PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan
berekembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang ketat.
Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus mengikuti
perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
memadai. Manusia dapat mengembangkan potensi-potensi yang ada
disekelilingnya, hingga menjadi sesuatu yang layak pakai dan memiliki guna
serta nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu, perlu diadakannya kuliah praktikum
sebagai tindak lanjut dari teori yang telah diberikan di dalam ruangan, salah
satunya yaitu pekerjaan Las Busur Listrik.
Oleh karena itu penulis membuat laporan ini agar dapat bermanfaat
nantinya. Dengan berakhirnya praktik pengelasan dengan Las Busur Listrik,
penulis bermaksud memberikan sedikit pengetahuan tentang hal-hal dasar
dalam Las Busur Listrik agar mahasiswa tidak mengalami hambatan dalam
bekerja.
1
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulisan laporan ini berdasarkan hasil praktik Las Busur Listrik yang
mengacu pada teori-teori, panduan praktek dan berdasarkan hasil praktik Las
Busur Listrik.
2
BAB II
ISI LAPORAN
LAS BUSUR LISTRIK
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan umum :
1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Melatih ketrampilan praktikan dibidang las busur listrik.
3. Mahasiswa mampu mengerjakan penyambungan/penempelan logam
besi dengan las busur listrik.
Tujuan kusus :
Mengisi salah satu syarat mata kuliah Pengerjaan Las Busur Listrik.
Mempraktekan teori-teori yang telah diterima selama pembelajaran.
Melatih kesabaran dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
2. Alat Tambahan.
Mistar siku.
Gergaji tangan
Pengores
Kikir bilah kasar
Palu besi
Sikat baja
Tang penjepit
3
3. Alat keselamatan kerja
Kamar las.
Kacamata kas
Sepatu dan baju.
4. Bahan kerja
Baja lunak ukuran 3 x 40 x 505 mm
Elektroda jenis RB 206
C. LANDASAN TEORI
1. Pengertian Las listrik
Las listrik adalah suatu proses penyambungan logam dengan
menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas. Jenis sambungan dengan
las Iistrik ini adalah merupakan sambungan tetap. Pada pengelasan dengan las
listrik, panas yang dihasikan berasal dari busur listrik yang timbul dari
menempelnya benda kerja dengan elektroda. Elekttroda pengisian dipanaskan
mencapai titik cair dan diendapkan pada sambungan, hingga terbentuk
sambungan las. Panas yang dihasilkan oleh busur listrik mencapai 55000
C.Pada saat pengelasan menggunakan las listrik, dilepaskan energi
dalam jumlah yang sangat besar dalam bentuk panas dan cahaya ultraviolet.
4
1) Las listrik AC (menggunakan arus searah sebagai sumber listrik)
2) Las listrik DC (menggunakan arus listrik bolak-balik sebagai
sumber listrik)
5
sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan Ias
dilaksanakan secara otomatis.
3. Macam macam elektroda
a. Elektroda Hydrogen rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah
(kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas.
Elektroda inidipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi,
bebas porositas,misalnya untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan
mengalami tekanan. Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E
7015, E 7016 dan E 7018.
b. Elektroda untuk besi tuang
c. Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan
menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat
dipakai mesin las AC atau DC kutub terbalik.
d. Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil
las masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai
dalam segala posisi pengelasan. Las yang dihasilkan elektroda ini pada
besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada mesin las DC kutub
terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.
e. Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak,
sehingga panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat
dari perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
f. Elektroda untuk aluminium
6
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari
logam yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan
pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang
membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur
listrik adalah dengan mesin las.
7
- Pengkutuban terbalik
8
Gambar Ayunan melingkar
2) Zig-zag
6. Mengatur tegangan
7. Mengatur Ampere
Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis
elektroda dan posisi pengelasan.
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang
9
terdapat pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang
tertera pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 95 Ac atau Dc
10
D. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Berdoa sebelum bekerja
2. Siapkanlah bahwa keadaan lingkungan kerja dan peralatannya siap untuk
dipakai, dan periksa kembali peralatan sebelum bekerja.
3. Pakailah pakaian kerja dengan alat pelindungi diri lainnya yang diperlukan.
4. Bekerjalah sesuai petunjuk yang ada.
5. Tanyakanlah pada dosen pembimbing, bila kurang jelas dalam bekerja.
6. Barhati-hatilah dalam penggunaan alat-alat perlengkapan serta posisi dalam
bekerja.
7. Jauhkan bahan-bahan yang mudah terbakar dari apai.
8. Usahakan benda kerja yang akan dilas, dalam keadaan bersih bebas dari air
oli dan bahan lainya yang dapat menyebabkan percikan atau ledakan.
9. Bersihkan lantai tempat proses pengelasan dari air, oli, kotoran dan
sebagainya.
10. Gunakan selalu alat pelindung diri : sarung tangan kulit, helm, kacamata,
sepatu kerja, tang jepit.
11. Tidak diperbolehkan memegang hasil lasan tanpan alat pelindungn diri
selama proses pengelasan berjalan.
11
Memotong seluruh benda kerja
Ragum,
menjadi lima bagian menggunakan
3 Pemotong gergaji
gergaji tangan sesuai ukuran yang
tangan
telah dilukis
Kikir semua permukaan plat bekas
Ragum,
potongan gergaji sehingga bentuknya
4 pengikiran kikir bilah
empat persegi panjang dan ukurannya
kasar
sama
Lakukan pembuatan rigi-rigi las sesuai
Pembuatan Peralatan las
5 tuntunan gambar kerja pada benda
rigi-rigi busur listrik
kerja 1
Pembuatan Lakukan pengelasan tumpang antara
Peralatan las
6 sambungan benda kerja 1 dan benda kerja 2 sesuai
busur listrik
tumpang gambar kerja
Pembuatan
Lakukan pengelasan sambungan T Peralatan las
7 sambungan
antara benda kerja 3 dan benda kerja 4 busur listrik
T
Lakukan penyambungan sudut tepi
Sambungan Peralatan las
8 antara benda yang disambung tumpang
sudut tepi busur listrik
dengan disambung T
F. TEMUAN PRAKTIK
1. Busur las sering lengket pada benda kerja.
2. Listrik di bengkel sering mati, sehinggah pada saat mengelas sering putus-
putus akibatnya hasil lasan kurang baik.
3. Kedok yang ada di bengel sudah tidak bagus lagi, pada saat pengelasan benda
kerja tidak bisa terlihat.
4. Susah dalam mengatur kecepatan tangan saat pengelasan yang harus tepat
dan konstan
5. Sedikitnya jumlah pembimbing sehinggah sulit untuk bertanya.
12
G. GAMBAR KERJA
13
BAB II
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum yang talah dilaksanakan dapat saya simpulkan bahwa :
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam
jangka waktu yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil
lasan. Jika terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu
pemanasan bahan dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus
bahan dasar. Bila terlalu lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar,
kasar dan kuat, hal ini dapat menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam
induknya). Oleh karena itu kecepatan elektroda harus tepat dan stabil.
3. Bila elektroda baru dipasang (masih panjang) maka ada kemungkinan ujung
elektroda tidak stabil saat digunakan untuk mengelas. Seperti tangan kita
gemetar. Tetapi jika elektroda sudah setengah dalam mengelas ini relatif
cukup stabil.
4. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan.
Jika terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu
jauh lelehan elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda
akan mati.
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15