FAKULTAS TEKNIK
Abstrak
Telah melakukan penelitian tentang karakteristik Alat Penukar Kalor (APK) tipe selongsong
dan tabung aliran searah vertikal dengan penambahan udara ke dalam aliran air panas. Pipa yang
digunakan adalah pipa tembaga dengan panjang 0,75 m dan diameter dalm 0,0153 m. Sedangkan
selongsong dari pipa transparan (fiberglass) dengan diameter 0,941 m. Untuk mengetahui
karakteristik perpindahan panas dengan cara memvariasikan debit air panas dan debit udara
sehingga diperoleh perubahan temperatur masuk dan keluar. Pengukuran temperatur dengan
termokopel digital yang dipasang pada sisi masuk dan keluar APK. Data pengukuran
menunjukkan bahwa menambahan udara ke dalam aliran air panas mencapai 0,50 kg/s
teridentifikasi panas yang dilepaskan APK fluktuatif dan kecenderungan konstan. Tetapi, dengan
penambahan debit udara hingga mengakibatkan terbentuk lapisan film pada permukaan pipa dan
menambah tahanan termal konduksi. Sehingga laju perpindahan panas ke air pendingin menurun
drastis. Fenomena tersebut menunjukkan efektivitas APK menurun. Kata kunci: Alat penukar
kalor, Efektivitas APK dan Injeksi udara.
PENDAHULUAN dilakukan pada kondisi aliran stedi dan
model analisis adalah aliran satu fase.
Alat Penukar Kalor (APK) adalah suatu
alat untuk memindahkan panas dari suatu Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan
fluida ke fluida yang lain karena adanya kalor dari suatu zat ke zat lain dapat terjadi
perbedaan temperatur. Alat tersebut dapat dalam kehidupan sehari-hari baik
terjadi pertukaran dan pengendalian panas penyerapan atau pelepasan kalor untuk
dengan menaikkan dan menurunkan mencapai dan mempertahankan keadaan
temperatur zat dengan jalan memindahkan yang dibutuhkan dalam proses
zat bertemperatur tinggi ke zat berlangsung. Mekanisme perpindahan
bertemperatur rendah. Industri-industri panas dapat terjadi dengan tiga cara yaitu :
yang berkaitan dengan pemprosesan selalu
menggunakan APK, misalnya kondenser, A. Konduksi (conduction)
evaporator. Konduksi yaitu proses perpindahan
Tipe APK yang banyak dipakai adalah panas mengalir dari daerah bertemperatur
selongsong dan tabung (Shell and Tube tinggi ke daerah bertemperatur lebih
Heat Exchanger). Alat tersebut terdiri dari rendah dalam satu medium (padat, cair,
sebuah selongsong di bagian luar dan gas). Dalam aliran panas konduksi,
sejumlah pipa-pipa di bagian dalam. perpindahan energi terjadi karena interaksi
Temperatur fluida di dalam tube bundle molekul secara langsung tanpa adanya
berbeda dengan di luar pipa (di dalam perpindahan molekul yang cukup besar
selongsong) sehingga terjadi perpindahan
panas antara aliran fluida di dalam pipa B. Konveksi (convection)
dan di luar pip Perpindahan energi dari suatu
permukaan yang temperaturnya di atas
temperatur sekitarnya dan angkutan energi,
LANDASAN TEORI karena terjadinya dalam arah gradien
temperatur sebagai akibat gerakan massa
Daerah yang berhubungan dengan partikel-partikel zat yang mengalir.
bagian dalam pipa disebut dengan tube
side dan yang di luar dari pipa disebut C. Radiasi (radiation)
shell side. Berdasarkan uraian tersebut, Proses perpindahan panas mengalir dari
maka diperlukan studi lebih lanjut tentang benda yang bertemperatur tinggi ke benda
alat penukar panas dengan penambahan bertemperatur lebih rendah bila benda
udara ke dalam aliran air panas . tersebut terpisah di dalam ruang. Energi
Adapun tujuan penelitian yaitu untuk radiasi bergerak dengan kecepatan 3x108
mengetahui panas yang diserap dan m/s dan gejala-gejalanya seperti
dilepaskan APK dan untuk mengetahui menyerupai radiasi cahaya.
pengaruh penambahan laju aliran udara Alat Penukar Kalor Di industri, banyak
terhadap efektifitas APK. sekali peralatan penukar kalor seperti ketel
Batasan masalah yaitu alat penukar uap (boiler), pemanas lanjut (super heater),
kalor yang digunakan adalah tipe pendingin oli pelumas (oil cooler),
selongsong dan tabung vertikal dengan kondensor (condensor), dan lain-lain. Di
aliran searah ke atas. Pengukuran industri semen, peralatan utama produksi
temperatur air panas dan air pendingin seperti suspension preheater, calciner, kiln,
dan cooler sebenarnya juga merupakan alat
penukar kalor. Selain itu APK juga dapat Neraca energi dalam proses perpindahan
dipergunakan dalam industri semen seperti panas pada APK dengan memperhitungkan
pendingin minyak pelumas, pendingin panas yang diserap oleh fluida dalam
udara untuk kebutuhan jet pulse filter, dan selongsong akan sama dengan besar
lain sebagainya. dengan panas yang dipindahkan oleh
fluida dalam tabung secara konduksi
melalui dinding tabung. Analisis tersebut
Alat penukar kalor selongsong dan juga mengasumsikan bahwa tidak ada
tabung umumnya banyak digunakan dalam kehilangan kalor melalui dinding
industri proses. Sekurang-kurangnya 60 % selongsong ke udara luar.
dari semua APK yang digunakan, karena
dapat di-disain untuk enjalankan lebih
banyak variasi tekanan dan temperatur
seperti yang dijumpai dalam industri Laju perpindahan kalor yang diserap
proses. APK tersebut dapat juga oleh fluida dalam selongsong dapat
dikonstruksi dari bermacam macam dihitung dengan Persamaan (2.1).
material. Dengan : hu = koefisien perpindahan
panas konveksi uadra (W/m2 .C) Ao =
Beberapa keuntungan APK selongsong Luas penampang diding luar tabung (m2 )
dan tabung diantaranya adalah Tso= Temperatur dinding luar tabung ( oC)
konstruksinya sederhana, dapat dipisah Tmu= Temperatur rata-rata udara (oC)
satu sama lain (tidak merupakan satu Tum= Temperatur fluida masuk
kesatuan yang utuh) sehingga selongsong (oC) Tuk= Temperatur fluida
pengangkutannya relatif mudah, keluar selongsong (oC) Cpu= Panas jenis
pemakaian ruang relatif kecil, dan mudah udara (kJ/kg.C) Laju perpindahan kalor
membersihkannya. Farel H Napitupulu yang dilepaskan oleh fluida (air) dalam
dkk (2005) melakukan kajian tabung dihitung dengan persamaan (2.2):
eksperimental efektifitas alat penukar kalor Dengan : ha = koefisien perpindahan panas
selongsong dan tabung (shell and tube) konveksi air (W/m2 .C) Ai = Luas
sebagai pemanas air dengan memanfaatkan penampang diding luar tabung (m2 ) Tdi =
energi thermal gas buang motor diesel
bahwa dapat mencapai efektifitas tertinggi
0,825 dengan debit aliran air masuk
konstan sebesar 5 liter/menit.
Temperatur dinding dalam tabung (oC)
Ta = Temperatur rata-rata air (oC) Tain =
Temperatur air masuk (oC) Taout=
Analisis Perpindahan Panas Temperatur air keluar (oC) Cpa = Panas
Perpindahan kalor dan yang terjadi pada jenis air (J/kg.C) Laju perpindahan kalor
alat penukar kalor selongsong dan tabung menyeluruh dari fluida melalui dinding
sangat bergantung pada bentuk geometri tabung ke fluida dihitung dengan
dan dimensi dari tabung dan sekat (baffle), Persamaan (2.3): (2.3) Dengan : Tlm =
serta sifat-sifat fisik fluida yang mengalir Beda Temperatur rata-rata logaritmik
di dalam tabung dan selongsong. dalam Kelvin. Gambar 1. Diagram
Temperatur. Koefisien perpindahan panas
konveksi fluida (air) dalam sisi tabung
dapat dihitung dengan Persamaan (2.4) dan 2. Reservoir untuk air pendingin dan
(2.5). (untuk aliran laminar Re≤2300) (2.4) air panas.
(untuk aliran turbulen Re≥4000) (2.5) 3. Pipa PVC untuk instalasi pipa air
Dengan : ka = konduktifitas panas air pndingin dan air panas.
(W/m2 oC) n = 0,4 (untuk pemanasan) n = 4. Pompa air dingin dan air panas 5.
0,3 (untuk pendinginan). Regulator listrik untuk.
menstabilkan tegangan dan arus
pemanas air.
5. Elemen pemanas air.
6. Flowmeter, untuk mengukur debit
air dingin dan air panas
7. Termokopel digital untuk
mengukur suhu air pendingin dan
air panas yang masuk dan keluar
dari APK.
8. Katup pengatur debit aliran 10.
Kompessor.
Bahan:
Efektivitas suatu alat penukar kalor
1. Air dingin yang mengalir di dalam
merupakan salah satu hal yang sangat selongsong.
penting dalam mendesain alat penukar 2. Air panas yang mengalir di dalam
kalor. pipa-pipa.
3. Injeksi udara dari kompressor.
Hal ini disebabkan karena parameter
efektifitas tersebut merupakan suatu Prosedur Penelitian
ukuran unjuk kerja sebuah alat penukar 1. Mengalirkan air panas pada skala
kalor. Efektivitas alat penukar kalor flowmeter 1 LPM.
(heatexchanger effectiveness) dapat 2. Mengalirkan air pendingin air pada
didefinisikan dengan skala flowmeter 2 LPM.
3. Mengalirkan udara dengan
compressor
4. Penambahan debit udara dimulai
METODOLOGI PENELITIAN 5,5 LPM dengan mengatur katup
masuk pada flowmeter.
Tempat Penelitian Penelitian 5. Mengulangi prosedur 3 untuk debit
dilaksanakan di Laboratorium Pusat Riset air panas pada 2 LPM dan 3 LPM.
Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas 6. Pengambilan dapat dilakukan
Muslim Indonesia. Alat dan Bahan apabila aliran dianggap steady
Penelitian state untuk aliran air panas dan air
pendingin..
7. Pengukuran meliputi: a.
Temperatur air pendingin masuk
Alat: (Tc1). b. Temperatur air pendingin
1. Seperangkat alat penukar panas keluar (Tc2). c. Temperatur air
tipe selongsong. panas masuk (Th1). d. Temperatur
air panas keluar (Th2). e.
Mengulangi prosedur 1-6 untuk 11. Pemanas air I.
debit air panas 2 LPM dan 3 LPM. 12. Pemanas air II.
13. Termokopel.
14. Alat penukar kalor.
15. Pipa separator.
16. Separator.
PEMBAHASAN
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA