Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

UTILITAS

ACARA : COOLING TOWER

Disusun oleh

Nama : Sadam Firmansyah

NIM : 021200074

Fakultas/Program studi : Teknik Industri/ D3 Teknik Kimia

Hari/Tanggal : Jum’at, 24 September 2021

Plug/Kelompok : A/5

Dosen Pengampu : Mitha Puspitasari, ST., M.Eng

LABORATORIUM PEMISAHAN DIFUSIONAL

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan anugerahNya sehingga saya dapat menyelesaikan praktikum dan menyusun LAPORAN
PRAKTIKUM UTILITAS dengan judul “COOLING TOWER” sebagai data hasil pengamatan
saya.

Saya berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam proses
pembuatan laporan praktikum ini, khususnya kepada :

1. Ibu Mitha Puspitasari, ST., M.Eng dan asisten laboratorium yang telah membimbing
jalannya praktikum dari awal sampai akhir.
2. Kelompok praktikum saya yang telah saling bekerja sama dalam melaksanakan
praktikum.
3. Dan seluruh teman yang berkenan membantu sampai laporan praktikum ini dapat
terselesaikan.

Laporan ini saya susun untuk melengkapi tugas Praktikum Utilitas semester ganjil D3
Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Semoga dengan
dibuatnya laporan ini dapat berguna untuk kita semua. Apabila dalam pembuatan laporan
praktikum ini masih terdapat beberapa kesalahan penulisan maupun perhitungan oleh karena itu
saya mengharapkan kritik dan saran agar laporan selanjutnya menjadi lebih baik lagi.

Yogyakarta, 24 September 2021


Praktikan

Sadam Firmansyah
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM UTILITAS

ACARA : COOLING TOWER

Disusun oleh
Nama : Sadam Firmansyah
NIM : 021200074
Fakultas/Prodi : Teknik Industri/ D3 Teknik Kimia
Plug/Kelompok : A/5
Hari,tanggal : Jumat, 24 September 2021
Asisten Pembimbing : Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng

Disetujui
Dosen Pengampu

Mitha Puspitasari, S.T., M.Eng


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang

Dalam suatu proses industri penggunaan menara pendingin adalah sangat penting untuk
keberlangsungan industri tersebut. Pengetahuan tentang sistem proses dan segala yang berkaitan
dengan menara pendingin harus dipelajari agar dapat menetapkan berapa jumlah air yang
ditambahkan untuk mengganti air yang hilang atau untuk mengetahui karakteristik penting dari
sebuah menara pendingin. Mengingat betapa pentingnya faktor karakteristik menara pendingin dan
jumlah air yang menguap, maka dilaksanakan percobaan ini yang bertujuan untuk mengetahui
faktor dan banyaknya air yang menguap karena proses pendinginan. Jika suatu pabrik tidak lengkap
dengan cooling tower dan hanya menggunakan sirkulasi air pendingin sekali pakai, maka air
pendingin yang telah digunakan dan telah mengalami kenaikan temperature selanjutnya akan
langsung dibuang ke laut, danau, ataupun sungai. Pembuangan air ini akan meningkatkan
temperature laut, danau, ataupun sungai tersebut. Jika pabrik menggunakan sistem seperti ini hal
ini dapat merusak ekosistem tempat terbuangnya air tersebut.

I.2 Tujuan

1. Mempelajari karakteristik menara atau kolom, yaitu : bilangan suatu transfer unit
keseluruhan (NTU), faktor bahan isian (m), dan eksponensial (n)
2. Mempelajari pengaruh L/Ga terhadap NTU (Number Transfer Unit)
3. Mempelajari pengaruh kenaikan T1 terhadap NTU
4. Menghitung jumlah air yang hilang dalam sirkulasi cooling tower

I.3 Landasan teori

Menara pendingin adalah suatu menara yang digunakan untuk mendinginkan air pendingin
yang digunakan untuk keperluan air pendingin yang telah menjadi panas pada proses pendinginan,
sehingga air pendingin yang telah dingin itu dapat digunakan untuk proses pendinginan
selanjutnya. Adapun prinsip kerja menara pendingin secara umum adalah kontak langsung antara
permukaan air dengan udara kering. Apabila air panas berkontak langsung dengan udara yang lebih
dingin maka air akan mengalami penurunan temperature. Penurunan temperature ini disebabkan
oleh penguapan sebagian dari cairan dan akan kehilangan panas sensibel, sebaliknya udara akan
menjadi panas dan mengalami pelembaban. (Hardjono, 1989)

Dalam menara pendingin, aliran air panas didinginkan dengan mengubah panas laten dari
panas sensibel uap air dengan aliran udara kering pada arus yang berlawanan. Air panas
dimasukkan dari atas menara dan dikeluarkan dari bagian dasar menara. Aliran udara mengalir
secara counter currant terhadap aliran air. Pada bagian atas menara panas ditransfer dari air panas
ke udara, temperature air lebih tinggi daripada lapisan antara muka pada film gas-cair (interface)
dan temperature interface biasanya lebih tinggi daripada temperature udara. Panas sensibel ini
dipindahkan dari air ke udara pada bagian dasar menara, temperature air dan interface keduanya
lebih rendah daripada udara dengan panas sensibel ditransfer cairan dan udara ke interface dimana
diserap sebagai panas laten dalam proses penguapan air. (Brown, 1970)

Fungsi/kegunaan cooling tower :

1. Menurunkan suhu air bekas pendingin


2. Memperbaiki performa air bekas pendingin
3. Meningkatkan efisiensi pengolahan air pendingin

Dalam membangun dan merancang sebuah menara pendingin sebagai suatu alat penukar panas
perlu diperhatikan beberapa hal penting, hal-hal penting dalam membuat konstruksi tersebut
haruslah terpenuhi agar menara pendingin tersebut bekerja dengan baik dan efisien.

Neraca energi sektor sistem untuk harga udara hasil pendinginan adalah

Q + Lo . Cp . To = G (H2-H1) (1)

Dimana :

Q = Debit air (ft 3/jam)

L = Kecepatan alir air (cm3/lbf ℉)

Cp = Suhu (℃)

G = Kecepatan udara masuk (cm3/detik)

NTU = Bilangan suatu transfer unit keseluruhan


Ka = Konsentrasi (mol/L)

Persamaan ini menggunakan temperature referensi pada F udara kering dengan panas uap
masuk dalam lb udara kering.

Neraca energi komposisi air

Q = L . Cp . (T1 - T2) + Lo . Cp (T2 – To) (2)

Kombinasi dari kedua persamaan diatas adalah :

Cp . T1 . (H2 – H1) = L . (T1 – T2) + Lo . Cp . T2 (3)

Maka jumlah air make up untuk mengganti penguapan adalah :

Lo = G (X2 – X1) (4)

Dalam menera pendingin, udara pendingin digunakan untuk mendinginkan air panas. Air
yang telah lewat kolom temperaturnya lebih rendah daripada temperature udara kering masuk,
tetapi tidak akan lebih rendah daripada temperature bola basah udara masuk. Dalam daerah teratas
dari kolom, air panas mula-mula berkontak dengan udara kering yang lebih dingin daripada air
panas, dapat dinyatakan juga sebagai penurunan total kualitas air atau penguapan. Enthalpy air
total atau pertambahan enthalpy campuran udara adalah setara.

dq = s (L . C. T) = G . dH (5)

Muaran udara yang melewati menara pendingin adalah tetap karena dinyatakan dalam basis
udara kering. Tetapi muatan air tidak persis konstan karena ada yang hilang oleh penguapan lebuh
kecil dari sirkulasi (2%), maka dapat diasumsikan harga L adalah konstan (Kern, D.Q., 1950)

d (L. Cp . T) = L . Cp . Dt (6)

L . Cp . dT = G . dH (7)

Menurut Lewis dalam sistem campuran udara dan air persamaan dapat dinyatakan sebagai
berikut :

L . C . dT – G . dH = k (H’ – H) a . dV (8)
BAB II

PELAKSANAAN DAN PERCOBAAN

II.1 Alat dan Bahan

A. Alat
1. Blower
2. Tangki air dingin
3. Termometer
4. Menara pendingin
5. Termometer air dingin
6. Termometer air panas
7. Pompa
8. Heater
9. Tangki air panas
10. Kran
11. Rotameter
12. Saklar

B. Bahan
1. Air
2. Udara

II.2 Rangkaian alat

Gambar 2.2 Rankaian alat cooling tower


II.2 Diagram Alir

Gambar 2.3 Diagram alir cooling tower


BAB III
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

III.1 Hasil Percobaan

Tabel 3.1.1 Hasil Pengamatan Percobaan Cooling Tower


Kecepatan air (L) Udara Keluar
No T air masuk (ºC) T air keluar (ºC)
Skala Tw (ºC) Td (ºC)
1 1 39 30 30 28
2 2 39 30 30 30
3 3 39 30 30 28

III.2 Perhitungan
A. Percobaan 1
17,67 × 𝑇𝑑
1. es = 6,112 exp ( 𝑇𝑑+243,5 )
17,67 × 28
= 6,112 exp ( 28+243,5 )

= 6,112 exp 1,8223


= 37,809

17,67 × 𝑇𝑤
2. ew = 6,112 exp ( 𝑇𝑤+243,5 )
17,67 × 30
= 6,112 exp ( 30+243,5 )

= 6,112 exp 1,9382


= 42,45

3. e = es – 6,6 × 10-4 . P(Td-Tw)(1+1,15 × 10-3 . Tw)


= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (30-28) (1+1,15 × 10-3 . 30)
= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (-2) (1+34,5 × 10-3)
= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . (-2096,4142)
= 47, 572 - (- 1,3836)
= 48,9556
𝑒
4. rh = 𝑒𝑠× 100%
48,9556
= × 100%
37,809

= 129,48%

B. Percobaan 2
17,67 × 𝑇𝑑
1. es = 6,112 exp ( 𝑇𝑑+243,5 )
17,67 × 30
= 6,112 exp ( 30+243,5 )

= 6,112 exp 1,938


= 42,447

17,67 × 30
2. ew = 6,112 exp ( 30+243,5 )
17,67 × 30
= 6,112 exp ( 30+243,5 )

= 6,112 exp 1,938


= 42,447

3. e = es – 6,6 × 10-4 . P(Td-Tw)(1+1,15 × 10-3 . Tw)


= 42,447 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (30-30) (1+1,15 × 10-3 . 30)
= 42,447 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (0) (1+37,95 × 10-3)
= 42,447 - 6,6 × 10-4 . 0
= 42,447 – 0
= 42,447

𝑒
4. rh = 𝑒𝑠× 100%
42,447
= 42,447 × 100%

= 100%
C. Percobaan 3
17,67 × 𝑇𝑑
1. es = 6,112 exp ( )
𝑇𝑑+243,5
17,67 × 28
= 6,112 exp ( 28+243,5 )

= 6,112 exp 1,8223


= 37,809

17,67 × 𝑇𝑤
2. ew = 6,112 exp ( 𝑇𝑤+243,5 )
17,67 × 30
= 6,112 exp ( 30+243,5 )

= 6,112 exp 1,9382


= 42,45

3. e = es – 6,6 × 10-4 . P(Td-Tw)(1+1,15 × 10-3 . Tw)


= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (30-28) (1+1,15 × 10-3 . 30)
= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . 1013,25 (-2) (1+34,5 × 10-3)
= 47, 572 - 6,6 × 10-4 . (-2096,4142)
= 47, 572 - (- 1,3836)
= 48,9556
𝑒
4. rh = 𝑒𝑠× 100%
48,9556
= × 100%
37,809

= 129,48%

Tabel 3.2.1 Nilai es, ew, e, dan rh


No Es Ew e rh
1 37,809 42,45 48,9556 129,48%
2 42,447 42,447 42,447 100%
3 37,809 42,45 48,9556 129,48%
𝑘𝑔
1. L1 = 1698 ⁄𝑗𝑎𝑚

 Neraca massa total


L1 + (G + Gy1) – L2 – (G + Gyi) =0
L1 - L2 + Gy1 - Gy2 =0
G (y2-y1) + L2 = L1
 Neraca panas total
Panas masuk – Panas keluar = Akumulasi
QG1 + QL1 - QG2 - QL2 =0
 Data untuk hitungan diperoleh
𝑘𝑗
CP H2O(g) = 1,87 ⁄𝑘𝑔 . 𝑘

𝑘𝑗
CP udara =1,005 ⁄𝑘𝑔 . 𝑘

𝑘𝑗
𝜆 = 2502,5 ⁄𝑘𝑔 . 𝑘

𝑘𝑗
CP H2O(l) = 4,184 ⁄𝑘𝑔 . 𝑘

Tref = 298 K

Tw = 30℃
rh = 129,48%
𝐾𝑔 𝐻2 𝑂
y1 = 0,00231 ⁄𝐾𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

Td = 28℃
rh = 129,48%
𝐾𝑔 𝐻2 𝑂
y2 = 0,00216 ⁄𝐾𝑔 𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
2. TG1 = 30℃ → 30 + 273 = 303 K
QG1 = G (Cp udara + (CP H2O(g) × y1)) . (TG1 – Tref)
= G (1,005 + (1,87 × 0,00231)) . (303 – 298)
= G (1,005 + 0, 004319) . 5
𝐾𝑔
= 5,0465 G 𝑗𝑎𝑚

3. TG2 = 28℃ → 28 + 273 = 301 K


QG2 = G (Cp udara + (CP H2O(g) × y1)) . (TG2 – Tref) + (𝜆 + 𝑦2 )
= G (1,005 + (1,87 × 0,00231)) . (301 – 298) + (2502,5 + 0,00216)
= G (1,005 + 0,004319) .3 + (2502,503)
𝐾𝑔
= 2517,6425 G 𝑗𝑎𝑚

4. TL1 = 39℃ → 39 + 273 = 312 K


QL1 = L1 + (CP H2O(g) × (TL1 - Tref))
= 1698 + (1,87 × (312 – 298)K)
= 1698 + (1,87 × 14 K)
𝐾𝑔
= 1724,18 𝑗𝑎𝑚

5. TL1 = 30℃ → 30 + 273 = 303 K


QL2 = L2 + (CP H2O(g) × (TL2 - Tref))
= 1698 + (1,87 × (303 – 298)K)
= 1698 + (1,87 × 5 K)
𝐾𝑔
= 1707,35 𝑗𝑎𝑚

Neraca panas
QG1 + QL1 - QG2 - QL2 =0
5,00465 G + 1724,18 - 2517,6425 G - 1707,35 =0
-2512,6378 G + 16,38 =0
-2512,6387 G = -16,38
−16,38
G = −2512,6387
G = 0,00669
Neraca massa
G (y2 – y1) + L2 = L1
0,00669 (0,00216 - 0,00231) + L2 = 1698
0,00669 (-0,00015) + L2 = 1698
-0,0000010 + L2 = 1698
L2 = 1698 + 0,0000010
L2 = 1698,000001

Air yang menguap = L1 - L2


= 1698 - 1698,0000003
= -0,0000010
𝑘𝑔
= -1 × 10−6 ⁄𝑗𝑎𝑚

Dengan cara yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :


Tabel 3.2.2 Hasil QG1, QG2, QL1, QL2, dan air yang menguap
No QG1 QG2 QL1 QL2 Air menguap

𝐾𝑔 𝐾𝑔 𝑘𝑔
1 5,0465 G 𝑗𝑎𝑚 2517,6425 G 𝑗𝑎𝑚 1724,18 1707,35 -1 × 10−6 ⁄𝑗𝑎𝑚

𝐾𝑔
5,053 G 𝑗𝑎𝑚
𝐾𝑔
2507,556 G 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑔
2 1724,18 1707,35 0 ⁄𝑗𝑎𝑚

𝐾𝑔 𝐾𝑔 𝑘𝑔
3 5,0465 G 𝑗𝑎𝑚 2517,6425 G 𝑗𝑎𝑚 1724,18 1707,35 -1 × 10−6 ⁄𝑗𝑎𝑚
III.3 Pembahasan
Cooling tower atau menara pendingin adalah suatu alat yang digunakan untuk menurunkan
suhu air pendingin yang telah menjadi panas dengan cara kontak air dengan udara di mana
fungsinya yaitu untuk memproses agar air dapat digunakan kembali sehingga tidak menyebabkan
polusi.
Perpindahan panas yang terjadi berlangsung dari air yang mempunyai suhu lebih tinggi ke
udara yang mempunyai suhu lebih rendah yang mengakibatkan turunnya temperatur air. Bila
semakin besar kontak maka akan semakin banyak terjadinya perpindahan panas maupun massa
karena adanya perbedaan konsentrasi. Cara memperbesar kontak antara air dengan udara yaitu
dengan menambah sekat-sekat pada cooling tower. Pada saat pertama kali udara masuk bersifat
tidak jenuh dan saat keluar dari atas cooling tower udara akan jenuh yang memiliki cukup banyak
kandungan uap air.
Dalam percobaan yang dilaksanakan nilai TD lebih tinggi dari TW karena suhu air kering
lebih tinggi dari suhu air basah. Air masuk pada percobaan 1 yaitu 38 derajat celcius dimasukkan
ke dalam filling material. Pada filling material air akan turun ke water basin akan bertukar suhu
dengan udara segar oleh karena itu suhu air keluar menjadi 30 derajat Celcius. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung dalam bak sebagai pengumpul air sementara sebelum
disalurkan ke dalam kondensat. Begitu pula yang terjadi pada percobaan ke-2 dan ke-3.
Dalam percobaan cooling tower kali ini ada beberapa penghambat dalam alat diantaranya
munculnya karat dan lumut, menyebabkan alat tersumbat serta munculnya lubang juga akan
mempengaruhi keluaran air kondensat ke bahan pengisi.
Dari hasil perhitungan disimpulkan jika semakin besar skala maka jumlah air yang menguap akan
meningkat karena nilai L nya semakin besar.
BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan diperoleh hasil :
𝑘𝑔
1. Air yang menguap pada skema 1 adalah -1 × 10−6 ⁄𝑗𝑎𝑚

𝑘𝑔
2. Air yang menguap pada skema 2 adalah 0 ⁄𝑗𝑎𝑚

𝑘𝑔
3. Air yang menguap pada skema 3 adalah -1 × 10−6 ⁄𝑗𝑎𝑚

Daftar Pustaka
Tim Penyusun. 2021. “Buku Petunjuk Praktikum Utilitas”. Yogyakarta: UPN “Veteran”
Yogyakarta.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai