Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

(Heat Pump)

Kelompok 15
Fadli Bakhtiar Aji

1206217143

Erwin Prawiro

1206244531

Fatahillah Putra

1206260652

Farid Rachman A.

1206227200

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Adi Surjosatyo, M.Eng.

Dr. Ir. Imansyah Ibnu Hakim, M.Eng.


Asisten Praktikum: Hotdian Sinambela, S.T.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah
SWT, yang karena bimbingan-Nya maka penulis bisa menyelesaikan Laporan Praktikum KKE
Kompressor ini.
Laporan ini dibuat dengan berbagai observasi dan setelah melakukan praktikum dalam jangka
waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu penulis dalam menghadapi
berbagai tantangan dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini.
Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Terima kasih, dan semoga laporan ini bisa memberikan manfaat positif bagi kita semua.

Jakarta, 18 Mei 2014

Fadli Bakhtiar Aji

Daftar Isi
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................................................1
BAB II DASAR TEORI........................................................................................................2
2.1 Teori Umum2
2.2 Data Teori3
2.3 Data Teknik4
2.4 Aspek-Aspek Teoritis Tambahan9
BAB III PENGOLAHAN DATA12
BAB IV ANALISIS19
4.1 Analisa Alat19
4.2 Analisa Percobaan19
4.3 Analisa Hasil20
4.4 Analisa Grafik20
4.5 Analisa Kesalahan20
BAB V KESIMPULAN21
LAMPIRAN22

BAB 1 PENDAHULUAN

I. TUJUAN PERCOBAAN

Memahami prinsip prinsip termodinamika dari mesin pendingin / heat pump

Mengetahui prinsip kerja pompa kalor

Mengetahui fungsi komponen utama mesin pendingin / pompa kalor

Mengetahui hubungan antara tekanan, entalpi, entropi, dan temperatur serta karakteristik
penggunaan pompa kalor

II. MAKSUD PERCOBAAN


Setelah mengikuti pengujian ini, diharapkan praktikan mampu menggunakan diagram p
h dan T s dari siklus pompa kalor.

BAB 2
LANDASAN TEORI
Pada umumnya refrigasi merupakan suatu proses perpindahan kalor. Proses ini terjadi
antara media penyerap / pelepas kalor dengan lingkungan. Media ini biasa disebut refrigeran.
Selama proses terjadi, refrigerant mengalami perubahan fase, yaitu dari fase cair ke uap (proses
penguapan) dan dari fase uap kembali lagi ke fase cair (proses pengembunan).
Pada proses penguapan, refrigeran membutuhkan sejumlah kalor yang diambil dari
lingkungan, sehingga suhu lingkungan menjadi lebih dingin atau yang bisa disebut efek
pendinginan (refrigerant effect).
Pada proses pengembunan (kondensasi), refrigerant melepas sejumlah kalor ke
lingkungan, sehingga temperature lingkungan menjadi lebih hangat, ini disebut efek pemanasan.
Kedua proses tersebuit terjadi pada tekanan dan temperature tertentu. Proses penguapan
terjadi pada tekanan yang rendah, yang mengakibatkan titik uap dari cairan refrigerant turun jauh
dibawah suhu lingkungan, sehingga penguapan cairan refrigerant dapat terjadi. Sedangkan untuk
proses pengembunan, terjadi pada tekanan yang lebih tinggi, yang menyebabkan titik embun dari
uap refrigerant naik melebihi suhu lingkungan, sehingga pengembunan uap dapat terjadi.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada unti heay pump terdapat alat yang
berfungsi sebagai penguap cairan refrigerant (evaporator), pengembun uap refrigerant
(condenser), penurun tekanan cairan refrigerant (alat ekspansi), dan penambah tekanan uap
refrigerant (kompresor).
Selain itu, untuk lebih memahami siklus pendingin / heat pump kompresi uap secara
termodinamis perlu dimengerti proses proses yang terjadi pada diagram Mollier refrigerant,
yaitu suatu kooordinat antara tekanan dan entalpi (p h diagram) serta antara temperature dan
entropi (T s diagram).
1. Keterangan Tentang Diagram p h

Diagram p h merupakan kumpulan garis garis bantu termodinamis yang berguna


dalam memplot titik keadaan suatu fluida.

Kubah jenuh, merupakan garis tempat keadaan jenuh fluida, baik cair jenuh (garis
sebelah kiri titik kritis ) maupun uap jenuh (garis sebelah kanan titik krisis).

Daerah carian bawah jenuh, merupakan daerah tempat keadaan cairan yang
temperaturnya lebih rendah dibanding temperatur cairan jenuhnya pada tekanan
yang sama.

Daerah uap panas lanjut, merupakan daerah tempat keadaan uap yang
temperaturnya lebih tinggi dibandingkan temperatur uap jenuhnya pada tekanan
yang sama (fase gas).

2. Keterangan Tentang Diagram T s

Kedua diagram di atas digunakan untuk mengetahui keadaan dan sifat refrigeran pada
tiap titik dari siklus refrigerasi yang akan kita amati. Adapun cara membuat pada diuagramn
ini adalah dengan memplot titik dimana temperature dan tekanannya terukur pada alat ukur
yang digunakan. Selain itu diasumsikan bahwa proses yang terjadi pada evaporator dan
condenser berlangsung pada tekanan tetap (tidak terjadi pressure drop)
IV. DIAGRAM SKEMATIK HEAT PUMP
Dari gambar di atas, terlihat bahwa aliran refrigerant membentuk siklus tertutup dan
melalui komponen utama dari siklus kompresi uap yaitu compressor, condenser, evaporator dan
ekspansi.
1. Siklus refrigerant
Fluida yang digunakan padda unit pengujian heat pump sebagai medium klaor
(refrigerant) adalah dichloro difluoro metana (CCl2F2) R 12 atau yang sering disebut Freon 12.
Pada kondisi uap panas lanjut (titik 2), refrigerant dihisap kompresor, dinaikkan tekanannya (p2)
dan dibuang melalui pipa tembaga yang diisolasi karet menuju pelat nikel, koil tembaga yang
terendam dalam air pada tangki condenser (warna merah) yang berfungsi untuk mengembunkan
uap refrigerant, pada tekanan p2 dan temperature T3 (titik 3). Perubahan fase refrigerant dari uap
ke cair berlangsung pada tekanan tetap dan penurunan temperature dari T1 ke T4.
Refrigerant cairdengan tekanan p2 dan suhu T4 (titik 4) dialirkan ke tangki evaporator
(warna biru) dengan terlebih dulu dilewatkan pada silica gel yang berfungsi menyerap uap air

yang terbawa di dalam system. Sedangkan pengaturan massa aliran refrigerant cair dilakukan
dengan refrigerant flow meter. Kemudian cairan refrigerant berekspansi pada katup ekspansi
tekanan konstan sehingga tekanannya turun (p1) dan mulai mendidih pada temperature uap basah
T1 (titik 1).
Pada koil yang terendam dalam aliran air pada tangki evaporator, refrigerant mengalami
proses penguapan penguapan dengan kadar penguapan diserap aliran air tersebut. Proses
penguapan terus berlangsung, sehingga uap refrifgeran keluar pada temperature panas lanjut T2
dan tekanan p1. Uap refrigerant panas lanjut kembali mengalir ke kompresor melalui pipa
tembaga yang diisolasi karet. Demikianlah siklus tersebut berlangsung terus menerus.
1. Siklus air
Air yang menjalani siklus terbuka dialirkan terus menerus oleh pompa dengan suhu Ts ke
dalam tangki evaporator dan condenser. Besar laju massa Aliran tangki ke dalam kedua tangki
tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan percobaan melalui penunjukkan pada skala dari
water flow meter, pengamatan lain dilakukan terhadap temperature air masuk dan temperature air
pada kedua tangki. Setelah melalui kedua tangki tersebut, air dibuang melalui pipa pembuangan
masing-masing tangki.
Pada tangki kondenser aliran air berfungsi untuk menerima sebagian kalor dari uap
refrigerant sehingga didapat temperatur yang lebih tinggi (Th). Demikian pula sebaliknya pada
tangki evaporator, aliran air berfungsi untuk melepaskan kalornya untuk menguapkan refrigeran
sehingga didapat suhu air yang lebih rendah (Tc).
V. Prosedur Percobaan
Cara menjalankan Unit Percobaan Pompa Kalor
1. Unit percobaan diletakkan pada permukaan yang keras dan datar serta lebih tinggi dari sumber
air yang digunakan. Tempat pembuangan air proses harus lebih rendah dari letak unit
percobaan supaya pembuangan air (drainase) dapat berjalan dengan baik.
2. Persiapkan dan pasanglah selang karet atau plastik (dia. = 15 mm) pada tempat pembuangan
air tangki evaporator dan kondenser. Kencangkanlah selang ini dengan menggunakan kawat
atau klem untuk mencegah kebocoran.
3. Isilah tangki suplai air yang tersedia hingga penuh.

4. Pasangkanlah kabel listrik kompresor dan pompa air pada stop kontak yang tersedia.
Janganlah dihidupkan unit pada saat ini.
5. Hidupkan pompa sirkulasi air.
6. Bukalah kran air yang terdapat pada water flow meter dan aturlah laju aliran air masuk
evaporator dan kondenser sesuai dengan yang telah ditentukan asisten dengan jalan memutarmutar knob kran.
7. Pasanglah thermometer yang tersedia pada dudukannya dan periksa serta sesuaikan skala
thermometer dengan temperature yang akan diukur.
8. Hidupkanlah motor penggerak kompresor.
9. Bukalah katub pada refrigerant flow meter hingga penuh.
10. Biarkanlah unit ini bekerja selama kurang lebih 30 menit agar keadaan yang stabil dapat
tercapai.
11. bila terjadi pembentukan es pada bagian luar pipa tembaga diatas tangki evaporator, maka
keadaan ini adalah normal, hanya dijaga agar jangan terlalu berlebihan.
12. Setelah melakukan pengamatan (pengambilan data), maka terlebih dahulu ditunggu sekitar 23 menit untuk pengambilan data berikutnya sehingga keadaan stabil terwujud dan hasil
pengamatan cukup teliti.
Cara Pengambilan Data Percobaan
Pelaksanaan percobaan harus dilakukan setelah keadaan pengukuran dari instalasi stabil.
Pengamatan dilakukan untuk dua macam laju aliran massa air yang masuk ke evaporator dan
kondenser.
Data yang diambil ialah:
mc (kg/h), yaitu laju massa aliran yang masuk ke evaporator (telah ditentukan oleh
asisten).
mH (kg/h), yaitu laju massa aliran air yang masuk ke kondenser (telah ditentukan oleh
asisten).
Ts (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.

Tc (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.


TH (oC), yaitu temperatur air pada tangki kondenser.
P1 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant sebelum masuk kompresor (suction pressure).
T1 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melewati katup ekspansi (sebelum
memasuki evaporator).
T2 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant setelah melewati evaporator (sebelum
memasuki kompresor).
P2 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor (tekanan
kompresor).
T3 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor.
T4 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melalui kondenser.
S (s/rev), yaitu waktu sekali putar dari [piringan watt-hour meter.
Setiap pengambilan data dimulai dengan menunggu satu kali putarannya piringan meteran
listrik. Sejak awal menunggu, stopwatch dihidupkan, untuk kemudian dihentikan tepat pada
waktu piringan berputar satu kali. Setelah itu, dicatat semua parameter data pada kertas
pengambilan data.
Cara Mematikan Unit Pompa Kalor

Ttutuplah katup refrigerant pada refrigerant flow meter. Hal ini bertujuan agar tidak
terdapat uap refrigerant di dalam silinder kompresor setelah kompresor shut down.
Apabila masih ada uap refrigerant, maka uap ini lambat laun akan mengembun karena
suhunya sama dengan suhu ruangan. Embun refrigerant ini bersifat merusak ring piston
kompresor yang salah satu material komponennya adalah karet.

Kemudian matikan mesin kompresor.

Tutup keran suplai air.

Matikan pompa air,

Ambillah semua thermometer yang terpasang,

Bersihkan unit percobaan.

VI. SPESIFIKASI UNIT PERCOBAAN DAN ALAT UKUR


Alat alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Instalasi Heat Pump
Berat

: 50 kg

Ukuran

: 84 cm x 46 cm x 51 cm

Operasi

: 220 V / Single Phase I 50 Hz

1. Refrigerant Circuit
-

Refrigerant

Jalur refrigerant (refrigerant lines)

Diameter pipa yang diisolasi

= 3/6 inchi

: R 22

Jalur hisap (suction lines) :

Panjang pipa lurus

= 0,6 m

90o standar flow

= 3 buah

Jalur tekan (discharge lines):

Panjang pipa lurus

= 0,54 m

90o standar flow

= 3 buah

Jalur refrigerant cair dari Kondenser ke katup ekspansi :

Panjang pipa lurus

= 1,10 m

90o standar flow

= 6 buah

Silica gel dryer

= 1 buah

Refrigerant flow meter

= 1 buah

Jalur refrigerant cair dari katup ekspansi ke evaporator :

Panjang pipa lurus

= 0,6 m

90o standar flow

= 3 buah

Kompressor single cylinder reciprocating, jenis hermetik :

Daya maksimum

= 0,5 HP

Diameter piston

= 3,54 mm

Panjang langkah

= 15,8 mm

Kipas pendingin kompresor. Axial flow 4 blades :

Daya motor listrik

= 7 Watt / 1300 rpm

Diameter sudu

= 0,2 m

Instrument watt hour meter : digunakan untuk mengamati energy yang


sebenarnya digunakan untuk menggerakkan compressor.
Standar pengukuran : 166,66 putaran sebanding dengan 1 kWh.

Kondenser : tipe shell dan helitical dengan swirl flow

Di dalam pipa

= R 22

Di luar pipa

= Air

Kapasitas

= 5701,950 kJ/h

Evaporator : tipe shell dan helitical coil dengan swirl flow

Di dalam pipa

= R 22

Di luar pipa

= Air

Kapasitas

= 4701,257 kJ/h

2. Water circuit
-

Pompa sirkulasi air : tipe sentrifugal1

Daya poros

= 0,11 HP/2000rpm

Kapasitas kerja

= 2,822 l/s

Tinggi tekan

=2m

Water flow meter : skala 0 s/d 200 kg/h

2. ALAT UKUR
-

Stop watch : untuk mengukur waktu putar piringan watt-hour meter

Pressure gage (alat ukur tekanan) : untuk mengukur tekanan uap refrigerant panas lanjut.
Perhatikan batas batas maksimum pengukuran (garis merah pada skala penunjukan).

Thermometer : untuk mengukur temperature air maupun refrigerant pada setiap kondisi
tertentu dalam skala derajat Celcius.

BAB 3
PENGOLAHAN DATA
3.1. Hasil Percobaan
Berikut ini adalah data hasil percobaan
Table 1 Data Percobaan
S
P1
P2
T1

Data 1
49
75
950
253.15

dat 2
48
75
900
253.15

Data 3
50
80
900
253.15

Satuua
Detik
Kpa
Kpa
K

T2
T3
T4
Mc
Mh
Ts
Tc
Th
3.2.

295.15
352.15
305.15
30
30
300.15
298.15
307.15

295.15
352..15
307.15
30
30
300.15
298.15
308.15

295.15
352.15
308.15
30
30
300.15
297.15
308.15

K
K
K
Kg/s
Kg/s
K
K
K

Analisa menurut Kesetimbangan Energi Hukum termodinamika

Flow rate 50
Asumsi Cp= 4.19 kJ/kgK
Qe +Qc+W = 0

(1)

Qe = m*Cp* T

(2)

Qc = m*Cp* T

(3)

W = 36002x effisiensi /(166 x s)

(4)

Qe merupakan nilai kalor yang diserap oleh refrigerant dari lingkungan, sedangankan Qc
merupakan nilai kalor yang diberikan oleh refigrent ke lingkungan. W adalah nilai udaha yang
dilakuakn system.
Dikarenakan Assumsi COP lebih besar dari 1 maka:
Qeva + Wkom = Qcond
Qloss muncul karena system heatpum yang ada terhubung dengan lingkungan. System tidak
terisolasi.

Tabel 2. Data hasil Pengolahan Qe. Qc. Dan W


Qe (J/h)

Qc(J/h)

419000

146650 716.990

-1046783.01

419000

0
4
167600 731.927

-1256268.07

628500

0
7
167600 702.650

-1046797.35

488833.

0
6
160616 717.189

-1116616.14

Data1
data2
data3
Rata-rata

W(J/h)

Qloss

3.3. Plot Enthalpy dan Entrophy


Berdasarkan data yang diambil yakni tekanan dan temperature tersebut tidak memenuhi
ph diagram ideal. Sehingga didalam diagram PH diasumsikan bahwa sklus dalam isoenthalphy.
Diasumsikan tidak ada preasure drop yang terjadi pada system. Berikut ini adalah hasil plot
kedudukan enthalpy pada beberapa percobaan perbandingan aliran massa air.
Diagram P-H
Data 1

Gambar 3.1. Grafik P-H Data 1


Data 2

Gambar 3.2. Grafik P-H Data 2

Data 3

Gambar 3.3. Grafik P-H data 3


Diagram T-s

Gambar 3.4 TS diagram data 1

Gambar 3.5. TS diagram data 2

Gambar 3.6. TS diagram Data 3


Dari diagram TS dan P-H diatas didapatkan data T H , P dan S dari system
Tabel 3. Enthalphy dan Entrophy
Data 1
h1

241

Data 2
241

data 3
241

Ratarata
241

Satuan
J/kg

h2
h3
h4

425.33
465.15
239.22

s1
s2
s3
s4
Sc
Se
Sf
Tf
Tc

HE

425.33
465.15
241.8

1.17
1.887
1.803
1.13
1535
1555
1170
327.35
264.15

1.17
1.887
1.803
1.14
1535
1555
1170
327.35
264.15

425.33
465.15
243.1

425.33
465.15
241.373

J/kg
J/kg
J/kg

1.17
1.887
1.803
1.15
1535
1555
1170
327.35
264.15

3
1.17
1.887
1.803
1.14
1535
1555
1170
327.35
264.15

kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg
J/kg.K
J/kg.K
J/kg.K
K
K

= h3 h4
RE

= h2 h1

Kerja Kompressor Teoritis


W

= h3 h2

COPHP Teoritis

= HE / W

COPR Teoritis = RE / W
Dengan Menggunakan Rumus Rumus diatas didapatkan bahwa :
Tabel 4. Tabel hasil perhitungan RE, HE dan COP
satuan=
kJ/kg
HE

Data 1
225.93

Data 2

Data 3

Rata-

223.35

rata
222.05 223.776

RE
W
COP

7
184.33 184.33 184.33 184.33
39.82
39.82
39.82
39.82
5.67378 5.60899 5.57634 5.61970

hetpump
COP ref

2
4
5
4.62908 4.62908 4.62908 4.62908
1

Perhitungan COP carnot


Efek pendinginan (RE)

= T1 (Sc S1) + (h2 hc)

RE = 253.15*(1555 1170) + (425000 241000) = 281462.75


Efek Pemanasan (HE) = (hf h4) + Tf (Se Sf) + (h3 he)
HE = (253600 241333) + 327.35*(1555 1170) + (465.15 369300) = 234146.75

Kerja Kompressor Teoritis


W = h3 h2

= 465.15 425.33

COPHP Teoritis

= HE / W

COPR Teoritis = RE / W

= 39.82 kJ/K

= 7.068

= 5.8

Siklus Carnot Ideal


RE Ideal = T1 (Sc Sf) = 253.15*(1555 1170) = 97462.75
W Ideal = (Tf T1) x (Sc Sf) = 28567
COP Carnot Ideal = RE Ideal / W Ideal = 3.41
Efisiensi Refrigasi Siklus
Daya masukkan kompressor praktek
P = (1000*3600) / (166.66*S) = 717.1896
Grafik
Karakteristik
P
N
T

Satua
Perc 1
n
717.1896 Watt
47.95 rev / s
1.21 N.m

Daya aktual kompressor (P) = 2 N T = 2*3.14*48*1.21


= 364.36 watt
= 0.25*3.14*D2*L*N

Volum hisap (Vs)

= 0.25*3.14*0.03542*0.0158 *47.89
= 0.000745 m3/s
Dimana D = 35.4 mm dan L = 15.8 mm
Volume spesifik uap refrigeran di titik 2 (v2)
Efisiensi volumetrik ( vol)

= 0.181 m3/s (diplot)

= 1 [(p2/p1)1/ 1]
= 0.433

dimana;

= 0.136 dan 1.31

Laju massa refrigeran (mR)

= (Vs * vol) / v2
= 0.00178 kg/s

RE total

= mR (h2 h1) = 0.02829*(365700 227100)


= 246.95

COP siklus praktek = RE total / P masukkan kompressor praktek


= 184.33/717.1896
refrigerasi siklus

=0.25
= [COP siklus praktek / COP Carnot Ideal] * 100%
= (0.25/ 3.41)*100%
= 7.3 %

Data percobaan 2 (hasil pengukuran Praktikan)


Percobaan 2
Tabel 5. Data hasil Percobaan praktikum

Data 4
S
P1
P2
T1
T2
T3

65
80
900
304.15
303.15
304.15

Data 5

Data 6
66

rata
65.6666

80
900
305.15
303.65

7
80
900
304.8
303.316

304.95

7
304.483

66
80
900
305.15
303.15
304.35

Rata-

T4

303.15

303.2

303.45

3
303.266

Mc
Mh
Ts
Tc

30
30
300.15
297.15

30
30
300.15
298.15

30
30
300.15
297.15

7
30
30
300.15
297.483

Th

303.15

303.65

303.65

3
303.483
3

Analisa menurut Kesetimbangan Energi Hukum termodinamika


Flow rate 50
Asumsi Cp= 4.19 kJ/kgK
Qe +Qc+W = 0
Qe = m*Cp* T

Qc = m*Cp* T

W = 36002x effisiensi /(166 x s)

Qe merupakan nilai kalor yang diserap oleh refrigerant dari lingkungan, sedangankan Qc
merupakan nilai kalor yang diberikan oleh refigrent ke lingkungan. W adalah nilai udaha yang
dilakuakn system.
Dikarenakan Assumsi COP lebih besar dari 1 maka:
Qeva + Wkom = Qcond
Qloss muncul karena system heatpum yang ada terhubung dengan lingkungan. System tidak
terisolasi.
Data

Qe (J/h) Qc(J/h)
W(J/h)
1
628500
-628500 540.5005
2
419000
-733250 532.3111
3
628500
-733250 532.3111
rata-rata
558666.
-698333 535.0409

0
540.5005
-313718
-104218
-139132

7
Dari data diatas tidak mungkin dibuat grafik TS dan Ph karena selisih suhunya rata-rata hanya 1
derajat.

BAB 4
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Alat


Alat yang digunakan pada percobaan kompressor ini adalah heat pump dengan
refrigerant R22. Namun karena refrigerant sepertinya tidak ada dan banyak komponen yang
rusak serta mengalami kebocoran maka hasil yang didapatkan tidaklah sesuai dengan yang
diharapkan.
Pada bagian condenser bucket dan evaporator bucket harusnya terdapat aliran air
yang masuk dan keluar. Namun karena terfapat kerusakan pada alat maka air pada bucket
bucket itu dibiarkan menggenang saja tanpa dialirkan. Penggunaan thermometer ruangan
dalam mengukur alat juag meberikan ketidak akuratan data.
4.3 Analisa Hasil
Dari hasil yang didapat melalui percobaan, didapat suhu-suhu T1, T2, T3,T4, T air
condenser dan T air evaporator sesuai pada gambar dibawah ini :

4.4 Analisa Grafik


Dari data suhu diatas maka dibuatlah grafik P-H diagram dan T-S dengan
menggunakan aplikasi Coolpack. Namun karena data tidak sesuai dengan teori maka kerja
kompresor pada alat menjadi tidak isentropic sesuai dengan teori.

4.5 Analisa Kesalahan


Pada

analisa

proses

percobaan

telah

dibahas

mengenai

kondisi

untuk

menjalankan percobaan yang masih jauh dari sempurna. Kondisi instrumen dan lingkungan
jelas mempengaruhi kualitas hasil yang diperoleh. Selain itu kesalahan dalam
pengkonversian data saat perhitungan juga rawan menjadi poin kesalahan besar. Proses
pembacaan hasil ukur yangdilakukan pada kondisi yang tidak stabil pun juga mempengaruhi
besar kesalahan dari hasil yang diperoleh.
Pembahasan
Pada praktikum KKE kali ini, kita menggunakan alat Heat Pump. Heat pump sendiri
mempunyai beberapa bagian/alat penukar panas berupa kondensor, evaporator, dan kompresor.
Tujuan dari praktikum ini adalah menganalisa nilai Coefficient Of Performance (COP) dan
neraca energy. Berdasarkan data yang di peroleh dari praktikum heat pump ini yang kemudian
dilakukan perhitungan nilai COP di dapat bahwa nilai COP lebih besar daripada satu. Hal itu
membuktikan bahwa teori dasar yang menyebutkan bahwa nilai COP > 1 terbukti dengan hasil
pengujian. Nilai COP yang lebih dari satu disebabkan karena daya yang dikeluarkan oleh
evaporator lebih besar dari daya input yang dihasilkan oleh kompresor.
Pada dasarnya Emasuk > Ekeluar tetapi karena adanya Eloss menyebabkan Emasuk =
Ekeluar. Pada perhitungan neraca energy dengan persamaan daya masuk sama dengan daya
keluar. Daya masuk itu sendiri adalah penjumlahan dari daya yang dikeluarkan oleh evaporator
dan daya dari kompresor. Kemudian untuk daya keluaran yaitu daya yang dikeluarkan oleh
kondensor ditambah daya lossesnya. Persamaan tersebut jika ditulis ke dalam persamaan
matematika adalah:
Qevaporator + Qkompresor = Qkondensor + Qloss
Berdasarkan daya yang dihasilkan dan setelah dilakukan perhitungan ternyata daya yang
masuk sama dengan daya yang keluar. Hal tersebut membuktikan bahwa teori dasar mengenai
neraca energy sepadan dengan hasil pengujian/praktikum. Hal tersebut didisebabkan daya yang
dikeluarkan dari kondensor lebih kecil bila disbanding dengan daya evaporator dan kompresor.

Jadi Qe+Qc+W 0 adalah benar, hal in karena kia tidak meghitung Qloss ke lingkungan. Hokum
kesetimbangan energy akan berlaku apabila kita bias menghitungn nilai Q loss yang terbuang ke
udara.

Anda mungkin juga menyukai