Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

PENDINGIN

Disusun oleh :
MUHAMMAD RASYID RIDHA
(1421700179)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
2020

-1-
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENDINGIN
PERIODE SEMESTER G
GENAP
ENAP 20199/2020

Disusun Oleh :

MUHAMMAD RASYID RIDHA


(1442170011479
79)

Telah disetujui

Kepala Laboratorium Dosen Pembimbing


Pendingin

Ir.Ninik
Ninik Martini.,MT Edi Santoso,ST.,MT
Santoso,ST.,MT

-2-
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan rasa puji syukur ke hadirat Tuhan YME.akhirnya kami


dapat menyelesaikan buku laporan praktikum ini. Buku laporan ini kami susun
berdasarkan data-data yang kami dapatkan selama kami menjalankan praktikum
pendingin.Praktikum pendingin merupakan suatu syarat salah satu kurikulum yang
harus dipenuhi oleh tiap mahasiswa jurusan mesin Untag Surabaya dimana mahasiswa
diharapkan dapat membandingkan teori yang diperoleh selama kuliah dengan
praktikum yang ada di laboratium pendingin.
Kami menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak,
praktikum ini tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu kami ucapkan terima kasih
kepada:
1. Ibu Ir.Ninik Martini.,MT selaku Kalab. Pendingin Jurusan Teknik Mesin
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
2. Bapak Edi Santoso,ST.,MT yang menyediakan waktu dan membimbing serta
arahan dan menyusun laporan ini
3. Para asisten praktikum pendingin, yang telah membantu kami dalam
melaksanakan praktikum.
4. Segenap rekan – rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami sadar bahwa buku laporan ini masih banyak kekurangan-kekurangan,karena itu
bagi para pembaca kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
sempurnanya penulisan laporan ini.

Surabaya, 12 MEI 2020

(MUHAMMAD RASYID RIDHA)

-3-
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam rangka melengkapi kurikulum yang dilaksanakan pada Jurusan
Teknik Mesin Fakultas Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,
disini mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan beberapa praktikum yang
telah ditentukan yaitu diantaranya Praktikum Mesin Pendingin.

1.2. Batasan Masalah


Praktium ini dibatasi pada penggunaan sistem pengkondisian udara
dengan menggunakan refrigerant freon R-22 dengan menggunakan putaran yang
mana telah diatur tingkat keadaan (temperatur dan tekanan) masing–masing
input dan output masing – masing komponen dengan meruba laju aliran
volumenya, kondisi ( tingkat keadaan ) dari masing – masing komponen tersebut
merupakan sekumpulan data yang akan dicatat, bagaimana sistem kerja, fungsi
komponen serta siklus kerja dari mesin pendingin.

1.3. Tujuan Praktikum


1. Mahasiswa dapat mengetahui siklus refrigerasui R – 22 yang aktual.
2. Mahasiswa dapat menganalisa komponen mesin pendingin secara
termodinamika.
3. Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pendingin.
4. Mahasiswa dapat menghitung C.O.P berdasarkan siklus refregerasi.

1.4. SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan laporan praktikum ini berdasarkan pada
Buku Panduan praktikum,data hasil praktikum serta study literatur.

-4-
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pengertian alat pengkondisian udara


Alat pengkondisian udara merupakan seperangkat alat atau mesin yang
digunakan untuk mengkondisikan udara,dimana udara dikondisikan pada
temperatur dan kelembaban tertentu,sehingga dapat dihasilkan udara yang
bersih, segar dan nyaman.
Untuk mencapai tujuan tersebut, alat pengkondisian udara dapat berfungsi
sebagai berikut :
1.Mengatur temperatur udara
2. Mengatur sirkulasi udara
3. Mengatur kelembaban udara

2.2.Prinsip kerja mesin pengkondisian


Pada saat saklar di – ON kan, maka motor penggerak kompresor berputar
mengarakkan kompresor. Dengan demikian kompresor berputar dan refrigerant
akan dikompresikan, sehingga suhu dan tekanan naik, refrigerant tersebut
mengalir melalui pipa (Fan), karena R12 ini mempunyai sifat apabila didinginkan
akan mencair dan apabila dipanaskan akan menguap, maka refrigerant ini
mencair. Pada kondisi tekanan dalam kondisi tetap masih tinggi ini dapat dilihat
pada grafik sistem refrigerant kompresi uap. Untuk menghindari adanya
campuran uap dan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi maka digunakan
receiver sebagai penyimpan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi, jadi
yang masuk ke katup ekspansi adalah cairan jenuh. Setelah itu cairan jenuh
refrigerant akan masuk ke dalam saringan ( filter ), agar didapatkan cairan
refrigerant yang bersih dan berbeda dari partikel–partikel yang mengganggu
perubahan fase fisik refrigerant. Dari katup ekspansi tekanan refrigerant
diturunkan sehingga menjadi penurunan temperatur. Pada evaporator temperatur
yang rendah tadi dengan menggunakan kipas dihembuskan keluar evaporator.
Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator karena
refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan udara sekitar
yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara sekitar lebih tinggi

-5-
dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan yang
rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.

2.3. Siklus sistem refrigerasi


Siklus yang di pakai didalam mesin pengkondisian udar adalah siklus
uap standart ( Standart Vapore Comperession Cycle).seperti pada diagram
hubungan antara tekanan dan enthalpi. Enthalp merupakan proses dengan
tekanan dan meniadakan kerja yang dilakukan terhadap bahan. Sedangkan
perubahan enthalpi merupakan jumlah kalor yang ditambahkan atau diambil
persatuan massa melalui proses tekana yang konstan.

Psia

P
3 2

4 1

h Btu/lbm
Gambar 2.1.Diagram hubungan antara tekanan dan enthalpi.

3 2
Kondensor

Komp
Trhotel resor
valve 4 1
Evaporator

Gambar 2.2.Proses kompresi uap standard


 Proses 1 – 2 (Kompresi)
Proses kompresi dari uap jenuh menjadi uap panas lanjut sacara reversible
adiabatic reversible ( isentropic ) , proses ini terjadi pada kompresor sehingga
garis entropy konstan

-6-
 Proses 2 – 3 (Kondensasi)
Proses pengembunan atau pelapasan panas yang terjadi pada kondensor dari
panas lanjut menjadi jenuh cair . Cairan refrigerant yang bertekanan dapat di
salurkan pada katup ekspansi
 Proses 3 – 4 (Ekspansi)
Proses Ekspansi dari cairan jenuh hingga menjadi cairan dan gas. Proses ini
terjadi didalam katup ekspansi.
 Proses 4 – 1 (Evaporasi)
Proses penyerapan panas dari udara luar yang terjadi pada evaporator
digunakan oleh refrigerant untuk mengubah dari campuran cairan dan gas
menjadi uap jenuh dan tekanan konstan. Gas yang ada didalam kompresor
dikompresi mengalami hambatan terutama pada waktu melalui katub isap dan
katup buang.

◦R

T
3 2

4 1

SBtu/(lb)(◦R)
Gambar 2.3.Diagram hubungan antara temperatur dan entropi

Siklus diagram antara temperatur dan entropi diatas antara lain:


1. Pada proses 1 – 2
Kompresi adiabatic reversible dari uap jenuh menujuh tekanan kondensor.
2 . Pada proses 2 – 3
Pelepasan kalor reversible pada tekanan konstan menyebabkan penurunan
panas lanjut (desuperheating)dan pengembunan(kondensasi).

-7-
3 . Pada proses 3 - 4
Ekspansi tidak reversible pada enthalpi konstan dari cairan jenuh
menujuh tekanan evaporatorselama proses berlangsung terjadi kenaikan
entropi(proses throtle)
4. Pada proses 4 - 1
Penambahan kalor reversible pada tekanan konstan dari penguapan
menujuh uap jenuh.

2.4.Perhitungan kerja sistem refrigrasi


Untuk mengetahui karakteristik kerja sistem refrigerasi, harus
diketahui kondisi kerja sistem. Adapun karakteristik kerja sistem tersebut,
meliputi antara lain :
1. Efek Refregerasi (Re) adalah kenaikan entalpi refrigerant dalam
evaporator
Re = h 1 – h 4 ( kj / kg ).
2. Kerja kompresor adalah kerja yang diperlukan untuk menggerakan
kompresor, sehingga mengkompresikan refrigerant sebanyak 1 kg,
dimana kerja kompresor dapat dibedakan antara lain :
(a) Kerja Kompresor Isentropis ( Teoritis ) adalah kerja yang
didapatkan secara teoritis, dimana perbedaan antara entalpi dan
masuknya refrigerant yang terjadi dalam proses.
Ws = h2s – h1( kj / kg )
(b) Kerja Kompresor Nyata ( W ) adalah kerja yang didapatkan dari
perbedaan enthalpi refrigerant yang masih keluar kompresor.
W = h2 – h1 ( kj / kg )
3. Panas yang dibuang ( Hr ) adalah jumlah kalor yang dikeluarkan oleh
refrigerant dalam kondensor pada laju aliran refrigerant.
Hr = h2 – h3 ( kj / kg )
4. Kapasitas pendinginan (Qe) adalah total panas yang diserap oleh
evaporator persatuan waktu.
Qe= (h1-h4)
5. Koefisien Prestasi ( Coeficient Of Peformance)
( )
COP= =
( )

-8-
Keterangan:
h1= enthalpi refrigerant masuk kompresor(Btu/lbm)
h2= enthalpi refrigerant masuk kondensor(Btu/lb)
h3= enthalpi refrigerant masuk katup ekspansi(Btu/lbm)
h4= enthalpi refrigerant masuk evaporator(Btu/lbm)
m= laju aliran massa(lb/h)
W= Kerja kompresor nyata (Btu/lb)
Ws = Kerja kompresor insetropis (Btu/lb)
Hr = Panas yang dibuang (Kj/Kg)
Re = Efek refrigerasi (Btu/lbm)
Qe = Kapasitas pendingin/total panas yang diserap
Persatuan waktu (Btu/lbm)
COP = Koefisien prestasi nyata (Coeficient Of Parfomance)

A. Proses Kompresi
Kompresi didalam kompresi dapat dianggap adiabetik ( Isentropic ), sehingga terjadi
pada garis entropi konstan. Kerja yang dilakukan oleh kompresi adalah sama dengan
kenaikkan entalpi refrigerant antara seksi keluar dan seksi masuk kompresi. Kompersi
menghisap refrigerant dari ruang penampung uap. Didalam penampung uap tekanan
diusahakan tetap dalam keadaan uap dan temperatur rendah.
Didalam kompresor, tekanan refrigerant dinaikkan sehingga memudahkan
pencairannya kembali uap refrigerant menjadi cair sempurna didalam kondensor,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi.

a. Pengembunan, Kondensasi
Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi
dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkan air pendingin atau dengan
udara pendingin pada sistem yang menggunakan pendingin udara, atau dapat
dikatakan uap panas refrigerant disalurkan pada udara dingin yang ada dalam
kondensor sehingga mengembun dan menjadi cair.

Jadi karena udara dingin menyerap panas refrigerant maka udara menjadi pada waktu
keluar dari kondensor. Selama refrigerant mengalami perubahan fase uap menjadi
-9-
fase cair, tekanan dan temperatur yang menyebabkan pengembunan konstan. Oleh
karena itu temperatur dapat dicari dengan mengukur tekanan yang ada. Dan proses
hanya terjadi pada evaporator dan kondensor saja. Selain itu selama proses tersebut
dianggap tidak terjadi kerugian tekanan karena gesekan.

C. Pengertian bahan pendingin


Adalah suatu zat yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cairan atau
sebaliknya, dapat dipaki untuk mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya dikondensor.
Syarat – syarat bahan Pendingin :
1. Tidak beracun.
2. Tidak terbakar atau tidak meledak bila dicampur dengan udara atau bahan
lain.
3. Tidak menyebabkan korosi terhadap logam yang dipakai pada sistem
pendingin.
4. Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
5. Mempunyai titik didih dan kondensasi rendah.
6. Mempunyai susunan kimia yang stabil tidak terurai setiap kali
dimampatkan, diembunkan dan diuapkan.
7. Perbedaan antara penguapan, pengembunan terjadi sekecil mungkin.

2.5 Komponen – komponen utama mesin pendingin:

2.5.1 Kompresor.
Apabila gas refrigerant dihisap masuk dan dikompresikan silinder kompresor
mesin refrigerasi, perubahan tekanan refrigerasi terjadi sesuai dengan perubahan
volume yang diakibatkan oleh jarak torak di dalam silinder tersebut.

2.5.2 Kondensor.
Kondensor adalah alat penukar panas yang fungsinya adalah untuk mencairkan
freon. Alat ini melepaskan panas dari kompresi dan merubah gas yang bersuhu
tinggi menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Pada keadaan noramal bagian atas
kondensor penuh dengan gas panas dan bagian bawah campuran gas dan cairan

- 10 -
panas yang sebagian cairan disimpan didalam reservior dan sebagian lagi
diedarkan menuju katup ekspansi.
2.5.3 Katup Ekspansi.
Katup ini fungsinya mengontrol freon ke evaporator. Pada katup ini
dikontrol oleh temperatur sensor pada outlet evaporator. Jika suhu outlet terlalu
tinggi ini berarti cukup freon yang masuk kedalam evaporator dan pendinginan
ruangan kurang baik. Jika outlet terlalu rendah ini berarti banyak freon yang
masuk dari evaporator fins mungkin penuh dengan bunga es. Dalam hal ini
temperatur sensor mengontrol pembukaan atau penutupan katup ekspansi untuk
mencapai tingkat aliran yang tetap suhu outlet evaporator.
2.5.4 Evaporator.
Evaporator merupakan komponen terakhir pada siklus pendinginan,
dimana akhirnya sampai kepada udara dingin. Pada kebanyakan evaporator
refrigerant sebagai fluida didalam pipa – pipa dan mendinginkan udara yang
dihembuskan oleh fan diluar diluar pipa tersebut. Evaporator yang di inginkan
disebut evaporator ekspansi langsung. Refrigerant cair masuk kedalam pipa yang
mempunyai sirip – sirip didalamnya untuk menaikkan hantaran pada refrigerant.
Evaporator ekspansi langsung digunakan pada pengkondisian udara biasanya
disuplay oleh katub ekspansi yang mengatur aliran cairan sedemikian sehingga
uap refrigerant meningalkan evaporator sedikit lanjut.

Gas Buang

Kondensator Gas isap

Kompresor

Cairan

Evaporator

- 11 -
2.6. Metode percobaan
a. Mengukur Parameter.
- Mengukur debit refrigerant dengan menggunakan flow meter.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk evaporator.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar evaporator.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk kondensor.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar kondensor.

b. Menghitung.
- Analisa energi pada masing – masing komponen mesin pendingin.
- Beban pendingin beserta koefisien prestasi COP dari instalasi.
c. Pengambilan Data.
- Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 x dalam parameter yang
berbeda– beda, karena keterbatasan waktu, maka pengambilan data
hanya dilakukan satu kali.
- Data – data yang diperoleh dianggap valid jika pencatatan dilakukan
setelah kondisi betul – betul dalam keadaan steady.

2.7. Langkah – Langkah Percobaan


a. Persiapan.
Instalasi telah dipersiapkan sedemikian rupa untuk melaksanakan percobaan
dan pengambilan data.
b. Menjalankan Instalasi.
Sebelum refrigerant kebocoran udara maka terlebih dahulu praktikkan
memeriksa kesiapan mesin yang meliputi :
- Pemeriksaan refrigerant kebocoran dengan maksud pada saat pengujian
berlangsung dapat terhindar dari hal – hal yang dapat menggagalkan
pengujian.
Setelah pemeriksaan terhadap peralatan praktikum selesai, praktikan melakukan
pengoperasian mesin pengkondisian udara.
 Saklar tidak langsung dipasang pada posisi ON.
 Pengaturan pembebanan pada kondensor dan eveporator dengan mengatur
value.

- 12 -
 Memperhatikan faktor induk jika gejala – gejala yang dapat merusak
Instalasi mesin harus dimatikan.
 Menghentikan pengoperasian instalasi
 Mematikan saklar induk.
 Mencabut steker dari power suplay.

2.8 Tugas Setelah Praktikum

1. Apa yang kamu ketahui tentang mesin pendingin ?


2. Sebutkan macam – macam mesin/peralatan pendingin dan jelaskan cara
kerjanya ?
3. Apa yang dimaksud dengan refrigerant/Freon ?
4. Sebutkan macam – macam jenis Freon dan sifatnya ?
5. Apa yang dimaksud dengan :
A. Condensor
B. Kompressor
C. Evaporator
D. Katup Expansi
6. Jelaskan diagram tekanan vs temperature ?
7. Apa yang dimaksud dengan entalpi dan entropi ?
8. Beri contoh mesin pendingin, lengkap dengan gambar dan jelaskan cara kerjanya!

JAWABAN

1. Mesin untuk mengkondisikan udara pada temperatur dan kelembaban


tertentu,sehingga dapat dihasilkan udara yang bersih, segar dan nyaman.
2. Mesin pendingin ruangan (AC):
Pada saat saklar di – ON kan, maka motor penggerak kompresor
berputar mengarakkan kompresor. Dengan demikian kompresor berputar dan
refrigerant akan dikompresikan, sehingga suhu dan tekanan naik, refrigerant
tersebut mengalir melalui pipa (Fan), Untuk menghindari adanya campuran uap
dan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi maka digunakan receiver sebagai
penyimpan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi, jadi yang masuk ke

- 13 -
katup ekspansi adalah cairan jenuh. Setelah itu cairan jenuh refrigerant akan
masuk ke dalam saringan ( filter ), agar didapatkan cairan refrigerant yang
bersih dan berbeda dari partikel–partikel yang mengganggu perubahan fase fisik
refrigerant. Dari katup ekspansi tekanan refrigerant diturunkan sehingga menjadi
penurunan temperatur. Pada evaporator temperatur yang rendah tadi dengan
menggunakan kipas dihembuskan keluar evaporator.
Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator
karena refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan udara
sekitar yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara sekitar lebih
tinggi dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan
yang rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.
3. Adalah suatu zat yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cairan atau
sebaliknya, dapat dipaki untuk mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya dikondensor.
4. Sifat – sifat Freon :
A.Tidak beracun.
B.Tidak terbakar atau tidak meledak bila dicampur dengan udara atau bahan lain.
C.Tidak menyebabkan korosi terhadap logam yang dipakai pada sistem pendingin.
D.Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
E.Mempunyai titik didih dan kondensasi rendah.
F.Mempunyai susunan kimia yang stabil tidak terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan dan diuapkan.
G.Perbedaan antara penguapan, pengembunan terjadi sekecil mungkin.
A. Kompresor.
Apabila gas refrigerant dihisap masuk dan dikompresikan silinder kompresor mesin
refrigerasi, perubahan tekanan refrigerasi terjadi sesuai dengan perubahan volume
yang diakibatkan oleh jarak torak di dalam silinder tersebut.
B. Kondensor.
Kondensor adalah alat penukar panas yang fungsinya adalah untuk mencairkan freon.
Alat ini melepaskan panas dari kompresi dan merubah gas yang bersuhu tinggi
menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Pada keadaan noramal bagian atas kondensor
penuh dengan gas panas dan bagian bawah campuran gas dan cairan panas yang
sebagian cairan disimpan didalam reservior dan sebagian lagi diedarkan menuju katup
ekspansi.
- 14 -
C. Katup Ekspansi.
Katup ini fungsinya mengontrol freon ke evaporator. Pada katup ini dikontrol oleh
temperatur sensor pada outlet evaporator. Jika suhu outlet terlalu tinggi ini berarti
cukup freon yang masuk kedalam evaporator dan pendinginan ruangan kurang baik.
Jika outlet terlalu rendah ini berarti banyak freon yang masuk dari evaporator fins
mungkin penuh dengan bunga es. Dalam hal ini temperatur sensor mengontrol
pembukaan atau penutupan katup ekspansi untuk mencapai tingkat aliran yang tetap
suhu outlet evaporator.
D. Evaporator.
Evaporator merupakan komponen terakhir pada siklus pendinginan, dimana akhirnya
sampai kepada udara dingin. Pada kebanyakan evaporator refrigerant sebagai fluida
didalam pipa – pipa dan mendinginkan udara yang dihembuskan oleh fan diluar diluar
pipa tersebut. Evaporator yang di inginkan disebut evaporator ekspansi langsung.
Refrigerant cair masuk kedalam pipa yang mempunyai sirip – sirip didalamnya untuk
menaikkan hantaran pada refrigerant. Evaporator ekspansi langsung digunakan pada
pengkondisian udara biasanya disuplay oleh katub ekspansi yang mengatur aliran
cairan sedemikian sehingga uap refrigerant meningalkan evaporator sedikit lanjut.

Psia

P
3 2

4 1

h Btu/lbm
Diagram hubungan antara tekanan dan enthalpi.

- 15 -
◦R

T
3 2

4 1

SBtu/(lb)(◦R)
Diagram hubungan antara temperatur dan entropi

P4 T4
Fan

Expantion
Value

P1 Evaporator

T1 Filter

P2 T2 Flowmeter

Kompresor Kondensor

P3 T3

Pada saat saklar di – ON kan, maka motor penggerak kompresor


berputar mengarakkan kompresor. Dengan demikian kompresor berputar dan
refrigerant akan dikompresikan, sehingga suhu dan tekanan naik, refrigerant

- 16 -
tersebut mengalir melalui pipa (Fan), karena R12 ini mempunyai sifat apabila
didinginkan akan mencair dan apabila dipanaskan akan menguap, maka
refrigerant ini mencair. Pada kondisi tekanan dalam kondisi tetap masih tinggi
ini dapat dilihat pada grafik sistem refrigerant kompresi uap. Untuk menghindari
adanya campuran uap dan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi maka
digunakan receiver sebagai penyimpan cairan yang akan masuk ke katup
ekspansi, jadi yang masuk ke katup ekspansi adalah cairan jenuh. Setelah itu
cairan jenuh refrigerant akan masuk ke dalam saringan ( filter ), agar didapatkan
cairan refrigerant yang bersih dan berbeda dari partikel–partikel yang
mengganggu perubahan fase fisik refrigerant. Dari katup ekspansi tekanan
refrigerant diturunkan sehingga menjadi penurunan temperatur. Pada evaporator
temperatur yang rendah tadi dengan menggunakan kipas dihembuskan keluar
evaporator.
Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator
karena refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan udara
sekitar yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara sekitar lebih
tinggi dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan
yang rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.

- 17 -
BAB III
ANALISA DATA

P4 T4
Fan

Expantion
Value

P1 Evaporator

T1 Filter

P2 T2 Flowmeter

Kompresor Kondensor

P3 T3

Hasil data dalam pengukuran tekanan debit fluida yang dalam pratikum ini adalah
freon R-22 di dapat tabel dibawah ini:

Vfan P1 T1 P2 T2 P3 T3 P4 T4 ṁ
Low 92 28 330 36 320 33 100 32 1938
Medium 91 29 320 37 310 34 100 33 1938
High 91 30 325 34 320 33 100 24 1938
Rata-
91,33 29 325 35,66 316,66 33,33 100 29,66 1938
rata

- 18 -
- 19 -
- 20 -
Keterangan :
P1 = Tekanan freon keluar evaporator ( tekanan evaporasi )
T2 = Temperatur freon keluar evaporator ( temperatur evaporasi )
P2 = Tekanan freon masuk kondensor ( tekanan kompresi )
T2 = Temperatur freon masuk kondensor ( temperatur kompresi )
P3 = Tekanan freon keluar kondensor ( tekanan kondensasi )
T3 = Temperatur Freon keluar kondensor ( temperatur kondensasi )
P4 = Tekanan freon masuk evaporator ( tekanan ekspansi )
T4 = Temperatur freon masuk evaporator ( temperatur ekspansi)
Q = Debit freon R-22 (85Ft3/h)
ρ = Densitas Freon (22,8 lbm/Ft3)
ṁ = Laju aliran massa = Q x ρ = 1938 lbm/h

- 21 -
A. Menentukan tekanan Absolut
P. absolut = P. Pengukuran + P. Atm
P1 = 91,33 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia )= 106,03 Psia
P2 = 325 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 339,7 Psia
P3 = 316,66 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia )= 331,36 Psia
P4 = 100 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 114,7 Psia
B. Tı = 84,2 F
T2 = 96,2 F
T3 = 92 F
T4= 85,4 F

- 22 -
C. Interpolasi P1= 106,03 Psia pada tabel A
A-7E
7E utk cari h1=hg , S1=Sg =S2

h1=hg = 109,49 btu/lbm


= 2= 0,2174 btu/lbmoR
S1=Sg =S

D. Interpolasi T2= 996,2OF utk cari Pcon dancari H2S dengan cara
memotongkan S1=Sg =S2 denganPcon / P2, pada tabel A-9E
A

Pcon = 199,95 Psia

- 23 -
Temperatur
P(psia)
80 120
h (Btu/lbm) 111,52 118,11
180
s (Btu/lbm 0R) 0,2115 0,2231
h (Btu/lbm) 111,87 117,10
199,95
s (Btu/lbm 0R) 0,2102 0,2194
h (Btu/lbm) 111,88 117,10
200
s (Btu/lbm 0R) 0,2102 0,2194

S1 = S2 = Sg
Pcon = 199,95
80 F 120 F
psia
h (Btu/lbm) 111,87 H2S = 115,96 117,10
0
s (Btu/lbm R) 0,2102 S1=Sg =S2 = 0,2174 0,2194

E. Interpolasi P2 = 339,7 Psia utk cari H2 dengan cara memotongkan S1=Sg =S2
denganP2, pada tabel A-9E

- 24 -
Temperatur
P(psia)
160 180
h (Btu/lbm) 119,81 124,53
325
s (Btu/lbm 0R) 0,2151 0,2226
h (Btu/lbm) 118,92 123,85
339,7
s (Btu/lbm 0R) 0,2128 0,2215
h (Btu/lbm) 118,30 123,38
350
s (Btu/lbm 0R) 0,2113 0,2194

S1 = S2 = Sg
Pcon = 339,7
160 F 180 F
psia
h (Btu/lbm) 118,92 H2 = 121,52 123,85
0
s (Btu/lbm R) 0,2128 S1=Sg =S2 = 0,2174 0,2215

F. Menetukan h3 = h4yang merupakan cairan jenuh pada P3= 331,36 Psia

h3 = h4= 50,87 btu/lbm

A). Re = efek refrigerasi adalah kenaikan enthalpi refrigerant dalam


evaporator .
Re = h1 – h4
= ( 109,49 – 50,87 ) Btu/lbm
= 58,62 Btu/lbm

- 25 -
B). Kerja kompresor Isentropis
Ws = h2s – h1
= ( 115,96 – 109,49 ) Btu/Lbm
= 6,47 Btu / lbm
C). Kerja kompresor nyata
W = h 2 – h1
= ( 121,52 – 109,49 ) Btu/Lbm
= 12,03 Btu / lbm
D).Panas yang di buang ( Hr ) adalah jumlah yang di keluarkan oleh
refrigerant dalam kondensor pada laju aliran refrigerant
hr = h2 – h3
= ( 121,52-50,87 ) Btu/lbm
= 70,65 Btu / lbm
E). Daya kompresor nyata
P = ( h2 – h1 )
= 1938 (121,52-109,49)
P = 23314,14 Btu/h
F). Kapasitas Pendinginan adalah total panas yang diserap oleh evaporator
persatuan waktu
Qe= (h1-h4)
Qe=1938 (109,49 – 50,87)
Qe= 113605,56 btu/h
G). COEEFISIEN OF PEFORMANCE (COP) adalah perbandingan antara
efek refrijerasi dengan kerja kompresi
( ) ,
COP= = = 4,87
( ) ,

- 26 -
Gambar hasil perhitungan

Condensor
3 2s 2
Ex Co
pa m
nsi pr
on es
n 4 Evaporator 1

h3=h4 h1 h2s h2

H1= 109,49 Btu/lbm


H2= 121,52 Btu/lbm
H2s= 115,96 Btu/lbm
H3= H4= 50,87 Btu/lbm
S1=Sg =0,2174 Btu/lbmoR

- 27 -
BAB IV
KESIMPULAN

Dari data yang di peroleh , dapat di ambil kesimpulan bahwa siklus refrigerant R-22
(dari pengujian ) untuk laju aliran volume yang berbeda beda , bertambah besar
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan siklus refrigeran teoritis. dalam hal ini
di sebabkan oleh banyak faktor , antara lain yaitu:
1. Kurang teliti dalam membaca skala ukur yang di pergunakan dalam percobaan
2. Adanya kerugian akibat dari kebocoran pada instalasi sistem .
3. Kerugian – kerugian tersebut tidak di amati dan di perhitungkan secara
seksama .
4. Adanya kurang teliti dalam mengkonversikan suatu satuan ke satuan yang lain
5. Alat uji belum keadaan stedy .

- 28 -
DAFTAR PUSTAKA

Laboraturium Mesin Pendingin, Buku Petunjuk Praktikum Mesin Pendingin,


Fakultas Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
William, C. Reynold, Henry C. Perkins, Termodinamika Teknik Edisi Kedua,
Erlangga,1987.
Wilbert, F. Stoeker, Jerold W. Jones, Refrigerasi dan Pengkondisian Udara, Erlangga,
Jakarta, 1994.

- 29 -

Anda mungkin juga menyukai