Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM PRESTASI MESIN

Heat Pump

Kelompok 14
Reza Afrianto

1306449012

Rahmat Choirul Dani

1306392172

Muhammad Zaky Satria

1306392065

Rakha Muhammad Radhana

1306445430

Raisa Adityo

1306392222

Riandhika Pradito

1306368860

Dosen

: Prof. Dr. Ir. Raldiartono DEA


Dr. Ir. Imansyah Ibnu Hakim, M.Eng.

Asisten Praktikum : Ahmad Dien Warits

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2016

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum konversi
dan konservasi energi tentang heat pump.
Makalah yang saya buat ini berdasarkan data-data praktikum yang telah didapatkan
serta telah dibuat dengan sebaik-baik mungkin dengan bantuan teman-teman kelompok 14 serta
bimbingan dari dosen dan asisten praktikum. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum KKE.
Terlepas dari semua itu saya menyadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang saya
buat baik saat praktikum maupun pada saat pembuatan laporan akhir. Oleh karena itu saya
mengucapkan permintaan maaf dan saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Saya berharap laporan praktikum KKE ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan
pembaca.

Jakarta, 14 Mei 2016

Reza Afrianto

Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
TUJUAN PERCOBAAN ............................................................................................................ 4

I.

MAKSUD PERCOBAAN ...................................................................................................... 4

II.

BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 4
III.

DASAR TEORI ...................................................................................................................... 4

IV.

DIAGRAM SKEMATIK HEAT PUMP ................................................................................ 6


PROSEDUR PERCOBAAN....................................................................................................... 7

V.
VI.

SPESIFIKASI UNIT PERCOBAAN DAN ALAT UKUR .................................................... 9

VII.

INSTALASI PEMASANGAN DAN DETAIL ALAT ......................................................... 11

BAB 3 ................................................................................................................................................... 12
PENGOLAHAN DATA ....................................................................................................................... 12
3.1.

Hasil Percobaan .................................................................................................................... 12

3.1.1.

Tabel 1 Data Percobaan 1 ............................................................................................. 12

3.1.2.

Analisa Kesetimbangan Energi Hukum Termodinamika.............................................. 12

3.1.3.

Plot Entalpi dan Entropi ................................................................................................ 13

3.1.4.

Tabel 1 Data Percobaan 2 ............................................................................................. 19

3.1.5.

Analisa Kesetimbangan Energi Hukum Termodinamika.............................................. 19

3.1.6.

Plot Entalpi dan Entropi ................................................................................................ 20

BAB 4 ................................................................................................................................................... 25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................................................... 25
4.1.

Analisis Peralatan.................................................................................................................. 25

4.2.

Analisis Hasil ........................................................................................................................ 25

4.3.

Analisa Grafik ....................................................................................................................... 25

4.4.

Analisa Kesalahan ................................................................................................................. 26

4.5.

Analisis Loses dan Kesetimbangan Energi ........................................................................... 27

BAB 5 ................................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 27
REFERENSI ......................................................................................................................................... 28
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 29

BAB 1
PENDAHULUAN

PENGUJIAN HEAT PUMP


I.

TUJUAN PERCOBAAN
Memahami prinsip-prinsip termodinamika dari mesin pendingin/heat pump
Mengetahui prinsip kerja pompa kalor
Mengetahui fungsi komponen utama mesin pendingin/pompa kalor
Mengetahui hubungan antara tekanan, entalpi, entropi, dan 4emperature serta
karakteristik penggunaan pompa kalor

II.

MAKSUD PERCOBAAN
Setelah mengikuti pengujian ini, diharapkan praktikan mampu membaca dan
menggunakan diagram p-h dan T-s dari sikulus pompa kalor
BAB 2
LANDASAN TEORI

III.

DASAR TEORI
Pada umunya refrigerasi merupakan suatu proses perpindahan kalor. Proses ini terjadi
antara media penyerap/pelepas kalor dengan lingkungan. Media ini biasa disebut refrigerant.
Selama proses terjadi,refrigeran mengalami perubahan fase, yaitu dari fase cair ke uap (proses
penguapan) dan dari fase uap kembali lagi ke fase cair (proses pengembunan).
Pada proses penguapan ,refrigeran membutuhkan sejumlah kalor yang diambil dari
lingkungan,sehingga suhu lingkungan menjadi lebih dingin atau yang biasa disebut efek
pendinginan (refrigerating effect).
Pada proses pengembunan (kondensasi), refrigeran melepas sejumlah kalor ke lingkungan,
sehingga temperatur lingkungan menjadi lebih hangat, ini disebut efek pemanasan.
Kedua proses tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur tertentu.Proses penguapan
terjadi pada tekanan yang rendah, yang mengakibatkan titik uap dari cairan refrigeran turun
jauh dibawah suhu lingkungan, sehingga pengembunan uap dapat terjadi.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada unit heat pump terdapat alat yang
berfungsi sebagai penguap cairan refrigeran (evaporator),ekspansi, dan penambah tekanan uap
refrigeran (kompresor)

Selain itu, untuk lebih memahami siklus pendingin/heat pump kompresi uap secara
termodinamis perlu dimengerti proses-proses yang terjadi pada diagram Mollier refrigeran,
yaitu suatu koordinat antara tekanan dan entalpi (T-s diagram).
1. Keterangan Tentang Diagram p-h

Diagram p-h merupakan kumpulan garis-garis bantu termodinamis yang berguna dalam
memplot titik keadaan suatu fluida
Kubah jenuh, merupakan garis tempat keadaan jenuh fluida, baik cair jenuh (garis sebelah
kiri titik kritis) maupun uap jenuh (garis sebelah kanan titik kritis).
Daerah cairan bawah jenuh, merupakan daerah tempat kedudukan cairan yang
temperaturnya lebih rendah dibanding temperatur cairan jenuhnya pada tekanan yang sama.
Daerah uap panas lanjut, merupakan daerah tempat kedudukan uap yang temperaturnya
lebih tinggi dibandingkan temperature uap jenuhnya pada tekanan yang sama (fase gas)
2. Keterangan Tentang diagram T-s

Kedua diagram di atas digunakan untuk mengetahui keadaan dan sifat refrigeran pada tiap titik
dari siklus refrigerasi yang diamati.
Adapun cara membuat siklus pada diagram ini adalah dengan memplot titik di mana temperatur
dan tekanannya terukur pada alat ukur yang digunakan.
5

Selain itu, diasumsikan bahwa proses yang terjadi pada evaporator dan kondensor berlangsung
pada tekanan tetap (tidak terjadi pressure drop)

IV.

DIAGRAM SKEMATIK HEAT PUMP

Dari gambar di atas, terlihat bahwa aliran refrigerant membentuk siklus tertutup dan
melalui komponen utama dari siklus kompresi uap yaitu kompressor, kondenser, evaporator
dan ekspansi.
1. Siklus refrigerant
Fluida yang digunakan padda unit pengujian heat pump sebagai medium klaor (refrigerant)
adalah dichloro difluoro metana (CCl2F2) R 22. Pada kondisi uap panas lanjut (titik 2),
refrigeran dihisap kompresor, dinaikkan tekanannya (p2) dan dibuang melalui pipa tembaga
yang diisolasi karet menuju pelat nikel, koil tembaga yang terendam dalam air pada tangki
condenser (warna merah) yang berfungsi untuk mengembunkan uap refrigerant, pada tekanan
p2 dan temperature T3 (titik 3). Perubahan fase refrigerant dari uap ke cair berlangsung pada
tekanan tetap dan penurunan temperature dari T1 ke T4.
Refrigerant cairdengan tekanan p2 dan suhu T4 (titik 4) dialirkan ke tangki evaporator
(warna biru) dengan terlebih dulu dilewatkan pada silica gel yang berfungsi menyerap uap air
yang terbawa di dalam system. Sedangkan pengaturan massa aliran refrigerant cair dilakukan
dengan refrigerant flow meter. Kemudian cairan refrigerant berekspansi pada katup ekspansi
tekanan konstan sehingga tekanannya turun (p1) dan mulai mendidih pada temperature uap
basah T1 (titik 1).
Pada koil yang terendam dalam aliran air pada tangki evaporator, refrigerant mengalami
proses penguapan penguapan dengan kadar penguapan diserap aliran air tersebut. Proses
penguapan terus berlangsung, sehingga uap refrifgeran keluar pada temperature panas lanjut
T2 dan tekanan p1. Uap refrigerant panas lanjut kembali mengalir ke kompresor melalui pipa
tembaga yang diisolasi karet. Demikianlah siklus tersebut berlangsung terus menerus.

2. Siklus air
6

Air yang menjalani siklus terbuka dialirkan terus menerus oleh pompa dengan suhu Ts ke
dalam tangki evaporator dan condenser. Besar laju massa Aliran tangki ke dalam kedua tangki
tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan percobaan melalui penunjukkan pada skala dari
water flow meter, pengamatan lain dilakukan terhadap temperature air masuk dan temperature
air pada kedua tangki. Setelah melalui kedua tangki tersebut, air dibuang melalui pipa
pembuangan masing-masing tangki.
Pada tangki kondenser aliran air berfungsi untuk menerima sebagian kalor dari uap
refrigerant sehingga didapat temperatur yang lebih tinggi (Th). Demikian pula sebaliknya pada
tangki evaporator, aliran air berfungsi untuk melepaskan kalornya untuk menguapkan refrigeran
sehingga didapat suhu air yang lebih rendah (Tc).

V.

PROSEDUR PERCOBAAN
Cara menjalankan Unit Percobaan Pompa Kalor
1. Unit percobaan diletakkan pada permukaan yang keras dan datar serta lebih tinggi dari
sumber air yang digunakan. Tempat pembuangan air proses harus lebih rendah dari letak
unit percobaan supaya pembuangan air (drainase) dapat berjalan dengan baik.
2.

Persiapkan dan pasanglah selang karet atau plastik

(dia. = 15 mm) pada tempat

pembuangan air tangki evaporator dan kondenser. Kencangkanlah selang ini dengan
menggunakan kawat atau klem untuk mencegah kebocoran.
3. Isilah tangki suplai air yang tersedia hingga penuh.
4. Pasangkanlah kabel listrik kompresor dan pompa air pada stop kontak yang tersedia.
Janganlah dihidupkan unit pada saat ini.
5. Hidupkan pompa sirkulasi air.
6. Bukalah kran air yang terdapat pada water flow meter dan aturlah laju aliran air masuk
evaporator dan kondenser sesuai dengan yang telah ditentukan asisten dengan jalan
memutar-mutar knob kran.
7. Pasanglah thermometer yang tersedia pada dudukannya dan periksa serta sesuaikan skala
thermometer dengan temperature yang akan diukur.
8. Hidupkanlah motor penggerak kompresor.
9. Bukalah katub pada refrigerant flow meter hingga penuh.
10. Biarkanlah unit ini bekerja selama kurang lebih 30 menit agar keadaan yang stabil dapat
tercapai.
11. Bila terjadi pembentukan es pada bagian luar pipa tembaga diatas tangki evaporator, maka
keadaan ini adalah normal, hanya dijaga agar jangan terlalu berlebihan.
7

12. Setelah melakukan pengamatan (pengambilan data), maka terlebih dahulu ditunggu sekitar
2-3 menit untuk pengambilan data berikutnya sehingga keadaan stabil terwujud dan hasil
pengamatan cukup teliti.
*Cara pengambilan Data Percobaan

Pelaksanaan percobaan harus dilakukan setelah keadaan pengukuran dari instalasi stabil.
Pengamatan dilakukan untuk dua macam laju aliran massa air yang masuk ke evaporator dan
kondenser.
Data yang diambil ialah:
mc (kg/h), yaitu laju massa aliran yang masuk ke evaporator (telah ditentukan oleh asisten).
mH (kg/h), yaitu laju massa aliran air yang masuk ke kondenser (telah ditentukan oleh
asisten).
Ts (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.
Tc (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.
TH (oC), yaitu temperatur air pada tangki kondenser.
P1 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant sebelum masuk kompresor (suction pressure).
T1 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melewati katup ekspansi (sebelum
memasuki evaporator).
T2 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant setelah melewati evaporator (sebelum memasuki
kompresor).
P2 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor (tekanan
kompresor).
T3 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor.
T4 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melalui kondenser.
S (s/rev), yaitu waktu sekali putar dari piringan watt-hour meter.

Setiap pengambilan data dimulai dengan menunggu satu kali putarannya piringan meteran
listrik. Sejak awal menunggu, stopwatch dihidupkan, untuk kemudian dihentikan tepat pada
waktu piringan berputar satu kali. Setelah itu, dicatat semua parameter data pada kertas
pengambilan data.

*.Cara Mematikan Unit Pompa Kalor


Tutuplah katup refrigerant pada refrigerant flow meter. Hal ini bertujuan agar tidak terdapat
uap refrigerant di dalam silinder kompresor setelah kompresor shut down. Apabila masih
8

ada uap refrigerant, maka uap ini lambat laun akan mengembun karena suhunya sama
dengan suhu ruangan. Embun refrigerant ini bersifat merusak ring piston kompresor yang
salah satu material komponennya adalah karet.
Kemudian matikan mesin kompresor.
Tutup keran suplai air.
Matikan pompa air,
Ambillah semua thermometer yang terpasang,
Bersihkan unit percobaan
VI.

SPESIFIKASI UNIT PERCOBAAN DAN ALAT UKUR


Alat alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Instalasi Heat Pump

I.

Berat

: 50 kg

Ukuran

: 84 cm x 46 cm x 51 cm

Operasi

: 220 V / Single Phase I 50 Hz

Refrigerant Circuit
-

Refrigerant : R 22

Jalur refrigerant (refrigerant lines) :


Diameter pipa yang diisolasi = 3/6 inchi

Jalur hisap (suction lines) :

Panjang pipa lurus

= 0,6 m

90o Standart elbow

= 3 buah

Jalur tekan (discharge lines):

Panjang pipa lurus

= 0,54 m

90o standar flow

= 3 buah

Jalur refrigerant cair dari Kondenser ke katup ekspansi :

Panjang pipa lurus

= 1,10 m

90o standar flow

= 6 buah

Silica gel dryer

= 1 buah

Refrigerant flow meter

= 1 buah

Jalur refrigerant cair dari katup ekspansi ke evaporator :

Panjang pipa lurus

= 0,6 m

90o standar flow

= 3 buah
9

Kompressor single cylinder reciprocating, jenis hermetik :

Daya maksimum

= 0,5 HP

Diameter piston

= 3,54 mm

Panjang langkah

= 15,8 mm

Kipas pendingin kompresor. Axial flow 4 blades :

Daya motor listrik

= 7 Watt / 1300 rpm

Diameter sudu

= 0,2 m

Instrument watt hour meter: digunakan untuk mengamati energy yang


sebenarnya digunakan untuk menggerakkan compressor.
Standar pengukuran : 166,66 putaran sebanding dengan 1 kWh.

Kondenser : tipe shell dan helitical dengan swirl flow

Di dalam pipa

= R 22

Di luar pipa

= Air

Kapasitas

= 5701,950 kJ/h

Evaporator : Tipe Shell dan Helitical coil dengan swirl flow

Di dalam pipa

= R 22

Di luar pipa

= Air

Kapasitas

= 4701,257 kJ/h

2. Water circuit
-

Pompa sirkulasi air : Tipe sentrifugal

Daya poros

= 0,11 HP/2000rpm

Kapasitas kerja

= 2,822 l/s

Tinggi tekan

=2m

Water flow meter : skala 0 s/d 200 kg/h

2. Alat Ukur
-

Stop watch : untuk mengukur waktu putar piringan watt-hour meter

Pressure gage (alat ukur tekanan) : untuk mengukur tekanan uap refrigerant panas
lanjut. Perhatikan batas batas maksimum pengukuran (garis merah pada skala
penunjukan).

Termometer: untuk mengukur temperatur air maupun refrigeran pada setiap kondisi
tertentu dalam skala derajat Celcius.

10

VII.

INSTALASI PEMASANGAN DAN DETAIL ALAT

Gambar 1. Instalasi Pemasangan

Kondensor

Kompresor

Expansion Tool

Evaporator
Gambar 2. Skema Instalasi Percobaan Heat Pump

11

BAB 3
PENGOLAHAN DATA

3.1. Hasil Percobaan


Berikut ini adalah data hasil percobaan

Ts
Tc
Th
Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S

3.1.1.

C
o
C
o
C
Kg/h
Kg/h
KPa
o
C
o
C
KPa
o
C
o
C
s/rev

1
28
24
30.5
70
70
70
-3.4
28
1250
42
30.5
51

PERCOBAAN 1
2
3
Rata-rata
28
28
28
24
24
24
30.5
30.5
30.5
70
70
70
70
70
70
70
70
70
-3.4
-3.5
-3.43
20
21
23
1250
1250
1250
47
47
45.33
31
31
30.83
52
53
52

1
28
24
31
50
50
70
-3.5
28
1250
47
31
51

PERCOBAAN 2
2
3
Rata-rata
28
28
28
24
24
24
31.5
33
31.83
50
50
50
50
50
50
70
70
70
-3.4
-3.4
3.43
25
20
24.33
1250
1250
1250
46
46
46.33
31
33
31.67
51
51
51

Tabel 1 Data Percobaan 1

PERCOBAAN 1
1
2
28
28

Tc

24

24

24

24

Th

30.5

30.5

30.5

30.5

Kg/h
Kg/h
KPa
o
C

70
70
70
-3.4

70
70
70
-3.4

70
70
70
-3.5

70
70
70
-3.43

28

20

21

23

KPa
o
C

1250
42

1250
47

1250
47

1250
45.33

30.5

31

31

30.83

s/rev

51

52

53

52

Data
Ts

Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S

Satuan

3
28

Rata-rata
28

Tabel 1. Data hasil percobaan pertama

3.1.2.

Analisa Kesetimbangan Energi Hukum Termodinamika


Flow Rate = 70 kg/h
12

Cp = 4.19 kJ/kgK
+ + = 0

(1)

(2)

(3)

36002

(4)

(166 )

Dimana W adalah nilai usaha yang dilakukan oleh sistem, Qc adalah nilai kalor yang diberikan
refrigeran ke lingkungan, dan Qe adalah nilai kalor yang diserap oleh refrigeran dari
lingkungan, karena menggunakan asumsi COP > 1, maka
+ =
dengan adanya ketidakideal dalam sistem maka muncul Qloss, Qloss merupakan kalor yang
hilang pada saat proses berlangsung, Qloss disebabkan karena isolasi yang tidak sempurna
pada sistem.
Qe (kJ/kg)

QC (kJ/kg)

W (kj/kg)

COP

Data 1

194

231.89

37.875

5.12

Data 2

204.405

246.103

41.698

4.90

Data 3

194.442

235.652

41.210

4.72

Rata-Rata

200.559

241.002

40.463

4.96

Tabel 2. Hasil perhitungan Qe, Qc, W, dan COP

Dengan menggunakan bantuan dari software coolpack maka data pada tabel 2 didapatkan
setelah memplot data hasil percobaan ke diagram p-h pada software tersebut sehingga
diperoleh data Qe, Qc, W, dan COP
3.1.3.

Plot Entalpi dan Entropi


Data yang sudah diambil pada percobaan bukan merupakan data yang ideal oleh karena
itu pada pengolahan data ini dianggap bahwa data yang diambil mendekati ideal yaitu
dengan menganggap data yang diambil mengalami proses isoenthalphy, dan isobarik dan
dari data yang sudah didapatkan dari praktikum diplot ke software coolpack. Berikut ini
merupakan diagram p-h dan t-s yang didapat setelah memplot data hasil prktikum ke dalam
software coolpack.
Diagram p-h

Data 1

13

Grafik 3.1.1 p-h diagram data 1


Data 2

Grafik 3.1.2 p-h diagram data 2


Data 3

14

Grafik 3.1.3 p-h diagram data 3


Diagram T-s
Data 1

Grafik 3.1.4 T-s Grafik data 1

Data 2

15

Grafik 3.1.5 T-s Grafik data 2


Data 3

Grafik 3.1.6 T-s Gafik data 3


Dari grafik p-h dan T-s maka nilai T,P,h,dan s akan didapat setelah data diplot.
Tabel Entalpi dan Entropi
Data 1

Data 2

Data 3

Ratarata

Satuan

h1

234.102

241.966

241.966

241.5443

J/kg

h2
h3

428.12

426.765

426.765

422.3247

J/kg

464.478

512.688

512.688

506.0353

J/kg

h4
s1
s2

234.102

241.996

243.24

241.979

J/kg

1.121

1.121

1.118

1.12

kJ/kg

1.842

1.842

1.829

1.837

kJ/kg

s3
s4

1.838

1.838

1.842

1.839

kJ/kg

1.117

1.112

1.109

1.112

kJ/kg

Sc
Se
Sf

1535

1535

1535

1535

J/kg.K

1555

1555

1555

1555

J/kg.K

1170

1170

1170

1170

J/kg.K
16

Tf
Tc

317

317

317

317

264.15

264.15

264.15

264.15

= 3 4

= 2 1

Kerja Kompressor Teoritis


= 3 2

Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung nilai dari HE, RE, W, COPHP, dan
COPR
Tabel Nilai HE, RE, W, COPHP, dan COPR
Hasil

Data 2
270.692

Data 3
269.448

Rata-rata
264.0563

satuan

HE

Data 1
230.376

RE

194.018

184.799

184.799

180.7804

kJ/kg

36.358

85.923

85.923

83.7106

kJ/kg

kJ/kg

COPHP

6.336322 3.150402 3.135924

3.154395

kJ/kg

COPR

5.336322 2.150751 2.150751

2.159588

kJ/kg

Perhitungan COP Carnot

Efek pendinginan/ = 1 ( 1 ) + (2 )
= 269,72(1535 1120) + (422324 241544.3)
= 292713.5

Efek Pemanasan/ = ( 4 ) + ( ) + (3 )
= (253600 241979) + 317(1555 1170) + (506035 369300)
= 270401

Kerja Kompresor Teoritis


W = h3 h2 = 83.71 kJ/K

COPHP Teoritis =

COPR Teoritis =

= 3.154

= 2.159

17

Siklus Carnot Ideal

REideal = 1 ( ) = 269.72 (1555 1170) = 103842.2

Wideal = ( 1 ) + ( ) = (317 269.72)(1535 1170) = 17257.2

COPCarnot Ideal = =

103842.2
17257.2

= 6.01

Efisiensi Refrigerasi Siklus

Daya masuk (P) kompresor


=

10003600
= 415.384
166.66

Karakteristik Grafik Percobaan 1, yang dinyatakan pada P,N, dan T


P

415.384 W

52 rev/s

1.21 Nm

Daya aktual kompressor / P = 2 = 2 3.14 52 1.21 = 395.338

Volum Hisap / = 0.25 2


= 0.25 3.14 0.03542 0.0158 52
= 8.08 104 3 /
Dimana diameter piston (D) = 3.54 mm dan panjang langkah (L) = 15.8 mm

Volume spesifik uap refrigerant pada titik 2 (V2) = 0.181 m3/s

Efesiensi volumetrik ( vol) = 1 [(p2/p1)1/ 1]


= 0.43275
Dimana; = 0.136 = 1.31

Laju massa refrigeran /

REtotal = mR (h2 h1) = 0.00178 x (422324-241544)

= 0.00178 /

= 321.78

COPsiklus praktek =

siklus praktek =
=



0.774
4.96

321.78

= 415.384 = 0.774

100 %

100 % ;(4.96 merupakan hasil COP siklus ideal dari diagram p-h)
18

= 15.6 %
3.1.4.

Tabel 1 Data Percobaan 2

PERCOBAAN 2
1
2
28
28

Tc

24

24

24

24

Th

31

31.5

33

31.83

Kg/h
Kg/h
KPa
o
C

50
50
70
-3.5

50
50
70
-3.4

50
50
70
-3.4

50
50
70
- 3.43

28

25

20

24.33

KPa
o
C

1250
47

1250
46

1250
46

1250
46.33

31

31

33

31.67

s/rev

51

51

51

51

Data
Ts

Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S

Satuan

3
28

Rata-rata
28

Tabel 1. Data hasil percobaan kedua

3.1.5.

Analisa Kesetimbangan Energi Hukum Termodinamika


Flow Rate = 50 kg/h
Cp = 4.19 kJ/kgK
+ + = 0

(1)

(2)

(3)

36002

(4)

(166 )

Dimana W adalah nilai usaha yang dilakukan oleh sistem, Qc adalah nilai kalor yang diberikan
refrigeran ke lingkungan, dan Qe adalah nilai kalor yang diserap oleh refrigeran dari
lingkungan, karena menggunakan asumsi COP > 1, maka
+ =
dengan adanya ketidakideal dalam sistem maka muncul Qloss, Qloss merupakan kalor yang
hilang pada saat proses berlangsung, Qloss disebabkan karena isolasi yang tidak sempurna
pada sistem.

Qe (kJ/kg)

QC (kJ/kg)

W (kj/kg)

COP

Data 1

194.396

236.214

41.818

4.65

Data 2

200.749

241.126

40.377

4.97
19

Data 3

195.910

236.628

40.718

4.81

Rata-Rata

199.490

240.841

41.351

4.82

Tabel 2. Hasil perhitungan Qe, Qc, W, dan COP

Dengan menggunakan bantuan dari software coolpack maka data pada tabel 2 didapatkan
setelah memplot data hasil percobaan ke diagram p-h pada software tersebut sehingga
diperoleh data Qe, Qc, W, dan COP
3.1.6.

Plot Entalpi dan Entropi


Data yang sudah diambil pada percobaan bukan merupakan data yang ideal oleh karena
itu pada pengolahan data ini dianggap bahwa data yang diambil mendekati ideal yaitu
dengan menganggap data yang diambil mengalami proses isoenthalphy, dan isobarik dan
dari data yang sudah didapatkan dari praktikum diplot ke software coolpack. Berikut ini
merupakan diagram p-h dan t-s yang didapat setelah memplot data hasil prktikum ke dalam
software coolpack.

Diagram p-h

Data 1

Grafik 3.1.1 p-h diagram data 1

20

Data 2

Grafik 3.1.2 p-h diagram data 2


Data 3

Grafik 3.1.3 p-h diagram data 3


Diagram T-s
Data 1

21

Grafik 3.1.4 T-s Grafik data 1


Data 2

Grafik 3.1.5 T-s Grafik data 2


Data 3

Grafik 3.1.6 T-s Gafik data 3


Dari grafik p-h dan T-s maka nilai T,P,h,dan s akan didapat setelah data diplot.
Tabel Entalpi dan Entropi
Data 1

Data 2

Data 3

Ratarata

Satuan

h1

234.102

225.311

231.570

229.469

J/kg

h2
h3
h4

428.498

426.060

427.480

428.959

J/kg

470.316

466.437

468.198

470.310

J/kg

234.102

225.311

231.570

229.469

J/kg

s1
s2

1.126

1.094

1.118

1.109

kJ/kg

1.845

1.842

1.845

1.847

kJ/kg

s3
s4

1.846

1.833

1.842

1.846

kJ/kg

1.117

1.088

1.109

1.101

kJ/kg

Sc

1535

1535

1535

1535

J/kg.K
22

Se
Sf

1555

1555

1555

1555

J/kg.K

1170

1170

1170

1170

J/kg.K

Tf
Tc

317

317

317

317

264.15

264.15

264.15

264.15

= 3 4

= 2 1

Kerja Kompressor Teoritis


= 3 2

Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung nilai dari HE, RE, W, COPHP, dan
COPR
Tabel Nilai HE, RE, W, COPHP, dan COPR
Hasil
HE
RE
W
COPHP

Data 1
236.214
194.396
41.818
5.64862

Data 2
Data 3
241.126 236.628
200.749
195.91
40.377
40.718
5.971865 5.811386

Rata-rata
240.841
199.49
41.351
5.824309

satuan
kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg

COPR

4.64862

4.971865 4.811386

4.824309

kJ/kg

Perhitungan COP Carnot

Efek pendinginan/ = 1 ( 1 ) + (2 )
= 269,72(1535 1120) + (428959 241544.3)
= 299348.3

Efek Pemanasan/ = ( 4 ) + ( ) + (3 )
= (253600 229469) + 317(1555 1170) + (470310 369300)
= 247186

Kerja Kompresor Teoritis


W = h3 h2 = 41.351 kJ/K

COPHP Teoritis =

COPR Teoritis =

= 5.824

= 4.824
23

Siklus Carnot Ideal

REideal = 1 ( ) = 269.72 (1555 1170) = 103842.2

Wideal = ( 1 ) + ( ) = (317 269.72)(1535 1170) = 17257.2

COPCarnot Ideal = =

103842.2
17257.2

= 6.01

Efisiensi Refrigerasi Siklus

Daya masuk (P) kompresor


=

10003600
= 423.529
166.66

Karakteristik Grafik Percobaan 1, yang dinyatakan pada P,N, dan T


P

423.529 W

51 rev/s

1.21 Nm

Daya aktual kompressor / P = 2 = 2 3.14 51 1.21 = 387.735

Volum Hisap / = 0.25 2


= 0.25 3.14 0.03542 0.0158 51
= 7.92 104 3 /
Dimana diameter piston (D) = 3.54 mm dan panjang langkah (L) = 15.8 mm

Volume spesifik uap refrigerant pada titik 2 (V2) = 0.181 m3/s

Efesiensi volumetrik ( vol) = 1 [(p2/p1)1/ 1]


= 0.433
Dimana; = 0.136 = 1.31

Laju massa refrigeran /

REtotal = mR (h2 h1) = 0.00178 x (199490)

= 0.00178 /

= 355.09

COPsiklus praktek =

siklus praktek =
=



0.838
4.82

355.09

= 423.529 = 0.838

100 %

100 % ;(4.82 merupakan hasil COP siklus ideal dari diagram p-h)
24

= 17.39 %
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1.Analisis Peralatan
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum adalah kondensor, evaporator,
kompresor, expansion tool, alat pengukur dan pengatur debit, selang air, alat pengukur
daya, dan thermometer. Alat-alat yang digunakan masih terlihat baik kecuali alat pengatur
debit sehingga praktikan kesulitan untuk mengatur debit air yang dibutuhkan selama
praktikum.
Karena alat yang digunakan masih merupakan peralatan analog seperti thermometer,
ala pengukur debit dan alat pengukur daya sehingga praktikan sedikit kesulitan dalam
membaca nilai yang dihasilkan maka terjadi error dalam pembacaan data yang dihasilkan.
Fluida yang digunakan pada saat praktikum adalah refrigerant R-22/ Chlorodiflorometana
dan air.

4.2.Analisis Hasil
Data yang diambil pada saat praktikum adalah Ts, Tc, Th, Mc, Mh, P1, T1, T2, P2, T3,
T4, dan S. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali dan kemudian dua data tersebut
akan dibandingkan. Dari data yang telah didapatkan maka akan dihasilkan nilai Qe, Qc, W,
diagram T-s dan P-h. Data yang didapatkan saat praktikum diasumsikan mendekati siklus
yang ideal dimana data yang didapatkan saat praktikum diasumsikan isobarik, dan
isoenthalpy.
Nilai COP yang dihasilkan pada praktikum pertama adalah sebesar 4,96 dan COPsiklus
praktek

sebesar 0.774 sehingga efisiensi yang didapatkan pada percobaan pertama adalah

sebesar 15.6 %. Kemudian dari percobaan kedua didapatkan nilai COP sebesar 4.82 dan
COPsiklus praktek sebesar 0.838 sehingga efisiensi yang didapatkan pada percobaan pertama
adalah sebesar 17.39 %. Dari dua percobaan yang telah dilakukan efisiensi percobaan
pertama lebih baik dari percobaan kedua.
4.3.Analisa Grafik
Setelah didapatkan data dari praktikum yaitu berupa nilai T1, T2, T3, dan T4 kemudian
nilai tersebut di plot ke dalam kolom subcooling, superheated,, evaporating temperature,
dan condensing temperature yang kemudian akan menampilkan grafik p-h dan t-s, nilai Qe,
Qc, W, dan COP dan pada koordinat tertentu akan menampilkan nilai temperatur, volume,
entalpi, entropi, dan tekanan. Karena dilakukan pendekatan dengan menganggap siklus
25

mengalama proses isoentalpi dan isobaric sehingga terlihat diagram p-h yang dihasilkan
terlihat ideal dank arena data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori maka siklus tidak
mengalami proses yang isentropic sehingga grafik T-s yang dihasilkan terlihat tidak ideal.

Grafik 3.1.3 p-h diagram data 3

Grafik 3.1.4 T-s Grafik data 1


4.4.Analisa Kesalahan
Kesalahan banyak terjadi pada saat praktikum hal tersebut terbukti dari data-data yang
diperoleh dari praktikum yang tidak sesuai dengan data teoritis. Karena peralatan
praktikum masih terdiri dari peralatan yang masih analog hal itu sangat memungkinkan
terjadinya suatu kesalahan dalam pembacaan nilai maupun pengukuran nilai pada saat
praktikum dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan diperoleh.
Kemungkinan terjadinya kesalahan adalah pada saat membaca nilai temperatur pada
thermometer, menghitung waktu putaran pada alat pengukur daya, membaca dan mengatur
nilai debit yang dibutuhkan, dan kesalahan praktikan dalam pengolahan data hasil
praktikum.

26

4.5.Analisis Loses dan Kesetimbangan Energi


Pada percobaan dengan menggunakan heatpump terdapat beberapa komponen utama
yang digunakan yaitu kompresor, kompresor berfungsi untuk memberikan tekanan kepada
uap yang masuk sehingga uap yang dihasilkan oleh kompresor merupakan uap yang
bertekanan tinggi dan temperatur uap juga tinggi, kondesor berfungsi untuk mengurangi
temperatur uap dengan memindahkannya kelingkungan sehingga hasil dari proses
kondensasi ini adalah fase cair, expansion valve yang berfungsi untuk memperbesai
volume dan memperkecil tekanan dari fase cair sehingga temperatur pada fase cair akan
turun, evaporator berfungsi untuk memberikan kalor kepada refrigerant sehingga fase
refrigerant berubah dari cair ke gas. Berikut ini adalah rumus kesetimbangan energi yang
digunakan untuk menentukan Qe, Qc, dan W.
+ + = 0

(1)

(2)

(3)

36002
(166 )

(4)

Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai pada percobaan pertama dimana nilai Qe
adalah sebesar 200.559 kJ/kg, nilai Qc sebesar 241.002 kJ/kg, dan nilai W sebesar 40.463
kJ/kg. pada percobaan kedua didapatkan nilai Qe adalah sebesar 199.490 kJ/kg, nilai Qc
sebesar 240.841 kJ/kg, dan nilai W sebesar 41.82 kJ/kg. nilai COP yang dihasilkan haruslah
lebih dari 1 karena adanya tambahan kalor yang masuk pada proses evaporasi. Losses yang
terjadi disebabkan oleh kalor yang pindah ke lingkungan karena proses isolasi yang tidak
sempurna.
BAB 5
KESIMPULAN

Pada percobaan menggunakan heat pump praktikan menggunakan komponen-komponen


pada heat pump seperti kompresor, kondesor, evaporator, dan expansion valve dan mengamati
perubahan suhu dan tekanan yang terjadi pada fluida yang digunakan pada heat pump. Tujuan
dari percobaan ini adalah memahami prinsip-prinsip termodinamika dari mesin pendingin/heat
pump, mengetahui prinsip kerja pompa kalor, mengetahui fungsi komponen utama mesin
pendingin/pompa kalor, dan mengetahui hubungan antara tekanan, entalpi, entropi, dan
temperature serta karakteristik penggunaan pompa kalor. Nilai COP yang dihasilkan dari
pengolahan data pasti memiliki nilai yang lebih dari 1 hal itu disebabkan karena adanya
27

tambahan kalo pada evaporator. Heat terdiri dari beberapa komponen diantaranya kompresor,
kompresor berfungsi untuk memberikan tekanan kepada uap yang masuk sehingga uap yang
dihasilkan oleh kompresor merupakan uap yang bertekanan tinggi dan temperatur uap juga
tinggi, kondesor berfungsi untuk mengurangi temperatur uap dengan memindahkannya
kelingkungan sehingga hasil dari proses kondensasi ini adalah fase cair, expansion valve yang
berfungsi untuk memperbesai volume dan memperkecil tekanan dari fase cair sehingga
temperatur pada fase cair akan turun, evaporator berfungsi untuk memberikan kalor kepada
refrigerant sehingga fase refrigerant berubah dari cair ke gas. Dari data yang telah didapatkan
dari praktikum kemudian dioleh sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara tekanan,
entalpi, temperatur, dan entropi melalui diagram p-h dan T-s. Prinsip kerja dari heat pump
sangat sederhana dimana panas yang dihasilkan oleh heat pump merupakan qalor yang
diberikan oleh refrigerant setelah refrigerant mengalami beberapa proses seperti proses
penekanan, ekspansi, kondensasi, dan evaporasi.
Pada pengolahan data terdapat sebuah persamaan dimana Emasuk > Ekeluar, tetapi karena
terdapat heat losses maka persamaan tersebut berubah menjadi Emasuk = Ekeluar, dimana Emasuk
merupakan kalor yang berasal dari proses evaporasi dan kompresi sedangkan Ekeluar merupakan
energi yng berasal dari kalor yang dilepas pada saat proses kondensasi dan heat losses. Daya
masuk adalah penjumlahan dari daya yang keluar dari evaporator dan daya kompresor. Daya
keluar adalah Daya keluar dari kondensur ditambah dengan daya losses sehingga dihasilkan
persamaan sebagai berikut
+ = +
dan hukum kesetimbangan energi akan berlaku bila terdapat perhitungan Qloss yang terbuang
ke udara sehingga Emasuk = Ekeluar.
REFERENSI

Buku penentun Praktikum Prestasi Mesin

Software Coolpack

http://energy.gov/energysaver/heat-pump-systems

http://heatpumpindonesia.com/learn-more/

28

LAMPIRAN

29

30

31

32

33

34

35

Anda mungkin juga menyukai