BAB I
PENDAHULUAN
(Setyoko, 2008).
C. Perpindahan panas secara radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas memancar
dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila dua
benda itu terpisah di dalam ruang hampa. Energi panas yang melalui
ruang hampa tersebut dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Bila
energi radiasi menimpa suatu bahan, maka hal yang akan terjadi adalah
sebagian radiasi dipantulkan, sebagian diserap dan sebagian
diteruskan.
Rumus perpindahan oanas secara radiasi :
Q
P= =eσA T 4 ……………………….(3)
t
Keterangan :
P = Daya Radiasi/Energi Radiasi setiap waktu (watt)
Q = Kalor (joule)
t = waktu (s)
e = Emisivitas Bahan
A = Luas Penampang (m2)
T = Suhu (K)
σ =Konstranta stefan boltzmann ¿)
Terdapat juga fenomena Heat exchanger yang dapat dilihat pada alat
boiler. Prinsip kerja boiler sebenarnya cukup sederhana sama seperti pada saat
kita sedang mendidihkan air menggunakan panci. Proses pendidihan air tersebut
akan selalu diiringi proses perpindahan panas yang melibatkan bahan bakar,
udara, material wadah air, serta air itu sendiri. Proses perpindahan panas ini
mencakup tiga jenis perpindahan panas yang sudah sangat kita kenal yakni
konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada boiler pipa air di atas misalnya, sumber
panas didapatkan dari pembakaran bahan bakar di dalam furnace. Energi panas ini
sebagian akan terpancar secara radiasi ke pipa-pipa evaporator sehingga
memanaskan pipa-pipa tersebut. Panas yang terserap oleh permukaan pipa akan
secara konduksi berpindah ke sisi permukaan dalam pipa. Di dalam pipa, mengalir
air yang terus-menerus menyerap panas tersebut. Proses penyebaran panas antar
molekul air di dalam aliran ini terjadi secara konveksi. Perpindahan panas
konveksi antar molekul air, seakan-akan menciptakan aliran fluida tersendiri
terlepas dengan aliran air di dalam pipa-pipa boiler.
(Wardhani, 2015)
II.2.1 Heat exchanger dan Pengaplikasiannya
Penukar panas adalah alat yang digunakan untuk mentransfer panas
antara satu atau lebih cairan. Cairan dapat dipisahkan oleh dinding kokoh untuk
mencegah pencampuran atau mungkin langsung kontak. Mereka banyak
digunakan dalam pemanas ruang, pendinginan,AC, pembangkit listrik, pabrik
kimia, pabrik petrokimia, kilang minyak bumi, gas alam pengolahan, dan
pengolahan limbah. Contoh klasik dari file penukar panas ditemukan di mesin
pembakaran internal di dimana fluida yang bersirkulasi dikenal sebagai aliran
pendingin mesin melalui kumparan radiator dan udara mengalir melewati
kumparan, yang mendinginkan pendingin dan memanaskan udara yang masuk.
Urutan referensi dalam teks berjalan harus sesuai dengan daftar referensi di akhir
makalah. (Stephenraj, 2020)
Penukar kalor merupakan peralatan yang sangat penting dan banyak
digunakan dalam industri pengolahan, sedemikian rupa sehingga rancangannya
pun sudah sangat berkembang. Standar-standar yang telah di susun dan diterima
oleh Standards of the Turbulen Exchangers Manufactures Association (TEMA).
Sudah ada dan meliputi perancangan dan dimensi dari penukar kalor.
(McCabe,1994)
Salah satu tolak ukur yang menentukan pemilihan suatu jenis penukar
panas adalah kemampuannya untuk memindahkan panasyang bai, yang pada
umumnya disebut efektivitas dan elisiensi energi supaya tidak banyak membuang
dan menghamburkan waktu. Untuk satu ukuran penukar panas yang digunakan,
maka efektivitas dan efisiensi energi yang tinggi akan menunjukkan semakin
banyaknya fluks panas dan waktu yang digunakan akan lebih efisiens dan panas
yang dapat dipindahkan per satuan massa fluida akan bagus. Sehingga upaya
untuk mengembangkan suatu rancangan penukar panas yang memberikan
efektivitas perpindahan panas tinggi senantiasa menjadi lebih baik dan menjadi
sebuah topik litbang di berbagai lembaga riset, universitas ataupun industri dunia.
Contohnya :
1. Telah dilakukan desain sebuah penukar kalor jenis pipa ganda (double
pipe heat exchanger) untuk memanaskan air. Alat ini didesain untuk
dipergunakan sebagai alat uji laboratorium fenomena dasar mesin.
2. Mesin internal dimana air sebagai pendingin yang mengalir dalam sebuah
pipa, sehingga air mendinginkan mesin, dan memanaskan udara yang
masuk
II.2.2 Rumus Utama Perhitungan Dalam Design Heat exchanger
1. Koefisien Perpindahan Panas global dan Fouling Factor
1 1 1
= = =R
U A s U i Ai U o A o
Do
ln( )
1 Di 1 ..................................(4)
R= + +
h i Ai 2 πkL h o A o
Keterangan :
U = koefisien perpindahan panas global (W/m2.K)
Ui = koefisien perpindahan panas bagian dalam (W/m2.K)
Uo = koefisien perpindahan panas bagian luar (W/m2.K)
As = luas permukaan perpindahan panas total (m2)
Ai = luas permukaan perpindahan panas bagian dalam (m2)
Ao = luas permukaan perpindahan panas bagian luar (m2)
hi = koef perpindahan panas konveksi bagian dalam (W/m.K)
ho = koef perpindahan panas konveksi bagian luar (W/m.K)
Do = diameter luar tube (m)
Di = diameter dalam tube (m)
k = konduktivitas termal bahan tube (W/m. K)
L = panjang tube (m)
2. Laju Perpindahan Panas Aktual
Q act =C h .(T h 1−T h 2)…………………………..(5)
Atau
Qact =C c .(T c 2−T c1 )…………………………...(6)
Keterangan :
Qact = laju perpindahan panas aktual (W)
Ch = laju kapasitas panas fluida panas (W/K)
Cc = laju kapasitas panas fluida dingin (W/K)
Th1 = temperatur fluida panas masuk heat exchanger (K)
Th2 = temperatur fluida panas keluar heat exchanger (K)
Tc1 = temperatur fluida dingin masuk heat exchanger (K)
Tc2 = temperatur fluida dingin keluar heat exchanger (K)
3. Laju Kapasitaas Panas
C h=ṁh . cph…………………………..(7)
Atau
C h=ṁh . cpc …………………………..(8)
Keterangan :
Ch = laju kapasitas panas fluida panas (W/K)
Cc = laju kapasitas panas fluida dingin (W/K)
ṁh = laju aliran massa fluida panas (kg/s)
ṁc = laju aliran massa fluida dingin (kg/s)
4. Laju Perpindahan Panas Maksimal
Q max =C min .(T ¿ ¿ h1−T c 1 )¿………………………...(9)
Keterangan :
Qmax = laju perpindahan panas maksimal (W)
Cmin = nilai terkecil di antara nilai Ch dan Cc (W/K)
Th1 = temperatur fluida panas masuk heat exchanger (K)
Tc1 = temperatur fluida dingin masuk heat exchanger (K)
5. Perbedaan Temperatur Rata-Rata (LMTD)
Perbedaan temperatur rata-rata (LMTD) adalah untuk menentukan
nilai perbedaan temperature yang terjadi dalam alat penukar kalor.
8. Temperatur Kalorik
Nilai temperatur kalorik akan berbeda jika liquida yang digunakan
dari fraksi minyak bumi maupun hidrokarbon. Kedua liquida tersebut
harus dihitung dengan menggunakan grafik dibawah ini :
Standar Ud untuk Heat Exchanger dengan fluida panas dan fluida dingin
bisa dilihat di buku kern hal 840 table 8
Tabel 1. Approximate Overall Design Coefficients Values Include
total dirt factors of 0.003 and allowable pressure drops of 5 to 10 psi on the
controlling stream coolers
Hot fluid Cold fluid Overall UD
Water Water 250-500§
Ammonia Water 250-500§
Aqueous solutions Water 250-500§
Light organics* Water 75-150
Medium organics† Water 50-125
Heavy organics ‡ Water 5-75||
Gases Water 2-50¶
Water Brine 100-200
Light organics Brine 40-100
Heaters
Hot fluid Cold fluid Overall UD
Steam Water 200-700§
Steam Methanol 200-700§
Steam Ammonia 200-700§
Steam Aqueous solutions:
Steam Less than 2.0 cp 200-700
Steam More than 2.0 cp 100-500§
Steam Light organics 100-200
Steam Medium organics 50-100
Steam Heavy organics 6-60||
Steam Gases 5-50¶
Exchangers
Hot fluid Cold fluid Overall UD
Water Water 250-500§
Aqueous solutions Aqueous solutions 250-500§
Light organics Light organics 40-75
Medium organics Medium organics 20-60
Heavy organics Heavy organics 10-40||
Heavy organics Light organics 30-60
Light organics Heavy organics 10-40¶
II.2.5 Keuntungan dan Kerugian Heat exchanger Double Pipe dan Shell and
Tube
1. Double Pipe Heat Exchanger
Keuntungan Double pipe Heat Exchanger adalah dalam aliran pusaran yang
kompleks di sisi cangkang menyebabkan turbulensi maksimum untuk
meningkatkan perpindahan panas, saat turbulensi sisi tabung yang kuat dicapai
bahkan pada viskositas tinggi dan kecepatan rendah, memilii efektivitas dapat
ditingkatkan. Kekurangannya antara lain, pembukaan yang benar harus disediakan
untuk memasukkan dan melepas lembaran yang belokan aliran di dalam panas
saluran, karena turbulensi di dalam saluran fluida panas, maka kecepatan air panas
akan menjadi lebih banyak, sulitnya dalam mengoperasikan sistem pada laju
aliran yang lebih tinggi (Simhadri, 2015)
2. Shell and Tube Heat Exchanger
Penukar panas Shell and Tube banyak digunakan dalam industri proses seperti
di unit kilang Minyak proses kimia besar. Keuntungan menggunakan shell and
tube yakni mudah mentransfer panas dengan dua aliran proses, terdapat alat buffle
yang digunakan untuk mengalihkan aliran, menopang dan memperoleh koefesien
panas lebih tinggi, serta mampu menahan tekanan yang tinggi. Kekurangan:
meliputi biaya pembuatan, perawatan, dan pemasangan yang mahal (Elankavi,
2018)
(Kern, 1983)
II.3 Faktor- Faktor yang mempengaruhi laju perpindahan kalor
1. Koefisien Konveksi Q, nilainya bergantung pada bentuk dan kedudukan
permukaan
2. Luas permukaan A, makin besar luas permukaan makin cepat perpindahan
kalor
3. Beda Suhu, makin besar beda suhu makin cepat perpindahan kalor
(Stephenraj, 2020)
II.4 Sifat Bahan
II.4.1 Air
A. Sifat fisika
1. Berwujud cair
2. Tidak berbau
3. Tidak berasa
4. Tidak berwarna
5. Titik didih 100OC
6. Titik lebur 0OC
B. Sifat kimia
1. Rumus molekul H2O
2. Berat molekul 18,0153 g/mol
3. Tidak mudah terbakar
4. Tidak beracun
(Perry,1985 “Water”)
C. Fungsi : sebagai media pertukaran panas dalam heat exchanger
II.5 Hipotesa
Pada praktikum heat exchanger ini suhu yang berbeda secara signifikan
akan menghasilkan hasil yang maksimal. Semakin besar variasi laju alir maka
semakin besar pula koefisien perpindahan panas yang didapatkan.
II.6 K3 Alat Heat exchanger Pada Skala industri
Langkah-langkah keamanan yang Anda pilih dengan cermat mungkin tidak
efektif jika operator Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan jika terjadi
keadaan darurat. Tindakan keamanan harus didukung oleh sistem manajemen
yang tepat yang menangani faktor-faktor seperti :
1. Operasi dan keadaan darurat
2. Konsultasi dengan karyawan
3. Pelatihan dan pengawasan operator
4. Pemeliharaan peralatan
5. Pengendalian modifikasi
Terdapat alat pelindung diri yang wajib digunakan,antara lain :
1. Pelindung wajah ( face shield) : digunakan untuk melindungi muka dari
panas, api, dan percikan material panas.
2. Kacamata ( safety glasses) : digunakan untuk melindungi mata dari
percikan larutan kimia atau debu.
3. Sepatu ( closed toe and closed heel) : berfungsi untuk melindungi kaki dari
benturan atau tertimpa benda berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan
panas atau dingin, uap panas, bahan kimia berbahaya ataupun permukaan
licin serta melindungi ketika larutan atau bahan kimia yang tumpah.
4. Safety Gloves : digunakan untuk Melindungi tangan dari ceceran larutan
kimia yang bisa membuat kulit gatal atau melepuh.
(Hse,2014)
BAB III
PELAKSAAN PRAKTIKUM
III.1. Bahan
1. Air
III.2. Alat
1. Gelas Ukur
2. Piknometer
3. Thermometer
4. Stopwatch
5. Satu unit alat Single Pass Double Pipe Heat exchanger
III.3. Gambar Alat
Piknometer Stopwatch
Term
ometer Gelas Ukur
III.3.1 Rangkaian Alat
8 7 9
T1 6 6 t1
7
T2 6
t2 7
6 7 6
4
6
2 3
5 5
1
Keterangan :
1. Api Pemanas
2. Tangki Air Panas
3. Tangki Air Pendingin
4. Manometer
5. Pump / Pompa
6. Valve / Kran
7. Thermometer
T1 = Suhu Tinggi Hot Fluid
T2 = Suhu Rendah Hot Fluid
t1 = Suhu Tinggi Cold Fluid
t2 = Suhu Rendah Cold Fluid
Warna Merah = Aliran Panas ( Hot Fluid )
Warna Biru = Aliran Dingin ( Cold Fluid )
III.4. Prosedur