Di Buat Oleh:
Arifando La Pandewa
18 209 016
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tentang “Rencana
Anggaran Biaya (RAB)”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan mengenai RAB secara meluas,
Dan juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing agar dapat
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya saya menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan
desain dan bahan yang akan dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting
dilakukan, karena akan menunjukkan mutu dan kualitas bangunan tersebut. Setelah RAB
selesai, masih ada beberapa item pekerjaan dengan anggaran biaya yang besar yang
masih perlu diperhatikan. Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu metode
yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Metode ini
dikenal dengan nama (Value Engineering) / Rekayasa Nilai. Value Engineering
merupakan suatu ilmu baru dalam dinia Manajemen Konstruksi (MK), karena baru
dikenal di Indonesia pada tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya pada tahun
1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih sebagai badan konsultan
serta hanya dibutuhkan oleh proyekproyek tertentu saja yang membutuhkan jasa
konsultan Value Engineering.
3
BAB II
PEMBAHASAAN
4
Menurut Soeharto (1995) Mendapatkan suatu rancangan biaya yang lebih aktual
perusahaan konstruksi biasanya mengembangkan metode perhitungan harga satuan
tersendiri berdasarkan pengalaman pelaksanaan di lapagan. Untuk mendapatkan
komposisi biaya secara keseluruhan maka unsur biaya ini dilengkapi dengan unsur
biaya tanah, biaya manajemen.
Menurut Setia (2013) dalam bukunya Rencana Anggaran Biaya Berbasis Database. Rencana
anggaran biaya mempuyai tahapan yang perlukan untuk menghitung jumlah volume per satuan
pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan berdasarkan gambar tahap pekerjaan serta syarat-
syarat analisa pembangunan kontruksi yang berlaku.
Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengumpulan data di lapangan dan pengecekan gambar kerja tentang jenis,
harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.
Gambar kerja adalah dasar untuk menentukan pekerjaan apa saja yang ada dalam
komponen bangunan yang akan dikerjakan. Dari gambar akan didapatkan ukuran, bentuk
dan spesifikasi pekerjaan serta penyusunan metode pelaksanaan konstruksi yang akan
dilakukan nantinya di lapangan.
3. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah lokasi
proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi
proyek.
4. Melakukan perhitungan analisa bahan, upah, dan alat dengan menggunakan analisa
yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.
1) Analisa Bahan Analisa bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya volume
masingmasing bahan untuk setiap aktifitas, serta biaya yang dibutuhkan.
5
2) Analisa Upah Menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan untuk setiap kegiatan
serta besar biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
3) Analisa Alat Analisa terhadap peralatan yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan
dalam suatu proyek dimana digunakan alat-alat yang membutuhkan biaya.
5) Membuat rekapitulasi Rekapitulasi adalah jumlah masing – masing sub item pekerjaan
dan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan jumlah total biaya pekerjaan.
1. Sebagai bahan dasar usulan pengajuan proposal agar didapatkannya sejumlah alihan
2. Dana bagi sebuah pelaksanaan proyek dari pemerintah pusat ke daerah pada instansi
– instansi tertentu
3. Sebagai standar harga patokan sebuah proyek yang dibuat oleh stakes holderdalam
bentukowner estimate(OE)
6
4. Sebagai bahan pembanding harga bagi stakes holder dalam menilai tingkat
kewajaran owner estimate (OE) yang dibuatnya dalam bentuk engineering estimate
(EE) yang dibuat oleh pihak konsultan.
5. Sebagai rincian item harga penawaran yang dibuat kontraktor dalam menawar
pekerjaan proyek.
a. Biaya modal
Biaya modal (investasi) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagai sejumlah pengeluaran yang
dibutuhkan untuk penyelesaian/pelaksanaan proyek. Pengeluaran (componen cost) dari biaya
modal terdiri dari :
1. Biaya langsung
Biaya langsung merupakan elemen biaya yang berkaitan langsung dengan proyek yang
dikerjakan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya langsung adalah biaya 7 tenaga kerja
(upah), biaya material, biaya subkontraktor dan biaya peralatan/perlengkapan yang dapat
diambil dari Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) Dinas Pekerjaan Umum
a. Biaya tenanga kerja (upah)
Biaya yang dibayarkan kepada pekerja / buruh dalam menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan sesuai dengan ketrampilan dan keahliannya
b. Biaya Material
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk proses pelaksanaan
konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan, biaya loading dan unloading, biaya
pengepakan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi.
c. Biaya Subkontraktor
7
Biaya subkontraktor umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari jasa dan
material yang disediakan oleh subkontraktor. Hal ini harus dihitung dan dipersiapkan
terlebih dahulu dalam memperkirakan biaya pekerjaan.
d. Biaya Peralatan/Perlengkapan
Biaya yang diperluka untuk kegiatan sewa, pengangkutn, pemasangan alat,
memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan upah dari operator
mesin dan pembantunya.
Biaya tak langsung harus ditambahkan oleh kontraktor dalam menyusun estimasi
biaya proyek. Biaya tidak langsung adalah sejumlah pengeluaran yang merupakan porsi
substansial dari biaya langsung dan terdiri dari biaya :
a. evoerhead cost
Komponen biaya ini meliputi, pengeluaran oprasi perusahaan yang dibebankan
kepada proyek, missal, sewa kantor, listrik kerja, air kerja, biaya telpon, biaya pemasaran,
dan pengeluaran lain untuk pajak, asuransi, jamsostek, jaminan pelaksanaan, royalty dan
lainnya. Jumlah overhead bias berkisar antara 12% - 30%
b. Biaya Tak Terdugs
Merupakan biaya tak terduga yang digunakan untuk kejadian - kejadian yang
mungkin terjadi mungin tidak terjadi, misalnya naiknya permukaan air tanah, banjir, tanah
longsor dan diperuntukkan guna menyesuaikan perencanaan rinci dengan lapangan pada
saat pekerjaan konstruksi berlangsung. Besarnya diperkirakan 5% dari jumlah biaya
langsung.Contingensicy harus digunakan untuk menutup biaya karena perubahan yang
tidak dapat diramalkan, tetapi tidak untuk menutup ketidak cukupan
c. Keuntungan
Biaya pemeliharaan merupakan prakiraan biaya yang dikeluarkan setiap selesei pekerjaan
konstruksi setelah Pre Hand Over (PHO) sampai dengan serah terima pekerjaan kedua atau Final
Hand Over (FHO)
8
a. Memilih Metode Kerja
Dalam setiap pekerjaan pada umumnya terdiri dari beberapa metode kerja.
Sehingga harus dicari solusi dan dipilih metode kerja yang paling ekonomis.
b. Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengasumsikan kebutuhan tenaga kerja, biasanya didasarkan hasil kinerja
pekerjaan sebelumnya dengan pekerjaan yang sejenis. Dengan demikian
dokumentasi Harga Satuan Bahan Analisa Bahan Analisa Upah Harga Satuan
Upah Harga Satuan Alat Analisa Alat Bahan Upah Alat Harga Satuan Pekerjaan
Daftar Volume & Harga Satuan Pekerjaan Rekapitulasi 11 pekerjaan di lapangan
sangat berguna untuk membantu para estimator dalam menganalisa proyek
berikutnya.
c. Upah Tenaga Kerja
Biaya perkiraan untuk menghitung upah tenaga kerja antara lain mandor, kepala
tukang, tukang dan buruh (pekerja kasar). Biaya upah tenaga kerja ini akan
bervariasi tergantung pekerjaan, keahlian, peraturan upah minimum, kondisi pasar
dan sebagainya.
d. Biaya Material
Biaya material dapat diperkirakan dengan tepat apabila material tersebut tersedia
dan banyak dijual di pasaran. Jumlah material yang diperlukan harus dihitung
berdasarkan gambar kerja dan tidak tergantung pada kinerja tukang atau metode
kerja. Akan tetapi juga diperkirakan material yang terbuang, faktor ini sangat
bervariasi dan tergantung pada kinerja dan prosedur kerja yang dipakai oleh
tukang.
e. Biaya Overhead dan Keuntungan
Biaya ini akan tergantung pada kebijakan perusahaan, kondisi pasar, dan banyak
variabel lainnya
Pada perhitungan bangunan dan masing-masing jenis pekerjaan, cara perhitungan volumenya
berbeda tergantung bentuknya, tetapi rumus dasar yang digunkan tetaplah sama yaitu
menggunakan rumus matematika, seperti luas, keliling, dan volume. Untuk volume satuan
dihitung dengan buah atau unit yang terdiri dari rangkaian material yang sudah menjadi satu
kesatua, contohnya seperti panel listrik, meja dapur, atau meja cuci.
9
Pada postingan ini saya akan menguraikan rumus-rumus yang digunakan untuk merencanakan
dan menghitung rencana anggaran biaya pada sebuah bangunan, postingan ini merupakan
postingan lanjutan dari postingan sebelumnya yang berjudul langkah membuat dan cara
menghitung RAB. Di bawah ini merupakan materi untuk rumus-rumus cara menghitung volume
setiap item atau elemen pekerjaan.
1. Pembersihan Site atau Lokasi Tanah
Keterangan:
V = Volume pembersihan lahan
P = Panjang lahan
L = Lebar lahan
Keterangan:
V = Volume bouwplank
P = Panjang bangunan
L = Lebar bangunan
3. Galian Tanah Pondasi
Missal pondasi berukuran lebar tapak 80 cm, lebar atas 30 cm, tinggi 75 cm, dan panjang 48 cm.
Cara menghitung volume pondasi bangunan adalah sebagai berikut:
VA = (a + b)/2 x h x p
10
Pondasi pagar berukuran lebar tapak 70 cm, lebar atas 30 cm, tinggi 60 cm, dan panjang 38,5 cm.
Cara menghitung volume pondasi pagar adalah sebagai berikut:
VB = (a +b) x h/2 x p
Keterangan:
Vt = Volume tanah galian total
VA = Volume pondasi bangunan
VB = Volume pondasi pagar
A = Lebar galian pondasi bagian bawah
B = Lebar galian pondasi bagian atas
H = Tinggi galian pondasi
P = Panjang galian pondasi
Keterangan:
Vt = Volume urugan pasir total
VA = Volume urugan pasir di bawah pondasi bangunan
VB = Volume urugan pasir dibawah pondasi pagar
11
H = tebal urugan
B = lebar urugan
P = Panjang pondasi
Keterangan:
V = Volume urugan pasir
L = Luas lantai (l xp)
H = tebal urugan pasir
L = lebar ruangan
P = panjang ruangan
Keterangan:
V = Volume urugan tanah
L = Luas ruangan (l xp)
L = lebar urugan
H = tebal urugan tanah
P = panjang ruangan
St = sisa volume urugan tanah pondasi
12
5. Pekerjaan Beton Bertulang
Sloof beton
Keterangan:
VA = Volume sloof beton bangunan
VB = Vlome sloof beton pagar
B = lebar penampang sloof beton
H = tinggi penampang sloof beton
P = panjang pondasi
Keterangan:
∑V = Volume keseluruhan sloof
VA = volume sloof pada bangunan
VB = volume sloof pada pagar
Keterangan:
VA = Volume kolom betob bangunan
B = Lebar kolom
H = Tebal kolom
13
T = tinggi kolom
∑k = Jumlah kolom
Beton Ringbalk
Kterangan:
VA = Volume kolom betob ringbalk
B = Lebar beton ringbalk
H = Tebal beton ringbalk
Keterangan:
∑V = Volume pasangan didnding bata merah 1:3 (trasram)
V1 = Volume pasangan didnding bata merah 1:3 setinggi 30 cm
V2 = Volume pasangan didnding bata merah KM/WC 1:3 setinggi 160 cm
H = tinggi didnding trasram
P = panjang dinding trasram
L pintu = Luas pintu
14
Cara menghitung volume:
V1 = (h x p) - ∑Lp - ∑Lj - ∑Lb
Keterangan:
∑V = Volume keseluruhan pasangan didnding bata merah 1:5
V1 = Volume pasangan didnding bata merah 1:5 pada bangunan
V2 = Volume pasangan didnding bata merah 1:5 pada pagar
H = tinggi didnding bata 1:5
P = panjang dinding bata 1:5
∑Lp = Jumlah seluruh luas pintu
∑Lj = jumlah seluruh luas jendela
∑Lb = Jumlah seluruh luas bovenlight
Keterangan:
V = volume pasangan bata ralog
H = tinggi bata ralog
15
P = panjang teras
T = tinggi ralog
Keterangan:
2 = jumlah dinding yang akan diplester (luar dan dalam)
∑Vbt = Volume plesteran dinding trasram 1:3
H plesteran = tinggi plesteran dinding trasram
P plesteran = panjang plesteran dinding trasram
L pintu = luas pintu
V1 = volume pasangan bata diatas sloof
V2 = volume pasangan bata di KM/WC
Keterangan:
Vdt = Volume dinding bertekstur
Tdt = lebar dinding bertekstur
Pdt = panjang dinding bertekstur
16
Keterangan:
V = Volume lantai keramik ruangan
∑L = jumlah luas lantai yang akan dipasang keramik
9. Pekerjaan Plafon
Rangka Plafon Dan Plafon Triplek
Cara menghitung volume:
V =∑CD + ∑CL
Keterangan:
V = Volume rangka beton
∑CD = jumlah ruangan yang akan dipasang plafon
∑CL = jumlah bagian luar yang akan dipasang plafon (teras)
Lisplafon
Keterangan:
V = Volume lisplafon
∑PLp = jumlah panjang lisplafon
Keterangan:
V = Volume kusen
L = Luas penampang Kayu
17
P = Pnjang kayu
B = Lebar penampang kayu sebelum diserut
h = Tinggi penampang kayu sebelum diserut
Keterangan:
V = Volume daun pintu
L = Lebar daun pintu
H = tinggi daun pintu
∑p = jumlah pintu
Keterangan:
V = Volume daun pintu (Pf)
∑p = Jumlah daun pintu PVC
Keterangan:
V = volume daun jendela
L = lebar daun jendela
H = tinggi daun jendela
∑J1-4 = jumlah daun jendela
18
Pekerjaan Bovenlight
Keterangan:
V = volume bovenlight
L = lebar bovenlight
P = panjang bovenlight
Keterangan:
V = Jumlah kunci pintu
∑Kp = jumlah kunci pintu yang akan dipasang
Keterangan:
V = jumlah engsel pintu
∑dp = jumlah daun pintu
19
Grendel Pintu Dan Jendela
Keterangan:
V = jumlah Grendel pintu
∑dp = jumlah daun pintu
Pekerjaan Atap
Rangka atap rumah dan garasi
Keterangan:
Vk1-3 = volume kuda-kuda kayu 8/12
Vgp = volume kuda-kuda kayu balok gapit 6/12
H = tinggi penampang kayu
B = lebar penampang kayu
∑V = jumlah seluruh volume balok kuda-kuda dan balok gapit
Keterangan:
V = Volume kaso dan reng
20
∑ LA = jumlah luas bidang atap
Lipslang Kayu
Keterangan:
V = Volume Lipslang
∑ Lp = panjang overstek
Keterangan:
V = volume jurai luar
H = tinggi penampang kayu
B = lebar penampang kayu
∑ Jr = jumlah semua panjang kayu jurai luar, dalam dan talang
Talang jurai
Keterangan:
V = volume jurai luar
∑ Tj = panjang talang jurai
Penutup Atap
Keterangan:
21
V = volume atap genteng beton warna
∑L = jumlah luas bidang atap = luas kaso reng
Nok genteng
Keterangan:
V = volume nok genteng beton warna
∑ Nb = jumlah genteng nok
Itulah item atau elemen pekerjaan dan cara menghitung vlolume-nya jikalau kita menghitung
bangunan terutama rumah, dan untuk pekerjaan selain rumah juga rumus yang digunakan masih
tetap sama hanya ada tambahan beberapa varaiabel untuk menghitungnya. Saya kira untuk
postingan ini cukup sekian semoga bermanfaat bagia yang membutuhkan.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rab (Rencana Anggaran Biaya) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang dibutuhkan baik
upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, membangun rumah, atau
meningkatkan rumah, gedung, jembatan, atau bangunan lainnya. Dalam menyusun anggaran
biaya harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
4. Mempersiapkan daftar harga bahan dan upah pekerja yang biasanya diperoleh dari dinas
pekerjaan umum (PU) dan disetiap daerah harga tersebut berbeda.
7. Rekapitulasi pekerjaan
Dengan telah tersusunnya sampai dengan rekapitulasi pekerjaan, maka akan diketahui harga
bangunan murni, dan diuraikan kembali harga tersebut sesuai dengan waktu (Time) tiap item
pekerjaan sehingga akan didapat biaya yang dikeluarkan per hari, minggu dan bulan.
Menjadwal proyek adalah berfikir secara logis sesuai dengan prosedur perencanaan kegiatan
proyek. Tujuannya untuk merincikan pekerjaan baik ditinjau dari segi waktu, biaya,
sehingga ,perbandingan antara perencanaan dan lapangan akan diketahui sesuai dengan jadwal
yang disusun. Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) maka aplikasi yang dipakai adalah Ms. Excel dan Untuk Penjadwalan adalah aplikasi
Ms.Project sehingga apabila terjadi kesalahan akan dengan cepat diperbaiki.
23
24