PILOT PLANT
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020
Disusun Oleh:
Kelompok IV
PENDAHULUAN
Alat penukar panas atau alat penukar kalor banyak sekali digunakan di industry kimia,
terutama pada industry kimia yang bahan baku dan sebagian besar berupa cairan atau gas. Pada
umumnya namanya berbeda beda tergantung pada fungsinya. Nama alat penukar kalor dalam
industry kimia antara lain disebut heater (pemanas), pre heater (pemanas awal), cooler (pendingin),
evaporator (penguap), condenser (pengembun) dan lain lain. Alat penukar panas berfungsi untuk
memindahkan panas/kalor dari suatu fluida panas ke fluida dingin melalui kontak secara langsung
atau tidak langsung. Penukar panas ini pada umumnya bertujuan untuk memanaskan,
mendinginkan, menguapkan, dan mengembunkan suatu fluida dengan menggunakan fluida lain
sebagai media pemanas atau pendingin. Perpindahan panas merupakan unit operasi penting yang
berkontribusi terhadap efisiensi dan keamanan banyak proses.
1.2 Tujuan
1. Memahami fungsi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube
2. Menjelaskan mekanisme operasi alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell &
Tube
3. Menjelaskan komponen komponen utama alat penukar kalor jenis Double Pipe dan jenis
Shell & Tube
4. Mengevaluasi kinerja alat penukar panas jenis Double Pipe dan jenis Shell & Tube dengan
menghitung efisiensinya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi mempertukarkan suhu antara dua fluida
dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang
terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan penggunaan dari alat tersebut.
Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa
ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang berada di
luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai pipa (tube).
Heat exchanger adalah penukar panas antara dua fluida dengan melewati dua bidang
batas. Bidang batas pada heat exchanger adalah dinding pipa yang terbuat dari berbagai jenis
logam. Pada heat exchanger ini, terdapat dari dua pipa konsentris, yaitu: annullus/shell (pipa
yang berada di luar) dan tube (pipa yang berada di dalam).
Secara umum ada 2 tipe penukar panas, yaitu:
1. Kontak Langsung
Ciri khas: kedua zat yang dipertukarkan energinya saling berkontak secara langsung
(bercampur) dan biasanya kapasitas energi yang dipertukarkan relatif kecil.
1. Pararel Flow
Kedua fluida ,mengalir dalam heat exchanger dengan aliran yang searah. Kedua fluida
memasuki HE dengan perbedaan suhu yang besar. Perbedaan temperatur yang besar
akan berkurang seiring dengan semakin besarnya x, jarak pada HE. Temperatur
keluaran dari fluida dingin tidak akan melebihi temperatur fluida panas.
2. Counter Flow
Berlawanan dengan paralel flow, kedua aliran fluida yang mengalir dalam HE masuk
dari arah yang berlawanan. Aliran keluaran yang fluida dingin ini suhunya mendekati
suhu dari masukan fluida panas sehingga hasil suhu yang didapat lebih efekrif dari
paralel flow.
Berdasarkan bentuknya:
1. Double Pipe Heat Exchanger
a. Jenis HE yang memiliki susunan pipa ganda.
b. Terdiri dari dua pipa logam standart yang kedua ujungnya dilas menjadi satu
atau dihubungkan dengan kotak penyekat.
c. Dapat digunakan secara co-current dan counter-current.
d. Dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dengan tekanan operasi tinggi.
Tempat untuk merangkai ujung-ujung tube sehingga menjadi satu yang disebut tube
bundle. HE dengan tube lurus pada umumnya menggunakan 2 buah tube sheet. Sedangkan
pada tube tipe U menggunakan satu buah tube sheet yang berfungsi untuk menyatukan
tube-tube menjadi tube bundle dan sebagai pemisah antara tube side dengan shell side.
3. Baffle
Berfungsi sebagai penyangga tube, menjaga jarak antar tube, menahan vibrasi yang
disebabkan oleh aliran fluida, dan mengatur aliran turbulen sehingga perpindahan panas
lebih sempurna. Jenis baffle yaitu battle melintang (segmental, dish and doughnut) dan
baffle memanjang.
4. Tie Rods
Batangan besi yang dipasang sejajar dengan tube dan ditempatkan di bagian paling luar
dari baffle yang berfungsi sebagai penyangga agar jarak antara baffle yang satu dengan
lainnya tetap.
BAB III
METODOLOGI
Mengalirkan steam
Mengatur laju alir steam hingga suhu air panas tidak lebih dari 600C
Mengalirkan fluida dingin dengan variasi laju alir dingin 4 LPM, 6 LPM, dan 8
LPM
Mengulangi langkah 1-6 pada laju alir fluida dingin tetap 4 LPM degan variasi
laju alir fluida panas
3.2.2 Pengoperasian pada Alat STHE
Membuka V8 dan V6
Membuka valve V13 yang merupakan aliran masukan steam sehingga steam
mengalir menuju heater
Laju alir Laju alir Waktu Thi Tho Tci Tco Kondensat
air panas air (menit)
(LPM) dingin
(LPM)
3,33 4,38 0 56 36 22 28 3,84
2 56 40 22 30
4 52 40 22 30
6 50 40 22 30
3,33 5,895 0 48 38 22 28 1,48
2 48 36 22 26
4 44 36 22 28
6 42 35 22 36
3,33 7,95 0 42 32 22 26 1,18
2 38 32 22 26
4 37 32 22 26
6 36 32 22 26
Laju alir Laju alir Waktu Tho Thi Tci Tco Kondensat
air dingin air panas (menit)
(LPM) (LPM)
5,34 6,84 0 50 98 20 30 2,38
3 58 94 20 30
6 60 94 20 34
9 60 66 20 30
5,37 6,84 0 38 58 20 30 2,42
3 36 50 20 26
6 34 58 20 26
9 34 42 20 26
8,22 6,84 0 44 40 20 24 2,12
3 30 42 21 23
6 36 38 21 26
9 45 86 24 30
Laju alir Laju alir Waktu Thi Tho Tci Tco Kondensat
air dingin air panas (menit)
(LPM) (LPM)
8,22 9,45 0 62 56 21 28 6,34
3 54 52 24 28
6 54 52 24 30
9 44 44 24 26
8,22 6,47 0 54 46 24 28 5,48
3 52 48 24 28
6 54 48 24 28
9 66 56 24 30
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan 2 tipe penukar panas yaitu shell & tube heat exchanger dan
double pipe heat exchanger. Prinsip perpindahan panas pada STHE adalah karena adanya aliran
fluida panas yang mengalir pada tube yang berada didalam shell dan aliran fluida dingin yang
mengalir pada shell. Perpindahan panas terjadi secara konduksi dengan luas permukaan tube
sebagai luas perpindahan panas. Selain itu juga secara konveksi pada aliran fluida. Sehingga
berdasarkan hukum fourier koefisien perpindahan panasnya dibuat dalam bentuk koefisien
perpindahan panas overall yang dipengaruhi oleh bahan tube dan fluida yang digunakan. Efisiensi
pada praktikum ini diperoleh dengan menghitungnya berdasarkan metode LMTD dan NTU.
Metode LMTD sangat cocok untuk menentukan ukuran alat penukar panas untuk perpindahan
panas yang kecepatan massa serta suhu masuk dan keluar fluida panas dan dingin sudah
ditentukan. Sedangkan metode NTU digunakan untuk memprediksi suhu keluar aliran fluida panas
dan fluida dingin dalam suatu alat penukar panas yang telah ditentukan
Pada praktikum ini menggunakan variasi laju alir dingin tetap dan laju alir panas tetap.
Pada laju alir panas tetap, diperoleh bahwa semakin besar laju alir air dingin maka efisiensi akan
semakin meningkat. Efisiensi terbesar pada laju alir panas tetap didapat saat laju alir dingin yang
paling besar yaitu sebesar 60%. Begitu pula saat laju alir dingin tetap, semakin besar laju alir panas
maka efisiensi semakin menurun. Hal ini disebabkan laju alir dingin yang tinggi dapat
menghasilkan aliran turbulen. Jika aliran turbulen maka perpindahan panas akan semakin besar
(Geankoplis, 1978).
Koefesien perpindahan panas overall yang didapat menunjukan bahwa semakin besar laju
alir panas maka semakin besar pula koefisien perpindahan panas overall. Hal tersebut menunjukan
kalor yang dilepas semakin banyak dalam prosesnya. Ditunjukan juga dengan meningkatkan suhu
air dingin keluar.
Pada DPHE dengan aliran counter current efisiensi yang didapat telah sesuai dengan
literature yaitu semakin besar laju alir air dingin maka semakin tinggi efisiensinya. Begitu pula
pada aliran co current.
Koefisien perpindahan panas overall yang diperoleh yaitu semakin besar kalornya maka
akan diperoleh nila koefisien perpindahan panas overall yang semakin besar. Nilai koefisien
perpindahan panas overall juga ditandai dengan perbedaan suhu masuk dan keluar yang semakin
besar. Namun pada DPHE-1 nilai koefisien perpindahan panas overall lebih besar daripada DPHE-
2, hal ini disebabkan Hal tersebut karena double pipe heat exchanger 1 memiliki diameter lebih
besar karena mengecilnya luas permukaan mengakibatkan menaiknya nilai reynold dan pressure
drop
Dari percobaan ini terdapat kesalahan yaitu nilai efisiensi yang melebihi 100%. Hal ini
dapat disebabkan oleh faktor pengotoran. Factor pengotoran ini sangat mempengaruhi
perpindahan panas pada heat exchanger. Pengotoran ini dapat terjadi endapan dari fluida yang
mengalir, juga disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh dari
jenis fluida yang dialirinya. Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti
akan terjadi. Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur
fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien perpindahan panas
menyeluruh dari fluida tersebut
LAMPIRAN
STHE – Laju alir panas tetap
METODE NTU
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
𝐶𝑐
C=
𝐶ℎ
e. Mencari Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
𝑸𝒂𝒄𝒕𝒖𝒂𝒍
Effectiveness (Ɛ) = 𝑸 𝒎𝒂𝒙
i. Mencari Nilai U
𝑸 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂
U = 𝑻𝒙𝑨
METODE LMTD
a. Perhitungan △T1 dan△T2
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir
Laju Alir Panas △Tlmtd = [ln (△T1/△T2)]
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
(m3/min) / △T1 - △T2
(m3/min)
0,00333 0,00438 7 1,945910149 0,049263
0,00333 0,005895 4 1,386294361 0,061852
0,00333 0,00795 2,5 0,916290732 0,089257
d. Perhitungan △Tm
e. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T
Cp h Q panas Q dingin
Cp c ṁc (kg/min) ṁh (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
(kJ/kg.C)
(kJ/kg.C)
4,207188 4,192 4,375839 3,324173 0,686475 0,906929
4,212 4,2035 5,890608 3,326504 0,864874 1,534626
4,218 4,2095 7,944753 3,327269 1,250152 2,991103
f. Mencari efisiensi
𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
η (%) = 𝑄 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
0,686475 0,906929 132,1138582
0,864874 1,534626 177,439157
1,250152 2,991103 239,2591168
g. Mencari U
𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎
U = 𝑇𝑥𝐴
Q rata2
A (m2) U
(kJ/min)
b. Perhitungan ∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑
e. Perhitungan Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
i. Perhitungan nilai U
𝑸 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂
U= 𝑻𝒙𝑨
METODE LMTD
a. Perhitungan △T1 dan△T2
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir △Tlmtd = [ln
Laju Alir
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2) (△T1/△T2)] / △T1 -
Panas (m3/min)
(m3/min) △T2
0,00438 0,00333 -22 -1,1987 18,35328
0,00438 0,00573 -48,92 -2,64229 18,51424
0,00438 0,00756 -43,33 -1,76035 24,61449
d. Perhitungan △Tm
e. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T
Cp c Cp h ṁc ṁh Q panas Q dingin
dT panas dT dingin
(kJ/kg.K) (kJ/kg.K) (kg/min) (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
4,201 4,1905 4,379299 3,326837 14,5 7,5 28,75961 116,8953
4,21 4,205 4,379956 5,729484 6 3,75 137,6654 456,3495
4,205 4,205 4,379606 7,55932 6 6 182,9689 252,2935
f. Perhitungan efisiensi
𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
η (%) = 𝑄 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
68,2579527
202,1461 137,9808
47,8355032
144,5549 69,14856
57,9365079
190,7216 110,4975
METODE NTU
a. Perhitungan ∆𝑇1 𝑑𝑎𝑛 ∆𝑇2
laju alir air laju air suhu fluida panas suhu fluida
panas (m3/s) dingin (m3/s) dingin d2 =
tho thi tco tci d1= thi-tco tho-tci
0,00114 0,00462 314 320 299,67 293 20,33 21,00
0,00114 0,00696 316,67 345,67 308,67 293 37,00 23,67
0,00114 0,009 313,33 352 299,67 293 52,33 20,33
b. Perhitungan ∆𝑇𝑙𝑚𝑡𝑑
Laju Alir Panas Laju Alir Dingin dT1 - dT2 ln (dT1/dT2) dTlmtd (C)
(m3/min) (m3/min) (C)
0,00114 0,00462 -12,67 -
0,633249039 20,66487443
0,00114 0,00696 -44,67 -
1,884541203 29,83847747
-
0,00114 0,009 -32,00 0,945371941 33,84911124
c. Perhitungan kecepatan kapasitas panas (C)
Cc = ṁc (kg/min) x Cp c (kJ/kg.C)
Ch = ṁh (kg/min) x Cp h (kJ/kg.C)
𝐶𝑐
C = 𝐶ℎ
e. Perhitungan Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
i. Perhitungan nilai U
𝑸 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂
U= 𝑻𝒙𝑨
METODE LMTD
a. Perhitungan △T1 dan△T2
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
d. Perhitungan △Tm
e. Perhitungan Q
Q = m.Cp. △T
Cp c Cp h ṁc ṁh Q panas Q dingin
dT panas dT dingin
(kJ/kg.K) (kJ/kg.K) (kg/min) (kg/min) (kJ/min) (kJ/min)
4,203 4,205 4,169769 1,1398974 6 6,67 28,75961 116,8953
4,189 4,181 6,9521352 1,1353944 29,00 15,67 137,6654 456,3495
4,203 4,181 8,99955 1,131678 38,67 6,67 182,9689 252,2935
f. Perhitungan efisiensi
𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
η (%) = 𝑄 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/min) (kJ/min)
406,4566
28,75961 116,8953
331,4917
137,6654 456,3495
137,8887
182,9689 252,2935
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir
Laju Alir △Tlmtd = △T1 - △T2/
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
Panas (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
(m3/min)
0,00534 0,00684 42 0,9614 43,686
0,00537 0,00684 23,5 1,32566 17,727
0,0082 0,00684 17 0,83 20,48
c. Perhitungan Q dan Efisiensi
Q = m . Cp . ∆𝑇
m = F. 𝜌
Laju Laju
Alir Alir ∆𝑇Hot ∆𝑇Cold 𝜌1 𝜌2 Cp1 Cp2 m1 m2
Dingin Panas o o 3 3 o o
( C) ( C) (Kg/m ) (Kg/m ) (Kj/kg. C) (Kj/kg. C) (Kg/min) (Kg/min)
(m3/min) (m3/min)
0,00534 0,00684 31 11 995 998,1 4,181 4,195 5,34 6,84
0,00537 0,00684 16,5 7 997,8 999,2 4,186 4,225 5,37 6,84
0,0082 0,00684 12,75 4,25 998,2 999,4 4,186 4,220 8,2 6,84
Qdingin
ɳ= × 100
Qpanas
Laju Alir Dingin Laju Alir Panas Q panas Q dingin ɳ
(m3/min) (m3/min) (Kj/min) (Kj/min) (%)
0,00534 0,00684 889,5078 245,5919 0,276099
0,00537 0,00684 476,8335 157,3517 0,329993
0,0082 0,00684 368,0262 145,8821 0,396391
d. Perhitungan U
𝑸
𝑼=
𝑨 𝒙 ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
Laju Alir Laju Alir
A Q rata-rata ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 U
Dingin Panas
(m2) (Kj) (oC) (Kj/m2. oC)
(m3/min) (m3/min)
0,00534 0,00684 0,509 567,5499 43,686 25,52372
0,00537 0,00684 0,509 317,0926 17,727 35,14254
0,0082 0,00684 0,509 256,9542 20,48 24,64949
METODE NTU
a. Perhitungan △T1 dan△T2
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir
Laju Alir △Tlmtd = △T1 - △T2/
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
Panas (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
(m3/min)
0,00534 0,00684 42 0,9614 43,686
0,00537 0,00684 23,5 1,32566 17,727
0,0082 0,00684 17 0,83 20,48
e. Mencari Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
Q= mx Cpx △TLmtd
𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
η (%) = 𝑄 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
Laju Laju
Cp c Cp h ṁc ṁh Alir Alir ΔTlmtd Q panas Q dingin
η (%)
(kJ/kg.C) (kJ/kg.C) (kg/min) (kg/min) Dingin Panas (oC) (kJ/min) (kJ/min)
(m3/min) (m3/min)
4,181 4,195 5,34 6,84 0,00534 0,00684 43,686 1253,517 975,3572 0,778096
4,186 4,225 5,37 6,84 0,00537 0,00684 17,727 512,2926 398,482 0,777841
4,186 4,220 8,2 6,84 0,0082 0,00684 20,48 591,1511 702,9801 1,189172
i. Mencari nilai U
𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎
U= 𝑇𝑥𝐴
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir
Laju Alir △Tlmtd = △T1 - △T2/
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
Panas (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
(m3/min)
0,00822 0,00945 7,25 0,2740019685 26,45966392
0,00822 0,00647 11,5 0,4367176516 26,33280326
Qdingin
ɳ= × 100
Qpanas
Laju Alir Dingin Laju Alir Panas Q panas Q dingin ɳ
(m3/min) (m3/min) (Kj/min) (Kj/min) (%)
0,00822 0,00945 86,66 189,07 218,17
0,00822 0,00647 241,97 122,64 50,68
d. Perhitungan U
𝑸
𝑼=
𝑨 𝒙 ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷
Laju Alir Laju Alir
A Q rata-rata ∆𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 U
Dingin Panas
(m2) (Kj) (oC) (Kj/m2. oC)
(m3/min) (m3/min)
0,00822 0,00945 0,509 137,865 26,45966392 10,236
0,00822 0,00647 0,509 182,305 26,33280326 13,601
METODE NTU
a. Perhitungan △T1 dan△T2
b. Perhitungan △𝑇𝑙mtd
Laju Alir
Laju Alir △Tlmtd = △T1 - △T2/
Dingin △T1 - △T2 (◦C) ln (△T1/△T2)
Panas (m3/min) [ln (△T1/△T2)]
(m3/min)
0,00822 0,00945 7,25 0,2740019685 26,45966392
0,00822 0,00647 11,5 0,4367176516 26,33280326
e. Mencari Q actual
Qac= Cc(Tco-Tci)=Ch(Thi-Tho)
Laju Alir Laju Alir
Q aktual
Dingin Panas Thi Tci Tho Tco Cc (kW/K) Ch (kW/K)
(kW)
(m3/min) (m3/min)
0.00822 0.00945 53,5 23,25 51 28 39,80574133 34,68193481 189,077
Q= mx Cpx △TLmtd
𝑄 𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛
η (%) = 𝑄 𝑝𝑎𝑛𝑎𝑠
4,216 4,210 6,464 8,210 0.00822 0.00647 26,332 910,257 717,668 78,84
i. Mencari nilai U
𝑄 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎
U= 𝑇𝑥𝐴