UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
MALANG
LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun Oleh :
KELOMPOK 07
NOVEMBER 2020
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN AC BENCH
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Disusun oleh:
M. ZUMAR TASNIM A. 175060200111018
Dosen Pembimbing
XXXXXXXXXXXXXXXX
NIP XXXXXXXXXXXX
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN AC BENCH
LABORATORIUM MESIN PENDINGIN
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN MESIN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Disusun oleh:
M. ZUMAR TASNIM A. 175060200111018
Asisten Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin
Pendingin pada Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin ini. Laporan
Praktikum Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin ini berisi mengenai Pengujian Air
Contioning Bench. Dalam proses penyusunan ini kami sadar banyak pihak yang turut
membantu kami dan tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Ir. Ari Wahjudi, MT., selaku kepala Laboratorium Mesin Konversi Energi
Mesin Pendingin Teknik Mesin Universitas Brawijaya.
2. Bapak xxx selaku dosen pembimbing.
3. Asisten Laboratorium Mesin Konversi Energi Mesin Pendingin Teknik Mesin
Universitas Brawijaya.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini dan tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.
Kami sadar bahwa dalam penyusunan Laporan Praktikum Mesin Konversi Energi
Mesin Pendingin ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun kami butuhkan untuk menyempurnakan laporan ini. Kami berharap,
laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak terutama bagi Teknik Mesin Universitas
Brawijaya pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISIi
DAFTAR TABELv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.5 Manfaat Praktikum
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
2
Semester Ganjil LABORATORIUM MESIN
2020 / 2021 PENDINGIN Dasar Teori
BAB II
DASAR TEORI
untuk panas laten es sehingga sistem perancangan jet mulai digunakan pada industri
minyak.
2.2.2 Kalor
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang dapat diterima atau dilepaskan oleh benda
yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau bentuknya. Satuan kalor adalah joule
atau kalori.
primer yang keluar dari evaporator karena adanya perbedaan tekanan yang mana di
absorber lebih rendah dari tekanan evaporator.
2. Freezer
3. Cold Storage
Berfungsi untuk menstabilkan temperatur nisbi sehingga sering digunakan untuk
menyimpan alat-alat kedokteran.
2. Evaporator
Fungsi Evaporator : Tempat perpindahan kalor antara refrigerant dan ruang atau
bahan yang akan didinginkan dan refrigerant akan mengalami perubahan fasa dari
cair menjadi uap.
Jenis evaporator berdasarkan konstruksinya
a. Evaporator Tabung dan Coil
Dipakai pada mesin pendingin kecil. Terdapat pipa koil tunggal atau pipa
ganda di dalam sebuah silinder.
3. Katup Ekspansi
Fungsi Katup Ekspansi : Menurunkan dan menjaga beda tekanan refrigeransi cair
antara sisi tekanan tinggi dan sisi tekanan rendah dengan cara dikabutkan,
sehingga terjaga tekanan yang diinginkan.
Jenis katup ekspansi, yaitu :
a. Katup Ekspansi Otomatik Termostastik Jenis Pengaman
Adalah satu katup ekspansi yang mempertahankan besarnya panas lanjut
pada uap refrigeran di akhir evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban
di evaporator. Pada praktikum ini digunakan katup ekspansi jenis ini.
Adalah katup ekspansi dengan throttle yang diatur secara manual yaitu
menggunakan katup jarum yang berbeda dengan katup berhenti biasa.
4. Kondensor
Fungsi Kondensor : Melepaskan kalor dari refrigerant, sehingga refrigerant
berubah fasa dari uap menjadi cair, Kalor dilepas di kondensor berasal dari kalor
yang diserap di evaporator dan kalor akibat kerja kompresi.
Jenis Kondensor :
a. Kondensor tabung dan pipa horizontal
Banyak digunakan pada unit pendinginan air dan penyegar udara baik
untuk ammonia maupun freon. Untuk amonia pipa pendingin biasanya terbuat
dari pipa baja. Sedangkan pada freon pipa pendingin menggunakan pipa
tembaga. Jika dikehendaki adanya ketahanan korosi sebaiknya digunakan
pipa kuningan atau cupro nikel dan pelat pipa kuningan.
Keterangan :
1–2 : Proses kompresi adiabatis reversible
2–3 : Proses pelepasan panas pada suhu dan tekanan konstan
3–4 : Proses ekspansi secara isentropik
4–1 : Proses pemasukan panas pada suhu dan tekanan konstan
Kemudian refrigerasi bermanfaat dan kerja bersih siklus carnot dapat dilihat pada
gambar 2.3.
Daerah yang ada di bawah garis reversible pada diagram suhu entropi menyatakan
perpindahan kalor. Daerah-daerah yang digambarkan dalam gambar 2.3 dapat
menyatakan jumlah refrigerasi bermanfaat (useful refrigeration) dan kerja bersih (net
work). Refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4 – 1 atau
daerah di bawah garis 4 – 1. Daerah di bawah garis 2 – 3 menyatakan kalor yang
dikeluarkan dari daur, perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor
yang ditambahkan ke dalam daur adalah kalor bersih (net heat).
Siklus carnot biasa diperbaiki atau ditingkatkan prestasi kerjanya yaitu dengan
cara memberikan tambahan kerja agar tercapai kompresi kering, hal ini dilakukan
dengan memberikan super heating yaitu pemanasan lanjut sebelum refrigerant
memasuki kompresor. Hal ini akan mengakibatkan kinerja kompresor menjadi lebih
ringan sehingga lifetime komponen kompresor menjadi lebih panjang. Skema
perbaikan daur refrigerasi carnot dapat dilihat pada gambar 2.4.
Keterangan :
1–2 : Proses kompresi uap refrigerant
2–3 : Proses merubah uap refrigerant menjadi cair
3–4 : Proses penurunan tekanan
4–1 : Proses pengambilan kalor oleh uap refrigerant
Siklus dimulai dari titik 4 – 1 dimana kalor dari sistem diserap oleh refrigerant
yang ada di evaporator. Refrigerant lalu berubah wujud menjadi fase uap kering lalu
dialirkan ke kompresor. Di kompresor terjadi proses kompresi pada refrigerant untuk
meningkatkan tekanan refrigerant sehingga refrigerant bias mencapai tekanan dan
temperature kondensasi, selanjutnya dialikan ke kondensor. Prinsip kerja utama dari
kondensor adalah melepas kalor refrigerant, hal ini dilakukan dengan cara
mendinginkan refrigerant hingga berubah wujud menjadi cair, kalor yang dilepas oleh
refrigerant dibuang ke lingkungan.
Setelah melewati kondensor refrigerant yang telah berbentuk cair dialirkan ke
katup ekspansi, di katup ekspansi terjadi proses penurunan tekanan refrigerant dengan
cara dikabutkan. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan refrigerant yang berwujud
uap jenuh sebelum memasuki evaporator untuk menjalani siklus kembali.
Tabel 2.1
Gambar 2.26 Gambar daur kompresi uap nyata dibanding daur standar
Sumber : Stoecker (1996, p.117)
Pada siklus aktualnya yang ditunjukkan pada gambar 2.7, terjadi modifikasi pada
siklus ideal siklus kompresi uap antara lain :
Sub-cooling, kondisi dimana refrigerant cair lebih dingin dari suhu minimum
idealnya, sub-cooling bertujuan memaksimalkan perubahan fase embun ke cair pada
kondensor
agar kerja kondensor menjadi lebih ringan. Sub-cooling bermanfaat karena kerja
kondensor lebih ringan. Sub-cooling dapat dilakukan dengan penambahan coil ganda
pada pipa kondensor yang berisi air pendingin sehingga didapat efek sub-cooling.
Super heating, tujuan super heating memaksimalkan penguapan agar fase refrigerasi
seluruhnya berfase uap ketika memasuki kompresor. Super heating merupakan hal
yang positif pada siklus kompresi uap karena meringankan kerja kompresor. Super
heating dilakukan dengan cara menambahkan heater pada pipa dari evaporator ke
kompresor.
Pressure drop, terjadi karena uap refrigerant memasuki penampang yang berubah-
ubah pada pipa sehingga menimbulkan losses akibat gesekan fluida dengan dinding
pipa, belokan dan kebocoran pada saluran sehingga proses tidak isobarik.
2.2.7 AC Central
AC central adalah sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau
tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang
sesuai dengan ukuran ruangan dan isinya dengan menggunakan saluran udara/ducting.
Skema AC central dapat dilihat pada gambar 2.27
Proses yang terjadi pada chiller atau unit pendingin untuk sistem AC central dengan
sistem kompresi uap terdiri dari proses kompresi, kondensasi, ekspansi, dan evaporasi.
Proses ini terjadi dalam satu siklus tertutup yang menggunakan fluida kerja berupa
refrigerant yang mengalir dalam sistem pemipaan yang terhubung dari satu komponen ke
komponen lainnya. Kondensor pada chiller biasanya berbentuk water-cooled condenser
yang menggunakan air untuk proses pendinginan refrigerant. Secara umum bentuk
konstruksinya berupa shell & tube dimana air memasuki shell/tabung dan uap refrigerant
superheat mengalir dalam pipa yang berada di dalam tabung sehingga terjadi proses
pertukaran kalor. Uap refrigerant superheat berubah fase menjadi cair yang memiliki
tekanan tinggi mengalir menuju alat ekspansi, sementara air yang keluar memiliki
temperatur yang lebih tinggi karena air ini akan digunakan lagi untuk proses pendinginan
kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan kembali atau didinginkan pada
cooling tower.
Langkah pertama adalah memompa air panas tersebut menuju cooling water/cooling
tower melalui sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap
spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung sementara itu
udara atmosfer dialirkan melalui atau berlawanan dengan arah jatuhnya air panas karena
pengaruh fan/blower yang terpasang pada cooling tower. Untuk menguapkan 1 kg air
diperlukan kira-kira 600 kcal dengan mengeluarkan kalor laten dengan mengungkapkan
sebagian dari air maka sebagian besar air pendingin dapat didinginkan, misalnya 1% dari
air dapat diuapkan, air dapat diturunkan temperaturnya sebanyak 6˚C dengan menara
pendingin.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya
sangat rendah mendekati suhu wet bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan
temperature ditampung dalam bak untuk kemudian dipompa kembali menuju kondensor
yang berada di dalam chiller. Pada cooling tower juga dipasang katup yang dihubungkan
ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air
ketika proses evaporasi cooling tersebut.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam “range” dan “approach”
dimana
range adalah penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih
antara suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada
cooling tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh. Ada 2 penyebab terjadinya
perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan perbedaan tekanan parsial antara air dan
udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling tower membuat sistem ini lebih
hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada skala besar seperti chiller. Salah
satu kekurangannya adalah bahwa sistem ini tidak praktis karena jarak yang jauh antara
chiller dan cooling tower sehingga memerlukan sistem pemipaan yang relatif panjang.
Selain itu juga biaya perawatan cooling tower cukup tinggi dibandingkan sistem lainnya
Secara garis besar sistem AC central terbagi atas beberapa komponen, yaitu :
1. Chiller
Pada unit pendingin atau chiller yang menggunakan sistem kompresi uap,
komponennya terdiri dari kompresor, kondensor, alat ekspansi, dan evaporator.
Pada chiller biasanya tipe kondensornya adalah water-cooled kondensor. Air
untuk mendinginkan kondensor dialirkan melalui pipa yang kemudian outputnya
didinginkan kembali secara evaporative cooling pada cooling tower.
Pada komponen evaporator, jika sistemnya indirect cooling maka fluida yang
didinginkan tidak langsung udara melainkan air yang dialirkan melalui sistem
pemipaan. Air yang mengalami pendinginan pada evaporator dialirkan menuju
sistem penanganan udara (AHU) menuju koil pendingin.
4. Pompa Sirkulasi
Berfungsi untuk menaikkan tekanan dan menyirkulasi udara/fluida ke tempat lain
dalam sistem pemipaan.
5. Ducting/saluran
Media penghubung antara AHU dengan ruangan yang dikondisikan udaranya,
fungsi utama ducting adalah meneruskan udara yang didinginkan oleh AHU untuk
kemudian didistribusikan ke masing-masing ruangan.
- Jika salah satu komponen mengalami kerusakan dan sistem AC central tidak
dapat beroperasi
- Jika temperatur udara terlalu rendah atau dingin maka pengaturannya harus
pada termostat di koil pendingin pada komponen AHU
Beban pendingian yang disebabkan adanya kalor yang berasal dari luar
ruangan berupa radiasi matahari (beban panas matahari melalui permukaan
tembus cahaya).
d. Perpindahan Panas
Beban pendinginan yang berasal karena perpindahan panas dari
lingkungan yang tidak diinginkan.
2.2.9 Refrigerant
Refrigerant adalah zat pendingin atau media pembawa kalor yang mudah diubah
bentuknya daric air menjadi gas atau sebaliknya dengan menyerap atau melepas kalor yang
digunakan dalam sirkulasi mesin pendingin.
b. Anorganik
Merupakan refrigerant terdahulu yang masih digunakan pada saat ini, contoh:
amonia (NH3), air (H2O), udara, CO2, SO2.
c. Hydrocarbon
Banyak senyawa hydrocarbon yang digunakan sebagai refrigerant, khususnya
untuk dipakai pada industri perminyakan dan petrokimia. Diantaranya adalah metana
(CH4), propana (C3H8) dan etana (C2H6).
Tabel 2.2
Refrigerant hidrocarbon
Nomor Refrigerant Nama Kimia Rumus Kimia
50 Metana CH4
d. Azeotrop
Suatu senyawa azeotrop dua substansi adalah campuran yang dapat
dipisahkan komponen-komponennya secara destilasi. Azeotrop menguap dan
mengembun sehingga suatu substansi tunggal yang sifat-sifatnya berbeda dengan
unsur pembentuknya. Misalnya refrigerant 502 yang merupakan campuran 48,8%
R-22 dengan 51,2% R-115.
4. Tekanan kondensasi dan suhu keluar yang tinggi dalam mesin refrigerant
Kekurangan:
1. Dapat menyebabkan kerusakan lapisan ozon dan pemanasan global
2. Jenis refrigerasi yang kurang aman untuk digunakan dalam proses refrigerant
b. Refrigerant hydrocarbon
Kelebihan:
1. Ramah lingkungan yang ditunjukkan dengan nilai ozon depleting potensial
2. Properti termofisika dan karakteristik perpindahan yang baik
3. Kerapatan fase uap yang rendah
4. Kelarutan yang baik
5. Dapat menurunkan konsumsi tenaga listrik 15 – 25%
Kekurangan:
1. Sifatnya mudah terbakar
a. Keseimbangan energi
mchc – mdhd = - PH2 + HLC-D.........................................................................(2-1)
b. Kekekalan massa aliran fluida :
mc = md – m0 ; m0 = massa alir.....................................................................(2-2)
udara melewati oriface pada ujung duct
¿
z
m0 =0 .0504
√ vd
( kg /det ik )
............................................................................. (2-3)
c. Kalor sensible
PH2 = mD .CP . ΔT (kJ).............................................................................. (2-4)
Dengan:
Z = tinggi skala pada inclined manometer ( mmH2O )
VD = volume spesifik udara pada penampang di C-D, bisa dicari dari diagram
psycometry (m3/kg)
hC = enthalpy udara di penampang C (kJ/kg)
hD = enthalpy udara di penampang D (kJ/kg)
PH2 = Daya reheater (kW)
HLC-D = kerugian energi pada daerah C-D (kJ/s)
d. Didapat :
Dengan mengabaikan losses, panas jenis Cp adalah :
PH 2
C p= ¿ ( kJ /kg . °C )
m D ΔT ........................................................................2-5)
Kalor hilang antara C-D ; HL C-D dalam satuan kJ/s
2. Kondisi penampang B – C
a. Kesetimbangan energi:
¿ ¿ ¿
mB hB −mC hC =Qref +mCon hCon +H LB−C
........................................ (2-6)
b. Kekekalan massa
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
m B -
m C =
m Con → m B =
m C+
m Con .......................... (2-7)
c. Didapat
Beban pendinginan evaporator Qref, sehingga dapat dihitung.
Qref
COPtot =
W comp (kW)......................................................................(2-8)
Losses of energy
HLB-C dalam [kJ/s]
¿
o o o
(2-9)
Dimana :
a. Keseimbangan energi
¿ ¿ ¿
m A . hA -
m B . hB = - Pm -
m s . hs – Pp + HL A-B....................... (2-10)
b. Kekekalan massa
¿ ¿ ¿
m B = m A + m S....................................................................... (2-11)
c. Didapat :
Kerugian energi (HL A-B)
o o o
¿
ms h s
ηk = x 100 %
Pk (%)............................................................ (2-14)
Dimana:
PM = daya motor penggerak blower yang besarnya sebanding dengan
posisi regavolt [%] dan spesifikasi penggeraknya (kW)
ms = laju alir massa uap yang disuplai bolier (kg/s)
Hs = enthalpy uap (kJ/kg)
Pp = daya pemanas preheater (kW)
Pk = daya pemanas bolier (kW)
mA = laju alir massa udara luar yang dihisap blower (kg/s)
H 1A-B = kerugian energi pada daerah A-B (kJ/s)
Dimana :
Q1 = Qref untuk COPaktual
= mBhB – (mChC + mconhcon)
Wcomp = daya sebenarnya kompresor, bisa dilihat dari spesifikasi peralatan atau
voltmeter dan ampere meter (kW)
Sedangkan COPideal dapat dicari dengan persamaan
(h1 −h 4 )
COPideal =
(h 2−h 1 ) ...............................................................................(2-16)
untuk mengetahui sifat-sifat termodinamika udara dan mengidentifikasi proses fisik yang
terjadi di lingkungan.
tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah
tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam
termometer.
b. Temperatur bola kering
Yaitu suhu yang ditunjukan dengan termometer yang bulb-nya dalam keadaan
kering. Termometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika
kita ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka terjadi perpindahan
kalor dari udara ke bulb termometer. Karena mendapatkan kalor maka zat cair
(misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami pemuaian sehingga
tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan ini yang di konversikan
dengan satuan suhu (Celcius, Fahrenheit, dll).
2.4 HVAC
2.4.1 Pengertian HVAC
2.4.2 Heating
Sistem ini banyak digunakan di daerah-daerah yang beriklim dingin, yang sepanjang
musim didominasi dengan suhu yang dingin. Tersusun oleh beberapa bagian penting antara
lain boiler, furnace, heat pump, radiator, dan hydronic.
Furnace berfungsi sebagai sumber panas yang ditransfer ke media air
bernama hydronic di boiler. Hydronic tersirkulasi berkat kerja dari heat pump, yang
selanjutnya setelah dari boiler, hydronic menuju ke radiator untuk memindahkan panas
yang dikandungnya ke udara yang tersirkulasi. Udara inilah yang digunakan untuk
memanaskan ruangan.
2.4.3 Ventilation
Ventilation adalah proses untuk menyirkulasikan udara di dalam suatu ruangan dengan
udara luar, yang bertujuan untuk membuang debu, kelembaban, bau yang tidak sedap,
karbon dioksida, panas, bakteri di udara, serta meregenerasi oksigen di dalam ruangan.
Ventilasi merupakan salah satu penerapan teori mekanika fluida.
Ada dua jenis ventilation, yaitu forced ventilation dan natural ventilation. Forced
ventilation adalah sistem ventilasi yang menggunakan bantuan fan atau kipas untuk
mensirkulasikan udara di dalam ruangan. Sistem ini banyak digunakan di perindustrian
besar, gedung-gedung, dan contoh yang paling dekat dengan kita adalah di dapur dan di
kamar mandi. Di dapur biasanya dipasang fan untuk menghisap asap dari kompor dan
dibuang keluar. Sedangkan di kamar mandi jelas digunakan untuk mengusir bau yang tidak
sedap dari dalam kamar mandi. Sedangkan untuk natural ventilation tidak diperlukan
bantuan kipas untuk mensirkulasikan udara. Biasanya hanya berupa jendela yang dibiarkan
terbuka di suatu ruangan.
Menggunakan AHU, sistem ini menyuplai udara luar yang sudah diolah hingga
2. Sistem Resirkulasi
sesuai dengan yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu ruangan
tertentu. Selain itu untuk mengatur aliran udara dan kebersihannya.
Prinsip Kerja
Prinsip kerja sistem refrigerasi gas pada pesawat udara – yang menggunakan
siklus terbuka - dapat dijelaskan sebagai berikut :
Udara luar dikompres oleh kompresor sehingga tekanan dan temperaturnya
naik. Udara dengan tekanan dan temperatur tinggi ini kemudian didinginkan oleh
udara sekeliling sehingga tekanan dan temperaturnya turun sebelum kemudian
diekspansikan oleh turbin. Udara yang diekspansikan di dalam turbin akan
mengalami penurunan temperatur sehingga menjadi dingin. Udara dingin inilah
yang didistribusikan ke kabin-kabin.
Dengan semakin bertambahnya ketinggian jelajah (Altitude) pesawat maka
tekanan dan suhu disekitar pesawat akan semakin rendah, sehingga diperlukan
sistem refrigerasi yg memenuhi syarat untuk kondisi pada ketinggian sea level
dan tinggi jelajah maksimum
Semakin majunya teknologi masa kini penggunaan refrigeran cair pada
pesawat dirasa kurang efisien dan tidak ekonomis, untuk itu digunakanlah udara
luar sebagai medium penukar kalor agar distribusi udara dapat dipertahankan
sesuai dengan kondisi yang diinginkan maka dilakukan analisa perpindahan kalor
pada kabin pesawat & lingkungan sekitarnya sehingga diperoleh beban kalor
pemanasan dan pendinginan.
Secara teknis, pengondisian udara pada pesawat terbang dilakukan dengan
menggunakan Air Cycle Machine (ACM).
Sistem pengondisian udara pada pesawat terbang merupakan sistem yang
berfungsi untuk menjaga udara pada pesawat agar tetap berada pada tekanan,
temperatur, dan tingkat kandungan oksigen yang tepat untuk kenyamanan
penumpang.
Untuk fungsi pengondisian udara tersebut, ACM pada pesawat terbang
menggunakan ram air (udara Ram) sebagai fluida pendinginnya analog terhadap
freon pada sistem pengondisian udara di mobil. ram air merupakan udara dari luar
pesawat yang masuk melalui Ram Air Inlet dan keluar melalui ram air outlet
flaps.
Temperatur ram air bergantung pada ketinggian terbang pesawat. Pesawat terbang
komersial umumnya terbang pada ketinggian 26.000 hingga 30.000 kaki dengan
temperatur ram air sebesar -36°C hingga -44°C.
Ram air merupakan udara dari luar pesawat yang masuk melalui ram air Inlet
dan keluar melalui ram air outlet flaps. Temperatur ram air bergantung pada
ketinggian terbang pesawat. Pesawat terbang komersial umumnya terbang pada
ketinggian 26.000 hingga 30.000 kaki dengan temperatur ram air sebesar -36°C
hingga -44°C.
Sebagian dari udara kabin diresirkulasikan oleh re-circulation fans untuk
membatasi kebutuhan bleed air dari mesin pesawat. Jika tekanan dalam kabin
terlalu tinggi, terdapat outflow valve yang akan terbuka untuk mengeluarkan
sebagian udara dari dalam kabin sehingga temperaturnya turun.
a. Pendingin Pesawat
Sistem pendingin pesawat tipe Boeing 737-800NG yang bekerja di darat
masih mengandalkan pemanfaatan heat exchanger (utama dan sekunder), air
cycle machine (ACM), sensor-sensor dan aliran udara yang mengalir di
sistem ram air. Sistem yang bekerja tersebut akan semakin kompleks pada
saat pesawat sudah terbang di angkasa. Sistem lain pun, terutama sistem
pneumatik, juga mempunyai kontribusi pada saat terjadi permasalahan sistem
air conditioning di udara.
b. Pengaturan Tekanan Kabin Pesawat (Pressurization)
Di atmoster, semakin tinggi terbang jelajah pesawat, maka tekanan udara
luar juga akan semakin mengecil. Untuk menjaga kenyamanan penumpang,
maka kondisi kabin pesawat dikondisikan seolah-olah mendapatkan tekanan
udara seperti di darat. Kondisi tersebut menyebabkan beban tekanan akan
mengarah dari dalam kabin ke luar pesawat dan nilai yang dialami oleh
struktur pesawat udara akan semakin besar dengan bertambahnya tinggi
terbang pesawat.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2. Termometer.
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu (temperature).
3. Regavolt.
Digunakan untuk mengatur kecepatan aliiran udara bebas dalam terowongan
angin.
c. Produk
1. Udara dengan temperatur, kelembaman, dan kapasitas tertentu.
b. Menjalakan Instalasi
1. Saklar diputar pada posisi ON dengan regavolt “0”Regavolt diatur supaya ada
aliran udara melalui evaporator dengan tujuan membebani evaporator dengan
mengatur posisi regavolt sesuai varian data untuk masing-masing kelompok.
2. Kompresor dijalankan sehingga terjadi siklus refrigerant. Instalasi dibiarkan
beropersi sampai terbentuk air kondensasi pada evaporator dan ditampung pada
gelas ukur yang sudah dipasang termometer.
3. Pembebanan air flow duct dilakukan dengan menggunakan semua saklar dari
komponen pelengkap (boiler, preheater, reheater, regavolt) posisinya disesuaikan
dengan kombinasi dan variasi duct yang telah ditentukan untuk setiap kelompok
praktikan.
c. Menghentikan Operasi
a) Semua saklar dari semua komponen pelengkap dimatikan.
b) Compressor dimatikan.
c) Regavolt diturunkan posisinya secara perlahan sampai posisi “0”.
d) Matikan saklar induk dengan memutar saklar menjadi OFF.
e) Cabut staker dan Ipower supply.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN