Oleh:
Aprilia Darmawan ( 20202100012 )
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
3.1 Kesimpulan...............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB I
Pendahuluan
1
dikendalikan dengan baik sehingga keterlambatan waktu pelaksaan konstruksi
yang dapat berakibat pada peningkatan biaya konstruksi dapat di hindari.
2
BAB II
Pembahasan
3
estimasi biaya ini dibuat secara terus -menerus untuk mengontrol agar
biaya proyek tidak lebih besar dari anggaran proyek menurut hasil
estimasi biaya pendahuluan.
Untuk membuat estimasi pendahuluan ini dibutuhkan data-data sebagai
berikut :
Produk yang dihasilkan oleh proyek, berikut kapasitas produksi
dan lokasinya.
Gambaran mengenai fasilitas-fasilitas yang terdapat pada
proyek
Denah / tata Ietak proyek
Waktu dibuatnya estimasi biaya proyek
Daftar peralatan utama yang akan dibeli
Persetujuan pemilik proyek terhadap gambaran rencana proyek
secara umum
2. Estimasi biaya detail
Estimasi yang didasarkan pada dokumen rencana pembangunan
yang lengkap. Estimasi ini dilakukan setelah estimasi pendahuluan
disetujui dan setelah hampir seluruh perencanaan detail selesai dibuat.
Informasi mengenai proyek sudah mencakup gambar-gambar arsitektur,
struktur, mekanikal dan elektrikal yang sudah detail, serta spesifikasi
teknis detail.
Untuk membuat estimasi biaya ini dari informasi yang telah
lengkap di atas kita harus menghitung secara rinci seluruh elemen yang
tercakup dalam proyek, kemudian berbagai elemen proyek tersebut
ditabulasikan dan dihitung jumlahnya. Proses ini disebut perhitungan
kuantitas. Berikutnya, jumlah tiap elemen dikalikan dengan suatu unit
harga sehingga hasil penjumlahannya merupakan estimasi biaya
langsung proyek. Dengan menambahkan biaya-biaya tak langsung,
seperti overhead, keuntungan, eskalasi harga serta biaya tak terduga,
maka didapatkan estimasi biaya proyek total. Perhitungan kuantitas
4
yang teliti akan sangat mempengaruhi keakuratan hasil estimasi detail di
atas. Estimasi detail dibagi menjadi dua jenis yaitu
5
kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan, sebaliknya bila
memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah akan mengalami kesulitan
di belakang hari. Untuk konsultan, angka tersebut diajukan kepada pemilik
sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai kegunaan sesuai
perkembangan proyek dan sampai derajat tertentu, kredibilitasnya terkait
dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan (Soeharto,
1999)
Perkiraan biaya atau estimasi biaya adalah seni memperkirakan (the art of
approximating) kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu
kegiatanyang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu
(Soeharto, 1999).Dalam prosesnya, tiap-tiap kategori estimasi harus secara
hati-hati dipersiapkan dari tingkat estimasi konseptual sampai pada estimasi
detail untuk memperoleh keakuratan estimasi biaya konstruksi. Keakuratan
estimasi biaya konstruksi seharusnya meningkat sesuai dengan perubahan
proyek, dari perencanaan, desain hingga estimasi akhir pada saat penyelesaian
proyek. Hal ini bisa diprediksi dari estimasi konseptual yang akan membentuk
batasan, dengan tingkat keakuratannya relatif luas terhadap nilai kontrak
proyek konstruksi, karena tidak semua gambaran desain dan detail disebutkan
selama perencanaan awal.
Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal
kualitas perkiraan biaya yang dihasilkan. Hal ini juga memerlukan kecakapan,
pengalaman serta judgement dari estimator dan tergantung pula dengan
metode perkiraan biaya yang dipakai. Terkait dengan metode yang digunakan,
dikenal beberapa metode estimasi biaya yaitu :
1) Metode parametrik
2) Metode dengan memakai daftar indeks harga dan informasi proyek
terdahulu
3) Metode menganalisis unsur-unsurnya
4) Menggunakan metode faktor
5) Quantity take off dan harga satuan
6
6) Unit price
7) Memakai data dan informasi proyek yang bersangkutan.
Metode yang akandigunakan tergantung pada keperluan dan
tersedianyadata serta informasi pada waktu itu (Soeharto, 1999).
7
lingkup proyek yang lebih baik tersebut, ekspektasi akurasi
meningkat menjadi ±10 sampai 15%.
8
2.2.2 Metode-Metode Estimasi Biaya Proyek
Untuk melakukan estimasi biaya terdapat beberapa cara atau metode,
sesuai dengan informasi yang tersedia atau tahapan konstruksi. Menurut
Michael D. Dell’Isola, metode estimasi biaya dapat dibagai menjadi empat
kategori utama. Penjelasan akan masing-masing metode yaitu sebagai
berikut:
1. Metode Harga Unit Satuan
Metode harga unit satuan dapat juga dikategorikan menjadi
pembagian empat kategori utama:
- Metode Akomodasi
Metode ini pada dasarnya merupakan metode dengan
perhitungan kalkulasi dari biaya yang diperlukan dalam
membangun suatu fasilitas berdasarkan major measure dari
fasilitas tersebut. Seperti contohnya, estimasi biaya untuk
sebuah tempat parkir. Perhitungan tersebut dapat didasarkan
pada unit price luas parkir bagi tiap unit mobil yang kemudian
dikalikan dengan kapasitas unit mobil yang tersedia pada
tempat parkir tersebut.
- Metode Meter Kubik
Metode ini tidak biasa digunakan pada sistem estimasi biaya,
kecuali untuk konstruksi yang identik dengan volume, seperti
misalnya gudang penyimpanan. Berdasarkan sifat dari
pengukurannya, metode meter kubik akan bersifat sensitif
terhadap volume dari konstruksi dan varian yang
mempengaruhinya. Negara-negara Eropa seperti Jerman sangat
9
sering menggunakan metode ini sebagai perhitungan biaya
konstruksi. Metode ini dapat juga efektif, namun cenderung
rancu saat digunakan pada konstruksi umum.
- Metode Meter Persegi.
Metode biaya per meter persegi merupakan metode yang paling
sering digunakan di Amerika. Metode ini sangat sering
digunakan baik pada proyek pemerintah maupun swasta.
Meskipun efektif, metode meter persegi sangat bergantung
pada bagaimana pengukuran bagi biaya per meter persegi
tersebut dibuat pertama kalinya. Misalnya, unit biaya per meter
persegi pada gedung kantor secara net dan secara gross
sebenarnya memiliki perbedaan sekitar 30 atau 40%.
- Metode Area Fungsional
Metode area fungsional adalah metode estimasi biaya
berdasarkan luas area dengan fungsi tertentu. Area fungsional
ditentukan sesuai dengan ruang dengan masing-masing
kegunaannya pada suatu bangunan; misalnya, pada sekolah,
area fungsionalnya antara lain ruang kelas, kafetaria,
gymnasium, dan lain-lain. Kelebihan metode ini dari metode
meter persegi ialah variasinya terletak pada ruang sehingga
estimasi dapat lebih sesuai.
2. Metode Cost-Modelling dan Parametrik
Metode ini mengutilisasi model yang telah terdeterminasi dari
proyek sebelumnya dan menggunakannya untuk memprediksi
biaya proyek yang akan dibangun. Pendekatan ini biasanya
diaplikasikan pada proyek yang berulang dengan tipe yang serupa
atau mirip lalu mereplikasi anilisa teoritis dan expectation-nya
pada proyek yang diinginkan. Pada prosesnya fasilitas statistik
dapat dimanfaatkan sebagai alat prediksi dan asesmen cost
terutama pada sistem konstruksi yang rumit, seperti piping atau
10
proses komponen. Namun pendekatan ini memiliki aplikasi yang
paling sedikit di dunia konstruksi
11
keahlian, ketrampilan, juga terkait dengan sikap mental pekerja yang
sangat dipengaruhi oleh keadaan setempat dan lingkungannya.
b) Biaya Material
Analisis meliputi perhitungan seluruh kebutuhan volume dan biaya
material yang digunakan untuk setiap komponen bangunan, baik material
pekerjaan pokok maupun penunjang. Biaya material diperoleh dengan
menerapkan harga satuan yang berlaku pada saat dibeli. Harga satuan
material merupakan harga di tempat pekerjaan yang di dalamnya sudah
termasuk memperhitungkan biaya pengangkutan, menaikkan dan
menurunkan, pengepakan, asuransi, pengujian, penyusutan, penyimpanan
di gudang, dan sebagainya.
c) Biaya Peralatan
Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi,
demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar, dan
pengoperasian selama konstruksi berlangsung. Apabila kontraktor tidak
mempunyai alat penting yang diperlukan untuk menangani proyek, maka
harus memutuskan untuk membeli atau menyewanya. Sedangkan jika
kontraktor memiliki alat yang dimaksud biasanya masih harus
mempertimbangkan beberapa hal : apakah alat dalam keadaan menganggur
dan siap pakai, butuh biayaperbaikan dan persiapan, biaya mobilisasi, dan
apakah alatnya layak untuk dioperasikan. Adakalanya, dengan
memperhatikan sederetan permasalahan yang dihadapi mungkin masih
akan lebih ekonomis jika diputuskan untuk membeli alat baru atau
menyewa.
2.3.2 Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)
Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan
dengan konstruksi / bangunan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari
proyek tersebut. Biaya tak langsung dibedakan menjadi dua golongan yaitu
biaya umum (overhead cost) dan biaya proyek.
Yang dikelompokkan menjadi sebagai biaya umum adalah
12
a. Gaji personil tetap kantor pusat dan lapangan.
b. Pengeluaran kantor pusat seperti sewa kantor, telepon, dan
sebagainya.
c. Perjalanan beserta akomodasi.
d. Biaya dokumentasi.
e. Bunga bank.
f. Biaya notaris.
g. peralatan kecil dan material habis pakai.
Sedangkan yang dapat dikelompokkan sebagai biaya proyek,
pengeluarannya dapat dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkan pada
biaya upah tenaga kerja, material, atau peralatan, yaitu :
1. Bangunan kantor lapangan beserta perlengkapannya.
2. Biaya telepon kantor lapangan.
3. Kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih.
4. Jalan kerja dan parkir, batas perlindungan, dan pagar di lapangan
5. Pengukuran lapangan.
6. Tanda - tanda untuk pekerjaan dan kebersihan lapangan pada
umumnya
7. Pelayanan keamanan dan keselamatan kerja
8. Pajak pertambahan nilai.
9. Biaya asuransi.
10. Biaya jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan, dan jaminan
pemeliharaan.
11. Asuransi risiko pembangunan dan asuransi kerugian.
12. Surat ijin dan lisensi
13. Inspeksi, pengujian, dan pengetesan.
14. Sewa peralatan besar utama.
15. Premi pekerjaan bila diperlukan.
2.3.3 Keuntungan
13
Nilai keuntungan pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari
seluruh jumlah pembiayaan. Secara umum, biasanya untuk proyek kecil
ditetapkan persentase keuntungan yang semakin besar, demikian pula untuk
keadaan yang sebaliknya. Pada prinsipnya penetapan besarnya keuntungan
juga dipengaruhi oleh besarnya risiko atau kesulitan-kesulitan yang akan
dihadapi, yang seringkali tidak tampak nyata.
14
proyek yang harus diikuti oleh setiap unit yang dalam kendali seorang
manajer proyek. Susunan RAB disampaikan berupa suatu dokumen yang
isinya secara urut sebagai berikut :
1. Rekapitulasi
2. Rincian RAB (Bill of Quantity/ BoQ)
3. Analisa harga satuan pekerjaan (Unit Cost)
4. Daftar harga satuan bahan dan upah
15
Analisa BOW (Burgeslijke Openbare Werken, ditetapkan tgl 28
Februari 1921)
Cara SNI
Cara dari Bina marga
Cara Modern
Gabungan dan pengalaman
16
b. Rincian pekerjaan yang tidak memadai. Apakah struktur rincian
pekerjaan yang sedang digunakan telah memperhatikan secara
cukup segenap sub sistem serta upaya yang diperlukan bagi
proyek tersebut.
c. Salah tafsir tentang fungsi atau data proyek. Tepatkah penafsiran
kerumitan disain tersebut, salah tafsir akan mengakibatkan
taksiran yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
d. Penggunaan teknik penaksiran yang salah. Bagi disain yang
dipermasalahkan harus diterapkan teknik penaksiran yang benar,
misalnya penggunaan statistik biaya yang diperoleh dari jalan
produksi suatu sub sistem yang serupa bagi suatu alat prototipe
yang memerlukan pekerjaan perekayasaan dan/atau
pengembangan pasti akan menghasilkan taksiran yang sangat
terlampau rendah.
e. Gagal dalam mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-
unsur biaya utama. Telah ditetapkan secara statistik bahwa setiap
proyek, 20 persen dari sub sistemsubsistem akan menyebabkan
80 persen biaya total. Dengan demikian para quantity surveyor
seyogyanya memusatkan waktu serta upayanya pada
subsistemsubsistem serta golongan-golongan upaya biaya tinggi
guna meningkatkan peluang mereka memperoleh taksiran biaya
yang tepat.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
4. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam mempraktikan estimasi
biaya diantaranya adanya hal-hal yang terlewatkan saat
perhitungan, rincian pekerjaan yang tidak memadai, salah tafsir
tentang fungsi atau data proyek, penggunaan teknik penaksiran
yang salah, gagal mengidentifikasi dan berkonsentrasi pada unsur-
unsur biaya utama dsb.
Daftar Pustaka
http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf
19