Tujuan :
Memahami fungsi alat penukar kalor jenis pelat Memahami mekanisme operasi alat penukar kalor jenis pelat Mengetahui komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis pelat Mengetahui cara menghitung total heat transfer coefficient alat penukar kalor pelat yang ada di Laboratorium Pilot Plant
Kelebihan Plate Heat Exchanger (PHE) dibanding penukar panas jenis lain adalah kemudahan dalam perawatan dan pembersihan dengan berbagai macam fluida. Selain itu juga mudah melakukan modifikasi terhadap luas permukaan, baik itu menambah maupun mengurangi. Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U) a. Menggunakan Neraca Energi
Harga Q dapat dihitung dari : Q = (M.Cp. T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas = (M.Cp. T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin
Q A U
= Laju Alir Kalor (Watt) = Luas Permukaan (m2) = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)
III.
IV.
Langkah Kerja
nyalakan kompor pemanas sehingga suhu air mencapai lebih kurang 600C Hidupkan pompa air panas (P1) dan aturlah keran air panas (V1) hingga laju alir air panas yang terbaca pada rotameter pengukur aliran mencapai kira-kira 100 L/jam Tunggu sampai konstan, kemudian tampunglah air panas yang mengalir keluar pipa (sebelum masuk ke bejana air panas) selama waktu tertentu (missal 5 detik) dnegan menggunakan bejana ukur plastic. Hitung berapa banyak volume air panas yang tertampung dalam bejana tersebut. Konversikan satuannya menajdi 1 L/jam Atur kembali keran air panas (V1) hingga laju alr kira-kira 200 L/jam. Kemudian lakukan kembali kangkah c Buat grafik hubungan antara laju alir yang terbaca dengan rotameter dan laju alir yang dihitung dari pengukuran dengan bejana ukur Lakukan hal yang sama untuk kalibrasi laju alir air dingin. (catatan : untuk pengukuran laju alir dingin, airnya tidak perlu dipanaskan, tetapi diukur pada suhu kamar dan dicatat suhunya)
1. Kalibrasi alat pengukur laju alir cairan panas dan cairan dingin
2. Pengamatan Suhu dan Laju Alir Cairan Nyalakan kompor pemanas sehingga suhu air mencapai lebih kurang 600C Hidupkan pompa air panas (P1) dan aturlah keran air panas (V1) hingga laju alir air panas yang terbaca pada rotameter pengukur aliran mencapai kira-kira 200 L/jam Tunggu sampai konstan. Catat suhu masuk air panas ke alat (Tin) Nyalakan pompa air dingin (P2) dan aturlah keran air dingin (V2) hingga laju alir air dingin yang terbaca pada rotameter pengukur aliran mencapai kira-kira 100 L/jam Baca secara serentak suhu ari panas masuk (Tin), suhu air panas keluar (Tout), suhu air dingin masuk (tin) dan suhu air dingin keluar (tout) Lakukan langkah d dan e dengan mengatur laju alir dingin berturut-turut, 200 L/jam; 300 L/jam; 400 L/jam Usahakan agar suhu air panas selalu berada pada sekitar 60 0C dengan cara mengatur pemanasan, dan suhu air dingin selalu di bawah 300C dengan cara mengeluarkan air
yang sudah panas dari bak penampung dan menambah air dingin ke dalam bak penampung.
V. DATA PENGAMATAN Data Kalibrasi laju alir air panas dan dingin Air panas Suhu No Air (0C) 1 2 3 4 5 60 60 60 60 60 Pembacaan Rotameter (L/jam) 100 200 300 400 500 Waktu (detik) 5 5 5 5 5 Volume air panas (Liter) Laju alir hasil pengukuran (L/jam)
Air dingin Suhu Air (0C) Pembacaan Rotameter (L/jam) 100 Sesuai suhu air dingin 200 300 400 500 Waktu (detik) 5 5 5 5 5 Volume air panas (Liter) Laju alir hasil pengukuran (L/jam)
No
1 2 3 4 5
Tabel data pengamatanuntuk mencatat hasil pengukuran laju alir dan suhu 1. Data suhu aliran air panas dan air dingin Air Panas No Laju alir (1 L/jam) 1 2 3 4 5 200 200 200 200 200 Suhu Masuk (Tin), (0C) Suhu Masuk (Tout), (0C) Laju alir (1 L/jam) 100 200 300 400 500 Air Dingin Suhu Masuk (Tin), (0C) Suhu Masuk (Tout), (0C)
2. Koreksi laju alir masing-masing cairan dnegan menggunakan table hasil kalibrasi Air Panas No Laju alir (1 L/jam) 1 2 3 4 5 Suhu Masuk (Tin), (0C) Suhu Masuk (Tout), (0C) Laju alir (1 L/jam) Air Dingin Suhu Masuk (Tin), (0C) Suhu Masuk (Tout), (0C)