Disusun Oleh:
Nama : Rovianto Wibowo
NIM : 151.33.1047
Dengan rahmat dan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, akhirnya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KONDENSOR guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Perpindahan Kalor dan Masa. Semua ini juga tidak
lepas dari peran orang orang yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya
pada khususnya dan semua pihak yang membaca pada umumnya.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari semua yang
membaca makalah ini guna pengembangan di masa mendatang.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 TUJUAN...................................................................................................1
1.3 MANFAAT................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 TEORI DASAR.........................................................................................2
2.1.1 Pengertian Kondensor.............................................................................2
2.1.2 Pengertian Kondensasi............................................................................3
2.1.3 Cara Kerja Kondensor.............................................................................4
2.1.4 Komponen Utama dari Kondensor.........................................................4
2.1.5 Macam Macam Kondensor..................................................................6
2.1.6 Parameter Evaluasi Kinerja Kondensor......................................14
2.1.7 Rumus Perhitungan Kondensor.............................................................14
BAB III KESIMPULAN........................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR GAMBAR
gambar 2. 1 Kondensor............................................................................................2
Gambar 2. 2 Kondensor pada Sistem Kompresi Uap..............................................2
Gambar 2. 3 Lay-Out pada Tube.............................................................................5
Gambar 2. 4 Jenis Jenis Buffle yang Ada pada Tube............................................5
Gambar 2. 5 Air Cooled Condenser.......................................................................6
Gambar 2. 6 Shell And Tube Condenser..................................................................7
Gambar 2. 7 Shell And Coil Condenser...................................................................8
Gambar 2. 8 Tube And Tubes Condenser.................................................................8
Gambar 2. 9 Evaporatif Condenser.........................................................................9
Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit..................................................................9
Gambar 2. 11 Kondensor Arus Pararel..................................................................10
Gambar 2. 12 Condenser Electric Fan..................................................................10
Gambar 2. 13 Horizontal Condenser.....................................................................11
Gambar 2. 14 Vertical Condenser..........................................................................12
Gambar 2. 15 Jet Condenser..................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1. Mengetahui tentang kondensor.
2. Memahami prinsip dan cara kerja kondensor.
3. Memahami macam-macam tipe kondensor.
4. Mengetahui aplikasi kondensor.
1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui tentang kondensor.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan cara kerja kondensor.
3. Mahasiswa dapat memahami macam-macam tipe kondensor.
4. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi kondensor.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI DASAR
2.1.1 Pengertian Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang
berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak digunakan
dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam industri rumah tangga,
industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan. Di
Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor banyak kita
jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air Conditioner yang
terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum
seperti mall dan supermarket.
Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah
suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap
bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah
menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.
2
Gambar 2. 2 Kondensor pada sistem kompresi uap
2.1.2 Pengertian Kondensasi
Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti
membuat tertutup. Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas
atau uap menjadi zat cair. Kondensasi terjadi pada pemampatan atau
pendinginan jika tercapai tekanan maksimum dan suhu di bawah suhu kritis.
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga
terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan,
atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air
diudara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin
dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan
ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya atau uap air telah
mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh. Titik embun
udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi
diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya
temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang
menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena
pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut
siklus air. Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk
kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air,
contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah
alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut
kondensor. Kondensor umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas
3
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi,
dan banyak ukurannya dari yang dapat di genggam sampai yang sangat
besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi)
dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).
4
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media
pendingin ke dalam kondensor,yang mana media pendingin itu
berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan hasil dari
pemampatan di kompresor.
b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari
kompresor melalui tube ke tangki receiver.
2. Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang
bertekanan dan panas yang merupakan hasil dari turbin melalui suction
pipe dan akan disalurkan ke discharge pipe dan kemudian diterima oleh
tangki receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu,
Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).
5
Gambar 2. 4 Jenis jenis buffle yang ada pada tube
4. Water Box
Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.
6
Gambar 2. 5 Air Cooled Condenser
b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling
mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan
Pipa digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar.
biasa digunakan untuk air pendingin berupa ammonia dan freon.
Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana
air pendingin pengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan
pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 2 m/detik.
7
Gambar 2. 6 Shell and Tube Condenser
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian
keluar melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum
yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah
saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air
pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja
sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias
menggunakan pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri
kondensor Tabung dan Pipa adalah :
Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga
ukurannya relatif lebih kecil dan ringan.
Pipa dapat dibuat dengan mudah.
Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
Pipa pendingin mudah dibersihkan.
8
tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut
mudah dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di
dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang
terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia
(detergent).
9
Gambar 2. 8 Tube and Tubes Condenser
c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai
cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor
berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh
penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.
10
Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit
b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih
bepergian refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe
serpentine) sekarang dapat melakukan perjalanan di berbagai
bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih besar untuk
udara ambien dingin untuk kontak.
11
Gambar 2. 12 Condenser Electric Fan
12
ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di
kondensor.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah,
kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai
kondensat pada bagian bawah kondensor.
b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian
bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah kondensor.
13
Gambar 2. 14 Vertical Condenser
Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah
pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan
mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau
open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.
2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di
air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air
pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam.
Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian
14
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah
menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower.
Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai
feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling
tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini
beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser
kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head
statis seperti pada barometric Condenser, atau menggunakan
diffuser seperti pada jet Condenser.
15
B. LMTD (Log Mean Temperature Difference)
Saat kondensor beroperasi, maka nilai koefisien perpindahan kalor akan berubah
terhadap waktu (kondisi kotor). Koefisien perpindahan kalor kondisi kotor,
dievaluasi menggunakan persamaan :
Q
U=
A x LMTD
Tidak terjadi perubahan fase zat hanya perubahan suhu, maka digunakan
persamaan sebagai berikut:
Q=m x cp x T
Q = Laju perpindahan panas / kalor fluida panas atau dingin
m = laju alir massa fluida panas atau dingin
cp = kalor jenis fluida panas atau dingin
T = beda temperature fluida
T 1 T 2
LMTD= x Ft
T 1
ln( T 2 )
16
LMTD = beda temperature rata rata logaritmik
T1 = beda temperature fluida panas masuk kondensor dengan
temperature fluida dingin keluar kondensor.
T1 = Thi - Tco
Thi = temperatut fluida panas masuk kondensor
Tco = temperature fluida dingin keluar kondensor
T2 = beda temperature fluida panas keluar kondensor dengan
temperature fluida dingin masuk kondensor.
T2 = Tho Tci
Tho = temperature fluida panas keluar kondensor
Tci = temperature fluida dingin kelaur kondensor
Ft = Faktor koreksi
TcoTci
S=
ThiTho
Setelah menghitung nilai R dan S maka dapat dilihat faktor koreksinya
pada grafik dalam lampiran.
Q
U=
A x LMTD
U = Koefisien perpindahan kalor / panas menyeluruh
Q = laju perpindahan kalor / panas fliuda panas atau dingin
A = luas permukaan perpindahan kalor / panas
LMTD = beda temperature rata-rata logaritmik
BAB III
KESIMPULAN
17
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang
berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem
kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi.
2. Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor
dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil
proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe
dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan
dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube,
kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah
turun.
3. Macam- macam kondensor ada beberapa klasifikasi kondensor, antara
lain :
1. Menurut Jenis Cooling Medium
a. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser);
b. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser);dan
c. Kondensor Berpendingin Campuran Udara dan Air
(Evaporating Condenser).
2. Berdasarkan jenis desain
a.Berbelit belit;
b. Arus parallel; dan
c.Condenser electric fan.
3. Berdasarkan klasifikasi umum
Surface condenser
a. Horizontal condenser;dan
b. Vertical condenser.
Direct-contact condenser
a. Spray Condenser;dan
18
b. Barometric dan Jet Condenser.
4. Aplikasi kondensor antara lain:
a. Pada AC mobil atau AC ruangan;
b. Pada kulkas;
c. Pada PLTU;dan
d. Dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
19
Wikipedia. 2016. Kondensor
https://de.wikipedia.org/wiki/Kondensor. Diakses pada mei 2017
20