Anda di halaman 1dari 24

PERLENGKAPAN SISTEM TENAGA LISTRIK

SISTEM PROTEKSI JARINGAN TRANSMISI

Disusun Oleh :

Nama : Lufti Ikhwanudin

NIM : 201041005

Fakultas : Teknik Elektro

Dosen pengampu : Ir. Muhammad  Suyanto, M.T.

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


Ti INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah PERLENGKAPAN SISTEM TENAGA LISTRIK yang
membahas tentang Sistem proteksi transmisi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan buku yang berkaitan


dengan Pancasila, dan serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan
Pancasila.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna. Untuk itu
diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Jogjakarta, 25 September 2022

Lufti ikhwanudin

ii
Daftar isi

Kata penghantar

Daftar isi

Bab 1 pendahuluan

Bab 2 pembahsan

Bab 3 Penutup

Daftar pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam


proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran
transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam perencanaannya.
Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang
parameter ‐ parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus
menerus. Oleh karena itu strategi pengamanan harus disesuaikan dengan
perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan seting peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga
agar sistem tetap stabil dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk
mendapatkan hal ini, cara yang digunakan antara lain pemasangan
peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga. Saluran udara tegangan
tinggi merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang
sering mengalami gangguan. Gangguan pada saluran udara dapat
disebabkan oleh hubung singkat, beban lebih , surja petir, topan, cuaca
buruk, dan lain lain. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya
kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat
penting dalam proteksi sistem tenaga, karena saluran transmisi
merupakan saluran penghubung antara pembangkit dan pusat-pusat
beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah
dengan bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga
saluran transimsi merupakan sasaran utama dari kebanyakan gangguan-
gangguan yang terjadi pada sistem tenaga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka muncul permasalahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana ketentuan dari proteksi tegangan tinggi ?


2. Jenis-jenis proteksi apa yang baik untuk transmisi tegangan tinggi?
3. Bagaimana system proteksi bekerja pada transmisi tegangan tinggi?
C. Tujuan Makalah
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk menegetahui dan mendiskripsikan system proteksi yamg baik 


2. Untuk mengetahui pemasangan system proteksi
3. Untuk mengetahui manfaat system proteksi
4. Untuk mengetahui Komponen apa saja yang dipakai

D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teiritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini
berguna sebagai pengembangan pengetahuan tentang system
proteksi pada system tegangan tinggi. Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi :

1. Penulis , sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep


keilmuan tentang system proteksi

2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang system proteksi


BAB 2

A. Dasar Teori

Proteksi adalah pengaman yang digunakan untuk mengurangi kerusakan


peralatan-peralatan listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal).
Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan, maka semakin
sedikitlah pengaruh gangguan terhadap kemungkinan kerusakan alat.
Sehingga daerah yang terganggu dapat segera di lokalisir dan mencegah
terjadinya black out. Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan
benar (dapat bereaksi dengan cepat, tepat dan murah), maka diadakan
pemilihan dengan seksama dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : <1>

• Macam saluran yang di amankan

• Pentingannya saluran yang dilindungi

• Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan

• Teknekonomis sistem yang digunakan

saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang


menghasilkan gelombang berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke
pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam pusat listrik harus ada
Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal
gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat
pembangkit listrik.Pada sistem transmisi juga harus memiliki pengaman
dari gelombang berjalan yang dapat berasal dari pembukaan dan
penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit Breaker. Adapun
macam- macamnya sebagai berikut: <1>
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
b. Oil Circuit Breaker
c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker
B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik

Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang


dipasang pada peralatan- peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga
listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik  dari tempat pembangkit
tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik
dengan aman. Proteksi transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi
tenaga listrik agar jika terjadi gangguan peralatan yang berhubungan
dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga
termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja
dengan baik, maka pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga
listrik dalam kondisi bertegangan. Jika saat melakukan pemeliharaan
tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang terpasang
harus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang
melakukan perawatan.<2>

Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori.


Kategori yang pertama adalah transmisi dengan tegangan sebesar 500kv.
Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di Indonesia masih
menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah transmisi
dengan tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75
kv. Untuk dibawah 75 kv selanjutnya dinamakan dengan distribusi
tenaga listrik.<2>

Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem


berarti system tersebut tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan
proteksi atau pengaman sistem, sistem merasakan gangguan tersebut
namun dalam waktu yang sangat singkat dapat diamankan. Sehingga
sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama.
Gangguan pada transmisi tenaga listrik dapat berupa :

1. Gangguan transmisi akibat hubung singkat.


2. Gangguan transmisi akibat sambaran petir.
3. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa
disebabkan dicuri oleh manusia <2>

Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengisolasian kondisi abnormal


pada sistem TL untuk  meminimalkan pemadaman dan kerusakan yang
lebih lanjut. Dalam merancang sistem proteksi, dikenal beberapa falsafah
proteksi, yaitu: <3>

1. Ekonomi : Peralatan proteksi mempunyai nilai ekonomis.

2. Selektif : Dapat mendeteksi dan mengisolasi adanya


gangguan.
3. Ketergantungan : Proteksi hanya bekerja jika terjadi gangguan.
4. Sensitif : Mampu mengenali gangguan, sesuai setting
yang ditentukan, walau gangguannya kecil sekalipun.

5. Cepat : Mampu bekerja dalam waktu yang sesingkat


mungkin.

6. Stabil : Proteksi tidak mempengaruhi kondisi yang


normal

7. Keamanan : memastikan proteksi tidak bekerja jika

tidak terjadi gangguan Manfaat Sistem Proteksi adalah

sebagai berikut : <1>

1. Menghindari ataupun untuk mengurangi kerusakan peralatan-


peralatan akibat gangguan (kondisi abnormal operasisistem).
Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang digunakan maka
akan semakin sedikit pengaruh gangguan kepada kemungkinan
kerusakan alat.

2. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan, menjadi


sekecil mungkin.

3. Dapat memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi


kepada konsumen dan

 juga mutu listrik yang baik.

4. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh


listrik.

Tujuan proteksi system proteksi : < 3 >

1. Mengurangi kerugian produksi


2. Menempatkan dan memisahkan peralatan dari gangguan
3. Mengetahui dari jenis gangguan
4. Melindungi keseluruhan dari system
5. Mengurangi kerusakan dan memeperbaiki harga
6. Mengurangi waktu produksi
7. Mencegah panas dan medan magnetic yang berlebih peralatan
dari akibar dari kegagalan yang terjadi

8. Melindungi dari jatuh tegangan unutk mempertahankan kesetabilan


9. Untuk melindungi keselamatan dari pegawai yang bekerja
C. Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>

Gambar 1 ,peralatan proteksi. <5>

Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik diantaranya adalah :

1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan
atau keadaan abnormal lainnya (fault detection ).

2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung
kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat
fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground
wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35
atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.

3. Pemutus Tenaga ( PMT )


Adalah alat untuk memisahkan / menghubungkan satu bagian
instalasi dengan bagian instalasi lain, baik instalasi dalam
keadaan normal maupun dalam keadaan terganggu. Batas dari
bagian-bagian instalasi tersebut dapat terdiri dari satu PMT atau
lebih.
4. Trafo arus / trafo tegangan
Trafo arus (CT) diperlukan untuk mengisolasi rangkaian
sekunder (seperti rele pengukur dan meteran)dari rangkaian (daya)
primer. Menyediakan besaran sisi sekunder trafo yang sebanding
dengan besaran sisi primernya.
Rating sisi primer trafo arus biasanya dipilih sama dengan atau
lebih sama besar dari arus normal beban penuh dari rangkaian
yang dilindungi

D. Cara Kerja Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>


1. Relay

Gambar 2 . Rangkaian Proteksi Relay


<4>
A. Relay arus lebih

Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka
dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay
arus lebih :

(1) Relay waktu seketika (Instantaneous relay)

Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik  (10 – 20 ms).

(2) Relay arus lebih waktu tertentu (Definite time relay)

Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi
gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui
settingnya (Is), dan
 jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja
relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak
tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.

1. Relay arus lebih waktu terbalik (Inverse Relay)


Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang
tergantung dari besarnya arus secara terbalik
(inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan
setiap pabrik dapat membuat karakteristik yang
berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan
dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse,
Extreemely inverse

b. Relay hubung tanah


Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat
antara kabel fasa dengan tanah, maka relay hubung tanah
akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat singkat,
sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi
kerusakan yang sangat banyak.

c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat
cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan
keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu
perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal,
arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan
diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus
yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan
pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar
tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah
satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu,
akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke
terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan
ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan
terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman,
maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga
peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti
gambar dibawah ini.

Gambar 3, gangguan diluar dan didalam daerah pengaman. <2>

d. Relay jarak 
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele

 jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran
yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan
sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak  tergantung oleh besarnya
arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak  gangguan yang terjadi terhadap rele
proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele
yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai,
dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya
gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:

 


Dimana:

Zf = Impedansi (ohm) Vf
= Tegangan (Volt) If = Arus
gangguan

Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur
dengan impedansi setting, dengan ketentuan:

P
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai
maka relai akan trip.

b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka
relai akan tidak trip.

2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir.
Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik
yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir
langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa
cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat dasa dengan
kawat tanah.

3. Pemutus tenaga (PMT)


PMT termasuk proteksi terhadap transmisi tenaga listrik. PMT dapat membuka dan menutup baik
secara otomatis maupun secara manual. Sehingga, jika transmisi sedang dalam pemeliharaan, maka
jaringan transmisi dapat diputus sementara.

A. Penerapan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik <2>

Gambar 4, <2>

Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun, untuk
pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk ke gardu induk dan
di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk
tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat
tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang

P
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya berada
diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik. <2>

B. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik <2>

Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena jaringan tranmisi
merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi dan seterusnya sampai
ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-
putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran
energi listrik.

1. Usaha Memperkecil Terjadinya Gangguan Cara


yang ditempuh, antara lain:

a. Membuat alat proteksi sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat bekerja dengan
cepat jika terjadi gangguan sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada sistem jaringan.

b. Menyetting relay proteksi sesuai dengan waktu kerjanya. Arus atau tegangan kerja relay
harus lebih besar dari arus dan tegangan normal, sehingga relay dapat bekerja sesuai
fungsinya

c. Membuat isolasi yang baik untuk semua peralatan transmisi


d. Membuat koordinasi isolasi yang baik antara ketahanan isolasi peralatan transmisi dan
penangkal petir (arrester)

e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil mungkin, serta
selalu mengadakan pengecekan

f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan mengurangi atau
menghindarkan sebab-sebab gangguan karena hubungsingkat dan sambaran petir.

g. Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti peraturan- peraturan
yang berlaku

h. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur tata cara
operasional (standing operational procedur) dan membuat jadwal pemeliharaan yang rutin

i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap sambaran
petir
 j. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada peralatan
akibat sambaran petir.

P
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai berikut:

a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai pengaman dan
pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang di perintah otomatis oleh
relay proteksi.

b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari sistem tidak
akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke jaringan
distribusi tidak terganggu.

c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan memakai pengatur
tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator memadai.

P
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pada sistem transmisi tegangan tinggidiperlukan adanya sistem proteksidengan tujuan :


a. Mengamankan peralatan terhadapkerusakan akibat gangguan.
b. Melokalisir sehingga pemadamanbagi konsumen diusahakan minimaldan sesingkat mungkin.
c. Mencegah runtuhnya sistem ,sehingga pemadaman total (black-out)dapat dihindari.
2. Jenis-jenis proteksi yang baik untuk transmisi tegangan tinggi.
a. Peka/sensitive
b. Andal/reliability
c. Sederhana / simplicity
d. Murah / economy
3. Peralatan proteksi transmisi tenaga listrik :
a. Relay
b. Kawat tanah
c. PMT
d. Trafo arus / trafo tegangan
4. Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena
 jaringan tranmisi merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi
dan seterusnya sampai ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik maka
energi listrik tidak akan terputus-putus.

P
DAFTAR PUSTAKA

1. Sistem proteksi tegangan tinggi.,Hasbullah, MT., Teknik ElektroFPTK


UPI

2. http://noenchandra.blogspot.com/2011/05/peralatan-proteksi-jaringan-
transmisi.html

3. Proteksi Saluran Transmisi.,System Transmisi Dan Distribusi., Cristof


Naek HT. , Fakultas Teknik UI
4. http://aguspurbaproteksi.blogspot.com/2012/06/v-
behaviorurldefaultvmlo.html 5.
http://www.scribd.com/doc/76920095/Proteksi-Sistem-Tenaga-Listrik 

Anda mungkin juga menyukai