Dosen DR Felicitas Sri Maniati SH SpN MKn KODE ETIK NOTARIS DAN PPAT • Mata Kuliah ini untuk memberi pemahaman dan pengetahuan tentang Kode Etik pada umumnya dan Kode Etik Notaris serta PPAT. • Pemahaman ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu menganalisis serta menjalankan Kode Etik ini nantinya dalam jabatannya selaku Notaris maupun PPAT • Pokok Bahasan untuk mengerti dan memahami ketentuan Kode Etik Profesional pada umumnya, Kode Etik Notaris dan PPAT, serta segala ketentuan yang mendasarinya termasuk Ketentuan Ikatan Notaris Indonesia dan Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah (AD –ART), serta hubungannya dengan UUJ-N dan UUJ-PPAT PENGERTIAN ETIKA • Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat istiadat / kebiasaan yang baik. • Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. • Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat. ETIKA dan MORAL 1. Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, ethos. 2. Dalam filsafat Yunani, etika bersumber dari spekulasi tentang kehidupan yang baik yang disistematisasikan ke dalam bagian filsafat dan disebut sebagai etika. 3. Kata tersebut menunjuk kepada “kebiasaan-kebiasaan”(customs), yaitu kebiasaan dalam arti ide tentang yang baik dan yang buruk dalam diri manusia. 4. Etika juga didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang kesusilaan atau moral. 5. Kesusilaan dan moral adalah keseluruhan aturan, kaidah atau hukum yang mengambil bentuk amar dan larangan. 6. Dikatakan juga, Etika adalah filsafat tentang ajaran moral. 7. Maka dari itu etika berbeda dengan moral. ETIKA BERBEDA DENGAN MORAL Ajaran moral menjawab pertanyaan tentang: “bagaimana orang harus hidup, apa yang boleh, apa yang tidak boleh, dan apa yang wajib diperbuat,” sedangkan etika menjawab pertanyaan tentang: “bagaimana pertanyaan moral itu dapat dijawab.” dalam pelaksanaannya. Dengan perkataan lain, Etos adalah etika normative, sejauh ia secara umum berpengaruh, dan dengan demikian secara empirical tampil. Intinya adalah keberlakuan secara factual. Pada moralitas positif pokok persoalannya tidak terutama mengenai kaidah-kaidah yang secara factual diterima, malainkan tentang perilaku factual orang-orang. PENGERTIAN PROFESI • Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. • Keahlian yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang dapat dipertanggung jawabkan. • Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk kerja sesuai dengan profesinya. PENDIDIKAN KEAHLIAN MELIPUTI MACAM-MACAM SEGI 1. Penguasaan teori sistematis yang mendasari praktik profesi; 2. Penguasaan metode atau teknik intelektual yang merupakan semacam jembatan antara teori dan penerapannya dalam praktik; 3. Pemilikan kemampuan untuk menerapkan dalam praktik teknik intelektual tersebut pada urusan praktis; 4. Pemilikan kemampuan untuk menyelesaikan program latihan dan memperoleh ijasah, sertifikat atau tanda lulus untuknya; 5. Pemilikan pengalaman yang mencukupi di lapangan, dsbnya. PENGERTIAN ETIKA PROFESI Etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. PENGERTIAN KODE ETIK Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum. Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. TUJUAN KODE ETIK Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak professional. PENGERTIAN KODE ETIK PROFESI
• Kode etik profesi adalah sistem norma, nilai dan aturan
professional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. • Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. • Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. ORGANISASI ATAU HIMPUNAN PROFESI adalah himpunan orang-orang yang bergabung bersama yang mempunyai keahlian yang sama Dengan tujuan pokok: 1. Untuk menjamin dan melindungi kepentingan anggota dalam hubungan satu sama lain, dalam hubungan dengan klien atau subyek layanan, dengan him[unan profesi lain, dan dengan masyarakat luas pada umumnya; 2. Untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan dalam bidang keahlian yang sama; 3. Untuk menjaga dan menjamin mutu layanan dengan menetapkan standar professional yang akan meningkatkan cara melaksanakan tugas profesi tersebut 3 (TIGA) POKOK FUNGSI DARI KODE ETIK PROFESI 1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. 2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial). 3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan. 3 (TIGA) SYARAT UNTUK BERFUNGSINYA KODE ETIK PROFESI 1. Syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Supaya bisa berfungsi dengan baik, kode etik harus menjadi hasil self-regulation (pengaturan diri) dari profesi. Dengan membuat kode etik, profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai-nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal itu tidak pernah bisa dipaksakan dari luar. 2. Kode etik berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya diawasi terus menerus. Kode etik akan mengandung sanksi-sanksi yang dikenakan pada pelanggar kode. Tujuannya adalah mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis. 3. Kode etik berisikan juga ketentuan bahwa profesional berkewajiban melapor, bila ketahuan teman sejawat melanggar kode etik. Ketentuan ini merupakan akibat logis dari self regulation yang terwujud dalam kode etik: seperti kode itu berasal dari niat profesi mengatur dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan profesi untuk menjalankan kontrol terhadap pelanggar. 4 (EMPAT) PRINSIP ETIKA PROFESI Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu diperhatikan, diantaranya: 1) Prinsip Tanggung Jawab. Seorang yang memiliki profesi harus mampu bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut, khususnya bagi orang-orang di sekitarnya. 2) Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan dengan profesi tersebut. 3) Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional untuk diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya. 4) Prinsip Integritas Moral. Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan masyarakat. KODE ETIK NOTARIS DAN PPAT Kode Etik Notaris diatur dalam Peraturan Kode Etik Notaris Hasil Kongres Luar Biasa INI Banten, 29-30 Mei 2015 Definisi Kode Etik Notaris Diatur Dalam Pasal 1 Angka 2 Kode Etik PPAT diatur dalam Lampiran Keputusan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No 112/Kep- 4.1/IV/2017 Tentang Pengesahan Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah Definisi Kode Etik IPPAT Diatur Dalam Pasal 1 Angka 2 KODE ETIK MENURUT PERATURAN KODE ETIK NOTARIS HASIL KONGRES LUAR BIASA INI BANTEN, Tanggal 29-30 MEl 2015
Pasal 1 angka 2 : Kode Etik Notaris dan untuk selanjutnya akan
disebut Kode Etik adalah kaidah moral yang ditentukan oleh Perkumpulan INI yang selanjutnya akan disebut "Perkumpulan" berdasarkan keputusan Kongres Perkumpulan dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perUUan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh setiap dan semua anggota Perkumpulan dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris, termasuk di dalamnya para Pejabat Sementara Notaris, Notaris Pengganti pada saat menjalankan jabatan. KODE ETIK IPPAT MENURUT KEP MEN ATR/ Ka BPN NO: 112/KEP-4.1/IV/2017 TANGGAL : 27 APRIL 2017
• Pasal 1 angka 2 : Kode Etik PPAT yang selanjutnya disebut
Kode Etik adalah seluruh kaidah moral yang ditentukan oleh perkumpulan berdasarkan keputusan Kongres dan/atau yang ditentukan oleh dan diatur dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib ditaati oleh anggota perkumpulan IPPAT dan semua orang yang menjalankan tugas jabatan sebagai PPAT, termasuk di dalamnya para PPAT Pengganti. Daftar Pustaka Buku 1. K Bertens, Etika, Ed Revisi, PT Kanisius, Yogyakarta, 2013 2. Meuwissen, Pengembanan Hukum, Ilmu Hukum, Teori Hukum dan Filsafat Hukum, diterjemahkan oleh Arief Sidharta, PT Refika Aditama, Bandung, 2009 3. Dick Hartoko, Tantangan Kemanusiaan Universal (Antologi Filsafat, Budaya, Sejarah-Politik & Sastra), Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1993 4. Khudzaifah Dimyati et.al. Etos Hukum dan Moral, Genta Publishing, Yogyakarta, 2018 Perundang-undangan 5. Kep Men ATR/ Ka BPN RI No 112/Kep-4.1/Iv/2017 Tentang Pengesahan Kode Etik Ikatan Pejabat Pembuat Akta Tanah 6. Peraturan Kode Etik Notaris Hasil Kongres Luar Biasa INI Banten, tgl 29-30 Mei 2015 SELESAI TERIMA KASIH
Pendekatan sederhana untuk komunikasi profesional: Panduan praktis untuk komunikasi profesional dan strategi komunikasi bisnis tertulis dan interpersonal terbaik