Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)

Di Buat Oleh:
Arifando La Pandewa
18 209 016

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
1
2023

Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dapat menyelesaikan Makalah ini.
Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah tentang “Rencana
Anggaran Biaya (RAB)”. Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan mengenai RAB secara meluas,

Dan juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya saya menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima kritik dan saran agar penyusunan
Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan
semoga karya tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak hal yang dapat dilakukan sebelum membuat RAB, diantaranya pemilihan
desain dan bahan yang akan dipakai. Pemilihan desain dan bahan sangat penting
dilakukan, karena akan menunjukkan mutu dan kualitas bangunan tersebut. Setelah RAB
selesai, masih ada beberapa item pekerjaan dengan anggaran biaya yang besar yang
masih perlu diperhatikan. Dalam Manajemen Konstruksi (MK) terdapat suatu metode
yang dapat digunakan untuk mengefisienkan dan mengefektifkan biaya. Metode ini
dikenal dengan nama (Value Engineering) / Rekayasa Nilai. Value Engineering
merupakan suatu ilmu baru dalam dinia Manajemen Konstruksi (MK), karena baru
dikenal di Indonesia pada tahun 1980-an. Pemerintah baru menggunakannya pada tahun
1990-an dan keberadaan Value Engineering itu sendiri masih sebagai badan konsultan
serta hanya dibutuhkan oleh proyekproyek tertentu saja yang membutuhkan jasa
konsultan Value Engineering.

3
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Menurut Mukomoko (1987) penawaran yang diajukan kontraktor dalam tender
pada dasarnya adalah berupa Rencana Anggaran Biaya (RAB) secara lengkap.
Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek adalah perkiraan nilai uang dari suatu
kegiatan (proyek) yang telah memperhitungkan gambar-gambar bestek, serta rencana
kerja, daftar upah, daftar harga bahan, buku analisis, daftar susunan rencana biaya,
serta daftar jumlah tiap jenis pekerjaan. Secara umum RAB dapat diartikan yaitu nilai
estimasi biaya yang harus disediakan untuk pelaksanaan sebuah kegiatan proyek.
Sebuah penyusunan RAB proyek mempunyai beberapa kegunaan, antara lain.
1. Sebagai bahan dasar usulan pengajuan proposal agar didapatkannya sejumlah
alihan dana bagi sebuah pelaksanaan proyek dari pemerintah pusat ke daerah pada
instansi-instansi tertentu.
2. Sebagai standar harga patokan sebuah proyek yang dibuat oleh stakes holder
dalam bentuk owner estimate (OE).
3. Sebagai bahan pembanding harga bagi stakes holder dalam menilai tingkat
kewajaran owner estimate yang dibuatnya dalam bentuk engineering estimate (EE)
yang dibuat oleh pihak konsultan.
4. Sebagai rincian item harga penawaran yang dibuat kontraktor dalam menawar
pekerjaan proyek.
5. Sebagai dasar penentuan kelayakan ekonomi teknik sebuah investasi proyek
sebelum dilaksanakan pembangunannya.
Menurut Nasrul (2013) biaya atau anggaran adalah jumlah dari masingmasing
hasil perkiraan volume dengan harga satuan pekerjaan yang bersangkutan. Seperti
yang telah dibahas pada bagian diatas, maka jika dirumuskan secara umum RAB
proyek merupakan total penjumlahan dari hasil perkalian antara volume suatu item
pekerjaan dengan harga satuaanya. Bahasa matematis yang dapat dituliskan adalah
sebagai berikut.
RAB = ∑ [(volume)×harga satuan pekerjaan]

4
Menurut Soeharto (1995) Mendapatkan suatu rancangan biaya yang lebih aktual
perusahaan konstruksi biasanya mengembangkan metode perhitungan harga satuan
tersendiri berdasarkan pengalaman pelaksanaan di lapagan. Untuk mendapatkan
komposisi biaya secara keseluruhan maka unsur biaya ini dilengkapi dengan unsur
biaya tanah, biaya manajemen.

2.2 Tahapan-tahapan RAB

Menurut Setia (2013) dalam bukunya Rencana Anggaran Biaya Berbasis Database. Rencana
anggaran biaya mempuyai tahapan yang perlukan untuk menghitung jumlah volume per satuan
pekerjaan dan analisa harga satuan pekerjaan berdasarkan gambar tahap pekerjaan serta syarat-
syarat analisa pembangunan kontruksi yang berlaku.

Tahap-tahap yang sebaiknya dilakukan untuk menyusun anggaran biaya adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pengumpulan data di lapangan dan pengecekan gambar kerja tentang jenis,
harga serta kemampuan pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.
Gambar kerja adalah dasar untuk menentukan pekerjaan apa saja yang ada dalam
komponen bangunan yang akan dikerjakan. Dari gambar akan didapatkan ukuran, bentuk
dan spesifikasi pekerjaan serta penyusunan metode pelaksanaan konstruksi yang akan
dilakukan nantinya di lapangan.

2. Melakukan perhitungan volume Perhitungan volume adalah menghitung banyaknya


volume pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan.

3. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di daerah lokasi
proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja didatangkan dari luar daerah lokasi
proyek.

4. Melakukan perhitungan analisa bahan, upah, dan alat dengan menggunakan analisa
yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.

1) Analisa Bahan Analisa bahan suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya volume
masingmasing bahan untuk setiap aktifitas, serta biaya yang dibutuhkan.

5
2) Analisa Upah Menghitung banyaknya tenaga yang diperlukan untuk setiap kegiatan
serta besar biaya yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.

3) Analisa Alat Analisa terhadap peralatan yang dibutuhkan dalam setiap pekerjaan
dalam suatu proyek dimana digunakan alat-alat yang membutuhkan biaya.

4) Melakukan perhitungan harga satuan pekerjaan yang memanfaatkan hasil analisa


satuan pekerjaan dan daftar kuantitas pekerjaan. Analisa Harga Satuan Pekerjaan adalah
Analisa terhadap harga satuan pekerjaan merupakan penjumlahan dari harga satuan bahan
dengan harga satuan upah.

5) Membuat rekapitulasi Rekapitulasi adalah jumlah masing – masing sub item pekerjaan
dan kemudian ditotalkan sehingga didapatkan jumlah total biaya pekerjaan.

Sebuah penyusunan RAB Proyek mempunyai beberapa kegunaan, antara lain :

1. Sebagai bahan dasar usulan pengajuan proposal agar didapatkannya sejumlah alihan

2. Dana bagi sebuah pelaksanaan proyek dari pemerintah pusat ke daerah pada instansi
– instansi tertentu

3. Sebagai standar harga patokan sebuah proyek yang dibuat oleh stakes holderdalam
bentukowner estimate(OE)

6
4. Sebagai bahan pembanding harga bagi stakes holder dalam menilai tingkat
kewajaran owner estimate (OE) yang dibuatnya dalam bentuk engineering estimate
(EE) yang dibuat oleh pihak konsultan.

5. Sebagai rincian item harga penawaran yang dibuat kontraktor dalam menawar
pekerjaan proyek.

6. Sebagai dasar penentuan kelayakan ekonomi teknik sebuah investasi proyek


sebelum dilaksanakan pembangunannya.

2.3 Komponen-komponen penyusun Rencana Anggaran Biaya


Menurut Wulfram I. Ervianto, 2005, penyusunan RAB dilakukan dengan melihat
komponen – komponen biaya proyek.Biaya yang terlibat pada pelaksanaan konstruksi
antara lain :

2.3.1 Biaya Proyek

a. Biaya modal

Biaya modal (investasi) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagai sejumlah pengeluaran yang
dibutuhkan untuk penyelesaian/pelaksanaan proyek. Pengeluaran (componen cost) dari biaya
modal terdiri dari :

1. Biaya langsung
Biaya langsung merupakan elemen biaya yang berkaitan langsung dengan proyek yang
dikerjakan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya langsung adalah biaya 7 tenaga kerja
(upah), biaya material, biaya subkontraktor dan biaya peralatan/perlengkapan yang dapat
diambil dari Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi (BPIK) Dinas Pekerjaan Umum
a. Biaya tenanga kerja (upah)
Biaya yang dibayarkan kepada pekerja / buruh dalam menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan sesuai dengan ketrampilan dan keahliannya
b. Biaya Material
Merupakan harga bahan atau material yang digunakan untuk proses pelaksanaan
konstruksi, yang sudah memasukan biaya angkutan, biaya loading dan unloading, biaya
pengepakan, penyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas dan asuransi.
c. Biaya Subkontraktor

7
Biaya subkontraktor umumnya merupakan paket kerja yang terdiri dari jasa dan
material yang disediakan oleh subkontraktor. Hal ini harus dihitung dan dipersiapkan
terlebih dahulu dalam memperkirakan biaya pekerjaan.
d. Biaya Peralatan/Perlengkapan
Biaya yang diperluka untuk kegiatan sewa, pengangkutn, pemasangan alat,
memindahkan, membongkar dan biaya operasi, juga dapat dimasukkan upah dari operator
mesin dan pembantunya.

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya tak langsung harus ditambahkan oleh kontraktor dalam menyusun estimasi
biaya proyek. Biaya tidak langsung adalah sejumlah pengeluaran yang merupakan porsi
substansial dari biaya langsung dan terdiri dari biaya :
a. evoerhead cost
Komponen biaya ini meliputi, pengeluaran oprasi perusahaan yang dibebankan
kepada proyek, missal, sewa kantor, listrik kerja, air kerja, biaya telpon, biaya pemasaran,
dan pengeluaran lain untuk pajak, asuransi, jamsostek, jaminan pelaksanaan, royalty dan
lainnya. Jumlah overhead bias berkisar antara 12% - 30%
b. Biaya Tak Terdugs
Merupakan biaya tak terduga yang digunakan untuk kejadian - kejadian yang
mungkin terjadi mungin tidak terjadi, misalnya naiknya permukaan air tanah, banjir, tanah
longsor dan diperuntukkan guna menyesuaikan perencanaan rinci dengan lapangan pada
saat pekerjaan konstruksi berlangsung. Besarnya diperkirakan 5% dari jumlah biaya
langsung.Contingensicy harus digunakan untuk menutup biaya karena perubahan yang
tidak dapat diramalkan, tetapi tidak untuk menutup ketidak cukupan

c. Keuntungan

Merupakan keuntungan yang didapat oleh pelaksana kegiatan proyek (kontraktor)


sebagai nilai imbal jasa dalam proses pengadaan proyek yang telah dikerjakan. Secara
umum keuntungan yang diset oleh para kontraktor antara 10% - 12% atau bahkan lebih,
tergantung dari keinginan kontraktor

2.3.2 Biaya Pemeliharaan Selama Masa Pemeliharaan

Biaya pemeliharaan merupakan prakiraan biaya yang dikeluarkan setiap selesei pekerjaan
konstruksi setelah Pre Hand Over (PHO) sampai dengan serah terima pekerjaan kedua atau Final
Hand Over (FHO)

2.3.3 kendala-kendala Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Dalam melakukan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sering dijumpai


beberapa permasalahan atau kendala, diantaranya :

8
a. Memilih Metode Kerja
Dalam setiap pekerjaan pada umumnya terdiri dari beberapa metode kerja.
Sehingga harus dicari solusi dan dipilih metode kerja yang paling ekonomis.
b. Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengasumsikan kebutuhan tenaga kerja, biasanya didasarkan hasil kinerja
pekerjaan sebelumnya dengan pekerjaan yang sejenis. Dengan demikian
dokumentasi Harga Satuan Bahan Analisa Bahan Analisa Upah Harga Satuan
Upah Harga Satuan Alat Analisa Alat Bahan Upah Alat Harga Satuan Pekerjaan
Daftar Volume & Harga Satuan Pekerjaan Rekapitulasi 11 pekerjaan di lapangan
sangat berguna untuk membantu para estimator dalam menganalisa proyek
berikutnya.
c. Upah Tenaga Kerja
Biaya perkiraan untuk menghitung upah tenaga kerja antara lain mandor, kepala
tukang, tukang dan buruh (pekerja kasar). Biaya upah tenaga kerja ini akan
bervariasi tergantung pekerjaan, keahlian, peraturan upah minimum, kondisi pasar
dan sebagainya.
d. Biaya Material
Biaya material dapat diperkirakan dengan tepat apabila material tersebut tersedia
dan banyak dijual di pasaran. Jumlah material yang diperlukan harus dihitung
berdasarkan gambar kerja dan tidak tergantung pada kinerja tukang atau metode
kerja. Akan tetapi juga diperkirakan material yang terbuang, faktor ini sangat
bervariasi dan tergantung pada kinerja dan prosedur kerja yang dipakai oleh
tukang.
e. Biaya Overhead dan Keuntungan
Biaya ini akan tergantung pada kebijakan perusahaan, kondisi pasar, dan banyak
variabel lainnya

2.4 Perhitungan volume Pekerjaan

Pada perhitungan bangunan dan masing-masing jenis pekerjaan, cara perhitungan volumenya
berbeda tergantung bentuknya, tetapi rumus dasar yang digunkan tetaplah sama yaitu
menggunakan rumus matematika, seperti luas, keliling, dan volume. Untuk volume satuan
dihitung dengan buah atau unit yang terdiri dari rangkaian material yang sudah menjadi satu
kesatua, contohnya seperti panel listrik, meja dapur, atau meja cuci.

9
Pada postingan ini saya akan menguraikan rumus-rumus yang digunakan untuk merencanakan
dan menghitung rencana anggaran biaya pada sebuah bangunan, postingan ini merupakan
postingan lanjutan dari postingan sebelumnya yang berjudul langkah membuat dan cara
menghitung RAB. Di bawah ini merupakan materi untuk rumus-rumus cara menghitung volume
setiap item atau elemen pekerjaan.
1. Pembersihan Site atau Lokasi Tanah

Cara menghitung volume:


V     = P x L

Keterangan:
V     = Volume pembersihan lahan
P     = Panjang lahan
L     = Lebar lahan

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank

Cara menghitung volume untuk lokasi kosong:


V     = (P + 2) x 2 + (L + 2) x 2

Cara menghitung volume untuk lokasi yang sekelilingnya terlah terbangun:


V     = (P + L) x 2

Keterangan:
V     = Volume bouwplank
P     = Panjang bangunan
L     = Lebar bangunan
3. Galian Tanah Pondasi

Missal pondasi berukuran lebar tapak 80 cm, lebar atas 30 cm, tinggi 75 cm, dan panjang 48 cm.
Cara menghitung volume pondasi bangunan adalah sebagai berikut:
VA    = (a + b)/2 x h x p

10
Pondasi pagar berukuran lebar tapak 70 cm, lebar atas 30 cm, tinggi 60 cm, dan panjang 38,5 cm.
Cara menghitung volume pondasi pagar adalah sebagai berikut:
VB    = (a +b) x h/2 x p

Jumlah total galian tanah pondasi:


Vt    = VA + VB

Keterangan:
Vt    = Volume tanah galian total
VA    = Volume pondasi bangunan
VB    = Volume pondasi pagar
A     = Lebar galian pondasi bagian bawah
B     = Lebar galian pondasi bagian atas
H     = Tinggi galian pondasi
P     = Panjang galian pondasi

4. Urugan Pasir dan Tanah

-    Urugan pasir di bawah pondasi


Cara menghitung volume urugan pasir di bawah pondasi bangunan:
VA    = h x b x p

Cara menghitung volume urugan pasir di bawah pondasi pagar:


VA    = h x b x p

Jumlah total volume urugan pasir di bawah pondasi:


Vt    = VA + VB

Keterangan:
Vt    = Volume urugan pasir total
VA    = Volume urugan pasir di bawah pondasi bangunan
VB    = Volume urugan pasir dibawah pondasi pagar

11
H     = tebal urugan
B     = lebar urugan
P     = Panjang pondasi

-    Urugan pasir dibawah lantai


Cara menghitung volume:
V     = h x L

Keterangan:
V     = Volume urugan pasir
L     = Luas lantai (l xp)
H     = tebal urugan pasir
L     = lebar ruangan
P     = panjang ruangan

-    Urugan tanah kembali ke sisi pondasi


Cara menghitung volume:
V     = V galian tanah – (V pasangan batu kali + V urugan pasir dibawah pondasi)

-    Urugan tanah peninggian lantai


Missal penimggian lantai dianggap 40 cm dari tanah asli.
Cara menghitung volume:
V     = (h x L) – St

Keterangan:
V     = Volume urugan tanah
L     = Luas ruangan (l xp)
L     = lebar urugan
H     = tebal urugan tanah
P     = panjang ruangan
St    = sisa volume urugan tanah pondasi

12
5. Pekerjaan Beton Bertulang

Sloof beton
  

Cara menghitung volume sloof beton bangunan:


VA    = b x h x p

Cara menghitung volume sloof beton pagar:


VB    = b x h x p

Keterangan:
VA    = Volume sloof beton bangunan
VB    = Vlome sloof beton pagar
B     = lebar penampang sloof beton
H     = tinggi penampang sloof beton
P     = panjang pondasi

Cara menghitung volume seluruh sloof


∑V   = VA + VB

Keterangan:
∑V   = Volume keseluruhan sloof
VA    = volume sloof pada bangunan
VB    = volume sloof pada pagar

  Kolom Beton Bangunan


Cara menghitung volume:
VA    = (b x h x t) ∑k

Keterangan:
VA    = Volume kolom betob bangunan
B     = Lebar kolom
H     = Tebal kolom

13
T     = tinggi kolom
∑k    = Jumlah kolom

Beton Ringbalk
  

Cara menghitung beton ringbalk pada bangunan:


VA    = b x h x p

Kterangan:
VA    = Volume kolom betob ringbalk
B     = Lebar beton ringbalk
H     = Tebal beton ringbalk

6. Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran

Pasangan dinding bata merah trasram 1:3


Cara menghitung volume diatas sloof 30 cm:
V1    = h x p – L pintu

Cara menghitung volume pada dinding KM/WC:


V2    = h x p

Cara menghitung keseluruhan pasangan dinding bata merah 1:3 (trasram):


∑V   = V1 + V2

Keterangan:
∑V   = Volume pasangan didnding bata merah 1:3 (trasram)
V1    = Volume pasangan didnding bata merah 1:3 setinggi 30 cm
V2    = Volume pasangan didnding bata merah KM/WC 1:3 setinggi 160 cm
H     = tinggi didnding trasram
P     = panjang dinding trasram
L pintu      = Luas pintu

Pasangan dinding bata merah 1:5 pada bangunan


  

14
Cara menghitung volume:
V1    = (h x p) - ∑Lp - ∑Lj - ∑Lb

  Pasangan Dinding Bata merah 1:5 Pada pagar

Cara menghitung volume:


V2    = h x p

Pasangan dinding bata merah 1:5 pada sopi-sopi


  

Cara menghitung volume:


V3    = 0,5 x (h1 x p1) x 2 + 0,5 x (h2 xp2)

Volume keseluruhan pasangan dinding bata merah 1:5


∑V   = V1 + V2 + V3

Keterangan:
∑V   = Volume keseluruhan pasangan didnding bata merah 1:5
V1    = Volume pasangan didnding bata merah 1:5 pada bangunan
V2    = Volume pasangan didnding bata merah 1:5 pada pagar
H     = tinggi didnding bata 1:5
P     = panjang dinding bata 1:5
∑Lp   = Jumlah seluruh luas pintu
∑Lj   = jumlah seluruh luas jendela
∑Lb   = Jumlah seluruh luas bovenlight

Pasangan bata rolag untuk teras


  

Cara menghitung volume:


V     = h x t x p

Keterangan:
V     = volume pasangan bata ralog
H     = tinggi bata ralog

15
P     = panjang teras
T     = tinggi ralog

7. Pekerjaan Plesteran Dan Aci


  Plesteran Dan Aci 1:3
Cara menghitung volume:
Vs    = {(h plesteran x h plestera) – L pintu} x 2
Atau
∑Vbt  = (V1 x 2) + (V2 x 2)

Keterangan:
2     = jumlah dinding yang akan diplester (luar dan dalam)
∑Vbt  = Volume plesteran dinding trasram 1:3
H plesteran = tinggi plesteran dinding trasram
P plesteran = panjang plesteran dinding trasram
L pintu      = luas pintu
V1    = volume pasangan bata diatas sloof
V2    = volume pasangan bata di KM/WC

Plesteran Dinding Bertekstur


  

Cara menghitung volume:


Vdt   = tdt x pdt

Keterangan:
Vdt   = Volume dinding bertekstur
Tdt   = lebar dinding bertekstur
Pdt   = panjang dinding bertekstur

8. Pekerjaan Lantai Keramik

Cara menghitung volume:


V     = ∑L – (∑L1 + ∑L2)

16
Keterangan:
V     = Volume lantai keramik ruangan
∑L    = jumlah luas lantai yang akan dipasang keramik

9. Pekerjaan Plafon
   Rangka Plafon Dan Plafon Triplek
Cara menghitung volume:
V     =∑CD + ∑CL

Keterangan:
V     = Volume rangka beton
∑CD  = jumlah ruangan yang akan dipasang plafon
∑CL  = jumlah bagian luar yang akan dipasang plafon (teras)

Lisplafon
  

Lisplafon kayu profil 5 cm (untuk ditempel pada dinding)


Cara menghitung volume:
V     = ∑PLp

Keterangan:
V     = Volume lisplafon
∑PLp = jumlah panjang lisplafon

10.Pekerkaan Kusen, Pintu dan Jendela


  Kusen Kayu
Cara menghitung volume:
V     = L X P
      = b x h x p

Keterangan:
V     = Volume kusen
L     = Luas penampang Kayu

17
P     = Pnjang kayu
B     = Lebar penampang kayu sebelum diserut
h     = Tinggi penampang kayu sebelum diserut

Pekerjaan Daun Pintu Dan jendela


  

Pekerjaan daun pintu panel teakblock dan daun pintu besi


Cara menghitung volume:
V     = l x h x ∑p

Keterangan:
V     = Volume daun pintu
L     = Lebar daun pintu
H     = tinggi daun pintu
∑p    = jumlah pintu

Pekerjaan daun pintu KM/WC PVC


  

Cara menghitung volume


V     = ∑p

Keterangan:
V     = Volume daun pintu (Pf)
∑p    = Jumlah daun pintu PVC

Pekerjaan Daun Jendela


  

Cara menghitung volume:


V     = (l x h x ∑ J1) + (l x h x ∑ J2) + (l x h x ∑ Pj)

Keterangan:
V     = volume daun jendela
L     = lebar daun jendela
H     = tinggi daun jendela
∑J1-4 = jumlah daun jendela

18
Pekerjaan Bovenlight
  

Cara menghitung volume:


V     = ∑ (l x p)

Keterangan:
V     = volume bovenlight
L     = lebar bovenlight
P     = panjang bovenlight

Pkerjaan Kusen Sopi-sopi


  

Cara menghitung volume:


V     = ∑Ks
Keterangan:
V     = volume kusen sopi-sopi
∑ Ls  = jumlah kusen sopi-sopi

11. Pekerjaan Perlengkapan Pintu Dan Jendela


Kunci pintu panel
  

Cara menghitung volume kunci pintu:


V     = ∑Kp

Keterangan:
V     = Jumlah kunci pintu
∑Kp  = jumlah kunci pintu yang akan dipasang

Engsel Pintu Dan Jendela


  

Cara menghitung volume engsel pintu (3 bh/pintu)


V     = (∑dp x 3) bh

Keterangan:
V     = jumlah engsel pintu
∑dp  = jumlah daun pintu

19
Grendel Pintu Dan Jendela
  

Cara menghitung volume grendel pintu


V     = (∑dp x 1) bh

Keterangan:
V     = jumlah Grendel pintu
∑dp  = jumlah daun pintu

Pekerjaan Atap
Rangka atap rumah dan garasi
  

Kuda-kuda atap rumah


Cara menghitung volume:
Vk1   = h x b x p
Vk2   = h x b x p
Vk3   = h x b x p
Vgp   = h x b x p
∑V   = V1 + V2 + Vgp

Keterangan:
Vk1-3 = volume kuda-kuda kayu 8/12
Vgp   = volume kuda-kuda kayu balok gapit 6/12
H     = tinggi penampang kayu
B     = lebar penampang kayu
∑V   = jumlah seluruh volume balok kuda-kuda dan balok gapit

Kaso Dan Reng


  

Cara menghitung volume:


V     = ∑ LA

Keterangan:
V     = Volume kaso dan reng

20
∑ LA = jumlah luas bidang atap

Lipslang Kayu
  

Cara menghitung volume:


V     = ∑ LP

Keterangan:
V     = Volume Lipslang
∑ Lp  = panjang overstek

Jurai luar, dalam dan talang


  

Cara menghitung volume jurai luar:


V     = b x h x ∑ Jr

Keterangan:
V     = volume jurai luar
H     = tinggi penampang kayu
B     = lebar penampang kayu
∑ Jr  = jumlah semua panjang kayu jurai luar, dalam dan talang

Talang jurai
  

Cara menghitung volume talang jurai:


V     = ∑ Tj

Keterangan:
V     = volume jurai luar
∑ Tj  = panjang talang jurai

Penutup Atap
  

Cara menghitung volume atap genteng:


V     = ∑ LA

Keterangan:

21
V     = volume atap genteng beton warna
∑L    = jumlah luas bidang atap = luas kaso reng

Nok genteng
  

Cara menghitung volume nok genteng beton:


V     =   ∑ Nb

Keterangan:
V     = volume nok genteng beton warna
∑ Nb = jumlah genteng nok

Itulah item atau elemen pekerjaan dan cara menghitung vlolume-nya jikalau kita menghitung
bangunan terutama rumah, dan untuk pekerjaan selain rumah juga rumus yang digunakan masih
tetap sama hanya ada tambahan beberapa varaiabel untuk menghitungnya. Saya kira untuk
postingan ini cukup sekian semoga bermanfaat bagia yang membutuhkan.

22
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Rab (Rencana Anggaran Biaya) adalah suatu gambaran banyaknya biaya yang dibutuhkan baik
upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek konstruksi, membangun rumah, atau
meningkatkan rumah, gedung, jembatan, atau bangunan lainnya. Dalam menyusun anggaran
biaya harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan gambar bangunan sedetail mungkin.

2. Menguraikan setiap item pekerjaan (Work Break Down Structure)

3. Menghitung volume setiap item pekerjaan.

4. Mempersiapkan daftar harga bahan dan upah pekerja yang biasanya diperoleh dari dinas
pekerjaan umum (PU) dan disetiap daerah harga tersebut berbeda.

5. Menghitung/ Menganalisa harga satuan upah dan bahan.

6. menyusun Rencana Anggaran Biaya

7. Rekapitulasi pekerjaan

Dengan telah tersusunnya sampai dengan rekapitulasi pekerjaan, maka akan diketahui harga
bangunan murni, dan diuraikan kembali harga tersebut sesuai dengan waktu (Time) tiap item
pekerjaan sehingga akan didapat biaya yang dikeluarkan per hari, minggu dan bulan.

Menjadwal proyek adalah berfikir secara logis sesuai dengan prosedur perencanaan kegiatan
proyek. Tujuannya untuk merincikan pekerjaan baik ditinjau dari segi waktu, biaya,
sehingga ,perbandingan antara perencanaan dan lapangan akan diketahui sesuai dengan jadwal
yang disusun. Untuk memudahkan dan mempercepat perhitungan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) maka aplikasi yang dipakai adalah Ms. Excel dan Untuk Penjadwalan adalah aplikasi
Ms.Project sehingga apabila terjadi kesalahan akan dengan cepat diperbaiki.

23
24

Anda mungkin juga menyukai