PERHITUNGAN SUSUT
JARINGAN TENAGA LISTRIK
Bandung, 5 April 2021
OUTLINE
2
Bagan Aliran Energi
Formula Perhitungan Susut Jaringan Tenaga Listrik … (1)
(Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2020)
L JTT% = susut jaringan tegangan tinggi berdasarkan selisih antara energi kirim dan energi terima pada jaringan tegangan tinggi dibagi energi yang diterim
pada jaringan tegangan tinggi dalam satuan persen (%);
Formula Perhitungan Susut Jaringan Tenaga Listrik … (2)
(Permen ESDM Nomor 09 Tahun 2020)
2. Susut jaringan distribusi tegangan menengah 3. Susut jaringan distribusi tegangan rendah
Sistematika
Manajemen
Susut
Formula Perhitungan Susut Jaringan Tenaga Listrik (Formula Yogya)…(2)
“Data yang digunakan dalam formula yogya merupakan gabungan antara data pengukuran dan data yang
digunakan berdasarkan neraca energi serta penjualan energi per periode waktu”
“Data energi dan Data aset jaringan tenaga listrik merupakan paramater perhitungan yang
penting dalam formula Jogya. Data energi yang digunakan antara lain penjualan listrik dan/atau transfer
energi antar area/wilayah, clustering susut jaringan per distribusi/wilayah/unit sistem tenaga listrik serta
clustering data aset setiap wilayah/area”
NOTE: Setiap unit area dari sistem tenaga listrik harus mengisi secara benar dan tepat data aset agar hasil
perhitungannya benar
1 Contoh
2 Data Energi
3 UID Jabar
4
5
dst
Total
1 BANDUNG 4,826,170 1,077,188,404 1,072,362,234 1,077,188,404 49,849,218 4.63% 1,006,391,227 649,760,180 356,631,047 -
2 BEKASI 2,664,148 1,131,548,424 1,128,884,276 1,131,548,424 93,634,320 8.27% 890,066,487 615,928,392 274,138,095 -
3 BOGOR 3,048,009 1,300,737,613 1,297,689,604 1,300,737,613 64,547,894 4.96% 1,232,998,118 638,045,009 261,936,053 333,017,056
4 CIANJUR 1,047,526 274,501,195 273,453,669 274,501,195 12,594,063 4.59% 259,439,282 220,921,391 38,517,891 -
5 CIKARANG 3,373,396 1,732,713,399 1,729,340,003 1,732,713,399 30,327,201 1.75% 1,665,000,739 540,970,957 749,172,132 374,857,650
6 CIMAHI 1,930,066 652,020,845 650,090,779 652,020,845 12,152,225 1.86% 637,714,570 330,926,806 306,787,764 -
7 CIREBON 1,288,177 805,191,301 803,903,124 805,191,301 52,064,150 6.47% 751,788,218 528,521,801 124,759,393 98,507,024
8 DEPOK 1,985,632 814,734,397 812,748,765 814,734,397 64,164,699 7.88% 748,296,494 596,137,505 152,158,989 -
9 GARUT 482,733 246,359,352 245,876,619 246,359,352 10,475,059 4.25% 222,685,094 213,707,300 8,977,794 -
10 GUNUNG PUTRI 1,639,916 816,973,928 815,334,012 816,973,928 25,185,778 3.08% 784,372,413 320,844,466 463,527,947 -
11 INDRAMAYU 373,184 334,293,865 333,920,681 334,293,865 27,372,237 8.19% 300,943,171 252,098,505 48,844,666 -
12 KARAWANG 2,295,372 1,600,117,846 1,597,822,474 1,600,117,846 29,002,294 1.81% 1,567,189,736 448,765,309 923,329,939 195,094,488
13 MAJALAYA 1,886,948 683,564,011 681,677,063 683,564,011 34,124,947 4.99% 639,165,039 316,914,565 322,250,474 -
14 PURWAKARTA 940,157 842,266,662 841,326,505 842,266,662 33,033,162 3.92% 808,236,354 363,502,370 269,762,787 174,971,197
15 SUKABUMI 365,127 454,102,844 453,737,717 454,102,844 20,163,014 4.44% 432,595,035 295,693,660 106,271,975 30,629,400
16 SUMEDANG 1,050,387 659,966,795 658,916,408 659,966,795 22,626,394 3.43% 636,290,014 244,248,249 392,041,765 -
17 TASIKMALAYA 980,766 485,857,703 484,876,937 485,857,703 34,027,724 7.00% 450,849,213 424,137,300 26,711,913 -
DJBB 30,177,714 13,774,802,882 13,744,625,168 13,774,802,882 615,344,379 4.47% 13,034,021,203.75 7,001,123,765 4,825,820,624 1,207,076,815
Data Aset dalam Formula Yogya …(1)
2 BANDUNG BARAT TW IV - 18 54% 46% 7.76 2,269 1,475 0.94 394 0.65 0.32 364 116.27 31.94% 317.24 45.58 0.65 0.37 0.40 0.40 0.99 0.96 0.91 0.89 3.85
TW I - 19 54% 46% 7.76 2,227 1,443 0.94 395 0.65 0.32 364 113.36 31.13% 310.63 45.23 0.65 0.37 0.40 0.40 0.99 0.96 0.91 0.89 4.24
3 BANDUNG UTARA TW IV - 18 62% 38% 9.40 1,975 1,245 0.99 508 0.78 0.39 355 115.77 32.65% 312.30 57.02 0.63 0.37 0.39 0.39 0.99 0.96 0.91 0.89 4.06
TW I - 19 62% 38% 9.38 1,888 1,190 0.99 508 0.78 0.39 355 110.78 31.25% 305.16 55.11 0.63 0.37 0.39 0.39 0.99 0.96 0.91 0.89 4.17
4 BANDUNG TIMUR TW IV - 18 66% 34% 9.11 2,344 1,477 0.92 303 0.76 0.38 330 150.36 45.60% 396.51 57.08 0.63 0.38 0.40 0.40 0.99 0.96 0.91 0.89 4.61
TW I - 19 67% 33% 9.11 2,225 1,402 0.92 303 0.76 0.38 330 144.88 43.93% 391.00 56.72 0.63 0.38 0.40 0.40 0.99 0.96 0.91 0.89 4.78
5 CIJAWURA TW IV - 18 85% 15% 12.02 2,705 1,704 0.93 356 0.50 0.25 281 105.93 37.66% 286.93 47.90 0.63 0.37 0.39 0.39 0.99 0.96 0.91 0.89 7.39
TW I - 19 85% 15% 12.02 2,610 1,644 0.92 363 0.48 0.24 283 100.25 35.38% 281.26 47.18 0.63 0.37 0.39 0.39 0.99 0.96 0.91 0.89 7.46
6 UJUNGBERUNG TW IV - 18 55% 45% 9.23 2,098 1,342 0.75 485 0.62 0.31 260 90.91 35.01% 253.59 43.62 0.64 0.36 0.37 0.37 0.99 0.96 0.91 0.89 4.52
TW I - 19 54% 46% 9.25 2,059 1,318 0.75 486 0.62 0.31 260 87.54 33.73% 252.18 43.41 0.64 0.36 0.37 0.37 0.99 0.96 0.91 0.89 4.69
7 KOPO TW IV - 18 82% 18% 14.56 3,638 2,255 0.70 384 0.45 0.23 308 99.93 32.45% 269.85 41.60 0.62 0.37 0.38 0.38 0.99 0.96 0.91 0.89 2.75
TW I - 19 81% 19% 14.56 3,632 2,252 0.70 387 0.44 0.22 307 97.98 31.88% 266.21 42.07 0.62 0.37 0.38 0.38 0.99 0.96 0.91 0.89 4.40
8 UP3 BANDUNG TW IV - 18 59% 41% 9.18 2,335 1,494 0.83 2,905 0.66 0.33 324 117 36.19% 318 51.05 0.64 0.37 0.39 0.39 0.95 0.93 0.90 0.85 4.37
TW I - 19 59% 41% 9.18 2,267 1,451 0.83 2,927 0.66 0.33 324 113 34.74% 312 50.47 0.64 0.37 0.39 0.39 0.95 0.93 0.90 0.85 4.73
Persiapan Data Aset dalam Formula Yogya
No Data Sumber Data
Neraca energi : kWh siap salur distribusi, kWh jual total, Sistem Informasi Laporan
kWH jual Tegangan Tinggi, kWh jual Tegangan Menengah, Manajemen (SILM)
1 kWh jual Tegangan Rendah, kWh kirim ke unit lain, kWh
Pemakaian Sendiri (PS) Gardu Distribusi (GD), kWh loko
netto input transmisi
Faktor kerja (cos phi): Tegangan Menengah, Trafo,
2 Pengukuran
Jaringan Tegangan Rendah, dan Sambungan Rumah
3 Periode perhitungan: sesuai periode yang dipakai (jam) Pengukuran
Data load factor: Tegangan Menengah, Trafo, Jaringan
4 Pengukuran
Tegangan Rendah, dan Sambungan Rumah
Data aset Jaringan Tegangan Menengah: Jenis, panjang Sistem Infromasi Laporan
5
dan luas penampang, jumlah penyulang Manajemen (SILM)
Sistem Infromasi Laporan
6 Data Aset Trafo: Jumlah per kVA, jumlah trafo
Manajemen (SILM)
Data asset Jaringan Rendah: Jenis, panjang dan luas Sistem Infromasi Laporan
7
penampang, jumlah penyulang Manajemen (SILM)
Sistem Informasi Laporan
8 Data aset Sambungan Rumah (SR)
Manajemen (SILM)
Rencana Kerja dan
Proyeksi pertumbuhan penjualan: Jumlah pelanggan (TT,
9 Anggaran Perusahaan
TM,TR), kWh konsumsi (TT, TM,TR)
(RKAP)
10 Data jaringan dan pembebanannya Database Area
Rencana Kerja dan
11 Ketersediaan anggaran Anggaran Perusahaan
(RKAP)
12 Harga perkiraan satuan HPS
Clustering Susut Jaringan dalam Formula Yogya
Contoh
Susut per TW Clustering
Susut (kWh) Susut (%) Susut UP3
No Unit kWh Siap kWh kWh Siap kWh
Total Non Total Non Bandung
Salur PSSD Jual Jual Total JTM Trafo JTR SR Total JTM Trafo JTR SR
Teknis Teknis Teknis Teknis
1
2
3
4
5
dst
Total
Contoh Simulasi
Perhitungan
Formula Yogya
Dupon Chart Formula Yogya
“Dupon Chart merupakan hasil akhir dari perhitungan susut jaringan”
JTM TT
TRANSMISI TWI 2019 …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …%
TWI 2019 …. kWh …% TARGET …. kWh …% TARGET …. kWh …%
TARGET …. kWh …% TEKNIS GAP …. kWh …% GAP …. kWh …%
GAP …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …%
TARGET …. kWh …%
SUSUT JARINGAN GAP …. kWh …% TRAFO TM
TWI 2019 …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …%
TARGET …. kWh …% TARGET …. kWh …% TARGET …. kWh …%
GAP …. kWh …% GAP …. kWh …% GAP …. kWh …%
DISTRIBUSI
TWI 2019 …. kWh …%
TARGET …. kWh …% NON TEKNIS JTR TR
GAP …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …% TWI 2019 …. kWh …%
TARGET …. kWh …% TARGET …. kWh …% TARGET …. kWh …%
GAP …. kWh …% GAP …. kWh …% GAP …. kWh …%
SR
TWI 2019 …. kWh …%
TARGET …. kWh …%
GAP …. kWh …%
“Dupon Chart merupakan hasil perhitungan (Formula Yogya) susut jaringan tenaga listrik yang terdiri dari
Susut Tegangan Tinggi, Susut Tegangan Menengah (Susut Jaringan Tegangan menengah +
Susut Trafo/Gardu) dan Susut Tegangan Rendah (Susut jaringan Tegangan Menengah+Susut
Sambungan Rumah+Susut Non Teknis)”
Evaluasi Dupon Chart Formula Yogya
Rumus yang digunakan dalan formula yogya adalah rumus umum secara elektris, sehingga dalam
mengevaluasi hasil akhir dapat digunakan logika berpikir terhadap perubahan paramater, sebagai berikut:
1. Jika tegangan mengalami kenaikan, maka nilai susut akan mengalami penurunan;
2. Jika kWh jual pelanggan TT dan Pelanggan TM mengalami kenaikan, maka nilai susut akan
mengalami penurunan;
3. Jika luas penampang mengalami kenaikan, maka nilai susut akan mengalami penurunan;
4. Jika kWh jual pelanggan TR mengalami kenaikan, maka nilai susut akan mengalami kenaikan juga.
5. Jika kWh beli mengalami penurunan, maka nilai susut akan mengalami penurunan juga;
6. Jika daya rata-rata trafo mengalami penurunan, maka nilai susut akan mengalami kenaikan;
7. Jika faktor kerja mengalami kenaikan, maka nilai susut akan mengalami penurunan;
8. Jika panjang penyulang rata-rata mengalami penurunan, maka nilai susut akan mengalami
penurunan;
9. Jika panjang jurusan rata-rata trafo mengalami penurunan, maka nilai susut akan mengalami
penurunan juga.
Program Kerja atau Workplan Formula Yogya
Salah satu fungsi formula Jogja yaitu untuk membuat skenario program kerja/workplan dalam
menurunkan susut teknis jaringan tenaga listrik.
Langkah-langkah penyusunan workplan, antara lain menentukan rencana kerja untuk memperbaiki susut,
menentukan tujuan dan target susut teknik dan non teknik dan menyusun rencana kerja dengan target yang
telah ditetapkan.
Realisasi Realisasi
No Workplan Satuan Target No Workplan Satuan Target
Volume kWh Volume kWh
TEKNIS IV Gardu Distribusi
I Transmisi 1 Pembangunan Gardu Sisipan
1 Rekonduktor Saluran Transmisi 2 Manajemen Trafo Distribusi
2 Looping Transmisi V JTR
1 Penarikan Jurusan baru untuk pemecahan beban
3 Pemasangan kompensator
2 Rekonektorisasi Sambungan JTR
II Gardu Induk
VI SR
1 Gardu Induk baru untuk pemotongan JTM
1 Pembenahan SR Seri banyak
III JTM 2 Rekonektorisasi SR
1 Penarikan penyulang baru untuk pemecahan beban VII Non Teknis
2 Rehabilitasi / pemberatan JTM 1 P2TL Rutin & Khusus
3 Rekonektorisasi Jumper/Sambungan 2 Penertiban PJU/Sambungan tidak resmi
4 Penggantian Isolator / Arrester bocor/tembus 3 Verifikasi pengukuran pelanggan potensial
5 Pemasangan AVR 4 Penggantian CT kelas S
6 Pemasangan Kapasitor 5 Penggantian meter periodik
Contoh Workplan
Penurunan Susut
Jaringan
Penjelasan Titik Pengukuran Data Susut Jaringan dalam Single Line Diagram
20 kV /400 V 20 kV /400 V
Rayon C 20 kV Trafo
FCO
Arus
Penyulang
PMT
Trafo
Tegangan
4 Jurusan
20 kV Rayon B kWh
Rayon A Exim 2 Jurusan
CONTOH PERALATAN JARINGAN …(1)
Panel Hubung Bagi (PHB) Trafo Daya 500 kV
Trafo Distribusi 20 kV
Pemutus Tenaga Outdoor
CONTOH PERALATAN JARINGAN …(2)
Load Break Switch (LBS) Fuse Cut Out
Outdoor
Trafo Distribusi
CONTOH PERALATAN JARINGAN …(5)
Sambungan
Jurusan
Rumah
Jurusan
TERIMA KASIH
METODA
PERHITUNGAN SUSUT TEKNIK
Besaran maksimal dari drop tegangan maupun susut dari trafo distribusi perlu ditentukan, sehingga dalam
pengoperasiannya akan didapat hasil kinerja yang optimal.
Dimana :
i = Rugi Besi Trafo ( kW)
c = Rugi Tembaga ( kW)
LLF = Load Loss factor 0,3 LF+0,7
Pr = Pembebanan Trafo rata-rata (%).
Catatan = Rugi Besi dan tembaga diambil dari SPLN 50:1997
Losses maksimum 1,5 % ( pada temperatur 75°C )
Standar PLN (SPLN) Nomor 72 tahun 1987, nilai drop tegangan (tegangan jatuh) maksimum trafo distribusi
disisi sekunder trafo saat beban maksimum sebesar 3%.
Panjang
Jaringan dapat didesain dengan mempertimbangkan DROP TEGANGAN dan SUSUT
TEKNIS JARINGAN.
Untuk mendapatkan DROP TEGANGAN (Jatuh Tegangan) dan SUSUT JARINGAN yang
dikehendaki perlu memasukkan parameter-parameter antara lain :
• Ukuran (Luas penampang Kabel/Kawat) / Jenis Penghantar;
• Beban Nominal Penghantar;
• Panjang Jaringan;
• Cos Phi;
Metode Perhitungan Susut Teknik Berdasarkan dengan Standar PLN (SPLN) Nomor 72 Tahun 1987,
yang menyatakan sebuah Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dapat didesain dengan kriteria DROP
TEGANGAN sbb:
• Drop Tegangan Rendah Maksimum 4%;
• Susut Teknis maksimum 2,5%;
• Jenis Penghantar yang digunakan TIC 3 x 70 + 50 ;
FORMULA SAMBUNGAN RUMAH (SR)
Sambungan Rumah (SR) merupakan Jarak antara tiang distribusi dengan kWh Meter Instalasi
Pelanggan. Berikut ketentuan teknis untuk Sambungan Rumah (SR), yaitu:
a. Jumlah Sambungan Rumah (SR) Seri/Deret dibatasi, untuk mendapatkan Drop Tegangan dengan
nilai maksimum 1% (Berdasarkan SPLN 72: 1987);
b. Tegangan Pelayanan tidak boleh kurang dari 208 Volt (Berdasarkan SPLN NO. 1 : 1995);
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT 1 SR DERET ADALAH :
SWatt = 2 * ( I ) ^2 * RL * LLF
SkWh = 2 * ( I ) ^2 * RL * LLF * T * 1000-3
FORMULA PERHITUNGAN SUSUT 5 SR DERET ADALAH :
SWatt = 11 * ( I ) ^2 * RL * LLF
SkWh = 11 * ( I ) ^2 * RL * LLF * T * 1000-3
Keterangan :
I = Arus beban rata-rata yang mengalir pada waktu beban puncak;
RL = Tahanan penghantar dengan panjang rata-rata 35 m;
Penampang disesuaikan dengan beban