Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PILOT PLANT

“FALLING FILM EVAPORATOR”


Pembimbing : Rispiandi, ST., MT

Oleh

Riski Eka Fahira 161411052

Risky Febiayu Eldiana 161411053

Kelompok 7

Kelas 3B D3 – Teknik Kimia

PROGRAM STUDI D3 – TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan dari setiap proses evaporasi adalah menaikan konsentrasi atau kadar
kepekatan suatu larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tak mudah menguap dari zat
pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap. Penguapan beberapa porsi pelarut tersebut
akan memberikan produk yang berupa larutan peat dan kental, sedangkan hasil kondensasi
uap pelarutnya bisa dibuang langsung sebagai limbah atau didaur ulang dan digunakan
lagi sebagai pelarut. Hal- hal ini yang membedakan proses penguapan dengan distilasi.
Falling Film Evaporator adalah metoda penguapan dengan cara menjatuhkan
bahan umpan membentuk lapisan tipis, sementara itu pemanas dikontakkan terhadap
umpan lapis tipis tersebut dalam suatu kolom FFE (kalandria). Pertimbangan dibuat
lapisan tipis adalah :
a. Luas permukaan lebih luas, sehingga memudahkan proses penguapan.
b. Penguapan yang terjadi berada di bawah titik didih ait atau pelarut lain sehingga
memerlukan kalor lebih sedikit.

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengoperasikan peralatan Falling Film Evaporator pemanasan langsung dan tidak


langsung.
2. Memahami prinsip evaporasi untuk proses pemekaatan larutan.
3. Memilih temperatur dan tekanan yang optimum untuk umpan tertentu.
4. Menghitung koefisien perpindahan panas pada FFE / kalandria.
5. Menerapkan koefisien penggunaan kukus (steam) sebagai sumber panas.
6. Menjelaskan piranti pengendalian tekanan secara elektronis pada sistem control.
BAB II
LANDASAN TEORI

Falling film Evaporator adalah salah satu jenis alat untuk proses evaporasi yang
diklasifikasikan dalam kelas long tube vertical evaporator (LTVE) bersama-sama dengan
climbing film evaporator (CFE). Sedangkan berdasarkan tipe pemanasan dapat
diklasifikasikan ke dalam sistem pemanasan dipisahkan oleh dinding pertukaran panas,
yaitu jenis kolom calandria shell and tube.

FFE memiliki efektivitas yang baik untuk :


a. Pengentalan larutan-larutan yang jernih
b. Pengentalan larutan berbusa
c. Pengentalan larutan-larutan yang korosif
d. Beban penguapan yang tinggi
e. Temperatur operasi yang rendah
Kinerja suatu evaporator ditentukan oleh beberapa factor lainnya
a. Konsumsi uap
b. Steam ekonomi
c. Kadar kepekatan
d. Persentasi produk
Untuk tujuan teknik dan karakteristik evaporator yang perlu diperhatikan adalah :

a. Neraca massa dan energi


b. Koefisien perpindahan panas
c. Efisiensi

Proses penguapan berlangsung pada kalandria shell and tube. Di dalam kalandria
tersebut terdapat tabung berjumlah tiga, umpan masuk didistribusi ke masing-masing tube
kemudian membentuk lapisan tipis pada selimut bagian dalam tube.

Sementara pemanas berada diluar tube, bahan umpan yang turun secara gravitasi
menyerap panas maka terjadi penguapan pelarut sehingga keluar dari kalandria terdiri dari
dua fasa ( fasa uap pelarut dan larutan pekat ) kemudia dipisahkan di separator. Metode
FFE sudah banyak digunakan pada industri :

a. Produksi pupuk organik


b. Proses desalinasi
c. Bubur kertas dan industri kertas
d. Bahan alami/larutan biologi
Pemekatan bahan-bahan yang sangat peka terhadap panas,mengharuskan waktu
kontak yang singkat sekali dengan permukaan panas. Hal ini dapat dicapai dengan
menggunakan evaporator film jatuhsekali lintas, dimana zat cair masuk dari atas, lalu
mengalir ke bawah didalam tabung panas itu dalam bentuk film, kemudian keluar dari
bawah. Tabung-tabungnya biasanya agak besar, diameternya antara 2 sampai 10in. Uap
yang keluar dari zat cair itu biasanya terbawa turun bersama zatcair, dan keluar dari bawah
unit itu. Evaporator ini bentuknya menyerupaisuatu penukar kalor jenis tabung, yang
panjang, vertikal, dan dilengkapidengan separator zat cair-uap di bawah, dan distributor
(penyebar) zat cairdi atas.Masalah utama dengan evaporator film-jatuh ini ialah
dalammendistribusikan zat cair itu secara seragam menjadi film di bagian dalamtabung.
Hal ini dilakukan dengan menggunakan seperangkat plat logamberlubang-lubang yang
ditempatkan lebih tinggi di atas plat tabung yangdipasang dengan teliti agar benar-benar
horisontal.
Tabung-tabung itu diberi sisip pada ujungnya yang memungkinkan zat cair
mengalir denganteratur ke setiap tabung itu.Evaporator film-jatuh, tanpa sirkulasi dan
dengan waktu menetap yang sangat singkat dapat menangani produk-produk yang peka
yang tidak dapat ditangani dengan cara lain. Alat ini juga cocok sekali untukmemekatkan
zat cair viskos. Dengan adanya panas yang dimiliki oleh steam maka kalor yang tersedia
di lingkungan akan diterima oleh komponen zat dalam umpan yang salah satu diantaranya
adalah air dengan kandungan paling besar.
Kalor yang diterima oleh air akan berdampak pada meningkatnya energi kinetik
yang dimiliki molekul-molekul air. Pergerakan molekul air yang kian cepat mengakibatkan
molekul air saling menolak satu sama lain akibatnya fasa air akan berubah menjadi uap dan
akhirnya melepasan diri dari ikatan air lainnya dalam campuran.
Pada proses penguapan cairan yang berupa lapisan tipis maka peningkatan energi
kinetik akan jauh lebih cepat lagi karena pada lapisan tipis, panas yang diterima akan lebih
cepat menyebar dan akan mempercepat proses penguapan.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

1. Peralatan skala pilot plant Falling Film Evaporator yang terdiri atas tangki umpan,
pompa untuk mengalirkan fluida, evaporator, tangki kondensat, kondesor, sensor
suhu dan tekanan serta unit kontrol proses.
2. Air umpan berisi air keran diisikan hingga tangki umpan penuh ditambah pewarna
3. Ember plastik sebanyak 3 buah
4. Gelas plastic sebanyak 2 buah
5. Sarung tangan
6. Timbangan
7. Stopwatch

Skema Peralatan

Gambar 1 : Gambar alat Falling Film Evaporator Pemanasan Steam Langsung


Gambar 2 : Gambar alat Falling Film Evaporator Pemanasan Air Panas
3.2 Langkah Kerja
a. Start Up

Menghidupkan peralatan pengendalian di


panel dengan memutar saklar utama meran
lalu saklar instrumen hitam ke posisi ON

Pemanas Langsung:
-Buka katup V3 dan V10
-Tutup katup V2, V5, V6, dan V7

Pemanas Tidak Langsung:


-Buka katup V5, V6, V7, dan V9
-Tutup katup V3, V4, V6, dan V10

b. Kalibrasi Laju Alir

Menimbang berat ember


kosong dan atur bukaan pompa
pada laju alir 100 L/jam

Menampung air yang keluar


pada ember selama 1 menit.

Menimbang kembali ember


yang berisi air tersebut

Mengulangi lanngkah tersebut


pada laju alir 150 L/jam, 200
L/jam, 250 L/jam, dan 300 L/jam
c. Prosedur Operasi

Alirkan umpan dan kemudian alirkan


steam

Atur tekanan pada 0.25 bar dan pada laju


alir 100L/jam

Catat suhu pada T7 (feed masuk dan T11


(suhu larutan pekat)

Tampung aliran output dan steam

Timbang berat tampungan aliran output


dan steam

Ulangi langkah tersebut pada tekanan 0.5


bar dan dengan variasi laju alir 150L/jam,
200L/jam, 250L/jam dan 300L/jam
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan dan Pengolahan Pemanasan Langsung

Tabel 1. Data Pengamatan Pemanasan Langsung

P(bar) q(L/jam) m1 m2 m3 ms T7(oC) T11(oC)


(Kg/jam) (Kg/jam) (Kg/jam) (Kg/jam)
0,25 100 181,8 140,4 41,4 10,8 51,2 96
150 267,6 216 51,6 63,6 44,2 96
200 314,4 272,4 42 18 61,6 90
250 328,8 340,8 -12 33,6 48,8 89
300 427,2 411,6 15,6 41,4 31,5 69
0,5 100 181,8 181,2 0,6 38,4 29,2 98
150 267,6 248,4 19,2 40,8 28,7 96
200 314,4 298,8 15,6 38,4 28,6 89
250 328,8 372 -43,2 38,4 36,9 82
300 427,2 420 7,2 33,6 28,7 70

Pengolahan Data

 Menentukan Kalor Umpan ( Q feed (KJ) )


Qfeed = m1 . Cp . (T11 – T7 ) + m3 (Hv – HL) pada T11
Contoh perhitungan :
Asumsi nilai Cp selalu 4,2 KJ/Kg K
Qfeed = 181,8 x 4,2 x ( 96 –51,2) + 41,4 x ( 2669 – 402,2)

= 128053,008

m1 m3 T7(oC) T11(oC) Cp(KJ/Kg HL HV Qfeed(KJ)


(Kg/jam) (Kg/jam) K)
181,8 41,4 51,2 96 4,2 402,2 2669 128053,008
267,6 51,6 44,2 96 4,2 402,2 2669 175185,936
314,4 42 61,6 90 4,2 377 2659 133345,632
328,8 12 48,8 89 4,2 372,75 2657,5 82931,592
427,2 15,6 31,5 69 4,2 288,8 2624,5 103720,92
181,8 0,6 29,2 98 4,2 410,7 2673 53890,308
267,6 19,2 28,7 96 4,2 402,2 2669 119162,376
314,4 15,6 28,6 89 4,2 372,75 2657,5 115399,092
328,8 43,2 36,9 82 4,2 343,3 2646 161757,936
427,2 7,2 28,7 70 4,2 293 2626 90899,712
 Menentukan Steam ( Qsteam (KJ) )
QSteam = mS (Hv – HL) pada P+1
Contoh perhitungan :
Qsteam = 10,8 x ( 2684 – 441,03)

= 24224,076 KJ

P(barr) ms Hv HL Q
(Kg/jam) steam(KJ)
0,25 10,8 2684 441,03 24224,076
63,6 2684 441,03 142652,892
18 2684 441,03 40373,46
33,6 2684 441,03 75363,792
41,4 2684 441,03 92858,958
0,5 38,4 2693,4 467,1 85489,92
40,8 2693,4 467,1 90833,04
38,4 2693,4 467,1 85489,92
38,4 2693,4 467,1 85489,92
33,6 2693,4 467,1 74803,68

 Menentukan Effisiensi (η (%) )


Qfeed
η = QSteam

Contoh perhitungan :
η = 128053,008
24224,076

= 528,62 %

Qfeed Qsteam Efisisen


(KJ) (KJ) (%)
128053,008 24224,076 528,6188

175185,936 142652,892 122,8057

133345,632 40373,46 330,2804

82931,592 75363,792 110,0417

103720,92 92858,958 111,6973


53890,308 85489,92 63,03703

119162,376 90833,04 131,1884

115399,092 85489,92 134,9856

161757,936 85489,92 189,2129

90899,712 74803,68 121,5177

 Menentukan ΔTm
ΔT1 = T8-T11
ΔT2 = T4-T7

ΔTm = ΔT1 − ΔT2


ln ΔT1⁄ ΔT2

= 8,7 − 53,5
ln 8,7⁄ 53,5

= 24,66 o C

T8 T4 T7 T11 ΔTm
(oC) (oC) (oC)
(oC)

104,7 104,7 51,2 96 24,66473

104,7 104,7 44,2 96 26,71039

104,7 104,7 61,6 90 26,40201

104,7 104,7 48,8 89 31,65594

104,7 104,7 31,5 69 52,22516

104,7 104,7 29,2 98 37,929

104,7 104,7 28,7 96 40,039

104,7 104,7 28,6 89 46,200

104,7 104,7 36,9 82 48,505

104,7 104,7 28,7 70 59,687

 Menentukan Koefisien Perpindahan Panas


U = 𝑄𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
𝐴. ΔTm
= 24224,076
0,21𝑥24,665
= 4676,829

ΔTm A Q U
steam(KJ)
24,665 0,21 24224,076 4676,829

26,710 0,21 142652,892 25432,03

26,402 0,21 40373,46 7281,815

31,656 0,21 75363,792 11336,74

52,225 0,21 92858,958 8466,906

37,929 0,21 85489,92 10732,99

40,039 0,21 90833,04 10802,87

46,200 0,21 85489,92 8811,63

48,505 0,21 85489,92 8392,874

59,687 0,21 74803,68 5967,896

 Menentukan Steam Ekonomi (SE)


SE = 𝑚3
𝑚𝑠
= 41,4
10,8
= 3,833

ms m3 SE
(Kg/jam) (Kg/jam)
10,8 41,4 3,833

63,6 51,6 0,811

18 42 2,333

33,6 12 0,357

41,4 15,6 0,377


38,4 0,6 0,016

40,8 19,2 0,471

38,4 15,6 0,406

38,4 43,2 1,125

33,6 7,2 0,214

Hubungan Laju Alir Terhadap Efisiensi


600

500

400
Efisiensi (%)

300
P = 0,25 bar
200 P = 0,5 bar

100

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju ALir (L/jam)

Hubungan Laju Alir Terhadap U


30000

25000
Koeffisien pindah panas

20000

15000
P = 0,25 bar
10000 P = 0.5 bar

5000

0
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju ALir (L/jam)
Hubungan Laju Alir Terhadap SE
4.500
4.000
3.500
Steam Ekonomi

3.000
2.500
2.000 P = 0,25 bar
1.500 P = 0,5 bar
1.000
0.500
0.000
0 50 100 150 200 250 300 350
Laju ALir (L/jam)

4.2 Data Pengamatan dan Pengolahan Data Pemanasan Tidak Langsung

Tabel Data Pengamatan Pemanasan tidak Langsung

P q m1 m2 m3 ms T7(˚C) T11(˚C) T4 T8
(bar) (L/jam) (Kg/jam) (Kg/jam) (Kg/jam) (Kg/jam) (˚C) (˚C)

100 181,8 140,4 41,4 26,4 144,5 114,8


150 267,6 216 51,6 22,8 146,2 115,3
0,2 200 314,4 272,4 42 38,4 150,6 104,8
250 340,8 328,8 12 45,6 32,1 75 111,6
300 427,2 411,6 15,6 34,8 33,7 72 107,8
100 181,8 181,2 0,6 46,8 38,8 82 105,3
150 267,6 248,4 19,2 30 51,8 92 116,1
0,5 200 314,4 298,8 15,6 42 37,7 93 117,8
250 372 328,8 43,2 40,8 36,6 84 112,5
300 427,2 420 7,2 41 30,6 74 110,7

Pengolahan Data
 Menentukan Kalor Umpan ( Q feed (KJ) )
Qfeed = m1 . Cp . (T11 – T7 ) + m3 (Hv – HL) pada T11
Contoh perhitungan : (Pada P=0,5 bar; q=100L/h)
Asumsi nilai Cp selalu 4,2 KJ/Kg .K
Qfeed = 181,8 x 4,2 x (82 – 38,8) + 0,6 x (2646 – 343,3)
= 34367,41
P q m1 m3 T7 T11 Cp HL HV Qfeed (KJ)
(barr) (L/jam) (Kg/jam) (Kg/jam) (oC) O
( C) (KJ/Kg.K) (Pada (Pada
T11) T11)

100 181,8 41,4 4,2


150 267,6 51,6 4,2
0,2 200 314,4 42 4,2
250 340,8 12 32,1 75 4,2 314 2634,5 87089,18
300 427,2 15,6 33,7 72 4,2 301,4 2630 105045,6
100 181,8 0,6 38,8 82 4,2 343,3 2646 34367,41
150 267,6 19,2 51,8 92 4,2 385,4 2662 88892,3
0,5 200 314,4 15,6 37,7 93 4,2 389,6 2664 108503,2
250 328,8 -43,2 36,6 84 4,2 351,7 2650 -33829,1
300 427,2 7,2 30,6 74 4,2 309,8 2633 94597,06

 Menentukan T4 (Steam masuk kolom FFE)


Qin = Qout
m1. Cp (T11-T7) = ms. Cp (T8-T4)
𝑚𝑠 𝑥 𝑇8+𝑚1 (𝑇11−𝑇7)
T4 = 𝑚𝑠

Contoh perhitungan : (Pada P=0,25 bar dan q=250 L/jam)


45,6 𝑥 111,6 + 328,8 (75−32,1)
T4 =
45,6

= 420,9
 Menentukan Steam ( Qsteam (KJ) )
QAir Pemanas = mS . Cp (T8 – T4)
Contoh perhitungan : (Pada P=0,25 bar dan q=100L/jam)
QAir Pemanas = 26,4 x 4,2 (114,8 – 144,5)
= -3293,14 KJ (Tanda minus menunjukkan bahwa steam melepaskan
kalor)
P q ms T4 (˚C) T8 (˚C) QAir panas
(barr) (L/jam) (Kg/jam) (KJ)
100 26,4 144,5 114,8 3293,14
150 22,8 146,2 115,3 2958,98
0,2 200 38,4 150,6 104,8 7386,62
250 45,6 420,9 111,6 59243,2
300 34,8 577,9 107,8 68719,4
100 46,8 273,1 105,3 32985,8
0,5 150 30 474,6 116,1 45181,6
200 42 531,7 117,8 73022,5
250 40,8 494,4 112,5 65457,5
300 26,4 562,9 110,7 77870

 Menentukan Effisiensi (η (%) )


Qfeed
η = QAir 𝑃𝑎𝑛𝑎𝑠

Contoh perhitungan : (Pada P=0,25 barr dan q=250L/jam)


31397,18
Ƞ = 𝑥 100%
59243,2

= 52,99 %
P (barr) q (L/jam) Qfeed (KJ) QAir panas Eff (%)
(KJ)
100 3293,14
150 2958,98
0,2 200 7386,62
250 87089,18 59243,2 147,00
300 105045,6 68719,4 152,8616
100 34367,41 32985,8 104,1885
150 88892,3 45181,6 196,7445
0,5 200 108503,2 73022,5 148,5886
250 -33829,1 65457,5 51,6809
300 94597,06 74803,68 121,48

 Menentukan Koefisien Perpindahan Panas (U)


𝑄𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
U= 𝐴.∆𝑇𝑚
∆𝑇1− ∆𝑇2
∆Tm = ∆𝑇1
ln
∆𝑇2

∆T1 = T4 – T7
∆T2 = T8 – T11
Contoh perhitungan : (Pada P=0,25 bar dan q=250L/jam)
∆T1 = T4 – T7
= 420,9 - 32,1
= 388,8
∆T2 = T8 – T11
= 111,6 – 75
= 36,6
388,8−36,6
∆Tm = 388,8
ln
36,6
= 149,05
59243,2
U = 0,21 .149,05

= 1892,72

P q T4 T7 T8 T11 ∆T1 ∆T2 ∆Tm QAir panas U


(barr) (L/jam) (˚C) (˚C) (˚C) (OC) (KJ)
100 144,5 114,8 3293,14
150 146,2 115,3 2958,98
0,2 200 150,6 104,8 7386,62
250 420,9 32,1 111,6 75 388,83 36,6 149,05 59243,2 1892,66
300 577,9 33,7 107,8 72 544,26 35,8 186,83 68719,4 1751,48
100 273,1 38,8 105,3 82 234,31 23,3 91,41 32985,8 1718,18
150 474,6 51,8 116,1 92 422,88 24,1 139,19 45181,6 1545,65
0,5 200 531,7 37,7 117,8 93 494,06 24,8 156,84 73022,5 2216,96
250 494,4 36,6 112,5 84 457,88 28,5 154,63 65457,5 2015,68
300 562,9 30,6 110,7 74 532,30 36,7 185,31 74803,68 2001

 Menentukan steam ekonomi (SE) pada pemanasan secara langsung


𝑚3
SE = 𝑚 𝑠𝑡𝑒𝑎𝑚
Contoh perthitungan :
41,4
SE = 26,4 = 1,57

P (bar) m3 (m1-m2) ms SE
(kondensat)
0,2 41,4 26,4 1,57
0,2 51,6 22,8 2,26
0,2 42 38,4 1,09
0,2 12 45,6 0,26
0,2 15,6 34,8 0,45
0,5 0,6 46,8 0,01
0,5 19,2 30 0,64
0,5 15,6 42 0,37
0,5 43,2 40,8 1,06
0,5 7,2 26,4 0,27
4.3 Pembahasan

4.3.1 Riski Eka Fahira (161411052)

4.3.2 Risky Febiayu Eldiana (161411053)

Telah dilakukan praktikum Falling Film Evaporator (FFE). Evaporator Evaporasi


merupakan suatu proses yang sering digunakan oleh industri yang bertujuan untuk menaikkan
konsentrasi atau kadar kepekatan suatu larutan ynag terdiri dari zat terlaurt yang tidak mudah
menguap dari zat pelarutnya yang relatif lebih mudah menguap.

Pada praktikum FFE kolom yang digunakan kolom jenis kalalndria dan shell and tube.
Didalam menara FFE terdapat 3 buah tube yang berfungsi agara umpan dapat turun secara
gravitasi dan memperbesar luas permukaan kontak antara umpan dengan pemanas. Untuk
pemanasan tidak langsung umpan akan dialirkan melalui bagia atas kolom sedangkan air panas
dimasukkan melalui bagian bawah kolom, profil aliran yang dipilih adalah counter-current.
Sedangkan untuk pemanasan langsung baik umpan maupun uap panas idalirkan melalui bagian
atas kolom, profil aliran yang dipilih adalah co-current. Hal ini dilakukan karena uap yang telah
kontak dengan umpan akan berubah fasa menjadi cair yang memiliki kecenderungan mengalir
kebawah. Sehingga jika pada pemansan langsung profil aliran yang dipilih adalah counter-
current maka uap panas alan berubah fasa terlebih dulu sebelum sempat memanaskan umpan
dan akan menyumbat aliran steam.

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa kondisi operasi yang optimum
dari FFE pada pemanasan langsung yang memiliki efisisensi paling tinggi adalah pada tekanan
0,25 bar dan laju alir 100 L/jam dapat dilihat pada kurva hubungan laju alir terhadap efisiensi.
Sedangkan pada pemanasan tidak langsung konidsi operasi yang memiliki efisiensi tertinggi
adalah pada tekanan 0,5 bar dan laju alir 150 l/jam. Pada pemanasan langsung tidak diperlukan
tekanan dan laju alir tinggi untuk mendapatkan efisiensi yang tinggi karena dengan laju alir
yang kecil maka lapisan film yang terbentuk pada kolom kalandria kana semakin tipis yang
akan membuat laju penguapannya semakin besar tanpa diperlukan suhu yang terlalu tinggi.
Sedangkan pada kurva pengaruh laju alir terhadap koeffisien perpindahan panas pada pemasan
lagsung tekanan 0,5 bar cenderung mengalami penurunan seiring meningkatnya laju alir,
sedangkan pada tekanan 0,25 bar nilai koeffisien perpindahan panas mengalami fluktuasi. Dan
hasil yang tidak jauh berbeda juga didaptkan pada pemanasan langsung. Hal ini tidak sesuai
dengan hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Palen,dkk (1994) yang meyatakan bahwa
pada aliran laminar-turbulen semakin besar laju alir cairan umpan maka semakin besar
koeffisien perpindahan panasnya. Hal ini dapat disebabkan karena laju alir steam yang semakin
lama semakin kecil yang dikarenakan stok steam yang semakin sedikit. Sehingga pemanasan
yang dilakukan semakin lama semakin tidak optimal. Karena koeffisien perpindahan panas
dapat menunjukkan nilai besarnya panas yang digunakan untuk menguapkan pelarutnya.

Steam ekonomi merupakan perbandingan antara destilat yang terbentuk dengan steam yang
digunakan untuk proses. Dari kurva hubungan laju alir terhadap steam ekonomi didapatkan
nilai SE yang fluktuatif baik pada pemanasan langsung maupun pemanasan tidak langsung.
Namun dari kurva didapatkan bahwa kondisis operasi optimum untuk mendapatkan nilai SE
yang tinggi adalah tekanan 0,25 bar laju alir 100l/jam pada pemanasan langsung dan tekanan
0,2 bar laju alir 100l/jam untuk pemanasan tidak langsung.
BAB V

SIMPULAN

5.1 Simpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Kondisi operasi optimum :


 Pemanasan langsung adalah pada tekanan 0,25 bar dan laju alir 100l/jam dengan
efisiensi mencapai 528 %, U = 4676,829 W/m2 K, dan SE = 3,833
 Pemansan tidak langsung pada tekanan 0,5 dan laju alir 150 l/jam dengan
efisiensi mencapai 196%, U = 1545,65 W/m2 K, dan SE = 0,64
2. Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pada FFE :
 Temperatur steam yang disesuaikan dengan karakteristik bahan yang akan
dievaporasi dalam hal unutk mencegah terbentuknya kerak pada kolom yang
dapat menurunkan kualitas perpindahan panas dari steam ke bahan
 Tekanan operasi yang mempengaruhi proses penguapan pelarut
 Lajua alir umpan dengan sifat fisik dan kimianya yang akan mempengaruhi
koeffisien perpindahan panas
 Luas permukaan kontak antara umpan dan media pemanas dengan waktu kontak
 Lajau alir pendingin dan laju alir steam
3. Nilai koeffisien perpindahan panas (U) dan steam ekonomi (SE) cendeung fluktuatif
baik pada pemanasan langsung maupun pemnasan tidak langsung.
DAFTAR PUSATAKA

Tim Pengajar Jurusan Teknik Kimia.1996. Panduan Praktikum Operasi Teknik


Kimia II.Bandung:Pusat pengembangan Pendidikan Politeknik

Geankoplis, Christi J. Transport Processes and Unit Operations : third edition.


1993, 1983, 1978. Prentice-Hall,Inc.

Reklaitis."Introduction to Material and Energy Balances"

Anda mungkin juga menyukai