Mundurkan kembali pahat.
Geser pahat sejauh 0,8 mm kekanan (untuk melakukan kembali pemakanan)
Lakukan kembali langkah 7 dan 8
Matikan mesin
Cek kedalaman dan lebar celah menggunakan jangka sorong
f) Membuat Ulir Luar M36 × 1
Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
Tempelkan pahat pada bagian permukaan yang akan di ulir
Ubah pada menjadi pengerjaan untuk ulir
Atur nilai pitch pada (pitch = 1)
Mulai pemakanan sebesar 0,5
Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
Lakukan langkah diatas terus-menerus hingga mencapai kedalaman yang di
inginkan
g) Membubut Memanjang ∅𝟑𝟑 × 𝟏𝟎
Balik benda kerja
Ukur diameter benda kerja
Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda yang
akan dimakan.
Panjang bagian berdiameter 30 mm = 10 mm.
Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih) untuk
mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka sorong.
Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 193,01 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×33
Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm
(RIII, 2)
Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
Kunci kepala lepas.
Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka
sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat
menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan
pahat dari benda kerja.
Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (30 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
h) Chamfer𝟐 × 𝟒𝟓° dan 3 × 𝟒𝟓°
Pasang pahat bubut chamfer pada rumah pahat
Dekatkan pisau pahat pada benda kerja yang akan di chamfer
Atur kecepatan perputaran benda kerja
Nyalakan mesin
Majukan pahat dengan memutar eretan melintang sejauh 2mm untuk 2 × 45° dan
sejauh 3 mm untuk chamfer 3 × 45°
Matikan mesin
i) Bor Tembus ∅𝟐𝟐 × 𝟒𝟑, 𝟓
Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Ganti mata bor ∅ 16 tadi dengan mata bor ∅ 22.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 289,5 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
j) Bor Tidak Tembus (∅𝟑𝟎 × 𝟐𝟔, 𝟓)
Pasang bor ∅ 22 pada drill chuck.
Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
Hitung panjang langkah bor yang harus masuk
L = 24 – x + 10
L = 24 – (11/tan 59°) + 10
L = 27 mm
Beri tanda pada tail stock
Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑
Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 289 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
Nyalakan Mesin
Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
Lakukan pemakanan hingga tanda pada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda
Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
Matikan Mesin.
Ganti mata bor ∅ 22 tadi dengan mata bor ∅ 30.
Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
Ulangi langkah 5-10
Matikan Mesin
Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
k) Bubut Dalam
Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama seperti
pahat bubut biasa
Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda kerja
dan sejajar dengan meja kerja
Dekatkan pahat pada benda kerja
Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah d bor
sebelumnya.
Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum jam.
Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
Atur kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 ×. . 𝑚𝑚
Nyalakan mesin
Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk.
Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
Matikan mesin
Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
l) Facing
Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
Nyalakan mesin.
Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.