ANGGARAN INVESTASI
TAHUN 2020
PT PLN (Persero)
UIW PAPUA & PAPUA BARAT
Sesuai dengan Peraturan Direksi PT PLN (Persero) Nomor : 0036.P/DIR/2016 tentang Pedoman
Perencanaan dan Pengendalian Anggaran di Lingkungan PT PLN (Persero) pada pasal 1 ayat 23 tentang
Kajian Kelayakan Proyek (KKP) yang merupakan dokumen pendukung untuk usulan Anggaran Investasi.
Serta Surat Edaran Direksi PT PLN (Persero) Nomor 004.E/DIR/2018 tentang Petunjuk Penyusunan Kajian
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
A. Ringkasan Eksekutif
• Berisi Ringkasan dokumen KKP, antara lain data proyek, latar belakang, tujuan, opsi/alternatif solusi, kajian
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
D. Kondisi Ketenagalistrikan
Bagian ini memuat kondisi sistem ketenagalistrikan saat ini, proyeksi kebutuhan listrik dan beban puncak, serta
rencana penambahan kapasitas pembangkit sebagai berikut:
1. Kondisi Sistem Saat Ini :
1.1 Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu (Pembangkit, Trafo, Transmisi)
1.2 Tegangan Operasi
1.3 Capacity Factor (CF)
2. Pengembangan Sistem :
2.1 Demand Forecast
2.2 Neraca Daya
2.3 Jadwal Pelaksanaan Proyek
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
F. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) Terdiri dari:
1. Analisa Pengaruhproyek pada sistem ketenagalistrikan:
1.1 Analisa Aliran Daya
Berisi penjelasan tentang tingkat mutu pelayanan sebelum dan sesudah proyek masuk, analisis tegangan lebih atau tegangan
turun dibawah standar.
1.2 Tegangan Operasi
Berisi penjelasan bila terjadi gangguan hubungan singkat dan dampaknya terhadap kemampuan peralatan; apakah kapasitas
hubungan singkat melebihi rating peralatan pemutus eksisting dan sebagainya.
1.3 Capacity Factor (CF)
Analisa Stabilitas Sistem (Untuk Sistem yang menggunakan Transmisi dan GI)
Analisa stabilitas digunakan untuk mengetahui kondisi sistem atau Pembangkit tertentu apakah masih dalam kondisi stabil
setelah masuknya Proyek bersangkutan.
2. Kebutuhan Peralatan Lain (Jika Ada)
Bagian ini berisi penjelasan tentang peralatan lain yang dibutuhkan dan perlu dibangun bersamaan dengan proyek bersangkutan.
3. Kesimpulan KKO
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
G. Kajian Kelayakan FInansial (KKF)
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) Terdiri dari:
1. Asumsi yang digunakan (disesuaikan dengan kebutuhan analisis)
2. Analisis Kelayakan Finansial/Keekonomian
Bagian ini memuat Analisis dengan menggunakan beberapa indikator. Indikator dasar yang umum digunakan adalah:
• Net Present Value (NPV); merupakan nilai manfaat bersih dari proyek yang bersangkutan. Proyek dapat dilanjutkan jika
indikator ini lebih besar dari nol (NPV > 0).
• Payback period; indikasinya tingkat pengembalian uang harus lebih cepat dari jangka waktu yang ditargetkan atau umur
proyek. Makin cepat pengembalian, makin baik.
• B/C ratio; merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya. B/C
ratio harus lebih besar dari 1 (satu) agar proyek dapat diteruskan.
• Internal rate of return (IRR); tingkat pengembalian proyek. Agar proyek dapat diteruskan, nilai IRR hasus lebih besar dari
Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau discount rate. IRR dapat dikaji dari segi indikator saja (Finansial Internal
Rate of Return) dengan hanya memperhatikan nilai-nilai biaya internal proyek atau dapat mengikutsertakan dampak
proyek terhadap sosial, lingkungan dan sebagainya; nilai eksternal proyek. Pengikutsertaaan nilai eksternal proyek
berarti mengkaji IRR dari segi ekonomi (Economic Internal Rate of Return).
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
Indikator-indikator lain yang dapat digunakan dalam Analisis kelayakan finansial dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
Penggunaan indikator ini dalam KKP proyek bersifat opsional, dapat digunakan sesuai kebutuhan analisis.
Jika perhitungan kelayakan finansial dilakukan dengan membandingkan suatu proyek dengan proyek lain, contoh; kelayakan
pembangunan PLTU dibandingkan dengan PLTGU, maka beberapa pendekatan untuk analisis kelayakan finansial sebagai
berikut dapat digunakan ;
• Pendekatan Total Biaya: Alternatif dengan total present value dari seluruh biaya-biaya yang terendah dinyatakan sebagai
alternatif terbaik.
• Pendekatan Levelized Cost: Alternatif dengan levelized cost terendah dinyatakan sebagai alternatif terbaik. Levelized
cost merupakan present value total cost dibagi total energi yang diproduksi selama pembangkit beroperasi.
• Pendekatan IRR: Dalam perhitungan IRR, benefit dari proyek didapat dengan memperhitungkan avoided cost. Avoided
cost merupakan biaya yang dapat dihindari dengan adanya pembangunan proyek bersangkutan, dibanding dengan
alternatif proyek pembanding lainnya. Dalam perhitungan IRR, avoided cost dijadikan sebagai benefit proyek atau
sebagai revenue.
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
3. Analisis Sensitivitas
Analisis ini dilakukan untuk melihat kepekaan dari analisis kelayakan atas beberapa asumsi penting yang mungkin tidak
seperti yang diperkirakan semula. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa entitas (naik atau turun
berjenjang dari kondisi awal, misalnya: 10%, 20%, 30%), seperti biaya investasi, biaya bahan bakar, tarif listrik dan
sebagainya. Efek dari perubahan-perubahan entitas tersebut kemudian dikaji kembali dengan menggunakan indikator-
indikator finansial pada item 2 di atas. Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk melihat seberapa signifikan perubahan
entitas dapat mempengaruhi kelayakan suatu proyek. Beberapa entitas yang dapat digunakan dalam analisis sensitivitas
dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
4. Kesimpulan KKF
www.pln.co.id |
FORMAT KKP PEMBANGKIT
H. Kajian Resiko
I. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
J. Lampiran Sesuai Kebutuhan
1. Peta Lokasi
2. Single Line Diagram
3. Hasil Analisis Aliran Daya
4. Hasil Analisis Hubungan Singkat
5. Hasil Analisis Stabiliitas
6. Sumber Informasi/ Referensi
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
A. Ringkasan Eksekutif
• Berisi Ringkasan dokumen KKP, antara lain data proyek, latar belakang, tujuan, opsi/alternatif solusi, kajian
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
D. Kondisi Ketenagalistrikan
Bagian ini memuat kondisi sistem ketenagalistrikan saat ini, proyeksi kebutuhan listrik dan beban puncak, serta
rencana penambahan kapasitas pembangkit sebagai berikut:
1. Kondisi Sistem Saat Ini :
1.1 Kapasitas Terpasang dan Daya Mampu (Pembangkit, Trafo, Transmisi)
1.2 Tegangan Operasi
1.3 Capacity Factor (CF)
2. Pengembangan Sistem :
2.1 Demand Forecast
2.2 Neraca Daya
2.3 Jadwal Pelaksanaan Proyek
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
F. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) Terdiri dari:
1. Analisa Pengaruhproyek pada sistem ketenagalistrikan:
1.1 Analisa Aliran Daya
Berisi penjelasan tentang tingkat mutu pelayanan sebelum dan sesudah proyek masuk, analisis tegangan lebih atau tegangan
turun dibawah standar.
1.2 Tegangan Operasi
Berisi penjelasan bila terjadi gangguan hubungan singkat dan dampaknya terhadap kemampuan peralatan; apakah kapasitas
hubungan singkat melebihi rating peralatan pemutus eksisting dan sebagainya.
2. Kebutuhan Peralatan Lain (Jika Ada)
Bagian ini berisi penjelasan tentang peralatan lain yang dibutuhkan dan perlu dibangun bersamaan dengan proyek bersangkutan.
3. Kesimpulan KKO
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
G. Kajian Kelayakan FInansial (KKF)
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) Terdiri dari:
1. Asumsi yang digunakan (disesuaikan dengan kebutuhan analisis)
2. Analisis Kelayakan Finansial/Keekonomian
Bagian ini memuat Analisis dengan menggunakan beberapa indikator. Indikator dasar yang umum digunakan adalah:
• Net Present Value (NPV); merupakan nilai manfaat bersih dari proyek yang bersangkutan. Proyek dapat dilanjutkan jika
indikator ini lebih besar dari nol (NPV > 0).
• Payback period; indikasinya tingkat pengembalian uang harus lebih cepat dari jangka waktu yang ditargetkan atau umur
proyek. Makin cepat pengembalian, makin baik.
• B/C ratio; merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya. B/C
ratio harus lebih besar dari 1 (satu) agar proyek dapat diteruskan.
• Internal rate of return (IRR); tingkat pengembalian proyek. Agar proyek dapat diteruskan, nilai IRR hasus lebih besar dari
Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau discount rate. IRR dapat dikaji dari segi indikator saja (Finansial Internal
Rate of Return) dengan hanya memperhatikan nilai-nilai biaya internal proyek atau dapat mengikutsertakan dampak
proyek terhadap sosial, lingkungan dan sebagainya; nilai eksternal proyek. Pengikutsertaaan nilai eksternal proyek
berarti mengkaji IRR dari segi ekonomi (Economic Internal Rate of Return).
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
Indikator-indikator lain yang dapat digunakan dalam Analisis kelayakan finansial dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
Penggunaan indikator ini dalam KKP proyek bersifat opsional, dapat digunakan sesuai kebutuhan analisis.
Jika perhitungan kelayakan finansial dilakukan dengan membandingkan suatu proyek dengan proyek lain, contoh; kelayakan
pembangunan PLTU dibandingkan dengan PLTGU, maka beberapa pendekatan untuk analisis kelayakan finansial sebagai
berikut dapat digunakan ;
• Pendekatan Total Biaya: Alternatif dengan total present value dari seluruh biaya-biaya yang terendah dinyatakan sebagai
alternatif terbaik.
• Pendekatan Levelized Cost: Alternatif dengan levelized cost terendah dinyatakan sebagai alternatif terbaik. Levelized
cost merupakan present value total cost dibagi total energi yang diproduksi selama pembangkit beroperasi.
• Pendekatan IRR: Dalam perhitungan IRR, benefit dari proyek didapat dengan memperhitungkan avoided cost. Avoided
cost merupakan biaya yang dapat dihindari dengan adanya pembangunan proyek bersangkutan, dibanding dengan
alternatif proyek pembanding lainnya. Dalam perhitungan IRR, avoided cost dijadikan sebagai benefit proyek atau
sebagai revenue.
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
3. Analisis Sensitivitas
Analisis ini dilakukan untuk melihat kepekaan dari analisis kelayakan atas beberapa asumsi penting yang mungkin tidak
seperti yang diperkirakan semula. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa entitas (naik atau turun
berjenjang dari kondisi awal, misalnya: 10%, 20%, 30%), seperti biaya investasi, biaya bahan bakar, tarif listrik dan
sebagainya. Efek dari perubahan-perubahan entitas tersebut kemudian dikaji kembali dengan menggunakan indikator-
indikator finansial pada item 2 di atas. Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk melihat seberapa signifikan perubahan
entitas dapat mempengaruhi kelayakan suatu proyek. Beberapa entitas yang dapat digunakan dalam analisis sensitivitas
dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
4. Kesimpulan KKF
www.pln.co.id |
FORMAT KKP DISTRIBUSI DAN PEMASARAN
H. Kajian Resiko
I. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
J. Lampiran Sesuai Kebutuhan
1. Peta Lokasi
2. Single Line Diagram
3. Hasil Analisis Aliran Daya
4. Hasil Analisis Hubungan Singkat
5. Sumber Informasi/ Referensi
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
A. Ringkasan Eksekutif
• Berisi Ringkasan dokumen KKP, antara lain data proyek, latar belakang, tujuan, opsi/alternatif solusi, kajian
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
D. Kajian Kelayakan Operasi (KKO)
Bagian ini memuat kondisi sistem ketenagalistrikan saat ini, proyeksi kebutuhan listrik dan beban puncak, serta
rencana penambahan kapasitas pembangkit sebagai berikut:
1. Kondisi Sistem Saat Ini.
2. Kondisi Yang Diharapkan.
3. Kebutuhan Peralatan Lain
Bagian ini berisi penjelasan tentang peralatan lain yang dibutuhkan dan perlu dibangun bersamaan
dengan proyek bersangkutan.k
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
G. Kajian Kelayakan FInansial (KKF)
Kajian Kelayakan Operasi (KKO) Terdiri dari:
1. Asumsi yang digunakan (disesuaikan dengan kebutuhan analisis)
2. Analisis Kelayakan Finansial/Keekonomian
Bagian ini memuat Analisis dengan menggunakan beberapa indikator. Indikator dasar yang umum digunakan adalah:
• Net Present Value (NPV); merupakan nilai manfaat bersih dari proyek yang bersangkutan. Proyek dapat dilanjutkan jika
indikator ini lebih besar dari nol (NPV > 0).
• Payback period; indikasinya tingkat pengembalian uang harus lebih cepat dari jangka waktu yang ditargetkan atau umur
proyek. Makin cepat pengembalian, makin baik.
• B/C ratio; merupakan nilai untuk mengukur seberapa besar manfaat yang diperoleh dibandingkan dengan biaya. B/C
ratio harus lebih besar dari 1 (satu) agar proyek dapat diteruskan.
• Internal rate of return (IRR); tingkat pengembalian proyek. Agar proyek dapat diteruskan, nilai IRR hasus lebih besar dari
Weighted Average Cost of Capital (WACC) atau discount rate. IRR dapat dikaji dari segi indikator saja (Finansial Internal
Rate of Return) dengan hanya memperhatikan nilai-nilai biaya internal proyek atau dapat mengikutsertakan dampak
proyek terhadap sosial, lingkungan dan sebagainya; nilai eksternal proyek. Pengikutsertaaan nilai eksternal proyek
berarti mengkaji IRR dari segi ekonomi (Economic Internal Rate of Return).
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
Indikator-indikator lain yang dapat digunakan dalam Analisis kelayakan finansial dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
Penggunaan indikator ini dalam KKP proyek bersifat opsional, dapat digunakan sesuai kebutuhan analisis.
Jika perhitungan kelayakan finansial dilakukan dengan membandingkan suatu proyek dengan proyek lain, contoh; kelayakan
pembangunan PLTU dibandingkan dengan PLTGU, maka beberapa pendekatan untuk analisis kelayakan finansial sebagai
berikut dapat digunakan ;
• Pendekatan Total Biaya: Alternatif dengan total present value dari seluruh biaya-biaya yang terendah dinyatakan sebagai
alternatif terbaik.
• Pendekatan Levelized Cost: Alternatif dengan levelized cost terendah dinyatakan sebagai alternatif terbaik. Levelized
cost merupakan present value total cost dibagi total energi yang diproduksi selama pembangkit beroperasi.
• Pendekatan IRR: Dalam perhitungan IRR, benefit dari proyek didapat dengan memperhitungkan avoided cost. Avoided
cost merupakan biaya yang dapat dihindari dengan adanya pembangunan proyek bersangkutan, dibanding dengan
alternatif proyek pembanding lainnya. Dalam perhitungan IRR, avoided cost dijadikan sebagai benefit proyek atau
sebagai revenue.
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
3. Analisis Sensitivitas
Analisis ini dilakukan untuk melihat kepekaan dari analisis kelayakan atas beberapa asumsi penting yang mungkin tidak
seperti yang diperkirakan semula. Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah beberapa entitas (naik atau turun
berjenjang dari kondisi awal, misalnya: 10%, 20%, 30%), seperti biaya investasi, biaya bahan bakar, tarif listrik dan
sebagainya. Efek dari perubahan-perubahan entitas tersebut kemudian dikaji kembali dengan menggunakan indikator-
indikator finansial pada item 2 di atas. Analisis sensitivitas dapat digunakan untuk melihat seberapa signifikan perubahan
entitas dapat mempengaruhi kelayakan suatu proyek. Beberapa entitas yang dapat digunakan dalam analisis sensitivitas
dapat dilihat pada Lampiran SE KKP.
4. Kesimpulan KKF
www.pln.co.id |
FORMAT KKP SARANA dan K3L
H. Kajian Resiko
I. Kesimpulan Kajian Kelayakan Proyek (KKP)
J. Lampiran Sesuai Kebutuhan
1. Peta Lokasi
2. Sumber Informasi/ Referensi
www.pln.co.id |
TERIMA KASIH
XX : Kode Bidang
01 : Pembangkit
02 : Transmisi
03 : Gardu Induk
04 : Scada
05 : Distribusi
www.pln.co.id |