Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH TERMODINAMIKA TEKNIK KIMIA II

“KONDENSOR”

Di susun oleh :

NAMA : NIM :

BERLIANITA PUTRI IRANI 122020035P


MEIRISKA WULANDARI 122020046P

Kelas: B

Dosen Pengampu :

IR. HJ. DEWI FERNIANTI, MT

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu
halangan yang berarti.

Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul “Kondensor” ini


adalah sebagai pemenuhan tugas yang diberikan demi tercapainya tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Selain itu, agar dapat mengetahui tentang
kondensor, baik pengertian kondensor, cara kerja kondensor dan cara pemilihan
kondensor.

Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan


dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik selanjutnya. Dan
semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca
sekalian.

Palembang, April 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... 1
KATA PENGANTAR.................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III KESIMPULAN


3.1 Kesimpulan................................................................................................ 41

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 42

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kondensor.................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman modern ini kondensor sering dipakai pada sistem AC (Air
Conditioning) yang biasa digunakan pada ruangan atau mobil, pada umumnya
AC yang digunakan adalah cooler. Masing-masing komponen mempunyai
fungsi tersendiri dan saling berkesinambungan di dalam sistem.

Jika salah satu komponen diatas rusak atau tidak ada, maka sistem
AC tidak akan dapat bekerja. Pada kesempatan ini sedikit akan kita bahas
mengenai macam-macam kondensor yang pada umumnya digunakan untuk
pendingin ruangan dan kendaraan.

Kondensor berfungsi untuk melepaskan kalor ke lingkungan untuk


merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke
evaporator melalui pompa.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa pengertian Argentometri?
1.2.2 Metode apa saja yang ada dalam titrasi argentometri dan bagaimana
prinsip dari masing-masing metode tersebut?
1.2.3 Apa saja perbedaan Metode Mohr, Volhard dan Fajans?
1.2.4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pengendapan?
1.2.5 Bagaimana aturan untuk menetapkan titik akhir dari reaksi suatu
endapan?
1.2.6 Bagaimana cara membuat kurva titrasi?
1.2.7 Apa kelebihan dan kekurangan titrasi argentometri?
1.2.8 Apa kelebihan dan kekurangan dari Metode Mohr, Volhard dan
Fajans?
1.2.9 Apa saja contoh penerapan titrasi argentometri dengan beberapa
metode?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kondesor

Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang


berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak
digunakan dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam industri
rumah tangga, industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-
obatan. Di Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor
banyak kita jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air
Conditioner yang terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau
fasilitas umum seperti mall dan supermarket.

Gambar 1. Kondensor

Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah


suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap
bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah
menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.

Gambar 2. Kondensor pada sistem kompresi uap


2.2 Pengertian Kondensasi

Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti


membuat tertutup. Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas
atau uap menjadi zat cair.

Kondensasi terjadi pada pemampatan atau pendinginan jika tercapai


tekanan maksimum dan suhu di bawah suhu kritis. Kondensasi terjadi ketika
uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami
kombinasi dari pendinginan dan kompresi.

Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air di


udara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin
dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan
ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya atau uap air telah
mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh.

Titik embun udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai
terjadi kondensasi diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara.
Akibatnya temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap
airlah yang menyebabkan terjadinya awan.

Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena
pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut
siklus air. Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk
kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air,
contohnya salju.

Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah


alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut
kondensor. Kondensor umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar
panas yang digunakan untuk berbagai tujuan memiliki rancangan yang
bervariasi, dan banyak ukurannya dari yang dapat di genggam sampai
yang sangat besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari
penguapan (evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).
2.3 Cara Kerja Kondensor

Uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi


dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas
masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam
tube, uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan
melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan
temperatur yang sudah turun.
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap
Superheat Refrigerant yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu
kemudian suhu Refrigerantnya diturunkan dengan membuang sebagian
kalornya ke medium pendingin yang digunakan di kondensor. Sebagai
medium pendingin digunakan udara dan air atau gabungan keduanya. Dalam
perancangan ini akan digunakan air sebagai media pendingin.
Pada proses pendinginan (cooling) cairan refrigerant yang menguap di
dalam pipa-pipa Cooling Coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga
berubah wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheat pada saat
meninggalkan Cooling Coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant ini
harus dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia dapat
kembali diubah wujudnya menjadi cair untuk dapat mengulang siklusnya
kembali.

2.4 Komponen Utama dari Kondensor

Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama,


dimana masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun
komponen-komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:

2.4.1. Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa saluran
keluar).
a. Suction Pipe
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya
media pendingin ke dalam kondensor, yang mana media pendingin
itu berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan hasil dari
pemampatan di kompresor.

b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari
kompresor melalui tube ke tangki receiver.

2.4.2 Tube (Pipa dalam Kondensor)


Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang bertekanan
dan panas yang merupakan hasil dari turbin melalui suction pipe dan
akan disalurkan ke discharge pipe dan kemudian diterima oleh tangki
receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu, Triangular
(30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).

Gambar 3. Lay-Out pada Tube

Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang lebih


baik bila dibandingkan dengan susunan rotate square dan square karena
dengan susunan triangular dapat menghasilkan turbulensi yang tinggi,
namun begitu tube yang disusun secara triangular akan menghasilkan
pressure drop (penurunan tekanan) yang lebih tinggi dari pada susunan
rotate square dan square. Apabila fluida yang digunakan memiliki
tingkat fouling yang tinggi dan memerlukan pembersihan secara
mekanik (mechanical cleaning) susunan tube secara triangular tidak
digunakan, sebaiknya digunakan susunan square, apabila jenis cleaning
yang digunakan adalah chemical cleaning, maka susunan tube secara
triangular dapat diperimbangkan kembali, mengingat untuk chemical
cleaning tidak memerlukan akses jalur ruang (acess lanes) yang lebih
seperti pada mechanical cleaning.

2.4.3 Buffle

Buffle merupakan jarak bagi antar tube.

Gambar 4. Jenis – jenis buffle yang ada pada tube

4.d. Water Box

Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.

B. Macam – Macam Kondensor


1.b. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3
jenis yaitu :

a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling


mediumnya).

Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan


uap dari turbin uap dan kembali kondensat(cairan yang sudah
terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

Gambar 2. 1 Air Cooled Condenser

b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling


mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :

1) Shell and Tube Condenser


Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan
Pipa digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar.
biasa digunakan untuk air pendingin berupa ammonia dan freon.
Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.

Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana


air pendingin pengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan
pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 – 2 m/detik.

Gambar 2. 2 Shell and Tube Condenser

Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian


keluar melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum
yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah
saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air
pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja
sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga.

Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias


menggunakan pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri
kondensor Tabung dan Pipa adalah :

 Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga


ukurannya relatif lebih kecil dan ringan.
 Pipa dapat dibuat dengan mudah.
 Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
 Pipa pendingin mudah dibersihkan.

2) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit
pendingin dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil,
misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya.

Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil


dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada
posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari
tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut
mudah dibuat dan murah harganya.

Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di


dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang
terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia
(detergent).

Gambar 2. 3 Shell and Coil Condenser

Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai


berikut :

 Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.


 Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.

 Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu


pembersihan dengan menggunakan detergen
3) Tube and Tubes Condenser
Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua
pipa coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang
terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas
ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam
arah berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.

Pada mesin pendingin berkapasitas rendah dengan Freon


sebagai refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat dari
tembaga. Gambar dibawah ini menunjukkan Kondensor jenis pipa
ganda, dalam bentuk koil. Pipa dalam dapat dibuat bersirip atau
tanpa sirip.

Gambar 2. 4 Tube and Tubes Condenser

Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara


1-2 m/detik. Sedangkan perbedaan temperature air keluar dan
masuk pipa pendingin (kenaikan temperature air pendingin di
dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10oC. Laju perpindahan
kalornya relative besar.

Adapun cirri-ciri Kondensor jenis pipa ganda adalah


sebagai berikut:

 Konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.


 Dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah
aliran refrigerant dan air pendingin yang berlawanan.
 Penggunaan air pendingin relative kecil.
 Sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan
detergen.
 Pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak
mungkin dilaksanakan. Penggantian pipanya pun juga sulit
dilakukan.

c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai


cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor
berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh
penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.

Gambar 2. 5 Evaporatif Condenser

2.b. Menurut Jenis Desain

1. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung
berakhir dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin
ditambahkan di antara tabung.
Gambar 2. 6 Kondensor Berbelit-Belit

2. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih
bepergian refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe
serpentine) sekarang dapat melakukan perjalanan di berbagai
bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih besar untuk
udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2. 7 Kondensor Arus Pararel


a.2.Condenser Electric Fan
Kebanyakan kendaraan dengan AC membutuhkan kipas
listrik untuk membantu aliran udara, baik mendorong atau
menarik udara melalui kondensor, tergantung pada sisi mana
kondensor kipas ditempatkan.

Kebanyakan kendaraan modern sekarang memiliki kisi-kisi


depan yang lebih kecil atau bukaan bumper bar. Hal ini
menyebabkan kondisi aliran udara yang buruk terutama pada siaga
bila A/C kinerja dibatasi oleh jumlah aliran udara di atas
kondensor.

Gambar 2. 8 Condenser Electric Fan

3.b. Berdasarkan Klasifikasi Umum

1.. Surface Condenser


Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas
kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor
yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan
terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.

Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara


mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses
kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten
penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of
condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang
terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan
menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika
meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah
terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam
sistem.

Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat


adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan
sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan
steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling
section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk
selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air
ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di
kondensor.

Untuk menghilangkan udara yang terlarut dalm kondensat


akibat adanya udara di kondensor, dilakukan deaeration. De-aeration
dilakukan di kondensor dengan memanaskan kondensat dengan
steam agar udara yang terlalut pada kondensat akan menguap. Udara
kemudian ditarik ke air cooling section dengan memanfaatkan
tekanan rendah yang terjadi pada air cooling section. Air ejector
kemudian akan memindahkan udara dari sistem.

Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :

a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah,
kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai
kondensat pada bagian bawah kondensor.
Gambar 2. 9 Horizontal Condenser

Kelebihan Kondensor horizontal adalah :

1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga


relaif berukuran kecil dan ringan

2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah

3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya

4. Pipa pendingin mudah dibersihkan

b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian
bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah kondensor.
Gambar 2. 10 Vertical Condenser

Keterangan :

1. Esterification reactor

2. Vertical frational column

3. Vertical Condenser

4. Horizontal Condenser

5. Storage device

Kelebihan Kondensor vertical adalah :

1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.

2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah

Pemasangan

3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,

pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.


2. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan
mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau
open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :

1. Geothermal power plant.


2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di
air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :

a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air
pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam.
Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah
menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.

Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower.


Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai
feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling
tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.

b) Barometric dan Jet Condenser


Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini
beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser
kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head
statis seperti pada barometric Condenser, atau menggunakan
diffuser seperti pada jet Condenser.
Gambar 2. 11 Jet Condenser

C. Cara Pemilihan Kondensor Pada Mesin Pendingin


Berdasarkan jenis media pendingin yang digunakan kondenser dibagi
menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Kondensor berpendingin air (water cooled condenser).


Kondensor berpendingin air dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu:

 Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang


 Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan kembali.

Sesuai dengan namanya, kondensor yang air pendinginnya langsung


dibuang, maka air yang berasal dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan
langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan tidak digunakan
kembali. Sedangkan kondensor yang air pendinginnya digunakan kembali,
maka air yang keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara pendingin
(cooling tower) agar temperaturnya turun. Selanjutnya air dialirkan kembali ke
dalam kondensor, demikian seterusnya secara berulang - ulang.

b. Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser).


Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini, yaitu konveksi
alamiah dan konveksi paksa dengan bantuan kipas. Konveksi secara alamiah
mempunyai laju aliran udara yang melewati kondenser sangat rendah, karena
hanya mengandalkan kecepatan angin yang terjadi pada saat itu. Oleh karena
itu kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang kecil seperti kulkas,
freezer untuk keperluan rumah tangga, dll. Kondensor berpendingin udara yang
menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan media pendinginannya
dikenal sebagai kondensor berpendingin udara konveksi paksa. Secara garis
besar, jenis kondensor dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:

 Kondensor yang kipasnya dioperasikan dengan pengatur jarak jauh


(remote control).
 Kondensor yang kipasnya dirakit bersama-sama dengan unit kompresor
atau condensing unit. Kapasitasnya kondensor jenis ini biasanya cocok
untuk beban mulai < 1kW s/d 500 kW, bahkan kadang dapat lebih dari
500 kW.
c. Kondensor evaporatif (evaporative condenser)
Kondensor evaporatif pada dasarnya adalah kombinasi antara kondensor
dengan menara pendingin yang dirakit menjadi satu unit atau kondensor
yang menggunakan udara dan air sebagai media pendinginnya. Jenis
kondensor yang akan digunakan di KPPC Sinar Mulya Cihideung ini
adalah jenis water cooled condenser sebanyak 2 buah.

I. Fungsi dari masing – masing kondenser ialah sebagai berikut :


 Kondensor yang pertama berfungsi untuk :
 Media penukar kalor dan tempat terjadinya proses kondensasi
 Sebagai heat recovery karena adanya kebutuhan air panas untuk
membersihkan tangki – tangki susu.
 Menurunkan temperatur discharge ke temperatur kondensasi sesuai
rancangan yaitu 40oC.
 Kondenser yang kedua berfungsi untuk :
 Media penukar kalor sisa dari kondenser pertama. Bila kondisi air
pada condenser pertama sudah panas, kalor dari kondensor tidak
dapat sepenuhnya diserap oleh air. Maka kondensor yang kedua
akan menyerap kalor dari kondensor yang masih tersisa.
 Memastikan refrigeran yang masuk ke dalam evaporator berada
dalam keadaan cair.
 Menurunkan temperatur kondensasi dari 75oC sampai 60oC. Untuk
membantu kinerja sistem, air untuk mendinginkan kondenser
kedua sehingga perpindahan kalor dapat maksimal yaitu berasal
dari air sumur sebagai make up water dengan menggunakan katup
apung sebagai alat kontrolnya.

II. Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor ialah :


 Kerja kompresor lebih ringan.
 Sangat sesuai dengan kondisi lingkungan yang banyak air dengan
temperatur air yang cukup rendah.
 Refrigeran yang keluar dari kondenser benar – benar dalam fasa cair,
karena apabila pelepasan kalor pada kondenser pertama tidak sempurna
maka kondenser kedua yang menyempurnakannya.
 Mempertahankan agar tekanan kondensasi tidak terlalu tinggi.
 Hemat energi, karena menggunakan air ledeng hanya sebagai pendingin
kondensor sehingga secara tidak langsung akan mengurangi kebutuhan
energi listrik. Adapun dimensi dari masing – masing kondensor adalah
sebagai berikut : Dimensi bak kondensor I: Panjang = 3.4 m Lebar = 1
m Tinggi = 1.5 m Dimensi bak kondensor II: Panjang = 1.5 m Lebar =
1.5 m Tinggi = 1.5 m
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

1. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang


berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem kompresi uap
(vapor compression) kondensor adalah suatu komponen yang berfungsi untuk
merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
2. Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor dengan
temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari
turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian
mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan dengan media
pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube, kemudian keluar melalui
Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah turun.
3. Macam- macam kondensor ada beberapa klasifikasi kondensor, antara lain :
1. Menurut Jenis Cooling Medium
a. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser);
b. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser);dan
c. Kondensor Berpendingin Campuran Udara dan Air
(Evaporating Condenser).
2. Berdasarkan jenis desain
a. Berbelit – belit;
b. Arus parallel; dan
c. Condenser electric fan.
3. Berdasarkan klasifikasi umum
• Surface condenser

a. Horizontal condenser;dan
b. Vertical condenser.
• Direct-contact condenser

a. Spray Condenser;dan
b. Barometric dan Jet Condenser.
4. Aplikasi kondensor antara lain:
a. Pada AC mobil atau AC ruangan;
b. Pada kulkas;
c. Pada PLTU;dan
d. Dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Kern, D.Q, (1985),” Process Heat Transfer”, Tokyo: Mc Graw Hill International
Book Co.

Himmeblau D.M., (1984(, “ Basic principles and Calculations in Chemical


Engineering, Third Edition, Canada: Prentice-Hall, Inc.

Perry, R.H., (1989), Perry’s Chemical Engineer’s Handbook, New York:


McGraw- Hill Book Company

Anda mungkin juga menyukai