Disusun Oleh :
NIM : 201041005
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,
tugas makalah mata kuliah PERLENGKAPAN SISTEM TENAGA LISTRIK yang
membahas tentang Sistem proteksi transmisi dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.
Lufti ikhwanudin
ii
Daftar isi
Kata penghantar
Daftar isi
Bab 1 pendahuluan
Bab 2 pembahsan
Bab 3 Penutup
Daftar pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik
secara teiritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini
berguna sebagai pengembangan pengetahuan tentang system
proteksi pada system tegangan tinggi. Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi :
A. Dasar Teori
1. Relay
sebagai elemen perasa yang mendeteksi adanya gangguan
atau keadaan abnormal lainnya (fault detection ).
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung
kawat fasa dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat
fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Pada umumnya ground
wire terbuat dari kawat baja (steel wire) dengan kekuatan St 35
atauSt 50, tergantung dari spesifikasiyang ditentukan oleh PLN.
Jika dalam suatu transmisi terdapat gangguan yang berupa arus lebih, maka
dalam waktu yang singkat relay arus lebih akan bekerja sehingga jaringan
transmisi akan tidak terhubung sementara. Jika gangguan telah hilang, maka
jaringan transmisi akan terhubung kembali. Macam-macam karakteristik relay
arus lebih :
Relay yang bekerja seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang
mengalir melebihi nilai settingnya, relay akan bekerja dalam waktu
beberapa mili detik (10 – 20 ms).
Relay ini akan memberikan perintah pada PMT pada saat terjadi
gangguan hubung singkat dan besarnya arus gangguan melampaui
settingnya (Is), dan
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja
relay diperpanjang dengan waktu tertentu tidak
tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat
cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan
keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu
perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal,
arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator arus,
yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang antara
terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika terjadi gangguan
diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external fault), maka arus
yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan tetap sama dengan
pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja untuk gangguan luar
tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka arah sirkulasi arus disalah
satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada kondisi normal terganggu,
akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke
terminal 2. Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan
ada arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan
terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman,
maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga
peralatan atau instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun gambar kerja dari relai differensial seperti
gambar dibawah ini.
d. Relay jarak
Rele jarak merupakan proteksi yang paling utama pada saluran transmisi. Rele
jarak menggunakan pengukuran teganan dan arus untuk mendapatkan impedansi saluran
yang harus diamankan. Di sebut rele jarak, karena impedansi pada saluran besarnya akan
sebanding dengan panjang saluran. Oleh karena itu, rele jarak tidak tergantung oleh besarnya
arus gangguan yang terjadi, tetapi tergangung pada jarak gangguan yang terjadi terhadap rele
proteksi. Impedansi yang diukur dapat berupa Z, R saja ataupun X saja. Tergantung rele
yang dipakai.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan yang terlihat dari relai,
dengan membagi besaran tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya
gangguan dapat ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm) Vf
= Tegangan (Volt) If = Arus
gangguan
Relai jarak akan bekerja dengan cara membandingkan impedansi gangguan yang terukur
dengan impedansi setting, dengan ketentuan:
P
a) Bila harga impedansi gangguan lebih kecil dari pada impedansi seting relai
maka relai akan trip.
b) Bila harga impedansi ganguan lebih besar daripada impedansi setting relai maka
relai akan tidak trip.
2. Kawat tanah
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa dari sambaran petir.
Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut perlindungan sekecil mungkin karena
dianggap petir menyambar diatas kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik
yang bersifat pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus petir
langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan. Kawat yang bagus adalah yang
memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa
cepat, dapat menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat dasa dengan
kawat tanah.
Gambar 4, <2>
Proteksi transmisi tenaga listrik diberlakukan di semua transmisi tenaga listrik. Namun, untuk
pemasangannya hanya berada di gardu induk. Pemasangannya pada saluran masuk ke gardu induk dan
di saluran keluar garu induk. Sehingga jika jaringan transmisis terjadi gangguan, maka gardu induk
tidak mengalami kerusakan. Jika terjadi kerusakan, maka kerusakannya minimal. Kecuali kawat
tanah. Kawat tanah dipasang diatas kawat fasa yang
P
berfungsi untuk melindungi kawat fasa dari sambaran petir. Sehingga pemasanggannya berada
diseluruh jaringan transmisi tenaga listrik. <2>
Pencegahan gangguan pada jaringan transmisi sangat penting dilaksanakan karena jaringan tranmisi
merupakan penyalur utama dari energi listrik untuk sampai ke jaringan distribusi dan seterusnya sampai
ke konsumen. Jika jaringan transmisi menyalurkan secara baik maka energi listrik tidak akan terputus-
putus. Pencegahan gangguan bertujuan untuk mengecilkan dari frekuensi terjadinya hambatan penyaluran
energi listrik.
a. Membuat alat proteksi sesuai dengan fungsinya masing-masing dan dapat bekerja dengan
cepat jika terjadi gangguan sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada sistem jaringan.
b. Menyetting relay proteksi sesuai dengan waktu kerjanya. Arus atau tegangan kerja relay
harus lebih besar dari arus dan tegangan normal, sehingga relay dapat bekerja sesuai
fungsinya
e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara sekecil mungkin, serta
selalu mengadakan pengecekan
f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan mengurangi atau
menghindarkan sebab-sebab gangguan karena hubungsingkat dan sambaran petir.
g. Pemasangan yang baik, artinya pada saat pemasangan harus mengikuti peraturan- peraturan
yang berlaku
h. Menghindari kemungkinan kesalahan operasi, yaitu dengan membuat prosedur tata cara
operasional (standing operational procedur) dan membuat jadwal pemeliharaan yang rutin
i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi terhadap sambaran
petir
j. Memasang lightning arrester (penangkal petir) untuk mencegah kerusakan pada peralatan
akibat sambaran petir.
P
2. Usaha Mengurangi Kerusakan Akibat Gangguan
Beberapa cara untuk mengurangi pengaruh akibat gangguan, antara lain sebagai berikut:
a. Secepatnya memisahkan bagian sistem yang terganggu dengan memakai pengaman dan
pemutus beban dengan kapasitas pemutusan yang memadai yang di perintah otomatis oleh
relay proteksi.
b. Merencanakan agar bagian sistem yang terganggu bila harus dipisahkan dari sistem tidak
akan menganggu operasi sistem secara keseluruhan atau penyaluran tenaga listrik ke jaringan
distribusi tidak terganggu.
c. Mempertahankan stabilitas sistem selama terjadi gangguan, yaitu dengan memakai pengatur
tegangan otomatis yang cepat dan karakteristik kestabilan generator memadai.
P
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
P
DAFTAR PUSTAKA
2. http://noenchandra.blogspot.com/2011/05/peralatan-proteksi-jaringan-
transmisi.html