Anda di halaman 1dari 96

COVER DEPAN

Unit Pembelajaran
PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB)
MELALUI PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN (PKP)
BERBASIS ZONASI

MATA PELAJARAN FISIKA


SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)
KELOMPOK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Besaran dan Pengukuran


Penulis:
Sri Munarsih, M.Pd

Penyunting:
Dr. Hari Wisodo

Desainer Grafis dan Ilustrator:


TIM Desain Grafis

Copyright © 2019
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengopi sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial
tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

DAFTAR ISI

Hal

DAFTAR ISI ___________________________________ 5


DAFTAR GAMBAR ______________________________ 7
DAFTAR TABEL ________________________________ 8
PENDAHULUAN ________________________________ 9
KOMPETENSI DASAR ___________________________ 11
A. Target Kompetensi ________________________________________________________ 11
B. Indikator Pencapaian Kompetensi _______________________________________ 11
APLIKASI DI DUNIA NYATA _____________________ 15
A. Tera Ulang Timbangan ____________________________________________________ 15
B. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Calon Peserta Didik SMK ________ 16
C. Alat Suntik __________________________________________________________________ 16
SOAL-SOAL UN/USBN __________________________ 19
A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 19
B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018 _______________________________________ 19
C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019 _______________________________________ 20
D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019 _______________________________________ 21
E. Contoh Soal UMPN Tahun 2018 __________________________________________ 22
BAHAN PEMBELAJARAN ________________________ 23
A. Aktivitas Pembelajaran ____________________________________________________ 23
Aktivitas 1: Besaran dan Satuan _________________________________________________ 24
Aktivitas 2: Pengukuran Besaran Mekanik______________________________________ 26
Aktivitas 3: Pengukuran Besaran Listrik ________________________________________ 28
B. Lembar Kerja Peserta Didik _______________________________________________ 31
Lembar Kerja Peserta Didik 1: Besaran dan Satuan ____________________________ 31
Lembar Kerja Peserta Didik 2: Pengukuran Besaran Mekanik ________________ 35
Lembar Kerja Peserta Didik 3: Pengukuran Besaran Listrik __________________ 41

5
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan _______________________________________________________________ 48


Besaran ____________________________________________________________________________ 48
Satuan ______________________________________________________________________________ 50
Dimensi ____________________________________________________________________________ 55
Konversi Satuan ___________________________________________________________________ 56
Angka Penting _____________________________________________________________________ 57
Notasi Ilmiah ______________________________________________________________________ 58
Pengukuran Besaran Mekanik ___________________________________________________ 60
Pengukuran Besaran Listrik ______________________________________________________ 73
Melaporkan Hasil Pengukuran ___________________________________________________ 77
PENGEMBANGAN PENILAIAN _____________________ 81
A. Pembahasan Soal-soal _____________________________________________________ 81
B. Mengembangkan Soal HOTS _______________________________________________ 85
KESIMPULAN _________________________________ 93
UMPAN BALIK ________________________________ 95

6
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Tera Ulang Timbangan di Pasar ___________________________________ 15


Gambar 2. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan _____________________________ 16
Gambar 3. Alat Suntik __________________________________________________________ 17
Gambar 4. Satu Radian _________________________________________________________ 54
Gambar 5. Satuan Sudut Ruang ________________________________________________ 55
Gambar 6. Pengukuran dengan Mistar ________________________________________ 61
Gambar 7. Jangka Sorong Analog ______________________________________________ 62
Gambar 8. Jangka Sorong Digital ______________________________________________ 62
Gambar 9. Bagian-bagian Jangka Sorong _____________________________________ 63
Gambar 10. Pengukuran dengan Jangka Sorongr ____________________________ 64
Gambar 11. Mikrometer Analog _______________________________________________ 65
Gambar 12. Mikrometer Digital _______________________________________________ 65
Gambar 13. Bagian-bagian Mikrometer ______________________________________ 66
Gambar 14. Pembacaan Skala Mikrometer ___________________________________ 67
Gambar 15. Neraca Ohauss ____________________________________________________ 68
Gambar 16. Neraca Elektronik_________________________________________________ 69
Gambar 17. Stopwatch _________________________________________________________ 70
Gambar 18. Gelas Ukur _________________________________________________________ 71
Gambar 19. Gelas Ukur ________________________________________________________ 72
Gambar 20. Amperemeter _____________________________________________________ 74
Gambar 21Voltmeter ___________________________________________________________ 74
Gambar 22. Ohmmeter _________________________________________________________ 75
Gambar 23. Multimeter Analog dan Multimeter Digital _____________________ 76

7
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Hasil Pengukuran Balok ______________________________________________ 39


Tabel 2. Hasil Pengukuran Tabung ____________________________________________ 40
Tabel 3 Besaran Pokok _________________________________________________________ 48
Tabel 4. Besaran Turunan ______________________________________________________ 49
Tabel 5. Dimensi Besaran Pokok _______________________________________________ 55
Tabel 6. Penamaan Notasi Ilmiah ______________________________________________ 59
Tabel 7. Besaran Listrik_________________________________________________________ 73

8
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

PENDAHULUAN

Unit ini disusun sebagai salah satu aternatif sumber bahan ajar bagi guru
fisika SMK kelompok Teknologi Informasi dan Komunikasi.untuk memahami
topik Besaran dan Pengukuran. Unit ini memuat kompetensi dasar, target
kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, aplikasi besaran dan
pengukuran dalam kehidupan sehari-hari, bahan bacaan, soal-soal tes Ujian
Nasional (UN) atau Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian
Masuk Politeknik Negeri (UMPN), contoh Lembar Kegiatan Peserta Didik
(LKPD) dan contoh pengembangan soal HOTS.

Komponen-komponen di dalam unit ini dikembangkan dengan tujuan agar


guru dapat dengan mudah memfasilitasi peserta didik memahami konsep
besaran dan pengukuran, melatihkan keterampilan dalam melakukan
praktik, sekaligus mendorong peserta didik mencapai kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Topik besaran dan pengukuran yang dikembangkan terdiri
atas 3 subtopik yaitu (1) Besaran; (2) Satuan dan (3). Pengukuran. Selain itu,
unit ini dilengkapi dengan tiga LKPD, yaitu (1) Besaran dan Satuan; (2)
Pengukuran Besaran Mekanik; dan (3) Pengukuran Besaran Listrik. LKPD
dikembangkan secara aplikatif agar guru mudah mengimplementasikannya
di dalam pembelajaran.

Dengan mempelajari unit ini, diharapkan guru dapat memiliki dasar


pengetahuan dan mempunyai inspirasi dalam meningkatkan kemampuannya
mengelola pembelajaran, berpikir tingkat tinggi serta menyusun perangkat
penilaiannya di kelas yang diampu.

9
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KOMPETENSI DASAR

A. Target Kompetensi

Sub unit pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan Kompetensi Dasar


kelas X SMK kelompok Teknologi Informasi dan Komunikasi. Kompetensi
dasar tersebut dapat dijabarkan menjadi beberapa target kompetensi. Target
kompetensi menjadi patokan penguasaan kompetensi oleh peserta didik.
Target kompetensi pada kompetensi dasar ini terdapat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kompetensi Dasar dan Target Kompetensi


Kelas/
No Kompetensi Dasar Target Kompetensi
Semester
3.1 Memahami konsep 1. Memahami konsep besaran pokok X/1
besaran pokok, 2. Memahami besaran turunan
besaran turunan, dan 3. Memahami satuan dalam
satuan dalam pengukuran
pengukuran
4.1 Menyaji hasil Menyaji hasil pengukuran besaran fisis X/1
pengukuran besaran menggunakan alat ukur dan teknik yang
fisis menggunakan tepat
alat ukur dan teknik
yang tepat

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi (IPK) untuk unit ini dikembangkan dari KD 3.1.
Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan dalam pengukuran
dan KD 4.1. Menyaji hasil pengukuran besaran fisis menggunakan alat ukur. Untuk
mempermudah menentukan kesesuaian indikator dengan tuntutan KD maka IPK
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu IPK pengetahuan dan IPK keterampilan.
IPK pengetahuan terkait dengan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif,
sedangkan IPK keterampilan terkait dengan keterampilan bertindak dan
keterampilan berpikir yang meliputi keterampilan abstrak dan keterampilan
kongkrit.

11
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

IPK dijabarkan menjadi tiga kategori, yaitu IPK Pendukung, IPK Kunci, dan IPK
Pengayaan. Penjabaran IPK dapat digunakan guru sebagai kontrol dan acuan dalam
mengukur ketercapaian KD. Rincian IPK. yang dikembangkan pada unit ini terdapat
pada Tabel 2.

Tabel 2. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Pengetahuan Keterampilan
3.1. Memahami konsep besaran pokok, 4.1. Menyaji hasil pengukuran
besaran turunan, dan satuan dalam besaran fisis menggunakan
pengukuran alat ukur dan teknik yang
tepat
IPK Pendukung
3.1.1. Menjelaskan konsep besaran 4.1.1. Melakukan percobaan
3.1.2. Menjelaskan konsep satuan pengukuran besaran mekanik
3.1.3. Menjelaskan konsep dimensi menggunakan alat ukur yang
besaran tepat
3.1.4. Mengidentifikasi aturan angka 4.1.2. Mengolah hasil percobaan
penting
pengukuran besaran mekanik
3.1.5. Mengidentifikasi alat-alat ukur
besaran pokok dan besaran menggunakan alat ukur yang
turunan tepat
3.1.6. Mengidentifikasi alat-alat ukur 4.1.3. Melakukan percobaan
besaran turunan pengukuran besaran listrik
menggunakan alat ukur yang
tepat
4.1.4. Mengolah hasil percobaan
pengukuran besaran listrik
menggunakan alat ukur yang
tepat
IPK Kunci
3.1.7. Membedakan besaran pokok dan 4.1.5. Menyajikan laporan hasil
besaran turunan percobaan pengukuran besaran
3.1.8. Menentukan dimensi besaran mekanik alat ukur yang tepat
turunan 4.1.6. Menyajikan laporan hasil
3.1.9. Menggunakan faktor konversi percobaan pengukuran besaran
untuk mengubah sistem satuan listrik menggunakan alat ukur
yang satu ke dalam sistem satuan yang tepat
yang lain
3.1.10. Menentukan banyaknya angka

12
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

penting dari hasil pengukuran


3.1.11. Menentukan hasil pengukuran
suatu besaran menggunakan
aturan angka penting
3.1.12. Menuliskan konversi hasil
pengukuran menggunakan notasi
ilmiah
3.1.13. Membedakan berbagai alat ukur
berdasarkan fungsinya
3.1.14. Menuliskan hasil pengukuran
besaran fisis sesuai dengan
ketelitian alat ukur yang
digunakan.
3.1.15. Menafsirkan hasil pengukuran
suatu besaran fisis berdasarkan
ketelitiannya
IPK Pengayaan
3.1.16. Menyelesaikan permasalahan 4.1.1. Merancang eksperimen fisika
dalam kehidupan sehari-hari yang tentang penggunaan alat-alat
terkait dengan besaran, satuan dan ukur dalam bidang Teknologi
pengukuran Informasi dan Komunikasi

13
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

APLIKASI DI DUNIA NYATA

A. Tera Ulang Timbangan

Kegiatan tera ulang atau pengukuran kembali bobot dan ketepatan


timbangan di pasar-pasar tradisional terus dilakukan di Kota Malang. Tidak
hanya memperbaiki timbangan, Dinas Perdagangan Kota Malang juga
menyediakan pos ukur bagi pembeli. Di pos ukur tersebut pembeli bisa
langsung mengecek apakah berat barang yang dibawa sudah sesuai dengan
ukuran seharusnya atau tidak. Jika ternyata kedapatan ada selisih berat yang
tidak wajar, maka pedagangnya akan diperiksa timbangannya

Gambar 1. Tera Ulang Timbangan di Pasar


Sumber: Radar Malang

15
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

B. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan Calon Peserta Didik


SMK

Calon peserta didik baru mengikuti tes khusus pengukuran tinggi dan berat
badan di SMK. Pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMK, para calon
peserta didik diwajibkan mengikuti tes khusus seperti tes buta warna,
pengukuran tinggi dan berat badan serta wawancara untuk menyaring
peserta didik yang secara fisik nantinya mampu segera terjun di dunia kerja.

Gambar 2. Pengukuran Tinggi dan Berat Badan


Sumber: www.gambar.com

C. Alat Suntik

Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan
atau menghisap cairan atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston
di dalamnya yang keluar dari ujung belakang. Adapun ujung depannya dapat
dilengkapi dengan jarum suntik untuk membantu mengarahkan aliran ke
dalam atau keluar tabung. Volume alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml,

16
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

dan yang lainnya. Gambar 3. adalah contoh alat suntik untuk menginfus
pasien di rumah sakit.

Gambar 3. Alat Suntik


Sumber: www.google.com

Di rumah sakit, khususnya di ruang ICU, pasien sering diberi obat melalui
infus dengan volume per satuan waktunya sangat teliti. Pemberian tersebut
tidak dapat dilakukan dengan menggunakan infus gantung. Infus diberikan
dengan menempatkan obat dalam jarum suntik kemudian didorong
perlahan-lahan dengan pompa jarum suntik.

17
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

SOAL-SOAL UN/USBN

A. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No Soal
1 Perhatikan besaran-besaran di bawah ini

(1) gaya (6) kuat arus


(2) intensitas cahaya (7) panjang
(3) energi (8) berat
(4) percepatan (9) waktu
(5) jumlah zat (10) daya

Besaran pokok ditunjukkan oleh nomor ... .


A. (1), (2), (4) (8) dan (9)
B. (1), (5), (6) (7) dan (10)
C. (2), (5), (6) (7) dan (9)
D. (2), (5), (6) (8) dan (10)
E. (3), (5), (6) (7) dan (10)

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C1)
Indikator yang : 3.1.7. Membedakan besaran pokok dan besaran
bersesuaian turunan
Diketahui : Macam-macam besaran
Ditanyakan : Yang termasuk besaran pokok
Materi yang dibutuhkan : Besaran Pokok dan Besaran Turunan

B. Contoh Soal US/USBN Tahun 2018

No Soal
2 Kelajuan sepeda motor yang tertera pada speedometer dinyatakan dalam
satuan km/jam. Apabila kelajuan sepeda motor dalam Sistem Internasional
(SI) tertulis 20 m/s, maka pada speedometer sebuah sepeda motor akan
menunjukkan … .
A. 40 km/jam
B. 42 km/jam
C. 52 km/jam
D. 62 km/jam
E. 72 km/jam
Identifikasi
Kelas/Semester : X/1

19
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Level kognitif : Aplikasi (C3)


Indikator yang : 3.1.9. Menggunakan faktor konversi untuk
bersesuaian mengubah sistem satuan yang satu ke dalam
sistem satuan yang lain
Diketahui : Kecepatan 20 m/s
Ditanyakan : Kecepatan dalam km/jam
Materi yang dibutuhkan : Konversi satuan besaran kecepatan

C. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019

No Soal
3 Perhatikan tabel berikut

No Besaran Satuan
1 panjang cm
2 kecepatan m/s
3 usaha joule
4 jumlah zat mol
5 volume cm3

Besaran yang memiliki satuan SI adalah ….


A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman (C2)
Indikator yang : 3.1.1. Menjelaskan konsep besaran
bersesuaian 3.1.2. Menjelaskan konsep satuan
Diketahui : Macam-macam satuan besaran pokok dan satuan
besaran turunan
Ditanyakan : Satuan besaran pokok
Materi yang dibutuhkan : Satuan Besaran Pokok dan Satuan Besaran
Turunan

20
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

D. Contoh Soal US/USBN Tahun 2019

No Soal
4 Seorang peserta didik melakukan pengukuran diameter dalam sebuah pipa
silinder berongga dengan mikrometer sekrup. Dari pengukuran tersebut,
didapatkan gambar sebagai berikut.

Diamater dalam pipa dari hasil pengukuran tersebut adalah ....


A. 47,40 mm
B. 45,42 mm
C. 42,45 mm
D. 4,47 mm
E. 4,45 mm

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C2)
Indikator yang : 3.5.13. Menganalisis hubungan besaran-besaran
bersesuaian fisika yang berlaku pada cermin cekung, cermin
cembung dan lensa tipis
Diketahui : Gambar skala yang ditunjukkan mikrometer
sekrup
Ditanyakan : Hasil pengukuran
Materi yang dibutuhkan : Menentukan hasil pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup

21
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

E. Contoh Soal UMPN Tahun 2018

No Soal
5 Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat
tembaga dan menunjukkan skala seperti pada gambar. Diameter kawar
adalah….. mm.

A. 3.19
B. 3,21
C. 3,25
D. 3,69
E. 3,71

Identifikasi
Kelas/Semester : X/1
Level kognitif : Pemahaman(C2)
Indikator yang : 3.5.13. Menganalisis hubungan besaran-besaran
bersesuaian fisika yang berlaku pada cermin cekung, cermin
cembung dan lensa tipis
Diketahui : Gambar skala yang ditunjukkan mikrometer
sekrup
Ditanyakan : Hasil pengukuran
Materi yang dibutuhkan : Menentukan hasil pengukuran menggunakan
mikrometer sekrup

22
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

BAHAN PEMBELAJARAN

Bahan pembelajaran yang diuraikan di sini merupakan contoh panduan


pembelajaran yang dapat Saudara implementasikan ketika akan
membelajarkan topik Besaran dan Pengukuran. Bahan pembelajaran
dikembangkan dengan prinsip berpusat pada peserta didik dan berusaha
memfasilitasi kemampuan berpikir tingkat tinggi. Bahan pembelajaran ini
berisikan rincian aktivitas pembelajaran, lembar kegiatan peserta didik yang
digunakan, dan bahan bacaannya.

A. Aktivitas Pembelajaran

Aktivitas pembelajaran berisi rincian alternatif kegiatan pembelajaran yang


dilakukan guru dan peserta didik untuk mencapai kompetensi pada topik
Besaran dan Pengukuran. Aktivitas pembelajaran dalam unit ini terdiri dari
tiga aktivitas yaitu: 1) Besaran dan Satuan; (2) Pengukuran Besaran Mekanik;
dan (3) Pengukuran Besaran Listrik. Model Pembelajaran yang digunakan
untuk ketiga aktivitas dalam contoh ini adalah Discovery Learning dengan
sintaks sebagai berikut:
1. Memberi rangsangan (stimulation)
2. Mengidentifikasi masalah (problem statement)
3. Mengolah data (data collection)
4. Menverifikasi (data processing)
5. Menyimpulkan (generalization)

Saudara dapat menggunakan model pembelajaran lain yang lebih sesuai


dengan kondisi peserta didik Saudara di kelas.

23
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Aktivitas 1: Besaran dan Satuan

Tujuan aktivitas 1:

Setelah melakukan aktivitas 1 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Menjelaskan konsep besaran


2. Menjelaskan konsep satuan
3. Membedakan besaran pokok dan besaran turunan
4. Menggunakan faktor konversi untuk mengubah sistem satuan yang satu ke
dalam sistem satuan yang lain
5. Menjelaskan konsep dimensi besaran
6. Menentukan dimensi besaran turunan
7. Mengidentifikasi aturan angka penting
8. Menentukan banyaknya angka penting dari hasil pengukuran
9. Menentukan hasil pengukuran suatu besaran menggunakan aturan angka
penting
10. Menuliskan konversi hasil pengukuran menggunakan notasi ilmiah

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan
kegiatan yang akan dilakukan serta lingkup dan teknik penilaian yang
akan digunakan.
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi besaran dan
satuan yang sudah dipelajari di SMP.
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat besaran
dan satuan dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati tayangan gambar dan berita tentang tera
ulang timbangan di pasar dan pengukuran tinggi badan serta berat
badan dalam proses penerimaan peserta didik baru, kemudian
menanggapi dengan memberikan komentar

24
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi cerita dan gambar dihubungkan dengan
besaran, satuan dan pengukuran melalui pertanyaan-pertanyaan yang
diharapkan antara lain:
a. Besaran apakah yang diukur?
b. Dinyatakan dalam satuan apa hasil pengukurannya?
c. Mengapa alat ukur perlu dikalibrasi?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 1 tentang Besaran dan Satuan
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan lembar kerja dengan menggali informasi dari referensi
yang sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang ada di LKPD 1
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang besaran dan satuan, kelompok yang lain memperhatikan dan
menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang besaran dan satuan
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi

25
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan


dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang pengukuran besaran mekanik

Aktivitas 2: Pengukuran Besaran Mekanik

Tujuan aktivitas 2:

Setelah melakukan aktivitas 2 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi alat-alat ukur besaran mekanik


2. Membedakan berbagai alat ukur besaran mekanik berdasarkan
fungsinya
3. Menuliskan hasil pengukuran besaran mekanik sesuai dengan ketelitian
alat ukur yang digunakan.
4. Menafsirkan hasil pengukuran suatu besaran mekanik berdasarkan
ketelitiannya
5. Melakukan percobaan pengukuran besaran mekanik menggunakan
jangka sorong
6. Mengolah hasil percobaan pengukuran besaran mekanik menggunakan
jangka sorong
7. Menyajikan laporan hasil percobaan pengukuran besaran mekanik
menggunakan jangka sorong
Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang pengukuran besaran mekanik serta
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
besaran dan satuan

26
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat pengukuran


besaran mekanik dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati alat-alat ukur besaran mekanik antara lain
mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, dan stopwacth
kemudian menanggapi dengan memberikan komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan alat-
alat ukur besaran mekanik melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Bagaimana cara menggunakan alat tersebut ?
b. Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya?
c. Bagaimana ketelitian alat tersebut?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 2 tentang Pengukuran Besaran
Mekanik
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 2 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang ada di LKPD 2
Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang pengukuran besaran mekanik, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan

27
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang pengukuran besaran
mekanik berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
tentang pengukuran besaran listrik

Aktivitas 3: Pengukuran Besaran Listrik

Tujuan aktivitas 3:

Setelah melakukan aktivitas 3 ini peserta didik diharapkan dapat:

1. Mengidentifikasi alat-alat ukur besaran listrik


2. Membedakan berbagai alat ukur besaran listrik berdasarkan fungsinya
3. Menuliskan hasil pengukuran besaran listrik sesuai dengan ketelitian
alat ukur yang digunakan.
4. Menafsirkan hasil pengukuran suatu besaran listrik berdasarkan
ketelitiannya
5. Melakukan percobaan pengukuran besaran listrik menggunakan
multimeter
6. Mengolah hasil percobaan pengukuran besaran listrik menggunakan
multimeter
7. Menyajikan laporan hasil percobaan pengukuran besaran listrik
menggunakan multimeter

28
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Langkah-langkah Pembelajaran:
1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cakupan materi dan kegiatan
yang akan dilakukan yaitu tentang pengukuran besaran listrik serta
lingkup dan teknik penilaian yang akan digunakan
2. Guru mengaitkan materi pembelajaran dengan materi sebelumnya yaitu
pengukuran besaran mekanik
3. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan manfaat pengukuran
besaran listrik dalam kehidupan sehari-hari
Memberi Stimulus
4. Peserta didik mengamati alat-alat ukur besaran listrik antara lain
amperemeter, volmeter, ohmmeter dan multimeter kemudian
menanggapi dengan memberikan komentar
Mengidentifikasi Masalah
5. Peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan alat-
alat ukur besaran listrik melalui pertanyaan-pertanyaan antara lain:
a. Bagaimana cara menggunakan alat tersebut ?
b. Bagaimana cara membaca hasil pengukurannya?
c. Bagaimana ketelitian alat tersebut?
Mengumpulkan Data
6. Peserta didik membentuk kelompok diskusi dengan anggota 3 sampai 4
orang tiap kelompok
7. Peserta didik mempelajari LKPD 3 tentang Pengukuran Besaran Listrik
8. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok membagi tugas untuk
menyelesaikan LKPD 3 dengan menggali informasi dari referensi yang
sudah disiapkan yaitu buku dan internet
Mengolah Data
9. Pesera didik berdiskusi dalam kelompok untuk mengolah data yang
sudah dikumpulkan masing-masing anggota kelompok untuk
menjawab pertanyaan yang ada di LKPD 3

29
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Memverifikasi
10. Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
tentang pengukuran besaran listrik, kelompok yang lain
memperhatikan dan menanggapi
11. Peserta didik memperbaiki hasil kerjanya dan menambahkan catatan
yang diperlukan
Menyimpulkan
12. Peserta didik membuat kesimpulan tentang pengukuran besaran listrik
berdasarkan hasil diskusi
13. Guru memberikan apresiasi terhadap diskusi yang sudah dilakukan,
khususnya kepada kelompok yang sudah presentasi dan peserta didik
yang aktif dalam diskusi
14. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
dengan menegaskan kembali kesimpulan
15. Guru menyampaikan rencana pembelajaran pertemuan berikutnya
yaitu tentang Usaha, Energi dan Daya

30
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

B. Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik 1: Besaran dan Satuan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul : Besaran dan Satuan

Kegiatan 1
Tujuan:
1. Memahami besaran, satuan, dimensi dan konversi satuan.
2. Menentukan dimensi besaran turunan.
3. Mengkonversikan hasil pengukuran suatu besaran.

Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan berikut
dengan jelas dan tepat.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran.


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan satuan’
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
3. Jelaskan perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dimensi besaran.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………

31
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

5. Identifikasi besaran pokok dan dimensinya, kemudian tulislah hasilnya ke


dalam tabel berikut:
No Nama Besaran Lambang Satuan dalam SI Dimensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

6. Tentukan dimensi dari besaran turunan berikut


No. Besaran Turunan Analisis Dimensi
1. Luas panjang × lebar
2. Volume panjang × lebar × tinggi
3. Kecepatan perpindahan : waktu
4. Percepatan kecepatan : waktu
5. Gaya massa × percepatan
6. Usaha gaya × jarak
7. Daya usaha : waktu
8. Tekanan gaya : luas

7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konversi satuan.


……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
8. Berikut ini data hasil pengukuran suatu besaran, konversikan hasil
tersebut ke dalam satuan sesuai data yang disediakan.
a. Mobil bergerak dengan kecepatan 90 km/jam = …………… meter/sekon
b. Massa jenis minyak 0,8 gr/cm3 = ……………… kg/m3

32
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Kegiatan 2

Tujuan:
1. Memahami angka penting dalam pengukuran
2. Memahami notasi ilmiah dalam pengukuran

Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan berikut
dengan jelas dan tepat.
1. Tuliskan 4 aturan angka penting.
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
2. Berdasarkan aturan angka penting, tentukan banyaknya angka penting
pada hasil pengukuran berikut:
Besaran yang Hasil Yang termasuk Banyaknya Angka
diukur Pengukuran Angka Penting Penting
Volume air 12,5 cm3
Massa jenis air 1000 kg.m-3
Massa partikel 0,0008 gram
Tekanan udara 130000 milibar
Tinggi menara 170,02 m

3. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting hanya


boleh memiliki satu angka yang diragukan.
Tentukan hasil akhir pengukuran panjang kabel berikut ini sesuai
ketentuan tersebut

Panjang 1 Hasil pengukuran


Panjang 2 (meter)
(meter) (panjang 1 + panjang 2)
34 63,8
74,2 15,5
231,56 78,5
638,4 625
7895,350 945,72

33
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

4. Hasil perkalian atau pembagian, hanya boleh memilki banyak angka


penting sebanyak bilangan yang banyak angka pentingnya paling sedikit.
Tentukan hasil pengukuran luas berikut ini sesuai ketentuan tersebut

Panjang Lebar Luas (panjang × lebar)


(cm) (cm) (cm2)
10 25
20,0 2,5
100,00 11
0, 20 50
0,01 33,0

5. Konversikan hasil pengukuran berikut dan tulislah dalam notasi ilmiah


a. 45 dm = ......... m
b. 0,23 cm = ......... m
c. 38 km = ......... m
d. 50 gr =.....…. kg
e. 2350 mg = ......... kg

34
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Lembar Kerja Peserta Didik 2: Pengukuran Besaran Mekanik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul ` : Pengukuran Besaran Mekanik

Kegiatan 1

A. Tujuan
1. Memahami penggunaan jangka sorong dalam pengukuran.
2. Menentukan ketelitian pengukuran menggunakan jangka sorong
B. Alat dan Bahan
1. Jangka Sorong
2. Benda yang diukur (uang koin, gelas, tutup botol, pipa paralon,
tutup spidol)
C. Langkah Kerja
1. Menuliskan bagian-bagian Jangka Sorong:
1) Siapkan jangka sorong dan amatilah bagian-bagiannya
2) Tuliskan bagian-bagian dan fungsi jangka sorong pada tabel
berikut ini

35
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Mengukur diameter luar:


1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang luar
3) Masukkan benda ke rahang bagian bawah jangka sorong
4) Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan
5) Bacalah skala utama dan skala noniusnya
6) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel
7) Ulangi langkah 1 s.d. 6 untuk benda yang berbeda
Hasil Pengukuran Diameter Luar
Diameter Luar
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

3. Mengukur Diameter Dalam


1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang dalam
3) Masukkan benda ke rahang bagian dalam jangka sorong
4) Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci ke kanan
5) Bacalah skala utama dan skala noniusnya
6) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel

36
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

7) Ulangi langkah 1 s.d. 6 untuk benda yang berbeda

Hasil Pengukuran Diameter Dalam


Diameter Dalam
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

4. Mengukur Kedalaman:
1) Putarlah pengunci ke kiri
2) Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh
dasar benda
3) Putar pengunci ke kanan
4) Bacalah skala utama dan skala noniusnya
5) Tuliskan hasilnya ke dalam tabel dan hitung rata-rata hasil
pengukurannya
6) Ulangi langkah 1 s.d. 5 untuk benda yang berbeda
Hasil Pengukuran Kedalaman
Kedalaman
Pengukuran Benda yang
ke diukur SU SN SU + SN
(mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.

D. Tugas
1. Ketelitian jangka sorong adalah ............ mm

37
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

2. Hasil pengukuran berikut ini adalah :

Skala utama (SU) = …………… cm = ……………. mm


Skala nonius (SN) = ………….. mm
Ukuran benda = SU + SN = ………… mm + ………… mm = ………… mm

Skala utama (SU) = …………… cm = ……………. mm


Skala nonius (SN) = ………….. mm
Ukuran benda = SU + SN = ………… mm + ………… mm = ………… mm

38
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Kegiatan 2

A. Tujuan
Menyajikan hasil pengukuran volume benda menggunakan mistar dan
jangka sorong
B. Alat dan Bahan
1. Mistar
2. Jangka Sorong
3. Balok kayu
4. Kaleng
C. Langkah Kerja
1. Dengan menggunakan mistar ukurlah panjang, lebar dan tinggi balok
sebanyak 1 kali kemudian tuliskan hasilnya lengkap dengan
ketidakpastiannya dalam Tabel 1.
2. Ulangi langkah 1 dengan menggunakan jangka sorong
3. Dengan menggunakan mistar ukurlah panjang dan diameter tabung
sebanyak 1 kali lengkap dengan ketidakpastiannya kemudian tuliskan
hasilnya dalam Tabel 2.
4. Ulangi langkah 3 dengan menggunakan jangka sorong
5. Hitunglah volume tabung dari hasil pengukuran menggunakan mistar
dan jangka sorong dan lengkapi tabelnya.

D. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengukuran Balok
Panjang Lebar Tinggi Volume
Alat (mm) (mm) (mm) (mm3)
Ukur
p ∆p l ∆l t ∆t V ∆V

Mistar
Jangka
Sorong

39
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Tabel 2. Hasil Pengukuran Tabung


Panjang Diameter Volume
Alat (mm) (mm) (mm3)
Ukur
p ∆p d ∆d V ∆V

Mistar
Jangka
Sorong

E. Kesimpulan
1. Bandingkan hasil pengukuran volume balok menggunakan mistar dan
jangka sorong.
2. Bandingkan hasil pengukuran volume tabung menggunakan mistar dan
jangka sorong.
3. Tuliskan kesimpulan dari pengukuran yang sudah dilakukan
F. Tugas
Buatlah Laporan Praktikum berdasarkan hasil percobaan dengan
ketentuan: diketik pada kertas A4 dengan ukuran huruf Time New
Roman 12, 1½ spasi dengan format:
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
E. Data Hasil Percobaan
F. Analisis Data dan Pembahasan
G. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

40
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Lembar Kerja Peserta Didik 3: Pengukuran Besaran Listrik

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Mata Pelajaran : Fisika


Kelas/Semester : X/1
Judul : Pengukuran Besaran Listrik

Kegiatan 1

A. Tujuan
1. Memahami fungsi alat ukur listrik
2. Menentukan hasil pengukuran besaran listrik
B. Petunjuk Kerja:
Setelah membaca materi besaran dan satuan, jawablah pertanyaan
berikut dengan jelas dan tepat.

1. Jelaskan fungsi dari alat ukur besaran listrik berikut:


No Nama Alat Fungsi
1. Amperemeter

2. Voltmeter

3. Ohmmeter

4. Multimeter

2. Tuliskan hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh alat ukur listrik


berikut dengan mengisi tabel yang telah disediakan.
Nama Alat Skala Skala Batas Hasil
No
Ukur Terbaca Maksimum Ukur Pengukuran
(a)
(b)
(c)
(d)

41
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(a) (b)

(c) (d)

42
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Kegiatan 2

A. Tujuan
1. Mengukur hambatan, kuat arus listrik dan tegangan menggunakan
multimeter
2. Membaca hasil pengukuran hambatan, kuat arus listrik dan
tegangan menggunakan multimeter
3. Menyajikan laporan hasil pengukuran hambatan, kuat arus listrik
dan tegangan menggunakan multimeter

B. Dasar Teori
Multimeter merupakan alat ukur listrik yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan listrik. Multimeter
disebut juga dengan Avometer berasal dari AVO dan meter, “A” untuk
ampere, “V” untuk volt, dan “O” untuk ohm. Bagian-bagian multimeter
antara lain skala, pointer (jarum penunjuk), selektor batas ukur,
pengaturan posisi jarum 0 ohm, terminal, dan probe, sebagaimana
gambar berikut.

43
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Alat dan Bahan


1. Multimeter
2. Hambatan/Resistor
3. Baterai
4. Kabel penghubung
5. Bola lampu

D. Langkah Kerja
a. Mengukur hambatan listrik:
1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Memasang ujung kabel probe hitam ke terminal yang sesuai.
3. Mengatur posisi titik nol multimeter dengan menyentuhkan probe
merah dan probe hitam, kemudian memutar tobol secara perlahan
hingga mengarah ke angka nol (0)
4. Memutar tombol selektor dan menempatkan pengukuran yang
akan digunakan

44
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

5. Ubah batas ukur fungsi Ohmmetrer sampai skala terbaca dengan


tepat.
6. Mencari dua titik kontak listrik (kaki) dari komponen yang akan
diukur(resistor), tekan probe hitam dan probe merah pada masing
(kaki).

7. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel pengamatan.


8. Melakukan langkah 2 s.d. 7 untuk resistor yang berbeda

b. Mengukur tegangan listrik:


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Mengatur posisi angka nol multimeter
3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan tempatkan pada
fungsi Voltmeter.
4. Memilih batas ukur yang akan digunakan.
5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur.

45
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

6. Memasang multimeter secara paralel dengan komponen yang akan


diukur
7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

c. Mengukur kuat arus listrik:


1. Mempersiapkan semua alat dan bahan percobaan.
2. Mengatur posisi angka nol multimeter
3. Memutar tombol selektor secara perlahan dan menempatkan pada
fungsi amperemetersebagai pengukur kuat arus listrik
4. Memilih batas ukur yang akan digunakan
5. Menghubungkan probe pada rangkaian yang akan diukur.
6. Memasang multimeter secara seri dalam rangkaian
7. Mencatat hasil pengukuran dalam tabel pengamatan.

E. Tabel Hasil Pengukuran


1. Tabel Data Pengukuran Hambatan Listrik
Skala Skala Batas Besar
No Hambatan
Terbaca Maksimum Ukur Hambatan
1. Resistor A
2. Resistor B
3. Resistor C

2. Tabel Data Pengukuran Kuat Arus dan Tegangan Listrik


Besaran yang Skala Skala Batas Hasil
No
Diukur Terbaca Maksimum Ukur Pengukuran
1. Kuat Arus Listrik
2. Tegangan Listrik

46
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

F. Tugas
Buatlah Laporan Praktikum berdasarkan hasil percobaan sesuai
dengan ketentuan:
Diketik pada kertas A4 dengan ukuran huruf Time New Roman 12, 1½
spasi dengan format:

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Tujuan
B. Dasar Teori
C. Alat dan Bahan
D. Langkah Kerja
E. Data Hasil Percobaan
F. Analisis Data dan Pembahasan
G. Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

47
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

C. Bahan Bacaan

Besaran

Segala sesuatu yang bisa diukur disebut besaran. Hasil pengukuran suatu
besaran dinyatakan dalam bilangan dan satuan. Setiap besaran memiliki
satuan yang berbeda dengan besaran lainnya, meskipun tidak semua besaran
memiliki satuan. Contoh besaran fisika yang tidak mempunyai satuan adalah
indeks bias cahaya dan massa jenis relatif.

Berdasarkan penetapan satuannya, besaran dikelompokkan menjadi dua,


yaitu besaran pokok dan besaran turunan.

1. Besaran Pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan dan tidak
tergantung pada satuan dari besaran lain. Berdasar Konferensi Umum
mengenai Berat dan Ukuran ke-14 tahun 1971, besaran pokok ada tujuh
sebagaimana terdapat dalam Tabel 3. berikut:

Tabel 3 Besaran Pokok


Satuan
Lambang
No Nama Besaran Internasional Lambang Satuan
Besaran
(SI)
1. Panjang l meter m
2. Massa m kilogram kg
3. Waktu t sekon s
4. Suhu T kelvin K
5. Kuat Arus Listrik i ampere A
6. Intensitas Cahaya I kandela cd
7. Jumlah Zat N mole mol

Ada beberapa alasan pemilihan 7 besaran pada Tabel 3 sebagai besaran


pokok, antara lain:
a. Tujuh besaran tersebut merupakan jumlah paling sedikit yang masih
memungkinkan besaran-besaran lain dapat diturunkan. Jika kurang

48
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

dari tujuh maka ada besaran lain yang tidak dapat diperoleh dari
besaran pokok.
b. Tujuh besaran tersebut dapat diukur dengan ketelitian sangat tinggi.
Karena besaran pokok akan menurunkan besaran lain maka besaran-
besaran tersebut harus dapat ditentukan dengan sangat teliti.
c. Besaran massa, pajang, dan waktu telah memiliki sejarah penggunaan
yang sangat lama dalam mekanika sehingga dalam penentuan besaran
pokok, ketiga besaran tersebut dimasukkan

2. Besaran Turunan
Besaran turunan adalah besaran yang tersusun dari besaran pokok,
sehingga satuannya juga tersusun dari satuan besaran pokok. Contoh
besaran turunan seperti Tabel 4. berikut:

Tabel 4. Besaran Turunan


Nama Lambang Rumus
No Satuan Internasional (SI)
Besaran Besaran Susunan Besaran
1. Luas A panjang × lebar meter persegi (m2)
2. Volume V Panjang × lebar x meter kubik (m3)
tinggi
3. Kecepatan v perpindahan : meter per sekon (ms-1)
waktu
4. Percepatan a kecepatan : waktu meter per sekon2 (ms-2)
5. Gaya F massa × kilogram meter per sekon2
percepatan (kgms-2) = newton (N)
6. Usaha W gaya × jarak newton meter (Nm) = joule
(J)
7. Daya P usaha : waktu joule per sekon (Js-1) = watt
(W)
8. Tekanan p gaya : luas Newton per meter2 (Nm-2) =
pascal (Pa)

Berdasarkan nilai dan arahnya, besaran pokok dan besaran turunan


dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

49
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

1. Besaran Skalar
Besaran skalar adalah besaran yang hanya memiliki nilai tetapi tidak
memiliki arah. Contoh besaran skalar adalah panjang, massa, waktu, suhu,
volume, energi dan daya

2. Besaran Vektor
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah Contoh
besaran vektor adalah perpindahan, kecepatan, percepatan, momentum,
gaya, rapat arus listrik, medan listrik dan medan magnet.

Satuan

Besaran pokok dan besaran turunan dapat diukur dan dinyatakan dalam
satuan baku maupun satuan tidak baku. Satuan baku atau satuan standar
adalah satuan yang telah diakui dan berlaku secara internasional, misalnya
satuan panjang adalah meter, satuan massa adalah kilogram dan satuan
waktu adalah sekon. Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak berlaku
secara internasional atau hanya berlaku pada daerah-daerah tertentu,
misalnya satuan panjang di Indonesia digunakan jengkal dan depa sedangkan
di Inggris digunakan inci dan kaki.

Penggunaan bermacam-macam satuan untuk suatu besaran dapat


menimbulkan kesulitan. Kesulitan pertama adalah diperlukannya bermacam-
macam alat ukur yang sesuai dengan satuan yang digunakan. Kesulitan kedua
adalah kerumitan konversi dari satu satuan ke satuan lainnya. Untuk
mengatasi kesulitan tersebut maka perlu dirumuskan satu jenis satuan untuk
suatu besaran tertentu yang standar. Syarat utama satuan standar adalah
nilai satuannya harus sama, mudah ditiru atau diperoleh kembali dan dapat
diterima secara internasional.

Pada tahun 1795 para ilmuwan di perancis menciptakan sistem satuan yang
dikenal dengan Sistem Metrik untuk mengatasi kesulitan tersebut. Sistem

50
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

satuan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu sistem MKS (meter-kilogram-
sekon) dan sistem cgs (centimeter-gram-sekon). Pada tahun 1960, Sistem
Metrik dipergunakan dan diresmikan sebagai Sistem Internasional (SI).

1. Standar Satuan Panjang


Standar satuan panjang adalah meter. Standar satuan panjang
internasional yang pertama adalah sebuah batang yang terbuat dari
campuran platina-iridium yang disebut meter standar. Meter standar ini
di simpan di Internasional Bureau of Weight and Measures di kota Sevres,
Perancis. Satu meter didefinisan sebagai jarak antara dua goresan pada
kedua ujung meter standar yang diukur pada suhu 0oC.

Ada beberapa kelemahan dalam penggunaan meter standar, antara lain


meter standar mudah rusak karena batang platina-iridium mudah
terpengaruh oleh perubahan suhu dan ketelitian pengukuran tidak
memadai lagi dengan kemajuan teknologi saat ini, sehingga pada tahun
1960 ditetapkan bahwa satu meter didefinisikan sama dengan
1.650.763,73 kali panjang gelombang sinar jingga yang dipancarkan
atom-atom krypton (Kr-86).

Pada tahun 1983, definisi standar meter diubah lagi menjadi satu meter
adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam ruang hampa pada selang
1
waktu sekon, dengan anggapan bahwa kecepatan cahaya di
299.792.458

dalam ruang hampa selalu konstan sebesar 299.792.458 meter per sekon.
Meter standar inilah yang masih digunakan sampai saat ini.

2. Standar Satuan Massa


Standar satuan massa adalah kilogram. Sejak tahun 1889 standar
internasional untuk massa adalah massa silinder campuran platina-
iridium yang disebut kilogram standar yang di simpan di Internasional
Bureau of Weight and Measures di kota Sevres dekat Paris, Perancis.

51
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Massa standar satu kilogram dipilih sedemikian rupa sehingga sama


dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4oC

3. Standar Satuan Waktu


Standar satuan waktu adalah sekon atau detik. Pada tahun 1956, satu
sekon ditetapkan berdasarkan perputaran bumi pada porosnya (rotasi
bumi), yaitu waktu satu hari. Karena rotasi bumi tidak tetap, maka
digunakan waktu hari rata-rata dalam satu tahun. Satu sekon
1
didefinisikan sama dengan 86.400 hari matahari rata-rata.

Setelah dilakukan pengamatan dengan lebih teliti ternyata selang waktu


satu hari matahari rata-rata berbeda dari tahun ke tahun. Ini
menyebabkan para ilmuwan mengubah satuan standar sekon. Pada tahun
1967 satuan waktu standar ditetapkan berdasarkan jam atom Cesium.
Satu sekon didefinisikan sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom
Cesium-133 (Cs-133) untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali dalam
transisi antara dua tingkat energi di tngkat energi dasarnya

4. Standar Satuan Suhu


Standar untuk satuan suhu yang pertama adalah derajat celcius (oC)
dengan acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar sebesar 1
atmosfer atau 76 cmHg, dengan titik lebur es pada suhu 0oC dan titik
didih air pada suhu 100 oC.

Pada Konggres Perhimpunan Fisika Internasional yang diselenggarakan


pada tahun 1954 telah ditetapkan standar untuk satuan suhu adalah
kelvin (K) dengan acuan suhu ditentukan pada tekanan udara luar
sebesar 1 atmosfer atau 76 cmHg, dengan titik lebur es pada suhu 273,15
K dan titik didih air pada suhu 373,15 K. Satu kelvin di definisikan sebagai

52
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

1
satuan suhu yang nilainya sama dengan kali suhu titik tripel air
273,15

(suhu ketika terjadi kesetimbangan antara wujud cair, gas dan padat).

5. Standar Satuan Kuat Arus Listrik


Standar untuk satuan kuat arus listrik adalah ampere. Berdasarkan hasil
Conference Generale des Poids et Measures ke-9 tahun 1948, satu ampere
sama dengan nilai kuat arus tetap yang dilalirkan pada dua kawat sejajar
dengan panjang takterhingga, tebal yang diabaikan dan jaraknya terpisah
sejauh 1 meter. Kedua kawat berada dalam ruang hampa udara sehingga
menghasilkan gaya sebesar 2×10-7 Newton setiap panjang kawat.

6. Standar Satuan Intensitas Cahaya


Standar untuk satuan intensitas cahaya adalah Candela. Pada awalnya
satuan standar intensitas cahaya adalah lilin (candle). Pada tahun 1948
ditetapkan satuan standar intensitas cahaya berdasarkan cahaya yang
dipancarkan oleh benda hitam sempurna pada suhu titik lebur platina
(1.773)oC.

Pada Tahun 1979 berdasarkan hasil Conference Generale des Poids et


Measures ke-16 tahun 1979, satu kandela didefinisikan sebagai intensitas
cahaya yag dihasilkan oleh sebuah sumber yang memancarkan radiasi
monokhromatik pada frekuensi 540×1012 hertz dengan intensitas radiasi
1
sebesar 683 watt per meter persteradian dalam arah tersebut.

7. Standar Satuan Jumlah Zat


Standar untuk satuan jumlah zat adalah mole (mol). Pada tahun 1971
ditetapkan satu mol adalah setara dengan jumlah atom karbon dalam

53
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

0,012 kg karbon-12 (C-12). Satu mol zat terdiri dari 6,022x1023 buah
partikel.

8. Satuan Sudut Bidang Datar


Satu radian adalah sudut bidang antara dua jari-jari lingkaran yang
memotong keliling lingkaran, dengan panjang busur sama panjang
dengan jari-jarinya.

Gambar 4. Satu Radian


Sumber: www.google.co.id

9. Satuan Sudut Ruang


Steradian adalah sudut ruang yang puncaknya terletak pada pusat bola,
membentuk juring suatu bola memotong permukaan bola dengan luas
sama dengan kuadrat jari-jari bola (r2).

54
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Gambar 5. Satuan Sudut Ruang


Sumber: www.google.co.id

Dimensi

Dimensi menggambarkan bagaimana suatu besaran terbentuk atau tersusun


dari besaran-besaran lainnya. Dimensi dapat diartikan sebagai cara
penulisan suatu besaran menggunakan simbol dari besaran-besaran pokok
sehingga dapat menunjukkan suatu besaran tersusun dari besaran-besaran
pokok.

Dalam Sistem Internasional terdapat tujuh besaran pokok yang berdimensi


serta dua besaran tambahan yang tidak berdimensi. Dimensi besaran pokok
dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi kurung persegi seperti
dtunjukkan pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Dimensi Besaran Pokok

Satuan Notasi
No. Besaran Pokok Dimensi
Internasional Satuan
1. Panjang meter m [L]
2. Massa kilogram kg [M]
3. Waktu sekon s [T]
4. Suhu kelvin K [θ]
5. Kuat Arus Listrik ampere A [I]
6. Intensitas Cahaya kandela cd [J]
7. Jumlah Zat mole mol [N]

55
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Besaran Satuan
No. Notasi Satuan Dimensi
Tambahan Internasional
1. Sudut radian rad -
2. Sudut Ruang steradian sr -

Manfaat analisis dimensi:


1. Untuk menganalisis benar atau salahnya suatu persamaan. Melalui analisa
dimensi kita bisa mengetahui kebenaran suatu persamaan fisika, karena
suatu persamaan fisika harus memiliki dimensi yang konsisten. Jika kita
analisis dimensinya maka dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi
ruas kanan.
2. Untuk membuktikan kesetaraan dua besaran yang sepintas kelihatan
berbeda. Dua besaran dikatakan setara jika keduanya mempunyai dimensi
yang sama. Misalnya usaha dan energi adalah dua besaran yang setara
karena keduanya mempunyai dimensi yang sama yaitu [ML2T-2]
3. Untuk menurunkan persamaan suatu besaran fisika jika kesebandingan
besaran tersebut diketahui.

Konversi Satuan

Konversi satuan dapat diartikan sebagai mengubah nilai suatu satuan ke nilai
satuan lain dan tidak mengubah nilai dari suatu besaran. Konversi satuan
dapat dilakukan dalam sistem satuan yang sama maupun dalam sistem
satuan yang berbeda. Konversi satuan dalam sistem yang sama misalnya
mengubah salah satu satuan dalam sistem internasional ke satuan lain dalam
sistem yang sama. Dalam konversi ini pengubahan satuan dapat
menggunakan faktor konversi atau dengan bantuan tangga konversi.
Konversi satuan dalam sistem satuan yang berbeda misalnya mengubah nilai
dari suatu sistem satuan sistem Inggris ke sistem Satuan Internasional atau
sebaliknya.

56
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Angka Penting

Semua angka yang didapatkan dari hasil pengukuran disebut angka penting.
Angka penting terdiri atas angka pasti dan angka taksiran (angka yang
diragukan)
Aturan-aturan untuk menyatakan apakah suatu angka termasuk angka
penting atau bukan adalah sebagai berikut.

1. Semua angka bukan nol adalah angka penting.


2. Angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah
angka penting.
3. Angka nol yang berfungsi sebagai pembuat tempat desimal, bukan
angka penting.
4. Angka nol pada deretan akhir sebuah bilangan yang ≥ 10 termasuk
angka penting, kecuali jika angka sebelum nol diberi garis bawah.
Dalam hal ini, angka penting berakhir pada angka yang diberi garis
bawah dan angka selanjutnya bukan angka penting.

Contoh menentukan banyaknya angka penting:


(1) 632,5 g memiliki empat angka penting (Aturan 1)
(2) 20,005 kg memiliki lima angka penting (Aturan 2)
(3) 0,0040 m memiliki dua angka penting (Aturan 3)
(4) 8000 m memiliki dua angka penting (Aturan 4)

Untuk menerapkan aturan berhitung, Saudara harus bisa membedakan


bilangan penting dan bilangan eksak.
Bilangan penting adalah bilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran,
yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti dan satu angka
terakhir yang ditaksir. Misalnya, panjang paku 5,7 cm; massa beras 20 kg.

57
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak ada angka yang
ditaksir) yang diperoleh dari kegiatan membilang. Misalnya, jumlah siswa
43 orang, jumlah kelereng dalam kotak 25 butir.

Aturan-aturan berhitung dengan bilangan penting adalah sebagai


berikut:
1. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan-bilangan penting
hanya boleh memiliki satu angka yang ditaksir, atau memiliki angka
penting sebanyak bilangan yang paling sedikit yang terlibat dalam
operasi penjumlahan atau pengurangan.
2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dan
bilangan eksak atau sebaliknya, memiliki angka penting sebanyak
bilangan pentingnya memiliki angka penting sebanyak bilangan yang
paling sedikit yang terlibat dalam operasi perkalian.
3. Hasil memangkatkan atau penarikan akar suatu bilangan penting
hanya boleh memiliki angka penting sebanyak bilangan penting yang
dipangkatkan atau bilangan yang ditarik akarnya

Metode yang dapat digunakan untuk menentukan hasil operasi hitung


bilangan penting adalah lakukan prosedur operasi hitung dengan cara biasa,
kemudian lakukan pembulatan hingga memiliki banyaknya angka penting
sesuai aturan operasi hitung angka penting.

Notasi Ilmiah

Dalam melakukan pengukuran, seringkali kita berhadapan dengan bilangan


yang sangat besar (misalnya, radius rata-rata matahari = 696 000 000 m) ,
atau bilangan yang sangat kecil (misalnya, radius atom hidrogen = 0,000 000
000 053 m), sehingga kita mengalami kesulitan. Untuk mempermudah

58
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

penulisan bilangan yang sangat besar atau yang sangat kecil maka digunakan
notasi ilmiah atau bentuk baku.

Dalam notasi ilmiah, angka-angka hasil pengukuran dinyatakan dalam


bentuk

𝛼 × 10𝑛
Dengan 1 ≤ α < 10 menyatakan bilangan penting, n adalah bilangan bulat
(boleh positif atau negatif), dan 10n menyatakan orde.

Tiga manfaat penulisan dengan notasi ilmiah:

1. Mempermudah dalam menentukan banyaknya angka penting dari


besaran yang diukur;
2. Mempermudah menentukan orde besaran yang diukur;
3. Mempermudah melaksanakan perhitungan aljabar.

Tiga aturan untuk menulis hasil pengukuran dalam notasi ilmiah:

1. Pindahkan koma desimal sampai hanya tersisa satu angka.


2. Jika koma desimal dipindahkan ke kiri, berarti n adalah bulat positif,
Sebaliknya, jika ke kanan, berarti n adalah bulat negatif.
3. Nilai n sama dengan banyaknya angka yang dilewati sewaktu
memindahkan koma desimal.
4. Simbolisasi dan penamaan notasi ilmiah terdapat dalam Tabel 6 berikut:

Tabel 6. Penamaan Notasi Ilmiah

Nama
Bilangan Orde Simbol
Awalan
1.000.000.000.000.000.000.000.000 1024 zetta Z
1.000.000.000.000.000.000.000 1021 yotta Y
1.000.000.000.000.000.000 1018 Eksa E

59
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Nama
Bilangan Orde Simbol
Awalan
1.000.000.000.000.000 1015 Peta P
1.000.000.000.000 1012 Tera T
1.000.000.000 109 Giga G
1.000.000 106 Mega M
1.000 103 kilo k
100 102 hekto h
10 101 deka da
0,1 10-1 desi d
0,01 10-2 centi c
0,001 10-3 mili m
0,000.001 10-6 mikro µ
0,000.000.001 10-9 nano n
0,000.000.000.001 10-12 piko p
0,000.000.000.000.001 10-15 femto f
0,000.000.000.000.000.001 10-18 atto a
0,000.000.000.000.000.000.001 10-21 zepto z
0,000.000.000.000.000.000.000.001 10-24 yocto y

Pengukuran Besaran Mekanik

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan


menggunakan alat ukur. Pengukuran panjang dilakukan dengan
menggunakan mistar, jangka sorong atau mikrometer sekrup. Mengukur
waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain
sebagainya. Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, stopwatch dan
termometer merupakan alat ukur yang sudah distandar. Penggunaan alat
ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang melakukan pengukuran,
dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu
dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama. Berikut ini contoh
penggunaan beberapa alat ukur.

1. Pengukuran Panjang
Pengukuran besaran panjang bisa dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Alat ukur tersebut
memiliki nilai ketelitian yang berbeda-beda. Ketelitian didefinisikan

60
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu


pengukuran. Ketelitian pengukuran berhubungan dengan skala terkecil
dari alat ukur yang digunakan dalam pengukuran.

a. Mistar
Berdasarkan skala terkecilnya, ada berbagai macam mistar. Mistar yang
skala terkecilnya 1 mm disebut mistar berskala mm dan yang skala
terkecilnya 1 cm disebut mistar berskala cm. Mistar yang biasa digunakan
di sekolah adalah mistar mm, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Satu
bagian skala terkecil mistar ini adalah 1 mm atau 0,1 cm, sehingga
ketelitian mistar ini adalah 1 mm atau 0,1 cm.

Gambar 6. Pengukuran dengan Mistar


Sumber: www.google.co.id

Pada Gambar 4 ditunjukkan bagaimana mengukur panjang benda dengan


mistar. Tampak bahwa panjang benda lebih dari 114 mm karena ujung
benda berada di antara garis skala 114 mm dan 115 mm. Hasil
pengukuran panjang tersebut ditulis 114,5 mm. Angka terakhir, yaitu
angka 5 adalah angka taksiran.

b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang memiliki batas
ketelitian sampai dengan 0,1 mm. Jangka sorong dapat digunakan untuk
mengukur diameter bola, diameter dalam tabung, dan kedalaman lubang.
Jangka sorong dapat dibedakan menjadi dua jenis; yaitu jangka sorong
analog dan jangka sorong digital seperti tampak pada Gambar 7 dan

61
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 8 berikut:

Gambar 7. Jangka Sorong Analog


Sumber: www.google.co.id

Gambar 8. Jangka Sorong Digital


Sumber: www.google.co.id

Jika kita cermati secara umum bentuk jangka sorong analog maupun
digital memiliki banyak kesamaannya; yaitu terdiri dari skala utama,
skala nonius, rahang tetap, rahang geser, batang pengukur kedalaman,
dan pengunci seperti ditunjukkan pada Gambar 9:

62
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Gambar 9. Bagian-bagian Jangka Sorong


Sumber: www.google.co.id

Jangka sorong yang paling sering digunakan dalam kegiatan pengukuran


adalah jangka sorong analog. Jangka sorong analog dapat dibedakan
berdasarkan ketelitian yang dimilikinya. Perbedaan ketelitian dari jangka
sorong ditentukan oleh pembagian skala noniusnya. Apabila pada rahang
geser terdapat 11 garis/strip, berarti setiap 1 mm skala utama dibagi
menjadi 10 skala nonius. Berarti skala terkecil nonius = 1 mm : 10 = 0,1
mm.
Sudah banyak diproduksi jangka sorong dengan jumlah garis/strip pada
rahang geser lebih banyak, yaitu 21 strip. Berarti 1 mm skala utama
dibagi 20 skala nonius. Pada jangka sorong model demikian skala
terkecilnya = 1 mm : 20 = 0,05 mm.

Untuk menggunakan jangka sorong perlu diperhatikan langkah-langkah


sebagai berikut.
1) Periksa kedudukan skala nol dengan cara menutup rapat rahang tetap dan
rahang sorong (geser), lalu lihatlah skala nol pada skala utama dan skala
nonius! Jika garis pada angka nol skala nonius dan skala utama membentuk
garis lurus, berarti jangka sorong tepat digunakan untuk pengukuran.
2) Letakkan posisi benda pada tempat ukur yang sesuai

63
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

3) Untuk mencegah skala berubah-ubah pada saat pembacaan, kuncilah skala


jangka sorong dengan memutar tombol di bagian atas jangka sorong!
4) Bacalah angka yang tertera pada skala utama, yaitu satu angka di belakang
koma. Kemudian lanjutkan membaca skala nonius dengan mencari garis
angka yang segaris antara skala utama dan skala nonius, yaitu dua angka di
belakang koma.
Contoh pembacaan skala hasil pengukuran menggunakan jangka sorong
sebagaimana terlihat pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10. Pengukuran dengan Jangka Sorongr


Sumber: www.google.co.id

Dari Gambar 10 terlihat bahwa skala utama jangka sorong


menunjukkan skala 47mm. Garis skala nonius yang berimpit dengan
skala utama (membentuk garis lurus) adalah garis pada angka 4 yang
artinya 0,4 mm. Jadi hasil pengukurannya adalah:
47 mm + 0,4 mm = 47,04 mm

c. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup adalah sebuah alat ukur besaran panjang yang
cukup presisi. Mikrometer mempunyai tingkat ketelitian hingga 0,01

64
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

mm. Mikrometer ini dap at digunakan untuk mengukur panjang,


ketebalan maupun diameter dari benda-benda yang cukup kecil
seperti lempeng baja, aluminium, kabel, kawat, kertas dan besaran
panjang lainnya.
Mikrometer sekrup dibedakan menjadi 2 jenis yaitu mikrometer analog
dan mikrometer digital seperti ditunjukkan pada Gambar11 dan
Gambar 12 berikut.

Gambar 11. Mikrometer Analog


Sumber: www.google.co.id

Gambar 12. Mikrometer Digital


Sumber: www.google.co.id

Seperti jangka sorong, mikrometer sekrup memiliki dua macam skala


yaitu skala utama yang tertera pada selubung mikrometer sekrup dan
skala nonius tertera pada selubung luar. Bagian-bagian dari mikrometer
sekrup seperti ditunjukkan pada Gambar 13 berikut.

65
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 13. Bagian-bagian Mikrometer


Sumber: www.google.co.id

Cara menggunakan micrometer sekrup disajikan dalam langkah-langkah


sebagai berikut.

1) Letakkan benda yang akan diukur pada rahang mikrometer sekrup


2) Putar skala pemutar kasar atau skala nonius sampai rahang putar tepat
mengenai benda.
3) Putar pemutar halus sampai terdengan suara “klik”, hentikan pemutaran jika
suara “klik” sudah terdengar.
4) Putar pengunci mikrometer sekrup supaya benda tidak bergeser lagi.
5) Amati skala utama yang paling dekat dengan skala putar nonius.
6) Amati skala nonius yang paling berimpitan dengan skala utama.
7) Hasil pengukuran besaran panjang benda adalah jarak skala utama ke titik
nol nonius ditambah jumlah garis skala nonius dari nol sampai skala nonius
yang paling berimpitan dengan skala utama.

Contoh pembacaan skala hasil pengukuran menggunakan mikrometer sekrup


sebagaimana terlihat pada Gambar 14 berikut.

66
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

9.
Gambar 14. Pembacaan Skala Mikrometer
Sumber: www.google.co.id

Dari Gambar 13 terlihat bahwa skala utama mikrometer menunjukkan


skala 3,5 mm. Garis skala nonius yang berimpit dengan skala utama
(membentuk garis lurus) adalah garis pada angka 20 yang artinya 0,2
mm. Jadi hasil pengukurannya adalah:
3,5 mm + 0,2 mm = 3,7 mm

2. Pengukuran Massa
Pengukuran massa pada umumnya dilakukan dengan menggunakan
neraca. Ada beberapa jenis neraca, antara lain, neraca lengan, neraca
pasar, neraca badan, dan neraca elektronik. Salah satu jenis neraca yang
sering digunakan di laboratorium adalah neraca Ohauss. Neraca ini
mempunyai bagian-bagian penting, antara lain tempat beban, skala yang
disertai beban geser, sistem pengatur khusus dan penunjuk. Contoh
neraca Ohauss seperti ditunjukkan pada Gambar 15.

67
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 15. Neraca Ohauss


Sumber: www.google.co.id

Ada dua jenis neraca Ohauss, yaitu neraca dua lengan yang mempunyai
batas ketelitian 0,01 g dengan batas mengukur massa 310 g sehingga
disebut neraca 0hauss-310 dan neraca tiga lengan yang mempunyai batas
ketelitian 0,1 g dengan batas mengukur massa 2,610 kg dan disebut
neraca 0hauss-2610. Kedua jenis neraca Ohauss ini sering digunakan di
laboratorium
Pada neraca Ohauss-310, lengan depannya memuat angka puluhan,
lengan belakangnya memuat angka ratusan, sedangkan sebuah lingkaran
skala memuat angka satuan dan seperseratusan. Cara menimbangnya
sebagai berikut:
1) Atur sistem pengatur khusus sehingga saat belum ada beban dan semua
beban geser skala pada posisi nol, neraca berada dalam keadaan setimbang
(penunjuk segaris dengan angka nol).
2) Letakkan benda yang akan diukur pada tempat beban.
3) Atur beban geser pada skala sehingga neraca berada pada posisi setimbang
(penunjuk segaris dengan angka nol acuan)
4) Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan skala pada masing-masing
lengan skala.
5) Neraca ini mempunyai empat lengan skala, yaitu masing-masing dengan

68
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

rentang bacaan 0 - 1,0 g, 0 - 10 g, 0 - 100 g, 0 - 200 g


Contoh :
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 200 g ) = 200
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 100 g ) = 50
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 10 g ) = 7
Posisi beban geser pada lengan skala ( 0 - 1,0 g ) = 0,55
Hasil pengukuran : ( 200 + 50 + 7 + 0,55 ) g = 257,55 g
Ketelitian alat : 0,01 g
Penulisan hasil pengukuran : ( 257,55 ± 0,01 ) g

Neraca elektronik adalah neraca yang sangat mudah penggunaannya.


Hasil pengukuran tampak pada angka-angka di layar. Secara otomatis,
hasil pengukuran sesuai dengan angka yang tertera pada display tersebut.
Neraca ini banyak digunakan dalam laboratorium maupun di pasar
swalayan dan hasil pengukurannya sangat teliti. Gambar 16 adalah
contoh neraca elektronik.

Gambar 16. Neraca Elektronik


Sumber: www.google.co.id

3. Pengukuran Waktu
Pengukuran waktu umumnya dilakukan dengan menggunakan
stopwatch. Jenis stopwatch cukup banyak dan biasanya memiliki tiga

69
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

tombol yaitu tombol start, stop dan reset. Tombol start berfungsi untuk
menjalankan stopwatch dan tombol stop untuk menghentikan nya.
Sedangkan tombol reset berfungsi untuk mengatur stopwatch ke posisi
nol. Gambar 17 merupakan contoh stopwatch jarum dan stopwatch
digital.

Gambar 17. Stopwatch


Sumber: www.google.co.id

Langkah-langkah pengukuran waktu dengan stopwatch adalah sebagai


berikut:
1. Tekan tombol reset kemudian lepaskan, sehingga jarum penunjuk ada
pada posisi nol.
2. Tekan dan lepaskan tombol start pada saat pengukuran waktu tepat
dimulai.
3. Tekan dan lepaskan tombol stop pada saat pengkuran waktu tepat
selesai.
4. Baca skala dengan cara menjumlahkan bacaan pada jarum penunjuk
besar (dalam satuan menit) ditambah bacaan jarum penunjuk kecil
(dalam satuan sekon) .

Contoh :
posisi jarum penunjuk besar: 5
posisi jarum penunjuk kecil : 43
hasil pengukuran : 5 menit + 43 sekon = 343 sekon

70
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Pada stopwatch digital, cara pemakaian dapat dipilih hanya dengan


menekan tombol tertentu saja dan hasil pengukurannya sudah berupa
angka yang hanya tinggal dibaca saja. Saat ini stopwatch sangat mudah
didapatkan karena semua handphone (HP) pasti memiliki stopwatch.

4. Pengukuran Volume
Volume merupakan salah satu contoh besaran turunan. Pengukuran
volume benda cair dapat dilakukan dengan menggunakan gelas ukur.
Gambar 18 menunjukkan contoh gelas ukur.

Gambar 18. Gelas Ukur


Sumber: www.google.co.id

Gelas ukur biasanya terbuat dari kaca atau plastik yang dilengkapi
dengan skala. Cara pengukuran volume benda cair cukup dengan
memasukkan benda cair kedalam gelas ukur kemudian hasilnya dapat
diamati pada skala yang sejajar dengan permukaan zat cair. Pengukuran
volume zat cair yang lebih teliti dapat menggunakan jarum suntik seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.

Untuk mengukur volume benda padat yang bentuknya teratur dapat


dilakukan dengan mengukur panjang bagian-bagiannya. Volume balok

71
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

dapat ditentukan dengan mengukur panjang ketiga sisinya, volume bola


dapat ditentukan dengan mengukur diameternya.
Volume benda padat yang bentuknya tidak teratur dapat ditentukan
dengan pengukuran secara langsung menggunakan gelas ukur seperti
diilustrasikan pada Gambar 19.

Gambar 19. Gelas Ukur


Sumber: www.google.co.id

Mula-mula gelas ukur diisi air sampai skala tertentu sedemikian rupa
sehingga apabila benda yang akan diukur dimasukkan dapat tercelup
seluruhnya tanpa ada air yang tumpah. Zat padat misalnya batu
kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur sehingga permukaan air akan
naik. Selisih kedua skala sesudah dan sebelum benda padat dimasukkan
tersebut merupakan volum benda padat.

72
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Pengukuran Besaran Listrik

Dari 7 besaran pokok ternyata hanya satu saja yang termasuk besaran listrik
yaitu kuat arus listrik yang satuannya ampere. Satuan-satuan listrik yang lain
seperti volt, ohm, farad, coulomb dan lain-lain dijabarkan dari satuan ampere
tersebut. Tabel 7 berikut menunjukkan besaran-besaran listrik dan
satuannya.

Tabel 7. Besaran Listrik


No. Besaran Simbol Satuan Notasi Satuan
1. Kuat arus i ampere A
2. Hambatan R ohm Ω
3. Tegangan V volt V
4. Daya P watt W
5. Energi W kilo watt jam kWh

Alat ukur listrik adalah alat untuk mengukur besaran-besaran listrik. Dalam
perkembangannya, banyak upaya yang dilakukan untuk mengkonversikan
besaran-besaran fisis ke dalam besaran listrik, karena dengan besaran listrik
tersebut memudahkan pengolahan data yang diperoleh sehingga hasil
pengukuran dan pengolahan datanya dapat langsung disajikan dalam bentuk
digital dan bahkan dalam layar komputer.

1. Amperemeter
Ampermeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya kuat
arus listrik. Alat ukur ini ditunjukkan seperti gambar 20. Dalam
penggunaannya ampermeter dirangkai secara seridengan rangkaian yang
akan diukur kuat arusnya.

73
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 20. Amperemeter


Sumber: www.google.co.id

2. Voltmeter
Voltmeter digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan
dalam suatu rangkaian listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua
titik pada suatu komponen, kedua terminal voltmeter harus dihubungkan
dengan kedua titik yang tegangannya akan diukur sehingga terhubung
secara paralel dengan komponen tersebut.

Gambar 21Voltmeter
Sumber: www.google.co.id

74
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

3. Ohmmeter
Ohmmeter adalah alat untuk mengukur besarnya hambatan listrik.
Besarnya hambatan yang diukur dinyatakan dalam satuan ohm. Prinsip
kerja alat ini berdasarkan hukum Ohm.

Gambar 22. Ohmmeter


Sumber: www.google.co.id

4. Multimeter
Multimeter adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat arus,
tegangan (beda potensial) dan hambatan. Alat ukur ini dilengkapi dengan
suatu alat penyearah sehingga dapat digunakan sebagai alat pengukur
tegangan arus searah maupun tegangan arus bolak-balik (AC/DC).
Kelebihan dari alat ini dibandingkan dengan voltmeter dan amperemeter
adalah mempunyai banyak pilihan batas ukur maksimum sehingga sangat
praktis dalam penggunaannya. Multimeter sering disebut juga dengan
AVO meter, berasal dari AVO dan meter, “A” untuk ampere, “V” untuk volt,
dan “O” untuk ohm. Terdapat 2 jenis multimeter yaitu analog dan digital
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 23 berikut.

75
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Gambar 23. Multimeter Analog dan Multimeter Digital


Sumber: www.google.co.id

Hal-hal yang perlu diperhatikan ketika menggunakan multimeter:


1. Kontrol multimeter, apakah dalam keadaan baik atau tidak dengan
meletakkan saklar sesuai panel Ohm. Kemudian lekatkan kutub positif
(merah) dan negatif (hitam) dengan menghubungkan colok masing-
masing. Apabila jarum menyimpang ke kiri maka multimeter dalam
keadaan baik.
2. Tepatkan penunjuk skala dengan mengatur koreksi titik nol terlebih
dahulu.
3. Untuk pengukuran arus dan tegangan searah (DC) letakkan sesuai panel
kontrol pada DC volt.
4. Untuk pengukuran arus dan tegangan bolak-balik (AC) letakkan saklar
sesuai panel kontrol untuk AC.
5. Untuk pengukuran tahanan letakkan saklar sesuai panel kontrol pada
ohm kemudian hubungkan colokan positif (merah) dan negatif (hitam).

76
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

6. Perhatikan kutub positif (merah) dan negatif (hitam) ketika akan


mengukur arus dan tegangan DC.
7. Perhatikan daya ukur maksimum untuk tiap jenis pengukuran. Apabila
besarnya daya tidak dapat diketahui, gunakan batas ukur terbesar
dahulu, selanjutnya kalau sudah diketahui atau dapat diperkirakan
gunakan batas ukur yang paling sesuai.

Multimeter digital sangat mudah untuk menentukan hasil pengukurannya,


karena multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu
melakukan pengukuran hasil pengukurannya bisa langsung dibaca.
Hasil pengukuran multimeter analog:

Skala terbaca
Hasil yang diukur = x batas ukur
skala maksimum

Melaporkan Hasil Pengukuran

Pengukuran suatu besaran dapat dilakukan secara langsung dan tidak


langsung. Contohnya untuk mengukur volume balok logam dapat dilakukan
dengan pengukuran langsung menggunakan gelas ukur, dapat pula dilakukan
pengukuran tidak langsung melalui pengukuran panjang, lebar dan tingginya
yang kemudian volume balok diperoleh dari perkalian antara panjang, lebar
dan tinggi balok. Berikut ini cara melaporkan hasil pengukuran langsung dan
pengukuran tidak langsung

1. Hasil Pengukuran Langsung


Hasil pengukuran langsung suatu besaran dilaporkan sebagai:
x = x0 ± ∆𝑥
di mana 𝑥 adalah hasil pengukuran terhadap nilai benar x0, dan ∆𝑥 adalah
ketidakpastiannya.

77
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Ketidakpastian mutlak (∆𝑥) berhubungan dengan ketepatan pengukuran;


makin kecil ketidakpastian mutlak makin tinggi ketepatan pengukuran
tersebut. Cara menentukan ketidakpastian atau ∆𝑥 tergantung cara
melakukan pengukuran. Ada dua macam cara melakukan pengukuran,
yaitu pengukuran tunggal dan pengukuran berulang
a. Ketidakpastian pada Pengukuran Tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja.
Ketidakpastian pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah
dari skala terkecil, sehingga dapat dinyatakan:
1
∆𝑥 = 2 × skala terkecil

b. Ketidakpastian pada Pengukuran Berulang


Pengukuran tunggal dapat dilakukan jika hasil pengukurannya tidak
berubah. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang lebih teliti maka
sebaiknya pengukuran dilakukan berulang atau lebih dari 1 kali.
Misalkan suatu besaran diukur sebanyak N kali pada kondis yang
sama sehingga diperoleh hasil x1,x2,x3 … xN yang disebut sebagai
sampel, maka nilai rata-rata sampel dapat dinyatakan:

∑ xi
𝑥̅ =
𝑁
Berdasarkan analisis statistik maka ketidakpastian pengukuran
berulang dapat dinyatakan sebagai simpangan baku nilai rata-rata
sampel yang dapat dinyatakan:

∑ 2 (∑ 𝑥𝑖 )2
1 √𝑁 𝑥𝑖 −
∆𝑥 = 𝑠𝑥̅ =
𝑁 𝑁−1

78
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

di mana 𝑥̅ = nilai rata-rata sampel, xi = hasil pengukuran sampel ke-i,


∆𝑥 = simpangan baku nilai rata-rata sampel, dan N = banyak sampel
pengukuran.

2. Hasil Pengukuran Tidak Langsung


Misalkan pengukuran volume balok (V) dilakukan tidak langsung dengan
mengukur panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t), maka ketidakpastian
volume balok dipengaruhi oleh ketidakpastian pengukuran panjang, lebar
dan tinggi balok. Apabila pengukuran dilakukan hanya 1 kali atau
pengukuran tunggal maka hasil pengukurannya dapat dinyatakan sebagai
berikut:
p = p0 ± ∆𝑝
l = l0 ± ∆𝑙
t = t0 ± ∆𝑡
V = V0 ± ∆𝑉

Volume balok dapat dihitung V = p.l.t. Sedangkan untuk menentukan


ketidakpastian (∆𝑉) dapat ditentukan dengan:
(∆𝑉/𝑉) = (∆𝑝/𝑝) + (∆𝑙/𝑙)+ (∆𝑡/𝑡)

79
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

PENGEMBANGAN PENILAIAN

A. Pembahasan Soal-soal

Bagian ini adalah pembahasan soal-soal UN/USBN dua tahun terakhir dan soal
UMPN yang telah di sajikan pada bagian sebelumnya. Pembahasan atau
penyelesaian soal yang disajikan di sini bukan merupakan satu-satunya cara yang
benar, melainkan sebagai alternatif dan sumber ide bagi guru dalam membahas
soal-soal sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

Soal 1 (US/USBN Tahun 2018):

Perhatikan besaran-besaran di bawah ini


(1) gaya (6) kuat arus
(2) intensitas cahaya (7) panjang
(3) energi (8) berat
(4) percepatan (9) waktu
(5) jumlah zat (10) daya

Besaran pokok ditunjukkan oleh nomor ... .


A. (1), (2), (4) (8) dan (9)
B. (1), (5), (6) (7) dan (10)
C. (2), (5), (6) (7) dan (9)
D. (2), (5), (6) (8) dan (10)
E. (3), (5), (6) (7) dan (10)

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
besaran pokok dan besaran turunan Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai
berikut:

(1) Gaya (besaran turunan) (6) kuat arus (besaran pokok)


(2) intensitas cahaya (besaran pokok) (7) panjang (besaran pokok)
(3) energi (besaran turunan) (8) berat (besaran turunan)
(4) percepatan (besaran turunan) (9) waktu (besaran pokok)

81
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

(5) jumlah zat (besaran pokok) (10) daya (besaran turunan)

Jadi jawaban yang benar adalah C

Soal 2 (US/USBN Tahun 2018):

Kelajuan sepeda motor yang tertera pada speedometer dinyatakan dalam


satuan km/jam. Apabila kelajuan sepeda motor dalam Sistem Internasional
(SI) tertulis 20 m/s, maka pada speedometer sebuah sepeda motor akan
menunjukkan … .

A. 40 km/jam
B. 42 km/jam
C. 52 km/jam
D. 62 km/jam
E. 72 km/jam

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
konversi satuan. Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:
Diketahui :
kecepatan = 20 m/s
Ditanya :
kecepatan = ....... km/jam
Penyelesaian :
Faktor konversi satuan:
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
3600
20 m/s = 20 x 1000 km/jam = 72 km/jam

Jadi jawaban yang benar adalah E

82
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Soal 3 (US/USBN Tahun 2019):

Perhatikan tabel berikut

No Besaran Satuan
1 panjang cm
2 kecepatan m/s
3 usaha joule
4 jumlah zat mol
5 volume cm3

Besaran yang memiliki satuan SI adalah ….


A. 1, 2, dan 3
B. 1, 3, dan 5
C. 2, 3, dan 4
D. 2, 4, dan 5
E. 3, 4, dan 5

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai konsep
satuan besaran pokok dan satuan besaran turunan dalam Sistem Internasional(SI).
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

No Besaran Satuab Keterangan


1 panjang cm bukan satuan SI
2 kecepatan m/s satuan SI
3 usaha joule satuan SI
4 jumlah zat mol satuan SI
5 volume cm3 bukan satuan SI

Jadi jawaban yang benar adalah C

Soal 4 (US/USBN Tahun 2019):

Seorang peserta didik melakukan pengukuran diameter dalam sebuah pipa


silinder berongga dengan mikrometer sekrup. Dari pengukuran tersebut,
didapatkan gambar sebagai berikut.

83
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Diamater dalam pipa dari hasil pengukuran tersebut adalah ....


A. 47,40 mm
B. 45,42 mm
C. 42,45 mm
D. 4,47 mm
E. 4,45 mm

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai cara
membaca hasil pengukuran besaran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

Skala utama mikrometer menunjukkan skala 4 mm. Garis skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah garis pada angka 47 yang artinya 0,47 mm.
Jadi hasil pengukurannya adalah: 4 mm + 0,47 mm = 4,47 mm

Jadi Jawaban yang benar adalah D

Soal 5 (UMPN Tahun 2018):

Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter kawat


tembaga dan menunjukkan skala seperti pada gambar. Diameter kawar
adalah….. mm.

84
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

A. 3.19
B. 3,21
C. 3,25
D. 3,69
E. 3,71

Untuk dapat menyelesaikan soal tersebut peserta didik harus menguasai cara
membaca hasil pengukuran besaran panjang menggunakan mikrometer sekrup.
Penyelesaian dari soal di atas adalah sebagai berikut:

Skala utama mikrometer menunjukkan skala 3,5 mm. Garis skala nonius yang
berimpit dengan skala utama adalah garis pada angka 21 yang artinya 0,21 mm.
Jadi hasil pengukurannya adalah: 3,5 mm + 0,21 mm = 3,71 mm

Jadi Jawaban yang benar adalah E

B. Mengembangkan Soal HOTS

Pada bagian ini akan dimodelkan pembuatan soal yang memenuhi indikator
pencapaian kompetensi yang diturunkan dari kompetensi dasar pengetahuan.
Pengembangan soal diawali dengan pembuatan kisi-kisi agar Saudara dapat
melihat kesesuaian antara kompetensi, lingkup materi, dan indikator soal.
Selanjutnya, dilakukan penyusunan soal di kartu soal berdasarkan kisi-kisi yang
telah disusun sebelumnya. Contoh soal yang disajikan terutama untuk mengukur
indikator kunci pada level kognitif yang tergolong HOTS.

85
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KISI-KISI SOAL
Kompetensi Lingkup Indikator Soal Nomor Bentuk
No. Materi Level
Dasar Materi Soal Soal
1 Memahami Pengukur Penulisan Disajikan 1 C4 Pilihan
konsep an hasil macam- (analis Ganda
besaran pokok, pengukuran macam is)
besaran berdasarka penulisan
turunan, dan n skala hasil
satuan dalam terkecil pengukuran
pengukuran atau suatu
setengah besaran,
skala peserta didik
terkecil dapat
menentukan
penulisan
yang benar
berdasrkan
acuan skala
terkecil atau
setengah
skala terkecil
2 Memahami Pengukur Penulisan Disajikan 2 C4 Pilihan
konsep an, hasil tampilan (analis Ganda
besaran pokok, Angka pengukuran gambar hasil is)
besaran Penting berdasarka pengukuran
turunan, dan dan n aturan besaran
satuan dalam Konversi angka panjang,
pengukuran Satuan penting peserta didik
dapat
menentukan
volume
benda yang
diukur
berdasarkan
aturan angka
penting
3 Memahami Pengukur Pengukuran Disajikan 3 C4 Uraian
konsep an besaran permasalaha (analis
besaran pokok, pokok dan n dalam is)
besaran besaran kehidupan
turunan, dan turunan sehari-hari
satuan dalam terkait massa
pengukuran jenis benda,
peserta didik
dapat
menentukan
keaslian
suatu benda
berdasarkan
pengukuran
massa
jenisnya

86
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KARTU SOAL PILIHAN GANDA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
KOMPETENSI Level Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Kognitif : Pemahaman
Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep
besaran Empat orang siswa SMK sedang melakukan pengukuran
pokok, panjang buku fisika menggunakan mistar dengan skala
besaran Nomor terkecil 1 mm, hasilnya seperti dalam tabel berikut ini:
turunan, dan Soal
satuan dalam No Nama Siswa Hasil Pengukuran
1 1. Yuni 21,5 mm
pengukuran
2. Septi 21,8 mm
LINGKUP 3. Okta 21,0 mm
MATERI 4. Desi 21 mm
Pengukuran
Hasil penulisan pengukuran panjang buku yang benar
MATERI adalah yang dilakukan oleh……
Penulisan Kunci A. Yuni, Septi dan Okta
hasil Jawaban B. Yuni, Septi dan Desi
pengukuran C. Yuni, Okta dan Desi
berdasarkan C D. Septi, Okta dan Desi
acuan skala E. Yuni, Septi, Okta dan Desi
terkecil atau
setengah
skala terkecil
INDIKATOR
SOAL
Disajikan
macam-
macam
penulisan
hasil
pengukuran
suatu
besaran,
peserta didik
dapat

87
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
menentukan
penulisan
yang benar
berdasrkan
acuan skala
terkecil atau
setengah
skala terkecil

Pembahasan:
Hasil pengukuran panjang buku fisika:
Nama Hasil
No Satus Keterangan
Siswa Pengukuran
Acuan setengah skala terkecil,
1. Yuni 21,5 mm benar penunjukkan diantara dua
garis skala terkecil
Acuan setengah skala terkecil,
2. Septi 21,8 mm salah tetapi taksiran 0,8 mm tidak
dibenarkan.
Acuan setengah skala
3. Okta 21,0 mm benar terkecil, penunjukkan tepat
pada garis skala terkecil
Acuan sama dengan skala
4. Desi 21 mm benar terkecil, penunjukkan pada
garis skala terkecil

88
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
KOMPETENSI Level Pengetahuan/ Aplikasi √ Penalaran
DASAR Kognitif : Pemahaman
Memahami RUMUSAN BUTIR SOAL
konsep
besaran Sebuah botol parfum berbentuk balok seperti gambar di
pokok, bawah ini:
besaran Nomor
turunan, dan Soal
satuan dalam
pengukuran 2

LINGKUP
MATERI
Pengukuran
MATERI
Untuk mengetahui volume parfum yang dapat ditampung
Penulisan Kunci oleh botol tersebut, Faiz melakukan pengukuran panjang,
hasil Jawaban lebar dan tinggi botol menggunakan jangka
pengukuran sorong.dengan hasil sebagai berikut:
berdasarkan A
aturan angka
Besaran Gambar Hasil Pengukuran
penting yang
INDIKATOR diukur
SOAL
Disajikan
tampilan Panjang
gambar hasil
pengukuran
besaran
panjang, Lebar
peserta didik
dapat
menentukan
volume benda Tinggi
yang diukur
berdasarkan
aturan angka
penting Berdasarkan aturan angka penting, besarnya volume
botol parfum tersebut adalah ……

89
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Mata
: Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih
Pelajaran
A. 171 cm3
B. 170,7 cm3
C. 170,75 cm3
D. 170,746 cm3
E. 170,7465 cm3

Pembahasan:
Hasil pengukuran panjang, lebar dan tinggi botol parfum:
Besaran
Gambar Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran
yang diukur

Panjang 41,7 mm

Lebar 56,7 mm

Tinggi 72,6 mm

Volume balok = panjang x lebar x tinggi


= 41,7 mm x 56,4 mm x 72,6 mm
= 170746,488 mm3
= 170,746488 cm3
= 171 cm3 (pembulatan, sampai dihasilkan angka penting yang
jumlahnya paling sedikit yaitu 3 angka penting)

90
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KARTU SOAL
Tahun Pelajaran 2018/2019

Jenis Sekolah : SMK Kurikulum : 2013


Kelas : X Bentuk Soal : Uraian
Mata Pelajaran : Fisika Nama Penyusun : Sri Munarsih

Kompetensi : Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan


Dasar dalam pengukuran
Materi : Besaran dan pengukuran
Indikator Soal : Disajikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang terkait
dengan besara, satuan dan pengukuran, peserta didik dapat
menemukan penyelesaiannya
Level Kognitif : Analisis (C4)

Soal:
Zat-zat yang sejenis akan mempunyai masa jenis yang sama. Massa jenis
didefinisikan sebagai massa suatu benda dibagi dengan volume benda. Untuk
mengukur besarnya massa jenis suatu benda dapat dilakukan pengukuran
tidak langsung, yaitu dengan mengukur massa dan mengukur volumenya.

Farid seorang siswa SMK diminta ibunya untuk memeriksa apakah gelang
emas yang baru dibeli dari toko terbuat dari emas murni atau tidak. Ia
mendapatkan bahwa gelang emas massanya 300 gram dan dengan
menggunakan gelas ukur didapatkan volume gelang 20 cm3, dan massa jenis
emas murni adalah 19,3 gram/cm3. Apakah gelang emas ibunya Farid
tersebut terbuat dari emas murni?

Pedoman Penskoran:
No
Uraia Jawaban/ Kata Kunci Skor
Soal
3 Menentukan massa jenis gelang: 4
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 300
= 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 = 20 = 15 gram/cm3
Membandingkan massa jenis gelang dengan massa 3
jenis emas murni:
Massa jenis gelang: 15 gram/cm3

91
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

No
Uraia Jawaban/ Kata Kunci Skor
Soal
Massa jenis emas murni: 19,3 gram/cm3
Massa jenis gelang lebih kecil dari massa jenis emas
murni
Menyimpulkan: 3
Karena massa jenis gelang lebih kecil dari pada emas
murni maka gelang tersebut tidak terbuat dari emas
murni tetapi terbuat dari campuran emas dengan
logam lain yang massa jenisnya lebih kecil dari emas
murni

92
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

KESIMPULAN

Unit Besaran dan Pengukuran ini dikembangkan berdasarkan pasangan KD


3.1. Memahami konsep besaran pokok, besaran turunan, dan satuan
dalam pengukuran; dan KD 4.1 Menyaji hasil pengukuran besaran fisis
menggunakan alat ukur dan teknik yang tepat. Berdasarkan KD
pengetahuan dapat diketahui bahwa indikator yang dikembangkan perlu
mencapai level pemahaman (C2). Adapun KD keterampilan menuntut
Saudara memfasilitasi peserta didik untuk melaksanakan percobaan. Hal ini
berarti Saudara perlu memberikan ruang dan waktu kepada peserta didik
untuk mengembangkan keterampilan dalam melakukan percobaan dan
menyajikan hasilnya dalam bentuk laporan.
Aktivitas pembelajaran yang dikembangkan untuk mencapai KD pada unit ini
menggunakan model Discovery Learning, melalui 3 kali pertemuan.
Implementasi dalam pembelajaran dipandu menggunakan LKPD yang
dirancang untuk memudahkan penguasaan konsep sesuai tingkat kognitif
peserta didik dan penguasaan keterampilan yang mengedepankan
konstruktivisme dimana peserta didik memperoleh konsep dengan
merumuskannya terlebih dahulu.
Adapun konten yang dikembangkan pada unit optik terdiri atas: (1) Besaran;
(2) Satuan; dan (3) Pengukuran. Saudara dapat mendorong dan memfasilitasi
peserta didik untuk menemukan fenomena dalam kehidupan sehari-hari
yang berkaitan topik ini. Sebagai contoh aplikasi dunia nyata, unit ini
menyajikan aplikasi tera ulang timbangan di pasar tradisional dan
pengukuran tinggi dan berat badan calon peserta didik baru SMK.

Di unit ini disajikan soal-soal US/USBN dan UMPN terkait besaran dan
pengukuran yang muncul di 2 tahun terakhir. Disediakan pula
pembahasannya sehingga memudahkan guru dan peserta didik untuk
memahami penyelesaian soal tersebut dan memprediksi jenis soal yang rutin

93
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

muncul di US/USBN. Soal belum terkategori HOTS dan model soal serupa
setiap tahunnya, maka guru perlu melatihkan peserta didik memahami
secara mendalam topik ini.

Dalam unit ini juga disajikan contoh soal-soal HOTS yang berbeda dengan
soal yang biasa muncul di US/USNN. Soal HOTS dikembangkan melebihi
tuntutan KD yang dapat melatih peserta didik agar dapat berpikir kreatif,
berpikir analisis dan bernalar.

94
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

UMPAN BALIK

Selamat, Saudara telah selesai mempelajari Unit Besaran dan Pengukuran.


Bagaimana pengalaman Saudara dalam menyelesaikan unit ini? Apakah
Saudara berhasil memahami semua pembahasan yang terdapat dalam Unit
Besaran dan Pengukuran ini? Adakah kesulitan yang Saudara jumpai ketika
mempelajarinya? Apakah ada manfaat yang Saudara dapatkan setelah
mempelajari unit ini?

Dalam rangka mengetahui pemahaman terhadap unit ini, Saudara perlu


mengisi lembar persepsi pemahaman. Berdasarkan hasil pengisian
instrumen ini, Saudara dapat mengetahui posisi pemahaman beserta umpan
baliknya. Oleh karena itu, isilah lembar persepsi diri ini dengan objektif dan
jujur dengan memberikan tanda silang (X) pada kriteria yang menurut
Saudara tepat.

Lembar Persepsi Pemahaman Unit

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
1 Memahami dengan baik semua indikator yang telah
dikembangkan di unit ini.
2 Mampu menghubungkan konten dengan fenomena
kehidupan sehari-hari.
3 Memahami dengan baik bahwa aktivitas
pembelajaran yang disusun dapat mengembangkan
HOTS peserta didik.
4 Memahami dengan baik tahapan urutan aktivitas
pembelajaran yang disajikan.
5 Mampu dengan baik mengaplikasikan aktivitas
pembelajaran di dalam kelas.
6 Memahami dengan baik lembar kerja peserta didik
yang dikembangkan.

95
Program PKB melalui PKP berbasis Zonasi
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

Kriteria
No Aspek
1 2 3 4
7 Mampu melaksanakan dengan baik lembar kerja
peserta didik yang dikembangkan.
8 Memahami konten secara menyeluruh dengan baik.
9 Memahami prosedur penyusunan soal HOTS dengan
baik.
10 Mampu membahas soal HOTS yang disajikan dengan
tepat.
Jumlah
Jumlah total

Keterangan Pedoman Penskoran


1= tidak menguasai Skor = (Jumlah total/40) x 100
2 = cukup menguasai
3 = menguasai
4 = sangat menguasai

Keterangan Umpan Balik

Skor Umpan Balik


< 70 Masih banyak yang belum dipahami, di antara konten, cara
membelajarkannya, mengembangkan penilaian dan melaksanakan
penilaian berorientasi HOTS. Saudara perlu membaca ulang unit ini dan
mendiskusikannya dengan dengan fasilitator di MGMP sampai Saudara
memahaminya.
70 - 79 Masih ada yang belum dipahami dengan baik, di antara konten, cara
membelajarkan, mengembangkan penilian dan melaksanakan penilaian
berorientasi HOTS. Saudara perlu mendiskusikan bagian yang belum
dipahami dengan fasilitator atau teman lain di MGMP.
80-89 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan baik.
≥ 90 Memahami konten, cara membelajarkan, mengembangkan penilaian dan
melaksanakan penilaian berorientasi HOTS dengan sangat baik. Saudara
dapat menjadi fasilitator bagi teman-teman lain di MGMP untuk
membelajarkan unit ini.

96
Unit Pembelajaran
Besaran dan Pengukuran

Agar berhasil baik dalam mempelajari Unit Besaran dan Pengukuran ini,
Saudara dapat mengikuti petunjuk belajar berikut ini:

1. bacalah uraian dan contoh-contoh dengan cermat dan berulang-ulang


sehingga Saudara benar-benar memahami dan menguasai materi yang
ada dalam unit ini.
2. lakukanlah aktivitas-aktivitas yang dicontohkan oleh unit ini kepada
peserta didik Saudara di dalam kelas (aktivitas dapat dimodifikasi sesuai
kondisi kelas). Mintalah bantuan rekan guru, instruktur atau pengawas
untuk menjadi observer di kelas Saudara ketika Saudara melakukan
aktivitas-aktivitas yang dicontohkan. Mintalah bantuan dan saran mereka
dalam rangka perbaikan pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
3. jika Saudara masih mengalami kesulitan setelah mengikuti rambu-rambu
atau penjelasan dalam memahami materi serta melakukan aktivitas-
aktivitas yang terdapat di dalam unit ini, mintalah bantuan instruktur,
pengawas atau nara sumber yang ada.

Selamat belajar, selamat bekerja, semoga sukses!

97
COVER BELAKANG

Anda mungkin juga menyukai