Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Katup Bilga
a) Katup diletakkan pada sambungan antara bilga dan sistim air laut dan
sistem air ballast. Seperti sambungan bilga untuk kompartemen yang
berbeda juga dirancang untuk kondisi yang kurang menguntungkan
sekalipun masih mampu untuk mencegah masuknya air laut ke sistim
bilga.
b) Pipa tekan bilga dilengkapi degnan katup shut off pada sisi kapal.
c) Katup bilga dipasang /ditata sedemikian sehingga dapat selalu terjangkau
baik itu saat pembebanan (ballast) maupun pada kondisi pembebanan
dari mesin.
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS
General Service
System
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
b) Suatu kombinasi dari katup non return tanpa mekanisme pemutus dan
katu shut off dapat digunakan dengan persetujuan kelas.
Sambungan pipa
a) Untuk mencegah masuknya air ballsat dan air laut ke dalam sistim bilga,
dua katup pelindung tekanan balik harus dipasang pada sambungan bilga
salah satunya ialah katup screw down non return valve.
b) Salah satu dari katup tersebut dipasang pada sisi isap.
c) Untuk sambungan bilga diluar ruang mesin, suatu kombinasi dari katup
non return valve tanpa shut off dan suatu katup shut off yang dapat
dikendalikan dapat dipasang. Sisi isap langsung bilga dan injeksi darurat
hanya memiliki satu pelindung aliran balik.
d) Dimana ada suatu sambungan air laut langsung dipasang pada pompa
bilga untuk melindungi pompa dari pengisapan hampa, sisi isap juga
dipasang dengan 2 buah katup non screw down
e) Sisi tekan dari pipa oily water separator dipasang suatu katup non return
valve pada sisi kapal.
Pompa Bilga
a) Untuk Pompa Bilga suatu pompa dengan kapasitas yang lebih kecil dari
pada yang diperlukan menurut peraturan ini dibolehkan untuk dipasang
sedang pompa lainnya dirancang untuk suatu kapasitas yang lebih besar.
Bagaimanapun, kapasitas dari pompa bilga yang kecil ini tidak boleh lebih
dari 85% dari kapasitas terhitung.
b) Penggunaan pompa jenis lain, seperti pompa pendingin air tawar standby dan general service pump dapat juga digunakan sebagai pompa bilga
independen yang dilengkapi dengan self primming dan kapasitas yang
diperlukan menurut kapasitas terhitung.
c) Dalam kondisi darurat dari salah satu pompa bilga yang ada salah satu
pompa harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam dan pompa bilga.
d) Pompa bahan bakar dan pelumas tidak dapat digunakan sebagai pompa
bilga
e) Ejector bilga dibolehkan pada tata letak bilga yang dilengkapi bahwa ada
terdapat suplai independen dari air laut.
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS
General Service
System
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS
General Service
System
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
self closing shutoff pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Diameter
dari pipa ini sekurangnya 40 mm.
Peraturan mengenai Peralatan untuk pengolahan dan penyimpanan dari
air bilga dan bahan bakar atau sisa minyak pelumas.
Peralatan pemisahan minyak dengan air
a) Kapal dengan 400 GRT dan diatasnya harus dilengkapi dengan sautu
separator pemisah minyak-air atau suatu penyaring dari campuran antara
air dengan minyak.
b) Kapal dengan 10000 GRT dan diatasnya sebaiknya dipasangi peralatan
yang disebutkan sebelumnya dengan suatu monitor pengeluaran minyak
dan pengendalinya atau suatu sistim alarm 15 ppm.
c) Peralatan contoh dapat dipasang pada sisi tekan peralatan sistim
penyaring
d) Lajur pintas (by pass) tidak diperkenankan untuk pemisahan
(separation)/sistim penyaring.
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS
General Service
System
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Perpipaan bilga terdiri dari pipa bilga utama dan pipa bilga cabang, pipa
bilga langsung, dan pipa bilga darurat. System bilga utama dan cabang,
system ini adalah untuk memindahkan bilga yang terdapat pada tempattempat bilga pada kapal dengan menggunakam pompa bilga di kamar
mesin. Sisi hisap bilga di kamar mesin biasanya dipasang di dalam bilge
well di bagian depan kamar mesin (port dan starboard), bagian belakang
kamar mesin, bagian belakang shaft tunnel. Saluran cabang bilga ini
dihubungkan dengan saluran utama bilga yang mana dihubungkan ke sisi
hisap pompa bilga. Pipa bilga langsung, Pipa-pipa bilga langsung adalah
untuk menghubungkan secara langsung bilge well (port dan starboard)
pada bagian depan kamar mesin dengan pompa bilga. Diameter dalamnya
sama dengan saluran bilga utama. Pipa bilga darurat, Pipa bilga darurat
adalah pipa hisap bilga yang dihubungkan ke pompa yang mempunyai
kapasitas terbesar di kamar mesin dan biasanya dihubungkan ke pompa
utama pendinginan air laut di mesin kapal. Diameter dalam pipa bilga
darurat biasanya sama dengan diameter hisap pompa.
Pipa bilga utama untuk kapal cargo
dH= 1,68 x (B + H) x l1 + 25 (mm) (BKI VOL.3 section 11 N 2.2)
Di mana :
B = Lebar kapal (m)
H = Tinggi kapal dari geladak sekat (m)
l1 = Jumalah panjang ruangan ruanagan antara cofferdam atau sekat
tangki muat
dan sekat poros baling-baling (m)
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS
b.
c.
d.
e.
f.
g.
General Service
System
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Bilge Wheel
Over
Board
Filter
Separatr
or
Bilge Pump
Oil
Waste
Collectin
g Tank
Slop
Tank
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
dimana :
dH
: Diameter pipa bilga utama
B
: Lebar kapal
H
: Tinggi kapal dari geladak sekat
l1
: Jumlah panjang ruangan ruangan antar cofferdam atau sekat tangki
muat dan sekat tabung
poros baling baling.
5. Garis tengah pipa bilga cabang pada kamar mesin untuk kapal tanker
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
dz
=
2.15 (B+H )x l + 25
dimana:
dz
: Diameter pipa bilga cabang
B
: Lebar kapal
H
: Tinggi kapal dari geladak sekat
l
: Panjang kompartemen kedap air
6. Minimum garis tengah dalam dari pipa pipa bilga utama dan cabang paling
kecil adalah 50 mm. Untuk kapalkapal dengan panjang kurang dari 25 m, garis
tengah pipa dapat diperkecil sampai 40 mm. Pipa bilga untuk kotak pengering
terowongan poros balingbaling harus mempunyai garis tengah minimum 60
mm. Untuk kapalkapal dengan panjang kurang dari 60 m, garis tengah 50 mm
adalah mencukupi.
7. Kapasitas pompa- pompa bilga yang berdiri sendiri harus memiliki kapasitas:
Q
= 0,575 ( dH ) 2
Dimana:
Q : Kapasitas minimum pompa bilga (m3/jam)
dH : Hasil perhitungan garis tengah dalam pipa bilga utama (cm)
8. Bila pompapompa sentrifugal dipergunakan sebagai pompapompa bilga,
pompa pompa tersebut harus dari jenis self priming atau dihubungkan ke
saluran pusat hampa udara, yang akan cukup mampu membuat hampa udara
dalam pipapipa hisap pompapompa tersebut.
9. pompapompa ballast dan pompa pompa dinas umum dapat digunakan
sebagai pompa bilga yang berdiri sendiri asalkan kapasitas pompapompa
tersebut memenuhi kapasitas yang dibutuhkan.
10. Pompapompa bilga yang terletak di kamar mesin harus mempunyai pipapipa
hisap langsung di dalam kamar mesin tersebut, tetapi tidak boleh lebih dari
dua buah pipa hisap langsung untuk tiaptiap kamar mesin tersebut. Pompa
pompa bilga yang terletak di ruanganruangan lain, harus mempunyai pipa
pipa bilga hisap langsung ke ruangruang yang telah ditentukan
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
= 1025
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Kg/m3
inch
Ketebalan (S)
= 0,237
Outside diameter
= 4,5
inch
=4
inch
Schedule
= 40
(92,45 mm)
inch
(6,02 mm)
(114,3 mm)
Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :
Diameter luar pipa da dari 76,1 mm sampai 177,8 mm, ketebalan
minimumya adalah 4,5 mm
Sehingga pemilihan pipa sesuai dengan peraturan yang ada.
(68,32 mm)
Ketebalan (S)
= 0,216
(5,49 mm)
Outside diameter
= 3,5
(88,9 mm)
= 3
(63,50 mm)
Schedule
= 40
Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :
Kecepatan aliran
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
Q
v
=
=
=
=
=
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1
Axv
Q/A
Q / ( x dh2 / 4)
0,0137 / ( x 0,0922 / 4)
1,27 m/s
P x SFOC x T
2380 x 182 x 24 x 10^-6
10,39 ton
10,39 x 0,95
9,87 m^3
Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
General Service
System
PPNS
Tanggal :
Halaman
:
10-10-2016
1