Anda di halaman 1dari 14

9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mesin refrigerasi atau mesin pendingin merupakan sebuah mesin yang secara
termodinamika dapat memindahkan energi dari area bertemperatur rendah (media yang akan
didinginkan) ke area bertemperatur tinggi (temperatur sekitar atau temperatur lingkungan)
dengan bantuan energi masukan berupa kerja kompresor. Kebanyakan mesin refrigerasi untuk
keperluan penyejuk ruangan beroperasi Di dalam mesin AC terpadat zat yang disebut
refrigerant (Freon), zat ini mampu menyerap udara (kalor) yang berada di dalam ruangan
dan dibuang ke luar ruangan/lingkungan. Panas yang terlepas ke lingkungan biasanya
terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memanfaatkan
panas yang terbuang ke lingkungan tersebut. Salah satunya dengan memanfaatkan panas yang
terbuang untuk memanaskan air yang dapat dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Salah
satu contoh mesin tersebut adalah AC. AC digunakan untuk mendinginkan ruangan dengan
cara membuang panasnya kelingkungan. Untuk mengefisiensikan pemakaian AC, maka
dilakukan pengelolaan pada limbah AC dengan memanfaatkan energi panas yang terbuang
pada mesin AC tersebut.

1.2 Identifikasi Masalah


Pada praktikum ini akan dibahas mengenai Apa itu mesin AC,prinsip kerja dari mesin
AC, konversi energi yang terjadi pada mesin AC, dan manfaat dari energi panas terbuang pada
mesin AC

1.3 Tujuan Percobaan

1. Memahami prinsip kerja mesin AC


2. Memahami cara kerja mesin AC
3. Memahami konversi energy
4. Menentukan temperature air didalam tangki pemanas

1.4 Metoda Percobaan


Untuk mendapatkan data dan informasi yang di perlukan, penulis mempergunakan
metode observasi atau teknik pengamatan langsung atau percobaan dan teknik studi pustaka
mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa yaitu Internet.
1
0
1.5 Sistematika penulisan

Pada laporan pendahuluan kali ini, akan dijelaskan mulai dengan bab pendahuluan. Bab
ini meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,
sistematika penulisan serta waktu dan lokasi penelitian. Pada bab dua tentang tinjauan pustaka
mengenai judul praktikum kali ini yaitu pemanfaatan energi panas terbuang pada mesin ac,Bab
kedua mengenai alat bahan dan prosedur percobaan.

1.6 Waktu dan tempat percobaan

Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Fisika Energi Universitas Padjadjaran


pada hari selasa tanggal 04 April 2017 dan 11 April 2017. Dimulai dari pengumpulan data
hingga penulisan hasil akhir percobaan.
1
BAB II 1

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian AC

Air Conditioning (AC) atau alat pengkondisi udara merupakan modifikasi pengembangan
dari teknologi mesin pendingin. Alat ini dipakai bertujuan untuk memberikan udara yang sejuk
dan mengontrol uap air yang dibutuhkan bagi tubuh. Penggunaan AC ini sering ditemui di
daerah tropis yang terkenal dengan iklim panas. Suhu udara pada saat musim panas yang
sedemikian tinggi dapat mengakibatkan dehidrasi cairan tubuh. Selain itu, AC dimanfaatkan
sebagai pemberi kenyamanan. Di lingkungan tempat kerja AC juga dimanfaatkan sebagai salah
satu cara dalam upaya peningkatan produktivitas kerja. Karena dalam beberapa hal manusia
membutuhkan lingkungan udara yang nyaman untuk dapat bekerja secara optimal yaitu 20-
o
25 C dan kelembaban 40-60 %. Tingkat kenyamanan suatu ruang juga ditentukan oleh
temperatur, kelembapan, sirkulasi dan tingkat kebersihan udara. Refrigerant adalah suatu zat
yang mudah menguap dan berfungsi sebagai penghantar panas dalam sirkulasi pada saluran
instalasi mesin pendingin. Bahan pendingin (refrigerant) adalah suatu zat yang mudah berubah
wujud dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Dapat mengambil panas dari evaporator dan
membuangnya di kondensor.
Fungsi utama dari AC ada 4 yaitu:
1. Memperoleh suhu yang diinginkan dan konstan sepanjang hari.
2. Memperoleh kelembaban udara yang konstan sepanjang hari.
3. Memperoleh sirkuit/aliran udara yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
4. Membersihkan/menyaring debu dan asap dari udara.
Ditinjau dari konstruksi, AC bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi
dalam. Sisi luar terdiri dari pipa kapiler dan kondensor, tangki penampung air, daun kipas
yang bisa bergerak, dan filter udara sebagai penyaring kotoran. Sedangkan bagian dalam
terdiri dari daun kipas pendorong (blower) udara segar, pipa penguapan (evaporator), katup
ekspansi, dan lain sebagainya.
Adapun sistem mesin pendingin yang paling banyak digunakan adalah sistem kompresi
uap. Secara garis besar komponen sistem pendingin siklus kompresi uap terdiri dari:

2.1.1 Kompresor

Kompresor menghisap uap refrigerant untuk dinaikan tekanannya, dengan


naiknya tekanan maka temperatur refigerant juga naik. Sehingga setelah keluar dari
1
kompresor, refigerant tadi berbentuk uap panas lanjut. Energi yang diperlukan untuk2
kompresi diberikan oleh motor listrik untuk menggerakan kompresor. Jadi dalam proses
kompresi, energi diberikan kepada uap refrigerant.

2.1.2 Kondensor

Uap refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada akhir kompresi
dengan mudah dicairkan dengan menggunakan fluida pendingin seperti udara atau air.
Dengan kata lain, uap refrigerant melepaskan kalor laten pengembunan kepada fluida
pendingin ,sehingga refrigerant tadi mengembun dan menjadi cair. Pada siklus ideal
tidak terjadi penurunan tekanan dan temperatur dikondensor. Sedangkan pada siklus
aktual terjadi penurunan tekanan yang diikuti penurunan temperatur yang terjadi karena
gesekan antara refrigerant dengan pipa kondensor.

2.1.3 Katup Ekspansi (pipa kapiler)

Setelah uap refrigerant dicairkan di dalam kondensor, kemudian refrigerant cair


yang bertekanan tinggi tersebut diekspansikan melalui pipa kapiler
(katup ekspansi). Pada saat melewati pipa kapiler tekanan refrigeran mulai turun dan
diikuti dengan turunnya temperatur refrigeran secara drastis.

2.1.4 Evaporator

Cairan refrigerant yang telah diekspansikan di dalam katup ekspansi (pipa


kapiler) maka tekanannya menjadi turun serta temperaturnya kemudian masuk ke dalam
pipa evaporator. Di dalam pipa evaporator, cairan refrigerant menguap secara
berangsur-angsur karena menerima kalor laten pengembunan dari ruangan yang
didinginkan. Selama proses penguapan, didalam pipa akan terjadi campuran refrigerant-
refrigerant dalam fasa cair dan fasa uap. Pada siklus ideal, temperatur dan tekanan di
dalam pipa dianggap konstan. Tetapi pada kondisi aktualnya terjadi penurunan tekanan
dan temperatur yang diakibatkan karena adanya kerugian gesek antara refrigerant dan
pipa-pipa evaporator.
1
2.2 Sistem Refrigasi 3
2.2.1 Pengertian Refrigasi
Refrigeration adalah metode perpindahan panas (method of removing heat). Ilmu
pengetahuan refrigeration berdasarkan bahwa suatu zat cair dapat diuapkan pada
temperatur berapa saja yang diinginkan dengan merubah tekanan diatasnya.
Refrigerant (bahan pendingin) adalah suatau zat yang mudah menguap dan berfungsi
sebagai penghantar panas dalam sirkulasi pada instalasi sistem pendingin. Refrigerant
adalah suatu zat yang mudah diubah wujud dari gas menjadi cair atau sebaliknya serta
dapat mengambil panas dari evaporator dan membuangnya di condensor. Beberapa contoh
refrigerant antara lain gas amoniak, gas SO2, gas Methyl Chloride, gas freon 12, gas freon
22, gas freon 114, dll.

2.2.2 Siklus Refrigrasi

1. Kompresor melepaskan refrigerant yang bertemperatur tinggi dan bertekanan tinggi


karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas yang dihasilkan kompressor
saat langkah pengeluran [discharge stroke].
2. Gas refrigerant mengalir ke dalam condenser. Di dalam kondenser gas refrigerant
mengembun kembali menjadi cairan.
3. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver yang menyimpan dan menyaring
cairan refrigerant sampai evaporator memerlukan refrigerant.
4. Expansion valve atau pipa kapiler merubah cairan refrigerant menjadi campuran dan
cairan yang bertemperatur dan bertekanan rendah.
5. Selanjutnya cairan refrigerant yang bertemperatur dan bertekanan rendah tersebut
dialirkan ke evaporator .dan disinilah terjadi penguapan ,udara ruang yang
dihembuskan oleh fan mengalir melalui rusuk-rusuk coil pendingin sehingga terjadi
pertukaran panas .panas dari udara pindah kedalam refrigerant dan selanjutnya
dibawa lagi keluar untuk dibuang yang sebelumnya terlebih dahulu melewati
kompressor.
1
4

2.3 dasar-dasar Refrigrasi


Dalam sistem refrigerasi, refrigerant harus dialirkan ke evaporator atau koil pendingin
dalam bentuk cair, karena ia hanya bisa menyerap panas hanya dengan penguapan.
Refrigerant akan meninggalkan evaporator dalam bentuk uap, dan ia harus dicairkan
kembali agar bisa digunakan kembali. Untuk mengembunkan uap refrigerant, panas laten
yang harus dilepaskan oleh refrigerant selama pengembunan harus dipindahkan ke medium
yang lain. Medium yang biasa digunakan adalah air atau udara. Temperatur air atau udara
udara yang digunakan harus lebih rendah daripada temperatur pengembunan dari
refrigerant.
Uap refrigerant yang meninggalkan evaporator harus dinaikkan tekanannya sampai
mencapai suatu tekanan, dimana temperatur pengembunan lebih tinggi dari pada temperatur
air atau udara yang tersedia. Setalah tekanan uap refrigerant dinaikkan cukup tinggi, ia akan
mencair didalam kondensor dengan menggunakan air atau udara yang temperaturnya relatif
agak tinggi. Satu-satunya alasan digunakannya kompresor dan kondensor dalam sistem
refrigeration adalah agar refrigerant dapat dipakai berulang-ulang.
Setelah meninggalkan tabung penampung, refrigerant cair mengalir melalui katup
ekspansi, yang tidak lain adalah katup jarum. Kompresor mempertahankan perbedaan
tekanan refrigerant antara evaporator dan kondensor. Tanpa katup ekspansi, perbedaan
tekanan ini tidak bisa dipertahankan. Katup ekspansi memisahkan daerah tekanan rendah
dan tekanan tinggi dalam sistem. Katup ekspansi bekerja sebagai alat untuk menurunkan
tekanan (pressure reducing valve) karena tekanan cairan refrigerant turun ketika melewati
katup ini.
Cairan yang mengalir melalui evaporator semuanya menguap karena menyerap panas
yang mengalir melalui dinding evaporator. Panas ini berasal dari udara atau medium lain
yang didinginkan. Setelah meninggalkan evaporator, uap refrigerant mengalir ke kompresor
dimana tekanannya dinaikkan sampai suatu titik dimana ia dapat diembunkan dengan air
atau udara yang temperaturnya relatif agak tinggi. Setelah ditekan oleh kompresor, uap
refrigerant mengalir ke kondensor. Disini dinding dari kondensor didinginkan oleh air atau
udara, akibatnya uap menjadi cair. Panas laten dipindahkan dari uap refrigerant yang
sedang mengembun ke air atau udara melalui dinding kondensor. Dari kondensor,
refrigerant cair mengalir kembali ke receiver dan siklus refrigeration diulang kembali.
15

Keterangan :
1-2 : Evaporasi isobaris

2-3 : Kompresi isentropis

3-4 : Kondensasi isobaris

4-1 : Ekspansi isoentalpi

2.4 Prinsip Kerja

Refrigerator atau mesin pendingin bekerja dengan menyerap kalor pada suhu
rendah (di dalam ruangan) kemudian dibuang ke suhu yang lebih tinggi (di luar
ruangan). Mesin refrigerasi ini bekerja menggunakan siklus atau daur kompresi uap,
dimana fluida kerjanya disebut dengan refrigeran. Dasar dari daur ini dikembangkan
dari daur refrigerasi carnot.

Gambar 2.1. Siklus Carnot


Proses kerjanya adalah sebagai berikut:
1-2 Proses penyerapan kalor QL isotermal oleh refrigeran dari suhu rendah TL.
2-3 Proses kompresi adiabatis dan temperatur menjadi TH.
3-4 Proses pengeluaran kalor QH isotermal oleh refrigeran pada suhu tinggi TH
refrigeran berubah fasa dari uap jenuh menjadi cairan jenuh.
4-1 Proses ekspansi adiabatis sehingga temperatur turun mejadi TL.
16
Daur refrigerasi carnot menghasilkan efisiensi sistem paling tinggi sehingga daur
ini sering menjadi acuan. Tetapi proses kerja yang menggunakan daur refrigerasi
carnot dalam aplikasinya tidak praktis dan sulit untuk diwujudkan. Untuk proses
penyerapan kalor dan pembuangan kalor secara isotermal tidak ada masalah [ proses
1-2 dan 3-4], kondisi ini dapat dibuat tanpa mengalami kesukaran. Penyerapan kalor
dengan evaporator dan pembuangan kalor dengan kondensor. Kesulitan muncul
apabila kita mengkompresi fluida dengan kondisi dua fasa antara cairan dan uap
[proses 2-3]. Kemudian kesulitan terjadi juga apabila kita mengekspansi fluida
dalam keadaan cairan [proses 4-1]. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibuat
solusi sebagai berikut; 2 Proses kompresi 2-3 harus berlangsung pada kondisi uap
semua pada kompresor dan 2 Proses ekpansi 4-1 fluida pada turbin diganti
diekspansikan pada katup ekspansi.
Proses kerjanya adalah sebagai berikut :
1-2 Proses kompresi adiabatis pada kompresor
2-3 Proses pengeluaran kalor isobarik pada kondensor
3-4 Proses trotling pada katup ekspansi
4-1 Proses penyerapan kalor efriger pada evaporator
Fluida kerja yang dipakai pada sistem refrigerasi kompresi uap adalah fluida
kerja dengan karakteristik khusus yaitu mampu mengembun dengan baik, mampu
menguap dengan baik dan mempunyai daya serap kalor yang baik. Sifat-sifat ini
sangat dibutuhkan karena pas dengan jalannya proses sistem daur kompresi uap.
Refrigen yang mudah mengembun akan melepas panas yang baik kelingkungan di
kondensor. Pada akhir proses pengembunan refrigen sepenuhnya menjadi cair. Sifat
penguapan yang baik berpengaruh terhadap kemampuan yang sering dinamakan
“efek pendinginan” atau “dampak refrigerasi”, sifat inilah yang paling penting untuk
pemilihan refrigeran. Pada proses penguapan pada evaporator adalah proses
penyerapan kalor pada “daerah pendinginan”, pada akhir proses semua refrigeran
harus dalam kondisi uap semua (jenuh), jika masih terdapat cairan akan sangat
merugikan pada proses kompresi.
Secara umum gambaran mengenai prinsip kerja AC adalah:
a. Penyerapan panas oleh evaporator.
b. Pemompaan panas oleh kompresor.
c. Pelepasan panas oleh kondensor.
Prinsip kerja AC tidak berbeda jauh dengan prinsip pada Kulkas, hanya saja pada
AC pemindahan panas diperlukan energi tambahan yang ekstra besar karena yang
udara didinginkan skalanya lebih besar dan banyak. Di dalam mesin Air
17
Conditioner (AC) bentuk refrigeran berubah-ubah bentuk dari bentuk gas ke bentuk
cairan. Pada kompresor refrigeran masih berupa uap, tekanan dan panasnya
dinaikkan dengan cara dimampatkan oleh piston dalam silinder kompresor.
Kemudian uap panas tersebut didinginkan pada saluran pipa kondensor agar
menjadi cairan. Pada saluran pipa kondenser diberi kipas untuk mempercepat proses
pendinginan. Proses pelapasan panas ini disebut teknik pengembunan.
Selanjutnya cairan refrigeran dimasukkan ke dalam evaporator dan dikurangi
tekanannya sehingga menguap dan menyerap panas udara sekitar. Di dalam AC
bagian dalam ruangan, udara dingin disebarkan menggunakan kipas blower. Dalam
bentuk uap (gas) refrigeran dihisap lagi oleh kompresor. Demikian proses tersebut
berulang terus sampai gas habis terpakai dan harus diisi kembali.

2.5 Cara Kerja Mesin AC

Gambar 2.2 Cara kerja AC


Compressor AC yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat
untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam
compressor AC dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Di bagian kondenser ini refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari
refrigent fase uap menjadi refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor
yaitu kalor penguapan yang terkandung di dalam refrigent. Adapun besarnya kalor
yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlahan dari energi compressor yang
diperlukan dan energi kalor yang diambil evaparator dari substansi yang akan
didinginkan.
Pada kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
18
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap
ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi
ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair
ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini
refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini
disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent
setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat
turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada
dievaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada
pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk
merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan
energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah
energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan
maka enthalpi substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan
turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan
menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan
yang sesuai dengan keinginan. Dengan adanya mesin pendingin listrik ini maka
untuk mendinginkan atau menurunkan temperatur suatu substansi dapat dengan
mudah dilakukan.
Secara alamiah semua proses alir terjadi karena ada beda tekan, yaitu dari
tekanan lebih tinggi ke tekanan lebih rendah. Jadi tidak mungkin selama refrigeran
mengalir tanpa ada penurunan tekanan (pressure drop), hal ini terjadi karena selama
mengalir refrigeran banyak kehilangan energi untuk mengatasi hambatan aliran.

2.6 Prinsip Kerja Sistem Pemanas Air Pada Mesin Pendingin Ruangan
Alat pemanas air yang dipasangkan secara seri terhadap kondesor pendingin
ruangan terlihat pada gambar dibawah, maka memungkinkan sistem tersebut dapat
bekerja secara bersamaan sebagai mesin pendingin ruangan dan memanfaatkan
panasnya untuk memanaskan air. Adapun prinsip kerja dari istem ini adalah sebagai
berikut :
19

Gambar 2.3 Prinsip Kerja Pemanas Air Pada Mesin AC


a. Pertama proses kompresi dimana uap refrigeran dikompresikan dari tekanan
ketekanan tinggi sehingga refrigeran mempunyai tepmperatur yang cukup tinggi.
b. Kedua proses kondensasi dimana uap refrigeran yang cukup panas dialirkan
kedalam alat pemanas air, sehingga terjadi proses pelepasan panas dari refrigeran
ke air yang ada didalam tangki.
c. Keriga, refrigeran yang sudah mengalami penurunan temperatur kemudian
dikondensasikan melalui kondensor. Disini peran kondensor pada awal
pemanasan tidak begitu besar karena panas dari refrigeran banyak diserap oleh
air selama melewati tangki air, kemudian setelah temperatur didalam tangki
sudah mulai meningkat maka kondensor sudah mulai berfungsi.
d. Keempat, proses ekspansi dimana refrigeran yang sudah terkondensasikan
diekspansikan melaui pipa kapiler sehinngga mengalami penurunan tekanan dan
fasa dari refrigeran mulai berubah menjadi campuran.
e. Terakhir, proses evaporasi dimana campuran refrigeran menerima panas dari
ruangan yang didinginkan sehingga berubah fasa menjadi uap dan udara yang
melepas panas mengalami penurunan temperatur menyebabkan temperatur udara
di ruangan menjadi sejuk.
20
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan Percobaan


1. Seperangkat peralatan mesin air conditioner (AC)
Mesin AC yang digunakan adalah tipe split dengan kapasitas 1 hp, adapun data
spesifikasi dari mesin ini adalah sebagai berikut :
 Model DG-09Gz
 Kapasitas 1 hp (9000 btu/h) = 2636,98 W
 Daya listrik 980 Watt
 Jenis Refrigerant R-22
 Tekanan kondensor = 2,7 Ma
 Tekanan evaporator = 0,65 Mpa
 Arus listrik = 4,5 – 5,5 Ampere
 Tegangan listrik = 220 – 240 V
2. Alat ukur temperatur ruang berfungsi untuk mengukur suhu.
3. Alat ukur kelembaban berfungsi mengukur kelembaban.
4. Alat ukur tegangan dan alat ukur arus untuk mengukur tegangan dan arus.
5. Alat ukur waktu untuk mengukur waktu.
6. Alat ukur penukar panas.
Alat ukur penukar panas yang digunakan dari bahan tembaga dan mempunyai
konfigurasi koil tipe heliks dengan diameter pipa ¼ inchi dan panjang 12 m.
7. Tangki air berfungsi untuk menampung air.

3.2 Prosedur Percobaan


1. Menyusun alat seperti gambar 1.
2. Mengukur debit aliran di beberapa titik pengukuran.
3. Mengamati kenaikan temperature air dalam tangki terhadap waktu.
4. Mengukur COP (Coefisien of performance)sebelum dihubungkan dengan pemanas.
(COP mesin AC menunjukkan perbandingan antara besarnya kapasitas pendingin
dengan daya kompesor).
5. Mengukur COP setelah dihubungkan dengan pemanas.
21

Gambar 1. Blok diagram mesin AC beserta alat pemanasnya.


22

TUGAS PENDAHULUAN

1. Jelaskan prinsip dan cara kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap


2. Jelaskan siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
3. Jelaskan energi termal pada siklus Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4. Gambar grafik COP terhadap terhadap waktu.
5. Apa yang anda bisa simpulkan dari hasil percobaan ini. Bahas!

Anda mungkin juga menyukai