Anda di halaman 1dari 20

Pedoman Penyusunan Kajian Kelayakan

Proyek Sarana Ketenagalistrikan dalam


RUPTL

PT PLN (Persero)
Kajian Kelayakan Proyek (KKP) [1]

Kriteria dasar penyusunan KKP :


I. KKP sekurang-kurangnya memuat:
1. Data Proyek
2. Latar Belakang dan Tujuan
3. Opsi/Alternatif yang Ada
4. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)
5. Kajian Kelayan Finansial (KKF)
II. Mencantumkan sumber informasi dari data dan asumsi
dengan jelas.
III. Penyiapan dan pengesahan KKP oleh Pejabat Perencanaan
Sistem setingkat Manajer untuk disetujui oleh Pemimpin Unit
tersebut.
Kajian Kelayakan Proyek (KKP) [2]

IV. KKP disahkan oleh KDIVPR dan dikirim ke Kepala Divisi Perencanaan
Sistem untuk proyek-proyek berikut :
- Pembangkit energi terbarukan dengan kapasitas sampai dengan 50 MW
yang terhubung ke jaringan tegangan menengah 20 kV.
- Pembangkit termal dengan ukuran unit sampai dengan 20 MW yang berada
di sistem isolated dan terhubung ke jaringan tegangan menengah 20 kV.
- Pembangunan ekstension trafo yang meliputi penambahan trafo dan up
rating untuk gardu induk 150/20 kV dan 70/20 kV pada daerah kerja PLN
P3B atau PLN Wilayah.
Selain proyek-proyek pada butir diatas, KKP disetujui oleh General Manager dan
disahkan oleh Kepala Divisi Perencanaan Sistem
Kajian Kelayakan Proyek (KKP) [3]

V. KKP yang telah disahkan selanjutnya dijadikan dasar untuk melakukan Analisa
Resiko dan harus diarsip bersama kontrak dan dokumen lainnya sebagai bahan
untuk post-audit.
Struktur KKP

A. Data Proyek
B. Latar Belakang dan Tujuan
C. Opsi/Alternatif
D. Kajian Kelayakan Operasi
E. Kajian Kelayakan Finansial/Keekonomian
Kajian Kelayakan Finansial

A. Asumsi yang digunakan


B. Pemilihan skenario
Kajian Kelayakan Finansial – Asumsi yang
Digunakan – Asumsi Harga dan Biaya
No. Item Keterangan
1. Exchange rate Besarnya nilai tukar mata uang asing yang digunakan
terhadap mata uang rupiah.
2. Inflation rate Digunakan untuk eskalasi harga dalam mata uang rupiah
- Domestic inflation atau mata uang asing.

- Foreign Inflation
3. Debt to Equity Ratio Besarnya proporsi relative dari pinjaman terhadap
ekuitas/modal sendiri (dana yang disediakan oleh
stockholders) .
4. Interest rate Tingkat suku bunga yang diberikan untuk pinjaman local
- Foreign Loan dan luar negeri.

- Local Loan
5. Discount rate Besarnya persentasi return yang diharapkan perusahaan.
Dapat dihitung dengan menggunakan metoda Weighted
Average Cost of Capital (WACC) atau dengan menggunakan
discount rate yang telah ditetapkan perusahaan. Contoh,
discount rate 12%.
6. Tarif listrik Tarif listrik dapat diasumsikan tetap atau meningkat dari
tahun ke tahun.
Kajian Kelayakan Finansial – Asumsi yang
Digunakan – Asumsi Lain-lain

No. Item Keterangan


1. Data berhubungan dengan
Contoh asumsi data yang digunakan untuk pembangkit :
pembangkit/ transmisi/ Gross Capacity, Net Capacity, Capacity Factor, lifetime,
GI/trafo construction period, disbursement dan sebagainya

2. Fulfillment of electricity Asumsi yang digunakan berhubungan dengan penentuan


demand tingkat pemenuhan demand. Contoh, produksi pembangkit,
susut, dan sebagainya.
3. Fuel Specification Spesifikasi bahan bakar yang digunakan, contoh Fuel type,
Fuel Price, Heat Content, Heat Rate, SFC dan sebagainya.
4. Capital Cost Pengeluaran awal untuk pembelian mesin-mesin, tanah,
bangunan, peralatan, konstruksi dan sebagainya untuk
suatu proyek.
5. O&M Cost Dapat diasumsikan dengan persentase (%) dari investment
cost atau dari Rp/kWh.
Kajian Kelayakan Finansial – Pemilihan Skenario

I. Skenario I - dengan menggunakan sale revenue


(pendapatan penjualan)

II. Skenario II - dengan membandingkan suatu proyek


dengan proyek lain
Kajian Kelayakan Finansial – Skenario I

Indikator dasar yang umum digunakan :


• Net Present Value (NPV) - Proyek dapat dilanjutkan jika indikator ini lebih
besar dari nol (NPV > 0).

• Payback period - indikasinya tingkat pengembalian uang harus lebih cepat


dari jangka waktu yang ditargetkan atau umur proyek.

• B/C ratio; merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar manfaat yang
diperoleh dibandingkan dengan biaya. B/C ratio > 1 .

• Internal rate of return (IRR); tingkat pengembalian proyek. Agar proyek


dapat diteruskan. IRR > Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau
discount rate.
Kajian Kelayakan Finansial – Skenario II

Pilihan pendekatan untuk skenario II :


• Pendekatan Total Biaya. Alternative dengan present value total cost
terendah dinyatakan sebagai alternative terbaik.

• Pendekatan Levelized Cost. Alternative dengan levelized cost terendah


dinyatakan sebagai alternative terbaik. Levelized cost merupakan present
value total cost dibagi total energi yang diproduksi selama pembangkit
beroperasi.

• Pendekatan IRR. Dalam perhitungan IRR, benefit dari proyek didapat


dengan memperhitungkan avoided cost. Avoided cost merupakan biaya
yang dapat dihindari dengan adanya pembangunan proyek bersangkutan,
dibanding dengan alternative proyek pembanding lainnya.
Kajian Kelayakan Finansial – Analisa Sensitivitas

• Analisa sensitivitas dapat digunakan untuk melihat seberapa


signifikan perubahan entitas dapat mempengaruhi kelayakan
suatu proyek.

• Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa


entitas (naik atau turun berjenjang dari kondisi awal, mis:
10%, 20%, 30%), seperti biaya investasi, biaya bahan bakar,
tarif listrik dan sebagainya.

• Efek dari perubahan-perubahan entitas tersebut kemudian


dikaji kembali dengan menggunakan indikator-indikator
finansial
Kajian Kelayakan Proyek Pembangkit
Contoh Studi Kasus

Kaji kelayakan proyek pembangunan PLTU Batubara 100 MW.


Apakah proyek masih layak dengan perubahan pada (analisa
sensitivitas) :
- Harga investasi (naik 20%)
- CF pembangkit (CF turun 20%)
Langkah-langkah KKF
Kajian Kelayakan Proyek Transmisi & GI
Kajian Kelayakan Finansial – Pemilihan Skenario

Skenario dipilih disesuaikan dengan kasus pada proyek.


Contoh :
Jika proyek gardu induk/transmisi dibutuhkan untuk perbaikan losses dan
kualitas pelayan, maka skenario dalam KKF dapat berupa :
a. Alternatif membangun JTM 20 kV dari GI eksisting
b. Alternatif membangun gardu induk baru
c. Alternatif membangun PLTD/PLTMG untuk memperbaiki tegangan ujung
jaringan.
Jika proyek gardu induk/transmisi dibutuhkan untuk mengurangi pemakaian
BBM (De-dieselisasi), maka skenario dalam KKF dapat berupa :
a. Alternatif membangun gardu induk baru
b. Alternatif membangun PLTD/PLTMG
Kajian Kelayakan Finansial

Beberapa pendekatan untuk analisa kelayakan finansial sebagai


berikut dapat digunakan :
• Pendekatan Total Biaya
• Pendekatan Levelized Cost
• Pendekatan IRR
Contoh Studi Kasus
TERIMAKASIH

Terima Kasih …

PT. PLN (PERSERO)


www.pln.co.id

Anda mungkin juga menyukai