PEMBIMBING :a
Oleh :
Kelompok : IV (empat)
Nama : 1. Dani Darmawan (151411004)
2. Dani Gustiana Sandi (151411005)
3. Mega Suci Lestari (111411048)
4. Syifa Nur Ulla (111411049)
Kelas : 2A
1.2 TUJUAN
1. Memahami fungsi alat penukar kalor jenis pelat.
2. Memahami mekanisme operasi alat penukar kalor jenis pelat.
3. Mengetahui komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis pelat.
4. Mengetahui cara menghitung total heat transfer coefficient alat penukar kalor pelat yang
ada di labrotorium pilot plant.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang
dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi.
Perpindahan kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda
padat, panas merambat dari satu bagian kebagian lain secara merambat tanpa ada
material yang berpindah
Perpindahan kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran
massa yang berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya
tenaga dari luar. Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida
mengalir.
Penukar panas pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas
permukaan
yang diperlukan.
Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau pendingin dari
suatu sistem produksi. Meskipun terdapat beberapa sistem lain, tetapi dari pengalaman di
lapangan dapat disimpulkan bahwa PHE memiliki kinerja yang baik dan sulit ditandingi
sistem yang lain, salah satu contoh nyata, pada industri permen, sistem PHE digunakan
sebagai sebagai pemanas permen (hard candy) yang akan dicetak, dengan digunakannya
sistem PHE maka permen yang dihasilkan jauh lebih bening dibandingkan dengan
menggunakan sistem pemanas yang lainnya.
PHE yang banyak dijumpai di industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :
a. Glue Type : Tipe glue ini memerlukan lem untuk memasang gasket pada plat
PHE. Lem yang digunakan hendaknya ialah lem yang mempunyai ketahanan
terhadap panas yang baik.
b. Clip Type : Di sisi luar gasket tipe ini terdapat clip-clip, sehingga dalam
pemasangannya cukup menancapkan clip-clip tersebut ke lubang yang
terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih mudah dan ringkas jika
dibandingkan dengan tipe glue.
Dalam peralatan PHE, panas dapat dipindahkan dengan semua cara, namun yang
dominan terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi.
Gambar 2. PHE
Kelebihan PHE
1. Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan tekanan. Plate and
Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan lebih dari 30
bar.
2. Pemilihan material gasket yang sesuai sangatlah penting
3. Maksimum temperatur operasi terbatas hingga 250 C dikarenakan performa
dari material gasket yang sesuai.
BAB III
METODOLOGI
Tunggu
Tunggu hingga
hingga konstan,
Menyalakan Menghidupkan
konstan,
kemudian menampung
Menyalakan pompa fluida panas
Kompor
kompor pemanas (P1) dan mengatur
kemudian
air panas yang mengalir
menampung
keluar pipa selama
Pemanas keran air panas waktu
air tertentu
panas yang
(V1) mengalir
keluar pipa selama
waktu tertentu (V1)
Melakukan Menyalakan
percobaan Membaca Tci,
pompa air dingin
dengan laju alir air Tco, Thi dan Tho dan mengatur
panas tetap dan air
dingin berubah serta keran air dingin
sebaliknya
PEMBAHASAN
NIM 151411004
Praktikum ini bertujuan Memahami fungsi alat penukar kalor jenis pelat, memahami
mekanisme operasi alat penukar kalor jenis pelat, mengetahui komponen-komponen utama alat
penukar kalor jenis pelat, mengetahui cara menghitung total heat transfer coefficient alat
penukar kalor pelat yang ada dilabrotorium pilot plant
Plate Heat Exchanger (PHE) berfungsi sebagai sistem pemanas atau pendingin dari
suatu sistem produksi yang memiliki mekanisme perpindahan panas dalam praktikum ini
yaitu fluida berupa cairan dimana air panas dan air dingin dialirkan melalui aliran yang
berbeda dan dikontakan secara counter current pada Plate Heat Exchanger (PHE).
Perpindahan panas yang terjadi merupakan perpindahan panas secara tidak langsung karena
kedua cairan tidak bercampur di dalam PHE.
Pada PHE terjadi perpindahan panas secara konveksi-konduksi. Kalor yang dilepas
oleh air panas diserap oleh lempengan kemudian diberikan pada air dingin (konduksi),
kemudian panas dari air dingin tersebar di dalam air dingin (konveksi).
Pada percobaan dilakukan variasi laju alir air panas sebesar 200 L/Jam dan laju alir air
dinginyang bervariasi dari 200L/jam -500 L/Jam. Variasi ini dilakukan untuk mengetahui
performa PHE. Dari hasil percobaan diperoleh besarnya kalor yang dipindahkan, da,nilai
Koefisien pindah panas keseluruhan yang kemudian diolah dalam bentuk grafik.
Sesuai dengan teori, bahwa perpindahan panas dapat terjadi akibat adanya driving
force berupa perbedaan suhu, tekanan, atau konsentrasi. Pada percobaan ini, perpindahan
panas pada PHE terjadi akibat adanya perbedaan suhu antara air panas dan air dingin. Adanya
perbedaan suhu tersebut menyebabkan perpindahan panas dari air panas ke air dingin
sehingga terjadi kenaikan suhu air dingin keluar dan penurunan suhu air panas keluar. Laju
alir air panas maupun air dingin akan berpengaruh pada perpindahan kalor yang terjadi.
Hal tersebut dapat terlihat dari hasil data percobaan, dimana jika lajur alir air dingin
semakin besar, maka perpindahan panas dari air panas ke air dingin lebih kecil karena
perbedaan laju alir serta waktu kontak antar fluida juga tidak lama.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pengajar Jurusan Teknik Kimia.1996. Panduan Praktikum Operasi Teknik Kimia
II.Bandung:Pusat pengembangan Pendidikan Politeknik
Geankoplis, Christi J. Transport Processes and Unit Operations : third edition. 1993, 1983,
1978. Prentice-Hall,Inc.
Reklaitis."Introduction to Material and Energy Balances"
Enan,R.2016. Plate Heat Exchanger (Phe) (2).
https://www.slideshare.net/IffaMarifatunnisa/plat-heat-exchanger?from_action=save.
Diunduh pada 25 Maret 2017.
LAMPIRAN
fluida panas
b. Gambar Isometric plate eat excanger
fluida panas
keluar
Distribution
Gasket Area perpindahan
Inlet/Outlet area
panas
suspensien