Anda di halaman 1dari 5

EFEK UDARA DI DALAM SISTEM REFRIGERASI

Daud Patabang**

Abstract
The performance of refrigeration system are affected by condenser, evaporator ,compressor and regulating
valve. Besides cooling system itself air in the system are also considered to the performance.
The aim of this research to investigate the effect of air in the refrigeration system that cause the
performance of system.
The result of this research indicates that coefficient of performance (COP)decrease falls to 37 % (from 8.4 to
5.28) due to the air in refrigerations system, on the contrary there is increasing about 40 % (from 25 kJ/kg
to 35 kJ/kg)of energy in gernerating compressor.
Keyword: Refrigerations

1. Pendahuluan refrigerasi R 633 yang menggunakan refrigerant R


1.1 Latar belakang 141b.
Perkembangan sistem refrigerasi dewasa
ini sangat meningkat, baik kualitas maupun lingkup 1.2 Tujuan dan manfaat penelitian
penggunaannya. Sistem refrigerasi digunakan untuk Penelitian ini ditujukan untuk menentukan
pengkondisian ruangan baik untuk tempat bekerja efek udara dalam sistem refrigerasi terhadap
maupun untuk tempat penyimpanan bahan makanan koefisien performansi dari mesin refrigerasi.
ataupun bahan tertentu lainnya yang memerlukan Manfaat penelitian ini adalah
pengkondisian udara. Perkembangan ini Memberikan informasi ilmiah tentang efek udara
dimungkinkan karena sistem penyegaran udara dalam system refrigerasi yang akan
dirancang untuk menghasilkan temperatur, mempengaruhi koefisien performansi dari suatu
kelembaban serta distribusi udara yang sesuai mesin refrigerasi. Selanjutnya didalam
dengan yang dipersyaratkan terhadap proses serta pengoperasian suatu mesin refrigerasi diharapkan
peralatan yang dipergunakan di ruangan tersebut. terbebas dari udara yang terperangkap dalam sistem
Berdasarkan tujuan perancangan dari refrigerasi.
system refrigerasi yaitu untuk pengkondisian udara
disuatu ruangan, maka aspek teknis dari mesin 2. Tinjauan Pustaka
yang sangat dominan dalam menentukan 2.1 Siklus refrigerasi
performansi ditentukan oleh komponen utama dari Siklus refrigerasi pada mesin pendingin
mesin pendingin yaitu kondensor, evaporator,katub R633 mengikuti diagram Molier dari refrigeran R
ekspansi dan kompresor serta faktor-faktor lain 141 b seperti pada gambar 1. Ada 4 hal pokok pada
seperti sistem pendinginan kondensor maupun siklus refrigerasi yaitu : penguapan ± kompressi ±
evaporator dan adanya udara di dalam sistem. pengembunan ± ekspansi.
Analisis tentang efek udara yang 2.1.1 Bagian DA
terperangkap dalam sistem refrigerasi sangat Adalah proses penguapan di dalam
diperlukan untuk mengetahui dampak yang evaporator. Evaporator adalah alat penukakalor
ditimbulkan, khususnya terhadap koefisien yang memiliki peranan penting di dalam siklus
performansi yang merupakan nilai prestasi dari refrigerasi. Evaporator yang digunakan di sini
suatu sistem refrigerasi. adalah evaporator jenis basah. Evaporator jenis
Bertitik tolak dari hal tersebut di atas maka basah, sebagian besar dari evaporator terisi oleh
dilakukan penelitian tentang efek udara didalam cairan refrigeran. Proses penguapannya terjadi
sistem refrigerasi dengan menggunakan mesin seperti pada ketel uap. Gelembung refrigeran yang
terjadi karena pemanasan akan naik, pecah pada

*
Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Efek Udara di Dalam Sistem Refrigerasi

permukaan cairan atau terlepas dari permukaannya. tersebut dianggap adiabatik (isentropis). Apabila
Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam uap refrigeran di isap masuk dan dan
akumulator yang memisahkan uap dari cairan. dikompresikan di dalam silinder kompresor mesin
Maka cairan yang ada dalam bentuk uap sajalah refrigerasi, perubahan tekanan gas refrigeran
yang masuk ke dalam kompresor. Bagian terjadi sesuai dengan perubahan volume yang
refrigerant cair yang dipisahkan didalam diakibatkan oleh gerak yang mengakibatkan
akumulator akan masuk kembali ke dalam naikknya tekanan refrigeran.
evaporator, bersama-sama dengan refrigeran cair Selain tekanan uap refrigeran yang naik akibat
yang berasal dari kondensor. Tabung evaporator dikompresi di dalam kompresor selama langkah
terisi oleh cairan refrigeran , cairan refrigeran kompresi, temperaturnyapun akan naik. Laju
menyerap kalor dari air pendingin yang mengalir di kenaikan temperatur tersebut tergantung dari jenis
dalam pipa. Uap refrigeran yang terjadi refrigeran yang digunakan. Untuk proses kompresi
dikumpulkan di bagian atas evaporator sebelum adiatik, hubungan antara temperatur dan tekanan
masuk ke dalam kompresor. Selama proses uap refrigeran dapat ditentukan berdasarkan
penguapan berlangsung refrigeran berubah persamaan :
fasa dari cair menuju ke uap dan setelah menjadi
uap secara keseluruhan (uap super panas) maka
selanjutnya refrigeran tersebut siap diisap untuk T2 / T1 = ( P2 / P1 )(k-1)/k «««««
dinaikkan tekanannya di dalamkompresor.Selama
Dimana:
proses dari cair ke uap refrigeran berada dalam
T1 dan T2 masing-masing temperatur sebelum dan
tekanan dan temperatur yang konstan.Untuk
sesudah kompresi.
menguapkan refrigeran tersebut maka refrigeran
P1 dan P2 masing-masing tekanan sebelum dan
didinginkan oleh air pendingin yang mengalir di
sesudah kompresi.
dalam pipa pendingin .
Dari persamaan tersebut di atas dapat disimpulkan
2.1.2 Bagian AB
bahwa makin tinggi harga konstanta adiabati (k)
Adalah proses kompressi uap refrigeran di
dari uap refrigeran, maka makin tinggi pula
dalam kompresor. Uap refrigerantersebut dinaikkan
kenaikan temperatur yang terjadi dalam proses
temperatur dan tekanannya secara politropik.
kompresi tersebut.
Namun karena prosesnya mendekati kompressi
adiabtik, maka dalam perhitungan dengan
menggunakan diagram Mollier proses kompressi

Gambar 1. Diagram Mollier dari siklus Refrigerasi

³0(.7(.´ 7$+81 VI NO. 19 MEI 2005 88


Efek Udara di Dalam Sistem Refrigerasi

2.1.3 Bagian BC Mesin dan peralatan yang digunakan adalah unit


Adalah proses kondensasi (pengembunan) refrigerasi R 633 dengan refrigeran R 141 b
di dalam kondensor. Pada akhir langka kompressi, (gambar 2).
tekanan dan temperatur bertambah disertai dengan Spesifikasi alat :
bertambahnya entalpi dari refrigeran tersebut . 1. Kompresor hermetic ½ HP
Selama mengalami pengembunan akibat 2. Kondensor dengan cooling area 0.032 m2
melepaskan panas ke udara sekitarnya melalui 3. Evaporator Flooded type, cooling area 0.032 m2
media pendingin air di dalam pipa, maka uap 4. Katub ekspansi , float opereated needle valve
refrigeran berangsur-angsur menjadi embun (cair) . Instrumen :
Selama proses ini berlangsung maka tekanan dan 1. Pressure gauge : 2 buah (range 100 sampai 250
temperatur refrigeran dipertahankan konstan sampai kN m-2
seluruhnya menjadi cair super dingin . 2. Termometer : 5 buah (range 0 sampai 50 0C)
Kalor yang dikeluarkan di dalam 2 buah (range -10 sampai 110 0C
kondensor adalah jumlah kalor yang diperoleh dari 3. Flowmeter : 2 buah (range 0 sampai 50 g/s)
udara yang mengalir melalui evaporatore(kapasitas
pendinginan), dan kerja (energi) yang diberikan 3.2 Prosedur penelitian
oleh kompresor kepada fluida kerja (refrigeran). Prosedur penelitian adalah:
1. Unit siklus refrigerasi R633 dijalankan pada
2.1.4 Bagian CD kondisi normal dan laju aliran air pendingin
Adalah proses ekspansi (penurunan tekanan di pada evaporator diatur sehingga tekanan
dalam katub ekspansi). Cairan refrigeran super evaporator berada di bawah tekanan atmosfir.
dingin mengalami penurunan tekanan pada entalpi 2. Udara yang ada dalam sistem dibuang melalui
konstan. Proses penurunan tekanan dari cairan venty air.
refrigeran ini dimaksudkan untuk memudahkan 3. Mesin refrigerasi tersebut dijalankan beberapa
penguapan kembali di dalam evaporator. menit untuk mencapai kondisi temperatur
Katub ekspansi yang digunakan adalah operasi normal kemudian catat semua
katub ekspansi termostatik yang dapat mengatur temperatur sistem, tekanan dan mass flowrate
laju aliran refrigeran, yaitu agar derajat super panas air pendingin, juga catat laju kondensasi pada
uap refrigeran di dalam evaporator dapat koil pendingin kondensor.
diusahakan konstan. 4. Hubungkan sudut akhir (angled end) dari
charging lione (C45/2) yang dihubungkan
2.2 Efek udara dalam sistem refrigerasi
dengan accessories kit ke katub pengisian di
Jika udara berada dalam suatu sistem
dasar evaporator
refrigerasi, secara normal akan disapu/dibawa oleh
5. Perhatikan tekanan terukur evaporator dan buka
aliran uap refrigeran dari evaporator dan akan
secara cepat katub di dasar evaporator. Tekanan
terperangkap di dalam kondensor. Sebagai akibat
evaporator akan mengindikasikan adanya
dari kombinasi penyebab ini, maka udara akan
peningkatan tekanan seiring dengan dibukanya
mengakibatkan tekanan keluar dari kompresor
katub tersebut.
meningkat dan hal ini akan menurunkan koefisien
6. Ulangi bukaan katub hingga tekanan kondensor
prestasi dari suatu sisitem refrigerasi dan pada
menjadi dua kali dari nilai semula , catat
akhirnya akan meningkatkan daya yang diperlukan
seluruh parameter.
untuk menggerakkan kompresor.
7. Ulangi prosedur eksperimen untuk kondisi
Kecendrungan udara yang disapu disekitar
bebas udara, dan catat seluruh parameter.
daerah perpindahan panas ,akan membentuk suatu
sekat batas yang akan menurunkan koefisien 4. Hasil dan Pembahasan
perpindahan panas. Hal ini akan menaikkan 4.1 Data eksperimen
perubahan temperatur yang pada akhirnya akan Data eksperimen ditabelkan pada Tabel 1.
menghasilkan laju perpindahan panas, temperatur Dari data hasil eksperimen pada table 1, dengan
dan tekanan saturasi (jenuh) dari refrigeran akan menggunakan Diagram Molier refrigeran Forane
meningkat pula. R141 b maka dapat dihitung koefisien
performance ( COP) dari tiap kondisi pengujian
3. Metode Penelitian dengan hasil sebagai berikut :
3.1 Mesin dan peralatan yang digunakan

³0(.7(.´ 7$+81 VI NO. 19 MEI 2005 89


Efek Udara di Dalam Sistem Refrigerasi

1. Untuk kondisi normal (tanpa udara ) di dalam 2. Untuk kondisi dengan adanya udara dalam
sistem : sistem
Efek refrigerasi qe = ha ± hd Efek refrigerasi qe = ha ± hd
qe = (445 ± 260) kJ/kg = 185 kJ/kg
qe = (440 ± 230) kJ/kg = 210 kJ/kg
Kerja kompressi Wk = hb - ha
Kerja kompressi : Wk = hb - ha Wk = (480 ± 445) kJ/kg = 35 kJ/kg

Wk = ( 465 ± 440) kJ/kg = 25 kJ/kg Koefisien Prestasi COP = qe / Wk


Koefisien Prestasi COP = qe / Wk COP = 185/35 = 5,28
COP = 210 / 25 = 8,4

Gambar.2.Mesin Refreigerasi R 633

Tabel 1. Data hasil eksperimen pada, tekanan atmosfir lokal : 101 kN m-2
Kondisi pengukuran Bebas udara Dengan
udara
Tekanan ukur evaporator, P e ( kN m-2) - 67 - 64
Tekanan absolute evaporator, Pae ( kN m-2) 34 37
Temperatur evaporasi, t5 ( 0C ) 3.5 5.0
Laju aliran massa air pendingin Evaporator, me (g /s) 20.0 20.0
Temperatur air masuk evaporator, t1 (0C) 10.5 10.5
Temperatur air keluar evaporator, t2 (0C) 9.0 10
Tekanan ukur kondensor, P c (kN m-2) -20 58
Tekanan absolute kondensor, Pac (Kn m-2) 81 159
Temperatur kondensasi, t6 (0C) 25 30
Laju aliran massa air pendingin kondensor, mc (g/s) 4.0 4.0
Temperatur air masuk kondensor, t4 (0 C) 12.0 12.0
Temperatur air keluar kondensor, t3 (0 C) 21 19.5

³0(.7(.´ 7$+81 VI NO. 19 MEI 2005 90


Efek Udara di Dalam Sistem Refrigerasi

5. Kesimpulan 6. Daftar Pustaka


Dari hasil perhitungan pada kedua Arismunandar Wiranto,1981,Penyegaran
pengujian didapatkan bahwa dengan adanya udara Udara.,PT Pradnja Paramita ,Jakarta
di dalam sistem membuktikan adanya penurunan
prestasi sistem refrigerasi sekitar 37 %, dan Holman,JP 1997, Perpindahan Kalor, Penerbit
meningkatkan kerja kompressi sebesar 40 % yang Erlangga Jakarta
berarti jumlah energi yang diperlukan untuk P.A.Hilton,1997,Experimental operating and
menggerakkan kompresor meningkat 40 %. Maintenance Manual Refrigeration Cycle
Demontrasion unit R633,Horsebridge
England
Joel Rayner,nd., Basic Engineering
Thermodynamics in SI unit, Longman Group
Limited.

³0(.7(.´ 7$+81 VI NO. 19 MEI 2005 91

Anda mungkin juga menyukai