Kompetensi Dasar :
Disusun oleh :
Mengetahui,
Laboran Laboratorium Operasi Teknik Kimia
(………………………….)
Menyetujui,
Guru Pembimbing
(………………………….)
NIP. ………………………….
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kehadirat ALLAH SWT dengan segala rahmat dan nikmat
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun Laporan Praktikum Blok Operasi Teknik
Kimia Semester Genap TP 2018/2019 yang berguna sebagai salah satu syarat kenaikan kelas
si SMK SMTI Banda Aceh, dan telah dapat menyelesaikan Praktikum Blok Operasi Teknik
Kimia yang dimulai sejak tanggal 28 Januari 2019 sampai dengan 2 Februari 2019.
Shalawat serta salam senantiasa terucapkan kepada penghulu alam Nabi Besar
Muhammad ﷺbeserta keluarga-Nya, para sahabat dan pengikut-Nya yang setia
hingga akhir zaman. Laporan praktikum ini berisi tentang kompetensi dasar yang telah
dipelajari dan di praktekkan selama kegiatan blok Operasi Teknik Kimia.
Penyusun mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan dukungannya kepada Ibu Sri
Dewiana ST selaku Guru Pembimbing, Laboran Laboratorium Operasi Teknik Kimia, dan
kawan kawan seperjuangan yang selalu mendukung. Terlepas dari segala hal dalam
penyusunan laporan ini, penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu.Untuk itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran.Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun berharap Laporan Praktikum Blok
Operasi Teknik Kimia ini dapat bermanfaat terutama kepada penyusun sendiri dan para
pembaca umumnya.
M. Ulvi Al Zidane
NIS/NISN : 4343/0022472465
BAB I
PERPINDAHAN PANAS
Panas merupakan salah satu bentuk energi, yang mana energi panas ini dapat
berpindah karena disebabkan oleh adanya perbedaan suhu.Energi panas berpindah dari suatu
tempat atau benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
A. Konduksi
B. Konveksi
C. Radiasi
A. Konduksi
Transfer panas secara konduksi pada umumnya terjadi pada zat padat, dimana ketika
molekul-molekul saling berdekatan tanpa diikuti perpindahan partikel. Konduksi juga dapat
terjadi pada fluida selama tidak terjadi gerakan pada fluida. Contoh transfer panas secara
konduksi adalah :
∆T
q = k . A ∆X
q : Jumlah panas
A : Luas Permukaan
∆T : Beda temperatur antara bagian benda yang bersuhu tinggi dan rendah
∆x : Tebal benda
B. Konveksi
Transfer panas secara konveksi terjadi ketika tercampurnya zat panas dengan zat yang
lebih dingin, panas terbawa aliran dan disertai perpindahan massa. Contoh perpindahan panas
secara konveksi adalah ; fluida dalam tangki di panaskan dengan menggunakan heater, jika
heater diletakkan di bagian dekat dinding tangki maka akan ada perbedaan suhu fluida antara
bagian dekat heater dan bagian lainnya, kemudian fluida tersebut di aduk dengan agitator
sehingga terjadi perpindahan panas secara konveksi. Perpindahan panas secara konveksi
dipengaruhi oleh viskositas, densitas, kecepatan aliran, dan perbedaan temperatur fluida.
C. Radiasi
Dalam transfer panas secara radiasi, sistem yang menyuplai panas dan sistem yang
menyerap panas. Contoh perpindahan panas secara radiasi adalah ; sinar matahari yang
terpancar ke bumi sehingga menghangatkan seisi bumi.
Pada proses transfer panas terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi cepat atau
lambatnya perpindahan panas tersebut, yaitu ;
Alat
Termometer 6 buah
Tangki 1 buah
Benang sumbu
Heater
Statif
Batang penyangga
Benang pancing
Gunting
Double tape
Agitator
Motor pengaduk
Bahan
Air
1.4 PROSEDUR KERJA
Dalam praktikum perpindahan panas dalam tangki, prosedur kerjanya sebagai berikut :
No Waktu T(℃)
T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7
(menit)
1 0 30 28 30 30 29 28 30
2 4 30 39 40 38 39 42 30
3 8 33 47 50 46 49 51 30
4 12 36 55 58 54 57 58 30
5 16 39 63 66 62 65 65 30
6 20 41 71 72 70 70 73 30
7 24 44 77 80 76 77 78 30
8 28 46 83 86 83 83 84 30
9 32 48 87 90 88 87 88 30
10 36 49 92 94 93 91 92 30
1. Data Konveksi
Data Appendiks A.2-11 Geankoplis, pada suhu 92,75℃
ρ = 962,7 kg/m3
k = 0.6802 W/mK
NPr = 1,91
μ = 0,3066 kg/m.s
Data tangki
2. Data Konduksi
Data Appendiks A.3-15 dan A.3-16 Geankoplis, pada suhu 70.5 ℃
Didapat :
k 1 = 45, 1079 W/mK
k 2 = 0.036 W/mK
3. Data Radiasi
Data Appendix A.2-9 Geankoplis didapat :
HL(liquid) = 384,92 kJ/kg
HV(vapor) = 2663,1 kJ/kg
1.7 PEMBAHASAN
Dalam praktikum kali ini kami kami mempraktikkan perpindahan panas yaitu
dari heater (sumber panas) ke tangki ataupun fluida yang ada didalamnya. Dimana langkah
awal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan untuk
melakukan praktikum, seperti berikut:
Dimana langkah selanjutnya adalah memasang semua peralatan dan menyusun sesuai
prosedur dan tujuan penyusunan termometer bervariasi adalah untuk mengukur suhu ditiap
bagian tangki, dan mengisi air sesuai volume yang ditetapkan dan setelah semua sesuai
prosedur maka tinggal menyambungkan heater dan motor pengaduk ke sumber listrik proses
terus berlanjut selama 36 menit dan tiap 4 menitnya dicatat suhu ditiap termometer dan panas
yang dihasilkan kurang maksimal karna pada saat proses sedang berlangsung terjadi kesalahan
teknis yang disebabkan oleh tidak stabilnya arus listrik sehingga sempat menyebabkan
beberapa kali proses terhenti dan membuat panas tidak sempurna. Dimana seharusnya untuk
membuat arus listrik menjadi stabil dengan ukuran volt yang digunakan dapat memakai
stabilizer.
Untuk kecepatan pemutaran impeller jenis turbin pada tangki pengaduk adalah 8 Rpm.
Selama pemanasan, tinggi air sebelum pemanasan dan sesudah pemanasan sama dikarenakan
pada saat pemanasan tidak mencapai suhu 100°C oleh karena itu tidak terjadi penguapan
secara sempurna. Untuk mengukur suhu di setiap titik dalam tangki menggunakan termometer
sebanyak 6 buah yang diletakkan di tempat yang berbeda- beda ada yang dekat heater, di
dinding luar dan dalam tangki dan di permukaan atas, tengah dan bawah dalam tangki.
Dimana di setiap titik suhu yang dihasilkan berbeda – beda.
Suhu paling panas berada di T3 yaitu di samping heater sedangkan suhu yang paling
rendah terdapat di T1 yaitu di dinding luar tangki. Mengapa suhu di T4 (samping heater) lebih
tinggi daripada yang lainnya?. Hal ini terejadi karena T3 berada di samping heater sehingga
panas yang dihasilkan oleh heater langsung diterima oleh T3. Jadi semakin dekat dan semakin
lama proses perpindahan panas maka suhu yang berada di T3 akan semakin besar.
1.8 KESIMPULAN
Pada perpindahan panas dalam tangki dipengaruhi oleh beberapa hal yang
menyebabkan cepat atau lambatnya panas menyebar di dalam tangki, yaitu,
- Letak heater
- Viskositas fluida
- Putaran, letak, dan jenis agitator
- Jika sumber panas dari luar tangki maka konduktivitas tangki juga berpengaruh dalam
perpindahan panas
- Jika sumber panas dari dalam tangki maka konduktivitas tangki berpengaruh dalam
perpindahan panas dari fluida ke tangki
- Besar kecil nya arus listrik yang digunakan heater
Dalam dunia industri pasti membutuhkan efesiensi waktu dalam perpindahan panas, maka dari
itu segala hal yang menjadi faktor faktor perpindahan panas harus diperhatikan, jika kurang
arus listrik maka perlu ditingkatkan tetapi juga memperhatikan kapasitas sumber listriknya,
jika fluida memiliki nilai viskositas yang sangat tinggi maka di perlukan pengaduk, kemudian
putarannya juga perlu diperhatikan sehingga penyebaran panas merata, dan sebagainya.
BAB II
PROSES EKSTRAKSI
Proses pemisahan satu atau beberapa zat yang dapat larut dari kesatuannya yang
tidak dapat larut tanpa bantuan pelarut.Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan
massa komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Ekstraksi banyak digunakan dalam industri makanan beberapa contohnya
adalah ekstraksi garam dan pasir, dan ekstraksi kayu manis. Berdasarkan prosesnya
ekstraksi terbagi 3 yaitu :
1. Ekstraksi cair-cair
2. Ekstraksi padat-cair
3. Ekstraksi padat-cair kontinyu
Garam adalah sebuah senyawa organik yang memiliki rumus kimia Natrium
Clorida (NaCl).Dalam kehidupan sehari hari, garam dipergunakan sebagai bahan dapur
untuk menambah citarasa asin dan gurih pada makanan.Proses ekstrasi garam dalam pasir
sangatlah berguna, dimana kita bisa mendapatkan ekstrak garam yang lebih berkualitas
karena dewasa ini sudah banyak oknum oknum yang berlaku curang dalam pembuatan
bahan pangan. Hal ini ditakutkan para oknum tersebut dapat berbuat curang dalam proses
pengekstrakan garam. Untuk mengatasi nya kita dapat melakukan pengekstrakan garam
sendiri.
Bahan
1. Garam
2. Pasir
3. Air
4. Bubuk kayu manis 30gr
5. Alkohol
11. Setelah satu kali sirkulasi , matikan mantel pemanas dan lepaskan kabel arus
12. Buka karet penyumbat, bongkar rangkaian alat ekstraksi
13. Pisahkan rafinat dan larutan ekstrak
14. Ukur banyaknya larutan ekstrak dengan gelas ukur
15. Catat density ekstrak
16. Ambil rafinat masukkan kedalam oven, setelah 24 jam timbang beratnya dan
catat.
B. Membuat Kurva Standar
1. Timbang sampel sesuai penugasan
2. Siapkan air 50 ml
3. Masukkan sampel dan air ke dalam beaker glass, aduk sampai homogen
4. Timbang pikno kosong, catat pada data pengamatan
5. Masukkan larutan sampel kedalam pikno, timbang dan catat
6. Ulangi perlakuan diatas dengan variasi berat sampel sesuai penugasan.
No Berat garam (gr) Volume air (ml) ρ larutan (gr/ml) Kadar Garam (%)
1 5 50 1,0656 9,12
2 10 50 1,1604 16,72
3 15 50 1,1856 23,17
4 20 50 1,1972 28,60
5 25 50 1,2488 33,4
Kurva Standar
1,300
1,250
1,200
1,150
Kurva Standar
ρ
1,100
1,050
1,000
950
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
% Kadar garam
Data penimbangan
Pada percobaan kali ini, mengekstraksi pada bahan alami, dimana bahan alami yang
digunakan yaitu sereh serta pelarutnya adalah alkohol (etanol) karena akan lebih mudah untuk
menguap sehingga mempercepat proses praktikum ini. Tujuan dilakukan praktikum ini adalah
untuk mengambil ekstrak dari sampel yang digunakan. Alat dan prinsip percobaan nya masih
sama dengan praktikum sebelumnya, Cuma yang membedakan hanya pada bahan/sampel yang
digunakan.
Metode ekstraksi yang digunakan yaitu sokhletasi dimana prosesnya menggunakan
pelarut (solvent) sehingga terjadi ekstraksi dengan adanya pendingin. Kemudiankayu manis
yang telah dihaluskan ditimbang terlebih dahulu sesuai dengan penugasan, lalu dibungkus
dengan kertas saring dan dimasukkan kedalam sokhlet, sebelumnya memasukkan pelarut
terlebih dulu kedalam labu yang berada di bawah sokhlet dan dijadikan juga sebagai tempat
penampungan larutan yang telah terekstrak nanti.
Pada saat sebelum pemanasan pastikan sirkulasi air masuk dalam kondensor dan air
keluar berjalan dengan baik, lalu baru memulai pemanasan. Untuk mengatur suhunya tidak
boleh terlalu tinggi karena kemungkinan dapat menyebabkan ledakan, ketika suhu hampir
mencapai 80 ºC dengan melihat suhu di termometer maka matikan pengatur suhunya sampai
air tidak mendidih lagi. Jika air sudah tidak mendidih lagi maka nyalakan kembali pengatur
suhunya. Ketika sampel dan pelarut sudah penuh dalam sokhlet maka larutan tersebut akan
turun sendiri kedalam labu yang dijadikan tempat penampungan hasil ekstrak sampel. Pada
praktikum ini Sirkulasi yang dilakukan sebanyak 1 (satu) kali sirkulasi, dimana sirkulasi
pertama membutuhkan waktu 1 jam 30 menit sedangkan sirkulasi kedua hanya. Dikarenakan
pada sirkulasi kedua suhunya semakin tinggi sehingga penguapannya lebih cepat terisi
kedalam sokhlet dibandingkan sirkulasi pertama.
Hasil larutan ekstrak yang didapatkan sebanyak 354 ml dari volume pelarut sebanyak
400 ml, selisihnya hanya 46 ml. Kemudian menghitung densitas larutan ekstrak tersebut, yang
didapatkan yaitu sebesar 1,0128 gram/ml, setelah itu, rafinatnya basahnya dimasukkan
kedalam oven untuk dilakukan proses pengeringan selama 24 jam, kemudian menimbang
rafinat kering yang didapatkan 25,29 gram sementara rafinat basahnya 58,29 gram. Jadi kadar
kayu manis yang didapatkan dari larutan yang telah terekstrak sebanyak
2.7 KESIMPULAN
http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-ekstraksi-dan-contohnya/
http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/ekstraksi-pengertian-prinsip-kerja.html
BAB III
PROSES DISTILASI
Disitilasi sederhana sering disebut dengan distilasi satu tahap karena tidak ada
hasil uap yang dikondensasi dikembalikan sebagai refluk sehingga dalam distilasi ini terjadi
satu kesetimbangan fase uap cair,yaitu keseimbangan yang terjadi pada cairan yang
mendidih.Pemisahan terjadi dengan baik apabila terdapat perbedaan titik didih yang besar
antara komponen penyusunnya.Sedangkan untuk perbedaan titik didih yang tidak terlalu
besar,tingkat pemisahannya kurang menunjukkan hasil yang baik
1.Komponen dengan tekanan uap murni tinggi lebih banyak terdapat pada distilat
2.Komponen dengan tekanan uap murni rendah sebagian besar terdapat dalam residu
Berdasarkan prosesnya,distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch
dan distilasi kontinyu.Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses,yakni bahan
dimasukkan dalam peralatan ,diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu).
Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terus-menerus.Ada aliran bahan masuk
sekaligus aliran bahan keluar.
3.3 ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Sumbat karet
2. Labu gelas
3. Erlenmeyer
4. Pemanas
Bahan
1. Alkohol
2. Air
DATA SAMPEL
No PARAMETER DATA
1 Jenis sampel Kayu manis
2 Volume sampel 354 Ml
3 Berat piknometer kosong 25,35 Gr
4 Berat piknometer + air 45,90 Gr
5 Berat piknometer + larutan sampel 48,23 Gr
DATA DISTILAT
No PARAMETER DATA
1 Volume distilat 246 Ml
2 Berat piknometer kosong 25,25 Gr
3 Berat piknometer + air 45,90 Gr
4 Berat piknometer + larutan distilat 46,99 Gr
DATA RESIDU
No PARAMETER DATA
1 Volume residu 92 Ml
2 Berat piknometer kosong 25,29 Gr
3 Berat piknometer + air 45,90 Gr
4 Berat piknometer + residu 50,61 Gr
3.6 PEMBAHASAN
Pada percobaan ini kami mempraktikkan proses distilasi. Tujuan dilakukan
praktikum ini adalah untuk memisahkan campuran berdasarkan perbedaan titik didh. Alat
yang digunakan yaitu kondensor sebagai pendingin, labu ukur leher 3 sebagai tempat
penampungan larutan, termometer untuk mengukur suhu, mantel pemanas dan statif serta
clem untuk menyangga alat. Bahan yang digunakan yaitu ekstrak kayu manis yang didapatkan
pada praktikum sebelumnya.
Merangkai alat sesuai dengan prosedur, di dalam kondensor pastikan air pendinginnya
berjalan dengan lancar, sebelum melakukan pemanasan pastikan terlebih dahulu semua alat
sudah terpasang dengan baik baru menjalankan proses pemanasan. Di dalam labu tempat hasil
penampungan larutan itu massa jenisnya lebih kecil dibandingkan dengan labu yang berisi
sampel.
Proses pemanasannya berlangsung lebih kurang sekitar 2 (dua) jam, temperatur
pemanasan yang dianjurkan dibawah 85ºC, sebelum mencapai 85ºC, matikan terlebih dahulu
pengatur suhu di mantel pemanas agar suhunya tidak melebihi 85ºC, dikhawatirkan suhu yang
terlalu panas mengakibatkan ledakan. Kerena yang kita ketahui titik didih dari alkohol adalah
78ºC.
Dari data pengamatan yang didapatkan, volume distilat yang diperoleh yaitu sebanyak
246 ml sementara residunya sebanyak 92 ml dari volume sampel yang digunakan sebanyak
354 ml.
Untuk mengetahui presentase hasil yang kita dapatkan, dapat dihitung dengan
membagi jumlah output dengan input kemudian dikalikan dengan 100 %, atau untuk lebih
jelas nya dapat di lihat pada lampiran perhitungan. Proses distilasi dapat digunakan pada
berbagai macam larutan, yang pasti larutan itu berisi dua buah zat dan titik didih nya
diketahui pasti.
3.7 KESIMPULAN
Jadi dalam proses distilasi terdapat beberapa hal yang perlu diketahui, antara
lain seperti :
- Suhu, yang dimana suhu harus kita jaga agar tetap stabil tidak kurang atau pun lebih,
jika yang ingin dipisahkan adalah alkohol yang memiliki titik didih 80 ℃, maka
rentang suhu adalah antara 75℃−¿ 80℃
- Ketelitian data, hal ini juga sangat berpengaruh dalam mengetahui berapa hasil yang
kita dapatkan dan lainnya, perhitungan hasil harus benar benar teliti agar tidak ada
penyimpangan data tidak hanya dalam distilasi, dalam proses lainnya juga harus teliti.
- Dalam proses distilasi kita harus mengetahui terlebih dahulu apakah zat zat yang
terkandung dalam larutan yang ingin di distilasi dan yang terpenting mengetahui
berapa titik didih nya,
Pada akhirnya didapatkan lah minyak kayu manis yang sangat bernilai ekonomis dan
berguna dalam kehidupan sehari hari, seperti untuk bahan masak, pengobatan, dan lain
lain.
PERHITUNGAN
A Dinding = 2π rL
= 6,28 x 0,0209
= 0,13125 m2
A Heater = 1/10 - 2π rL
= 1/10 x 0,013125
0,13125
=
10
= 0,013125
Konduksi
T 2+T 1 92+49
Tf = = = 70,5℃
2 2
X1 = 18 X2 = 100 X3 = 70,5
Y1 = 45,3 Y2 = 45
(X ¿ ¿3−X 1 )
Y3 = Y1 + ¿ (Y 2−Y 1 )
( X 2 − X 1)
(70,5−18)
= 45.3 + (45-45,3)
(100−18)
(52,5)
= 45,3 + (-0.3)
(82)
(−15,75)
= 45,3 +
(82)
= 45.3 + (-0,1921)
k = 45,1079 W/mK
Radiasi
∆V = 2663,1 - 384,92
= 2278,18 kJ/kg
m = m1 – m2
= 5,6991-5,6611
= 0,038
Q = m .∆ H V
= 0,38 . 2278,18
= 86,57 kJ
2. Proses Ekstraksi
Density air = 45,90 – 21,00 =24,90 : 25 = 0,996
( pikno+larutan ) −( pikno kosong)
Density larutan ekstrak = x ρ air
( pikno +air)−( piknokosong )
46,55−21,00 x 0,966
=
45,90−21,00
46,55−20,916
=
24,9
25,634
=
24,9
= 1,029
Berat garam
% Kadar Garam = x 100 %
Berat garam+(V air x ρair )
10
= x 100 %
10+(50 . 0,996)
10
= x 100 %
10+49,8
10
= x 100 %
59,8
= 0,1672 x 100%
= 16,72%
3. Proses Distilasi
Output
Konversi hasil = x 100 %
Input
Volume residu
= x 100 %
Solvent
92 ml
= x 100 %
400 ml
= 0,23ml x 100%
= 23%