Heat Pump
Kelompok 14
Reza Afrianto
1306449012
1306392172
1306392065
1306445430
Raisa Adityo
1306392222
Riandhika Pradito
1306368860
Dosen
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum konversi
dan konservasi energi tentang heat pump.
Makalah yang saya buat ini berdasarkan data-data praktikum yang telah didapatkan
serta telah dibuat dengan sebaik-baik mungkin dengan bantuan teman-teman kelompok 14 serta
bimbingan dari dosen dan asisten praktikum. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan laporan praktikum KKE.
Terlepas dari semua itu saya menyadari masih banyak kesalahan-kesalahan yang saya
buat baik saat praktikum maupun pada saat pembuatan laporan akhir. Oleh karena itu saya
mengucapkan permintaan maaf dan saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca.
Saya berharap laporan praktikum KKE ini dapat memberikan manfaat bagi saya dan
pembaca.
Reza Afrianto
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 2
BAB 1 ..................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
TUJUAN PERCOBAAN ............................................................................................................ 4
I.
II.
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
LANDASAN TEORI .............................................................................................................................. 4
III.
IV.
V.
VI.
VII.
BAB 3 ................................................................................................................................................... 12
PENGOLAHAN DATA ....................................................................................................................... 12
3.1.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5.
3.1.6.
BAB 4 ................................................................................................................................................... 25
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................................................................... 25
4.1.
Analisis Peralatan.................................................................................................................. 25
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
BAB 5 ................................................................................................................................................... 27
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 27
REFERENSI ......................................................................................................................................... 28
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 29
BAB 1
PENDAHULUAN
TUJUAN PERCOBAAN
Memahami prinsip-prinsip termodinamika dari mesin pendingin/heat pump
Mengetahui prinsip kerja pompa kalor
Mengetahui fungsi komponen utama mesin pendingin/pompa kalor
Mengetahui hubungan antara tekanan, entalpi, entropi, dan 4emperature serta
karakteristik penggunaan pompa kalor
II.
MAKSUD PERCOBAAN
Setelah mengikuti pengujian ini, diharapkan praktikan mampu membaca dan
menggunakan diagram p-h dan T-s dari sikulus pompa kalor
BAB 2
LANDASAN TEORI
III.
DASAR TEORI
Pada umunya refrigerasi merupakan suatu proses perpindahan kalor. Proses ini terjadi
antara media penyerap/pelepas kalor dengan lingkungan. Media ini biasa disebut refrigerant.
Selama proses terjadi,refrigeran mengalami perubahan fase, yaitu dari fase cair ke uap (proses
penguapan) dan dari fase uap kembali lagi ke fase cair (proses pengembunan).
Pada proses penguapan ,refrigeran membutuhkan sejumlah kalor yang diambil dari
lingkungan,sehingga suhu lingkungan menjadi lebih dingin atau yang biasa disebut efek
pendinginan (refrigerating effect).
Pada proses pengembunan (kondensasi), refrigeran melepas sejumlah kalor ke lingkungan,
sehingga temperatur lingkungan menjadi lebih hangat, ini disebut efek pemanasan.
Kedua proses tersebut terjadi pada tekanan dan temperatur tertentu.Proses penguapan
terjadi pada tekanan yang rendah, yang mengakibatkan titik uap dari cairan refrigeran turun
jauh dibawah suhu lingkungan, sehingga pengembunan uap dapat terjadi.
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pada unit heat pump terdapat alat yang
berfungsi sebagai penguap cairan refrigeran (evaporator),ekspansi, dan penambah tekanan uap
refrigeran (kompresor)
Selain itu, untuk lebih memahami siklus pendingin/heat pump kompresi uap secara
termodinamis perlu dimengerti proses-proses yang terjadi pada diagram Mollier refrigeran,
yaitu suatu koordinat antara tekanan dan entalpi (T-s diagram).
1. Keterangan Tentang Diagram p-h
Diagram p-h merupakan kumpulan garis-garis bantu termodinamis yang berguna dalam
memplot titik keadaan suatu fluida
Kubah jenuh, merupakan garis tempat keadaan jenuh fluida, baik cair jenuh (garis sebelah
kiri titik kritis) maupun uap jenuh (garis sebelah kanan titik kritis).
Daerah cairan bawah jenuh, merupakan daerah tempat kedudukan cairan yang
temperaturnya lebih rendah dibanding temperatur cairan jenuhnya pada tekanan yang sama.
Daerah uap panas lanjut, merupakan daerah tempat kedudukan uap yang temperaturnya
lebih tinggi dibandingkan temperature uap jenuhnya pada tekanan yang sama (fase gas)
2. Keterangan Tentang diagram T-s
Kedua diagram di atas digunakan untuk mengetahui keadaan dan sifat refrigeran pada tiap titik
dari siklus refrigerasi yang diamati.
Adapun cara membuat siklus pada diagram ini adalah dengan memplot titik di mana temperatur
dan tekanannya terukur pada alat ukur yang digunakan.
5
Selain itu, diasumsikan bahwa proses yang terjadi pada evaporator dan kondensor berlangsung
pada tekanan tetap (tidak terjadi pressure drop)
IV.
Dari gambar di atas, terlihat bahwa aliran refrigerant membentuk siklus tertutup dan
melalui komponen utama dari siklus kompresi uap yaitu kompressor, kondenser, evaporator
dan ekspansi.
1. Siklus refrigerant
Fluida yang digunakan padda unit pengujian heat pump sebagai medium klaor (refrigerant)
adalah dichloro difluoro metana (CCl2F2) R 22. Pada kondisi uap panas lanjut (titik 2),
refrigeran dihisap kompresor, dinaikkan tekanannya (p2) dan dibuang melalui pipa tembaga
yang diisolasi karet menuju pelat nikel, koil tembaga yang terendam dalam air pada tangki
condenser (warna merah) yang berfungsi untuk mengembunkan uap refrigerant, pada tekanan
p2 dan temperature T3 (titik 3). Perubahan fase refrigerant dari uap ke cair berlangsung pada
tekanan tetap dan penurunan temperature dari T1 ke T4.
Refrigerant cairdengan tekanan p2 dan suhu T4 (titik 4) dialirkan ke tangki evaporator
(warna biru) dengan terlebih dulu dilewatkan pada silica gel yang berfungsi menyerap uap air
yang terbawa di dalam system. Sedangkan pengaturan massa aliran refrigerant cair dilakukan
dengan refrigerant flow meter. Kemudian cairan refrigerant berekspansi pada katup ekspansi
tekanan konstan sehingga tekanannya turun (p1) dan mulai mendidih pada temperature uap
basah T1 (titik 1).
Pada koil yang terendam dalam aliran air pada tangki evaporator, refrigerant mengalami
proses penguapan penguapan dengan kadar penguapan diserap aliran air tersebut. Proses
penguapan terus berlangsung, sehingga uap refrifgeran keluar pada temperature panas lanjut
T2 dan tekanan p1. Uap refrigerant panas lanjut kembali mengalir ke kompresor melalui pipa
tembaga yang diisolasi karet. Demikianlah siklus tersebut berlangsung terus menerus.
2. Siklus air
6
Air yang menjalani siklus terbuka dialirkan terus menerus oleh pompa dengan suhu Ts ke
dalam tangki evaporator dan condenser. Besar laju massa Aliran tangki ke dalam kedua tangki
tersebut dapat diatur sesuai dengan kebutuhan percobaan melalui penunjukkan pada skala dari
water flow meter, pengamatan lain dilakukan terhadap temperature air masuk dan temperature
air pada kedua tangki. Setelah melalui kedua tangki tersebut, air dibuang melalui pipa
pembuangan masing-masing tangki.
Pada tangki kondenser aliran air berfungsi untuk menerima sebagian kalor dari uap
refrigerant sehingga didapat temperatur yang lebih tinggi (Th). Demikian pula sebaliknya pada
tangki evaporator, aliran air berfungsi untuk melepaskan kalornya untuk menguapkan refrigeran
sehingga didapat suhu air yang lebih rendah (Tc).
V.
PROSEDUR PERCOBAAN
Cara menjalankan Unit Percobaan Pompa Kalor
1. Unit percobaan diletakkan pada permukaan yang keras dan datar serta lebih tinggi dari
sumber air yang digunakan. Tempat pembuangan air proses harus lebih rendah dari letak
unit percobaan supaya pembuangan air (drainase) dapat berjalan dengan baik.
2.
pembuangan air tangki evaporator dan kondenser. Kencangkanlah selang ini dengan
menggunakan kawat atau klem untuk mencegah kebocoran.
3. Isilah tangki suplai air yang tersedia hingga penuh.
4. Pasangkanlah kabel listrik kompresor dan pompa air pada stop kontak yang tersedia.
Janganlah dihidupkan unit pada saat ini.
5. Hidupkan pompa sirkulasi air.
6. Bukalah kran air yang terdapat pada water flow meter dan aturlah laju aliran air masuk
evaporator dan kondenser sesuai dengan yang telah ditentukan asisten dengan jalan
memutar-mutar knob kran.
7. Pasanglah thermometer yang tersedia pada dudukannya dan periksa serta sesuaikan skala
thermometer dengan temperature yang akan diukur.
8. Hidupkanlah motor penggerak kompresor.
9. Bukalah katub pada refrigerant flow meter hingga penuh.
10. Biarkanlah unit ini bekerja selama kurang lebih 30 menit agar keadaan yang stabil dapat
tercapai.
11. Bila terjadi pembentukan es pada bagian luar pipa tembaga diatas tangki evaporator, maka
keadaan ini adalah normal, hanya dijaga agar jangan terlalu berlebihan.
7
12. Setelah melakukan pengamatan (pengambilan data), maka terlebih dahulu ditunggu sekitar
2-3 menit untuk pengambilan data berikutnya sehingga keadaan stabil terwujud dan hasil
pengamatan cukup teliti.
*Cara pengambilan Data Percobaan
Pelaksanaan percobaan harus dilakukan setelah keadaan pengukuran dari instalasi stabil.
Pengamatan dilakukan untuk dua macam laju aliran massa air yang masuk ke evaporator dan
kondenser.
Data yang diambil ialah:
mc (kg/h), yaitu laju massa aliran yang masuk ke evaporator (telah ditentukan oleh asisten).
mH (kg/h), yaitu laju massa aliran air yang masuk ke kondenser (telah ditentukan oleh
asisten).
Ts (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.
Tc (oC), yaitu temperatur air pada tangki evaporator.
TH (oC), yaitu temperatur air pada tangki kondenser.
P1 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant sebelum masuk kompresor (suction pressure).
T1 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melewati katup ekspansi (sebelum
memasuki evaporator).
T2 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant setelah melewati evaporator (sebelum memasuki
kompresor).
P2 (kPa), yaitu tekanan uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor (tekanan
kompresor).
T3 (oC), yaitu temperatur uap refrigerant uap refrigerant setelah ditekan oleh kompresor.
T4 (oC), yaitu temperatur cairan refrigerant setelah melalui kondenser.
S (s/rev), yaitu waktu sekali putar dari piringan watt-hour meter.
Setiap pengambilan data dimulai dengan menunggu satu kali putarannya piringan meteran
listrik. Sejak awal menunggu, stopwatch dihidupkan, untuk kemudian dihentikan tepat pada
waktu piringan berputar satu kali. Setelah itu, dicatat semua parameter data pada kertas
pengambilan data.
ada uap refrigerant, maka uap ini lambat laun akan mengembun karena suhunya sama
dengan suhu ruangan. Embun refrigerant ini bersifat merusak ring piston kompresor yang
salah satu material komponennya adalah karet.
Kemudian matikan mesin kompresor.
Tutup keran suplai air.
Matikan pompa air,
Ambillah semua thermometer yang terpasang,
Bersihkan unit percobaan
VI.
I.
Berat
: 50 kg
Ukuran
: 84 cm x 46 cm x 51 cm
Operasi
Refrigerant Circuit
-
Refrigerant : R 22
= 0,6 m
= 3 buah
= 0,54 m
= 3 buah
= 1,10 m
= 6 buah
= 1 buah
= 1 buah
= 0,6 m
= 3 buah
9
Daya maksimum
= 0,5 HP
Diameter piston
= 3,54 mm
Panjang langkah
= 15,8 mm
Diameter sudu
= 0,2 m
Di dalam pipa
= R 22
Di luar pipa
= Air
Kapasitas
= 5701,950 kJ/h
Di dalam pipa
= R 22
Di luar pipa
= Air
Kapasitas
= 4701,257 kJ/h
2. Water circuit
-
Daya poros
= 0,11 HP/2000rpm
Kapasitas kerja
= 2,822 l/s
Tinggi tekan
=2m
2. Alat Ukur
-
Pressure gage (alat ukur tekanan) : untuk mengukur tekanan uap refrigerant panas
lanjut. Perhatikan batas batas maksimum pengukuran (garis merah pada skala
penunjukan).
Termometer: untuk mengukur temperatur air maupun refrigeran pada setiap kondisi
tertentu dalam skala derajat Celcius.
10
VII.
Kondensor
Kompresor
Expansion Tool
Evaporator
Gambar 2. Skema Instalasi Percobaan Heat Pump
11
BAB 3
PENGOLAHAN DATA
Ts
Tc
Th
Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S
3.1.1.
C
o
C
o
C
Kg/h
Kg/h
KPa
o
C
o
C
KPa
o
C
o
C
s/rev
1
28
24
30.5
70
70
70
-3.4
28
1250
42
30.5
51
PERCOBAAN 1
2
3
Rata-rata
28
28
28
24
24
24
30.5
30.5
30.5
70
70
70
70
70
70
70
70
70
-3.4
-3.5
-3.43
20
21
23
1250
1250
1250
47
47
45.33
31
31
30.83
52
53
52
1
28
24
31
50
50
70
-3.5
28
1250
47
31
51
PERCOBAAN 2
2
3
Rata-rata
28
28
28
24
24
24
31.5
33
31.83
50
50
50
50
50
50
70
70
70
-3.4
-3.4
3.43
25
20
24.33
1250
1250
1250
46
46
46.33
31
33
31.67
51
51
51
PERCOBAAN 1
1
2
28
28
Tc
24
24
24
24
Th
30.5
30.5
30.5
30.5
Kg/h
Kg/h
KPa
o
C
70
70
70
-3.4
70
70
70
-3.4
70
70
70
-3.5
70
70
70
-3.43
28
20
21
23
KPa
o
C
1250
42
1250
47
1250
47
1250
45.33
30.5
31
31
30.83
s/rev
51
52
53
52
Data
Ts
Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S
Satuan
3
28
Rata-rata
28
3.1.2.
Cp = 4.19 kJ/kgK
+ + = 0
(1)
(2)
(3)
36002
(4)
(166 )
Dimana W adalah nilai usaha yang dilakukan oleh sistem, Qc adalah nilai kalor yang diberikan
refrigeran ke lingkungan, dan Qe adalah nilai kalor yang diserap oleh refrigeran dari
lingkungan, karena menggunakan asumsi COP > 1, maka
+ =
dengan adanya ketidakideal dalam sistem maka muncul Qloss, Qloss merupakan kalor yang
hilang pada saat proses berlangsung, Qloss disebabkan karena isolasi yang tidak sempurna
pada sistem.
Qe (kJ/kg)
QC (kJ/kg)
W (kj/kg)
COP
Data 1
194
231.89
37.875
5.12
Data 2
204.405
246.103
41.698
4.90
Data 3
194.442
235.652
41.210
4.72
Rata-Rata
200.559
241.002
40.463
4.96
Dengan menggunakan bantuan dari software coolpack maka data pada tabel 2 didapatkan
setelah memplot data hasil percobaan ke diagram p-h pada software tersebut sehingga
diperoleh data Qe, Qc, W, dan COP
3.1.3.
Data 1
13
14
Data 2
15
Data 2
Data 3
Ratarata
Satuan
h1
234.102
241.966
241.966
241.5443
J/kg
h2
h3
428.12
426.765
426.765
422.3247
J/kg
464.478
512.688
512.688
506.0353
J/kg
h4
s1
s2
234.102
241.996
243.24
241.979
J/kg
1.121
1.121
1.118
1.12
kJ/kg
1.842
1.842
1.829
1.837
kJ/kg
s3
s4
1.838
1.838
1.842
1.839
kJ/kg
1.117
1.112
1.109
1.112
kJ/kg
Sc
Se
Sf
1535
1535
1535
1535
J/kg.K
1555
1555
1555
1555
J/kg.K
1170
1170
1170
1170
J/kg.K
16
Tf
Tc
317
317
317
317
264.15
264.15
264.15
264.15
= 3 4
= 2 1
Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung nilai dari HE, RE, W, COPHP, dan
COPR
Tabel Nilai HE, RE, W, COPHP, dan COPR
Hasil
Data 2
270.692
Data 3
269.448
Rata-rata
264.0563
satuan
HE
Data 1
230.376
RE
194.018
184.799
184.799
180.7804
kJ/kg
36.358
85.923
85.923
83.7106
kJ/kg
kJ/kg
COPHP
3.154395
kJ/kg
COPR
2.159588
kJ/kg
Efek pendinginan/ = 1 ( 1 ) + (2 )
= 269,72(1535 1120) + (422324 241544.3)
= 292713.5
Efek Pemanasan/ = ( 4 ) + ( ) + (3 )
= (253600 241979) + 317(1555 1170) + (506035 369300)
= 270401
COPHP Teoritis =
COPR Teoritis =
= 3.154
= 2.159
17
COPCarnot Ideal = =
103842.2
17257.2
= 6.01
10003600
= 415.384
166.66
415.384 W
52 rev/s
1.21 Nm
= 0.00178 /
= 321.78
COPsiklus praktek =
siklus praktek =
=
0.774
4.96
321.78
= 415.384 = 0.774
100 %
100 % ;(4.96 merupakan hasil COP siklus ideal dari diagram p-h)
18
= 15.6 %
3.1.4.
PERCOBAAN 2
1
2
28
28
Tc
24
24
24
24
Th
31
31.5
33
31.83
Kg/h
Kg/h
KPa
o
C
50
50
70
-3.5
50
50
70
-3.4
50
50
70
-3.4
50
50
70
- 3.43
28
25
20
24.33
KPa
o
C
1250
47
1250
46
1250
46
1250
46.33
31
31
33
31.67
s/rev
51
51
51
51
Data
Ts
Mc
Mh
P1
T1
T2
P2
T3
T4
S
Satuan
3
28
Rata-rata
28
3.1.5.
(1)
(2)
(3)
36002
(4)
(166 )
Dimana W adalah nilai usaha yang dilakukan oleh sistem, Qc adalah nilai kalor yang diberikan
refrigeran ke lingkungan, dan Qe adalah nilai kalor yang diserap oleh refrigeran dari
lingkungan, karena menggunakan asumsi COP > 1, maka
+ =
dengan adanya ketidakideal dalam sistem maka muncul Qloss, Qloss merupakan kalor yang
hilang pada saat proses berlangsung, Qloss disebabkan karena isolasi yang tidak sempurna
pada sistem.
Qe (kJ/kg)
QC (kJ/kg)
W (kj/kg)
COP
Data 1
194.396
236.214
41.818
4.65
Data 2
200.749
241.126
40.377
4.97
19
Data 3
195.910
236.628
40.718
4.81
Rata-Rata
199.490
240.841
41.351
4.82
Dengan menggunakan bantuan dari software coolpack maka data pada tabel 2 didapatkan
setelah memplot data hasil percobaan ke diagram p-h pada software tersebut sehingga
diperoleh data Qe, Qc, W, dan COP
3.1.6.
Diagram p-h
Data 1
20
Data 2
21
Data 2
Data 3
Ratarata
Satuan
h1
234.102
225.311
231.570
229.469
J/kg
h2
h3
h4
428.498
426.060
427.480
428.959
J/kg
470.316
466.437
468.198
470.310
J/kg
234.102
225.311
231.570
229.469
J/kg
s1
s2
1.126
1.094
1.118
1.109
kJ/kg
1.845
1.842
1.845
1.847
kJ/kg
s3
s4
1.846
1.833
1.842
1.846
kJ/kg
1.117
1.088
1.109
1.101
kJ/kg
Sc
1535
1535
1535
1535
J/kg.K
22
Se
Sf
1555
1555
1555
1555
J/kg.K
1170
1170
1170
1170
J/kg.K
Tf
Tc
317
317
317
317
264.15
264.15
264.15
264.15
= 3 4
= 2 1
Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk menghitung nilai dari HE, RE, W, COPHP, dan
COPR
Tabel Nilai HE, RE, W, COPHP, dan COPR
Hasil
HE
RE
W
COPHP
Data 1
236.214
194.396
41.818
5.64862
Data 2
Data 3
241.126 236.628
200.749
195.91
40.377
40.718
5.971865 5.811386
Rata-rata
240.841
199.49
41.351
5.824309
satuan
kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg
kJ/kg
COPR
4.64862
4.971865 4.811386
4.824309
kJ/kg
Efek pendinginan/ = 1 ( 1 ) + (2 )
= 269,72(1535 1120) + (428959 241544.3)
= 299348.3
Efek Pemanasan/ = ( 4 ) + ( ) + (3 )
= (253600 229469) + 317(1555 1170) + (470310 369300)
= 247186
COPHP Teoritis =
COPR Teoritis =
= 5.824
= 4.824
23
COPCarnot Ideal = =
103842.2
17257.2
= 6.01
10003600
= 423.529
166.66
423.529 W
51 rev/s
1.21 Nm
= 0.00178 /
= 355.09
COPsiklus praktek =
siklus praktek =
=
0.838
4.82
355.09
= 423.529 = 0.838
100 %
100 % ;(4.82 merupakan hasil COP siklus ideal dari diagram p-h)
24
= 17.39 %
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1.Analisis Peralatan
Alat yang digunakan untuk melakukan praktikum adalah kondensor, evaporator,
kompresor, expansion tool, alat pengukur dan pengatur debit, selang air, alat pengukur
daya, dan thermometer. Alat-alat yang digunakan masih terlihat baik kecuali alat pengatur
debit sehingga praktikan kesulitan untuk mengatur debit air yang dibutuhkan selama
praktikum.
Karena alat yang digunakan masih merupakan peralatan analog seperti thermometer,
ala pengukur debit dan alat pengukur daya sehingga praktikan sedikit kesulitan dalam
membaca nilai yang dihasilkan maka terjadi error dalam pembacaan data yang dihasilkan.
Fluida yang digunakan pada saat praktikum adalah refrigerant R-22/ Chlorodiflorometana
dan air.
4.2.Analisis Hasil
Data yang diambil pada saat praktikum adalah Ts, Tc, Th, Mc, Mh, P1, T1, T2, P2, T3,
T4, dan S. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali dan kemudian dua data tersebut
akan dibandingkan. Dari data yang telah didapatkan maka akan dihasilkan nilai Qe, Qc, W,
diagram T-s dan P-h. Data yang didapatkan saat praktikum diasumsikan mendekati siklus
yang ideal dimana data yang didapatkan saat praktikum diasumsikan isobarik, dan
isoenthalpy.
Nilai COP yang dihasilkan pada praktikum pertama adalah sebesar 4,96 dan COPsiklus
praktek
sebesar 0.774 sehingga efisiensi yang didapatkan pada percobaan pertama adalah
sebesar 15.6 %. Kemudian dari percobaan kedua didapatkan nilai COP sebesar 4.82 dan
COPsiklus praktek sebesar 0.838 sehingga efisiensi yang didapatkan pada percobaan pertama
adalah sebesar 17.39 %. Dari dua percobaan yang telah dilakukan efisiensi percobaan
pertama lebih baik dari percobaan kedua.
4.3.Analisa Grafik
Setelah didapatkan data dari praktikum yaitu berupa nilai T1, T2, T3, dan T4 kemudian
nilai tersebut di plot ke dalam kolom subcooling, superheated,, evaporating temperature,
dan condensing temperature yang kemudian akan menampilkan grafik p-h dan t-s, nilai Qe,
Qc, W, dan COP dan pada koordinat tertentu akan menampilkan nilai temperatur, volume,
entalpi, entropi, dan tekanan. Karena dilakukan pendekatan dengan menganggap siklus
25
mengalama proses isoentalpi dan isobaric sehingga terlihat diagram p-h yang dihasilkan
terlihat ideal dank arena data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori maka siklus tidak
mengalami proses yang isentropic sehingga grafik T-s yang dihasilkan terlihat tidak ideal.
26
(1)
(2)
(3)
36002
(166 )
(4)
Dari hasil pengolahan data didapatkan nilai pada percobaan pertama dimana nilai Qe
adalah sebesar 200.559 kJ/kg, nilai Qc sebesar 241.002 kJ/kg, dan nilai W sebesar 40.463
kJ/kg. pada percobaan kedua didapatkan nilai Qe adalah sebesar 199.490 kJ/kg, nilai Qc
sebesar 240.841 kJ/kg, dan nilai W sebesar 41.82 kJ/kg. nilai COP yang dihasilkan haruslah
lebih dari 1 karena adanya tambahan kalor yang masuk pada proses evaporasi. Losses yang
terjadi disebabkan oleh kalor yang pindah ke lingkungan karena proses isolasi yang tidak
sempurna.
BAB 5
KESIMPULAN
tambahan kalo pada evaporator. Heat terdiri dari beberapa komponen diantaranya kompresor,
kompresor berfungsi untuk memberikan tekanan kepada uap yang masuk sehingga uap yang
dihasilkan oleh kompresor merupakan uap yang bertekanan tinggi dan temperatur uap juga
tinggi, kondesor berfungsi untuk mengurangi temperatur uap dengan memindahkannya
kelingkungan sehingga hasil dari proses kondensasi ini adalah fase cair, expansion valve yang
berfungsi untuk memperbesai volume dan memperkecil tekanan dari fase cair sehingga
temperatur pada fase cair akan turun, evaporator berfungsi untuk memberikan kalor kepada
refrigerant sehingga fase refrigerant berubah dari cair ke gas. Dari data yang telah didapatkan
dari praktikum kemudian dioleh sehingga kita dapat mengetahui hubungan antara tekanan,
entalpi, temperatur, dan entropi melalui diagram p-h dan T-s. Prinsip kerja dari heat pump
sangat sederhana dimana panas yang dihasilkan oleh heat pump merupakan qalor yang
diberikan oleh refrigerant setelah refrigerant mengalami beberapa proses seperti proses
penekanan, ekspansi, kondensasi, dan evaporasi.
Pada pengolahan data terdapat sebuah persamaan dimana Emasuk > Ekeluar, tetapi karena
terdapat heat losses maka persamaan tersebut berubah menjadi Emasuk = Ekeluar, dimana Emasuk
merupakan kalor yang berasal dari proses evaporasi dan kompresi sedangkan Ekeluar merupakan
energi yng berasal dari kalor yang dilepas pada saat proses kondensasi dan heat losses. Daya
masuk adalah penjumlahan dari daya yang keluar dari evaporator dan daya kompresor. Daya
keluar adalah Daya keluar dari kondensur ditambah dengan daya losses sehingga dihasilkan
persamaan sebagai berikut
+ = +
dan hukum kesetimbangan energi akan berlaku bila terdapat perhitungan Qloss yang terbuang
ke udara sehingga Emasuk = Ekeluar.
REFERENSI
Software Coolpack
http://energy.gov/energysaver/heat-pump-systems
http://heatpumpindonesia.com/learn-more/
28
LAMPIRAN
29
30
31
32
33
34
35