Anda di halaman 1dari 45

Laporan Sementara

Laboratorium Satuan Operasi dan Proses

PERPINDAHAN PANAS DALAM TANGKI

Disusun Oleh:

Kelompok B-5

Meilan Sovianti 2004103010049


Budek Fitri 2004103010033
Putri Andi Marcella 2004103010070
Nabila Mulya Rahma Rizky 2004103010100

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2022
I. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan pratikum perpindahan panas dalam tangki untuk melihat
pengaruh pengadukan terhadap koefisian perpindahan panas keseluruhan (U) dan
besarnya kehilangan panas.
II. Dasar Teori
Energi adalah sesuatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan, tetapi
dapat dirasakan. Energi tidak dapat pula diciptakan dan dimusnahkan. Namun, semua
energi dapat diubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Oleh karena itu,
hukum kekekalan energi menyatakan energi total sistem tetap konstan, meskipun
energi dapat berubah menjadi bentuk lain. Secara umum, energi dapat dikategorikan
menjadi beberapa macam, yaitu energi mekanis, listrik, elektromagnetik, kimia,
nuklir, dan surya (Ambarita dkk., 2018).

Menurut Puspawan dkk (2020), Secara umum ilmu perpindahan panas terbagi atas
tiga mekanisme dasar yaitu:
1. Perpindahan Panas Konduksi
yaitu perpindahan panas yang terjadi dari benda bertemperatur tinggi ke benda
bertemperatur rendah pada medium tetap

dt
q = -kA
dx
Keterangan:
q = laju perpindahan panas (kJ/det;kW)
k = konduktifitas termal (W/m.C)
A= Luas Penampang (m2)
dt= perbedaan temperature (C, F)
dx= perbedaan jarak (m)

2. Perpindahan Panas Konveksi


Yaitu perpindahan panas terjadi antara permukaan benda padat dan fluida
(cair atau gas) yang bergerak disekelilingnya

q = hA(Tw – Ts)
Keterangan
h = koefisien perpindahan kalor konveksi
Tw = suhu permukaan dinding
Ts = suhu fluida

3. Perpindahan Panas Radiasi


Yaitu perpindahan panas oleh perjalanan foton yang tak terorganisasi. Setiap
benda terus menerus memancarkan foton secara serampangan didalam arah,
waktu, dan energi neto yang dipindahkan oleh foton tersebut, diperhitungkan
sebagai panas
q = σ ε A (T14 – T24)
keterangan:
q = laju perpindahan panas (W)
σ = Konstanta boltzman (5,669 x 10-8 W/m2K4)
ε = emisivitas permukaan benda
A = Luas permukaan benda (m2)
T1 = suhu benda 1 (K)
T2 = suhu benda 2 (K)

Perpindahan panas sendiri dapat didefinisikan sebagai suatu proses


berpindahnya suatu energi (panas) dari suatu zat ke zat lain yang diakibatkan adanya
perbedaan suhu pada daerah tersebut. Terdapat tiga bentuk mekanisme perpindahan
panas yaitu konduksi, konveksi dan radiasi. Perpindahan panas secara konduksi
merupakan proses dimana panas mengalir dari daerah yang bersuhu lebih tinggi
kedaerah yang bersuhu lebih rendah didalam suatu medium (padat, cair, atau gas)
atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung
sehingga dapat terjadi pertukaran energi dan momentum (Hulu dan Rahmawaty,
2021).
Kalor dapat berpindah dengan tiga cara yaitu radiasi, perpindahan panas tanpa
zat perantara contoh paling mudah dari perpindahan panas secara radiasi adalah
pancaran sinar matahari. Kemudian konveksi, perpindahan panas karena terjadinya
perpindahan zat, peristiwa konveksi atau aliran zat terjadi pada perubahan suhu suatu
zat, dan yang terakhir adalah perpindahan panas secara konduksi yaitu perpindahan
panas molekul benda padat, pada peristiwa konduksi panas mengalir melalui
molekul-molekulnya tanpa memindahkan atau menggerakkan molekul zat itu. Benda
padat memiliki kemampuan merambatkan panas secara konduksi yang berbeda beda
(Muhsin, 2019).

III. Prosedur Kerja


Prosedur kerja percobaan perpindahan panas dalam tangki adalah sebagai berikut:
1. Dipersiapkan alat dan bahan.
2. Diukur seluruh parameter tangki.
3. Hubungkan col voltmeter ke skalar yang ada di laboratorium.
4. Hubungkan cok wayer ke skalar voltmeter.
5. Hubungkan skala voltmeter (jarum penunjuk) ke wayer.
6. Pasangkan motor ke batang statis, lalu sambungkan coknya ke wayer.
7. Masukkan sejumlah fluida (air) ke dalam tangki sesuai dengan penugasan
yang diberikan. Lalu ditimbang beratnya (W1) dan ukur tinggi air yang ada di
dalam tangki tersebut sesuai dengan penugasan yang diberikan.
8. Letakkan tangki yang telah terisi air di atas batang statis, kemudian pasang
heater pada motor lalu sambungkan cok heater pada wayer.
9. Letakkan termometer masing-masing pada :
a. Pada dinding tangki bagian dalam (termometer infrared).
b. Pada dinding tangki bagian luar (termometer infrared).
c. Pada dasar tangki bagian dalam (termometer infrared).
d. Pada dasar tangki bagian luar (termometer infrared).
e. Pada heater.
f. Pada permukaan fluida.
g. Di atas permukaan fluida.
h. Di tengah-tengah antara permukaan fluida dan dasar tangki.
i. Di lingkungan atau ruangan.
10. Setelah semua termometer dipasang pada tempatnya, catat temperatur awal
tiap-tiap termometer sebelum proses perpindahan panas dalam tangki
berlangsung.
11. Diatur tegangan menggunakan voltage regulator dan dibaca menggunakan
voltmeter.
12. Diatur kecepatan pengaduk pada motor pengaduk sesuai penugasan.
13. Disambungkan cok heater pada wayer.
14. Ditekan tombol on yang ada pada wayer untuk melakukan proses pemanasan.
15. Kemudian dihidupkan stopwatch, lalu diamati dan dicatat temperatur fluida
pada masing-masing termometer yang dipasang dalam interval waktu tertentu
sesuai penugasan yang diberikan sampai temperaturnya mencapai konstan.
16. Setelah temperatur fluida konstan, kemudian ditimbang sisa fluida yang ada di
dalam tangki (W2) dan diukur sisa tinggi fluidanya.
17. Percobaan dilakukan berulang kali dengan memvariasikan besaran voltase
heater, baik dengan pengaduk maupun tanpa menggunakan pengaduk sesuai
dengan penugasan yang diberikan.
18. Setelah selesai percobaan, matikan semua peralatan dan putuskanlah sumber
arus listrik.
a. Tekan tombol OFF untuk mematikan sumber arus listrik, lalu
mencabut cok heater dari wayer.
b. Mencabut skala voltmeter (jarum penunjuk) dari wayer.
c. Mencabut cok wayer dari skalar voltmeter.
d. Mencabut cok voltmeter dari skalar yang ada dalam laboratorium.

IV. Data Pengamatan


4.1 Data Kondisi Tangki
Tabel 4. 1 Data Kondisi Tangki.
No Parameter Ukuran
1 Diameter dalam tangki 16,8 cm
2 Diameter luar tangki 18 cm
3 Diameter luar tangki + tebal wol 18,5 cm
4 Jari-jari dalam tangki 8,7 cm
5 Jari-jari luar tangki 9 cm
6 Jari-jari luar tangki + tebal wol 9,3 cm
7 Tinggi tangki 21 cm
8 Tinggi fluida dalam tangki 14,7 cm
9 Tebal dasar tangki 0,5 cm
10 Tebal dinding tangki 0,6 cm
11 Berat tangki kosong 920 gram
12 Tebal karet 0,003
14 Tebal wol 0,5 cm
15 Diameter Luar Tangki + Tebal Wol + Tebal Karet 18,503
16 Jari -Jari Luar Tangki + Tebal Wol + Tebal Karet 9,25

T1 : Temperatur pada dinding tangki bagian dalam


T2 : Temperatur pada dinding tangki bagian luar
T3 : Temperatur pada dasar tangki bagian dalam
T4 : Temperatur pada dasar tangki bagian luar
T5 : Temperatur heater
T6 : Temperatur pada permukaan fluida
T7 : Tempeatur di atas permukaan fluida
T8 : Temperatur pada pertengahan fluida
T9 : Temperatur lingkungan
4.2 Tangki Tanpa Pengaduk
4.2.1 Pada Voltase 120 Volt
Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 16,09 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,8 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 3,9 cm

Tabel 4.2 Temperature Pada Voltase 120 Volt Tanpa Pengadukan


Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 31,6 26 31,9 25 39,7 32 30 28 27
5 32,2 26,1 34,1 25,2 40,6 34 30 30 27
10 32,6 28,2 35,1 25,4 43. 5 34,2 32 32 27
15 33,5 28,5 35,3 25,7 47,2 36,5 332 34 27
20 35,1 28,9 35,5 25,7 49,8 38,5 33 35 27
25 36,6 29,2 35,7 25,6 50 40 34 36 28
30 37,7 31 37,9 25,9 60,7 42 36 38 28
35 38,8 31,4 38,7 26,8 62,7 43 38 39 28
40 39,5 31,9 38,6 26,9 68,2 44 39 40 28
45 39,6 32,2 40,1 27,6 67 45 41 42 28
50 40 33,6 42,1 28,3 73 46 42 42,5 28
55 40,9 34,4 41,5 29,1 75,5 47 42 43 28
60 40,4 34,9 42,9 29,7 75,6 48 44 45 28,5
65 43,4 35,5 43,1 30 79,3 49 44 45 28,5
70 44,5 35,7 45,1 30,4 81,5 50 45,4 46 29
75 45,4 36,5 45,2 31 82,5 50,5 45 47,5 29
80 44,1 36,7 46,6 31,9 85,2 51 45 48 29
85 44,3 36,9 46,2 32 88 52 46 49 29
90 46,1 37,6 46,5 32,9 90 52,5 47 50 29
95 46,2 38,3 47,6 33,4 91 53 47 50 30
100 46 38,5 47 34 91,5 53 47 51,5 30
105 48 38,5 48,6 34,3 92 54 48 52 30
110 48,4 38,9 49,4 34,4 92,3 54,4 48,9 53 30
115 48,5 39,9 49,6 34,9 92,8 55 49 53 30
120 49 40,4 49,7 34,9 93 55,1 49 53,9 30
125 49,3 40,6 49,8 35,2 95 56 49 54 30
130 50,2 41,2 50,4 36,1 96 58 49,2 55,6 30
135 52,6 41,9 51 36,2 97 59 49,3 56 30
140 53,9 42 52,2 37,1 98 60 49,8 56 30
145 53,9 42 52,2 37,1 98 60 49,8 56 30
150 53,9 42 52,2 37,1 98 60 49,8 56 30

4.2.2 Pada Voltase 160 Volt


Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 16,02 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,38 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 4,02 cm

Tabel 4.3 Temperature Pada Voltase 160 Volt Tanpa Pengadukan


Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 38,9 32,8 28,6 28,8 63,2 28 31 42 28
5 41,8 34,3 29,5 29,5 64 33 31,5 44 28
10 44,2 35,9 31,4 29,5 65,4 37 31,9 44 28
15 45,7 36,1 32,8 30,5 70,2 43 32 45 28
20 46,9 36,2 33 30,8 72,6 47.9 32,5 46,1 28
25 47,8 36,8 34,6 31,5 73 52,4 33 46,8 28
30 48,2 36,9 35,9 31,8 75,8 53 33,9 47 28
35 48,9 37,4 36,3 32,5 76,4 54,5 34,5 48,1 28
40 49,1 37,8 36,8 32,9 77 54,9 35 49 28
45 49,5 38,1 37,4 33,2 78 55,8 35,9 49,5 28,5
50 49,9 38,3 39 33,7 79,3 56 36 50 28,5
55 50,4 38,6 40,9 33,9 80 56,4 36,9 51,5 28,5
60 50,9 38,9 42,8 34,5 82,1 56,9 37,8 51,8 28,5
65 51,4 39,3 44,1 34,9 83 57,8 38 52,1 28,5
70 52,6 39,6 44,9 35,2 83,5 58,1 39 53,3 28,5
75 52,9 39,9 46,1 35,9 84,1 58 41 54,3 29
80 53,3 40,1 48 37,2 84,9 58,7 42 57 29
85 53,6 40,3 48,3 37,9 85 59,2 42 58,9 29
90 53,8 40,9 48,7 38,3 86 59,6 43 60 29
95 54 41,5 49,7 38,7 87,9 60 43,9 61 29
100 54,1 42,3 49,9 39 88 60,3 45,4 61 29
105 54,2 43,2 50,8 39,6 90 60,6 45 62,5 29
110 54,5 43,5 51 40,1 91,2 60,9 45 62 29
115 54,6 43,9 51,7 42,3 92,8 61 46 63,5 29
120 54,8 44,2 52 43,6 92,8 61,3 47 64 29
125 54,8 44,4 52,9 44 92,8 61,9 47 64 29
130 54,8 44,9 52,9 45,1 92,8 62,1 47 64 29
135 54,8 45,1 52,9 45,1 92,8 62,5 47 64 30
140 54,8 45,4 52,9 45,1 92,8 63 47 64 30
145 54,8 45,4 52,9 45,1 92,8 63 47 64 30
150 54,8 45,4 52,9 45,1 92,8 63 47 64 30

4.3 Tangki Berpengaduk


4.3.1 Pada Voltase 120 Volt dan Kecepatan Pengadukan 80 rpm
Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 15,9 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,38 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 3,9 cm

Tabel 4.4 Temperature Pada Voltase 120 Volt dengan Tangki Berpengaduk 80 rpm
Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 32 31,2 32,3 30 46,4 33 30 34 29
5 33,2 31,6 33,1 30,8 47,4 35 31 35 29
10 34,1 32,4 34,5 31 48 36 32 37 29
15 35,7 33,1 36,1 31,6 49 38 33 39 29
20 37,3 33,9 37,2 32 50,5 40 33 40 29
25 38 34,6 38,5 32,5 50,8 41 34 41 29
30 39,1 35,3 39,6 33,3 52,9 43 34 41,9 30
35 40,9 36,5 41,7 33,9 55 45 35 42,5 30
40 41,4 36,8 41,8 34,4 55,8 45,5 36 43 30
45 42,5 37 42,6 34,8 56,5 47,9 38 44 30
50 43,5 38,1 44,1 35 57,8 48 38 46 30
55 44,7 38,5 45,3 35,6 58,7 49 38 46,4 30,3
60 45,6 40 46,6 36 59 50 38 47,5 30,3
65 46,2 40,5 47,2 36,3 60 51 38 48,9 30,3
70 46,9 40,8 47,3 36,7 65 51,9 38,9 49,9 30,3
75 47,9 41,2 48 37 66 52,5 39 51 30,9
80 48,4 41,5 48,7 37,7 66,5 53 39 51,5 30,9
85 48,9 41,8 49 37,7 66,6 54 39 52,9 30,9
90 49,3 42,3 49,4 37,7 66,8 55 39 53,5 31
95 50,2 42,6 49,6 37,8 70 55 40 54,5 31
100 50,8 42,4 50,2 37,8 75,5 56 41 54,9 31
105 51,1 43 50,5 38 80 56,5 41 55 31
110 52 43 51,1 38 81 57 41 56,9 31
115 52,1 43,9 51,9 38,2 82 58 41 57 31
120 52,2 43,6 51,9 38,2 84 58 41 57,5 31
125 53,5 43,8 52,6 38,3 86 58 41 58,5 31
130 53,5 44 52,5 38,3 91,5 58 41 59 31
135 53,7 44 52,8 39 92,3 59,8 41 59 31
140 53,8 44 53,4 39,8 92,3 59,8 42 59 31
145 53,9 44 53,5 40 92,3 61 42 60 31
150 53,9 44 53,5 40 92,4 61 42 60 31
155 53,9 44 53,5 40 92,5 61 42 60 31
160 53,9 44 53,5 40 92,6 61 42 60 31
165 53,9 44 53,5 40 92,7 61 42 60 31

4.3.1 Pada Voltase 160 Volt dan Kecepatan Pengadukan 80 rpm


Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 16,13 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,38 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 4,13 cm

Tabel 4.4 Temperature Pada Voltase 160 Volt dengan Tangki Berpengaduk 80 rpm
Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 28,8 26,5 28,6 26,7 52 30 33 32 25
5 29,7 26,9 29,5 27,5 54,3 35,9 33,5 34 25
10 31,8 28,3 31,4 28,6 56,6 37 34 37 25,5
15 34,7 30,4 32,8 31,1 58 39 35 40 26
20 36,7 31,5 33 32,8 57 41 36 42 26
25 37,5 32,1 34,6 33,9 60 43 36,9 44 26
30 39 32,5 35,9 34,2 63 44 37,8 46 26,5
35 40,8 33,4 36,3 34,4 65 45,5 38 48 26,5
40 42,5 34,5 36,8 35,3 67 47 38,5 48 27
45 44,6 26,7 37,4 37,2 68 49 39 51 27
50 46,6 36 39 37,4 69 50,5 40 52,5 27
55 46,9 36,4 40,9 40,3 70 53 41 54,5 27
60 47,6 38,2 42,8 41 75 53 42 56 28
65 47,3 38,8 44,1 41 78 54,5 42 57 28
70 49,6 40,1 44,9 43,2 75,6 55,5 43 58 28
75 50,2 40,9 46,1 44,9 78,3 56 43,9 59 28
80 51,3 41,9 48 45,3 80,2 57,2 45,4 60,3 28
85 52,1 42,9 49,7 45,9 82,6 57,2 45 60 28
90 52,7 43 49,9 46 85,7 58 45 60 28,5
95 53,5 44 50,8 45,9 90,1 59 46 63 28,5
100 53,9 45 52 46,2 92,3 60 47 64 29
105 54,3 45,2 52,9 48,7 93,8 60,5 47 64,5 29
110 54,3 46,4 52,9 49,5 94,2 61,5 47 65,5 29
115 54,3 47 52,9 50 94,5 61,5 48 66 29
120 54,3 47,5 52,9 50,9 94,5 62,4 48,9 66 29
125 54,3 47,6 52,9 51 94,5 64,1 49 66 29
130 54,3 47,6 52,9 51 94,5 64,2 49 66 29
135 54,3 47,6 52,9 51 94,5 64,2 49 66 30
140 54,3 47,6 52,9 51 94,5 64,2 49,2 66 30

4.3.3 Pada Voltase 120 Volt dan Kecepatan Pengadukan 100 rpm
Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 15,71 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,38 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 3,71 cm

Tabel 4.6 Temperature Pada Voltase 120 Volt dengan Tangki Berpengaduk 100 rpm
Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 30,6 30,6 30,6 30,9 37,4 39 37 30,5 28
5 31,9 31,1 32,1 31 41,3 39 38 33 28
10 32,6 31,1 33,4 31,5 42,8 34 38 35 28
15 33,9 31,8 34,2 32 44,6 36 38,5 37 28
20 34,9 32 35,1 32,2 44,6 37 39 39 28
25 36,7 33,5 36,5 33,3 46,7 39 39 39,5 28
30 37,9 33,8 37,8 33,9 48 40,5 40 41 28
35 38 34,3 38,6 34,7 49,2 42 40 43 28,5
40 40 34,8 40,2 35,8 49,8 43 41 44,5 28,5
45 43 37,1 43,2 37,6 51 44,5 42 47 29
50 44,1 37,8 44,4 37,7 53,1 48 42 49 29
55 45 37,5 44 38,7 55,4 45 43 49 29
60 48 37,8 46,6 38,9 58,9 46 43 51,8 29
65 51,8 38,5 47,3 39 65,8 47 44 53 29
70 53,2 39,7 48,6 40,1 69,6 47,9 44 55 29
75 54,8 41,2 49,3 42,1 74,4 51 45 56 29
80 56,2 42 51,6 42,6 76,9 52 45,5 57 29
85 57,1 42,3 52,1 42,6 78 54 46 58 30
90 58 43,9 53,1 44 80,2 55 46,9 61 30
95 61,1 44 53,6 44 83,4 57 47 62 30
100 64,6 44 55 44,6 85,8 59 48 63 30
105 66 44 55 44,8 87,5 60 49 65 30
110 66 45 56 45,6 89 61 50 66 30
115 66,2 45 57 45,9 90 62 51 67 30
120 66,5 45 57,2 46 92 63 52 67 30
125 67 45 57,6 46,7 93,6 64 52 67 31
130 67,1 45 58 46,7 93,6 64 53 68 31
135 67,2 46 58,2 46,7 93,6 64 53 68 31
140 67,2 46 58,2 46,7 93,6 64 53 68 31

4.3.4 Pada Voltase 160 Volt dan Kecepatan Pengadukan 100 rpm
Tinggi air sebelum dipanaskan : 16,8 cm
Tinggi air setelah dipanaskan : 15,5 cm
Massa air sebelum pemanasan : 3,55 kg
Massa air setelah dipanaskan : 3,38 kg
Panjang heater yang tercelup sebelum: 4,8 cm
Panjang heater yang tercelup sesudah: 4,4 cm
Tabel 4.7 Temperature Pada Voltase 160 Volt dengan Tangki Berpengaduk 100 rpm
Waktu Temperatur (⁰C)
(menit
) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9
0 33,2 30,7 32,7 31,4 50,9 33 33 35 28
5 37,7 33,3 38,2 33,2 55,2 41 37 42 28
10 39 33,6 38,7 35,4 57,7 43 38 44 28,5
15 40,2 34,4 40,6 37,6 65 43,5 38,5 45,5 28,5
20 42,7 36,3 43 38 71,8 46 39 48 28,5
25 43,8 37,1 44,1 39,6 74 47,5 39,8 49 29
30 46,2 38,3 45,6 40,9 78,5 49 39 51 29
35 46,7 39,1 48,7 42,6 80,1 51,5 40 54 29
40 48,7 39,7 50,2 43,3 83,9 53,5 40 56 30
45 50,4 41,5 51,3 46,2 86,6 55 41 58 30
50 53,1 41,9 53,1 46,9 94,3 58 42 60,5 30
55 55,2 44,1 54,5 49 98 60 42 62 30
60 58,4 44,9 55,1 49,7 100,3 61,5 44 64 30
65 59,8 45,7 56,3 50 100,8 63 44 64,5 30
70 62,3 47,2 57,8 51,2 100,9 64 45 66 30,5
75 62,4 49,5 58,1 52,3 118,3 65,5 46 68 30,5
80 62,5 49,5 58,3 56,9 118,3 67 47 69 30,5
85 62,5 49,7 58,3 56,9 118,3 67,5 49 69,5 31
90 62,5 49,7 58,3 56,9 118,3 68 51 69,5 31
95 62,5 49,7 58,3 56,9 118,3 68 53 70 31
100 62,5 50,2 58,3 56,9 118,3 69 54 70 31

V. Hasil Pengolahan Data dan Pembahasan


5.1 Hasil Pengolahan Data
5.1.1. Laju Perpindahan Panas
Tabel 5.1 Laju Perpindahan Panas Konduksi Pada Tangki Berpengaduk
Proses Perpindahan Panas Kecepatan Tegangan Q
Pengadukan
(volt) (watt)
(rpm)

0 120 22,92679921

80 120 18,17585905

Dari dinding tangki bagian dalam 100 120 47,97724575


ke dinding tangki bagian luar
0 160 20,33537907

80 160 14,50467671

100 160 26,59799487

0 120 12493,04845

80 120 13082,33423

Dari dasar tangki bagian dalam 100 120 11156,67388


ke dasar tangki bagian luar 0 160 7562,018839

80 160 1843,095927

100 160 1359,574637

Tabel 5.2 Laju Perpindahan Panas Konveksi Pada Tangki Berpengaduk


Kecepatan Tegangan Q
Proses Perpindahan Panas Pengadukan
(rpm) (volt) (watt)

Dari Heater ke fluida 0 120 9407393,216

80 120 4498568,033

100 120 145993,0174


0 160 1461267,559

80 160 471239,2113

100 160 469819,8226

0 120 37095,69156

80 120 43273,07831

Dari fluida ke dinding tangki 100 120 60016,59864


bagian dalam 0 160 27277,90992

80 160 107,3145714

100 160 54639,11924

0 120 32,54197424

80 120 29,23296023

Dari fluida ke dasar tangki 100 120 30,44931382


bagian dalam 0 160 62,40517838

80 160 107,3145714

100 160 52,66766361

Dari dinding tangki bagian luar 0 120 6,101435085


ke lingkungan
80 120 7,43278903

100 120 7,367746396

0 160 8,305264954

80 160 9,790500291
100 160 10,86983265

0 120 0,680774417

80 120 0,91241523

Dari dasar bagian luar ke 100 120 1,816581156


lingkungan 0 160 1,735105829

80 160 2,603095382

100 160 3,352972859

0 120 10,63954409

80 120 11,8558471

100 120 11,82957434


Dari fluida ke lingkungan
0 160 12,46630443

80 160 13,46704887

100 160 12,74347606

Tabel 5.3 Laju Perpindahan Panas Radiasi Pada Tangki Berpengaduk


Kecepatan
Tegangan Q
Proses Perpindahan Panas Pengadukan
(volt) (watt)
(rpm)
Dari fluida ke lingkungan 0 3,68378465
120

80 4,116137003
120

100 120 4,334056622


0 4,390354369
160

80 4,707421714
160

100 4,702801336
160

0 4,956916909
120

80 5,941881873
120

100 5,896854413
120
Dari dinding tangki bagian luar
ke lingkungan 0 6,468482024
160

80 7,472708474
160

100 8,295210697
160

Dari dasar tangki luar ke 0 120 0,579877282


lingkungan
80 120 0,749231376

100 120 1,35060249

0 160 1,282754988
80 2,021069608
160

100 160 2,341596074


5.1.2 Koefisien perpindahan panas keseluruhan
Tabel 5.4 Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan Pada Tangki
Kecepatan Tegangan
Proses Perpindahan Panas Pengadukan U(W/m2K)
(rpm) (volt)

0 120 2,4963

80 120 2,5541

100 120 2,5516


Dari dinding tangki
0 160 2,5886

80 160 2,6362

100 160 2,663

0 120 3,6982

80 120 3,8971

100 120 4,445


Dari dasar tangki
0 160 4,4363

80 160 4,7999

100 160 4,9671

5.1.3 Kehilangan Panas


Tabel 5.5 Panas yang Hilang Dalam Sistem
Kecepatan Pengadukan Tegangan Q
(rpm) (volt) (kJ)

0 120 1876,13

80 120 1893,82

100 120 1790,17

0 160 1773,65

80 160 1694,74

100 160 1559,74

5.1.4 Efisiensi peralatan


Tabel 5.6 Efisiensi Peralatan

Kecepatan Pengadukan Tegangan Effensiensi Panas


(rpm) (volt) (%)

0 120 30,51347954
80 120 29,85824838
100 120 31,90841978
0 160 33,22904523
80 160 36,99910926
100 160 38,79723302

5.2 Pembahasan
5.2.1 Koefisien Perpindahan Panas Keseluruhan (U)
Koefisien perpindahan kalor menyeluruh adalah aliran kalor menyeluruh sebagai
hasil gabungan proses konduksi dan konveksi. Bila perpindahan kalor konveksi dan
konduksi diketahui, maka dapat ditentukan nilai koefisien perpindahan kalor
menyuluruh (U) (Chalim dkk., 2017). Koefisien perpindahan panas keseluruhan (U)
dipengaruhi oleh koefisien perpindahan panas (h) masing-masing proses, besar
tegangan heater, dan kecepatan pengadukan. Pada percobaan ini voltase heater yang
digunakan sebesar 120 volt dan 160 volt, dengan kecepatan pengadukan 0; 80 dan
100 rpm. Hubungan antara koefisien perpindahan panas keseluruhan (U) pada
dinding tangki terhadap besarnya tegangan dan kecepatan pengadukan dapat dilihat
pada Gambar 5.1 berikut

2.7
2.65
2.6
U (W/m2K)

2.55
120 V
2.5
160 V
2.45
2.4
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Kecepatan Pengadukan (rpm)

Gambar 5.1 Hubungan antara kecepatan pengadukan (rpm) terhadap koefisien


perpindahan panas keseluruhan (U) pada dinding tangki
Berdasarkan gambar 5.1 diperoleh data nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U) pada dinding tangki dengan tegangan 120 volt pada kecepatan
pengadukan 0; 80 dan 100 rpm berturut-turut yaitu 2,4963; 2,5251; 2,5761 W/m 2K
sedangkan pada tegangan 160 volt pada kecepatan pengadukan pengadukan 0; 80 dan
100 rpm berturut-turut yaitu 2,5886; 2,6362 dan 2,663 W/m2K. Dari hasil yang
didapat dapat dilihat bahwa nilai koefisien perpindahan panas keseluruhan akan
semakin tinggi seiring bertambahnya tegangan dan kecepatan pengadukan yang
menyebabkan pola aliran turbulen yang mana akan mengakibatkan terjadinya
perpindahan panas secara menyeluruh (Ihsan dan Irwan, 2018).

Selanjutnya adalah hubungan antara kecepatan pengadukan terhadap koefisien


perpindahan panas keseluruhan (U) pada dasar tangki dengan variasi kecepatan
pengadukan yang diberikan yaitu 0; 80 dan 100 rpm dan tegangan 120 dan 160 Volt.
Adapun hubungan antara koefisien perpindahan panas keseluruhan pada dasar tangki
terhadap kecepatan pengadukan dapat dilihat pada Gambar 5.2:

5.2
5
U (W/m2K)

4.8
4.6
4.4 120 V
4.2 160 V
4
3.8
3.6
0 20 40 60 80 100
Kecepatan Pengadukan (rpm)

Gambar 5.2 Hubungan antara kecepatan pengadukan (rpm) terhadap koefisien


perpindahan panas keseluruhan (U) pada dasar tangki
Berdasarkan Gambar 5.2 diperoleh data nilai koefisien perpindahan panas
keseluruhan dengan tegangan 120 volt pada kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100 rpm
berturut-turut yaitu 3,6806; 3,8971 dan 4,426 W/m2K, sedangkan pada tegangan 160
volt pada kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100 rpmberturut-turut yaitu 4,4363;
4,7999 dan 4,9671 W/m2K. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kecepatan
pengadukan maka semakin cepat terjadinya penyebaran panas yang mengakibatkan
meningkatnya nilai U (Geankoplis, 2003). Pendistribusian panas yang terjadi pada
kecepatan 0 rpm dan 60 rpm sangat berbeda. Karena menurut Dewantoro dkk (2018)
hal ini dikarenakan faktor perpindahan panas dapat dipengaruhi oleh beberapa
variabel tertentu, seperti adanya perbedaan temperatur, pendistribusian panas di
permukaan fluida, dan luas penampang.

5.2.2 Kehilangan Panas (Q Loss)


Kehilangan panas (Q Loss) disebabkan oleh air yang hilang selama proses
pemanasan, tegangan, kecepatan pengadukan dan perpindahan suhu tinggi kerendah
(Hamid, 2018). Hubungan besar tegangan terhadap kehilangan panas dapat dilihat
pada Gambar 5.3 berikut

2500

2000

1500
QLoss (kJ)

1000 120 V
160 V
500

0
0 20 40 60 80 100 120
Kecepatan Pengadukan (rpm)

Gambar 5.3 Hubungan antara kecepatan pengadukan (rpm) terhadap kehilangan


panas (Qloss)
Berdasarkan Gambar 5.3 diperoleh nilai Q loss pada voltase 120 Volt dengan
variasi kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100 rpmberturut-turut yaitu 1876,13;
1865,99 dan 1792,27 kJ sedangkan pada voltase 160 Volt dan variasi kecepatan
pengadukan yang sama berturut-turut yaitu 1770,03; 1670,09 dan 1572,92 kJ. Dapat
dilihat bahwa semakin besar kecepatan pengadukan maka semakin sedikit panas yang
hilang. Hal ini dikarenakan semakin besar kecepatan pengadukan, maka kehilangan
panas akan semakin kecil karena semakin sedikit panas yang dilepaskan ke
lingkungan akibat temperatur operasi yang semakin tinggi (Geankoplis, 2003). Selain
itu, dapat dilihat pada Gambar 5.4 bahwa semakin besar tegangan maka semakin
kecil panas yang hilang pada saat terjadi proses perpindahan panas dikarenakan
transfer panas yang diberikan pada heater semakin besar sehingga menyebabkan
panas yang hilang semakin berkurang (Waluyo dkk., 2018).

5.2.3 Effisiensi Peralatan


Efisiensi peralatan adalah rasio antara panas yang diserap sistem dengan
panas yang disuplai heater. Hubungan antara besar tegangan terhadap efesiensi
peralatan pada masing masing tegangan dan kecepatan pengadukan dapat dilihat pada
Gambar 5.4

45
40
Efisiensi Peralatan (%)

35
30
25
20
120 V
15
160 V
10
5
0
0 20 40 60 80 100 120
Kecepatan Pengadukan (rpm)

Gambar 5.4 Hubungan antara kecepatan pengadukan (rpm) terhadap efisiensi


peralatan (%)
Berdasarkan Gambar 5.4 diperoleh data nilai efesiensi peralatan pada tangki
dengan voltase 120 dan variasi pengadukan berturut-turut yaitu 30,51 %; 29,6 % dan
32,39%, sedangkan pada voltase 160 volt dan variasi pengadukan yang sama
berturut-turut yaitu 33%; 36,99% dan 40,66 %. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi
voltase dan kecepatan pengadukan maka effisiensi alat juga semakin tinggi. Efisiensi
peralatan tergantung pada operasinya seperti voltase, kecepatan pengadukan.
Semakin tinggi nilai voltase maka nilai efisiensi peralatan juga akan semakin tinggi,
hal ini disebabkan karena semakin besar tegangan maka semakin besar elektron pada
sumber panas yang bergerak aktif dan memiliki kecepatan aliran yang lebih tinggi
sehingga nilai fluks panas yang dihasilkan juga akan semakin besar (Geankoplis,
2003). Menurut Purnomo dkk (2018) bahwa semakin cepat pengadukan maka
distribusi lebih merata sehingga efisiensi peralatan lebih tinggi. Hal ini disebabkan
dengan adanya penyerapan panas dapat terjadi lebih cepat. Data diatas menujukkan
bahwa ada penurunan efisiensi peralatan pada 120 Volt pengadukan 80 rpm, menurut
pernyataan Mentari dkk (2021) bahwa tingginya nilai efisiensi dipengaruhi oleh
isolasi yang baik pada tangki, penurunan nilai efisiensi diakibatkan adanya kontak
heater dan air yang tidak merata.

VI. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari pratikum perpindahan panas dalam
tangki sebagai berikut:
1. Semakin besar kecepatan pengadukan maka koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U) pada dinding tangki yang dihasilkan akan semakin besar.
kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100 rpm dengan voltase 120 volt didapatkan
nilai koefisien perpindahan pana secara berturut-turut 2,4963; 2,5251; 2,5761
W/m2K, sedangkan pada kecepatan pengadukan yang sama dengan voltase
160 volt didapatkan 2,5886; 2,6362 dan 2,663 W/m2K.
2. Semakin besar kecepatan pengadukan maka koefisien perpindahan panas
keseluruhan (U) pada dasar tangki yang dihasilkan akan semakin besar.
kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100 rpmdengan voltase 120 volt didapatkan
nilai koefisien perpindahan pana secara berturut-turut 3,6806; 3,8971 dan
4,426 W/m2K, sedangkan pada kecepatan pengadukan yang sama dengan
voltase 160 volt didapatkan 4,4363; 4,7999 dan 4,9671 W/m2K.
3. Semakin cepat pengadukan maka semakin kecil kehilangan panas (Q Loss)
yang terjadi. Pada tangki dengan voltase 120 Volt dan Kecepatan pengadukan
0; 80 dan 100 rpmsebesar 1876,13; 1865,99 dan 1792,27 kJ sedangkan pada
voltase 160 Volt dan variasi kecepatan pengadukan yang sama yaitu 1770,03;
1670,09 dan 1572,92 kJ.
4. Semakin cepat pengadukan maka semakin efesiensi peralatan menjadi lebih
tinggi. Pada tangki berpengaduk dengan kecepatan pengadukan 0; 80 dan 100
rpmdengan tegangan 120 Volt yaitu 30,51 %; 29,6 % dan 32,39%, sedangkan
pada variasi kecepatan pengaduk yang sama dengan voltase 160 volt didapat
sebesar 33%; 36,99% dan 40,66 %.
VII. Daftar pustaka
Ambarita, J. R., Halim, A.N., dan Eko, Y. S. 2018. Analisa Perpindahan Panas
Tangki Air Berkapasitas 80 Liter Pada Pemanas Air Tenaga Surya Sistem
Hybrid. Jurnal Flywheel. 9(2) : 7-11.
Dewantoro, R., Arrad, G.S dan Lodhy, D. 2018. Studi Eksperimen Perpindahan Panas
Konveksi Paksa Eksternal Pada Plat Datar. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi
Sains & Teknologi (SNAST): Yogyakarta
Geankoplis, C. J. 2003. Transport Processes and Unit Operation 3nd Edition. U.S.A:
Prentice Hall, Inc.
Hamid, A., & Setiorini, I. A. (2018). Evaluasi Penggunaan Isolator Pada Sistem
Perpindahan Panas Suatu Alat Heat Exchanger. Jurnal Teknik Patra
Akademika. 9(2): 70-76
Hulu, G. M. R., dan Rahmawaty. 2021. Analisis Perpindahan Panas Dan Efektivitas
Economizer Pada Boiler Unit 4 PLTU Pangkalan Susu. Jurnal Ilmiah Teknik
Mesin Polmed. 2 (1) : 10-15.
Ihsan, S., dan Irawan, H. 2018. Analisis Dan Perhitungan Pengaruh Bilangan
Raynolds Terhadap Kinerja Kondensor Tipe Concentric Tube Sebagai Alat
Pengujian Dan Pembelajaran. Jurnal Teknologi Proses Dan Inovasi Industri.
3(2): 39-42.
Mentari, I. A., Astri, O. P., Robby, T. J., Selastia, Y., dan Erwana, D. 2021. Rancang
Bangun Alat Tipe Spray Dryer Untuk Proses Pengeringan Susu Bubuk
Berbasis Jagung Manis (Zea mays saccharata). Jurnal Kinetika, 2(3): 31-37
Muhsin. 2019. Application of Talking Stick Learning Model to Improve Students'
Positive Attitude and Learning Achievement in the Subject of Heat. Jurnal
Pendidikan Fisika 7.1 (2019): 32-48.
Puspawan, A., Mirza, A.P., Agus, S.A dan Sofwan, F.A. 2020. He Heat Transfer
Flow Analysis Of Standard Plate Stell Of Jis G3106 Grade Sm20b On Pre-
Heating Joint Web Plate IGirder Process Case Study In Pt. Bukaka Teknik
Utama, Bogor Regency, West Java Province. Rekayasa Mekanik. 4(1): 1-8
Purnomo,. Joko., dan Efendi.M. "Analisa Pengaruh Load Capacity Pembangkit
Listrik Tenaga Uap Tanjung Awar-Awar 350 MW Terhadap Efisiensi Turbin
Generator QFSN-350-2 Unit 1. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin 7.3
(2018).Reynolds, W. C dan Henry, C. P. 1983. Engineering Thermodinamics.
McGraw Hill. New York.
Waluyo, Saodah, S., dan Rohana. 2018. Investigation of Transformer Losses and
Temperature rise. EEA – Electroteh: Electron Autom. 66: 37–44.
VIII. CONTOH PERHITUNGAN

8.1 Laju Perpindahan Panas pada Tangki Tanpa Pengaduk


Perhitungan laju perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi
pada tangki tanpa pengaduk dengan tegangan 120 Volt.
8.1.1 Perpindahan Panas Konduksi
a. Perpindahan panas dari dinding tangki bagian dalam ke dinding tangki
bagian luar
T w =T 1=53,9 ℃=326,9 K
T b=T 2=42℃=315 K
T w + T b 326.9 K +315 K
T rata−rata= = =47,95 K
2 2
ΔT =T w −T b=326,9 K−315 K=11,9 K
Dari Appendix A.3.15 dan A.3.16 Geankoplis pada suhu 320.5 K:
K Alumunium = 203.918 W/mK
Kwol = 0,036 W/mK
Kkar = 0.151 W/mK
Jari-jari dalam tangki (r1) = 8,7 cm = 0,087 m
Jari-jari luar tangki (r2) = 9 cm = 0,09 m
Jari-jari luar tangki+wol (r3) = 9,2 cm = 0,092 m
Jari-jari luar tangki+karet (r4) = 9,25 cm = 0,0925 m
Tinggi tangki (L) = 21 cm = 0,21 m
Tinggi air sebelum dipanaskan = 16,8 cm = 0,168 m
Tinggi air setelah dipanaskan = 15,5 cm = 0,15,5 m

Laju perpindahan panas (Q)


2 × π × L× ΔT
Q=

( 1
K Al ( )) (
r
. ln 2 +
r1
1
K wol ( ))
r
. ln 3 +¿ ¿
r2
2× 3,14 ×0,168 ×(11,9 K )
Q=
(
1
2 03,918
W /mk . ln
0,0 9 m
0,08 7 m
)+(
1
0,036
W /mk . ln
0 , 092 m
0,0 9 m (
)+
1
0,151
W /mk . ln
0,0925
0,092 )
Q = 25,73417521 Watt

b. Perpindahan panas dari dasar tangki bagian dalam ke dasar tangki


bagian luar
T 4=37.1 ℃=310.1 K
T 3=52,2℃=325,2 K
T 3 +T 4 310.1+325,2 K
T rat a−rata= = =44,65 K
2 2
ΔT =T 3 −T 4=325,2 K−310.1 K=15,1 K
Dari Appendix A.3.15 dan A.3.16 Geankoplis pada suhu 317.65K:
K Alumunium = 203.786 W/mk
Tebal dasar tangki = 0,5 cm = 0,005 m
Laju perpindahan panas (Q)
Π.r².ΔT (3,14)(0,08 7 m)²( 15,1 K)

( )
Q = L Al =
K Al (
0,005 m
203.786 W/m.K )
= 14626,80398 Watt

8.1.2 Perpindahan panas konveksi


a. Perpindahan panas dari heater ke fluida
T6 = 60 ℃ = 333 K
T8 = 56 ℃ = 329 K
Theater = Tw = T5 = 98 ℃ = 371 K
T 6 +T 8 333 K + 329 K
T b= = =331 K
2 2
ΔT =T w −T b=371 K −331 K=40 K
T w + T b 371 K + 331 K
T rata−rata= = =351 K
2 2
Berdasarkan Appendix A.2.4 dan A.2.11 Geankoplis, pada suhu 351 K
diperoleh data sebagai berikut :
k = 0,678304317 W/mK
NPr = 0,69970397
gβρ2
= 42611913357
µ2
L panjang heater yang tercelup = 0,039 m
Bilangan Grashof (Ngr) dari persamaan 4.7-4 Geankoplis:
gβρ2
NGr = L3 ΔT
µ2
= (0,039)3(42611913357 l/m3K)(40 K)
= 101107843,5
Dengan persamaan 4.7-4 Geankoplis, maka:
NGr.NPr = (101107843,5)( 0,69970397)
= 70745559,52
Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis diperoleh nilai a
= 0,54 dan m=0,14
NNu = a (NGr.NPr)m
= (0,54)( 70745559,52)0,14
= 5348364,3
Koefesien perpindahan panas (h)
NNu.K
h =
L
( 5348364,3 )( 0,67 8304317 W/m.K )
=
0,039 m
= 93020989,51 W/m2.K
Luas permukaan heater (A)
A = Π.D.L
= (3.14)(0.18 m)( 0.147 m)
= 0.0830844 m2
Laju perpindahan panas (Q)
Q = h.A.ΔT
= (93020989,51 W/m2.K)( 0.0830844 m2)( 40 K)
= 309143724 Watt

b. Perpindahan panas dari fluida ke dinding tangki bagian dalam


T w =T 1=53,9 ℃=326,9 K
T 6=60 ℃=333 K
T 8=56 ℃=329 K
T 6 +T 8 333 K + 329 K
T b= = =331 K
2 2
T w + T b 326,9 K +331 K
T rata−rata= = =328,95 K
2 2
ΔT =T b −T w =331 K −326,9 K=4,1 K
Dari Appendix A.2.4 dan A.2.11 Geankoplis, pada suhu 314.3 K diperoleh:
K = 0,675607554 W/mK
NPr = 0,002984273
gβρ2
= 89723920,86 /m3.K
µ2
L = 0,175 m
Jari-jari dalam tangki (r1) = 8,7 cm = 0,087 m
Jari-jari luar tangki (r2) = 9 cm = 0,09 m
K Alumunium = 0,151 W/m.K W/mK
Bilangan Grashof (NGr) dari persamaan 4.7-4 Geankoplis
gβρ2
NGr = L3 ΔT
µ2
= (0,175 m)3 (89723920,86 /m3.K) (4,1 K)
= 1971542,967
Dengan persamaan 4.7-4 Geankoplis, maka:
NGr.NPr = (1971542,967)( 0,002984273)
= 5883,621973
Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis diperoleh nilai a
= 0,54 dan m = 0,14.
NNu = a (NGr.NPr)m
= (0,54)( 5883,621973)0,14
= 444,8018212

Koefesien perpindahan panas (h)


NNu.K ( 444,8018212 )( 0,675607554W /mK )
h = = = 1717,208402
L 0,175 m
W/m2.K
Laju perpindahan panas (Q)
2 Π.L .ΔT 2 (3,14)(0,1 75 m)( 4,1 K)

( ) ( )
r1 0,087 m
Q = ln( ) = ln ⁡( ) =
( r 1h1 1 ) + r2
K Al ( 1
( 0,087 m)(1717,208402W /m2 . K ) )
+
0,09m
0,151 W/m.K
677,0373172 Watt

c. Perpindahan panas dari fluida ke dasar tangki bagian dalam


Tw =T3 =52,2 ℃ =325,2K
T6 =60 ℃ =333 K
T8 =56 ℃ =329 K
Tb =(T6+T8)/2 =(333K+329 K)/2 =331 K
T =(Tw+Tb)/2 =(325,2 K+331 K)/2 =328,1 K
ΔT =Tb-Tw =331 K-325,1K =5,8 K

Dari Appendix A.2-4 dan A.2-11 Geankoplis, pada suhu 328,1 K diperoleh:
K = 0,675503597W/m.K
NPr = 0,002983813

gβρ2
= 90778776,98 l/m3.K
µ2
L = 0,21 m
Bilangan Grashof (NGr) dari persamaan 4.7-4 Geankoplis
gβρ2
NGr = L3 ΔT
µ2
= (0,21 m)3(90778776,98 l/m3.K)( 5,8 K)
= 4876073,071
Berdasarkan persamaan 4.7-4 Geankoplis, maka:
NGr.NPr = (4876073,071)( 0,002983813)
= 14549,29198
Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis diperoleh nilai
a=0,54 dan m= 0,14.
NNu = a (NGr.NPr)m
= (0,54)( 14549,29198)0,14
= 1099,926474
Koefesien perpindahan panas (h)
N Nu .K
h =
L
(1099,926474) ( 0,675503597W /m. K )
=
0, 21 m
= 156,0309009 W/m2.K
Luas permukaan tangki (A)
A = Π.(r1)2
= (3.14)(0,087 m)2
= 0,02376666 m2
Laju perpindahan panas (Q)
Q = h.A.ΔT
= (156,0309009 W/m2.K)( 0,02376666m2)(5,8 K)
= 21,50833355 Watt

d. Perpindahan panas dari dinding tangki bagian luar ke lingkungan


T w =T 2=42 ℃=315 K
T b=T 9=30 ℃=303 K
T w +T b 315 K +303 K
Tf= = =309 K
2 2
ΔT =T w −T b=315 K−303 K=12 K
Berdasarkan Appendix A.3-3 Geankoplis pada suhu 308.7 K, diperoleh:
K=¿0,02685036 W /mK
N Pr=¿ 0,70557554
2
g. β .ρ
2
=116316546,8/m 3 K
η
L=0,21m
Bilangan Grashof (NGr) dari persamaan Geankoplis 4.7-1:
2
3 g. β. ρ
N Gr =L . 2
. ΔT =¿
η
N Gr =¿12926490,47

Dengan persamaan 4.7-4 Geankoplis


N Gr N Pr =(12926490,47) ¿0,70557554¿
¿9120615,491

Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis, didapat a=0,59
dan m=0.25 maka:
N Nu=a ¿
N Nu=0,59¿ 32,42336224

Koefisien perpindahan panas (h)


N Nu . K (32,42336224)(0,02685036 W /mK )
h= = =¿4,145613997 W /m 2 K
D (0,21 m)

Luas permukaan (A)


2
A=2. π . r .t =2(3,14 )( 0,093 m)(0,21 m)=0,1226484 m

Laju Perpindahan Panas (Q)


Q = h x A x ∆T
= (4,145613997 W /m2 K ) (0,1226484 m2m2) (12 K)
= 6,101435085 WattTf

e. Perpindahan panas dari dasar tangki bagian luar ke lingkungan


T w =T 4=37.1℃=310.1 K
T b=T 9=30 ℃=303 K
T w +T b 310.1 K +303 K
Tf= = =306.6 K
2 2
∆ T =T w −T b=310.1 K −303 K =7.1 K
Berdasarkan Appendix A.3-3 Geankoplis pada suhu 306.6 K, diperoleh:
K=0,02666705W /mK
N Pr=0,706280576

g . β . ρ2 3
2
=121604316.5/ m K
η
D=0,185 m
2
g. β .ρ
N Gr =D3 . 2
. ΔT =¿
η
N Gr =5466665.808
Dengan persamaan 4.7-1 Geankoplis
N Gr N Pr =( 5466665.808 ) (0,706280576)
¿ 3860999.873

Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis, didapat a=0,59
dan m=0,25 maka:
N Nu=a ¿
N Nu=0,59¿

Koefesien perpindahan panas (h)


NNu.K
h =
D
(26.15332788) ( 0,02666705 W /mK )
=
0,185 m
= 3,769903306 W/m2.K
Luas permukaan dinding tangki (A)
A = Π(r3)2
= (3.14)(0,09 m)2
= 0,025434 m2
Laju perpindahan panas (Q)
Q = h.A.ΔT
= (3,769903306 W/m2.K) (0,025434 m2) (7.1 K)
= 0.680774417 Watt

f. Perpindahan panas dari fluida ke lingkungan


T6 =60 ℃ =333 K
T7 = 49,8 ℃ =322,8 K
T8 =56 ℃ =329 K
T9 =30 ℃ =303 K
T6+T8 3 33 K + 329 K
Tw = = = 331 K
2 2
T7+T9 3 22,8 K+ 3 03 K
Tb = = = 312,9 K
2 2
Tb+Tw 3 12,9 K+ 3 31 K
Trata-rata = = = 321,95 K
2 2
ΔT = Tw–Tb= 3 31 K – 3 12,9 K = 18,1 K
Dari Appendix A.3-3 Geankoplis pada suhu 317 K diperoleh:
k = 0,027819281 W/m.K
NPr = 0,703818345
gβρ2
= 98410971,22 /m3.K
µ2
L = 0,175 m
Bilangan Grashof (NGr) dari persamaan 4.7-1 Geankoplis
gβρ2
NGr = L3 ΔT
µ2
= (0,175 m)3 (98410971,22 /m3.K) (18,1 K)
= 9546325,51

Dengan persamaan 4.7-4 Geankoplis


NGr.NPr = (9546325,51)( 0,703818345)
= 6718879,024
Nilai NGr.NPr pada range 104-109 dari tabel 4.7-1 Geankoplis, didapat a = 0,59
dan m = 0,25 maka:
N Nu=a ¿
¿ 0,59 ¿
¿30,03835994
N Nu . K (30,03835994)(0 , 027819281W /m. K ) 2
h= = =4,775117504 W /m K
D ( 0,175 m)
Luas permukaan (A)
2
A=π . r =(3,14) ¿

Laju perpindahan panas (Q)

(
Q=h . A . ΔT = 4,775117504
W
2
m K )
( 0,0961625 m2 ) ( 18,1 K )

¿ 8,31128899 W att

8.1.3 Perpindahan panas radiasi


a. Perpindahan panas dari fluida ke lingkungan
T6 =60 ℃ =333 K
T7 = 49,8 ℃ =322,8 K
T8 =56 ℃ =329 K
T9 =30 ℃ =303 K
T6+T8 3 33 K + 329 K
Tw = = = 331 K
2 2
T7+T9 3 22,8 K+ 3 03 K
Tb = = = 312,9 K
2 2
Tb+Tw 3 12,9 K+ 3 31 K
Trata-rata = = = 321,95 K
2 2
ΔT = Tw–Tb= 3 31 K – 3 12,9 K = 18,1 K

Dari Appendix A.3.17 Geankoplis pada suhu 321,95 K diperoleh nilai


emisifitas (ε) = 0,956 (air):
Luas permukaan fluida (A)
A=π . r 2=(3,14) ¿
Laju perpindahan panas (Q)
Q = ε.σ.A(Tw4 - Tb4)
= (0,956) (5,669 x 10-8 W/m2.K4)(0,0237 m2) [(3 31K)4– (312,9K)4]
= 3.115620038 Watt

b. Perpindahan panas dari dinding tangki bagian luar ke lingkungan


Tw = T2 = 42 oC = 315 K
Tb = T9 = 30 oC = 303 K
ΔT = Tw–Tb = 315 K – 303 K = 12 K
Berdasarkan Appendix A.3-17 Geankoplis didapatkan nilai ε = 0,52 untuk
aluminium:
Luas permukaan dinding tangki bagian luar (A)
A = Π.D.L
= (3,14) (0,18 m) (0,21m)
= 0,1186 m2
Laju perpindahan panas (Q)
Q = ε.σ.A (Tw4 - Tb4)
= (0,52) (5,669x10-8 W/m2.K4) (0,1186 m2) [(315 K)4– (303 K)4]
= 4.956916909 Watt

c. Perpindahan panas dari dasar tangki bagian luar ke lingkungan


Tw = T4 = 37.1 oC = 310.1K
Tb = T9 = 30 oC = 303 K
ΔT = Tw–Tb = 310.1 K – 303 K = 7.1K
Dari Appendix A.3-17 Geankoplis didapatkan nilai ε = 0,52 untuk alumunium
Luas permukaan tangki(A)
A = ¼.Π.D2
= ¼.(3,14)(0,175 m)2
= 0.02404 m2

Laju perpindahan panas (Q)


Q = ε.σ.A(Tw4-Tb4)
= (0,52)(5,669x10-8 W/m2.K4)( 0,0240 m2)[( 310.1 K)4- (303K)4]
= 0.579877282 Watt

8.2 Koefesien Perpindahan Panas Keseluruhan


8.2.1 Pada Tangki Tak Berpengaduk Dengan Tegangan 120 Volt dan Kecepatan
Pengadukan 0 rpm
a. Pada dinding tangki
1
U= 1
hi (
)+(
Lal Lkar
)+ +(
L w ol
Kal Kkar Kwol
)+(
1
ho )
=

1
1 0, 006 m 0,00 3 m 0,00 5 m 1
( )+( )+( )+( )+
1717,208402 Wm 2.K 203.918 W/m.K 0.151 W/m.K 0.036 W/m.K 4.1456139
= 2,49633666 W/m2.K
Keterangan :
hi = koefesien perindahan panas konveksi dari fluida ke dinding tangki

bagian dalam
ho = koefesien perpindahan panas konveksi dari dinding tangki bagian
luar lingkungan
Lal = tebal dinding tangki aluminium
Lwol = tebal wol
Lkar = tebal karet
Kal = konduktivitas termal alumunium
Kwol = konduktivitas termal wol
Kkar = konduktivitas termal karet
b. Pada dasar tangki
1
U = 1 Lal 1
( )+( )+( )
hi Kal ho
=
1
1 0, 005 m 1
( )+( )+(+ )
156,0309009 W/m 2 .K 20 3.742 W/m.K 3.769903306W m2 K
= 3,680634099 W/m2.K

Keterangan:
hi = koefesien perindahan panas konveksi dari fluida ke dasar tangki
bagian dalam
ho = koefesien perpindahan panas konveksi dari dasar tangki bagian
luar ke lingkungan
Lal = tebal dasar tangki
Kal = konduktivitas termal alumunium

8.3 Panas yang diserap sistem


a. Panas yang diserap
massa air = 3,465 kg
ΔT1 (pada waktu 0 menit) = ½ (T6+T8)
= ½ (305 K+301 K)
= 303 K
ΔT2 (pada waktu konstan) = ½ (T6+T8)
= ½ (333 K+329 K)
= 331 K
ΔT total = ΔT2-ΔT1 = 331 K – 303 K = 28 K
ΔT2 + ΔT1 331 K +30 3 K
Tf = = = 317 K
2 2
Berdasarkan Appendix A.2-11 Geankoplis pada suhu 315 K diperoleh:
Cp = 4,183 kJ/kg.K
Q1 = m. Cp. ΔT
= (3,38 kg)(4,183 kJ/kg.K)( 28 K)
= 405,9184183 kJ

b. Panas yang hilang ke udara


massa air = 3,465 kg
ΔT1 (pada waktu 0 menit) = ½ (T6+T7)
= ½ (305 K+303 K)
= 304 K
ΔT2 (pada waktu konstan) = ½ (T6+T7)
= ½ (333 K+322.8 K)
= 327.9 K
ΔT total = ΔT2-ΔT1= 327.9 K – 304 K = 23.9 K
ΔT2 + ΔT1 327.9 K – 304 K
Tf = = = 315.95 K
2 2
Berdasarkan Appendix A.2-11 Geankoplis pada suhu 310.25 K diperoleh:
Cp = 4,183 kJ/kg.K
Q2 = m. Cp. ΔT
= (3,465 kg)(4,182 kJ/kg.K)(23.9 K)
= 346,4678528 kJ

c. Panas yang hilang melalui dinding tangki


t konstan = 9000 s
Q konveksi = 6,1014350885 J/s
Q radiasi = 0,579877282 J/s
Q3 = Q kombinasi melalui dinding tangki ke lingkungan
= Q konveksi + Q radiasi
= (6,101435085 J/s)(9000 s) + (0.5798787282J/s)(9000 s)
= 60,1318113 kJ

d. Panas yang hilang melalui dasar tangki


t konstan = 9000 s
Q konveksi = 0,680774417
Q radiasi = 0,579877282
Q4 = Q kombinasi melalui dasar tangki ke lingkungan
= Q konveksi + Q radiasi
= (0,680774417 J/s)(9000s) + (0,579877282 J/s)(9000s)
= 11,34586529 kJ

e. Panas yang diserap sistem


Qtotal = Q1 + Q2 +Q3 +Q4

=(405,9184183kJ)+(346,4678528kJ)+(60,1318113kJ)+(11,34586529
kJ)
= 823,8639476kJ
Heater yang digunakan memiliki daya 600 Watt dan tegangan 220 Volt pada
voltase 120 Volt arus yang mengalir adalah :
P 6 00 Watt
I= = = 2,7273 A
V 220 Volt
V. I. t ( 12 0 Volt)( 2,7272 A)( 9000 s)
Q heater = = = 2700 KJ
1000 1000
Q terbuang = Q heater – Q yang diserap
= 2700 kJ – 823,8639476 kJ
= 1876,13 kJ
Q yang diserap
Efisiensi peralatan = x 100%
Q heater
823,8639476 kJ
= x 100%
2700 kJ
= 30,51347954 %

Anda mungkin juga menyukai