PENDINGIN
Disusun oleh :
MUHAMMAD RASYID RIDHA
(1421700179)
-1-
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENDINGIN
PERIODE SEMESTER G
GENAP
ENAP 20199/2020
Disusun Oleh :
Telah disetujui
Ir.Ninik
Ninik Martini.,MT Edi Santoso,ST.,MT
Santoso,ST.,MT
-2-
KATA PENGANTAR
-3-
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. SistematikaPenulisan
Sistematika penulisan laporan praktikum ini berdasarkan pada
Buku Panduan praktikum,data hasil praktikum serta study literatur.
-4-
BAB II
DASAR TEORI
-5-
dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan yang
rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.
Psia
P
3 2
4 1
h Btu/lbm
Gambar 2.1.Diagram hubungan antara tekanan dan enthalpi.
3 2
Kondensor
Komp
Trhotel resor
valve 4 1
Evaporator
-6-
Proses 2 – 3 (Kondensasi)
Proses pengembunan atau pelapasan panas yang terjadi pada kondensor dari
panas lanjut menjadi jenuh cair . Cairan refrigerant yang bertekanan dapat di
salurkan pada katup ekspansi
Proses 3 – 4 (Ekspansi)
Proses Ekspansi dari cairan jenuh hingga menjadi cairan dan gas. Proses ini
terjadi didalam katup ekspansi.
Proses 4 – 1 (Evaporasi)
Proses penyerapan panas dari udara luar yang terjadi pada evaporator
digunakan oleh refrigerant untuk mengubah dari campuran cairan dan gas
menjadi uap jenuh dan tekanan konstan. Gas yang ada didalam kompresor
dikompresi mengalami hambatan terutama pada waktu melalui katub isap dan
katup buang.
◦R
T
3 2
4 1
SBtu/(lb)(◦R)
Gambar 2.3.Diagram hubungan antara temperatur dan entropi
-7-
3 . Pada proses 3 - 4
Ekspansi tidak reversible pada enthalpi konstan dari cairan jenuh
menujuh tekanan evaporatorselama proses berlangsung terjadi kenaikan
entropi(proses throtle)
4. Pada proses 4 - 1
Penambahan kalor reversible pada tekanan konstan dari penguapan
menujuh uap jenuh.
-8-
Keterangan:
h1= enthalpi refrigerant masuk kompresor(Btu/lbm)
h2= enthalpi refrigerant masuk kondensor(Btu/lb)
h3= enthalpi refrigerant masuk katup ekspansi(Btu/lbm)
h4= enthalpi refrigerant masuk evaporator(Btu/lbm)
m= laju aliran massa(lb/h)
W= Kerja kompresor nyata (Btu/lb)
Ws = Kerja kompresor insetropis (Btu/lb)
Hr = Panas yang dibuang (Kj/Kg)
Re = Efek refrigerasi (Btu/lbm)
Qe = Kapasitas pendingin/total panas yang diserap
Persatuan waktu (Btu/lbm)
COP = Koefisien prestasi nyata (Coeficient Of Parfomance)
A. Proses Kompresi
Kompresi didalam kompresi dapat dianggap adiabetik ( Isentropic ), sehingga terjadi
pada garis entropi konstan. Kerja yang dilakukan oleh kompresi adalah sama dengan
kenaikkan entalpi refrigerant antara seksi keluar dan seksi masuk kompresi. Kompersi
menghisap refrigerant dari ruang penampung uap. Didalam penampung uap tekanan
diusahakan tetap dalam keadaan uap dan temperatur rendah.
Didalam kompresor, tekanan refrigerant dinaikkan sehingga memudahkan
pencairannya kembali uap refrigerant menjadi cair sempurna didalam kondensor,
kemudian dialirkan ke dalam pipa evaporator melalui katup ekspansi.
a. Pengembunan, Kondensasi
Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi
dapat dengan mudah dicairkan dengan mendinginkan air pendingin atau dengan
udara pendingin pada sistem yang menggunakan pendingin udara, atau dapat
dikatakan uap panas refrigerant disalurkan pada udara dingin yang ada dalam
kondensor sehingga mengembun dan menjadi cair.
Jadi karena udara dingin menyerap panas refrigerant maka udara menjadi pada waktu
keluar dari kondensor. Selama refrigerant mengalami perubahan fase uap menjadi
-9-
fase cair, tekanan dan temperatur yang menyebabkan pengembunan konstan. Oleh
karena itu temperatur dapat dicari dengan mengukur tekanan yang ada. Dan proses
hanya terjadi pada evaporator dan kondensor saja. Selain itu selama proses tersebut
dianggap tidak terjadi kerugian tekanan karena gesekan.
2.5.1 Kompresor.
Apabila gas refrigerant dihisap masuk dan dikompresikan silinder kompresor
mesin refrigerasi, perubahan tekanan refrigerasi terjadi sesuai dengan perubahan
volume yang diakibatkan oleh jarak torak di dalam silinder tersebut.
2.5.2 Kondensor.
Kondensor adalah alat penukar panas yang fungsinya adalah untuk mencairkan
freon. Alat ini melepaskan panas dari kompresi dan merubah gas yang bersuhu
tinggi menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Pada keadaan noramal bagian atas
kondensor penuh dengan gas panas dan bagian bawah campuran gas dan cairan
- 10 -
panas yang sebagian cairan disimpan didalam reservior dan sebagian lagi
diedarkan menuju katup ekspansi.
2.5.3 Katup Ekspansi.
Katup ini fungsinya mengontrol freon ke evaporator. Pada katup ini
dikontrol oleh temperatur sensor pada outlet evaporator. Jika suhu outlet terlalu
tinggi ini berarti cukup freon yang masuk kedalam evaporator dan pendinginan
ruangan kurang baik. Jika outlet terlalu rendah ini berarti banyak freon yang
masuk dari evaporator fins mungkin penuh dengan bunga es. Dalam hal ini
temperatur sensor mengontrol pembukaan atau penutupan katup ekspansi untuk
mencapai tingkat aliran yang tetap suhu outlet evaporator.
2.5.4 Evaporator.
Evaporator merupakan komponen terakhir pada siklus pendinginan,
dimana akhirnya sampai kepada udara dingin. Pada kebanyakan evaporator
refrigerant sebagai fluida didalam pipa – pipa dan mendinginkan udara yang
dihembuskan oleh fan diluar diluar pipa tersebut. Evaporator yang di inginkan
disebut evaporator ekspansi langsung. Refrigerant cair masuk kedalam pipa yang
mempunyai sirip – sirip didalamnya untuk menaikkan hantaran pada refrigerant.
Evaporator ekspansi langsung digunakan pada pengkondisian udara biasanya
disuplay oleh katub ekspansi yang mengatur aliran cairan sedemikian sehingga
uap refrigerant meningalkan evaporator sedikit lanjut.
Gas Buang
Kompresor
Cairan
Evaporator
- 11 -
2.6. Metode percobaan
a. Mengukur Parameter.
- Mengukur debit refrigerant dengan menggunakan flow meter.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk evaporator.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar evaporator.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon masuk kondensor.
- Mengukur tekanan dan temperatur freon keluar kondensor.
b. Menghitung.
- Analisa energi pada masing – masing komponen mesin pendingin.
- Beban pendingin beserta koefisien prestasi COP dari instalasi.
c. Pengambilan Data.
- Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 x dalam parameter yang
berbeda– beda, karena keterbatasan waktu, maka pengambilan data
hanya dilakukan satu kali.
- Data – data yang diperoleh dianggap valid jika pencatatan dilakukan
setelah kondisi betul – betul dalam keadaan steady.
- 12 -
Memperhatikan faktor induk jika gejala – gejala yang dapat merusak
Instalasi mesin harus dimatikan.
Menghentikan pengoperasian instalasi
Mematikan saklar induk.
Mencabut steker dari power suplay.
JAWABAN
- 13 -
katup ekspansi adalah cairan jenuh. Setelah itu cairan jenuh refrigerant akan
masuk ke dalam saringan ( filter ), agar didapatkan cairan refrigerant yang
bersih dan berbeda dari partikel–partikel yang mengganggu perubahan fase fisik
refrigerant. Dari katup ekspansi tekanan refrigerant diturunkan sehingga menjadi
penurunan temperatur. Pada evaporator temperatur yang rendah tadi dengan
menggunakan kipas dihembuskan keluar evaporator.
Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator
karena refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan udara
sekitar yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara sekitar lebih
tinggi dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan
yang rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.
3. Adalah suatu zat yang mudah diubah bentuknya dari gas menjadi cairan atau
sebaliknya, dapat dipaki untuk mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya dikondensor.
4. Sifat – sifat Freon :
A.Tidak beracun.
B.Tidak terbakar atau tidak meledak bila dicampur dengan udara atau bahan lain.
C.Tidak menyebabkan korosi terhadap logam yang dipakai pada sistem pendingin.
D.Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
E.Mempunyai titik didih dan kondensasi rendah.
F.Mempunyai susunan kimia yang stabil tidak terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan dan diuapkan.
G.Perbedaan antara penguapan, pengembunan terjadi sekecil mungkin.
A. Kompresor.
Apabila gas refrigerant dihisap masuk dan dikompresikan silinder kompresor mesin
refrigerasi, perubahan tekanan refrigerasi terjadi sesuai dengan perubahan volume
yang diakibatkan oleh jarak torak di dalam silinder tersebut.
B. Kondensor.
Kondensor adalah alat penukar panas yang fungsinya adalah untuk mencairkan freon.
Alat ini melepaskan panas dari kompresi dan merubah gas yang bersuhu tinggi
menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Pada keadaan noramal bagian atas kondensor
penuh dengan gas panas dan bagian bawah campuran gas dan cairan panas yang
sebagian cairan disimpan didalam reservior dan sebagian lagi diedarkan menuju katup
ekspansi.
- 14 -
C. Katup Ekspansi.
Katup ini fungsinya mengontrol freon ke evaporator. Pada katup ini dikontrol oleh
temperatur sensor pada outlet evaporator. Jika suhu outlet terlalu tinggi ini berarti
cukup freon yang masuk kedalam evaporator dan pendinginan ruangan kurang baik.
Jika outlet terlalu rendah ini berarti banyak freon yang masuk dari evaporator fins
mungkin penuh dengan bunga es. Dalam hal ini temperatur sensor mengontrol
pembukaan atau penutupan katup ekspansi untuk mencapai tingkat aliran yang tetap
suhu outlet evaporator.
D. Evaporator.
Evaporator merupakan komponen terakhir pada siklus pendinginan, dimana akhirnya
sampai kepada udara dingin. Pada kebanyakan evaporator refrigerant sebagai fluida
didalam pipa – pipa dan mendinginkan udara yang dihembuskan oleh fan diluar diluar
pipa tersebut. Evaporator yang di inginkan disebut evaporator ekspansi langsung.
Refrigerant cair masuk kedalam pipa yang mempunyai sirip – sirip didalamnya untuk
menaikkan hantaran pada refrigerant. Evaporator ekspansi langsung digunakan pada
pengkondisian udara biasanya disuplay oleh katub ekspansi yang mengatur aliran
cairan sedemikian sehingga uap refrigerant meningalkan evaporator sedikit lanjut.
Psia
P
3 2
4 1
h Btu/lbm
Diagram hubungan antara tekanan dan enthalpi.
- 15 -
◦R
T
3 2
4 1
SBtu/(lb)(◦R)
Diagram hubungan antara temperatur dan entropi
P4 T4
Fan
Expantion
Value
P1 Evaporator
T1 Filter
P2 T2 Flowmeter
Kompresor Kondensor
P3 T3
- 16 -
tersebut mengalir melalui pipa (Fan), karena R12 ini mempunyai sifat apabila
didinginkan akan mencair dan apabila dipanaskan akan menguap, maka
refrigerant ini mencair. Pada kondisi tekanan dalam kondisi tetap masih tinggi
ini dapat dilihat pada grafik sistem refrigerant kompresi uap. Untuk menghindari
adanya campuran uap dan cairan yang akan masuk ke katup ekspansi maka
digunakan receiver sebagai penyimpan cairan yang akan masuk ke katup
ekspansi, jadi yang masuk ke katup ekspansi adalah cairan jenuh. Setelah itu
cairan jenuh refrigerant akan masuk ke dalam saringan ( filter ), agar didapatkan
cairan refrigerant yang bersih dan berbeda dari partikel–partikel yang
mengganggu perubahan fase fisik refrigerant. Dari katup ekspansi tekanan
refrigerant diturunkan sehingga menjadi penurunan temperatur. Pada evaporator
temperatur yang rendah tadi dengan menggunakan kipas dihembuskan keluar
evaporator.
Dari sinilah udara dingin itu didapatkan pada pipa – pipa evaporator
karena refgerant yang mempunyai temperatur yang rendah mendapatkan udara
sekitar yang dihembuskan melalui kipas, yang temperatur udara sekitar lebih
tinggi dibandingkan dengan temperatur refrigerant kembali dengan tekanan
yang rendah menuju kompresor kembali untuk dilakukan proses kompresi.
- 17 -
BAB III
ANALISA DATA
P4 T4
Fan
Expantion
Value
P1 Evaporator
T1 Filter
P2 T2 Flowmeter
Kompresor Kondensor
P3 T3
Hasil data dalam pengukuran tekanan debit fluida yang dalam pratikum ini adalah
freon R-22 di dapat tabel dibawah ini:
Vfan P1 T1 P2 T2 P3 T3 P4 T4 ṁ
Low 92 28 330 36 320 33 100 32 1938
Medium 91 29 320 37 310 34 100 33 1938
High 91 30 325 34 320 33 100 24 1938
Rata-
91,33 29 325 35,66 316,66 33,33 100 29,66 1938
rata
- 18 -
- 19 -
- 20 -
Keterangan :
P1 = Tekanan freon keluar evaporator ( tekanan evaporasi )
T2 = Temperatur freon keluar evaporator ( temperatur evaporasi )
P2 = Tekanan freon masuk kondensor ( tekanan kompresi )
T2 = Temperatur freon masuk kondensor ( temperatur kompresi )
P3 = Tekanan freon keluar kondensor ( tekanan kondensasi )
T3 = Temperatur Freon keluar kondensor ( temperatur kondensasi )
P4 = Tekanan freon masuk evaporator ( tekanan ekspansi )
T4 = Temperatur freon masuk evaporator ( temperatur ekspansi)
Q = Debit freon R-22 (85Ft3/h)
ρ = Densitas Freon (22,8 lbm/Ft3)
ṁ = Laju aliran massa = Q x ρ = 1938 lbm/h
- 21 -
A. Menentukan tekanan Absolut
P. absolut = P. Pengukuran + P. Atm
P1 = 91,33 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia )= 106,03 Psia
P2 = 325 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 339,7 Psia
P3 = 316,66 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia )= 331,36 Psia
P4 = 100 Psia + 1 atm ( 14,7 Psia ) = 114,7 Psia
B. Tı = 84,2 F
T2 = 96,2 F
T3 = 92 F
T4= 85,4 F
- 22 -
C. Interpolasi P1= 106,03 Psia pada tabel A
A-7E
7E utk cari h1=hg , S1=Sg =S2
D. Interpolasi T2= 996,2OF utk cari Pcon dancari H2S dengan cara
memotongkan S1=Sg =S2 denganPcon / P2, pada tabel A-9E
A
- 23 -
Temperatur
P(psia)
80 120
h (Btu/lbm) 111,52 118,11
180
s (Btu/lbm 0R) 0,2115 0,2231
h (Btu/lbm) 111,87 117,10
199,95
s (Btu/lbm 0R) 0,2102 0,2194
h (Btu/lbm) 111,88 117,10
200
s (Btu/lbm 0R) 0,2102 0,2194
S1 = S2 = Sg
Pcon = 199,95
80 F 120 F
psia
h (Btu/lbm) 111,87 H2S = 115,96 117,10
0
s (Btu/lbm R) 0,2102 S1=Sg =S2 = 0,2174 0,2194
E. Interpolasi P2 = 339,7 Psia utk cari H2 dengan cara memotongkan S1=Sg =S2
denganP2, pada tabel A-9E
- 24 -
Temperatur
P(psia)
160 180
h (Btu/lbm) 119,81 124,53
325
s (Btu/lbm 0R) 0,2151 0,2226
h (Btu/lbm) 118,92 123,85
339,7
s (Btu/lbm 0R) 0,2128 0,2215
h (Btu/lbm) 118,30 123,38
350
s (Btu/lbm 0R) 0,2113 0,2194
S1 = S2 = Sg
Pcon = 339,7
160 F 180 F
psia
h (Btu/lbm) 118,92 H2 = 121,52 123,85
0
s (Btu/lbm R) 0,2128 S1=Sg =S2 = 0,2174 0,2215
- 25 -
B). Kerja kompresor Isentropis
Ws = h2s – h1
= ( 115,96 – 109,49 ) Btu/Lbm
= 6,47 Btu / lbm
C). Kerja kompresor nyata
W = h 2 – h1
= ( 121,52 – 109,49 ) Btu/Lbm
= 12,03 Btu / lbm
D).Panas yang di buang ( Hr ) adalah jumlah yang di keluarkan oleh
refrigerant dalam kondensor pada laju aliran refrigerant
hr = h2 – h3
= ( 121,52-50,87 ) Btu/lbm
= 70,65 Btu / lbm
E). Daya kompresor nyata
P = ( h2 – h1 )
= 1938 (121,52-109,49)
P = 23314,14 Btu/h
F). Kapasitas Pendinginan adalah total panas yang diserap oleh evaporator
persatuan waktu
Qe= (h1-h4)
Qe=1938 (109,49 – 50,87)
Qe= 113605,56 btu/h
G). COEEFISIEN OF PEFORMANCE (COP) adalah perbandingan antara
efek refrijerasi dengan kerja kompresi
( ) ,
COP= = = 4,87
( ) ,
- 26 -
Gambar hasil perhitungan
Condensor
3 2s 2
Ex Co
pa m
nsi pr
on es
n 4 Evaporator 1
h3=h4 h1 h2s h2
- 27 -
BAB IV
KESIMPULAN
Dari data yang di peroleh , dapat di ambil kesimpulan bahwa siklus refrigerant R-22
(dari pengujian ) untuk laju aliran volume yang berbeda beda , bertambah besar
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan siklus refrigeran teoritis. dalam hal ini
di sebabkan oleh banyak faktor , antara lain yaitu:
1. Kurang teliti dalam membaca skala ukur yang di pergunakan dalam percobaan
2. Adanya kerugian akibat dari kebocoran pada instalasi sistem .
3. Kerugian – kerugian tersebut tidak di amati dan di perhitungkan secara
seksama .
4. Adanya kurang teliti dalam mengkonversikan suatu satuan ke satuan yang lain
5. Alat uji belum keadaan stedy .
- 28 -
DAFTAR PUSTAKA
- 29 -