Anda di halaman 1dari 74

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MALANG

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUJIAN AIR CONDITIONING BENCH


LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Disusun Oleh :

KELOMPOK 07

M. ZUMAR TASNIM A. 175060200111018

NOVEMBER 2020

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN AC BENCH
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PENGUJIAN AIR CONDITIONER BENCH

Disusun oleh:
M. ZUMAR TASNIM A. 175060200111018

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing

XXXXXXXXXXXXXXXX
NIP XXXXXXXXXXXX

LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN AC BENCH
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG

PENGUJIAN AIR CONDITIONER BENCH

Disusun oleh:
M. ZUMAR TASNIM A. 175060200111018

Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Asisten Pembimbing

KIEMAS ABIGAIL TISA AGUSTA


175060207111002

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin
Pendingin pada Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin ini. Laporan
Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin ini berisi mengenai Pengujian Air
Contioning Bench. Dalam proses penyusunan ini kami sadar banyak pihak yang turut
membantu kami dan tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Ari Wahjudi, MT., selaku kepala Laboratorium Mesin Konversi Energi
Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
2. Bapak xxx selaku dosen pembimbing.
3. Asisten Laboratorium Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin Teknik Mesin
Universitas Brawijaya.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini dan tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum Mesin Konversi Energi
Mesin Pendingin ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun kami butuhkan untuk menyempurnakan laporan ini. Kami berharap,
laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama bagi Teknik Mesin Universitas
Brawijaya pada khususnya.

Malang, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.5 Manfaat Praktikum

BAB II DASAR TEORI


2.1 Definisi Mesin Pendingin
2.2 Mesin Pendingin
2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
2.2.2 Kalor (Heat)
2.2.2.1 Kalor Jenis
2.2.2.2 Kalor Sensible
2.2.2.3 Kalor Laten
2.2.3 Macam Mesin Pendingin
2.2.4 Fungsi Mesin Pendingin
2.2.5 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap
2.2.6 Siklus Mesin Pendingin
2.2.7 AC Central
2.2.8 Beban Pendinginan
2.2.9 Refrigerant
2.2.9.1 Macam-macam Refrigerant
2.2.9.2 Syarat-syarat Refrigerant

2.2.10 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon


2.2.11 Istilah – Istilah Mesin Pendingin
2.2.12 Rumus – Rumus yang Digunakan
2.3 Dasar Pengkondisian Udara
2.3.1 Psikometri
2.3.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb) dan Temperatur Bola Kering
(Dry Bulb)
2.3.3 Dew Point
2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity
2.4 HVAC
2.4.1 Pengertian HVAC (Umum)
2.4.2 Heating
2.4.3 Ventilation
2.4.4 Air Conditioning

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1 Peralatan Praktikum
3.2 Spesifikasi Peralatan
3.3 Prosedur Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning
3.4 Pengambilan Data

BAB IV PENGOLAHAN DATA


4.1 Data Praktikum
4.2 Perhitungan
4.3 Pembahasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Proses terjadinya siklus refrigerasi


Tabel 2.2 Refrigerant hidrocarbon
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem pendinginan kompresi uap


Gambar 2.2 Sistem pendinginan absorbsi
Gambar 2.3 Air Conditioner (AC)
Gambar 2.4 Freezer
Gambar 2.5 Cold Storage
Gambar 2.6 Mekanisme kompresor torak bolak – balik
Gambar 2.7 Mekanisme kompresor putar standar
Gambar 2.8 Kompresor sekrup
Gambar 2.9 Kompresor skrol
Gambar 2.10 Kompresor sentrifugal
Gambar 2.11 Evaporator tabung dan koil
Gambar 2.12 Evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi kering
Gambar 2.13 Evaporator kecil dengan pendinginan udara
Gambar 2.14 Katup ekspansi otomatik termostatik pengaman
Gambar 2.15 Katup ekspansi manual
Gambar 2.16 Katup ekspansi
Gambar 2.17 Kondensor tabung dan pipa horizontal
Gambar 2.18 Kondensor tabung dan koil
Gambar 2.19 Kondensor jenis pipa ganda
Gambar 2.20 Kondensor pendingin udara koil bersirip pelat
Gambar 2.21 Siklus refrigerasi carnot
Gambar 2.22 Refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot
Gambar 2.23 Perbaikan daur refrigerasi carnot
Gambar 2.24 Daur kompresi uap standar
Gambar 2.25 Daur kompresi uap standar
Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Gambar 2.27 Skema instalasi AC central
Gambar 2.28 Chiller
Gambar 2.29 Air Handling Unit
Gambar 2.30 Cooling tower
Gambar 2.31 Pompa sirkulasi
Gambar 2.32 Ducting
Gambar 2.33 Penampang C-D
Gambar 2.34 Penampang B-C
Gambar 2.35 Penampang A-B
Gambar 2.36 Psikometri
Gambar 2.37 Sistem udara segar
Gambar 2.38 Sistem resirkulasi
Gambar 2.39 HVAC pada pesawat terbang
Gambar 2.40 Skema pengondisian udara di pesawat
Gambar 3.1 Manometer
Gambar 3.2 Termometer
Gambar 3.3 Regavolt
Gambar 3.4 Load control panel
Gambar 3.5 Gelas pengukur air kondensat
Gambar 3.6 Pengukur waktu
Gambar 3.7 Instalasi mesin pendingin dan pengkondisian udara
Gambar 4.1 Penampang C-D Air Flow Duct
Gambar 4.2 Penampang B-C
Gambar 4.3 Penampang A-B Air Flow Duct

DAFTAR LAMPIRAN

1. Data hasil Praktikum


2. Diagram Psikometri yang sudah diberi keterangan
3. Diagram P-h R-22 yang sudah diberi keterangan
4. Tabel A-4 (Saturated Water – Temperature)
5. Tabel A-5 (Saturated Water – Pressure)
6. Scan Kartu Asistensi
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pendahuluan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mesin pendingin merupakan suatu bagian yang tidak dapat dilepaskan dari kemajuan
teknologi saat ini. Mesin pendingin merupakan suatu bagian dari penerapan ilmu-ilmu
termodinamika yang dsigunakan dalam berbagai bidang. Tidak hanya dalam kehidupan
sehari-hari tetapi juga dalam berbagai industri, seperti refrigerator (kulkas), pendingin air
ataupun pendingin udara dalam mobil. Adapun proses kerjanya adalah “Penguapan”.
Untuk mendapatkan penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature
tertentu (panas). Setelah udara tersebut panas diubah agar kehilangan panas, sehingga
terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan, maka timbullah suhu di dalam temperature
rendah (dingin).
Mesin pendingin merupakan mesin yang berfungsi untuk memindahkan panas dari
lingkungan bersuhu rendah ke lingkungan bersuhu tinggi. Mesin pendingin dapat
dibayangkan sebagai mesin kalor yang beroperasi secara terbalik.
Bagi seorang mahasiswa teknik mesin sangat perlu untuk mempelajari masalah yang
berkenaan dengan mesin pendingin khususnya mengenai prinsip kerja mesin pendingin,
macam – macam mesin pendingin, beban pendinginan, kapasitas pendinginan dan
menghitung Coefficient of Performance (COP) mesin pendingin.
Pada saat ini sangat banyak mesin pendingin yang telah diciptakan dan sangat
berkembang dengan inovasi-inovasi yang sangat beragam dan menarik. Mesin pendingin
sangat banyak jenis nya berdasarkan fungsi dan variannya misalnya Air Conditioner
( AC ), Freezer, Chiller.
Dari seperti kita ketahui secara alami, kalor mengalir dari suhu yang tinggi ke suhu
yang lebih rendah. Namun bagaimana jika kita ingin mengalirkan kalor dari tempat yang
bersuhu lebih rendah ke tempat yang bersuhu lebih tinggi seperti yang terjadi pada mesin
pendingin? Tentu saja perlu adanya kerja/usaha tambahan agar proses tersebut bisa terjadi.
Prinsip ini yang mendasari kerja mesin-mesin pendingin seperti AC dan lemari es.
Untuk membantu mahasiswa mempelajari sistem pendingin dan pengondisian udara,
maka laporan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa untuk melakukan praktikum
mesin pendingin (Air Conditioning Test Bench) pada Laboratorium Mesin Pendingin.
Dengan pelaksanaan praktikum akan dapat memahami aplikasi ilmu yang telah dipelajari
diperkuliahan.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
1.2 Rumusan Masalah
Pada laporan ini rumusan masalah yang akan dibahas adalah :
a. Berapa besar kapasitas pendingin evaporator, daya kompresor, dan Coefficient of
Performance (COP).
b. Berapa besar perubahan kalor yang terjadi di setiap potongan duct.

1.3 Batasan Masalah


Pengambilan dan perhitungan data praktikum dilakukan pada peralatan AC Bench
dimana pengaruh konduksi, konveksi dan radiasi udara diabaikan. Mesin pendingin ini
diasumsikan berjalan normal dan aliran diasumsikan steady.

1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum


1. Dari Air Flow Duct, dengan prinsip-prinsip psychrometry dan keseimbangan
energi dapat ditentukan :
2. Perubahan sifat-sifat udara sepanjang duct dalam diagram psychrometry.
3. Coefficient of Performance (COP) aktual dari seluruh instalasi mesin pendingin.
4. Energi yang hilang dari setiap potongan duct.
5. Efisiensi boiler sebagai komponen pelengkap instalasi AC Bench PA Hilton
A573.

1.5 Manfaat Praktikum


Dengan melaksanakan praktikum mesin pendingin ini, akan dapat memahami dan
mengenal proses serta siklus-siklus termodinamika yang terjadi dan dapat mengetahui
komponen yang terlibat di dalamnya sehingga praktikan dapat mengetahui pengaruh-
pengaruhnya dalam unjuk kerja mesin.

2
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Definisi Mesin Pendingin


Mesin pendingin adalah mesin konversi energi yang dipakai untuk memindahkan kalor
dari reservoir panas bertemperatur tinggi menuju reservoir panas bertemperatur lebih tinggi
dengan menambahkan kerja kalor dari luar. Secara jelasnya mesin pendingin merupakan
peralatan yang digunakan dalam proses pendinginan suatu materi (fluida) sehingga
mencapai temperatur dan kelembaban yang diinginkan, dengan jalan menyerap kalor dari
materi (fluida) yang akan dikondisikan, atau dengan kata lain menyerap panas (kalor) dari
suatu reservoir dingin dan diberikan ke reservoir panas.

2.2 Mesin Pendingin


2.2.1 Sejarah Mesin Pendingin
Perkembangan siklus refrigerant dan mesin pendingin merintis jalan bagi
pertambahan dan penggunaan mesin penyegar udara (air conditioning). Teknologi ini
dimulai oleh Cagnicered De La Tour (1832) kemudian dilanjutkan oleh Hurprey Day dan
asistennya M.Faraday (1824) lalu Josep M.C.Credy (1887) yang pertama membuat
instalasi mesin pendingin yang dinamakan mesin pencuci udara (air washer) yaitu sistem
pendingin yang menggunakan gerakan air, sedangkan Willis Houlan Carrier (1906)
membuat alat pengukur temperatur dengan kelembapan udara yang kemudian dipatenkan
pada tahun 1911.
Pada peralihan abad 19 – 20, kompresor digerakkan oleh uap dengan kecepatan
maksimal serpid.Industri refrigerasi di tahun 1990 kental diwarnai peralihan dari konsumsi
es alami ke es buatan dan persaingan antara kedua produk tersebut sekitar 15 tahun.
Air conditioning dngan kapasitas 450 ton untuk pertama kalinya dipasang di New
York Exchange dan sistem yang sama pada waktu yang hampir sama dipasang di sebuah
gedung teater di Jerman. Tahun 1905 Garder T Forness mempatenkan kompresor
temuannya dimana gas refrigerant dari 2 buah evaporator dengan tekanan berbeda bisa
ditarik dan ditekan dalam satu silinder tunggal. Menariknya, penemuan itu baru
dikembangkan 40 tahun kemudian. Memasuki tahun 1911 kecepatan kompresor
meningkat menjadi 100-300 rpm dan pada tahun 1915 untuk pertama kalinya kompresor
dua tingkat dioperasikan. Sistem ini masih belum bisa sempurna dan dipakai pada tahun
1940. Setelah perang dunia pertama biro standar Amerika membuat rumusan yang akurat

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada industri
minyak.
2.2.2 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh benda
yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau bentuknya. Satuan kalor adalah joule
atau kalori.

2.2.2.1 Kalor Jenis


Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu satu gram
zat sebesar satu derajat celcius. Kalor jenis benda menyatakan kemampuan suatu benda
untuk menyerap kalor atau melepaskan kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda,
maka semakin kecil kemampuan benda tersebut untuk menyerap atau melepaskan kalor.
Semakin kecil kalor jenis suatu benda, maka semakin besar kemampuan benda tersebut
untuk menyerap atau melepaskan kalor.

2.2.2.2 Kalor Sensible


Kalor sensible adalah kalor yang menyebabkan terjadinya kenaikan atau penurunan
temperatur, tetapi phasa (wujud) tidak berubah. Satuan kalor sensible adalah joule, kalori
atau BTU (British Thermal Unit).

2.2.2.3 Kalor Laten


Kalor laten adalah kalor yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud) benda pada
temperatur yang tetap. Satuan kalor laten adalah joule, kalori atau BTU (British Thermal
Unit).

2.2.3 Macam Mesin Pendingin


a. Mesin Pendingin dengan Siklus Kompresi Uap
Mesin ini menggunakan kompresor untuk menaikkan tekanan uap zat pendingin dari
evaporator kemudian mendorongnya ke dalam kondensor agar mudah diembunkan. Siklus
pada mesin ini hampir menggunakan kebalikan dari siklus carnot, perbandingannya adalah
siklus ini menggunakan klep yang menghasilkan penurunan tekanan secara isoenthalpy.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.1 Sistem pendinginan kompresi uap


Sumber :Stoecker (1996, p.187)

b. Mesin Pendingin dengan Siklus Pendinginan Absorbsi


Mesin pendingin ini menggunakan dua jenis refrigerant yaitu refrigerant primer
sebagai zat pendingin dan refrigerant sekunder sebagai zat pengikat kalor / yang membawa
primer sampai di generator. Untuk siklusnya bisa dilihat pada gambar 2.8.
Evaporator yang menyerap panas dari system, ditangkap oleh refrigerant primer
berbentuk uap bertekanan rendah. Selanjutnya refrigerant primer diserap ke absorber yang
di dalamnya sudah ada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas lebih, ini bertujuan
untuk mengikat refrigerant primer yang berfase uap agar dapat dialirkan oleh pompa ke
generator. Pada generator menghasilkan energi untuk menghidupkan komponen pemanas
(seperti heater) agar menghasilkan panas yang digunakan untuk melepas refrigerant
primer dengan refrigerant sekunder. Refrigerant primer dapat terlepas dari refrigerant
sekunder karena sifat dari refrigerant primer yang mudah menguap, selanjutnya
refrigerant primer melanjutkan siklusnya ke kondensor melepaskan kalornya ke
lingkungan. Selepas dari kondensor fase cair dari refrigerant melewati katup ekspansi,
disini refrigerant diturunkan tekanan dan temperaturnya hingga mencapai temperatur dan
tekanan evaporasi dengan cara dikabutkan.
Sedangkan pada refrigerant sekunder yang memiliki viskositas yang lebih dibanding
refrigerant primer setelah dari generator turun bersikulasi ke katup trotel yang kemudian
kembali ke absorber.
Pada absorber refrigerant sekunder masih memiliki temperatur yang tinggi. Di dalam
absorber terdapat proses pelepasan kalor yang berfungsi untuk menyerap uap refrigerant

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan yang mana di
absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.

Gambar 2.2 Sistem pendinginan absorbsi


Sumber : Stoecker (1996, p.309)

2.2.4 Fungsi Mesin Pendingin


Fungsi utama mesin pendingin adalah menyerap kalor dari sistem bertemperatur
rendah ke lingkungan bertemperatur tinggi guna mencapai efek pendinginan. Fungsinya
dibagi menjadi :
1. Air Conditioner (AC)
AC digunakan untuk mempertahankan kelembaban relatif di dalam suatu ruangan
sehingga diperoleh kenyamanan. Mesin ini banyak digunakan di kantor, kendaraan,
dan lain-lain.

Gambar 2.3 Air conditioner (AC)


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

2. Freezer

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Berfungsi untuk mendapatkan temperatur yang sangat rendah dan biasanya


mencapai 0oC (32oF). Digunakan pada pembuatan es, pengawetan daging, dan lain-
lain.

Gambar 2.4 Freezer


Sumber : Handoko (1981, p.28)

3. Cold Storage
Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan untuk
menyimpan alat-alat kedokteran.

Gambar 2.5 Cold storage


Sumber : Storey, John (2015, p.130)

2.2.5 Bagian Utama Mesin Pendingin Kompresi Uap


1. Kompresor

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

 Fungsi Kompresor : berfungsi menaikkan yekanan di kondensor dan berfungsi


mensirkulasikan refrigerant dalam system.
 Jenis Kompresor berdasarkan cara kerja kompresi :
a. Kompresor torak (Recriprocating)
Kompresor torak merupakan salah satu jenis kompresor yang telah
digunakan untuk aplikasi yang sangat luas. Kecepatan alir masuknya dapat
mencapai 100 hingga 10000 cfm (cubic feet per meter).

Gambar 2.6 Mekanisme kompresor torak bolak – balik


Sumber : Wiranto (2002, p.127)

b. Kompresor putar (Rotary)


Kompresor putar dapat menghasilkan tekanan yang sangat tinggi. Pada
kompresor putar getaran yang dihasilkan relatif kecil dibandingkan dengan
kompresor torak. Hal ini disebabkan sudu-sudu pada kompresor putar, yang
merupakan elemen bolak-balik, mempunyai masa yang jauh lebih kecil
daripada torak. Selain itu kompresor putar tidak memerlukan katup,
sedangkan fluktuasi alirannya sangat kecil dibandingkan dengan kompresor
torak. Pada praktikum ini menggunakan kompresor jenis ini.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.7 Mekanisme kompresor putar


Sumber : Wiranto (2002, p.127)

c. Kompresor heliks atau sekrup (Helix or screw)


Kompresor sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau
bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya
berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi
lainnya.

Gambar 2.8 Kompresor sekrup


Sumber : Parr, Andrew (2003, p.200)

d. Kompresor skrol (Scroll)


Prinsip dasar kompresi kompresor scroll adalah interaksi antara fixed
scroll (scroll yang tidak bergerak) dengan orbiting scroll (scroll yang
bergerak). Kedua scroll ini saling bersinggungan identik satu sama lain tetapi
berbeda sudut 180 derajat.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.9 Kompresor skrol


Sumber : Parr, Andrew (2003, p.144)
e. Kompresor sentrifugal (Centrifugal)
Sebuah kompresor sentrifugal juga biasa disebut dengan kompresor
dinamis. Kompresor jenis ini biasanya digunakan untuk kebutuhan tekanan
tinggi.

Gambar 2.10 Kompresor sentrifugal


Sumber : Parr, Andrew (2003, p.201)

2. Evaporator
 Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigerant dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigerant akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.
 Jenis evaporator berdasarkan konstruksinya
a. Evaporator Tabung dan Coil

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Dipakai pada mesin pendingin kecil. Terdapat pipa koil tunggal atau pipa
ganda di dalam sebuah silinder.

Gambar 2.11 Evaporator tabung dan koil


Sumber : Wiranto (2002, p.157)

b. Evaporator Tabung dan Pipa Jenis Expansi Kering


Menggunakan banyak pipa yang dipasang di dalam tabung seperti pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Evaporator tabung dan pipa jenis ekspansi kering


Sumber : Wiranto (2002, p.157)

c. Evaporator Kecil Dengan Pendingin Udara


Terdiri dari pipa koil bersirip di bagian luarnya. Ada dua macam koil
dengan pendinginan udara ekspansi langsung. Pada ekspansi langsung
refrigerant diuapkan langsung di pipa evaporator. Sedangkan pada ekspansi
tak langsung udara didinginkan dulu oleh refrigerant. Pada praktikum ini
menggunakan evaporator jenis ini.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.13 Evaporator kecil dengan pendinginan udara


Sumber :Wiranto (2002, p.160)

3. Katup Ekspansi
 Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan menjaga beda tekanan refrigeransi cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan.
 Jenis katup ekspansi, yaitu :
a. Katup Ekspansi Otomatik Termostastik Jenis Pengaman
Adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas lanjut
pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban
di evaporator. Pada praktikum ini digunakan katup ekspansi jenis ini.

Gambar 2.14 Katup ekspansi otomatik termostatik pengaman


Sumber :Wiranto (2002, p.167)

b. Katup Ekspansi Manual

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Adalah katup ekspansi dengan throttle yang diatur secara manual yaitu
menggunakan katup jarum yang berbeda dengan katup berhenti biasa.

Gambar 2.15 Katup ekspansi manual


Sumber : Wiranto (2002, p.168)
c. Katup Ekspasnsi Tekanan Konstan
Katup ini digerakkan oleh tekanan evaporator untuk mempertahankan
tekanan kontan di evaporator.

Gambar 2.16 Katup ekspansi


Sumber :Wiranto (2002, p.169)

4. Kondensor
 Fungsi Kondensor : Melepaskan kalor dari refrigerant, sehingga refrigerant
berubah fasa dari uap menjadi cair, Kalor dilepas di kondensor berasal dari kalor
yang diserap di evaporator dan kalor akibat kerja kompresi.
 Jenis Kondensor :
a. Kondensor tabung dan pipa horizontal

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Banyak digunakan pada unit pendinginan air dan penyegar udara baik
untuk ammonia maupun freon. Untuk amonia pipa pendingin biasanya terbuat
dari pipa baja. Sedangkan pada freon pipa pendingin menggunakan pipa
tembaga. Jika dikehendaki adanya ketahanan korosi sebaiknya digunakan
pipa kuningan atau cupro nikel dan pelat pipa kuningan.

Gambar 2.17 Kondensor tabung dan pipa horizontal


Sumber :Wiranto (2002, p.150)

b. Kondensor tabung dan pipa koil


Banyak digunakan pada unit freon sebagai refrigerant berkapasitas kecil
misalnya pada penyegar udara jenis paket, pendingin air dan sebagainya.
Pipa pendingin terbuat dari tembaga dengan atau tanpa sirip. Pipa itu mudah
dibuat dan harganya murah.

Gambar 2.18 Kondensor tabung dan koil


Sumber :Wiranto (2002, p.151)

c. Kondensor jenis pipa ganda


Merupakan susunan dari dua pipa koaksial yang dipakai pada pipa
refrigerasi berkapasitas rendah dan freon sebagai refrigerannya. Digunakan
pipa dalam dan pipa luar terbuat dari pipa tembaga dan bersirip.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.19 Kondensor Jenis Pipa Ganda


Sumber :Wiranto (2002, p.152)

d. Kondensor pendingin udara koil bersirip pelat


Terdiri dari koil pipa pendingin bersirip pelat dengan sirip aluminium
atau pipa tembaga dan sirip tembaga. Pada praktikum ini digunakan kondesor
jenis ini.

Gambar 2.20 Kondensor pendingin udara koil bersirip pelat


Sumber :Wiranto (2002, p.153)

2.2.6 Siklus Mesin Pendingin


1. Siklus Mesin Pendingin Ideal
Siklus termodinamika mesin pendingin yang ideal adalah siklus mesin carnot
terbalik, tetapi siklus ini sulit untuk dicapai karena siklus carnot terdapat atau terdiri
dari proses-proses reversible yang menjadikan efisiensinya lebih tinggi dari pada yang
dapat dicapai oleh siklus secara aktual. Siklus refrigerasi carnot dapat dilihat pada
gambar 2.2.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.21 Siklus refrigerasi carnot


Sumber : Stoecker (1996, p.215)

Keterangan :
1–2 : Proses kompresi adiabatis reversible
2–3 : Proses pelepasan panas pada suhu dan tekanan konstan
3–4 : Proses ekspansi secara isentropik
4–1 : Proses pemasukan panas pada suhu dan tekanan konstan
Kemudian refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot dapat dilihat pada
gambar 2.3.

Gambar 2.22 Refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot


Sumber : Stoecker (1996, p.255)

Daerah yang ada di bawah garis reversible pada diagram suhu entropi menyatakan
perpindahan kalor. Daerah-daerah yang digambarkan dalam gambar 2.3 dapat
menyatakan jumlah refrigerasi bermanfaat (useful refrigeration) dan kerja bersih (net
work). Refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4 – 1 atau
daerah di bawah garis 4 – 1. Daerah di bawah garis 2 – 3 menyatakan kalor yang
dikeluarkan dari daur, perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor
yang ditambahkan ke dalam daur adalah kalor bersih (net heat).

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Siklus carnot biasa diperbaiki atau ditingkatkan prestasi kerjanya yaitu dengan
cara memberikan tambahan kerja agar tercapai kompresi kering, hal ini dilakukan
dengan memberikan super heating yaitu pemanasan lanjut sebelum refrigerant
memasuki kompresor. Hal ini akan mengakibatkan kinerja kompresor menjadi lebih
ringan sehingga lifetime komponen kompresor menjadi lebih panjang. Skema
perbaikan daur refrigerasi carnot dapat dilihat pada gambar 2.4.

Gambar 2.23 Perbaikan daur refrigerasi carnot


Sumber : Stoecker (1996, p.115)
Selain hal di atas, secara aktual diagram T-S secara aktual pada siklus 3 - 4 tidak
ideal terjadi secara isentropis, nyatanya pada siklus 3 – 4 pada katup ekspansi setelah
adanya proses pelepasan kalor pada kondensor, katup ekspansi menurunkan lagi
temperatur refrigerant cair secara mendadak hal ini mengakibatkan adanya proses
secara konduksi maupun konveksi yang meliputi pipa katup ekspansi sehingga siklus
ideal 3 – 4 secara isentropis, secara aktualnya akan bergeser dan tidak terjadi secara
isentropis lagi.
2. Siklus Mesin Pendingin Standar
Skema daur kompresi uap standar dapat dilihat pada gambar 2.5 dan 2.6.

Gambar 2.24 Daur kompresi uap standar


Sumber : Stoecker (1996, p.115)

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Keterangan :
1–2 : Proses kompresi uap refrigerant
2–3 : Proses merubah uap refrigerant menjadi cair
3–4 : Proses penurunan tekanan
4–1 : Proses pengambilan kalor oleh uap refrigerant

Gambar 2.25 Daur kompresi uap standar


Sumber : Stoecker (1996, p.116)
Keterangan :
1–2 : Proses kompresi adiabatik reversible di kompresor
2–3 : Proses pelepasan panas pada tekanan konstan
3–4 : Proses ekspansi pada expantion valve secara isoentalphi
4–1 : Proses penyerapan panas secara isobaris dan penguapan refrigerant

Siklus dimulai dari titik 4 – 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada di evaporator. Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bias mencapai tekanan dan
temperature kondensasi, selanjutnya dialikan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara
mendinginkan refrigerant hingga berubah wujud menjadi cair, kalor yang dilepas oleh
refrigerant dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud
uap jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.

Tabel 2.1

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Proses terjadinya siklus refrigerasi


Efek
Proses Alat P T s h Perubahan Fase
Q W
1-2 (Kompresi Uap Jenuh →
Kompresor ↑ ↑ c ↑ - h2-h1
Isentropik) Uap Panas Lanjut
2-3 (Pembuangan Uap Panas Lanjut
Kondensor c ↓ ↓ ↓ h2-h3 -
Kalor Isobarik) → Cair Jenuh
3-4 (Ekspansi Katup Cair Jenuh →
↓ ↓ ↑ c - -
Isoentalpi) Ekspansi Campuran
4-1 (Penyerapan Campuran →
Evaporator c c ↑ ↑ h1-h4 -
Kalor) Uap Jenuh
Sumber: Modul Praktikum Laboratorium Mesin Pendingin Semester Ganjil 2020/2021

Pada komponen-komponen mesin pendingin terjadi perubahan-perubahan, yaitu :


a. Pada kompresor (1 – 2)
 Entalphy, tekanan, dan termperatur naik
 Entrophy konstan
 Perubahan fase dari uap kering ke uap panas lanjut butuh kerja dari luar
b. Pada kondensor (2 – 3)
 Entalphy dan temperatur turun
 Tekanan konstan
 Perubahan fase dari uap panas lanjut ke fase cair
 Terjadi pelepasan kalor
c. Pada expantion valve (3 – 4)
 Entalphy konstan
 Tekanan dan temperatur turun
 Entrophy naik
 Perubahan fase dari cair ke uap jenuh
d. Pada evaporator (4 – 1)
 Tekanan dan temperatur konstan
 Entalphy dan entrophy naik
 Perubahan fase dari uap jenuh menjadi uap kering
3. Siklus Mesin Pendingin Aktual

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996, p.117)

Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.7, terjadi modifikasi pada
siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
 Sub-cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
kondensor
agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat karena kerja
kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan penambahan coil ganda
pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga didapat efek sub-cooling.
 Super heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubah-
ubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.

2.2.7 AC Central
AC central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting.
Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.27 Skema instalasi AC central


Sumber : Modul Praktikum Laboratorium Mesin Pendingin Semester Ganjil 2020/2021

Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central dengan
sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi.
Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa
refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke
komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser
yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigerant. Secara umum bentuk
konstruksinya berupa shell & tube dimana air memasuki shell/tabung dan uap refrigerant
superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses
pertukaran kalor. Uap refrigerant superheat berubah fase menjadi cair yang memiliki
tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki
temperatur yang lebih tinggi karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan
kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada
cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling water/cooling
tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap
spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung sementara itu
udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena
pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk menguapkan 1 kg air
diperlukan kira-kira 600 kcal dengan mengeluarkan kalor laten dengan mengungkapkan

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

sebagian dari air maka sebagian besar air pendingin dapat didinginkan, misalnya 1% dari
air dapat diuapkan, air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak 6˚C dengan menara
pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya
sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan
temperature ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor
yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga dipasang katup yang dihubungkan
ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air
ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”
dimana
range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih
antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada
cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada 2 penyebab terjadinya
perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan
udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih
hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada skala besar seperti chiller. Salah
satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara
chiller dan cooling tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang relatif panjang.
Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya
Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator.
Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air
untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya
didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju
sistem penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.28 Chiller


Sumber : Stanford (2012, p.90)

2. AHU (Air Handling Unit)


Prinsip kerja secara sederhana pada unit penanganan udara ini adalah
menyedot udara dari ruangan (return air) yang kemudian dicampur dengan udara
segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi yang bisa diubah-ubah sesuai
keinginan. Campuran udara tersebut masuk menuju AHU melewati filter, fan
sentrifugal dan koil pendingin. Setelah itu udara yang telah mengalami penurunan
temperatur didistribusikan secara merata ke setiap ruangan melewati saluran udara
(ducting) yang telah dirancang terlebih dahulu sehingga lokasi yang jauh
sekalipun bisa terjangkau.

Gambar 2.29 Air handling unit


Sumber : Stoecker (1996, p.76)

AHU memiliki beberapa komponen yang ada di dalamnya antara lain :


a. Filter

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Penyaring udara dari kotoran, debu, atau partikel-patikel lainnya


sehingga diharapkan udara yang dihasilkan lebih bersih.
b. Centrifugal Fan
Berfungsi untuk mendistribusikan udara melewati ducting menuju
ruangan-ruangan.
c. Koil Pendingin
Berfungsi untuk menurunkan temperatur udara. Beberapa kelemahan dari
sistem ini adalah jika satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC
central tidak bekerja, maka semua ruangan tidak akan merasakan udara sejuk.
Selain itu jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka
pengaturannya harus pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU.
3. Cooling Tower
Fungsi utamanya untuk mendinginkan air panas dari kondensor dengan cara
dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/kipas.
Konstruksi cooling water terdiri dari sistem pemipaan dengan banyak nozzle,
fan/blower, bak penampung dan casing.

Gambar 2.30 Cooling Tower


Sumber : Stoecker(2004, p.45)

4. Pompa Sirkulasi
Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat lain
dalam sistem pemipaan.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Gambar 2.31 Pompa sirkulasi


Sumber : Stanford (2012, p.170)

5. Ducting/saluran
Media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya,
fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan.

Gambar 2.32 Ducting


Sumber : Standford (2012, p.86)
 Kelebihan dan kekurangan sistem AC central
Kelebihan :
- Kebisingan dan getaran mesin pendingin hampir tidak mempengaruhi
ruangan
- Perbaikan dan pemeliharaan lebih mudah
- Seluruh beban pendingin semua ruangan dalam bangunan dapat dilayani oleh
suatu sistem (unit) saja
- Kelembapan udara dapat diatur
 Kekurangan :
- Harga pembuatan awal sangat mahal
- Biaya operasional mahal
- Unit central tidak dapat dipakai untuk rumah sakit, karena dapat
menyebarkan kuman/bakteri pasien dari suatu ruangan ke ruangan lain

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central tidak
dapat beroperasi
- Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus
pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU

2.2.8 Beban Pendinginan


Beban pendinginan adalah kalor yang diambil tiap detik dari produk yang diinginkan
(kJ/detik). Manfaatnya untuk meramalkan kalor yang mampu diserap tiap detik oleh
instalasi mesin pendingin. Beban pendinginan terdiri atas panas yang berasal dari ruangan
dan tambahan panas. Tambahan panas adalah jumlah panas setiap saat yang masuk
kedalam ruangan secara radiasi maupun dinding karena perbedaan temperatur.
Dasar perhitungan beban pendinginan dilakukan dengan dua cara :
 Perhitungan besar kalor puncak untuk menetapkan besarnya instalasi
 Perhitungan beban kalor sesaat untuk mengetahui biaya operasi untuk mengetahui
karakteristik dinamik instalasi yang bersangkutan
Yang mempengaruhi beban pendinginan antara lain :
1. Internal
a. Produk (orang)
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari produk (orang) yang berada didalam ruang pendingin itu.
b. Peralatan
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya sejumlah kalor yang dilepas
dari peralatan – peralatan yang berada diruang pendingin tersebut.
2. Eksternal
a. Ventilasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara luar
ruangan tetapi terkendali untuk memenuhi kebutuhan akan udara yang
dibutuhkan oleh tiap produk (orang).
b. Infiltrasi
Beban pendinginan yang diakibatkan adanya pertukaran udara
pendinginan dengan udara luar tanpa kendali.
c. Radiasi

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar
ruangan berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan
tembus cahaya).
d. Perpindahan Panas
Beban pendinginan yang berasal karena perpindahan panas dari
lingkungan yang tidak diinginkan.

2.2.9 Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah diubah
bentuknya daric air menjadi gas atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas kalor yang
digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.

2.2.9.1 Macam-macam Refrigerant


Berdasarkan penggunaan refrigerant dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Refrigerant Primer
Refrigerant yang digunakan pada sistem kompresi uap (R-22, R-134).
b. Refrigerant Sekunder
Cairan-cairan yang digunakan untuk membawa energi kalor bersuhu rendah dari
suatu lokasi ke lokasi lain.
Berdasarkan komponen penyusun, adalah sebagai berikut :
a. Senyawa Holocarbon
Mempunyai satu atau lebih atom dari salah satu halogen (klorin, flourin, bromin).

b. Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh:
amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
c. Hydrocarbon
Banyak senyawa hydrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).

Tabel 2.2
Refrigerant hidrocarbon
Nomor Refrigerant Nama Kimia Rumus Kimia
50 Metana CH4

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

170 Etana C2H6


290 Propana C3H8
Sumber : Stoecker (1992, p.280)

d. Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat
dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan
mengembun sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan
unsur pembentuknya. Misalnya refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8%
R-22 dengan 51,2% R-115.

2.2.9.2 Syarat-syarat Refrigerant


1. Tekanan penguapan harus tinggi. Sebaiknya refrigerant memiliki temperatur
penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan
terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya
perbandingan kompresi.
2. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan
pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah
sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. Mesin dapat bekerja lebih
aman.
3. Kalor laten penguapan harus tinggi. Karena menguntungkan untuk kapasitas
refrigerasi yang sama jumlah refrigerant bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4. Volume spesifik. Memungkinkan penguapan kompresor dengan volume langkah torak
yang lebih kecil.
5. Koefisien prestasi harus tinggi.
6. Konduktivitas thermal yang tinggi.
7. Viskositas yang rendah dalam fase cair maupun gas
8. Refrigerant harus stabil dan tidak bereaksi pada material

2.2.10 Kelebihan dan Kekurangan Refrigerant Hydrocarbon dan Holocarbon


a. Refrigerant Holocarbon
Kelebihan:
1. Kemudahan mengalir yang tinggi keadaan cair
2. Tidak menyebabkan ledakan
3. Tidak membawa aliran listrik

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant
Kekurangan:
1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan:
1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial
2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 – 25%
Kekurangan:
1. Sifatnya mudah terbakar

2.2.11 Istilah – Istilah Mesin Pendingin


Kemampuan suatu refrigerant (zat pendingin) untuk menyerap panas/kalor agar
berubah fase/wujudnya berubah dari cair menjadi uap.
1. Enthalpy
Jumlah kalor yang dikandung oleh setiap kilogram zat pada tekanan dan
temperatur tertentu ditambah dengan kerja yang bekerja pada zat tersebut yang
merupakan perkalian antara tekanan yang bekerja pada zat tersebut dengan
volume spesifiknya.

2. Coeficient of Performance (COP)


Perbandingan antara panas yang diserap oleh refrigerant (zat pendingin)
dengan kerja kompresor.
3. Kapasitas Pendinginan
Jumlah kalor yang diserap oleh refrigerant dari benda atau fluida yang
hendak didinginkan.
4. Tor refrigerant
Laju aliran kapasitas refrigerant digunakan untuk menyerap panas yang ada
di dalam sistem tiap satuan waktu. Jadi tor refrigerant merupakan satuan daya
dalam british (BTU/jam).

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

2.2.12 Rumus – Rumus yang Digunakan


1. Antara penampang C-D pada Air Flow Duct

Gambar 2.33 Penampang C-D


Sumber : Modul Praktikum Laboratorium Mesin Pendingin Semester Ganjil 2020/2021

a. Keseimbangan energi
mchc – mdhd = - PH2 + HLC-D.........................................................................(2-1)
b. Kekekalan massa aliran fluida :
mc = md – m0 ; m0 = massa alir.....................................................................(2-2)
udara melewati oriface pada ujung duct
¿
z
m0 =0 .0504
√ vd
( kg /det ik )
............................................................................. (2-3)
c. Kalor sensible
PH2 = mD .CP . ΔT (kJ).............................................................................. (2-4)
Dengan:
Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD = volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari diagram
psycometry (m3/kg)
hC = enthalpy udara di penampang C (kJ/kg)
hD = enthalpy udara di penampang D (kJ/kg)
PH2 = Daya reheater (kW)
HLC-D = kerugian energi pada daerah C-D (kJ/s)

Cp = panas jenis udara antara C-D ( kJ /kg. °C )

d. Didapat :
 Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

PH 2
C p= ¿ ( kJ /kg . °C )
m D ΔT ........................................................................2-5)
 Kalor hilang antara C-D ; HL C-D dalam satuan kJ/s

2. Kondisi penampang B – C

Gambar 2.34 Penampang B – C


Sumber : Modul Praktikum Laboratorium Mesin Pendingin Semester Ganjil 2020/2021

a. Kesetimbangan energi:
¿ ¿ ¿
mB hB −mC hC =Qref +mCon hCon +H LB−C
........................................ (2-6)

b. Kekekalan massa
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
m B -
m C =
m Con → m B =
m C+
m Con .......................... (2-7)
c. Didapat
 Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.
Qref
COPtot =
W comp (kW)......................................................................(2-8)

 Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
¿
o o o

HL B-C = ( mB .hB ) – ( m C .hC) + ( ms .hS ) –


Qref −mCon hCon
...

(2-9)

Dimana :

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasieralatan


atau voltmeter (kW)
h1 = enthalpy refrigerant sesudah keluar evaporator (kJ/kg)
h2 = enthalpy refrigerant sebelum keluar evaporator (kJ/kg)
hcon = enthalpy air kondensasi (kJ/kg)
mcon = laju alir massa air kondensasi (kg/s)
mref = laju alir massa refrigerant (kg/s)
h1B-C = kerugian energi pada daerah B-C (kJ/s)
hB& hC = enthalpy udara di B dan C dari diagram psychometry (kJ/kg)

3. Kondisi Pada penampang A-B

Gambar 2.35 Penampang A – B


Sumber : Modul Praktikum Laboratorium Mesin Pendingin Semester Ganjil 2020/2021

a. Keseimbangan energi
¿ ¿ ¿
m A . hA -
m B . hB = - Pm -
m s . hs – Pp + HL A-B....................... (2-10)
b. Kekekalan massa
¿ ¿ ¿
m B = m A + m S....................................................................... (2-11)
c. Didapat :
 Kerugian energi (HL A-B)
o o o

HL A-B = ( m A .h ) – ( m B .h ) + ( ms .h ) – P + P ............ (2-12)


A B S M P

 Dengan mengabaikan losses yang dapat dihitung efisiensi Boiler :


QK
ηK=
P K ......................................................................................... (2-13)

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

¿
ms h s
ηk = x 100 %
Pk (%)............................................................ (2-14)
Dimana:
PM = daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan
posisi regavolt [%] dan spesifikasi penggeraknya (kW)
ms = laju alir massa uap yang disuplai bolier (kg/s)
Hs = enthalpy uap (kJ/kg)
Pp = daya pemanas preheater (kW)
Pk = daya pemanas bolier (kW)
mA = laju alir massa udara luar yang dihisap blower (kg/s)
H 1A-B = kerugian energi pada daerah A-B (kJ/s)

 Untuk COPaktual dapat dicari dengan persamaan :


Q1
COPact =
W comp .................................................................................(2-15)

Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB – (mChC + mconhcon)
Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasi peralatan atau
voltmeter dan ampere meter (kW)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
(h1 −h 4 )
COPideal =
(h 2−h 1 ) ...............................................................................(2-16)

Dimana Harga h1,h2 dan h4 bisa dilihat pada diagram (P-h)

2.3 Dasar Pengkondisian Udara


2.3.1 Psikometri
Psikometri merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air.
Psikometrik mempunyai arti penting dalam pengkondisian udara atau penyegaran udara
karena atmosfer merupakan campuran antara udara dan uap air. Psikometri digunakan

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara dan mengidentifikasi proses fisik yang
terjadi di lingkungan.

Gambar 2.36 Psikometri


Sumber : Carier Corporation (1975)
2.3.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb) dan Temperatur Bola Kering (Dry Bulb)
a. Temperatur bola basah
Merupakan suhu yang diukur dengan menggunakan termometer yang bulb-nya
(bagian bawah termometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri
udara yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah
tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam
termometer.
b. Temperatur bola kering
Yaitu suhu yang ditunjukan dengan termometer yang bulb-nya dalam keadaan
kering. Termometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika
kita ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb termometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair
(misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga
tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversikan
dengan satuan suhu (Celcius, Fahrenheit, dll).

2.3.3 Dew Point


Temperatur dew point adalah temperatur dimana embun mulai terbentuk. Artinya
udara mulai berubah menjadi embun setelah mengalami proses pendinginan pada tekanan
konstan.

2.3.4 Absolute Humidity dan Relative Humidity


Apabila atmosfer tanpa kandungan uap air, maka campuran gas dikenakan dengan
udara kering (dry air). Apabila uap air ada dalam gas tersebut dikenal dengan udara basah
(wet air). Jumlah uap air ruang kurang dari tekanan jenuh temperatur tertentu mengandung
uap air maka penguapan akan berlangsung terus sampai tekanannya menjadi tekanan jenuh
untuk temperatur tersebut. Relative humidity digunakan untuk menyatakan perbandingan
antara tekanan parsial uap air suatu campuran terhadap tekanan jenuhnya pada temperatur
yang sama.

2.4 HVAC
2.4.1 Pengertian HVAC

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

HVAC adalah sebuah singkatan yang kepanjangannya dalam Bahasa Inggris adalah


"heating, ventilation, dan air-conditioning" (Bahasa Indonesia: pemanasan, ventilasi, dan
ac) Kadangkala disebut sebagai pengontrol iklim.
Ketiga fungsi ini saling berhubungan, karena mereka
menentukan suhu dan kelembaban udara dalam sebuah gedung dan juga menyediakan
kontrol asap, menjaga tekanan antar ruang, dan menyediakan udara segar bagi penempat.
Dalam rancangan gedung modern, rancangan, instalasi dan sistem kontrol dari fungsi ini
dijadikan menjadi sistem tunggal "HVAC".
HVAC termasuk vital penggunaannya di beberapa industri, terutama di gedung-
gedung, perkantoran yang dipenuhi peralatan komputer yang perlu dijaga kelembaban
udaranya, serta industri-industri besar yang memerlukan sistem ventilasi yang baik.

2.4.2 Heating
Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang sepanjang
musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh beberapa bagian penting antara
lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic.
Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air
bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang
selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas
yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk
memanaskan ruangan.

2.4.3 Ventilation
Ventilation adalah proses untuk menyirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan
udara luar, yang bertujuan untuk membuang debu, kelembaban, bau yang tidak sedap,
karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan.
Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural ventilation.  Forced
ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk
mensirkulasikan udara di dalam ruangan. Sistem ini banyak digunakan di perindustrian
besar, gedung-gedung, dan contoh yang paling dekat dengan kita adalah di dapur dan di
kamar mandi. Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap asap dari kompor dan
dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir bau yang tidak
sedap dari dalam kamar mandi. Sedangkan untuk natural ventilation tidak diperlukan

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

bantuan kipas untuk mensirkulasikan udara. Biasanya hanya berupa jendela yang dibiarkan
terbuka di suatu ruangan.

2.4.4 Air Conditioning


Air Conditioning (AC) menggunakan prinsip siklus mesin pendingin, yang terdiri dari
beberapa bagian penting yaitu refrigerant, kompresor, heat exchanger, dan katup ekspansi.
Namun pada gedung-gedung sekarang banyak terinstalnya liquid chiller, sejenis AC
dengan kapasitas yang lebih besar
Jadi prosesnya menjadi seperti berikut. Udara yang tersirkulasi diserap panasnya
melalui heat exchanger oleh liquid chiller di satu komponen bernama Air Handling Unit
(AHU). Sedangkan panas dari liquid chiller diserap oleh refrigerant melalui heat
exchanger yang lainnya. Jadi ada semacam proses pendinginan bertingkat di dalamnya.
Ada satu alasan yang kuat mengapa AC yang digunakan di gedung-gedung besar
menggunakan liquid chiller. Karena udara yang bersirkulasi di dalam gedung bervolume
besar, maka akan lebih jauh efisien jika menggunakan media liquid chiller sehingga energi
yang dibutuhkan untuk operasional AC lebih rendah jika dibandingkan tanpa
menggunakan liquid chiller.
Ada 2 contoh katagori dasar untuk sistem tata udara yang menggunakan prinsip mesin
pendingin HVAC :
1. Sistem udara segar (sekali lewat) / full fresh-air (once-through)

Gambar 2.37 Sistem udara segar


Sumber : Priyambodo (2014)

Menggunakan AHU, sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

memenuhi persyaratan kondisi suatu ruang, kemudian diekstrak dan dibuang ke


atmosfer. Sistem ini biasanya digunakan pada fasilitas yang menangani produk /
pelarut beracun untuk mencegah udara tercemar disirkulasikan kembali.

2. Sistem Resirkulasi

Gambar 2.38 Sistem resirkulasi


Sumber : Priyambodo (2014)

Resirkulasi harus tidak menyebabkan risiko kontaminasi atau kontaminasi silang


(termasuk uap dan bahan yang mudah menguap). Kemungkinan penggunaan udara
resirkulasi ini dapat dipasang, bergantung pada jenis kontaminan udara pada sistem
udara balik. Rangkaian HVAC ini dapat dipasang apabila filter dipasang pada aliran
udara pasokan (atau aliran udara balik) untuk menghilangkan kontaminan sehingga
mencegah kontaminasi silang.
Sistem pendinginan pada pesawat:
 Definisi Pengkondisian udara menurut para ahli
Menurut W.F. Stoecker dan JW Jones; pengondisian udara adalah proses
perlakuan terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban, kebersihan dan
pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi nyaman yang
dibutuhkan oleh penghuni yang berada didalamnya.
Menurut Arismunandar dan Hezo Saito; penyegaran udara adalah proses
mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan
tertentu. Selain itu untuk mengatur aliran udara dan kebersihannya.

 Prinsip Kerja
Prinsip kerja sistem refrigerasi gas pada pesawat udara – yang menggunakan
siklus terbuka - dapat dijelaskan sebagai berikut :
Udara luar dikompres oleh kompresor sehingga tekanan dan temperaturnya
naik. Udara dengan tekanan dan temperatur tinggi ini kemudian didinginkan oleh
udara sekeliling sehingga tekanan dan temperaturnya turun sebelum kemudian
diekspansikan oleh turbin. Udara yang diekspansikan di dalam turbin akan
mengalami penurunan temperatur sehingga menjadi dingin. Udara dingin inilah
yang didistribusikan ke kabin-kabin.
Dengan semakin bertambahnya ketinggian jelajah (Altitude) pesawat maka
tekanan dan suhu disekitar pesawat akan semakin rendah, sehingga diperlukan
sistem refrigerasi yg memenuhi syarat untuk kondisi pada ketinggian sea level
dan tinggi jelajah maksimum
Semakin majunya teknologi masa kini penggunaan refrigeran cair pada
pesawat dirasa kurang efisien dan tidak ekonomis, untuk itu digunakanlah udara
luar sebagai medium penukar kalor agar distribusi udara dapat dipertahankan
sesuai dengan kondisi yang diinginkan maka dilakukan analisa perpindahan kalor
pada kabin pesawat & lingkungan sekitarnya sehingga diperoleh beban kalor
pemanasan dan pendinginan.
Secara teknis, pengondisian udara pada pesawat terbang dilakukan dengan
menggunakan Air Cycle Machine (ACM).
Sistem pengondisian udara pada pesawat terbang merupakan sistem yang
berfungsi untuk menjaga udara pada pesawat agar tetap berada pada tekanan,
temperatur, dan tingkat kandungan oksigen yang tepat untuk kenyamanan
penumpang.
Untuk fungsi pengondisian udara tersebut, ACM pada pesawat terbang
menggunakan ram air (udara Ram) sebagai fluida pendinginnya analog terhadap
freon pada sistem pengondisian udara di mobil. ram air merupakan udara dari luar
pesawat yang masuk melalui Ram Air Inlet dan keluar melalui ram air outlet
flaps.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

Temperatur ram air bergantung pada ketinggian terbang pesawat. Pesawat terbang
komersial umumnya terbang pada ketinggian 26.000 hingga 30.000 kaki dengan
temperatur ram air sebesar -36°C hingga -44°C.

Gambar 2.39 HVAC pada pesawat terbang


Sumber: Priyambodo (2014)

Ram air merupakan udara dari luar pesawat yang masuk melalui ram air Inlet
dan keluar melalui ram air outlet flaps. Temperatur ram air bergantung pada
ketinggian terbang pesawat. Pesawat terbang komersial umumnya terbang pada
ketinggian 26.000 hingga 30.000 kaki dengan temperatur ram air sebesar -36°C
hingga -44°C.
Sebagian dari udara kabin diresirkulasikan oleh re-circulation fans untuk
membatasi kebutuhan bleed air dari mesin pesawat. Jika tekanan dalam kabin
terlalu tinggi, terdapat outflow valve yang akan terbuka untuk mengeluarkan
sebagian udara dari dalam kabin sehingga temperaturnya turun.

Gambar 2.40 Skema pengondisian udara di pesawat


Sumber: Priyambodo (2014)

 Fungsi pengkondisian udara pada pesawat terbang:

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori

a. Pendingin Pesawat
Sistem pendingin pesawat tipe Boeing 737-800NG yang bekerja di darat
masih mengandalkan pemanfaatan heat exchanger (utama dan sekunder), air
cycle machine (ACM), sensor-sensor dan aliran udara yang mengalir di
sistem ram air. Sistem yang bekerja tersebut akan semakin kompleks pada
saat pesawat sudah terbang di angkasa. Sistem lain pun, terutama sistem
pneumatik, juga mempunyai kontribusi pada saat terjadi permasalahan sistem
air conditioning di udara.
b. Pengaturan Tekanan Kabin Pesawat (Pressurization)
Di atmoster, semakin tinggi terbang jelajah pesawat, maka tekanan udara
luar juga akan semakin mengecil. Untuk menjaga kenyamanan penumpang,
maka kondisi kabin pesawat dikondisikan seolah-olah mendapatkan tekanan
udara seperti di darat. Kondisi tersebut menyebabkan beban tekanan akan
mengarah dari dalam kabin ke luar pesawat dan nilai yang dialami oleh
struktur pesawat udara akan semakin besar dengan bertambahnya tinggi
terbang pesawat.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praktikum

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Perlatan praktikum


a. Alat yang digunakan :
1. Manometer.
Manometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda tekanan di dua
titik yang berlawanan.

Gambar 3.1 Manomerer


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

2. Termometer.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu (temperature).

Gambar 3.2 Termometer


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

3. Regavolt.
Digunakan untuk mengatur kecepatan aliiran udara bebas dalam terowongan
angin.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Gambar 3.3 Regavolt


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

4. Load Control Panel.


Berfungsi secara otomatis dalam menghentikan tekanan ketika sensor-
sensor menemukan masalah dalam proses reload.

Gambar 3.4 Load Control Panel


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

5. Gelas pengukur air kondensat.


Gelas ukur air kondensat merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengatur volume air kondensat yang jauh.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Gambar 3.5 Gelas pengukur air kondensat


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

6. Pengukur waktu setiap periode.


Berfungsi untuk mengukur waktu.

Gambar 3.6 Pengukur waktu


Sumber : Laboratorium Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawaijaya 2020

b. Fluida yang dilayani :


1. Laju alir massa udara pada Air Flow Duct.
2. Laju massa air kondensasi yang terbentuk.
3. Uap air dari Boiler untuk proses Humidifikasi.
4. Refrigerant R-22 yang bersirkulasi

c. Produk
1. Udara dengan temperatur, kelembaman, dan kapasitas tertentu.

3.2 Spesifikasi Peralatan

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

a. Tipe : A-573/91159 Vapour Compression Regrigeration Units


b. Produk : Udara lewat air flow ducts dengan parameter yang bervariasi
c. Refrigerant : Freon R-22
d. Kompresor : Panasonic 2JS350D3BB02; 1760 watt, 220 watt, 50 Hz

Gambar 3.7 Instalasi mesin pendingin dan pengondisian udara


Sumber : Manual Book Mesin AC BEANCH PA HILTON A572

3.3 Prosedur Pelaksanaan Percobaan Air Conditioning


a. Persiapan Percobaan
Instalasi telash disiapkan untuk melaksanakan percobaan dan pengambilan data.

b. Menjalakan Instalasi

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

1. Saklar diputar pada posisi ON dengan regavolt “0”Regavolt diatur supaya ada
aliran udara melalui evaporator dengan tujuan membebani evaporator dengan
mengatur posisi regavolt sesuai varian data untuk masing-masing kelompok.
2. Kompresor dijalankan sehingga terjadi siklus refrigerant. Instalasi dibiarkan
beropersi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator dan ditampung pada
gelas ukur yang sudah dipasang termometer.
3. Pembebanan air flow duct dilakukan dengan menggunakan semua saklar dari
komponen pelengkap (boiler, preheater, reheater, regavolt) posisinya disesuaikan
dengan kombinasi dan variasi duct yang telah ditentukan untuk setiap kelompok
praktikan.

c. Menghentikan Operasi
a) Semua saklar dari semua komponen pelengkap dimatikan.
b) Compressor dimatikan.
c) Regavolt diturunkan posisinya secara perlahan sampai posisi “0”.
d) Matikan saklar induk dengan memutar saklar menjadi OFF.
e) Cabut staker dan Ipower supply.

3.4 Pengambilan Data


a. Data yang diambil adalah temperatur (bola basah dan bola kering) pada setiap
termometer; temperatur refrigerant masuk dan keluar evaporator serta kondensor;
tekanan refrigerant keluar evaporator dan kendensor; tekanan pada Inclined
manometer; temperature kondensasi; debit air masuk boiler dan debit air kondensasi;
yang terpasang pada AC Bench.
b. Pengambilan data baru boleh dimulai setelah ada air kondensat yang terbentuk pada
evaporator (terlihat pada jatuhnya tetes air pada gelas ukur penampung air kondensat).
c. Setiap kombinasi parameter diambil data sebanyak 3x.
d. Data-data dianggap valid jika pencatatan dilakukan setelah kondisi betul-betul dalam
keadaan steady.

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Arismunandar, Wiranto. 2002. Penyegaran Udara. Jakarta: Pradnya Paramita.


Ameen, Ahmadul. 2006. Refrigeration & Air Conditioning. Malaysia: Universitas Sains
Malaysia
Arismundar, Wiranto. 2002. Turbin Gas dan Motor Propulsi. Jakarta: Erlangga.
Asisten Laboratorium Mesin Pendingin. 2020. Buku Petunjuk Praktikum Mesin Pendingin
Semester Ganjil 2020/2021. Malang: Universitas Brawijaya.
Cengel, Yunus. 2006. Thermodynamics: An Engineering Aproach. New York:
McGrawHill
Detlev, G.Kroger. 2004. Air-cooled Heat Exchangers and Cooling Towers. USA: Penwell
John, Storey. 2015. Handbook of Air Conditioning and Refrigeration. Amerika: Mc
Grawhill
Parr, Andrew. 1991. Hydraulic and Pneumatics: A technician’s and engineer’s guide.
Inggris: Redwood
Priyambodo. 2013. Sistem Tata Udara pada Pabrik Makanan. Jakarta.
Stoecker, Wilbert. 1996. Refrigeration and Air Conditioning. New York: McGraw-Hill
Stanford, Herbert W. 2003. HVAC Water Chillers and Cooling Towers: Fundamentals,
Application, and Operation. Amerika: Marcel Dekker

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

LAMPIRAN

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Pelaksanaan Praaktikum

Laporan Praktikum Mesin


Pendingin
Kelompok 07

Anda mungkin juga menyukai