Anda di halaman 1dari 11

Jurusan Teknik

Permesinan
Kapal

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

GENERAL SERVICE SYSTEM


3.1 Sistem Bilga

3.1.1 Rules Rekomendasi yang digunakan


Dalam perencanaan sistem bilga perlu diperhatikan peraturan-peraturan yang tercantum
dalam BKI Volume III tahun 2006 section 11 sub N, yaitu :
Jalur Bilga, tata letak jalur Bilga :
a) Jalur bilga dan hisapan bilga harus direncanakan sehingga air dalam bilga
dapat dipompa meskipun dalam kondisi trim yang tidak menguntungkan.
(1.1.1).
b) Hisapan bilga umumnya ditempatkan pada kedua sisi dari kapal. Untuk
kompartemenen yang terletak didepan dan dibelakang pada kapal, satu
buah hisapan bilga sudah mencukupi dan diharapkan mampu untuk
mengeringkan kompartemenen tersebut.(1.1.2)
c) Ruangan yang terletak di didepan collosion bulkhead dan dibelakang
stern tube bulkhead tidak disambung ke sistim bilga utama (General bilge
system).
Rangan tersebut dikeringkan dengan suatu instalasi lain
dengankapasitas yang memadai.
d) Aturan mengenai ketebalan pipa menurut aturan dari tabel 11.4
peraturan ini.

Pipa yang melalui Tanki


a). Pipa bilga tidak dapat melalui tanki minyak pelumas, minyak panas
(thermal oil) dan air tawar atau air baku (feed Water).
b). Bila Pipa bilga terletak pada sepanjang tanki bahan bakar yang terletak
diatas double bottom dan berujung pada ruangan yang tidak dapat
terjangkau selama pelayaran, Suatu pipa non return tambahan harus
dipasang pada pipa bilga dimana pipa dari sisi isap masuk ke tanki bahan
bakar.

Isapan Bilga dan Sumur Saringan


a) Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi pembersihan
dari bilga dan sumur bilga dan harus dipasang dengan mudah untuk
dilepas. Untuk saringan berbahan anti karat.
b) Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga dapat dijangkau
dengan aliran bebas dan jarak yang cukup dari tank top atau dasar dari
kapal.

Katup Bilga
a) Katup diletakkan pada sambungan antara bilga dan sistim air laut dan
sistem air ballast. Seperti sambungan bilga untuk kompartemen yang
berbeda juga dirancang untuk kondisi yang kurang menguntungkan
sekalipun masih mampu untuk mencegah masuknya air laut ke sistim
bilga.
b) Pipa tekan bilga dilengkapi degnan katup shut off pada sisi kapal.
c) Katup bilga dipasang /ditata sedemikian sehingga dapat selalu terjangkau
baik itu saat pembebanan (ballast) maupun pada kondisi pembebanan
dari mesin.

Pelindung Aliran Balik


a) Suatu pipa screw down non return valve disarankan digunakan untuk
langkah ini.

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

b) Suatu kombinasi dari katup non return tanpa mekanisme pemutus dan
katu shut off dapat digunakan dengan persetujuan kelas.

Sambungan pipa
a) Untuk mencegah masuknya air ballsat dan air laut ke dalam sistim bilga,
dua katup pelindung tekanan balik harus dipasang pada sambungan bilga
salah satunya ialah katup screw down non return valve.
b) Salah satu dari katup tersebut dipasang pada sisi isap.
c) Untuk sambungan bilga diluar ruang mesin, suatu kombinasi dari katup
non return valve tanpa shut off dan suatu katup shut off yang dapat
dikendalikan dapat dipasang. Sisi isap langsung bilga dan injeksi darurat
hanya memiliki satu pelindung aliran balik.
d) Dimana ada suatu sambungan air laut langsung dipasang pada pompa
bilga untuk melindungi pompa dari pengisapan hampa, sisi isap juga
dipasang dengan 2 buah katup non screw down
e) Sisi tekan dari pipa oily water separator dipasang suatu katup non return
valve pada sisi kapal.

Pompa Bilga
a) Untuk Pompa Bilga suatu pompa dengan kapasitas yang lebih kecil dari
pada yang diperlukan menurut peraturan ini dibolehkan untuk dipasang
sedang pompa lainnya dirancang untuk suatu kapasitas yang lebih besar.
Bagaimanapun, kapasitas dari pompa bilga yang kecil ini tidak boleh lebih
dari 85% dari kapasitas terhitung.
b) Penggunaan pompa jenis lain, seperti pompa pendingin air tawar standby dan general service pump dapat juga digunakan sebagai pompa bilga
independen yang dilengkapi dengan self primming dan kapasitas yang
diperlukan menurut kapasitas terhitung.
c) Dalam kondisi darurat dari salah satu pompa bilga yang ada salah satu
pompa harus dapat bertindak sebagai pompa pemadam dan pompa bilga.
d) Pompa bahan bakar dan pelumas tidak dapat digunakan sebagai pompa
bilga
e) Ejector bilga dibolehkan pada tata letak bilga yang dilengkapi bahwa ada
terdapat suplai independen dari air laut.

Jumlah pompa bilga untuk kapal barang.


a) Kapal barang dilengkapi dengan dua buah pompa bilga yang memiliki
daya sendiri Pada kapal diatas 2000 GRT salah satu dari pompa yang ada
dapat dipasang pada motor induk.
b) Pada kapal yang lebih dari 100 GRT satu penggerak pompa bilga yang
dipasang di motor ialah mencukupi. Pompa bilga kedua dapat secara
permanen dipasang pada
sebagai pompa bilga manual. Penggerak
pompa bilga pada motor dapat dikopel ke pembangkit daya induk.

Sistim bilga pada berbagai Ruangan :


Ruang Mesin
a) Untuk kapal dengan lebih dari 100 GRT pompa bilga yang terdapat pada
kamar mesin harus mampu untuk mengerjakan:
i) Pengisapan seluruh alur pangisapan pada sistim bilga.
ii) Semua arah pangisapan langsung satu arah yang dihubungkan dengan
pompa bilga terbesar.
iii) Semua sisi isap bilga darurat yang terhubungkan dengan pompa air
pendingin dari motor induk atau semua sistim darurat yang ada secara
layak.

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

b) Diameter isap pipa bilga emergency sekurangnya 2/3 dari diameter


terhitung dan sebanding dengan diameter pendinginan air pada motor
penggeraknya. Pengecualian dari aturan ini diperlukan izin khusus. Sisi
isap darurat dari bilga harus disambungkan ke pipa sisi isap air pendingin
yang dihubungkan oleh screw down non return valve. Dan diberikan
tanda peringatan. Katup bilga darurat dan katup isapan harus mampu
dioperasikan dari atas floor plates.
c) Ruang pengendali motor dan ruangan yang sejenisnya seperti dek diatas
kamar mesin dilengkapi dengan saluran curah ke bilga di kamar mesin.
Suatu pipa curah akan melalui sekat kedap air dan diberikan katup self
closing valve.
Rumah Poros (Shaft Tunnel)
Sisi isap bilga dipasang juga pada bagain belakang terowongan poros
(shaft tunnel).
Dimana memungkinkan dari sisi kapal dan ruang yang
tersedia, suatu sisi isap bilga tambahan dapat diberikan pada sisi belakang.
Katup bilga untuk terowongan poros dirancang untuk diluar dari terowongan
di Kamar mesin
Palka (Cargo Hold)
a) Palka dengan lajur bilga dipasang di sisi isap bagian depan dan belakang.
Palka dengan panjang lebih dari 30 m dapat dipasang satu sumuran bilga
di tiap sisi.
b) Palka dengan panki yang merupakan sisi pelat , dilengkapi pompa sesuai
dengan jumlah yang layak.
c) Pada kapal dengan hanya satu palka sumur bilga dipasang pada jumlah
yang cukup . Pada kapal dengan satu palka sumur bilga pada suatu
ukuran tertentu yang layak dapat
dipasang pada sisi depan dan
belakang.
Ruangan yang digunakan utnuk air ballas minyak atau muatan kering
Dimana suatu palka untuk muatan kering juga berlaku untuk memuat
air ballas atau minyak,cabang dari pipa bilga dari ruangan tersebut
dihubungkan ke ballas atau sistim pipa kargo hanya dengan katup pengganti
aliran.
Katup pengganti aliran harus sedemikian dirancang sehingga tidak
memungkinkan katup terbuka diantara posisi kedua cairan tersebut mengalir.
Sambungan pengatur aliran tersebut harus sedemikian sehingga pipa bilga
tidak tercampur dengan pipa muatan /cargo hold
terlindungi dari
keterisolasian dari sambungan penukar aliran.
Ceruk Haluan dan Ceruk Buritan
Sambungan bilga ke ceruk hauan dan buritan tidak diijinkan. Bila mana
tanki ceruk tidak terhubungkan ke sistim ballast, suatu instalasi pemompaan
dapat dipasang.
Bila ceruk buritan berakhir di kamar mesin, dapat
dikeringkan dari bilga kamar mesin oleh suatu pipa yang dilengkapi dengan
katup shut off. Hal serupa tidak boleh dilakukan di ceruk haluan (fore Peak)
Ruangan diatas tanki ceruk (spaces above peak tanki)
Ada ruangan yang dapat dihubungkan oleh sistim bilga atau dipompa
dengan bantuan tangan . Ruangan diatas ceruk haluan dapat dikeringkan
oleh terowongan poros atau ruangan pekakas, yang jalurnya dipasang katup

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

self closing shutoff pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau. Diameter
dari pipa ini sekurangnya 40 mm.
Peraturan mengenai Peralatan untuk pengolahan dan penyimpanan dari
air bilga dan bahan bakar atau sisa minyak pelumas.
Peralatan pemisahan minyak dengan air
a) Kapal dengan 400 GRT dan diatasnya harus dilengkapi dengan sautu
separator pemisah minyak-air atau suatu penyaring dari campuran antara
air dengan minyak.
b) Kapal dengan 10000 GRT dan diatasnya sebaiknya dipasangi peralatan
yang disebutkan sebelumnya dengan suatu monitor pengeluaran minyak
dan pengendalinya atau suatu sistim alarm 15 ppm.
c) Peralatan contoh dapat dipasang pada sisi tekan peralatan sistim
penyaring
d) Lajur pintas (by pass) tidak diperkenankan untuk pemisahan
(separation)/sistim penyaring.

3.1.2 Cara kerja dan Fungsi


1. Cara Kerja
Cara kerja dari sistem bilga ini adalah menampung berbagai zat cair
tersebut kedalam sebuah tempat yang dinamakan dengan bilge well,
kemudian zat cair tersebut dihisap dengan menggunakan pompa bilga
dengan ukuran tertentu untuk dikeluarkan dari kapal melalui Overboard.
Sedangkan zat cair yang mengandung minyak, yaitu yang tercecer didalam
Engine room akan ditampung didalam Bilge Well yang terletak dibawah
Main Engine, kemudian akan disalurkan menuju Incinerator dan Oily Water
Separator untuk dipisahkan antara air, kotoran dan minyaknya. Untuk
minyaknya dapat digunakan lagi sedangkan untuk air dan kotoran yang
tercampur akan disimpan kedalam tangki penyimpanan.
2. Fungsi Sistem Bilga
Bilge sistem merupakan sistem yang dapat melakukan pemompaan
terhadap fluida yang ada pada double bottom sehingga fluida tersebut
yang kemungkinan bercampur dengan minyak dapat dilakukan prosesing
dan kemudian air yang ada dapat dibuang keluar melalui over board.

3.1.3 Perlengkapan sistem


1) Bilge well
Bilge Well merupakan suatu tempat dengan ukuran tertentu yang telah
ditentukan untuk menampung berbagai kotoran atau dalam bentuk zat cair
yang ada di kapal. Jumlah dari bilge well minimum dua buah untuk kiri dan
kanan sepasang dan setimbang, tergantung pada jumlah tangki ballast,
ditambah dengan beberapa bilge well yang terletak dibawah ruang mesin.
Letak Bilge Well dalam tangki ballast diupayakan pada paling pinggir dan
paling belakang dalam tangki tersebut. Juga berdekatan dengan Manhole
(lobang jalan masuk manusia). Volume dari bilge well tersebut maksimal
0,57 m3, sedangkan tinggi bilge well tersebut minimal 0,5 tinggi double
bottom. Pada bagian atas bilge well harus ditutup dengan strainer.
2) Pipa Cabang dan Pipa Utama

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

Perpipaan bilga terdiri dari pipa bilga utama dan pipa bilga cabang, pipa
bilga langsung, dan pipa bilga darurat. System bilga utama dan cabang,
system ini adalah untuk memindahkan bilga yang terdapat pada tempattempat bilga pada kapal dengan menggunakam pompa bilga di kamar
mesin. Sisi hisap bilga di kamar mesin biasanya dipasang di dalam bilge
well di bagian depan kamar mesin (port dan starboard), bagian belakang
kamar mesin, bagian belakang shaft tunnel. Saluran cabang bilga ini
dihubungkan dengan saluran utama bilga yang mana dihubungkan ke sisi
hisap pompa bilga. Pipa bilga langsung, Pipa-pipa bilga langsung adalah
untuk menghubungkan secara langsung bilge well (port dan starboard)
pada bagian depan kamar mesin dengan pompa bilga. Diameter dalamnya
sama dengan saluran bilga utama. Pipa bilga darurat, Pipa bilga darurat
adalah pipa hisap bilga yang dihubungkan ke pompa yang mempunyai
kapasitas terbesar di kamar mesin dan biasanya dihubungkan ke pompa
utama pendinginan air laut di mesin kapal. Diameter dalam pipa bilga
darurat biasanya sama dengan diameter hisap pompa.
Pipa bilga utama untuk kapal cargo
dH= 1,68 x (B + H) x l1 + 25 (mm) (BKI VOL.3 section 11 N 2.2)
Di mana :
B = Lebar kapal (m)
H = Tinggi kapal dari geladak sekat (m)
l1 = Jumalah panjang ruangan ruanagan antara cofferdam atau sekat
tangki muat
dan sekat poros baling-baling (m)

Ukuran pipa cabang (dz)


dz = 2.15 x (B + H) x l + 25 (mm) (BKI VOL. III SECTION 11 N
2.2 b)
Di mana : B = Lebar kapal (m)
H = Tinggi kapal (m)
l = panjang kapal antara garis tegak (m)
3) Outboard
Air yang tidak terpakai akan dikeluarkan melalui Outboard. Dimana
peletakan Outboard ini haruslah 0,76 m diatas garis air atau WL, pada satu
outboard harus diberi satu katup jenis SDNRV.
4) Separator
Untuk Oily Bilge System, minyak yang tercecer yang tercampur dengan air
akan dipisahkan dengan menggunakan Oil Water Separator.
5) Sludge Tank
Untuk minyak yang telah dipisahkan dengan kotoran dan air, yang bisa
dipakai lagi setelah dipisahkan akan ditampung kedalam sludge tank.
Dalam perencanaan system bilga yang kelas yang digunakan adalah BKI
1996 Vol.III Section 11. N, yaitu :
a. Jalur Bilga
Jalur bilga dan sisi hisap bilga harus diatur sehingga bilga dapat
dipompa dengan lengkap meskipun di bawah kondisi trim.
Sisi hisap bilga normalnya diletakkan pada kedua sisi kapal. Untuk
kompartemen yang letaknya di depan dan di belakang kapal, satu

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal
PPNS

b.

c.

d.

e.

f.

g.

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

hisap bilga sudah cukup dan dapat mengeringkan secara lengkap


kompartement yang relevan.
Ruang yang terletak di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat
stern tube dan tidak dihubungkan ke system bilga umum harus
dikeringkan dengan peralatan lain yang sesuai dengan kapasitas
yang memadai.
Pipa yang melewati tangki
Pipa bilga tidak boleh melewati tangki minyak pelumas,minyak
panas, air minum, atau feedwater.
Ketika pipa bilga melewati tangki bahan bakar yang terletak di atas
double bottom dan berakhir pada ruangan yang mana tidak dapat
diakses selama pelayaran, sebuah katup non-return tambahan
harus dipasang pada pipa bilga dimana pipa dari sisi hisap masuk ke
tangki bahan bakar.
Isapan bilga
Tempat isapan bilga diatur sehingga tidak mempengaruhi
pembersihan dari bilga dan harus dipasang dengan mudah untuk
mudah dilepas. Menggunakan saringan berbahan anti karat.
Isapan bilga darurat dipasang sedemikian sehingga dapat dijangkau
dengan aliran bebas dan jarak yang cukup dari tank top atau dasar
dari kapal.
Katup-katup bilga
Katup-katup pada hubungan pipa antara bilga dan air laut dan
system air ballast, seperti antara hubungan bilga pada
kompartemen yang berbeda, harus diatur sehingga meskipun dalam
kejadian kegagalan operasi atau posisi katup intermediet, masuknya
air laut melalui system bilga dapat dicegah.
Pipa discharge bilga harus dipasangi dengan katup shut off pada sisi
kapal.
Katup bilga harus diatur sehingga dapat selalu diakses baik itu saat
pembebanan (ballast) maupun kondisi pembebanan dari mesin
Pelindung aliran balik
Katup screw down non return disarankan sebagai perlindungan aliran
balik. Sebuah kombinasi dari sebuah katup non-return tanpa mekanisme
shut-off dan katup shut-off dapat digunakan dengan persetujuan kelas.
Sambungan pipa
Untuk mencegah masuknya ballas dan air laut ke dalam kapal
melalui system bilga, dua peralatan perlindungan aliran balik harus
dipasang pada sambungan bilga, salah satunya harus merupakan
sebuah katup screw down non return.
Untuk sambungan bilga diluar ruang permesinan, sebuah kombinasi
dari katup non-return tanpa shut-off dan katup shut-off yang
diremote kontrol dapat digunakan.
Hisapan bilga secara langsung dan injeksi darurat hanya
memerlukan satu peralatan dari perlindungan aliran balik seperti
dijelaskan sebelumnya.
Bilamana sambungan air laut langsung diatur untuk dipasang pada
pompa bilga untuk melindunginya dari pengisapan hampa, sisi hisap
bilga juga harus dipasang dengan dua katup screw-down non-return.
Jalur tekan dari oil water separator harus dipasangi dengan sebuah
katup non-return pada sisi kapal.
Pompa Bilga

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

Apabila digunakan pompa sentrifugal untuk pompa bilga, pompa itu


harus merupakan self-priming atau dihubungkan ke sebuah alat
pemisah udara.
h. Penggunaan pompa lain untuk pompa bilga
Pompa-pompa ballast, pompa pendingin air laut yang stand-by,
pompa pelayanan umum dapat juga digunakan sebagai pompa bilga
independent yang dilengkapi dengan self-priming dan kapasitas
yang disyaratkan.
Dalam kejadian kegagalan salah satu dari pompa bilga yang
disyaratkan, salah satu pompa harus dapat bertindak sebagai
pompa pemadam dan pompa bilga.
Pompa pelumas dan bahan bakar tidak boleh dihubungkan ke
system bilga.
Ejektor bilga dapat diterima sebagai susunan pompa bilga yang
disediakan dengan sebuah suplai air laut independent.

3.1.3 Diagam Blok Sistem Drainase

Bilge Wheel

Over
Board

Filter

Separatr
or

Bilge Pump

Oil
Waste
Collectin
g Tank

Slop
Tank

3.1.4 Peraturan Kelas Sistem Bilga


1. Pipapipa bilga dan penghisapnya harus diatur sedemikian rupa sehingga kapal
dapat dikeringkan dengan sempurna, walau dalam keadaan miring kurang
menguntungkan.
2. Pipapipa bilga tidak boleh dipasang melalui tangkitangki minyak pelumas, air
minum dan air pengisian ketel.
3. Pipapipa pembuangan dari pompa bilga harus dilengkapi dengan katup screw
down check valve pada kulit lambung.
4. Garis tengah pipa bilga utama pada kamar mesin untuk kapal tanker dan kapal
pengangkut biji bijian ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
dH
=
1.68 (B+ H ) x l 1 + 25

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

dimana :
dH
: Diameter pipa bilga utama
B
: Lebar kapal
H
: Tinggi kapal dari geladak sekat
l1
: Jumlah panjang ruangan ruangan antar cofferdam atau sekat tangki
muat dan sekat tabung
poros baling baling.
5. Garis tengah pipa bilga cabang pada kamar mesin untuk kapal tanker
ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
dz
=
2.15 (B+H )x l + 25
dimana:
dz
: Diameter pipa bilga cabang
B
: Lebar kapal
H
: Tinggi kapal dari geladak sekat
l
: Panjang kompartemen kedap air
6. Minimum garis tengah dalam dari pipa pipa bilga utama dan cabang paling
kecil adalah 50 mm. Untuk kapalkapal dengan panjang kurang dari 25 m, garis
tengah pipa dapat diperkecil sampai 40 mm. Pipa bilga untuk kotak pengering
terowongan poros balingbaling harus mempunyai garis tengah minimum 60
mm. Untuk kapalkapal dengan panjang kurang dari 60 m, garis tengah 50 mm
adalah mencukupi.
7. Kapasitas pompa- pompa bilga yang berdiri sendiri harus memiliki kapasitas:
Q
= 0,575 ( dH ) 2
Dimana:
Q : Kapasitas minimum pompa bilga (m3/jam)
dH : Hasil perhitungan garis tengah dalam pipa bilga utama (cm)
8. Bila pompapompa sentrifugal dipergunakan sebagai pompapompa bilga,
pompa pompa tersebut harus dari jenis self priming atau dihubungkan ke
saluran pusat hampa udara, yang akan cukup mampu membuat hampa udara
dalam pipapipa hisap pompapompa tersebut.
9. pompapompa ballast dan pompa pompa dinas umum dapat digunakan
sebagai pompa bilga yang berdiri sendiri asalkan kapasitas pompapompa
tersebut memenuhi kapasitas yang dibutuhkan.
10. Pompapompa bilga yang terletak di kamar mesin harus mempunyai pipapipa
hisap langsung di dalam kamar mesin tersebut, tetapi tidak boleh lebih dari
dua buah pipa hisap langsung untuk tiaptiap kamar mesin tersebut. Pompa
pompa bilga yang terletak di ruanganruangan lain, harus mempunyai pipa
pipa bilga hisap langsung ke ruangruang yang telah ditentukan

3.1.4 Perhitungan Sistem Bilga Kamar Mesin (Oily Bilge Sistem/Black


Bilge)

Input parameter desain


Lpp = 81 m
B
= 12,8 m
H
= 7,1 m
T
= 5,49 m
HD/B = 0.8 m

Doc. No. 0315030052 - 07

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

General Service
System

PPNS

= 1025

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

Kg/m3

Perhitungan Diameter utama pipa bilga (untuk kapal tanker)


dH
= 1,68 x (B + H) x l1 + 25
(BKI Vol.3 section 11 / 2.2 cargo)
= 1,68 x (12,80 + 7,10) x 81 + 25
= 92,45 mm = 3,64 inch
Berdasarkan pipa yang beredar dipasaran, dipilih pipa jenis carbon steel ( ASA
Standart Schedule). Sesuai standart ASA B 36 1950 dipilih pipa dengan :

Inside diameter (dH) = 3,64

inch

Ketebalan (S)

= 0,237

Outside diameter

= 4,5

inch

Nominal pipe size

=4

inch

Schedule

= 40

(92,45 mm)
inch

(6,02 mm)

(114,3 mm)

Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :
Diameter luar pipa da dari 76,1 mm sampai 177,8 mm, ketebalan
minimumya adalah 4,5 mm
Sehingga pemilihan pipa sesuai dengan peraturan yang ada.

Perhiungan Diameter cabang pipa bilga


dz
= 2,15 x (B + H) x l + 25
= 2,15 x (12,80 + 7,10) x 20,4 + 25
= 68,32 mm = 2,69 inch
Berdasarkan pipa yang beredar dipasaran, dipilih pipa jenis carbon steel ( ASA
Standart Schedule). Sesuai standart ASA B 36 1950 dipilih pipa dengan :

Inside diameter (dH) = 2,69

(68,32 mm)

Ketebalan (S)

= 0,216

(5,49 mm)

Outside diameter

= 3,5

(88,9 mm)

Nominal pipe size

= 3

(63,50 mm)

Schedule

= 40

Diuji dengan BKI Tabel 11.5 sec.11.C, untuk pipa dengan group M :

Diameter luar pipa da dari 76,1 mm sampai 177,8 mm, ketebalan


minimumya adalah 4,5 mm Sehingga pemilihan pipa sesuai dengan
peraturan yang ada.
Kapasitas pompa bilga
Q
= 0,575 (dH) 2
= 0,575 (92,45) 2
= 49,145 m3/jam
= 0,0137 m3/s

Kecepatan aliran

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

PPNS
Q
v

=
=
=
=
=

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

Axv
Q/A
Q / ( x dh2 / 4)
0,0137 / ( x 0,0922 / 4)
1,27 m/s

Perhitungan daya pompa (Pw)


Dimana efisiensi pompa 75 %
Pw
= Head total x
xQxg/
= 21,84 x 1025 x 0,0112 . 9,8 / 0,75
= 3281,4
Watt
= 3,281
kw
= 4,462
HP
Sehingga yang digunakan pompa dengan data sebagai berikut :
Merek pompa : IRON PUMP
Type pompa : Centrifugal pump CN(X)
Putaran pompa
: 1200 RPM
Head pompa : 70
m
Kapasitas
: 70
m3/h

Perhitungan kapasitas sludge tank


Menurut ANEX I MARPOL 73/78 charapter II regulator 17< kapasitas sludge
tank dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
V
=KxCXD
Dimana :
K
= 0,15 untuk kapal motor yang berbahan bakar HFO dan furifier
C
= konsumsi bahan bakar tiap hari
D
= lama hari maksimum perjalanan dari pelabuhan ke pelabuhan
C FO =
=
=
=
=

P x SFOC x T
2380 x 182 x 24 x 10^-6
10,39 ton
10,39 x 0,95
9,87 m^3

Sehigga volume sludge tank adalah :


V
=KxCXD
= 0,015 x 9,87 x 3
= 0,444 m^3

Perhitungan kapasitas waste collecting tank


Dimensi waste oil collecting tank yang direncankan adalah :
Panjang
= 1,2 m
Lebar
= 1.5 m
Tinggi
= 0.5 m
Volume
= 1,35 m3

Perhitungan kapasitas Bilge well

Jurusan Teknik
Permesinan
Kapal

Doc. No. 0315030052 - 07

General Service
System

PPNS

Tanggal :
Halaman
:

10-10-2016
1

Volume bilga will harus lebih besar dari o,15 m3


Dimensi bilga will yang direncanakan :
Panjang
= 0,12 m
Lebar
= 0,6 m
Tinggi
= 0,5 m
Volume
= 0,36 m3

Oily water separator (OWS)


Oil water separator atau OWS digunakan untuk memisahkan antara oil dengan
air. Pada OWS ini dilengkapi pompa sendiri dan OCM. Untuk kapasitas OWS
direncanakan 2,5 m3/jam. Spesifikasi OWS adalah sebagai berikut :
Merek OWS =
Type OWS
=
Weight
=
Power
=
Kapasitas
=

Anda mungkin juga menyukai