Anda di halaman 1dari 57

MESIN BUBUT

“MEMBUAT DRILL CHUCK”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemesinan

Dosen : Drs. Purgiyanto, M.Eng.

Disusun Oleh :

Nama : Meachel Martioso

NIM :171211020

Kelas : 1 MA

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2018
TEORI

1. BOR

Bor merupakan suatu alat yang berfungsi untuk membuat lubang pada kayu, plastik,
dinding, besi, logam dan kaca. Banyak sekali jenis dan ukuran lubang yang dapat dibuat
dengan mesin bor, beda jenis beda pula fungsinya. Maka dari itu kita perlu
menggunakan mata bor yang tidak hanya bagus tetapi bisa melubangi dasar apapun baik
itu besi, kayu, beton dengan cepat dan mudah.

1.1. BAGIAN-BAGIAN MATA BOR

Gambar ini adalah mata bor pilin dengan sudut puncak 118° dan kisar sedang
digunakan untuk mengebor logam fero, besi tuang, baja tuang, dan besi tempa.
1.2. JENIS-JENIS BOR

 Twist Bits

Mata bor twist bits merupakan mata bor yang paling banyak digunakan. Mata bor ini
dapat digunakan pada mesin bor tangan dan mesin bor dudu, baik itu secara horizontal
maupun vertikal. Mata bor twist bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu,
plastik dan logam. Ukuran yang tersedia yaitu 4 – 12 mm.

 Masonry Bits
Mata bor Masonry Bits digunakan untuk membuat lubang pada tembok, beton dan batu.
Pada ujung mata bor terdapat mata pisau. Mata bor ini terbuat dari bahan yang
mempunyai karakteristik sangat keras, sebab penggunaan mata bor Masonry Bits ini
selain berputar namun juga memukul. Tersedia dalam ukuran 4-15 mm.

 Spur Bits

Mata bor Spur Bits dikenal dengan sebutan mata bor kayu. Pada bagian ujung mata bor
ini terdapat bor runcing , dan pada bagian kelilingnya terdapat pisau pengiris. Ujung
runcing pada mata bor ini berfungsi untuk menjaga mata bor supaya tetap lurus sehingga
lubang yang dihasilkan presisi. Ukuran yang tersedia ialah 6-15 mm.

 Countersink Bits
Mata bor Countersink bits digunakan untuk membuat lubang pada kayu untuk kepala
sekrup supaya permukaan sama rata. Pada bagian ujung mata bor ini bersudut 90 derajat
yang berfungsi untuk membuat lubang 45 derajat terhadap permukaan kayu.

 Forster Bit
Mata bor Forster Bit digunakan untuk membuat lubang engsel sendok. Mata bor ini
sebaiknya dioperasikan dengan mesin bor duduk supaya lebih stabil. Jika dioperasikan
dengan mesin bor tangan maka akan sangat sulit mengendalikan kestabilan posisi mata
bor dan lubang yang dihasilkan pun kurang berkualitas.

 Hole Saw Bits

Mata bor Hole Saw Bits disebut pula sebagai gergaji lubang sebab bentuk mata bor ini
seperti gergaji dengan diameter yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Berdiameter
sekitar 25-60mm.

 Mata Bor Metal Standar

Mata bor ini digunakan untuk mengebor plat besi, kuningan, alumunium, dan akrilik.
Terdapat dua jenis yang tersedia di pasaran yaitu High Speed Steel (HSS) dan HSS-Co (
Cobalt ). HSS-Co lebih keras dari HSS, sehingga dalam penggunaannya lebih awet, dari
segi harga tentu lebih mahal dari HSS.

 Auger Bit

Mata bor ini digunakan untuk mengebor aneka jenis kayu ataupun material lunak
lainnya. Diameternya lebih besar dari mata bor kayu standar. Mata bor ini berbentuk
ulir tunggal atau single flute dan digunakan untuk mesin bor dengan putaran rendah.

 Flat Bit
Mata bor ini sama seperti Mata Bor Auger Bit digunakan untuk pengeboran aneka jenis
kayu dan material lunak lainnya. Hanya saja mata bor ini berbentuk pipih rata (flat).
Mata bor Flat Bit biasa dioperasikan dengan bor tangan manual dengan putaran mesin
sangat rendah, tidak disarankan menggunakan bor tangan listrik.

 Hinge Borring Bit

Digunakan untuk membuat lubang pada kayu atau material lunak lainnya. digunakan
untuk membuat lubang dengan diameter cukup besar yang mana sudah tidak ada lagi
kurang diameter pada mata bor kayu standar.

 Chisel Bit
Mata bor Chisel Bit digunakan untuk membuat lubang berbentuk kotak pada material
kayu. dioperasikan pada mesin Hollow Chisel Mortiser.

 Mortiser Bit

Mata bor Mortiser Bit digunakan untuk membuat lubang geser pada kayu, dioperasikan
pada mesin Mortising.

 Router Bit
Mata bor Router Bit digunakan untuk membuat aneka bentuk profile pada kayu atau
material lunak lainnya, mata bor ini dioperasikan pada mesin Router atau Trimmer.

 Mata Bor Kaca

Mata bor ini digunakan untuk melubangi kaca. Bentuknya seperti tombak sehingga
mata bor ini sering disebut sebagai mata bor tombak.

 Hole Saw Metal


Mata bor Hole Saw Metal digunakan untuk membuat lubang pada metal dengan
diameter tertentu, biasanya untuk diameter yang cukup besar.

 Core Drill Bit

Mata bor Core Drill Bit serupa dengan mata bor Core Drill Bit, hanya saja digunakan
untuk membuat lubang pada beton, dinding, marmer, granit dan jenis batuan lainnya
dengan diameter tertentu, biasanya untuk diameter yang cukup besar.

 Bor Senter (Centre Drill)


Bor senter adalah salah satu alat potong pada mesin bubut yang berfungsi untuk
membuat lubang senter pada ujung permukaan benda kerja. Jenis bor senter ada tiga
yaitu; bor senter tipe standar (standar centre driil/ plain type centre drill), bor senter tipe
bell (bell type centre drill), bor senter tipe safety (safety type centre drill) dan bor senter
tipe radius (radius form centre drill).

1.3. FUNGSI BOR

Mesin bor mempunyai fungsi sebagai berikut:


 Pembuatan Lubang, mengumpan mata bor pada suatu benda kerja untuk membuat
lubang

 Pembesaran Lubang, mengumpan mata bor pada benda kerja yang telah memiliki
lubang sebelumnya guna untuk memperbesar diameter lubang pada benda kerja.
 Chamfer
Chamfer adalah suatu proses untuk menghilangkan sisi tajam dari sebuah bentuk
slindris. Chamfer pada proses counter sink yang dimaksudkan ada beberapa macam
penggunaan, antara lain :
a. Chamfer untuk membersihkan chip / bram.
b. Chamfer untuk pembuatan ulir.
c. Chamfer untuk dudukan kepala baut konus.
d. Chamfer untuk dudukan paku keling.

1.4. CARA PENGGUNAAN BOR


1) Cek kondisi mesin bor

2) Tegangan harus sesuai dengan mesin bor.

3) Pilih mata bor yang sesuai.

4) Pasang mata bor dengan benar, kencangkan dengan kunci khusus, kunci yacob yang
biasanya disertakan pada saat membeli bor.

5) Buat titik pada benda (plat/besi) yang akan dibor dengan mengetok-kan drip (alat
pembuat titik pada logam), dengan tujuan agar pada saat start, mata bor tidak meleset.

6) Atur putaran mesin sesuai table.

7) Bila lubang yang akan dibuat cukup besar, mulai dengan mata bor kecil (2 - 4mm).

8) Hidupkan mesin gurdi.

9) Posisi mesin bor harus tegak lurus dengan bidang yang akan dibor, agar mata bor
tidak mudah patah dan lubangnya lurus.

10) Siapkan coolant.

11) Patikan mesin setelah selesai digunakan.

12) Bersihkan mesin agar kondisi mesin tetap terjaga.

2. REAMER

Reamer (Peluas) adalah alat potong untuk memperbesar dan memperhalus permukaan
lubang yang telah kita siapkan sebelumnya.Lubang hasil pengeboran kadang-kadang
hasilnya masih kasar atau saat hendak dimasukkan batang atau benda pasangannya
tidak cukup longgar (sesak), maka untuk mengatasi hal seperti ini diperlukan adanya
perluasan lubang menggunakan alat reamer. Untuk mendapatkan ukuran yang pas maka
pekerja sebaiknya mengebor dengan ukuran 0,1 – 0,5 mm lebih kecil dari diameter
lubang yang telah ditentukan kemudian diperluas menggunakan reamer.
Banyaknya bahan yang dilepas oleh peluas lubang tergantung pada ukuran lubang
danbahan yang dipotong, 0,38 mm adalah rata-rata yang baik.

2.1. BAGIAN-BAGIAN REAMER

 Tangkai/batang ; Adalah bagian dari peluas yang dicekam.


 Badan ; Adalah bagian dari peluas yang mempunyai beberapa pisau dengan alur
diantaranya alur yang mungkin lurus dan sepiral.
 Pengarah, Berguna Untuk :

a. Memelihara ukuran yang tetap,


b. Memperhalus Permukaan,
c. Memberi ukuran yang baik.

 Kepala ; Adala bagian yang memotong dalam perluasan.

2.2. JENIS-JENIS REAMER

 Peluas Tangan (Hand reamer)


Sebuah alat untuk membesarkan lubang tangan yang lebih lancip lagi atau memimpin
(seperti mata bor) di depan dari pada membesarkan lubang mesin. Hal ini untuk
mengimbangi kesulitan untuk memulai sebuah lubang dengan kekuatan tangan saja. Hal
ini juga memungkinkan alat untuk membesarkan lubang untuk memulai lurus atau
spiral dan mengurangi resiko kerusakan.

 Peluas Tangan (Hand reamer)

1) Peluas Tangan mempunyai tipe Tangkai Segi Empat

 Macam – macam Peluas Tangan

1) Peluas Tangan Tetap


2) Peluas Tangan yang dapat di kembangkan

 Peluas Mesin (Machine reamer)

Sebuah alat untuk membesarkan lubang mesin hanya memiliki sangat sedikit mengarah
masuk Karena membesarkan lubang dan benda kerja adalah pra-sejajar dengan mesin
tidak ada risiko itu mengembara tentunya. Selain gaya pemotongan konstan yang dapat
diterapkan oleh mesin memastikan bahwa mulai memotong segera. Tangkai spiral
memiliki keuntungan membersihkan swarf otomatis tetapi juga tersedia dengan tangkai
lurus seperti jumlah swarf dihasilkan selama operasi reaming harus sangat kecil.

 Peluas Mesin (Machine reamer)

Peluas Mesin mempunyai Dua Tipe Tangkai yaitu :

1) Tipe Tangkai Tirus


2) Tipe Tangkai Silinder

 Macam – macam Peluas Mesin

1) Peluas mesin yang dapat di kembangkan


2) Peluas mesin yang dapat di atur
3) Peluas mesin kupas

2.3. FUNGSI REAMER

alat potong untuk memperbesar dan memperhalus permukaan lubang yang telah kita siapkan
sebelumnya.

2.4. CARA PENGGUNAAN REAMER

1) Cek kondisi mesin bor

2) Tegangan harus sesuai dengan mesin bor.

3) pilih reamer yang diinginkan misalkan diameter 12

4) Pasang reamer dengan benar, kencangkan dengan kunci khusus, kunci yacob yang
biasanya disertakan pada saat membeli bor.

5) Arahkan reamer ke lubang yang sudah dibor untuk meperluar lubang menjadi
diameter

6) atur putaran mesin sesuai table.

7) Hidupkan mesin gurdi.

8) Posisi reamer harus tegak lurus dengan bidang yang akan diperluas lubang, agar mata
reamer tidak mudah patah dan lubangnya lurus.

9) Siapkan coolant.

10) Patikan mesin setelah selesai digunakan.

11) Bersihkan mesin agar kondisi mesin tetap terjaga.

3. ULIR

3.1. Definisi Ulir


Ulir adalah garis atau profil melingkar (melilit pada silinder yang mempunyai sudut kisar
atau uliran tetap).
3.2. Bagian-Bagian Ulir

3.3. Jenis – Jenis Ulir


 Jenis Ulir Berdasarkan Standar
a) Ulir Metris / Metric Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan sudut
puncak 60° dan keseluruhan dimensi dalam satuan metris. Simbol dari ulir ini
adalah "M" contohnya M8 x 1,25 adalah ulir metris dengan diameter 8 mm dan
pitch 1,25 mm
b) Ulir Whitworth / Whitworth Standart Thread merupakan ulir segitiga dengan
sudut puncak 55° dan keseluruhan dimensi dalam satuan british (inchi). Simbol
dari ulir ini adalah "W", contohnya W ⅜" x 20 TPI adalah ulir whitworth dengan
diameter ⅜" dan terdapat 20 Thread per Inch (jumlah puncak ulir tiap jarak 1
inchi)
 Jenis Ulir Berdasarkan Bentuk

A. Ulir segitiga

Jenis ulir ini banyak sekali kita temui, dan banyak sekali standar dari ulir segitiga
ini diantaranya adalah

1) Ulir Pipa / BSP Thread (British Standart Pipe Thread)


Merupakan ulir standart yang digunakan pada sambungan pipa. disimbolkan
dengan huruf "R" contohnya R ⅜" yaitu ulir standar pipa untuk diameter pipa
⅜"

2) Ulir UNF / Unified Fine Thread

Merupakan jenis ulir dengan dimensi gabungan dari metris dan british. Ulir
ini mempunyai sudut puncak ulir 60° dan dimensi ukuran dalam satuan
british (inchi). Ulir ini kebanyakan digunakan di negara Amerika Serikat dan
Kanada. simbol yang digunakan adalah "UNF" contoh UNF ⅜" x 24 TPI
yaitu ulir UNF dengan ukuran diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi 24.

B. Ulir Segiempat / Square Thread


Merupakan ulir dengan bentuk profil segi empat, biasanya digunakan untuk
beban berat misalnya pada pembuka pintu air bendungan dan ulir pada tanggem.
ulir segiempat disimbolkan dengan huruf "Sq" dan berdimensi inchi contohnya
Sq ⅜" x 8 TPI yaitu ulir segiempat dengan diameter ⅜" dan jumlah ulir tiap inchi
adalah 8.
C. Ulir trapesium / Trapezium Thread

Merupakan ulir dengan profil trapesium dengan sudut puncak 30°. biasa
digunakan pada ulir penggerak pada eretan dan leadscrew pada mesin bubut. .
ulir ini disimbolkan dengan huruf "Tr" dengan dimensi metris contohnya Tr 18 x
4 adalah ulir trapesium dengan diameter 18 mm dan jarak puncak ulir 4 mm.
D. Ulir Bulat / Round Thread

Merupakan ulir dengan profil setengah lingkaran pada bagian lembah dan puncak
ulir. biasa digunakan untuk mentranmisikan daya/gerakan secara halus dengan
tanpa kelonggaran. jenis lain dari ulir bulat ini adalah ulir edison yaitu ulir yang
digunakan pada lampu bohlam

E. Ulir bola / Ball Screw

Merupakan ulir yang biasanya dipasangkan dengan mekanisme bola-bola baja dan
digunakan pada penggerak mesin CNC karena hampir tidak ada kelonggaran
dengan jarak yang presisi.

F. Ulir majemuk / Multi start Thread


Merupakan ulir yang mempunyai lebih dari satu belitan ulir. biasanya untuk
penggerak dengan kecepatan tinggi. bentuk profil ulir bisa segitiga, segiempat,
trapesium, bola dan sebagainya.

4. Tap

4.1. DEFINISI TAP


Alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan dimanakan “TAP”
dalam hal ini disebut saja “Tap Tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan
yang dipakai mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon atau baja suat cepat (HSS) yang
dikeraskan.

Tiap satu set, Tap terdiri dari 3 buah yaitu Tap no.1 (Intermediate Tap) mata potongnya
tirus digunakan untuk pengetapan langkah awal, kemudian dilanjutkan dengan Tap no.
2 (Tapper Tap) untuk pembentukan ulir, sedangkan Tap no. 3 (Botoming Tap)
dipergunakan untuk penyelesaian.
4.2. BAGIAN-BAGIAN TAP

Tap terdiri dari tangkai bulat, badan dan camfer. Pada bagian badan tap terdapat ulir-ulir
pemotong, di mana pada bagian ujung badan tap dibuat tirus (chamfer), dengan panjang
camfer berkisar antara 1 - 10 ulir dan besarnya sudut camfer ( chamfer angle) bervariasai
sesuai dengan jenis tap.
Galur atau flute dari tap berfungsi sebagai saluran penampung tatal (beram) dan saluran bagi
minyak pemotong sehingga minyak pemotong dapat mencapai sisi-sisi pemotong dari tap.
Tangkai tap terdiri dari bagian yang bulat dan ujung tangkai tap yang dibuat berbentuk
persegi dengan maksud agar sewaktu tap dipegang/dijepit dengan pemegang tap, maka ujung
tangkai tap akan terjepit dengan kuat di dalam pemegang tap.

Ada dua jenis pemegang tap yang banyak digunakan, yaitu pemegang tap-T (Tee handle tap
wrench) dan pemegang tap lurus (straight tap wrench). Pemegang tap-T terdiri dari lengan,
badan dan cekam. Pada bagian badan pemegang tap-T terdapat tiga buah belahan atau celah
yang memanjang dan di sekitar bagian tengah badan dari pemegang tap-T terdapat ulir di
mana cekam yang memiliki ulir dalam dipasang pada badan pemegang tap - T ini. Pada
pemakaiannya ujung tangkai tap dimasukkan ke dalam lubang belahan pemegang tap-T,
kemudian cekam diputarkan sehingga ujung tap dijepit oleh belahan pemegang tap-T tersebut
yang diketatkan oleh cekam.
Pemegang tap-T dan pemegang tap lurus

Sementara pemegang tap lurus terdiri dari lengan, rumah, rahang gerak dan rahang tetap.
Rahang gerak dapat digerakkan atau digeserkan dengan cara memutarkan lengan pemutar.
Pada pemakaiannya, ujung tap dimasukkan ke dalam rahang yang ujung-ujungnya biasanya
berbentuk cowakan V. Kemudian lengan pemutar pemegang tap ini diputarkan sehingga
rahang gerak akan bergeser dan akan menjepit ujung tap di antara rahang gerak dan rahang
tetap.

4.3. JENIS-JENIS TAP

Satu set tap tangan standar

Taper tap (tap no. 1) digunakan untuk memulai pengetapan pada lubang-lubang baru.
Plug tap (tap no. 2) digunakan untuk melanjutkan pembuatan ulir dalam yang
sebelumnya telah dikerjakan oleh tap no. 1. Dan bottoming tap (tap no. 3) digunakan
untuk pengetapan akhir ulir dalam yang sebelumnya telah dikerjakan oleh taper tap dan
plug tap.
Ketiga tap ini dapat digunakan untuk membuat ulir dalam pada lubang-lubang tidak
tembus (lubang buntu). Dalam hal ini tap no . 3 atau bottoming tap mampu membuat
ulir dalam hingga ke bagian dasar lubang buntu, di mana tap no. 1 dan tap no. 2 tidak
bisa membuat ulir hingga ke bagian dasar lubang buntu tersebut.

 Tap Pipa (Pipe Tap)


Tap pipa digunakan untuk memotong ulir pada sambungan-sambungan dan alat-alat
bantu pipa lainnya. Pada umumnya pipa digunakan sebagai saluran untuk mengangkut
cairan dan gas, oleh karena itu ulir-ulir yang dibuat pada sambungan-samhungan pipa
harus memiliki suaian yang ketat untuk mencegah terjadinya kebocoran.

Tap pipa tirus dan tap pipa lurus

Tap pipa dapat dibedakan menjadi tap pipa lurus dan tap pipa tirus. Tap pipa lurus dirancang
untuk mengetap ulir lurus pada lubang-lubang yang direncanakan untuk pemakaian tekanan
rendah misalnya sebagai pipa penyalur bahan bakar dan minyak.

Tap pipa tirus dirancang untuk mengetap ulir-ulir tirus pada alat-alat bantu pipa yang
biasanya terbuat dari logam besi (ferro) dan bukan besi yang digunakan untuk membawa
cairan atau gas. Tap pipa tirus dapat juga dipakai untuk pengetapan ulir-ulir aeronautical dan
pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan ulir dengan akurasi dan kinerja yang tinggi.
 Tap Ujung Spiral (Spiral Point Taps)
Tap ini memiliki bagian ujung dengan bentuk spiral dan sering disebut juga sebagai tap
pistol (gun tap). Tap ujung spiral biasanya memiliki dua atau tiga galur (flute), dengan
jumlah galur ini maka tap memiliki lebih banyak ruang bebas untuk tatal.

Tap ujung spiral

Bagian ujung dari tap dibentuk sedemikian rupa sehingga tatal yang dihasilkan dalam
proses pengetapan akan didesak ke bagian depan ujung tap. Hal ini akan memperkecil
beban pengetapan serta memperkecil terjadinya penyumbatan di dalam galur. Tap
ujung spiral ini cocok digunakan untuk pemotongan ulir pada lubang tembus.
Selain terbuat dari baja kecepatan tinggi (HSS), tap ujung spiral ada juga yang dibuat
dari bahan karbid (carbide) yang dirancang untuk mengetap material-material yang
keras dan tangguh seperti baja tahan karat, paduan titanium, inconel, besi cor dan baja
dengan kekerasan hingga Rockwel C45 (RC45).

 Tap Galur Spiral (Spiral Flute Taps)


Tap jenis ini memiliki galur yang berbentuk spiral. Tap galur spiral dapat dibedakan
menjadi tap galur spiral biasa (tap galut spiral lambat) dan tap galur spiral cepat. Tap
galur spiral biasa memiliki sudut heliks antara 25° sampai 30° yang cocok untuk
mengangkut dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja
yang terbuat dari baja atau alumunium tangguh.
Tap galur spiral biasa dan tap galur spiral cepat

Tapa galur spiral cepat memiliki sudut heliks antara 45° sampai 60° yang cocok untuk
membawa dan mengeluarkan tatal dari lubang buntu yang dalam pada benda kerja
yang terbuat dari logam-logam lunak.
Jadi berbeda dengan tap ujung spiral yang mengeluarkan tatal ke arah depan ujung
tap, maka tap galur spiral akan mengeluarkan tatal menuju ke arah belakang atau ke
arah tangkai tap.

 Tap Puli (Pulley Taps)


Tap puli digunakan untuk membuat ulir dalam pada hub puli. Tap puli mempunyai
tangkai yang ekstra panjang yang dapat dipakai untuk mengetap tempat atau bagian
yang tidak dapat dijangkau oleh tap yang memiliki panjang tangkai standar.

Tap puli

Tap puli bisa juga digunakan untuk pengetapan umum pada komponen-komponen di
mana diperlukan tap yang panjang untuk mencapai lubang-lubang yang akan ditap.

 Tap Mur (Nut Taps)


Tap mur merupakan tap yang panjang yang memiliki tangkai berdiameter lebih kecil
daripada ukuran bagian dalam ulir. Tap ini dirancang untuk mengetap mur dalam
produksi yang besar, di mana tap mur mampu memotong ulir beberapa mur.
Tap mur

Di mana setelah pemotongan sebuah mur dilaksanakan, pekerjaan pengetapan tidak


langsung dihentikan, tetapi mur-mur yang telah ditap akan ditampung pada tangkai tap
yang panjang dan pekerjaan pengetapan mur-mur berikutnya dilanjutkan. Untuk
mengeluarkan mur-mur yang ditampung pada tangkai tap, dilakukan dengan cara
melepaskan pemegang tap dari tangkai tap kemudian mur-mur tadi dikeluarkan melalui
ujung tangkai tap. Selain mempercepat proses pembuatan ulir pada mur-mur,
pengeluaran mur melalui ujung tangkai dapat mencegah kerusakan tepi-tepi pemotong
dari tap bila mur dikeluarkan dari ujung badan tap.

 Tap Pembentuk Ulir (Thread Forming Taps)


Berbeda dengan tap-tap lainnya, tap pembentuk ulir tidak memotong material benda
kerja yang akan dibuat ulir, tetapi tap ini melakukan pembentukan dingin dengan
mengerol ulir ditempatnya dengan cara memindahkan material benda kerja.

Tap pembentuk ulir

Karena material benda kerja yang dibuat ulir tidak dipotong, maka dalam pembuatan
ulir dengan tap pembentuk ulir ini tidak ada tatal yang dihasilkan. Tap pembentuk ulir
umumnya dipakai untuk membentuk ulir pada material yang liat, seperti alumunium,
tembaga, kuningan, baja karbon rendah dan lain-lain. Pada waktu membuat ulir dengan
tap ini, karena tap tidak memotong ulir maka dianjurkan untuk membuat countersink
pada permukaan lubang.

 Tap Perbaikan Ulir Otomotif (Automotive Thread Restoring Taps)


Tap perbaikan ulir otomotif digunakan untuk memperbaiki ulir dalam yang rusak pada
komponen-komponen otomotif tanpa terjadi pemotongan bawah (undercutting) pada
ulir yang masih baik. Dalam perbaikan ulir dengan tap perbaikan ulir otomotif dapat
juga mennghilangkan goresan-goresan atau torehan-torehan pada ulir.

Tap perbaikan ulir otomotif

Selain itu dikenal juga tap perbaikan ulir khusus lubang busi yang dapat memperbaiki
ulir dan membersihkan jelaga (kerak karbon), partikel logam dan kotoran lainnya yang
terdapat pada lubang busi.

4.4. FUNGSI TAP


Tap adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat ulir dengan tangan. Tap ini
dibuat berbentuk ulir luar yang digerinda dengan tiga/lebih lekukan memanjang,yang
disebut dengan Alur.

4.5. CARA PENGGUNAAN TAP

Sebelum melakukan pengetapan, benda kerja harus dibor terlebih dahulu dengan ukuran
diameter bor tertentu (lebih kecil dari ukuran bautnya). Penentuan diameter lubang bor
untuk Tap ditentukan dengan rumus:

D= D’– K
D= Diameter bor, satuan dalam mm/inchi
D= Diameter nominal ulir, satuan dalam mm/inchi
K= Kisar (gang).
Contoh :
 Diameter lubang bor untuk mur M10 x 1,5 adalah 10 – 1,5 = 8,5 mm
 Diameter lubang bor untuk mur W3/8″x 16 adalah 3/8″ – 1/16″ = 5/16 “
Setelah dibor kemudian kedua bibir lubang dicamfer dengan bor persing di mana
kedalamannya mengikuti standar cemper mur. Bentuk standar mur dan baut untuk
bermacam-macan jenis sudah ditentukan secara internasional dan ini dapat ditemukan
dalam buku gambar teknik mesin atau tabel-tabel mur/baut.

Contoh urutan pengetapan dengan membuat ulir ukuran M10 x 1,5 :


1. Buatlah lubang dengan bor pada benda kerja dengan diameter 8,5 mm.
2. Gunakan bor persing untuk membuat camfer pada lubang tadi.
3. Ambil mata Tap M10 x 1,5 dan pasangkan pada tangkainya.
4. Mulailah melakukan pengetapan dengan urutan pertama, yaitu Tap no.1 (Intermediate
Tap), kemudian dilanjutkan dengan Tap no. 2 (Tapper Tap) untuk pembentukan ulir,dan
terakhir Tap no. 3 (Botoming Tap) dipergunakan untuk penyelesaian/finishing.
5. Sebelum mengetap berikan sedikit pelumas pada Tap, kemudian pastikan bahwa Tap
benar-benar tegak lurus terhadap benda kerja. Putar Tap secara perlahan searah jarum
jam. Pemutaran Tap hendaknya dilakukan ±270° maju searah jarum jam, kemudian
diputar mundur ±90° berlawanan arah jarum jam dengan tujuan untuk memotong tatal,
selanjutnya kembalikan pada posisi awal dan putar lagi ±270° maju searah jarum jam
dan mundur lagi ±90° berlawanan arah jarum jam, demikian seterusnya sampai selesai.
6. Lakukan ceking ulir agar ulir yang dibuat sesuai baut yang akan digunakan.

Gambar 3. Urutan pembuatan Tap


5. SNEY

5.1. DEFINISI SNEY

Sney adalah suatu alat yang berfungsi untuk membuat ulir luar (ulir untuk baut).
Khususnya ulir yang berdiameter kecil.

5.2. BAGIAN-BAGIAN SNEY

5.3. JENIS-JENIS SNEY

 Snei pejal

Snei jenis ini berbentuk segi enam atau bulat. Untuk memudahkan dalam penguliran
awal maka pada snei jenis ini tidak seluruh mata potongnya sama besar, tetapi sedikit
tirus pada bagian mata pemotong awal. Dengan demikian benda kerja dapat masuk ke
dalam snei sedikit mudah.
 Snei Bercelah (Split die)

Snei jenis ini banyak digunakan untuk pembuatan ulir luar, karena ia memiliki
kelebihan dari pada snei pejal. Kelebihan tersebut antara lain besar diameternya dapat
diperbesar dan diperkecil sampai ukuran standarnya. Dengan demikian pada waktu
penguliran pendahuluan diameternya diperbesar dan pada waktu finishing diameternya
dikembalikan pada ukuran standarnya. Pengaturan tersebut dengan menggunakan baut
penyetel.

Untuk membuat ulir dengan menggunakan snei dibutuhkan alat bantu yaitu pemegang
snei. Pada pemegeng snei ini dilengkapi dengan baut-baut pengikat, agar snei tidak ikut
berputar saat melakukan pemotongan/penguliran

5.4. FUNGSI SNEY

Untuk membuat ulir luar (ulir untuk baut). Khususnya ulir yang berdiameter kecil.

5.5. CARA PENGGUNAAN SNEY

Langkah kerja pembuatan ulir dengan sneY adalah sebagai berikut:

1) Persiapkan benda kerja dan jepit pada ragum secara tegak lurus. Pasang snei pada
pemegangnya dan kuncikan baut pengikatnya.
2) Tempatkan snei pada benda kerja dengan posisi datar, kemudian tekankan snei
hingga benda kerja masuk pada snei. Lakukan penekanan sambil snei diputarkan
searah dengan arah jarum jam.
3) Pemutaran atau pemakanan kira-kira 600, kemudian dikembalikan pada posisi
semula. Pemutaran kembali dimaksudkan untuk memotong beram dan
membersihkan ulir yang telah terbuat serta memberikan kesempatan beram keluar
dari snei.
4) Lakukan pekerjaan langkah di atas secara terus menerus dan berikan minyak
pelumas untuk mendingingkan snei dan untuk membantu mengeluarkan beram.
5) Untuk pembuatan ulir dengan snei bercelah, maka ulangi kembali penguliran
dengan terlebih dahulu menyetel kembali lebar pembukaan snei. Demikian
seterusnya sampai ukuran snei kembali pada ukuran standarnya.
6) Periksa hasil snei dengan menggunakan mal ulir, seterusnya bersihkan ulir dan snei

1. LANGKAH KERJA PEMBUBUTAN BAHAN DRILL CHUCK

1.1. Keselamatan Kerja

1. Siswa wajib mengenakan baju kerja (wear pack/overall)


2. Siswa wajib menggunakan safety shoes
3. Siswa tidak boleh berambut panjang. Kalaupun berambut panjang, harus diikat serapi
mungkin agar tidak membahayakan diri.
4. Siswa wajib menggunakan kacamata
5. Sebelum bekerja, pastikan disekitar mesin bubut tidak terdapat cairan yang tumpah.
Jika ada, maka bersihkan cairan tersebut terlebih dahulu untuk mengurangi resiko
kecelakaan.
6. Siswa tidak boleh mengoperasikan mesin sebelum memahami cara menggunakannya
7. Siswa tidak boleh mengoperasikan bagian-bagian alat yang tidak dijelaskan oleh
dosen/instruktur

1.2. Langkah Persiapan sebelum proses pembubutan

1. Mempelajari gambar kerja


2. Memprediksikan peralatan yang digunakan
3. Memasang center putar
4. Memasang pahat bubut
5. Menyetting ketinggian pahat bubut
Cara :
- Ubah sudut pahat bubut sebesar 45° ke kanan dari sumbu y dengan membuka kunci
rumah bubut.
- Dekatkan toolpost menuju kepala lepas
- Sejajarkan ujung pahat dengan ujung center putar dengan jarak ± selembar kertas.
6. Mengukur benda kerja
7. Menghitung putaran mesin
𝑉𝑐 .1000
Rumus putaran mesin : 𝑛 = 𝜋 .𝑑

Keterangan :
- n = kecepatan putaran mesin
- Vc = kecepatan ideal bahan
- d = diameter benda
8. Menyetting kecepatan mesin sesuai dengan perhitungan
9. Mencekam benda kerja sesuai kebutuhan

1.3. Peralatan Yang Digunakan

Dalam Praktek ini, ada beberapa peralatan yang harus digunakan yaitu :

- Center Putar
- Chux drill
- Center drill
- Mata bor
- Pahat bubut Rata Kanan
- Pahat bubut celah
- Jangka Sorong
- Kuas
- Jobsheet/gambar kerja
- Kunci L
- Pahat bubut dalam
- Pahat bubut Ulir
1.4. Proses Pembubutan Benda I

a) Facing
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill

 Pasang center drill pada chux drill


 Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
 Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir bersentuhan
dengan benda kerja.
 Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
 Gunakan kecepatan yang besar agar center drill tidak patah
 Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor
masuk dan melubangi benda kerja.
 Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
 Matikan mesin.

c) Membubut memanjang (𝟐𝟓 × ∅𝟒𝟑)

 Ukur diameter benda kerja


 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan menggunakan high gauge
setinggi 25 mm
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
 𝑁= = 148,13 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×43

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 155 rpm
(RIV, 1)
 Jepit benda kerja pada cakram penjepit.
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
 Ubah posisi pahat menjadi tegak lurus dengan permukaan benda.
 Dekatkan ujung pisau bubut pada permukaan samping benda dengan cara menggeser
toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.

d) Bor Tembus diameter 16


 Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :

𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

Maka,

20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚

 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
 Ulangi langkah 1-10
 Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚

 Ulangi langkah 1-10


 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong

e) Bor Tak Tembus

 Pasang bor ∅ 20 pada drill chuck.


 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
 Hitung panjang langkah bor yang harus masuk
L = 24 – x + 10
L = 24 – (10/tanx 59°) + 10
L = 28 mm
 Beri tanda pada tail stock
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 318 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 20𝑚𝑚
 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga tandapada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 20 tadi dengan mata bor ∅ 28.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 227 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 28𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅28 tadi dengan mata bor ∅ 30.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
 Ulangi langkah 1-10
 Ganti mata bor ∅30 tadi dengan mata bor ∅ 32.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 199 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 32𝑚𝑚
 Ulangi langkah 1-10
 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong

f) Bubut Dalam (∅𝟑𝟓 × 𝟐𝟒)

 Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat


 Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
 Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama seperti
pahat bubut biasa
 Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda kerja
dan sejajar dengan meja kerja
 Dekatkan pahat pada benda kerja
 Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah d bor
sebelumnya.
 Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum jam.
Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
 Atur kecepatan perputaran benda kerja.
20 ×1.000
 𝑛= = 181 𝑟𝑝𝑚
3,14 35 𝑚𝑚

 Nyalakan mesin
 Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk.
Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
 Matikan mesin
 Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.

g) Membuat ulir dalam(M36 × 1)

 Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat


 Masukkan kedalam lubang yang telah di bubutdalam
 Ubah pada menj adi pengerjaan untuk ulir
 Aturnilai pitch pada (pitch = 1)
 Mulai pemakanan sebesar 0,5
 Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
 Lakukan langkah diatas terus menerus hingga mencapai kedalaman yang diinginkan

h) Facing ∅𝟒𝟑

 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.

i) Membuat Tirus

 Atur sudut pada pahat bubut sebesar 16° dengan memutar baut setel pada rumah
pahat.
 Dekatkan ujung pahat pada permukaan benda.
 Nyalakan mesin.
 Gerakkan pahat dari kanan ke kiri dengan cara memutar eretan atas searah jarum
jam.
 Jika pemakanan telah selesai, mundurkan pahat.
 matikan mesin lalu hitung diameter ujung – ujung tirus.

1.5. Proses Pembubutan Benda II


a) Facing 1 Muka
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.
b) Membuat lubang Center Drill

 Pasang center drill pada chux drill


 Pasang kesatuan drill ke kepala lepas
 Geser kepala lepas mendekati benda kerja hingga mata drill hampir bersentuhan
dengan benda kerja.
 Kunci kepala lepas dengan memutar kunci kepala lepas searah jarum jam
 Gunakan kecepatan putar yang besar
 Nyalakan mesin. Putar eretan lepas searah jarum jam hingga setengah mata bor
masuk dan melubangi benda kerja.
 Setelah benda terlubangi, putar berlawanan jarum jam eretan lepas.
 Matikan mesin.
c) Membubut Rata (∅𝟒𝟑 × 𝟒𝟑, 𝟓)
 Ukur diameter benda kerja
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
 𝑁= = 148 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×43

 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :


 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka
sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat
menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan
pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (43 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
d) Membubut Memanjang(∅𝟑𝟔 × 𝟏𝟎)
 Ukur diameter benda kerja
 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda yang
akan dimakan.
 Panjang bagian berdiameter 36 mm = 10 mm.
 Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
 Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih) untuk
mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka sorong.
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 176,93 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×36

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm
(RIII, 2)
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka
sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat
menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan
pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (36 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
e) Membuat Celah
 Pasang pahat bubut celah pada rumah pahat
 Ukur lebar bubut celah. Pahat celah yang digunakan memiliki lebar 2,2 mm sehingga
diperlukan penggeseran.
 Dekatkan celah pada permukaan benda dengan memutar eretan melintang searah
jarum jam.
 Atur skala eretan melintang sehingga menunjuk ke nilai 0 mm.
 Nyalakan mesin.
 Hitung ukuran benda yang akan mengalami pemakanan.
Diameter awal – diameter akhir = jumlah pemakanan
36 mm – 34 mm = 2 mm
 Putar eretan melintang secara perlahan sesuai ukuran sampai pahat memakan benda
dan membentuk celah (diusahakan memutar setiap 0,5 mm)
 Mundurkan kembali pahat.
 Geser pahat sejauh 0,8 mm kekanan (untuk melakukan kembali pemakanan)
 Lakukan kembali langkah 7 dan 8
 Matikan mesin
 Cek kedalaman dan lebar celah menggunakan jangka sorong
f) Membuat Ulir Luar M36 × 1
 Pasang pahat bubut ulir dalam pada rumah pahat
 Tempelkan pahat pada bagian permukaan yang akan di ulir
 Ubah pada menjadi pengerjaan untuk ulir
 Atur nilai pitch pada (pitch = 1)
 Mulai pemakanan sebesar 0,5
 Gunakan proses kerja otomatis untuk membuat ulir
 Lakukan langkah diatas terus-menerus hingga mencapai kedalaman yang di
inginkan
g) Membubut Memanjang ∅𝟑𝟑 × 𝟏𝟎
 Balik benda kerja
 Ukur diameter benda kerja
 Beri tanda panjang benda yang akan dibuat dengan mengukur panjang benda yang
akan dimakan.
 Panjang bagian berdiameter 30 mm = 10 mm.
 Setting jangka sorong dengan ukuran 10 mm
 Gunakan bagian dalam jangka sorong (yang berbentuk panjang dan pipih) untuk
mengukur benda kerja. Samakan posisi ujung pahat dengan ujung jangka sorong.
 Hitung kecepatan putaran mesin yang akan digunakan.
20 ×1.000
𝑁= = 193,01 𝑟𝑝𝑚 .
3,14 ×33

 Maka kita harus menyetting mesin dengan kecepatan yang mendekati, yaitu 190 rpm
(RIII, 2)
 Tekan ujung bahan dengan center putar dengan cara :
 Majukan kepala lepas mendekati kepala tetap .
 Kunci kepala lepas.
 Majukan center putar dengan eretan kepala lepas hingga ujung center putar masuk
kedalam lubang yang telah dibuat dengan pas. Kunci chux dengan memutar
pengunci chux.
 Tes kerapatan penjepitan benda dengan menyalakan mesin. Jika benda
bergerak/center putar bergerak, itu menandakan bahwa penjepitan belum rapat.
Namun jika sudah tidak ada benda yang bergerak, itu menandakan bahwa benda
sudah dijepit dengan rapat.
 Dekatkan pahat bubut yang sebelumnya sudah disamakan dengan ukuran jangka
sorong pada benda kerja. Nyalakan mesin dan putar eretan melintang hingga pahat
menggores benda dan membentuk garis tanda. Setelah itu matikan mesin. Jauhkan
pahat dari benda kerja.
 Dekatkan kembali ujung pahat bubut pada permukaan samping benda dengan cara
menggeser toolpost.
 Jika sudah, nol kan nilai pada skala eretan melintang.
 Mundurkan kembali pahat menjauhi benda kerja.
 Putar skala eretan melintang sebesar 0,5 mm untuk pemakanan.
 Nyalakan mesin dengan menurunkan tuas pada toolpost.
 Geser toolpost ke sebelah kiri dengan cara memutar eretan bawah berlawanan arah
jarum jam. Geser hingga mata pisau mengenai batas yang telah dibuat sebelumnya.
 Jika sudah sampai pada batas, putar skala eretan melintang kembali ke nilai 0 mm
lalu mundurkan toolpost menjauhi kepala tetap.
 Putar kembali eretan melintang dengan menambah 0,5 mm terhadap nilai
sebelumnya, maka nilai yang tercantum pada skala eretan melintang saat ini sebesar
1 mm.
 Ulangi langkah 13-15 hingga tersisa 0,5 mm dari target diameter.
 Buatlah ukuran referensi untuk finishing dengan membubut sedikit bagian pada
benda kerja. Atur nilai pada eretan melintang hingga mencapai diameter yang
diinginkan (30 mm). Jika diameter hasil referensi sudah sesuai dengan ukuran, maka
kita bisa langsung membubut secara memanjang benda kerja hingga batas yang telah
ditentukan.
 Ukur diameter benda kerja. Jika diameter sudah sesuai, matikan mesin dan lepas
center putar dari benda.
h) Chamfer𝟐 × 𝟒𝟓° dan 3 × 𝟒𝟓°
 Pasang pahat bubut chamfer pada rumah pahat
 Dekatkan pisau pahat pada benda kerja yang akan di chamfer
 Atur kecepatan perputaran benda kerja
 Nyalakan mesin
 Majukan pahat dengan memutar eretan melintang sejauh 2mm untuk 2 × 45° dan
sejauh 3 mm untuk chamfer 3 × 45°
 Matikan mesin
i) Bor Tembus ∅𝟐𝟐 × 𝟒𝟑, 𝟓
 Pasang bor ∅ 6 (bor pengawalan) pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock.
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 1062 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 6𝑚𝑚
 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga mata bor menembus benda kerja.
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 6 tadi dengan mata bor ∅ 10.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 637 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 10𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 10 tadi dengan mata bor ∅ 12.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 531 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 12𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 12 tadi dengan mata bor ∅ 16.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 16𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Ganti mata bor ∅ 16 tadi dengan mata bor ∅ 22.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 289,5 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Matikan Mesin
 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
j) Bor Tidak Tembus (∅𝟑𝟎 × 𝟐𝟔, 𝟓)
 Pasang bor ∅ 22 pada drill chuck.
 Pasang Drill Chuck tadi pada tail Stock
 Hitung panjang langkah bor yang harus masuk
L = 24 – x + 10
L = 24 – (11/tan 59°) + 10
L = 27 mm
 Beri tanda pada tail stock
 Dekatkan tail stock pada benda kerja hingga ujung mata bor berjarak ± 10 mm dari
titik center.Setelah itu kunci tail stock agar tidak bergerak saat melakukan
pemakanan.
 Atur kecepatan perputaran benda kerja dengan rumus :
𝑉𝑐 ×1.000
𝑛= , dimana d = diameter mata bor
𝜋 ×𝑑

 Maka,
20 × 1.000
𝑛= = 289 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 22𝑚𝑚
 Nyalakan Mesin
 Dekatkan bor pada benda kerja dengan memutar eretan lepas.
 Lakukan pemakanan dengan cara memutar eretan secara maju mundur agar mata
bor tidak panas. Berikan pendingin pada bor disetiap pemakanan.
 Lakukan pemakanan hingga tanda pada tail stock sejajar dengan permukaan luar
benda
 Bila sudah menembus benda kerja, jauhkan bor dari benda kerja.
 Matikan Mesin.
 Ganti mata bor ∅ 22 tadi dengan mata bor ∅ 30.
 Ulangi langkah kerja nomor 1-3.
 Hitung kecepatan perputaran benda kerja.
20 × 1.000
𝑛= = 212 𝑟𝑝𝑚
3,14 × 30𝑚𝑚
 Ulangi langkah 5-10
 Matikan Mesin
 Cek diameter lubang yang sudah dibuat menggunakan Jangka Sorong
k) Bubut Dalam
 Pasang pahat bubut dalam pada rumah pahat
 Putar rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan center putar
 Centerkan ujung mata pahat dengan center putar. Cara melakkannya sama seperti
pahat bubut biasa
 Putar kembali rumah pahat hingga ujung mata pahat berhadapan dengan benda kerja
dan sejajar dengan meja kerja
 Dekatkan pahat pada benda kerja
 Sentuhkan ujung mata pahat dengan permukaan dalam benda kerja yang sudah d bor
sebelumnya.
 Atur jumlah pemakanan dengan memutar eretan lintang berlawanan arah jarum jam.
Pemakanan maksimal yang diperbolehkan adalah 1 mm
 Atur kecepatan perputaran benda kerja.

20 × 1.000
𝑛= = 398 𝑟𝑝𝑚
3,14 ×. . 𝑚𝑚

 Nyalakan mesin
 Lakukan pemakanan dengan menggeser eretan atas agar pahat bubut dalam masuk.
Lakukan hingga tercapai diameter yang diinginkan
 Matikan mesin
 Periksa kedalaman dan diameter lubang menggunakan jangka sorong.
l) Facing
 Atur sudut rumah pahat sebesar 10° ke kiri dari sumbu y (bila dilihat dari atas)
 Dekatkan ujung pahat bubut pada permukaan benda yang akan di facing
 Tarik mundur pahat menjauhi benda kerja
 Atur nilai skala pada eretan atas menjadi 0 mm, lalu putar eretan atas sehingga
bernilai 0,2 mm.
 Nyalakan mesin.
 Putar eretan melintang secara konstan searah jarum jam untuk memajukan pahat.
 Jika ujung pahat sudah mencapai titik pusat benda, mundurkan kembali pahat
menjauhi benda.
 Putar kembali eretan atas sehingga nilai yang ditunjukkan bertambah dari nilai
sebelumnya.
 Ulangi langkah 6-8 hingga permukaan menjadi rata dan tidak terlihat bekas
potongan.

Anda mungkin juga menyukai