Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ALAT PENUKAR KALOR


KONDENSOR

Disusun Oleh:
Nama : Rovianto Wibowo
NIM : 151.33.1047

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat dan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT, akhirnya
penulis bisa menyelesaikan makalah yang berjudul KONDENSOR guna
memenuhi tugas Mata Kuliah Perpindahan Kalor dan Masa. Semua ini juga tidak
lepas dari peran orang orang yang telah membantu dan membimbing penulis
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi saya
pada khususnya dan semua pihak yang membaca pada umumnya.
Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka
dari itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari semua yang
membaca makalah ini guna pengembangan di masa mendatang.

Yogyakarta,25 Mei 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................1
1.2 TUJUAN...................................................................................................1
1.3 MANFAAT................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................2
2.1 TEORI DASAR.........................................................................................2
2.1.1 Pengertian Kondensor.............................................................................2
2.1.2 Pengertian Kondensasi............................................................................3
2.1.3 Cara Kerja Kondensor.............................................................................4
2.1.4 Komponen Utama dari Kondensor.........................................................4
2.1.5 Macam Macam Kondensor..................................................................6
2.1.6 Parameter Evaluasi Kinerja Kondensor......................................14
2.1.7 Rumus Perhitungan Kondensor.............................................................14
BAB III KESIMPULAN........................................................................................16
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

2
DAFTAR GAMBAR

gambar 2. 1 Kondensor............................................................................................2
Gambar 2. 2 Kondensor pada Sistem Kompresi Uap..............................................2
Gambar 2. 3 Lay-Out pada Tube.............................................................................5
Gambar 2. 4 Jenis Jenis Buffle yang Ada pada Tube............................................5
Gambar 2. 5 Air Cooled Condenser.......................................................................6
Gambar 2. 6 Shell And Tube Condenser..................................................................7
Gambar 2. 7 Shell And Coil Condenser...................................................................8
Gambar 2. 8 Tube And Tubes Condenser.................................................................8
Gambar 2. 9 Evaporatif Condenser.........................................................................9
Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit..................................................................9
Gambar 2. 11 Kondensor Arus Pararel..................................................................10
Gambar 2. 12 Condenser Electric Fan..................................................................10
Gambar 2. 13 Horizontal Condenser.....................................................................11
Gambar 2. 14 Vertical Condenser..........................................................................12
Gambar 2. 15 Jet Condenser..................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada zaman modern ini kondensor sering dipakai pada sistem AC(Air
Conditioning) yang biasa digunakan pada ruangan atau mobil, pada umumnya
AC yang digunakan adalah cooler. Masing-masing komponen mempunyai
fungsi tersendiri dan saling berkesinambungan di dalam sistem.
Jika salah satu komponen diatas rusak atau tidak ada, maka system
AC tidak akan dapat bekerja. Pada kesempatan ini sedikit akan kita bahas
mengenai macam-macam kondensor yang pada umumnya digunakan untuk
pendingin ruangan dan kendaraan.
Kondensor berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan untuk
merubah fase refrigerant dari uap bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan
tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini terjadi proses kondensasi.
Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke
evaporator melalui pompa.

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui tentang kondensor.
2. Memahami prinsip dan cara kerja kondensor.
3. Memahami macam-macam tipe kondensor.
4. Mengetahui aplikasi kondensor.

1.3 MANFAAT
1. Mahasiswa mengetahui tentang kondensor.
2. Mahasiswa dapat memahami prinsip dan cara kerja kondensor.
3. Mahasiswa dapat memahami macam-macam tipe kondensor.
4. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi kondensor.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI DASAR
2.1.1 Pengertian Kondensor
Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang
berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Kondensor banyak digunakan
dalam kehidupan kehidupan sehari-hari baik itu dalam industri rumah tangga,
industri otomotif, maupun dalam industri farmasi dan obat-obatan. Di
Indonesia sendiri, kondensor bukanlah hal yang asing. Kondensor banyak kita
jumpai dalam perangkat pendingin pada mobil, maupun Air Conditioner yang
terpasang pada gedung-gedung, instalasi perkantoran atau fasilitas umum
seperti mall dan supermarket.

Gambar 2. 1 Kondensor
Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah
suatu komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap
bertekanan tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah
menjadi cair tersebut kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.

2
Gambar 2. 2 Kondensor pada sistem kompresi uap
2.1.2 Pengertian Kondensasi
Kondensasi berasal dari bahasa latin yaitu condensare yang berarti
membuat tertutup. Kondensasi merupakan perubahan wujud zat dari gas
atau uap menjadi zat cair. Kondensasi terjadi pada pemampatan atau
pendinginan jika tercapai tekanan maksimum dan suhu di bawah suhu kritis.
Kondensasi terjadi ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga
terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu tekanan ditingkatkan) menjadi cairan,
atau mengalami kombinasi dari pendinginan dan kompresi.
Contoh bentuk kondensasi dilingkungan sekitar adalah uap air
diudara yang terkondensasi secara alami pada permukaan yang dingin
dinamakan embun. Uap air hanya akan terkondensasi pada suatu permukaan
ketika permukaan tersebut lebih dingin dari titik embunnya atau uap air telah
mencapai kesetimbangan di udara, seperti kelembapan jenuh. Titik embun
udara adalah temperatur yang harus dicapai agar mulai terjadi kondensasi
diudara. Molekul air mengambil sebagian panas dari udara. Akibatnya
temperatur air akan sedikit turun. Di atmosfer, kondensasi uap airlah yang
menyebabkan terjadinya awan.
Molekul kecil air dalam jumlah banyak akan menjadi butiran air karena
pengaruh suhu, dan tapat turun ke bumi menjadi hujan. Inilah yang disebut
siklus air. Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu bentuk
kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan langsung es dari uap air,
contohnya salju.
Cairan yang telah terkondensasi dari uap disebut kondensat. Sebuah
alat yang digunakan untuk mengkondensasi uap menjadi cairan disebut
kondensor. Kondensor umumnya adalah sebuah pendingin atau penukar panas

3
yang digunakan untuk berbagai tujuan, memiliki rancangan yang bervariasi,
dan banyak ukurannya dari yang dapat di genggam sampai yang sangat
besar. Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan (evaporasi)
dan merupakan proses eksothermik (melepas panas).

2.1.3 Cara Kerja Kondensor


Uap panas yang masuk ke kondensor dengan temperatur yang tinggi
dan bertekanan yang merupakan hasil proses dari turbin. Kemudian uap panas
masuk ke dalam Suction Pipe dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube,
uap panas didinginkan dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi
luar tube, kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang
sudah turun.
Prinsip kondensasi di kondensor adalah menjaga tekanan uap
Superheat
Refrigerant yang masuk ke kondensor pada tekanan tertentu kemudian suhu
Refrigerantnya diturunkan dengan membuang sebagian kalornya ke medium
pendingin yang digunakan di kondensor.
Pada proses pendinginan (cooling) cairan refrigerant yang menguap di
dalam pipa-pipa Cooling Coil (evaporator) telah menyerap panas sehingga
berubah wujudnya menjadi gas dingin dengan kondisi superheat pada saat
meninggalkan Cooling Coil. Panas yang telah diserap oleh refrigerant ini harus
dibuang atau dipindahkan ke suatu medium lain sebelum ia dapat kembali
diubah wujudnya menjadi cair untuk dapat mengulang siklusnya kembali.

2.1.4 Komponen Utama dari Kondensor


Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama,
dimana masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun
komponen-komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:
1. Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa
saluran keluar).
a. Suction Pipe

4
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media
pendingin ke dalam kondensor,yang mana media pendingin itu
berupa fluida cair yang bertekanan yang merupakan hasil dari
pemampatan di kompresor.
b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari
kompresor melalui tube ke tangki receiver.
2. Tube ( Pipa dalam Kondensor )
Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang
bertekanan dan panas yang merupakan hasil dari turbin melalui suction
pipe dan akan disalurkan ke discharge pipe dan kemudian diterima oleh
tangki receiver. Umumnya terdapat empat susunan tube yaitu,
Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o), Rotate square (45o).

Gambar 2. 3 Lay-Out pada Tube


3. Buffle
Buffle merupakan jarak bagi antar tube.

5
Gambar 2. 4 Jenis jenis buffle yang ada pada tube

4. Water Box
Ruang air pendingin(refrigerant) yang terbuat dari baja karbon.

2.1.5 Macam Macam Kondensor


1. Menurut Jenis Cooling Medium
Menurut jenis cooling mediumnya kondensor dibagi menjadi 3
jenis yaitu :
a. Air Cooled Condenser (menggunakan udara sebagai cooling
mediumnya).
Air Cooled Kondensor mengkondensasikan pembuangan
uap dari turbin uap dan kembali kondensat(cairan yang sudah
terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.

6
Gambar 2. 5 Air Cooled Condenser
b. Water Cooled Condenser (menggunakan air sebagai cooling
mediumnya).
Water Cooled Condenser yang paling banyak digunakan yaitu :
a) Shell and Tube Condenser
Shell and Tube Condenser atau Kondensor tipe Tabung dan
Pipa digunakan pada kondensor berukuran kecil sampai besar.
biasa digunakan untuk air pendingin berupa ammonia dan freon.
Seperti terlihat pada gambar didalam kondensor.
Tabung dan Pipa terdapat banyak pipa pendingin, dimana
air pendingin pengalir di dalam pipa-pipa tersebut, ujung dan
pangkal pipa pendingin terikat pada pelat pipa, sedangkan diantara
pelat pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi
aliran air yang melewati pipapipa dan mengatur agar kecepatannya
cukup tinggi, yaitu 1,5 2 m/detik.

7
Gambar 2. 6 Shell and Tube Condenser
Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian
keluar melalui pipa bagian atas. Jumlah saluran maksimum
yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak jumlah
saluran yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air
pendingin. Pipa pendingin ammonia biasa terbuat dari baja
sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa tembaga.
Jika menginginkan pipa yang tahan tehadap korosi bias
menggunakan pipa kuningan datau pipa cupro nikel. Ciri-ciri
kondensor Tabung dan Pipa adalah :
Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga
ukurannya relatif lebih kecil dan ringan.
Pipa dapat dibuat dengan mudah.
Bantuk yang sederhana dan mudah pemasangannya.
Pipa pendingin mudah dibersihkan.

b) Shell and Coil Condenser


Kondensor tabung dan koil banyak digunakan pada unit
pendingin dengan Freon refrigerant berkapasitas lebih kecil,
misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan sebagainya.
Seperti gambar dibawah ini, Kondensor tabung dan koil
dengan tabung pipa pendingin di dalam tabung yang dipasang pada
posisi vertical. Koil pipa pendingin tersebut biasanya dibuat dari

8
tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip. Pipa tersebut
mudah dibuat dan murah harganya.
Pada Kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di
dalam koil pipa pendingin. Disini, endapan dan kerak yang
terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan menggunakan zat kimia
(detergent).

Gambar 2. 7 Shell and Coil Condenser


Adapun cirri-ciri Kondensor tabung dan koil sebagai
berikut :
Harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
Kompak karena posisinya yang vertical dan mudah dalam
pemasangannya.
Tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu
pembersihan dengan menggunakan detergen

c) Tube and Tubes Condenser


Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua
pipa coaksial dimana refrigerant mengalir melalui saluran yang
terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang melintang dari atas
ke bawah. Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam
arah berlawanan, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah.

9
Gambar 2. 8 Tube and Tubes Condenser
c. Evaporatif Condenser (menggunakan kombinasi udara dan air sebagai
cooling mediumnya).
Kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor
berpendingin udara, menggunakan prinsip penolakan panas oleh
penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.

Gambar 2. 9 Evaporatif Condenser


2. Menurut Jenis Desain
a. Berbelit-Belit
Jenis kondensor terdiri dari satu tabung panjang yang digulung
berakhir dan kembali pada dirinya sendiri dengan sirip pendingin
ditambahkan di antara tabung.

10
Gambar 2. 10 Kondensor Berbelit-Belit
b. Arus Pararel
Desain ini sangat mirip dengan radiator aliran silang. Alih-alih
bepergian refrigeran melalui satu bagian (seperti tipe
serpentine) sekarang dapat melakukan perjalanan di berbagai
bagian. Ini akan memberi luas permukaan yang lebih besar untuk
udara ambien dingin untuk kontak.

Gambar 2. 11Kondensor Arus Pararel

c. Condenser Electric Fan


Kebanyakan kendaraan dengan AC membutuhkan kipas
listrik untuk membantu aliran udara, baik mendorong atau
menarik udara melalui kondensor, tergantung pada sisi mana
kondensor kipas ditempatkan.
Kebanyakan kendaraan modern sekarang memiliki kisi-kisi
depan yang lebih kecil atau bukaan bumper bar. Hal ini
menyebabkan kondisi aliran udara yang buruk terutama pada siaga
bila A/C kinerja dibatasi oleh jumlah aliran udara di atas
kondensor.

11
Gambar 2. 12 Condenser Electric Fan

3. Berdasarkan Klasifikasi Umum


a. Surface Condenser
Prinsip kerja surface Condenser Steam masuk ke dalam shell
kondensor melalui steam inlet connection pada bagian atas
kondensor. Steam kemudian bersinggungan dengan tube kondensor
yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan
terkondensasi, menghasilkan kondensat yang terkumpul pada hotwell.
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara
mensirkulasikan air yang menyerap kalor dari steam pada proses
kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut kalor laten
penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of
condensation) dalam lingkup bahasan kondensor. Kondensat yang
terkumpul di hotwell kemudian dipindahkan dari kondensor dengan
menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensat. Ketika
meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah
terkondensasi kecuali bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam
sistem.
Udara yang ada di dalam sistem secara umum timbul akibat
adanya kebocoran pada perpipaan, shaft seal, katup-katup, dan
sebagainya. Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan
steam. Udara dijenuhkan oleh uap air, kemudian melewati air cooling
section dimana campuran antara uap dan udara didinginkan untuk
selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air

12
ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vacuum di
kondensor.
Surface Condenser dibedakan menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Horizontal Condenser
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah,
kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk
lewat bagian tengah kondensor dan keluar sebagai
kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2. 13 Horizontal Condenser

Kelebihan Kondensor horizontal adalah :


1. Dapat dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga
relaif berukuran kecil dan ringan
2. Pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah
3. Bentuk sederhana dan mudah pemasangannya
4. Pipa pendingin mudah dibersihkan

b) Vertical Condenser
Air pendingin masuk konddensor melalui bagian
bawah, kemudian masuk ke dalam pipa-pipa pendingin dan
keluar pada bagian atas Sedangkan arus panas masuk lewat
bagian atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada
bagian bawah kondensor.

13
Gambar 2. 14 Vertical Condenser
Keterangan :
1. Esterification reactor
2. Vertical frational column
3. Vertical Condenser
4. Horizontal Condenser
5. Storage device
Kelebihan Kondensor vertical adalah :
1. Harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. Kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah
pemasangan
3. Bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin,
pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan deterjen.
b. Direct-Contact Condenser
Direct-contact Condenser mengkondensasikan steam dengan
mencampurnya langsung dengan air pendingin. Direct-contact atau
open Condenser digunakan pada beberapa kasus khusus, seperti :
1. Geothermal power plant.
2. Pada power plant yang menggunakan perbedaan temperatur di
air laut (OTEC)
Direct-contact Condenser dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu :
a) Spray Condenser
Pada Spray Condenser, pencampuran steam dengan air
pendingin dilakukan dengan jalan menyemprotkan air ke steam.
Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada bagian

14
bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah
menghasilkan kondensat yang mendekati fase saturated.
Kemudian dipompakan kembali ke cooling tower.
Sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai
feedwater. Sisanya didinginkan, biasanya di dalam dry-
(closed) cooling tower. Air yang didinginkan pada Cooling
tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.
b) Barometric dan Jet Condenser
Ini merupakan jenis awal dari kondensor. Jenis ini
beroperasi dengan prinsip yang sama dengan spray condenser
kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacuum
dalam kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head
statis seperti pada barometric Condenser, atau menggunakan
diffuser seperti pada jet Condenser.

Gambar 2. 15 Jet Condenser

2.1.6 Parameter Evaluasi Kinerja Kondensor

Evaluasi kinerja kondensor dapat ditentukan oleh beberapa parameter


berikut:
A. Laju perpindahan panas
Laju perpindahan panas dapat di evaluasi dengan menggunakan persamaan
Q=m x L
Namun pada kasus ini, tidak terjadi perubahan fase hanya perubahan nilai
temperature sehinnga persamaan yang digunakan menjadi
Q=m x cp x T

15
B. LMTD (Log Mean Temperature Difference)

Beda temperature rata-rata logaritmik dievaluasi dengan menggunakan persamaan


:
T 1 T 2
LMTD= x Ft
T 1
ln( )
T 2

C. Koefisien perpindahan kalor / panas

Saat kondensor beroperasi, maka nilai koefisien perpindahan kalor akan berubah
terhadap waktu (kondisi kotor). Koefisien perpindahan kalor kondisi kotor,
dievaluasi menggunakan persamaan :
Q
U=
A x LMTD

2.1.7 Metodologi perhitungan


A. Menghitung laju perpindahan panas / kalor

Tidak terjadi perubahan fase zat hanya perubahan suhu, maka digunakan
persamaan sebagai berikut:
Q=m x cp x T
Q = Laju perpindahan panas / kalor fluida panas atau dingin
m = laju alir massa fluida panas atau dingin
cp = kalor jenis fluida panas atau dingin
T = beda temperature fluida

B. Mencari LMTD (Log Mean Temperature Difference)

T 1 T 2
LMTD= x Ft
T 1
ln( T 2 )

16
LMTD = beda temperature rata rata logaritmik
T1 = beda temperature fluida panas masuk kondensor dengan
temperature fluida dingin keluar kondensor.
T1 = Thi - Tco
Thi = temperatut fluida panas masuk kondensor
Tco = temperature fluida dingin keluar kondensor
T2 = beda temperature fluida panas keluar kondensor dengan
temperature fluida dingin masuk kondensor.
T2 = Tho Tci
Tho = temperature fluida panas keluar kondensor
Tci = temperature fluida dingin kelaur kondensor
Ft = Faktor koreksi

C. Mencari faktor koreksi


ThiTho
R=
TcoTci

TcoTci
S=
ThiTho
Setelah menghitung nilai R dan S maka dapat dilihat faktor koreksinya
pada grafik dalam lampiran.

i. Menghitung koefisien perpindahan kalor / panas

Q
U=
A x LMTD
U = Koefisien perpindahan kalor / panas menyeluruh
Q = laju perpindahan kalor / panas fliuda panas atau dingin
A = luas permukaan perpindahan kalor / panas
LMTD = beda temperature rata-rata logaritmik

BAB III
KESIMPULAN

17
3.1 KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Kondensor merupakan alat penukar kalor pada sistem refrigerasi yang
berfungsi untuk melepaskan kalor kelingkungan. Didalam sistem
kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu komponen
yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada
kondensor ini terjadi proses kondensasi.
2. Cara kerja kondensor adalah uap panas yang masuk ke kondensor
dengan temperatur yang tinggi dan bertekanan yang merupakan hasil
proses dari turbin. Kemudian uap panas masuk ke dalam Suction Pipe
dan kemudian mengalir dalam tube. Dalam tube, uap panas didinginkan
dengan media pendingin air yang dialirkan melewati sisi luar tube,
kemudian keluar melalui Discharge Pipe dengan temperatur yang sudah
turun.
3. Macam- macam kondensor ada beberapa klasifikasi kondensor, antara
lain :
1. Menurut Jenis Cooling Medium
a. Kondensor Berpendingin Udara (Air Cooled Condenser);
b. Kondensor Berpendingin Air (Water Cooled Condenser);dan
c. Kondensor Berpendingin Campuran Udara dan Air
(Evaporating Condenser).
2. Berdasarkan jenis desain
a.Berbelit belit;
b. Arus parallel; dan
c.Condenser electric fan.
3. Berdasarkan klasifikasi umum
Surface condenser
a. Horizontal condenser;dan
b. Vertical condenser.
Direct-contact condenser
a. Spray Condenser;dan

18
b. Barometric dan Jet Condenser.
4. Aplikasi kondensor antara lain:
a. Pada AC mobil atau AC ruangan;
b. Pada kulkas;
c. Pada PLTU;dan
d. Dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

19
Wikipedia. 2016. Kondensor
https://de.wikipedia.org/wiki/Kondensor. Diakses pada mei 2017

Alief Rahman. 2013. Prinsip Kerja Kondensor


http://rakhman.net/prinsip-kerja-kondensor/. Diakses pada mei 2017

Frandhoni Utomo. 2015. Macam-macam Kondensor


http://frandhoni.blogspot.co.id/2015/06/macam-macam-
kondensor.html. Diakses pada mei 2017

Sigit Nur Cahyo. 2013. Efisiensi Kondensor


https://www.scribd.com/document/323486213/efisiensi-kondensor.
Diakses pada mei 2017

20

Anda mungkin juga menyukai