OLEH:
RESKY DAHLAN
1824041017
FAKULTAS TEKNIK
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................
C. Tujuan .............................................................................................................................
D. Kegunaan.........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................
A. Dasar Teori......................................................................................................................
B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik...................................................................
C. Peralatan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik..................................................
D. Cara Kerja Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik...............................................
E. Penerapan Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik................................................
F. Pencegahan Gangguan Transmisi Tenaga Listrik.......................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya.
Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian yang serius dalam
perencanaannya. Sistem transmisi sendiri merupakan sistem dinamis kompleks yang parameter‐
parameter dan keadaan sistemnya berubah secara terus menerus. Oleh karena itu strategi
pengamanan harus disesuaikan dengan perubahan dinamis tersebut dalam hal desain dan seting
peralatannya.
Salah satu hal yang penting dalam sistem tenaga adalah menjaga agar sistem tetap stabil
dan memiliki keandalan yang bagus. Untuk mendapatkan hal ini, cara yang digunakan antara lain
pemasangan peralatan-perlatan proteksi pada sistem tenaga. Saluran udara tegangan tinggi
merupakan salah satu komponen dalam sistem tenaga listrik yang sering mengalami gangguan.
Gangguan pada saluran udara dapat disebabkan oleh hubung singkat, beban lebih , surja petir,
topan, cuaca buruk, dan lain lain. Gangguan ini dapat menyebabkan terganggunya
kelangsuangan operasi dan kerusakan peralatan pada sistem tenaga listrik.
Proteksi pada saluran transmisi mempunyai peran yang sangat penting dalam proteksi
sistem tenaga, karena saluran transmisi merupakan saluran penghubung antara pembangkit dan
pusat-pusat beban yang terbentang pada jarak yang jauh yang melalui daerah-daerah dengan
bermacam-macam kondisi cuaca dan kondisi tanah, sehingga saluran transimsi merupakan
sasaran utama dari kebanyakan gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem tenaga.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
D. Kegunaan Makalah
Makalah ini disususn dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teiritis maupun
secara praktis. Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan pengetahuan
tentang system proteksi pada system tegangan tinggi. Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
1. Penulis , sebagai wahana penambah pengetahuan dan konsep keilmuan tentang system
proteksi
2. Pembaca/dosen, sebagai media informasi tentang system proteksi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Proteksi adalah pengaman yang digunakan untuk mengurangi kerusakan peralatan-peralatan
listrik akibat adanya gangguan (kondisi abnormal). Semakin cepat reaksi perangkat proteksi yang
digunakan, maka semakin sedikitlah pengaruh gangguan terhadap kemungkinan kerusakan alat.
Sehingga daerah yang terganggu dapat segera di lokalisir dan mencegah terjadinya black out.
Agar sistem proteksi dapat dikatakan baik dan benar (dapat bereaksi dengan cepat, tepat dan
murah), maka diadakan pemilihan dengan seksama dengan memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut : <1>
Macam saluran yang di amankan
Pentingannya saluran yang dilindungi
Kemungkinan banyaknya terjadi gangguan
Teknekonomis sistem yang digunakan
saluran transmisi udara ini rawan terhadap sambaran petir yang menghasilkan gelombang
berjalan (surja tegangan) yang dapat masuk ke pusat pembangkit listrik. Oleh karena itu, dalam
pusat listrik harus ada Lightning Arrester (penangkal petir) yang berfungsi menangkal
gelombang berjalan dari petir yang akan masuk ke instalasi pusat pembangkit listrik.Pada sistem
transmisi juga harus memiliki pengaman dari gelombang berjalan yang dapat berasal dari
pembukaan dan penutupan pemutus tenaga seperti Relay dan Circuit Breaker. Adapun macam-
macamnya sebagai berikut: <1>
1. Macam-macam relay :
a. relay over current
b. relay differential current
c. relay ground volt
d. relay contactor
2. Macam-macam Circuit Breaker
a. Air Circuit Breaker
b. Oil Circuit Breaker
c. Vacum Circuit Breaker
d. SF6 Circuit Breaker
B. Sistem Proteksi Transmisi Tenaga Listrik
Pengertian proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang dipasang pada peralatan-
peralatan listrik pada suatu transmisi tenaga listrik sehingga proses penyaluaran tenaga listrik
dari tempat pembangkit tenaga listrik(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation
distribution) dapat disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik dengan aman. Proteksi
transmisi tenaga listrik diterapkan pada transmisi tenaga listrik agar jika terjadi gangguan
peralatan yang berhubungan dengan transmisi tenaga listrik tidak mengalami kerusakan. Ini juga
termasuk saat terjadi perawatan dalam kondisi menyala. Jika proteksi bekerja dengan baik, maka
pekerja dapat melakukan pemeliharaan transmisi tenaga listrik dalam kondisi bertegangan. Jika
saat melakukan pemeliharaan tersebut terjadi gangguan, maka pengaman-pengaman yang
terpasang harus bekerja demi mengamankan sistem dan manusia yang sedang melakukan
perawatan.<2>
Transmisi tenaga listrik terbagi dalam beberapa kategori. Kategori yang pertama adalah
transmisi dengan tegangan sebesar 500kv. Ini merupakan transmisi yang sangat tinggi. Karena di
Indonesia masih menggunakan sistem 500 kv. Kategori yang kedua adalah transmisi dengan
tegangan sebesar 150 kv. Dan yang ketiga adalah transmisi 75 kv. Untuk dibawah 75 kv
selanjutnya dinamakan dengan distribusi tenaga listrik.<2>
Proteksi berbeda dengan pengaman. Jika pengaman suatu sistem berarti system tersebut
tidak merasakan gangguan sekalipun. Sedangkan proteksi atau pengaman sistem, sistem
merasakan gangguan tersebut namun dalam waktu yang sangat singkat dapat diamankan.
Sehingga sistem tidak mengalami kerusakan akibat gangguan yang terlalu lama. Gangguan pada
transmisi tenaga listrik dapat berupa :
jangka waktu kerja relay mulai pick up sampai kerja relay diperpanjang
dengan waktu tertentu tidak tergantung besarnya arus yang mengerjakan relay.
Relay ini akan bekerja dengan waktu tunda yang tergantung dari besarnya
arus secara terbalik (inverse time), makin besar arus makin kecil waktu
tundanya. Karakteristik ini bermacam-macam dan setiap pabrik dapat
membuat karakteristik yang berbeda-beda, karakteristik waktunya dibedakan
dalam tiga kelompok :Standar invers, Very inverse, Extreemely inverse
Jika dalam transmisi tenaga listrik terjadi hubung singkat antara kabel fasa dengan
tanah, maka relay hubung tanah akan langsung bekerja dalam waktu yang sangat
singkat, sehingga sistem menjadi aman karena tidak terjadi kerusakan yang sangat
banyak.
c. Relay diferensial
Relay differensial adalah suatu alat proteksi yang sangat cepat bekerjanya dan
sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance) yaitu perbandingan arus yang
mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu perantara yaitu trafo arus (CT).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya).
Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan listrik yang diamankan
(generator, transformator dan lain-lainnya). Arus-arus sekunder transformator
arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Jika relay pengaman dipasang
antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus Jika
terjadi gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external
fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya
akan tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan
bekerja untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal
fault), maka arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan
keseimbangan pada kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir
melalui relay pengaman dari terminal 1 menuju ke terminal 2. Selama arus-arus
sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada arus yang mengalir
melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi setiap gangguan
(antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan terganggu,
akan menyebabkan arus mengalir melalui Operating Coil relay pengaman, maka
relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus
(tripping) kepada circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau
instalasi listrik yang terganggu dapat diisolir. Adapun gambar kerja
dari relai differensial seperti gambar dibawah ini.
Relai jarak mengukur tegangan pada titik relai dan arus gangguan
yang terlihat dari relai, dengan membagi besaran tegangan dan
arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan dapat
ditentukan. Perhitungan impedansi dapat dihitung menggunakan
rumus sebagai berikut:
Dimana:
Zf = Impedansi (ohm)
Vf = Tegangan (Volt)
If = Arus gangguan
Kawat tanah atau overhead grounding adalah media pelindung kawat fasa
dari sambaran petir. Kawat ini dipasang diatas kawat fasa dengan sudut
perlindungan sekecil mungkin karena dianggap petir menyambar diatas
kawat. Kawat ini merupakan proteksi transmisi tenaga listrik yang bersifat
pasif. Jika terjadi sambaran petir, maka kawan ini akan mebyalurkan arus
petir langsung ketanah. Sehingga sistem transmisi aman dari gangguan.
Kawat yang bagus adalah yang memiliki tahanan kurang dari 4 ohm. Jika
lebih dari 4 ohm, maka arus yang mengalir tidak bisa cepat, dapat
menyebabkan putusnya kawat atau terjadinya flashover antara kawat dasa
dengan kawat tanah.
Gambar 4,
1. Usaha Memperkecil
Terjadinya Gangguan Cara
yang ditempuh, antara lain:
e. Memakai kawat tanah dan membuat tahanan tanah pada kaki menara
sekecil mungkin, serta selalu mengadakan pengecekan
f. Membuat perencanaan yang baik untuk mengurangi pengaruh dan
mengurangi atau menghindarkan sebab-sebab gangguan karena
hubungsingkat dan sambaran petir.
i. Memasang kawat tanah pada SUTT dan gardu induk untuk melindungi
terhadap sambaran petir
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan