Anda di halaman 1dari 8

TUGAS II

RESUME
KODE ETIK ENGINEERING DAN MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN PROFESIONAL DALAM SOFTSKILL
DAN HARDSKILL
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Etika Profesi

Oleh:
Aprilia Darmawan – 20.2021.00.012

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
2021
A. KODE ETIK PROFESI ENGINEERING
Etika (Yunani Kuno: ēthikós (ἠθικός)) (dibaca: ethos), artinya adalah watak
kesusilaan atau adat kebiasaan adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang
utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk.
Ada 2 macam etika dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia :
1. Etika Deskriptif
Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil
keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai
dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

Profesi adalah sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang dalam
bahasa Yunani adalah " "Επαγγελια , yang bermakna: "Janji untuk memenuhi
kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen". Profesi
merupakan suatu hal yang harus dibarengi dengan keahlian dan etika. Profesi
juga dapat diartikan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup
dan yang mengandalkan suatu keahlian. Profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi.

Ciri – ciri Profesi :

1. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi.


2. Ada ijin khusus untuk bisa menjalankan suatu profesi.
3. Adanya pengetahuan khusus.
4. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi.
5. Mengabdi pada kepentingan masyarakat.
B. PRINSIP ETIKA PROFESI
Secara umum terdapat beberapa prinsip dasar yang menjadi landasan dalam
pelaksanaan kode etik profesi, yaitu:
1. Prinsip Tanggung Jawab
2. Prinsip Keadilan
3. Prinsip Otonomi
4. Prinsip Integritas Moral
C. FUNGSI KODE ETIK
a. Sebagai pedoman bagi semua anggota suatu profesi tentang prinsip
profesionalitas yang ditetapkan.
b. Sebagai alat kontrol sosial bagi masyarakat umum terhadap suatu profesi
tertentu.
c. Sebagai sarana untuk mencegah campur tangan dari pihak lain di luar
organisasi, terkait hubungan etika dalam keanggotaan suatu profesi.

D. TUJUAN KODE ETIK PROFESI


1. Menjunjung tinggi martabat suatu profesi,
2. Menjaga dan mengelola kesejahteraan anggota profesi,
3. Meningkatkan pengabdian para anggota profesi,
4. Membantu meningkatkan mutu suatu profesi,
5. Meningkatkan pelayanan suatu profesi di atas keuntungan pribadi, dan
6. Meningkatkan kualitas organisasi menjadi lebih profesional dan terjalin
erat.

E. DASAR ETIKA ENGINEERING


Etika dalam Engineering adalah sekumpulan standar yang menentukan
kewajiban Engineer terhadap publik, klien, atasan, dan kepada profesinya itu
sendiri. Dari berbagai profesi di bidang Engineering, kode etik yang dibuat oleh
organisasi keprofesiannya berbeda-beda. Tetapi mempunyai dasar dan pedoman
yang sama bagi Engineer yaitu, menjaga tiga hal penting dalam profesinya:

1. Keselamatan
Engineer harus mampu menciptakan tempat kerja yang aman, sehat
dan bebas dari pencemaran lingkungan dengan memelihara dan
melindungi kesehatan, keamanan dan keselamatan tenaga kerja
sehingga dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan pada akhirnya dapat meningkatkan sistem
efisiensi dan produktivitas kerja.
2. Integritas
Engineer yang memiliki integritas akan mampu mengatakan dan
memegang teguh kebenaran, bertanggung jawab atas tindakan di
masa lalu, mengakui kesalahan dan mengoreksinya, mengetahui dan
mematuhi hukum yang berlaku, serta berusaha menang secara benar
sesuai peraturan yang berlakuSelalu bertindak sesuai dengan
kepentingan yang sah dari klien, serta memberikan jasa dengan
penuh integritas dan terpercaya.
3. Kompetensi
Engineer harus kompeten karena dialah yang merangkai atau
menyusun suatu rancangan atau pekerjaan. Mempertahankan
konsistensi pengetahuan dan keterampilan seiring dengan
perkembangan di bidang teknologi, peraturan dan manajemen, serta
menerapkan keterampilan, perhatian dan ketelitian atas jasa yang
diberikan kepada kliennya. Hanya memberikan jasa sesuai dengan
kompetensi yang dimilikinya.
F. INSINYUR DI INDONESIA
Ada berbagai ragam profesi khususnya dalam ilmu teknik sipil seperti
insinyur, konsultan, manajemen proyek, dan sebagainya. Setiap bidang memiliki
kode etiknya sendiri dan telah disepakati oleh asosiasi.

PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII)


Kode etik insinyur Indonesia dalam “ Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur”
a. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai
dengan tugas dan tanggung jawabnya.
b. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan
kesejahteraan umat manusia.
c. Mengutamakan keluhuran budi.
d. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian
profesional keinsinyuran.

Ada tujuh tuntutan sikap atau Sapta Dharma Insinyur Indonesia

1. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan


masing – masing.
2. Senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam
tanggung jawab tugasnya.
3. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
4. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
5. Senantiasa mengembangkan kemampuan professional.
6. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat
profesi.
7. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertangungjawabkan.
SOFT SKILL DAN HARD SKILL

 SOFT SKILL
Soft skill merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan
orang lain (INTERPERSONAL SKILLS) seperti motivation skills, leadership
skills, negotiation skills, presentation skills, communication skill, relationship
building, public speaking skills, self-marketing skills, dll; dan keterampilan
dalam mengatur dirinya sendiri (INTRA-PERSONAL SKILLS) seperti time
management, stress management, change management, transforming beliefs,
transforming character, creative thinking processes, goal setting and life purpose,
accelerated learning technicques, dll yang mampu mengembangkan unjuk kerja
secara maksimal.
Berikut beberapa contoh dari keahlian ini yang mungkin bisa kamu
terapkan dan pelajari di dalam dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari.
a. Komunikasi
b. Problem solving
c. Kepemimpinan / leadership
d. Adaptasi
e. Etika Kerja
f. Decision making
g. Time management
h. Conflict resolution
 HARD SKILL
Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang
berhubungan dengan bidang ilmunya. Hard skill biasanya merupakan
kemampuan spesifik dan jadi salah satu deskripsi pekerjaan kamu kelak. Hard
Skill yang dipelajari dan dilatih, kemampuan ini lebih mengarah kepada emosi
dan wawasan dalam memperlakukan orang lain.
Hard skill merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki untuk suatu
pekerjaan tertentu. Contohnya, desain web, menulis, programming komputer,
akuntansi, menerjemahkan bahasa asing, dan masih banyak sekali hard skill yang
lainnya. Biasanya, hard skill juga diukur dari seberapa baik kemampuan kamu
dalam objek hard skill yang kamu kuasai. Seperti contohnya, tingkat kefasihan
bahasa asing, seberapa mahir mengoperasikan mesin, seberapa baik dalam
mendesain, seberapa cepat dalam mengetik, dan lain sebagainya.
Mempelajari soft skill saja tidak cukup, maka juga perlu mempelajari
tentang contoh hard skill juga sebagai berikut:
a. Kemampuan berbahasa asing
b. Memiliki kemampuan Teknik
c. Pengetahuan umum
d. Analisis Data
e. Skill Menulis
 KEMAMPUAN TEORITIS MANUSIA
Kemampuan manusia diklasifikasikan secara teoritis menjadi empat
kuadran, dan dari empat kuadran tersebut terbagi menjadi dua garis besar ke
dalam hard skill yaitu belajar untuk tahu (learning to know) dengan dominasi
kemampuan kognitif dan belajar untuk melakukan (learning to do) dengan
dominasi kemampuan psikomotor; dan soft skill yaitu belajar menjadi sesuatu
(learning to be) dan belajar hidup bersama (learning to live together) dimana
kemampuan afektif secara dominan pada keduanya. Keempat kuadran tersebut
harus diselaraskan dalam satu siklus bernama kompetensi, baik kompetensi
utama yang bersumber dari hasil kesepakatan dari program studi sejenis,
kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya, untuk menemukan kesepadanan
arti dalam kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai