Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ETIKA INDUSTRI

“SEJARAH ETIKA PROFESI”

KELOMPOK II
Nurul Khofifah Imran (17TKM220)
Christian Marianto FM (17TKM223)
Arpandi (17TKM259)
Mutia Nurfadillah (17TKM258)
Erniati (17TKM187)
Abdul Rahman Alvian S (17TKM186)
Nur Islamiah MR (17TKM241)

JURUSAN TEKNIK KIMIA MINERAL


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN RI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa membuka
pintu rahmat kepada hamba-Nya dengan memberi kekuatan, kesehatan, dan
kesempatan untuk melaksanakan kewajiban serta tanggung jawab, begitupun
dengan bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
meskipun masih jauh dari kesempurnaan.

Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini baik itu bantuan
secara langsung maupun tidak langsung, dan semoga keikhlasan hatinya untuk
membantu kami senantiasa Allah akan Membalasnya. Amin Yaarabbal Alamin.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun, demi
penyempurnaan makalah kami yang akan datang. Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Makassar, 22 Oktober 2019

Kelompok II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika
B. Pengertian Profesi
C. Pengertian Etika Profesi
D. Prinsip Etika Profesi
E. Manfaat Etika
F. Kode Etik Profesi
G. Sejarah Perkembangan Etika Profesi
H. Kode Etik Seorang Engineer

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi
mendorong setiap orang untuk meningkatkan kemampuan dalam hal
penguasaan teknologi informasi sehingga dalam penguasaan teknologi
tersebut harus memperhatikan kode etik. Kode etik merupakan sistem
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang baik, benar, apa yang tidak baik atau benar bagi
profesional. Kode etik juga menerangkan perbuatan yang salah atau
benar, perbuatan yang harus dihindari ataupun dilakukan. Tujuan kode
etik adalah agar seorang profesional nantinya dapat memberikan jasa
sebaik mungkin kepada konsumen atau pemakainya. Kode etik tersebut
diharapkan akan ditaati oleh setiap orang bukan karena paksaan. Dengan
adanya kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Dalam pemahaman kode etik sangat erat hubungannya
dengan etika profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai
bidang teknologi informasi.
Kode etik profesi merupakan bagian dari norma yang lebih umum
yang ada dalam etika profesi. Kode etik ini memperjelas dan merinci
norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna walaupun sebenarnya
norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Etika?
2. Apa yang dimaksud dengan Profesi?
3. Apa yang dimaksud dengan Etika Profesi?
4. Apa prinsip etika profesi?
5. Apakah manfaat etika?
6. Apa yang dimaksud dengan kode etik profesi?
7. Bagaimana perkembangan sejarah etika profesi?
8. Apa kode etik seorang engineer?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui defisini dari etika
2. Untuk mengetahui definisi dari profesi
3. Untuk mengetahui definisi dari etika profesi
4. Untuk mengetahui prinsip etika profesi?
5. Untuk mengetahui manfaat etika?
6. Untuk mengetahui maksud dari kode etik profesi?
7. Untuk mengetahui perkembangan sejarah etika profesi?
8. Untuk mengetahui kode etik seorang engineer?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika

Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang


berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya
berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk. Etika dan moral dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan,
yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan,
sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
Ada dua macam etika dalam menentukan baik dan buruknya perilaku
manusia:

1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis


dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh
manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif
memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang
prilaku atau sikap yang mau diambil.

2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap


dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam
hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi
penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
B. Pengertian Profesi

Profesi sendiri berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai


dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Kegiatan apa saja dan
siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu
keahlian tertentu. Dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang
dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut
daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik kelompok
lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan
ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit
dari manusia.

Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut


keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi”
selalu dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh
seseorang, akan tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut
profesi karena profesi menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini
mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut
profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi
memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang
dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi.

Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah


sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan,
sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit
seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir
semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat pada profesi, yaitu:
1. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan
keterampilan ini dimiliki berkat pendidikan, pelatihan dan
pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini
biasanya setiap pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada
kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana
profesi harus meletakkan kepentingan pribadi di bawah
kepentingan masyarakat.
C. Pengertian Etika Profesi

Etika profesi menurut Keiser (1994) adalah sikap hidup berupa


keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik
profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang
secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya
kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional.

D. Prinsip Etika Pofesi

Tuntutan profesional sangat erat hubungannya dengan suatu


kode etik untuk masing-masing profesi. Kode etik itu berkaitan dengan
prinsip etika tertentu yang berlaku untuk suatu profesi. Adapun beberapa
prinsip etika profesi adalah:

1. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum
profesional, orang yang profesional sudah dengan sendirinya berarti
orang yang bertanggung jawab. Pertama bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Kedua ia
juga bertanggung jawab atas dampak profesinal itu terhadap
kehidupan dan kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-
orang yang dilayaninya. Pada tingkat dimana profesinya itu
membawa kerugian tertentu secara disengaja atau tidak disengaja ia
harus bertanggung jawab atas hal tersebut.
2. Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam
menjalankan profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak
tertentu khususnya orang-orang yang dilayaninya dalam rangka
profesinya demikian pula. Prinsip ini menuntut agar dalam
menjalankan profesinya orang yang profesional tidak boleh melakukan
diskriminasi terhadap siapapun termasuk orang yang mungkin tidak
membayar jasa profesionalnya.
3. Otonomi
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan
profesional terhadap dunia luar agar mereka diberi kebebasan
sepenuhnya dalam menjalankan profesinya. Sebenarnya ini
merupakan kensekuensi dari hakikat profesi itu sendiri. Karena, hanya
kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak
boleh ada pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan
profesi tersebut. Ini terutama ditujukan kepada pihak pemerintah.
4. Integritas moral
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas
bahwa orang yang profesional adalah juga orang yang punya integritas
pribadi atau moral yang tinggi. Karena, ia mempunyai komitmen
pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama baiknya dan juga
kepentingan orang lain dan masyarakat. Dengan demikian, sebenarnya
prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri
bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai
merusak nama baiknya serta citra dan martabat profesinya.
E. Manfaat Etika

Beberapa manfaat etika yaitu:

1. Manfaat terhadap diri sendiri


Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan pubik
2. Manfaat terhadap masyarakat
Masyarakat dapat memperoleh pely4anan sesuai dengan
kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak
dimiliki pihak lain.
3. Manfaat terhadap negara.
Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikiy4a. Segala bidang
dalam aktifitas negara saling terkait apabila segala bidang kehidupan
dapat berjalan dengan maksimal maka mekanisme pembangunan
dalam segala bidang menjadi maju yang berdampak pada kemajuan
negara.
4. Manfaat terhadap hukum
Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai panglima
yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum
menjadi panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi
kehidupan harus berpatokan pada hukum yang berlaku.
Profesi hukum merupakan profesi yang terdepan dalam berupaya
menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain
hukum dan masyarakat.
F. Kode Etik Profesi
Kode Etik Profesi merupakan bagian dari etika profesi. Kode etik
profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang
telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas, mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang
lebih sempurna walaupun sebenarnya norma-norma tersebut sudah
tersirat dalam etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah
sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta
terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa
yang salah dan perbuatan apa yang dilakukan dan tidak boleh dilakukan
oleh seorang professional
Tujuan kode etik profesi adalah :
1.Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2.Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3.Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4.Untuk meningkatkan mutu profesi.
5.Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6.Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7.Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8.Menentukan baku standarnya sendiri.
Adapun fungsi dari kode etik profesi adalah :
1.Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan.
2.Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.
3.Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah
dibutuhkan dalam berbagai bidang.

G. Sejarah Perkembangan Etika Profesi


1. Etika Periode Yunani

Franz Magnis Suseno (1987: 14), mengatakan bahwa secara


historis Etika sebagai usaha Filsafat lahir dari keambrukan tatanan moral
di lingkungan kebudayaan Yunani 2500 tahun lalu. Karena pandangan-
pandangan lama tentang baik dan buruk tidak lagi dipercaya, para filosof
mempertanyakan kembali norma-norma dasar bagi kelakuan manusia.

Yunani menjadi tempat pertama kali disusunnya cara-cara hidup


yang baik ke dalam suatu sistem dan dilakukan penyelidikan tentang soal
tersebut sebagai bagian filsafat. Berkat pertemuannya dengan para
pedagang dan kaum kolonis dari berbagai Negara, orang-orang Yunani
yang sering mengadakan perjalanan ke luar negeri itu menjadi sangat
tertarik akan kenyataan bahwa terdapat berbagai macam kebiasaan,
hukum, tata kehidupan, dan lain-lain. Bangsa Yunani mulai bertanya:
Apakah miliknya, hasil pembudayaan Negara tersebut benar- benar lebih
tinggi? Karena tiada seorang pun dari Yunani yang akan mengatakan
sebaliknya, maka kemudian diajukanlah pertanyaan, “Mengapa begitu?”
kemudian diselidikinya semua perbuatan manusiawi, dan lahirlah cabang
baru dari filsafat, yakni filsafat moral (filsafat kesusilaan) atau etika.

Jejak-jejak pertama sebuah etika muncul dikalangan murid


Pytagoras. Ia lahir pada tahun 570 SM di Samos di Asia Kecil Barat dan
kemudian pindah ke daerah Yunani di Italia Selatan. Ia meninggal 496 SM.
Di sekitar Pytagoras terbentuk lingkaran murid yang tradisinya diteruskan
selama dua ratus tahun. Menurut mereka prinsip-prinsip matematika
merupakan dasar segala realitas. Mereka penganut ajaran reinkarnasi.
Menurut mereka badan merupakan kubur jiwa (soma-sema atau disebut
tubuh-kubur). Agar jiwa dapat bebas dari badan, manusia perlu
menempuh jalan pembersihan. Dengan bekerja dan bertapa secara
rohani, terutama dengan berfilsafat dan bermatematika, manusia
dibebaskan dari ketertarikan indrawi dan dirohanikan.

Seratus tahun kemudian, Demokritos (460-371 SM) bukan hanya


mengajarkan bahwa segala apa dapat dijelaskan dengan gerakan bagian-
bagian terkecil yang tak terbagi lagi, yaitu atom-atom. Menurut
Demokritos nilai tertinggi adalah apa yang enak. Dengan demikian,
anjuran untuk hidup baik berkaitan dengan suatu kerangka pengertian
hedonistik.

Sokrates (469-399 SM) tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya


tidak mudah direkonstruksi karena bagian terbesar hanya kita ketahui
dari tulisan-tulisn Plato. Dalam dialog-dialog palto hampir selalu Sokrates
yang menjadi pembicara utama sehingga tidak mudah untuk memastikan
pandangan aslinya atau pandangan Plato sendiri. Melalui dialog Sokrates
mau membawa manusia kepada paham-paham etis yang lebih jelas
dengan menghadapkannya pada implikasi-implikasi anggapan-
anggapannya sendiri. Dengan demikian, manusia diantar kepada
kesadaran tentang apa yang sebenarnya baik dan bermanfaat. Dari
kebiasaan untuk berpandangan dangkal dan sementara, manusia diantar
kepada kebijaksanaan yang sebenarnya.

Plato (427 SM) tidak menulis tentang etika. Buku etika pertama
ditulis oleh Aristoteles (384 SM). Namun dalam banyak dialog Plato
terdapat uraian-uraian bernada etika. Itulah sebabnya kita dapat
merekontruksi pikiran-pikiran Plato tentang hidup yang baik. Intuisi daar
Plato tentang hidup yang baik itu mempengaruhi filsafat dan juga
kerohanian di Barat selama 2000 tahun. Baru pada zaman modern paham
tentang keterarahan objektif kepada Yang Ilahi dalam segala yang ada
mulai ditinggalkan dan diganti oleh pelbagai pola etika; diantaranya etika
otonomi kesadaran moral Kant adalah yang paling penting. Etika Plato
tidak hanya berpengaruh di barat, melainkan lewat Neoplatoisme juga
masuk ke dalam kalangan sufi Muslim. Disinilah nantinya jalur hubungan
pemikiran filsafat Yunani dengan pemikir muslim seperti Ibn Miskawaih
yang banyak mempelajari filsafat Yunani sehingga mempengaruhi tulisan-
tulisannya mengenai filsafat etika.

Setelah Aristoteles, Epikuros (314-270 SM) adalah tokoh yang


berepengaruh dalam filsafat etika. Ia mendirikan sekolah filsafat di
Athena dengan nama Epikureanisme , akan menjadi salah satu aliran
besar filsafat Yunani pasca Aristoteles. Berbeda dengan Plato dan
Aristoteles, berbeda juga dengan Stoa, Epikuros dan murid-muridnya
tidak berminat memikirkan, apalagi masuk ke bidang politik. Ciri khas
filsafat Epikuros adalah penarikan diri dari hidup ramai. Semboyannya
adalah “hidup dalam kesembunyian“. Etika Epikurean bersifat privatistik.
Yang dicari adalah kebahagiaan pribadi. Epikuros menasihatkan orang
untuk menarik diri dari kehidupan umum, dalam arti ini adalah
individualisme. Namun ajaran Epikuros tidak bersifat egois. Ia mengajar
bahwa sering berbuat baik lebih menyenangkan daripada menerima
kebaikan. Bagi kaum Epikurean, kenikmatan lebih bersifat rohani dan
luhur daripada jasmani. Tidak sembarang keinginan perlu dipenuhi. Ia
membedakan antara keinginan alami yang perlu (makan), keinginan alami
yang tidak perlu (seperti makanan yang enak), dan keinginan sia-sia
(seperti kekayaan).

2. Etika Abad Pertengahan


Pada Abad pertengahan, Etika bisa dikatakan 'dianiaya' oleh
Gereja. Pada saat itu, Gereja memerangi Filsafat Yunani dan Romawi, dan
menentang penyiaran ilmu dan kebudayaan kuno.
Gereja berkeyakinan bahwa kenyataan hakikat telah diterima dari
wahyu. dan apa yang terkandung dan diajarkan oleh wahyu adlah benar.
jadi manusia tidak perlu lagi bersusah - bersusah menyeliiki tentang
kebenaran hakikat, karena semuanya telah diatur oleh Tuhan.
Ahli - Ahli Filsafat Etika yang lahir pada masa itu, adalah panduan
dari ajaran Yunani dan Ajaran Nasrani. Di antara mereka yang termasyur
adalah Abelard (1079-1142 SM). seorang ahli Filsafat Prancis. Dan
Thomas Aquinus (1226-1270 SM), seorang ahli Filsafat Agama dari Italia.
3. Etika Periode Bangsa Arab
Bangsa Arab pada zaman jahiliyah tidak mempuyai ahli - ahli
Filsafat yang mengajak kepad aliran atau faham tertentu sebagaimana
Yunani, seperti Epicurus, Zeno, Plato, dan Aristoteles.
Hal itu terjadi karena penyidikan ilmu tidak terjadi kecuali di
Negara yang sudah maju. waktu itu bangsa Arab hanya memiliki ahli - ahli
hikmat dan sebagian ahli syair. Yang memerintahkan kepada kebaikan
dan mencegah kemungkaran, mendorong menuju keutamaan, dan
menjauhkan diri dari kerendahan yang terkenal pada zaman mereka.
Namun sejak kedatangan islam, agama yang mengajak kepada
orang - orang untuk percaya kepada allah, sumber segala sesuatu di
seluruh alam. Allah memberikan jalan kepada manusia jalan yang harus
diseberangi. Allah juga menetapkan keutamaan seperti benar dan adil,
yang harus dilaksanakanya, dan menjadikan kebahagiaan di dunia dan
kenikmatan di akhirat, sebagai pahala bagi orang yang mengikutinya.
Jadi Bangsa Arab pada masa itu, telah puas mengambil etika dari
agama dan tidak merasa butuh untuk menyelidiki mengenai dasar baik
dan buruk. oleh karena itu, agama banyak menjadi dasar buku - buku
yang dilukiskan di dalam etika. Seperti buku karya Al-Ghazali dan Al-
Mawardi.
Penyidik Bangsa Arab yang terbesar mengenai Etika adalah Ibnu
Maskawayh, yang wafat pada 421 H. dia mencampurkan ajaran Plato,
Aristoteles, Galinus dengan ajaran islam. Ajaran Aristoteles bnyak
termasu dalam penyelidikan tentang jiwa.
4. Etika Periode Abad Modern
Pada akhir abad lima belas, Eropa mulai bangkit. Ahli pengetahuan
mulai menyuburkan Filsafat Kuno. Begitu juga dengan Italia, lalu
berkembang ke suluruh Eropa.
Pada masa ini, segala sesuatu dikecam dan diselidiki, sehingga
tegaklah kemerdekaan berfikir. Dan mulai melihat segala sesuatu dengan
pandangan baru, dan mempertimbangkannya dengan ukuran yang baru.
Discarles, seorang ahli Filsafat Prancis (1596-1650). termasuk
pendiri Filsafat baru. Untuk ilmu pengetahuan, ia menetapkan dasar -
dasar sebagai berikut :
a) Tidak menerima sesuatu yang belum diperiksa akal dan nyata
adanya. Dan apa yang tumbuhnya dari adat kebiasaan saja, wajib
di tolak.
b) Di dalam penyelikidan harus kita mulai dari yang sekecil - kecilnya,
lalu meningkat ke hal - hal yang lebih besar.
c) Jangan menetapkan seusatu hukum akan kebenaran suatu hal
sehingga menyatakan dengan ujian.

H. Etika Profesi Seorang Engineer


Etika Profesi Engineer (insinyur) untuk membantu pelaksana
sebagai seseorang yang professional dibidang keteknikan supaya tidak
dapat merusak etika profesi diperlukan sarana untuk mengatur profesi
sebagai seorang professional dibidangnya berupa kode etik profesi. Ada
tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi tersebut,
yaitu:
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa
dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu
hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas
profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan
social).
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti
tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu
instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri
pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. Tanggung jawab
profesi yang lebih spesifik seorang profesional diantaranya:
a. Mencapai kualitas yang tinggi dan efektifitas baik dalam proses
maupun produk hasil kerja profesional.
b. Menjaga kompetensi sebagai profesional.
c. Mengetahui dan menghormati adanya hukum yang berhubungan
dengan kerja yang profesional.
d. Menghormati perjanjian, persetujuan, dan menunjukkan tanggung
jawab.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari materi yang disajikan di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Etika berasal dari istilah etik, istilah ini berasal dari bahasa Greek yang
mengandung arti kebiasaan atau cara hidup. Etika sering diidentikan
dengan moral (atau moralitas), namun moralitas lebih condong pada
pengertian nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia itu sendiri,
sedangkan etika berarti ilmu yang mempelajari tentang baik dan buruk
2. Profesi sendiri berasal dari bahasa latin Proffesio yang mempunyai dua
pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. kegiatan apa saja dan siapa
saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian
tertentu.
3. Etika profesi menurut Keiser (1994) adalah sikap hidup berupa keadilan
untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan
penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
4. Sejarah perkembangan etika profesi telah melalui beberapa periode,
diantaranya periode Yunani, periode abad pertengahan, periode Bangsa
Arab dan periode abad modern.
B. Saran
Diharapkan para pembaca dapat memberikan masukan terhadap
perkembangan teori mengenai Etika Profesi khususnya kesiapan para
mahasiswa untuk menghadapi dunia industri.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/kuliah/ETIKA_PROFESI/MAKALAH_2017/Tugas%20
Makalah%20Dila%20Amalia%20&%20Nur%20Arifa%20IN..pdf

http://informazo.blogspot.com/2015/11/sejarah-etika-profesi.html

https://gocekhukum.wordpress.com/etika-profesi/sejarah/

http://docplayer.info/72995031-Etika-profesi-sejarah-dan-perkembangan-etika-
profesi.html

http://maryamshafiyyah028.blogspot.com/2015/09/sejarah-etika.html

Anda mungkin juga menyukai