Anda di halaman 1dari 29

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rencana Anggaran Biaya (Estimasi Proyek)

Estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek konstruksi untuk

menjawab pertanyaan “Berapa besar dana yang harus disediakan untuk

sebuah bangunan ?”. pada umumnya, biaya yang dibutuhkan dalam sebuah

proyek konstruksi berjumlah besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam

penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak-pihak yang terlibat di

dalamnya.

Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (Begrooting) suatu

bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan

untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan dengan

pelaksanaan Bangunan atau proyek tersebut. Anggaran biaya merupakan

harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi

syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda

dimasing-masing daerah disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah

tenaga kerja. (Rencana dan estimate real of cost, H. Bachtiar Ibrahim)

Sebagai dasar untuk membuat system pembiayaan dalam sebuah

perusahaan, kegiatan estimasi juga digunakan untuk merencanakan jadwal

pelaksanaan konstruksi. Estimasi dapat diartikan peramalan kejadian pada

masa akan datang. Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan

5
terlebih dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan

gambar rencana, dapat diketahui kebutuhan material yang nantinya akan

digunakan, sedangkan berdasarkan spesifikasi dapat diketahui kualitas

bangunannya.

Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan perlu dibuat

secara terperinci. Analisa perhitungan yang terperinci tentang banyaknya

material bahan yang digunakan akan mempermudah untuk menyiapakan

anggaran yang akan digunakan untuk membangun suatu konstruksi.

Dalam melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami

proses konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan kebutuhan alat,

karena faktor tersebut dapat memengaruhi biaya konstruksi. Selain faktor-

faktor tersebut, terdapat faktor lain yang sedikit banyak ikut memberi

kontribusi dalam pembuatan perkiraan biaya, yaitu:

1. Produktivitas tenaga kerja

2. Ketersediaan material

3. Ketersediaan peralatan

4. Cuaca

5. Jenis kontrak

6. Masalah kualitas dan Etika

7. System pengendalian, dan Kemampuan Manajemen

(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal.130)

6
B. Jenis-Jenis Estimasi

Estimasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Estimasi kelayakan, untuk menentukan apakah proyek tersebut layak

dibangun. Biaya yang diperlukan diperhitungkan dalam estimasi ini

mencakup biaya untuk akuisisi tanah, perancangan, depresiasi, pajak,

bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan tahunan, dan lain-lain.

2. Estimasi konseptual, Estimasi yang dilakukan selama proses

perancangan berlangsung. Untuk setiap revisi estimasi, tingkat ketelitian

biaya akan meningkat sesuai tahap perancangan,. Jenis-jenis estimasi

konseptual adalah :

a. Estimasi harga satuan fungsional, yang menggunakan fungsi dari

fasilitas sebagai dasar penetapan biaya.

b. Estimasi biaya satuan per meter persegi, metoda ini mengandalkan

data dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini

mempunyai ketelitian rendah.

c. Estimasi biaya satuan per meter kubik, dapat digunakan dalam

bangunan dimana volume sangat dipentingkan. Metoda ini hanya

dapat diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan.

d. Estimasi faktorial, digunakan pada proyek yang mempunyai tipe

sama. Metoda ini sangat berguna untuk proyek-proyek yang

mempunyai komponen utama sama. Biaya komponen utama ini akan

7
berfungsi sebagai faktor dasar 1,00 dan harga semua komponen

merupakan fungsi dari komponen utama.

e. Estimasi Sistematis, proyek dibagi atas sistem fungsionalnya

kemudian harga satuan ditentukan oleh penjumlahan tiap harga satuan

elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data faktor

pengali yang ada.

3. Estimasi detail, umumnya dilakukan oleh kontraktor umum. Langkah

awal yang dilakukan adalah membuat quantity takeoff berdasarkan

gambar kerja dan spesifikasi kemudian menyatukan biaya material,

tenaga kerja, peralatan, subkontraktor dan biaya lainnya seperti overhead

dan keuntungan.

a. Sistem estimasi subkontraktor, dipakai pada bagian konstruksi

khusus yang disubkontrakkan.

b. Estimasi pekerjaan tambah kurang, dimana pekerjaan tambah

kurang dapat terjadi karena kebutuhan pemilik, kesalahan dalam

dokumen kontrak, atau perubahan kondisi lokasi proyek.

c. Estimasi kemajuan, berfungsi sebagai dasar permintaan

pembayaran, sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian

yang telah diramalkan sebelumnya. (Manajemen Proyek

Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal 132)

8
KONSEP PEMILIK PROYEK
TERHADAP PROYEK
STUDI KELAYAKAN

PERANCANG

ESTIMASI KONSEPTUAL :
Estimasi harga satuan fugsional
Estimasi harga satuan per luas
Estimasi harga satuan per kubik
Estimasi factorial
Estimasi sistematis
PENYIAPAN DOKUMEN
KONTRAK
ESTIMAS DETAIL KONTRAKTOR :
Sistem estimasi
Analisis subkontrak
PENAWARAN PROYEK
KEPADA KONTRAKTOR
ESTIMASI PEKERJAAN
TAMBAH KURANG
PENYERAHAN PROYEK
KEPADA KONTRAKTOR
ESTIMASI KEMAJUAN
PEKERJAAN UNTUK
PEMBAYARAN
PENYELESAIAN PROYEK

Gambar 2.1 Jenis-jenis estimasi (Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I.

Ervianto hal 133)

C. Resiko Dalam Estimasi

Seorang estimator harus berusaha mengidentifikasi sebanyak mungkin

bagian-bagian yang mengandung resiko atau ketidakpastian dalam

estimasinya. Beberapa cara untuk mengidentifikasi dalam proyek adalah :

9
1. Mempelajari semua dokumen yang berhubungan dengan proyek, termasuk

dokumen yang direferensikan dalam dokumen kontrak

2. Melakukan tinjauan ke lokasi proyek sebelum penawaran

3. Membuat jadwal konstruksi sebelum penawaran.

4. Menyelidiki kemampuan keuangan dan etika bisnis pemilik proyek

5. Memilih subkontraktor dan Supplier yang tepat

6. Mengikuti rapat penjelasan pekerjaan.

7. Mengidentifikasi reaksi masyarakat terhadap proyek

8. Mendapatkan kepastian bahwa sumber daya memang tersedia untuk

pembangunan proyek

9. Membuat daftar hal-hal yang sesungguhnya tentang proyek

10. Membuat strategi untuk mendapatkan proyek tersebut.

11. Mengidentifikasi dan memahami klausul-klausul dalam spesifikasi yang

memaparkan resiko untuk kontraktor.

12. Mengidentifikasi dan memahami klausul-klausul dalam suplemen atau

kondisi khusus dalam spesifikasi yang memaparkan resiko tambahan

untuk kontraktor.

13. Mengidentifikasi persyaratan-persyaratn pemerintah.

14. Mengidentifikasi gangguan lingkungan yang berhubungan dengan proyek.

15. Mengkaji ulang pola musim daerah lokasi proyek.

16. Mengidentifikasi lokasi pembuangan.

17. Mengkaji ulang laporan penyelidikan tanah di lokasi proyek.

10
18. Mengkaji ulang proyek dan metoda konstruksi.

19. Melakukan analisis pekerjaan-pekerjaan yang disubkonraktorkan untuk

memastikan bahwa seluruh pekerjaan telah tercakup. (Manajemen Proyek

Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal.134)

D. Sumber informasi untuk Estimasi

Sumber informasi terbaik untuk estimasi biaya adalah pengalaman

perusahaan. Informasi mengenai jumlah material terpakai, tenaga kerja atau

jam kerja yang dikeluarkan, jam peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan

setiap pekerjaan dari proyek-proyek terdahulu akan sangat berguna.

(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal. 135)

E. Mendefinisikan Jenis Pekerjaan

Pengambilan keputusan mengenai pemisahan jenis pekerjaan sangat

bersifat subyektif. Estimator harus selalu mengingat prinsip: jika pekerjaan

berbeda maka pisahkanlah. Beberapa hal yang dapat membantu pembagian

jenis pekerjaan yaitu :

1. Jenis material, produktifitas tenaga kerja dan penggunaan peralatan dapat

menjadi pegangan dalam pemisahan item-item. Contoh : biaya material

blok beton akan bervariasi menurut ukurannya. Jika proyek memerlukan

lebih dari satu ukuran blok, estimator harus memisahkan blok tersebut

menurut ukurannya selama penghitungan jumlah dan pemberian harga.

11
2. Tujuan estimator adalah estimasi harus tepat dan praktis. Dari Gambar 8.1

terlihat bahwa ketelitian estimasi akan bertambah menurut waktu yang

dialokasi untuk estimasi. Tingkat ketelitian maksimum akan tercapai pada

satu waktu tertentu.

3. Untuk beberapa material, pembagian jenis pekerjaan harus berdasarkan

ukuran karena perbedaan biaya untuk masing-masing ukuran.

4. Cuaca dapat memengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja. Jadwal dan

beberapa tanggal tertentu dapat menyebabkan perbedaan jenis pekerjaan

selama musim tertentu.

5. Peralatan yang dipakai dapat memengaruhi pemisahan jenis pekerjaan

dalam estimasi karena perbedaan biaya masing-masing peralatan.

Misalnya, pemisahan estimasi pekerjaan pengecoran dengan pemakaian

crane dan pompa.

6. Dari jadwal pekerjaan, estimator dapat mendeteksi pemisahan pekerjaan.

7. Adanya daftar kode standar biaya akan membantu estimator dalam

menentukan pemisahan jenis pekerjaan yang sesuai.

Gambar 2.2 Tingkat ketelitian estimasi menurut waktu yang dialokasikan

12
Hal lain yang perlu diingat adalah dokumentasi hasil estimasi. Karena

alasan ini, estimasi perlu dibuat dengan baik, jelas dan mudah diikuti . setiap

jenis pekerjaan dalam estimasi haruslah mempunyai deskripsi dan lokasi,

dimana :

1. Deskripsi tersebut harus eksplisit dan definitive

2. Lokasi harus merupakan referensi dari gambar

(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal.137)

F. Tahapan Pembangunan Estimasi

1. Mempersiapkan penelaahan atas kuantitas, estimator perlu mempelajari

ukuran dan karakteristik fisik material, dampaknya mempelajari ukuran

dan karakteristik fisik material, dampaknya terhadap tenaga kerja, dan

jenis peralatan yang diperlukan untuk pemakaian material terpilih.

2. Penelaahan kuantitas material yang urut dan konsisten, estimator

umumnya mengurutkan berdasarkan porsi terbesar dari pekerjaan sehingga

memberikan gambaran umum tentangsuatu proyek, serta perlu konsisten

dalam penelaahan :

a. Nomor harus ditulis dalam urutan yang sama

b. Beri tanda cek untuk bagian dalam gambar yang telah ditelaah

c. Konsisten terhadap dimensi

3. Satuan pengukuran, satuan pengukuran yang dipakai untuk menghitung

kuantitas harus dapat menunjukkan penilaian yang tepat.

13
4. Mengukur perhitungan, kalkulasi dari estimasi harus akurat dan efisien,

Estimator harus mempunyai pengetahuan luas mengenai matematika

dasar. Hal ini mencakup aljabar, geometri, trigonometri, konversi angka-

angka dan hokum-hukum matematika. Beberapa hal mengenai kalkulasi

yang perlu diperhatikan :

a. Perhitungan awal perlu dibuat atas ukuran bangunan keseluruhan.

Perhitungan berdasarkan batas-batas bangunan, tinggi bangunan total,

dan luas bangunan total perlu dilakukan untuk membantu penentuan

keputusan apakah penawaran perlu dilakukan.

b. Perhitungan deduktif dapat mengurangi waktu dan energy. Luas

dinding dapat dihitung dengan menjumlahkan luas bagian-bagian

elemen solid atau dengan menghitung dinding secara keseluruhan,

kemudian dikurangi luas void (pintu dan jendela)

c. Konversi angka-angka perlu dilakukan jika untuk satu jenis material

terdapat lebih dari satu dimensi satuan dan perbedaan penulisan angka.

Estimator perlu membuat konversi dan memakai pecahan decimal

untuk memudahkan.

d. Pembulatan angka umumnya sebesar dua desimal dibelakang koma.

e. Menentukan jumlah material yang akan terbuang perlu dilakukan

diakhir estimasi. Estimator perlu melakukan perhitungan ini karena :

1) Ukuran material yang tersedia tidak sesuai dengan yang

diperlukan. Jika diperlukan 10 balok kayu dengan panjang 4 m

14
sementara ukuran standar 5 m, maka akan tersisa 10 balok kayu

dengan panjang 1 m.

2) Tempat pemasangan yang berbeda-beda. Beton yang digunakan

untuk pondasi akan lebih banyak terbuang dibanding beton untuk

didnding disebabkan oleh ketidakstabilan tanah untuk pondasi.

3) Peralatan atau prosedur penempatan material yang menyebabkan

material terbuang.

4) Prosedur manajemen material yang kurang baik seperti pekerjaan

ulang, kesalahan pembelian.

(Manajemen Proyek Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal.140)

G. Penyusunan Anggaran Biaya Proyek

Kegiatan estimasi dalam proyek konstruksi dilakukan dengan tujuan

tertentu tergantung dari siapa/pihak yang membuatnya. Pihak owner membuat

estimasi dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sejelas-jelasnya tentang

biaya yang harus disediakan untuk merealisasikan proyeknya, hasil estimasi

ini disebut OE (owner Estimate) atau EE (Engineer Estimate). Pihak

kontraktor membuat estimasi dengan tujuan untuk kegiatan penawaran

terhadap proyek konstruksi.

15
ESTIMASI

ESTIMASI

KONTRAKTOR OWNER

PENAWARAN OWNER
KOMPETITIF ESTIMATE

Gambar 2.3 kegiatan estimasi oleh pihak-pihak dalam proyek konstruksi

Kontraktor akan memenangkan lelang jika penawaran yang diajukan

mendekati Owner Estimate (OE) atau Engineer Estimate (EE), kisaran yang

masih dapat diterima oleh Owner akan dibahas dalam bab tersensiri tentang

lelang. Dalam menetukan harga penawaran, kontraktor harus memasukkan

aspek-aspek lain yang sekiranya berpengaruh terhadap biaya proyek nantinya.

Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya

adalah berikut :

1. Melakukan pengumpulan data tantang jenis, harga serta kemampuan pasar

menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

16
2. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah

lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari

luar daerah lokasi proyek.

3. Melakukan perhitungan analisa bahan dan upah dengan menggunakan

analisa yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran. Dalam tulisan ini,

digunakan perhitungan berdasarkan analisa SNI (Standar Nasional

Indonesia).

4. Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan dengan memanfaatkan

hasil analisa satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan.

5. Membuat rekapitulasi.

DAFTAR HARGA DAFTAR HARGA


SATUAN BAHAN SATUAN UPAH

DAFTAR HARGA
SATUAN UPAH &
BAHAN

DAFTAR VOLUME
& HARGA SATUAN
PEKERJAAN

REKAPITULASI

Gambar 2.4 Tahap penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) (Manajemen

Proyek Konstruksi,Wulfram I. Ervianto hal. 143)

17
H. Bagian-bagian dari Penyusunan RAB

1. Volume pekerjaan, yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan, ialah

menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.

Volume juga disebut sebagai kubikasi pekerjaan. Jadi volume (kubikasi)

suatu pekerjaan, bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya),

melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan.

2. Uraian Volume Pekerjaan, yang dimaksud dengan uraian volume

pekerjaan,ialah menguraikan secara rinci besar volume atau kubikasi

suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar volume masing-

masing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail.

Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dulu harus

dikuasai membaca gambar bestek berikut detail/penjelasan.

3. Harga satuan pekerjaan, yang dimaksud dengan Harga Satuan

Pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan

perhitungan analisis. Harga bahan didapat dipasaran, dikumpulkan dalam

satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Upah tenaga kerja

didapatkan dilokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang

dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Harga satuan bahan dan upah

tenaga kerja di setiap daerah berbeda-beda. Jadi dalam menghitung dan

menyusun Anggaran Biaya suatu bangunan/proyek, harus berpedoman

pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan lokasi

pekerjaan.

18
4. Analisa Bahan, yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan,

ialah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan, serta

besarnya biaya yang dibutuhkan.

(Rencana dan estimate real of cost, H. Bachtiar Ibrahim hal. 134)

I. Menyusun Anggaran Biaya

Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai

berikut :

1. Anggaran Biaya kasar (taksiran)

2. Anggaran Biaya teliti

Namun pada penelitian tugas akhir ini penulis menggunakan anggaran

biaya teliti.

a. Yang dimaksud dengan anggaran biaya teliti ialah anggaran biaya

bangunan atau proyek yang dihitung dengan teliti dan cermat, sesuai

dengan ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.

Sedangkan penyusunan anggaran biaya yang dihitung dengan teliti,

didasarkan atau didukung oleh ;

1) Bestek

Gunanya untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat

teknis

2) Gambar bestek

19
Gunanya untuk menentukan/menghitung besarnya masing-masing

volume pekerjaan.

3) Harga satuan pekerjaan

Harga satuan pekerjaan ialah jumlah harga bahan dan upah tenaga

kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat

dipasaran, dikumpulkan dalam satu daftar yang dinamakan daftar

harga satuan. Upah tenaga kerja didapatkan dilokasi, dikumpulkan

dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan

upah. Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja setiap daerah

berbeda-beda, jadi dalam menghitung dan menyusun anggaran

biaya suatu bangunan/proyek, harus berpedoman pada harga satuan

bahan dan upah tenaga kerja dipasaran dan lokasi pekerjaan.

(Rencana dan estimate real of cost, H. Bachtiar Ibrahim hal. 4)

Contoh perhitungan dengan analisa SNI :

Volume Urugan Timbunan Tanah = 2.811,80 m3

1 m3 Urugan Timbunan Tanah


1. Bahan
- Tanah Timbunan 1.200 M3 x Rp. 105,000.00 = Rp. 126,000.00
Jumlah I = Rp. 126,000.00

2. Tenaga
- Pekerja 0.300 Oh x Rp. 50,000.00 = Rp. 15,000.00
- Mandor 0.010 Oh x Rp. 100,000.00 = Rp. 1,000.00
Jumlah II = Rp. 16,000.00
Jumlah I + Jumlah II = Rp. 142,000.00

(Analisa SNI 2835:2008)

20
Rumus :

HSP = Harga Bahan + Harga Upah

J. Rencana Anggaran Biaya

Rencana anggaran biaya adalah besarnya rencana biaya pelaksanaan

pekerjaan yang dihitung secara teliti dan terperinci yang meliputi biaya bahan

dan upah tenaga kerja dengan atau tanpa menggunakan alat berat, termasuk

didalamnya biaya tak terduga (tidak termasuk keuntungan). Rencana anggaran

biaya pelaksanaan pekerjaan secara umum dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut:

RAB = Σ (Volume Pekerjaan x Harga Satuan pekerjaan )

Dibawah ini adalah Bill of Quantity Proyek Pengaman Abrasi Pantai

Munte Kab. Luwu Utara dari pihak kontraktor.

Tabel 2.1 Bill of Quantity PT.Bumi Karsa

HARGA
JUMLAH
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN
HARGA
(KONTRAK)
(Rp.)
(Rp.)
1 2 3 4.00 5=3x4

I PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Pengukuran dan penggambaran MC.0% &
1.000 Ls 25,000,000.00 25,000,000
MC.100%
1.2 Pembuatan laporan & dokumentasi 1.000 Ls 10,000,000.00 10,000,000
1.3 Mobuilisasi & demobilisasi 1.000 Ls 35,600,000.00 35,600,000
1.4 Dewatering 1.000 Ls 25,000,000.00 25,000,000

II PEKERJAAN TANAH
2.1 Galian tanah biasa berpasir (mekanis) 5,482.200 m3 20,408.88 111,885,578

21
2.2 Timbunan tanah hasil galian diratakan,
913.700 m3 19,144.53 17,492,359
dirapikan dan dipadatkan
2.3 Timbunan tanah dari luar diratakan,
5,025.350 m3 202,632.29 1,018,298,163
dirapikan dan dipadatkan

III PEKERJAAN TEMBOK LAUT


3.1 Pekerjaan Pasangan Batu Kali, 1 PC : 3 Psr 9,867.960 m3 750,605.92 7,406,949,214
3.2 Pekerjaan Plesteran 1 PC : 3 Psr 9,685.220 m2 47,988.05 464,774,822
3.3 Buis Beton ; Ukuran d=1 m, T=o,50, tebal
6,505.544 bh 334,574.82 2,176,591,232
10 Cm
3.4 Beton Cyclop 60%, 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl + 40
1,632.892 m3 904,006.00 1,476,144,165
% Batu Pecah
3.5 Angker 14,619.200 bh 8,293.88 121,249,876
3.6 Pekerjaan Beton Tulang 1Pc : 2 Psr : 3 Bt.
164.466 m3 4,001,752.00 658,152,144
Pecah
3.7 Pemisah / Deletasi dari karet Talang 75.000 m2 60,775.00 4,558,125

IV PEKERJAAN PERKUATAN KAKI


4.1 Pekerjaan Pasangan Kosong (Riprap),
3,654.800 m3 286,440.00 1,046,880,912
Ukuran 15-50 Kg

V PEKERJAAN DRAINASE
5.1 Pekerjaan Pasangan Batu Kali, 1 PC : 3 Psr 2,741.100 m3 750,605.92 2,057,485,893
5.2 Pekerjaan Plesteran 1 PC : 3 Psr 4,568.500 m2 47,988.05 219,233,406
5.3 Pekerjaan Beton Rabat 1 Pc : 3 Psr : 5 Bt
182.740 m3 932,315.00 170,371,243
Pecah

PEKERJAAN PIPA PEMBUANGAN KE


VI
LAUT
6.1 Pekerjaan Pipa PVC 4", Panjang + 3 m 91.370 Btg 74,250.00 6,784,223

TERBILANG : JUMLAH Rp 17,052,451,356


DELAPAN BELAS MILYAR TUJUH RATUS PPN 10% Rp 1,705,245,135
LIMA PULUH TUJUH JUTA ENAM RATUS
SEMBILAN PULUH ENAM RIBU RUPIAH TOTAL Rp 18,757,696,491
Dibulatkan Rp 18,757,696,000

K. Perencanaan Bangunan Konstruksi

Setiap proyek konstruksi selalu dimulai dengan proses perencanaan.

Agar proses ini berjalan dengan baik maka ditentukan terlebih dahulu

sasaran utamanya. Perencanaan mencakup penentuan berbagai cara yang

22
memungkinkan kemudian menentukan salah satu cara tepat dengan

mempertimbangkan semua kendala yang mungkin ditimbulkan. ( Wulfram I.

Ervianto, Manajemen Proyek konstruksi hal. 4 ).

Perkiraan jenis dan jumlah sumber daya yang dibutuhkan dalam suatu

proyek konstruksi menjadi sangat penting untuk mencapai keberhasilan

proyek sesuai tujuannya. Kontribusi sumber daya dalam perencanaan adalah

memungkinkan perumusan dari suatu rencana atau beberapa rencana yang

akan memberi gambaran secara menyeluruh tentang metoda konstruksi yang

digunakan dalam mencapai tujuan.

Berbagai teknik perencanaan telah tersedia untuk membantu para

perencana dalam mengelola kegiatannya, misalnya perencanaan jalur kritis

(Critical Path Method). Seringkali penggunaan teknik-teknik ini membantu

perencana untuk melakukan fungsi berikutnya seperti fungsi pengendalian

(control).

Perncanaan dapat didefinisikan sebagai peramalan masa yang akan

datang dan perumusan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk

mencapai tujuan yang ditetapkan berdasarkan peramalan tersebut (Wulfram

I. Ervianto, Manajemen Proyek Konstruksi hal. 5).

Fase perencanaan merupakan fase yang paling menentukan. Pada

hakikatnya fase ini adalah simulasi proyek, yaitu penggambaran kegiatan

memenuhi kendala yang ada. Disini dilakukan perincian kegiatan, jadwal,

dan biaya ( Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen proyek edisi 5 hal 101).

23
L. Pelaksanaan Proyek

Pelaksanaan proyek merupakan bagian terpenting, oleh karena dengan

kegiatan inilah nantinya diciptakan suatu bangunan yang diharapkan dapat

memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan akhir. Tahap pelaksanaan

(construction) ini bertujuan mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh

pemilik proyek dan sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam

batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah

disyaratkan.

Kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan, mongoordinasi,

mengendalikan semua operasional di lapangan. Kegiatan perencanaan dan

pengendalian adalah :

1. Perencanaan dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan.

2. Perencanaan dan pengendalian organisasi lapangan

3. Perencanaan dan pengendalian tenaga kerja

4. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan material

Kegiatan koordinasi adalah :

1. Mengoordinasikan seluruh kegiatan pembangunan, baik untuk bangunan

sementara maupun bangunan permanen, serta semua fasilitas dan

perlengkapan yang terpasang.

2. Mengoordinasikan para subkontraktor

3. Penyeliaan umum

24
M. Peninjauan Kembali Proyek

Pelaksanaan proyek harus selalu ditinjau kembali setiap waktu (secara

periodik) maupun berdasar hal/topik tertentu agar supaya diketahui tanda-

tanda kemungkinan pelaksanaan menyimpang dari rencana semula. Ingin

dilihat bagaimana status proyek sekarang baik dalam hal pemenuhan jadwal,

biaya, alokasi sumber daya manusia, maupun dalam hal pemenuhan kuantitas

sesuai pesanan serta kualitas hasil.

Peninjauan kembali pun harus direncanakan secara seksama, kapan

dilakukan kegiatan, siapa yang melakukan, dimana dilakukan, dan yang

penting ialah menanyakan mengapa pelaksanaannya demikian. Pertanyaan

yang tak langsung biasanya akan membantu mengenali persoalan yang

tersembunyi baik itu mengenai biaya maupun jadwal. Dapat dihitng adanya

varians dan sekaligus sebab – sebabnya. Mungkin karena volume pekerjaan

salah diestimasikan, harga meningkat, produktivitas karyawan rendah, dan

lain–lain.

Persoalan yang biasa timbul ialah sukarnya mengumpulkan data yang

diperlukan untuk membuat laporan perbandingan antara rencana dan realisasi

proyek. Oleh karena itu perusahaan harus terlebih dahulu memiliki system

dan prosedur yang baik untuk peninjauan kembali pelaksaaan proyek, baik itu

secara periodik maupun terhadap topik-topik tertentu (misalnya desain

25
konseptual, desain sementara, desain kritis, proses produksinya, proses

pengiriman, manajemen dan langganan).

Seperti diketahui biaya riil pelaksanaan proyek harus diawasi untuk

mengendalikan dimensi biaya dan biasanya mengungkapkan persoalan-

persoalan dimensi jadwal dan hasil kegiatan. Dari laporan biaya dapat dilihat

ringkasan proyek dan juga penyimpangan dari jadwal.

Ada beberapa aspek yang perlu ditinjau dalam rencana proyek, yaitu :

1. Meninjau hasil proyek.

2. Meninjau SDM yang diperlukan

3. Meninjau WBS proyek

4. Meninjau estimasi proyek

5. Meninjau jadwal proyek.

Dari kelima aspek diatas, hanya 1 aspek yang akan dibahas lebih

mendalam yaitu meninjau estimasi biaya (Rencana Anggaran Biaya) pada

proyek Pengaman Abrasi Pantai Munte Kab. Luwu Utara.

N. Bangunan Pantai

Erosi pantai dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar dengan

rusaknya kawasan pemukiman dan fasilitas-fasilitas yang ada di daerah

tersebut untuk menanggulangi erosi pantai, langkah pertama yang harus

dilakukan adalah mencari penyebab terjadinya erosi dengan mengetahui

26
penyebabnya dapat ditentukan cara penanggulangannya yang biasanya adalah

dengan membuat bangunan pelindung pantai atau menambah suplai sediman.

Banguan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan

karena serangan gelombang dan arus ada beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk melindungi pantai, yaitu :

1. Memperkuat atau melindungi pantai agar mampu menahan serangan

gelombang.

2. Mengubah laju transport sedimen sepanjang pantai.

3. Mengurangi energy gelombang yang sampai ke pantai

4. Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara

lain.

Sesuai dengan fungsinya tersebut diatas, bangunan dapat diklasifikasikan

dalam 3 kelompok yaitu :

1. Pertama konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar dengan garis

pantai, misalnya revetment.

2. Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai dan sambung ke

pantai meliputi groin dan jetty.

3. Konstruksi yang dibangun lepas pantai dan kira-kira sejajar garis pantai

misalnya pemecah gelombang (Breakwater).

27
Gambar 2.5 Beberapa tipe bangunan pelindung pantai (Teknik Pantai,Bambang

Triatmodjo hal.203)

Menurut bentuknya bangunan pantai dapat dibedakan menjadi bangunan sisi

miring dan sisi tegak yang termasuk dalam kelompok pertama adalah bangunan

dari tumpukan batu yang bagian luarnya diberi lapisan pelindung yang terbuat

dari batu-batu ukuran besar, blok beton,atau batu buatan dari beton dengan bentuk

khusus seperti tetrapod, quadripods, tribars, dolos, dan sebagainya. Lapis

28
pelindung ini harus mampu menahan serangan gelombang. Sedang yang termasuk

dalam tipe kedua adalah bangunan terbuat dari pasangan batu, kaison beton,

tumpukan buis beton, dinding turap baja, atau beton dan sebagainya.

Gambar 2.6. Bangunan Pantai sisi Miring

Gambar 2.7 Bangunan Pantai sisi Tegak (Teknik Pantai,Bambang

Triatmodjo hal.204)

Ada berbagai jenis dinding pantai dan mempunyai fungsi masing-masing.

dinding pantai yang terbuat dari pasangan batu digunakan untuk menahan

gelombang besar dan tanah dasar relatif kuat. Untuk dinding pantai yang terbuat

dari susunan blok beton yang dibangun pada tanah dasar relatif kuat (misalnya

terdapat batu karang) untuk melindungi bangunan (jalan raya) yang berada sangat

dekat dengan garis pantai.

29
Gambar 2.8 Beberapa bentuk dinding pantai (Teknik Pantai,Bambang

Triatmodjo hal.209)

O. Microsoft Project sebagai penunjang dalam perhitungan RAB

Pada umumnya ada banyak software penunjang dalam perhitungan RAB

namun pada penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan Microsoft Project

sebagai penunjang dalam penyusunan tugas akhir ini.

30
Berdasarkan survei dengan judul tools of the Trade: A survey of Project

Management Alat Bantu yang dipublikasikan Project Management Journal

tahun 1998, terpilih 10 alat bantu top pendukung manajeman proyek. Namun

Microsoft Project dalam survei tersebut menduduki peringkat pertama

sebagai alat bantu pendukung manajemen proyek. Hal ini mengimplikaisikan

keandalan software aplikai tersebut.

Microsoft Project adalah tools (perangkat) atau alat bantu yang digunakan

untuk keperluan pengelolaan/manajemen proyek. Microsoft office Project

atau lebih dikenal dengan sebutan Microsoft Project ini terdiri dari beberapa

versi. Tentunya semakin baru versinya akan semakin lengkap fitur ataupun

sarana yang dimilikinya.

Project atau biasa disebut proyek merupakan suatu rangkaian kerja dari

suatu pekerjaan mulai dari tahap perencanaan hingga tahap akhir. Microsoft

Project merupakan rencana kerja dalam sebuah proyek.

Gambar 2.9 Program Ms Project

31
Ada beberapa isitilah yang sering dijumpai dalam Ms project

diantaranya yaitu:

a. Task yaitu item pendukung utama sebuah proyek atau jenis-jenis

pekerjaan dlam sebuah proyek.

b. Duration adalah jangka waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan

suatu pekerjaan. Dalam pengisian duration, Microsoft Project telah

menyediakan default satuan waktu di antaranya :

Tabel 2.2 Satuan waktu dalam Ms. Project

Satuan Inisial

menit (minute) mins

jam (hour) hrs

hari (days) days

1 hari penuh (elapsed day) ed

1 minggu penuh (elapsed week) ew

minggu (week) wks

bulan (month) monts

c. Start adalah nilai tanggal dimulainya suatu pekerjaan.

d. Finish adalah tanggalakhir pekerjaan

32
e. Prodecessor merupakan suatu hubungan/keterkaitan antara satu

pekerjaan dengan pekerjaan lain

f. Resources yaitu penggunaan sumber daya baik sumber daya manusia

maupun material.

g. Cost adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan sebuah proyek.

h. Gantt Chart adalah bentuk tampilan dari hasil kerja Microsoft Project

dalam bentuk batang horizontal 3 dimensi yang menggambarkan

masing-masing pekerjaan beserta durasinya.

i. Baseline adalah suatu rencana baik jadwal maupun biaya yang telah

disetujui dan tetapkan. Baseline digunakan sebagai patokan dan

perbandingan antara rencana kerja yang dimiliki dengan kenyataan di

lapangan.

j. Tracking yaitu peninjauan hasil kerja di lapangan dengan rencana

semula dalam Microsoft Project.

k. Milestone digambarkan dengan nilai durasi 0, karena milestone hanya

digunakan sebagai penanda dari serangkaian pekerjaan bahwa pada

waktu tersebut pekerjaan telah selesai.

(Microsoft Project 2010,C.Trihendradi hal 3)

33

Anda mungkin juga menyukai