BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Heat transfer adalah ilmu yang mempelajari tentang kecepatan perpindahan
panas dari sumber panas (heat body) ke penerima panas (cold body). Manfaat ilmu ini
adalah untuk membantu merancang alat yang berhubungan dengan panas atau
preheater, misalnya cooler, condenser, reboiler, dan evaporator.
Pada Industri setelah alat preheater dirancang kemudian dibutuhkan parameterparameter seperti faktor kekotoran yang mengindikasikan layak atau tidak suatu alat
penukar panas ( Heat Exchanger) digunakan dan kapan alat tersebut perlu dibersihkan
(cleaning).
Dengan diketahuinya masih layak atau tidak suatu alat perpindahan panas yang
dapat diketahui dari perhitungan suhu fluida panas masuk (T hi), suhu fluida panas
keluar (Tho), suhu fluida dingin masuk (Thi),dan suhu fluida dingin keluar (Tho)
berdasarkan pengamatan maka dengan perhitungan neraca panas dapat mendesain alat
penukar panas (Heat Exchanger).
1.2. Rumusan Masalah
Dalam heat exchanger terdapat parameter-parameter yang mempengaruhi nilai
perpindahan panas seperti Ui, Uo, Uc, Ud, dan Rd. Oleh karena itu, pada praktikum
ini perlu dikaji pengaruh flowrate terhadap nilai Ui, Uo, Uc, Ud, dan Rd, pada aliran
co-current dan counter current. Dengan demikian dapat diketahui layak tidaknya heat
exchanger untuk beroperasi , kapan alat perlu dibersihkan, dan bagaimana perawatan
untuk heat exchanger.
1.3. Tujuan Percobaan
1. Mampu merangkai dengan benar hubungan rangkaian searah maupun lawan arah.
2. Dapat menghitung luas perpindahan panas (Ao dan Ai) berdasarkan data ukuran
pipa.
3. Mampu menghitung nilai Uo dan Ui berdasarkan neraca panas.
4. Mampu menghitung Uc dan Ud.
5. Mampu menggambar grafik hubungan flowrate vs U (Uc, Ud, Uo, Ui).
1
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Dv
cp
k
hD
=
k
2
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Teori Perpindahan Panas
Perpindahan panas adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang kecepatan
perpindahan panas diantara sumber panas (hot body) dan penerima panas (cold body).
Salah satu hubungan ini adalah untuk membantu kita dalam perancangan alat yang
berhubungan dengan panas, misalnya cooler, heater, condenser, reboiler, dan
evaporator.
Percobaan yang dilaksanakan dengan alat Heat Transfer Bench T.D. 36 yang
merupakan alat penukar panas Shell and Tubes dimana alat tersebut terdiri dari 1 shell
dan 5 tubes yang dapat dioperasikan secara searah maupun lawan arah baik fluida
panas dan fluida dingin dilewatkan shell maupun tube.
Sebagai fluida panas, sebelumnya dioperasikan maka dibuat dahulu melalui hot
tank dengan pemanas listrik. Sebagai fluida dingin sebelum dioperasikan dibuat
dahulu melalui tangki yang merupakan refrigerator.
Prinsip percobaan tersebut adalah akan mencari besarnya overall heat transfer
coefficient (U) pada alat tersebut dengan berbagai variasi kecepatan fluida panas
maupun fluida dingin yang dialirkan pada heat exchanger tersebut.
Besarnya panas yang ditransfer dapat dihitung dengan mengetahui perubaahan
suhu dari fluida masuk dan keluar pada kecepatan tertentu. Sedangkan pada suhu ratarata logaritma dapat dihitung dari perubahan suhu masuk dan keluar, baik dari fluida
panas maupun dingin.
Dengan persamaan: q = U.A.TLMTD (Logaritmic Mean Temperature Difference)
dapat dihitung harga U dimana besarnya A dihitung dari ukuran alat penukar panas
tersebut. Dari berbagai variasi perubahan kecepatan aliran dapatlah dibuat/dibaca
adanya perubahan harga U terhadap perubahan kecepatan aliran.
Untuk mengetahui jumlah panas yang dipindahkan dipakai heat exchanger
(HE). Ada beberapa jenis heat exchanger, yaitu :
1. Shell and tube heat exchanger
Alat penukar panas shell and tube terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel
(cangkang). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan.
3
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel.
Untuk meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat (buffle). Ini bertujuan untuk membuat
turbulensi aliran fluida dan menambah waktu tinggal (residence time), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure drop operasi dan menambah beban
kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur.
Gambar 2.1.1. Alat penukar panas jenis shell and tube heat exchanger
2. Double pipe heat exchanger
Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda (double pipe).
Dalam jenis penukar panas dapat digunakan berlawanan arah aliran atau arah
aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruang
annular dan cairan lainnya dalam pipa.
Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang
dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di
dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis
ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang
tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis
selongsong dan buluh (shell and tube heat exchanger).
Gambar 2.1.2. Alat penukar panas jenis pipa rangkap (double pipe heat exchanger)
3. Plate and frame heat exchanger
Alat penukar panas pelat dan bingkai (plate and frame) terdiri dari paket
pelat-pelat tegak lurus, bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak
lurus dipasang penyekat lunak (biasanya terbuat dari karet). Pelat-pelat dan sekat
disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10
(kebanyakan segi empat) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari lubang
4
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan fluida yang
lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena ada sekat.
Gambar 2.1.3. Alat penukar panas jenis pelat dan bingkai (plate and frame heat
exchanger)
4. Air cooled heat exchanger
Air cooled heat exchanger umumnya digunakan untuk fluida gas, liquid dan
kondensasi. Air cooled heat exchanger cenderung menjadi tidak ekonomis jika
temperatur outlet kurang dari 20 sampai 30OC di atas temperatur ambien. Tube dan
header dapat difabrikasi dengan menggunakan material umum. Fin biasanya
menggunakan material aluminium, kadang-kadang material steel galvanised
digunakan dalam kondisi korosif, tapi mempunyai loss efficiency yang cukup besar.
Alat ini mempunyai fouling factor yang tinggi, yang perlu dipertimbangkan adalah
desain header box untuk memudahkan akses mechanical cleaning pada tube side.
Pada fin aluminium memungkinkan terjadinya korosi. Masalah utama adalah
cleaning di sekitar air side dan fan drives.
Memiliki luas permukaan perpindahan panas per satuan volume yang besar
Untuk area yang kecil cukup dengan double pipe
Aliran fluida dapat diatur dengan co-current maupun counter current
Terjadi perpindahan panas secara konveksi (antara shell dan fluida) dan konduksi
(antara dinding-dinding shell).
Perpindahan panas yang terjadi di heat exchanger akan didahului dengan panas
yang terjadi di masing-masing pipa dan tergantung pada sifat bahan dan diameter pipa.
Makin besar diameter pipa makin besar perpindahan panasnya. Biasanya panas yang
melewati dinding secara keseluruhan ditentukan oleh koefisien luas maupun dalam.
Untuk konduksi ditentukan oleh tebal pipa dan bahan pipa. Hantaran panas heat
exchanger ditentukan oleh koefisien perpindahan panas secara menyeluruh (U).
5
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
= konduktivitas (Btu/ft.hr.oF)
Ts
Tv
3. Radiasi
Merupakan gelombang perpindahan panas karena adanya perbedaan suhu dan
berlangsung secara gelombang elektromagnetik tanpa perantara.
Persamaannya : Qr = C.F.A (T14-T24)
dengan Qr
PERPINDAHAN PANAS
T1
= suhu mutlak
T2
= suhu mutlak
Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
memberi kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas
benda panas
Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap
bila dipanaskan
Bunyi Azas Black adalah sebagai berikut :
Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih
tinggi sama dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah.
Dirumuskan : Qh = Wh.Cph (Th1-Th2)
Qc = Wc.Cpc (Tc2-Tc1)
2.4. Overall Coefficient Heat Transfer (U)
Hal yang sangat penting untuk menganalisa alat penukar panas adalah koefisien
perpindahan panas menyeluruh (U). Koefisien ini merupakan ukuran dari alat penukar
panas dalam hal memindahkan panas. Untuk harga U yang besar maka kecepatan
perpindahan panas akan besar, namun sebaliknya jika U kecil maka kecepatan
perpindahan panas harganya kecil.
Hot fluid
Cold fluid
Gambar 2.1.5. Penggambaran Sisi Aliran Panas dan Aliran Dingin pada Heat
Exchanger
Bila dalam alat penukar panas kedua fluida dalam alat penukar panas dipisahkan
dalam bidang datar maka U dapat dinyatakan dalam bentuk :
7
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
U=
1
1
x
1
( )+( )+( )
hi
k
ho
Ui =
1
1
r0
r0
r0 1
( )+( ) ln( )+( )( )
h0
k
ri
ri h 0
1
1
ri
r0
ri 1
( )+( )ln( )+( )( )
h0
k
ri
r 0 hi
PERPINDAHAN PANAS
temperatur
fluida
mengalir
juga
dapat
menurunkan
atau
dengan
Uc =
hio . ho
hio+ ho
UcUd
Uc . Ud
dan
Ud =
Q
A T
Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube standar cukup kuat
dilakukan.
Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di dalam shell
PERPINDAHAN PANAS
Fluida dengan viskositas yang lebih rendah dialirkan di dalam tube karena
pengaliran fluida dengan viskositas tinggi di dalam penampang alir yang kecil
dimana mh.Cph = Ch
dq = mc.Cpc.dTc = Cc.dTc
dimana mc.Cpc = Cc
T = Th - Tc
d(T) = dTh - dTc
dq = -Ch . dTh
dq
dTh = ch
10
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
dq = Cc . dTc
dTc =
dq
cc
1 1
dijumlahkan maka didapat: dTh + dTc = dq ( ch cc
1
1
d(T) = dq ( ch cc
Substitusi dq = U . T . dA, maka akan diperoleh :
1 1
d(T) = U . T . dA ( ch cc
( T )
T
1 1
+
= U ( ch cc
. dA
1 1
( T )
T = U ( ch + cc
1
( T 2)
( T 1)
ln
q
ThiTho
Substitusi ch =
ln
ln
( T 2)
( T 1)
( T 2)
( T 1)
dA
1
1 1
= U.A ( ch + cc
dan cc =
q
TcoTci
= U.A (
ThiTho TcoTci
+
q
q
U.A
q
[(Thi-Tci) (Tho-Tco)]
ln (
Maka didapat q = U . A
T 2
)
T 1
T 2T 1
ln (
Sehingga Tm = TLMTD =
T 1
)
T 2
T 1T 2
ln(
11
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Perpindahan panas dari fluida panas ke fluida dingin tergantung pada beda suhu
rata-rata logaritma (LMTD), luas permukaan perpindahan panas (A), dan overall heat
transfer coefficient (U).
q = U . A .TLMTD
persamaan ini hanya berlaku untuk keadaan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kekurangan
-
2. Counter Current
Kelebihan
-
Kekurangan
- tidak dapat dipakai untuk mengubah suhu fluida dengan cepat
- kurang efisien jika dipakai untuk menaikkan suhu fluida dingin untuk batas
tertentu
12
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Bahan dan Alat
A. Alat yang Digunakan
1. Shell and tube heat exchanger
2. Thermometer
3. Thermostat
4. Selang
B. Bahan yang Digunakan
1. Air
3.2. Penetapan Variabel Percobaan
A. Variabel tetap
1. Skala cold fluid :
B. Variabel berubah
1. Skala hot fluid : 2, 4, 6, 8, dan 10
2. Jenis Aliran : Co-current dan Counter current
3. Suhu awal hot fluid : 50OC
3.3. Gambar Alat Utama
Cold
Hot
Fluid
Fluid
Header
Fixed tube plate
Shell
Baffle
Tube
6. O-ring seal
7. Floating tube plate
8. Header
9. Drain socket
3.4. Respon
13
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
PERPINDAHAN PANAS
Skala
2
4
6
8
10
Flowrate
L/menit
m3/detik
7
1,167 . 10-4
10
1,667 . 10-4
13
2,167 . 10-4
16
2,667 . 10-4
19
3,167 . 10-4
Thi
(OC)
46,7
47,2
46,6
46,36
45,55
Tho
(OC)
45,3
45,6
45,4
44,45
43,73
Tci
(OC)
30,5
32,5
32,7
33,0
33,55
Tco
(OC)
31,2
33,7
33,9
34,36
34,55
TLMTD
(OC)
15,126
13,251
12,662
11,649
10,527
Tabel 4.1.2. Data Skala, Flowrate, Suhu, TLMTD Aliran Counter Current
Skala
2
4
6
8
10
Flowrate
L/menit
m3/detik
7
1,167 . 10-4
10
1,667 . 10-4
13
2,167 . 10-4
16
2,667 . 10-4
19
3,167 . 10-4
Thi
(OC)
46,36
46,27
46,18
46,18
46,27
Tho
(OC)
43,45
43,36
43,82
43,36
45,09
Tci
(OC)
31,27
30,91
30,55
30,73
30,36
Tco
(OC)
33,64
33,09
32,27
31,91
31,09
TLMTD
(OC)
12,448
12,812
13,587
13,433
14,954
Tabel 4.1.3. Data Skala, Qh, Qc, Ui, Uo, Ud, Uc Aliran Co-Current
Skala
Qh (J/s)
Qc (J/s)
2
4
6
8
10
682,76
1.114,62
1.086,71
2.128,77
2.408,75
1.193,52
2.046,04
2.046,04
2.318,84
1.705,03
Ui
(J/m3.s.OC)
237,57
442,71
451,71
961,81
1.204,30
Uo
(J/m3.s.OC)
218,06
406,36
414,61
882,81
1.105,40
Ud
(W/m.OC)
227,81
424,54
433,16
922,31
1.154,85
Uc
(W/m.OC)
621,55
807,99
950,31
1497,88
1971,91
Tabel 4.1.4. Data Skala, Qh, Qc, Ui, Uo, Ud, Uc Aliran Counter Current
Skala
Qh (J/s)
Qc (J/s)
2
4
6
8
10
1.419,18
2.027,22
2.137,19
3.143,00
1.561,72
4.040,93
3.716,97
2.932,66
2.011,94
1.244,67
Ui
(J/m3.s.OC)
600,05
832,78
827,88
1.231,45
549,66
Uo
(J/m3.s.OC)
550,77
764,39
759,89
1.130,32
504,52
Ud
(W/m.OC)
575,41
798,58
793,88
1.180,89
527,09
Uc
(W/m.OC)
823,844
932,586
986,737
1994,019
847,971
4. 2. Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Flowrate terhadap Nilai Ui dan Uo
15
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
U (J/m3.s.OC)
Ui Co-current
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Uo Co-Current
Ui Counter-Current
Uo Counter-Current
. v h . cp h . T h
Ai . T LMTD
dan Uo =
. v h . cp h . T h
Ao . T LMTD
Pada percobaan ditunjukkan pula bahwa semakin besar flowrate hot fluid
maka harga Ui dan Uo baik pada aliran co-current maupun counter current
memiliki kecenderungan untuk semakin meningkat. Hal ini terjadi karena Ui dan
Uo berbanding lurus dengan flowrate, seperti yang dijelaskan pada persamaan
berikut:
Ui =
. v h . cp h . T h
Ai . T LMTD
dan Uo =
. v h . cp h . T h
Ao . T LMTD
Pada laju alir hot fluid 1,167 x 10-4 m3/s, 1,667 x 10-4 m3/s, dan 2,167 x 10-4
m3/s, nilai Ui pada aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran cocurrent. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata setiap bagian heat
exchanger (TLMTD) untuk aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran
16
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
dibandingkan aliran co-current. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata
setiap bagian heat exchanger (TLMTD) untuk aliran counter current lebih besar
dibandingkan aliran co-current. Sehingga dengan nilai (TLMTD) yang lebih kecil
nilai, Ui dan Uo pada co-current menjadi lebih besar, dan perpindahan panas dari
fluida panas ke fluida dingin menjadi lebih mudah.
4.2.2. Pengaruh Flowrate terhadap Nilai Uc dan Ud
Gambar 4.2.2. Grafik Hubungan Flowrate terhadap Uc dan Ud
2500
2000
1500
1000
500
0
U (J/m3.s.OC)
Ud Co-current
Uc Co-Current
Ud Counter-Current
Uc Counter-Current
vh
= perubahan suhu
T LMTD =
= densitas
Cph
= kalor jenis
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin nilai koefisien
perpindahan panas (U) berbanding lurus dengan laju alir fluida (vh), sehingga
semakin besar laju alir hot fluid dalam heat exchanger maka semakin besar pula
17
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
nilai U yang diperoleh. Selain itu, dari grafik juga diketahui bahwa nilai Uc selalu
lebih besar daripada nilai Ud. Hal ini disebabkan karena adanya proses fouling
yang terjadi dalam heat exchanger yang dapat memperlambat laju alir sehingga
harga Ud (koefisien perpindahan panas overall kalor) yang diperoleh lebih kecil
daripada Uc (koefisien perpindahan panas overall bersih). Fouling merupakan
peristiwa terakumulasinya padatan yang tidak dikehendaki di permukaan heat
exchanger yang berkontak dengan fluida kerja, termasuk permukaan heat transfer.
Peristiwa tersebut adalah pengendapan, pengerakan, korosi, polimerisasi dan proses
biologi.
Namun, dalam percobaan ini aliran counter current pada laju alir fluida panas
3,167 x 10-4 m3/s mengalami penurunan karena diakibatkan oleh adanya kerak yang
terakumulasi dalam heat exchanger dan memperlambat laju alir sehingga proses
perpindahan panas terganggu sehingga nilai Ui dan Uo pada laju alir hot fluid 3,167
x 10-4 m3/s lebih rendah dibandingkan aliran co-current.
Rd
0
0
0
0
0
0
0
0
Rd Co-current
Rd Counter-Current
Rd toleransi
18
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
Pada aliran co-current, nilai Rd-nya lebih kecil daripada aliran countercurrent. Hal ini disebabkan karena nilai Uc pada aliran counter-current lebih besar
dari Uc aliran co-current, dan nilai Ud aliran counter-current lebih kecil dari Ud
aliran co-current. Hal ini dapat dijelaskan dari persamaan :
Rd=
1
1 U U d
= c
U d U c U c .U d
Namun pada flowrate hot fluid 3,167 x 10-4 m3/s co-current lebih besar
daripada counter current. Hal ini disebabkan oleh akumulasi kerak dalam heat
exchanger
yang
mempengaruhi
oefisien
perpindahan
panas
sehingga
mempengaruhi nilai faktor pengotoran. Dari data Rd yang didapat, baik itu aliran
co-current maupun counter-current, dapat disimpulkan bahwa heat exchanger ini
masih layak digunakan karena nilai Rd yang diperoleh belum melampaui batas
nilai Rd toleransi yang diperbolehkan, yaitu Rd = 0,003.
(Kern, Process Heat Transfer Page 108).
Adapun perawatan yang perlu dilakukan dalam penggunaan heat exchanger
antara lain :
a. Dilakukan pembersihan heat exchanger minimal 1 tahun sekali
b. Jika nilai Rd melampaui batas Rd toleransi, dilakukan penggantian tube dengan
diameter yang lebih besar
c. Mengatasi Pengotoran
Memilih fluida yang akan dimasukkan kedalam alat penukar kalor.
Melakukan pembersihan secara berkala untuk membuang kotoran
kotoran yang ada di dalam selubung atau tabung alat penukar kalor.
Mempergunakan bahan yang cocok agar kotoran yang terdapat pada alat
penukar kalor benar-benar bersih dan ketika membersihkan alat penukar
19
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
[ ][ ]
hD
Dv
=
k
cp
k
Merupakan rumus utama dari Bilangan Nusselt (Nu) yaitu rasio perpindahan
panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus perpindahan
panas konveksi dan konduksi normal terhadap batas dalam kasus perpindahan
panas pada permukaan fluida. Nilai , p dan q dapat dihitung dengan cara numerik.
Unuk mendapatkan nilai-nilai konstanta , p dan q maka diperlukan 3
persamaan. Oleh karena itu, diambil nilai-nilai Bilangan Nusselt, Prandtl dan
Reynold dari 3 skala rotameter pada jenis aliran counter current.
Skala 2:
p
[ ][ ]
hiDi
Dv
=
k
cp
k
(1)
Skala 4:
W
C . 0,0209133 m
2
m
p
q
= [ 22.838,63 ] [ 4,2134 ]
0
0,6375(W /m C )
31.546,61
20
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
(2)
Skala 6:
W
C .0,0209133 m
2
m
p
q
= [ 24.812,78 ] [ 4,3036 ]
0
0,6382(W /m C )
33.300,29
(3)
(2)
1,97
)
_____________________________ _
5,9936 = log + 8,6594 p +1,227 q
5,9455 = log + 8,5866 p+1,227 q
_____________________________ _
0,0481 = 0,0,0946 p
Di dapatkan nilai p = 0,508
Eliminasi nilai log
3,018
3,043
_____________________________ _
-0,025 = -0,036 p 0,0092 q
-0,025 = -0,036 (0,508) 0,0092 q
Didapatkan nilai q = 0,728
21
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
30.095,94
0,661
[ 4,1068 ]
0,1413
992,597 9 94 ,988
=0,36 ; p =
0,33
[ ] [ ]
ho D c
D G
=0,36 c s
k
cp
k
Nu Percobaan :
0,33
[ ] [ ]
ho D c
Dc Gs
=0,36
k
cp
k
0,661
0,1413
[ ] [ ]
h o Dc
D c Gs
=1,12
k
cp
k
-4
1,667 .10
-4
5,81
Nu
Model
138,930789
Nu
Percobaan
1.012,4571
Error
(%)
86,28%
2448,503
5,88
145,285478
1.060,5831
86,3%
Re
Pr
2487,649
13
2,167 .10
2621,574
5,89
152,283439
1.108,2670
86,26%
16
2,667 .10-4
2580,535
5,93
159,463921
1.159,6441
86,25%
19
3,167 .10-4
1894,436
5,04
164,188657
1.194,8043
86,26%
22
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
23
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Nilai Ui pada aliran counter current lebih besar dibandingkan aliran cocurrent. Hal ini terjadi karena perbedaan suhu rata-rata setiap bagian heat
exchanger
(TLMTD)
untuk
aliran
counter
current
lebih
besar
24
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014
PERPINDAHAN PANAS
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G. G. 1976. Unit Operations, Moderns Asia Edition. John Willey and Sons Inc.
New York.
Holman,J.D.1997. Perpindahan Kalor,edisi ke-6, Jakarta: Erlangga.
http://www.southwestthermal.com/shell-tube-exchanger.html diakses pada tanggal 7
Desember 2014 pukul 21.09 WIB
http://iswahyudi8962.blogspot.com/2011/12/heat-exchanger.html diakses pada tanggal 7
Desember 2014 pukul 21.19 WIB
http://wbsakti.wordpress.com/2014/03/06/heat-exchanger-definisi-dan-type/ diakses pada
tanggal 7 Desember 2014 pukul 21.34 WIB
http://andysembiring.blogspot.com/2011/06/perawatan-mesin-pada-heat-exchanger.html
diakses pada tanggal 7 Desember 2014 pukul 20.52 WIB
Kern, D. G. 1980. Process Heat Transfer. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha, Tokyo.
Marsoem, Modul Alat Penukar Panas, Jurusan Teknik Kimia UNDIP, hal 9 dan 17.
McAdam, William H. 1959. Heat Transmittion. McGraw Hill Book Co. Ltd. Kogakusha,
Tokyo.
Perry, R.H and Chilson, Chemical Engineering Handbook, 5th ed, Mc Graw Hill Book
25
LABORATORIUM UNIT OPERASI TEKNIK KIMIA 2014