Anda di halaman 1dari 15

Kode etik profesi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu
kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial,
namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk
dalam kategori norma hukum yang didasari kesusilaan.

Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan
atau tata cara sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya. Tujuan kode etik agar
profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Prinsip-Prinsip Etika Profesi


Dalam menjalankan profesi, seseorang perlu memiliki dasar-dasar yang perlu
diperhatikan, diantaranya[1]:

1. Prinsip Tanggung Jawab. Seorang yang memiliki profesi harus mampu


bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari profesi tersebut,
khususnya bagi orang-orang di sekitarnya.
2. Prinsip Keadilan. Prinsip ini menuntut agar seseorang mampu menjalankan
profesinya tanpa merugikan orang lain, khususnya orang yang berkaitan
dengan profesi tersebut.
3. Prinsip Otonomi. Prinsip ini didasari dari kebutuhan seorang profesional
untuk diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menjalankan profesinya.
4. Prinsip Integritas Moral. Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki
komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan profesinya, dirinya, dan
masyarakat.
Kategori: Psikologi
Pengertian Etika, Profesi, Etika Profesi dan Kode Etik Profesi
Etika berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ethikos yang berati timbul dari kebiasaan, adalah
cabang utama dari filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah,
baik, buruk dan tanggung jawab.

Berikut ini merupakan dua sifat etika, yaitu :


Non-empiris
Filsafat digolongkan sebagai ilmu non empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada
fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang
kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula
dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan,
tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
Praktis
Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu yang ada. Misalnya filsafat hukum
mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang
apa yang harus dilakukan. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis
karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi
ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak
bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok
seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dan sebagainya, sambil melihat teori-teori
etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu
menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.

Perbedaan antara Etika dengan Etiket yaitu, Etika menyangkut cara dilakukannya suatu
perbuatan sekaligus memberi norma dari perbuatan itu sendiri. Contohnya : Dilarang mengambil
barang milik orang lain tanpa izin karena mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama
artinya dengan mencuri. Jangan mencuri merupakan suatu norma etika. Di sini tidak
dipersoalkan apakah pencuri tersebut mencuri dengan tangan kanan atau tangan kiri. Sedangkan
Etiket hanya berlaku dalam situasi dimana kita tidak seorang diri (ada orang lain di sekitar kita).
Bila tidak ada orang lain di sekitar kita atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
Contohnya : Saya sedang makan bersama bersama teman sambil meletakkan kaki saya di atas
meja makan, maka saya dianggap melanggat etiket. Tetapi kalau saya sedang makan sendirian
(tidak ada orang lain), maka saya tidak melanggar etiket jika saya makan dengan cara demikian.

Pengertian Profesi

Profesi adalah suatu pekerjaan yang melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut
keahlian (expertise), menggunakan teknik-teknik ilmiah, serta dedikasi yang tinggi. Keahlian
yang diperoleh dari lembaga pendidikan khusus diperuntukkan untuk itu dengan kurikulum yang
dapat dipertanggung jawabkan. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut
professional, sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan
orang yang menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam
mewujudkan unjuk kerja sesuai dengn profesinya.
Berikut ini merupakan ciri-ciri dari profesi, yaitu :

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis

Seorang professional harus memiliki pengetahuan teoretis dan keterampilan mengenai bidang
teknik yang ditekuni dan bisa diterapkan dalam pelaksanaanya atau prakteknya dalam kehidupan
sehari-hari.

Asosiasi Profesional

Merupakan suatu badan organisasi yang biasanya diorganisasikan oleh anggota profesi yang
bertujuan untuk meningkatkan status para anggotanya.

Pendidikan yang Ekstensi

Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan
tinggi. Seorang professional dalam bidang teknik mempunyai latar belakang pendidikan yang
tinggi baik itu dalam suatu pendidikan formal ataupun non formal.

Ujian Kompetisi

Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes
yang menguji terutama pengetahuan teoretis.

Pelatihan institutional

Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon
profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
Peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga dipersyaratkan.

Lisensi

Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

Otonomi kerja

Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar
adanya intervensi dari luar.

Kode etik

Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan
bagi mereka yang melanggar aturan.

Mengatur diri
Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya sendiri tanpa campur tangan pemerintah.
Profesional diatur oleh mereka yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang
berkualifikasi paling tinggi.

Layanan publik dan altruism

Diperolehnya penghasilan dari kerja profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan
kebutuhan publik, seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.

Status dan imbalan yang tinggi

Profesi yang paling sukses akan meraih status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi
para anggotanya. Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang mereka
berikan bagi masyarakat.
Pengertian Etika Profesi

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat.

Kode etik profesi adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional.

Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan
dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-
baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan
yang tidak professional.

kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori norma hukum yang
didasari kesusilaan.
Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi

Tinjauan Umum Etika Profesi

1. Norma Norma (dalam sosiologi) adalah seluruh kaidah dan peraturan yang
diterapkan melalui lingkungan sosialnya-Manusia adalah makhluk ciptaan Allah.
2. Manusia mempunyai berbagai macam kebutuhan diantaranya adalah kebutuhan
untuk berinteraksi dengan manusia lain.
3. Manusia mempunyai hak dan kewajiban.
4. Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran
norma norma sosial.
5. Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana
pendukung yaitu organisasi masyarakat. Yang dalam pelaksanaannya dilandasi
oleh kode etik tertentu sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut.
6. Magnis Suseno (1975) mengemukakan hal yang menjadi dasar norma moral
untuk mengakui perbuatan baik atau buruk yaitu Kebiasaan.
7. Hobbes dan Rousseau seperti dikutip oleh Huijbers (1995)
mengemukakankesepakatan masyarakat sebagai dasar pengakuan perbuatan.
8. Aliran yang digunakan untuk menyatakan perbuatan moral itu baik atau buruk :

1. Aliran Hedonise (Aristippus pendiri mazhab Cyrene 400 SM, Epicurus 341271
SM)
Perbuatan manusia dikatakan baik apabila menghasilkan kenikmatan atau
kebahagiaan bagi dirinya sendiri atau orang lain (perbuatan itu bermanfaat bagi
semua orang).

2. Aliran Utilisme (Jeremy Bentham 1742-1832, John Stuart Mill 1806-1873)


Perbuatan itu baik apabila bermanfaat bagi manusia, buruk apabila
menimbulkan mudharat bagi manusia.

3.Aliran Naturalisme (J.J.Rousseau).


Perbuatan manusia dikatakan baik apabila bersifat alami, tidak merusak alam.

4.Aliran Vitalisme (Albert-Schweizer;abad20).


Perbuatan baik adalah perbuatan yang menambah daya hidup, perbuatan buruk
adalah perbuatan yang mengurangi bahkan merusak daya hidup
9. Sony Keraf (1991), Ada dua macam Norma:

1. NormaUmum
Norma yang memiliki sifat universal, terbagi menjadi tiga :
a. Norma Sopan Santun
b. Norma Hukum
c. Norma Moral
2. Norma Khusus
Aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan dalam lingkup yang
lebih sempit.

9. Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa inggris, kebudayaan di kenal dengan nama
Culture yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa
diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani

Menurut Andreas Eppink, culture atau kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian,


nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.

Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di


dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Unsur-Unsur Kebudayaan

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

a. Melville J. Herskovits menyebutkan 4 unsur pokok, yaitu :


1. Alat-alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik

b. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur yang meliputi :


1. Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga
adalah lembaga pendidikan utama)
4. Organisasi kekuatan (politik).

4. Etika

Bertens (1994) menjelaskan, Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti
karakter, watak kesusilaan atau adat kebiasaan.

Bentuk jamaknya adalah ta etha artinya adat kebisaan, dari bentuk jamak inilah terbentuk
kata Etika oleh filsuf Yunani Aristoteles(384-322 BC) dipakai untuk menunjukan filsafat
moral.

Berdasarkan asal usul kata tersebut Etika berarti Ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan.

Fagothey (1953), Etika adalah studi tentang kehendak manusia, yang berhubungan
dengan keputusan yang benar atau yang salah dalam tindak perbuatannya

Sumaryono (1995), Etika merupakan studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran


berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia dalam
perbuatannya.

Etika mengajukan pertanyaan tentang legitimasinya, artinya norma yang tidak dapat
mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan kehilangan haknya.

Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orangtua, sekolah, negara dan
agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus ditaati.

Etika dapat mengantarkan manusia, pada sifat kritis dan rasional.

Etika memberikan bekal kepada manusia untuk mengambil sikap yang rasional terhadap
semua norma

Etika menjadi alat pemikiran yang rasional dan bertanggung jawab bagi seorang ahli dan
bagi siapa saja yang tidak mau diombang ambingkan oleh norma-norma yang ada.

Berdasarkan Nilai dan Norma yang terkandung didalamnya, Etika dikelompokan


menjadi:

Etika Deskriptif
Etika yang berbicara tentang fakta, yaitu nilai dan pola perilaku
manusia yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya dalam masyarakat
Etika Normatif
Etika yang memberikan penilaian serta himbauan kepada manusia
tentang bagaimana harus bertindak sesuai norma yang berlaku

Sanksi yang timbul atas pelanggaran Etika :


Sanksi Sosial
Berupa teguran dari masyarakat, pengucilan dari masyarakat

Sanksi Hukum
Hukum pidana dan hukum perdata

Moral

Moral berasal dari bahasa Latin MOS, jamaknya adalah mores yang juga berarti adat
kebisaan.

Dengan merujuk pada kata Etika maka Moral berarti nilai nilai dan norma norma
yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Sony Keraf (1991), Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup
dengan baik sebagai manusia
Faktor Penentu moralitas :
a. Motivasi
b. Tujuan Akhir
c. Lingkungan Perbuatan

Sumaryono (1995) mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan:

a. Moralitas Objektif, moralitas yang melihat perbuatan


sebagaimana adanya, terlepas dari segala bentuk
modifikasi kehendak bebas pelakunya.

b. Moralitas Subjektif, moralitas yang melihat perbuatan


sebagai dipengaruhi oleh pengetahuan dan perhatian
pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional dan
perlakuan personal lainnya.

5. Dua kaidah dasar moral adalah :

1. Kaidah Sikap Baik.


Pada dasarnya kita mesti bersikap baik terhadap apa saja.
Bagaimana sikap baik itu harus dinyatakann dalam bentuk yang
kongkret, tergantung dari apa yang baik dalam situasi kongkret
itu.
2. Kaidah Keadilan.
Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap
mempertimbangkan kebutuhan orang lain. Kesamaan beban
yang terpakai harus dipikulkan harus sama, yang tentu saja
disesuaikan dengan kadar anggota masing-masing.

Pengertian Etika ProfesiBartens (1995) menyatakan, kode etik profesi merupakan norma
yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi
petunjuk kepada anggotanya bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu
moral profesi itu di mata masyarakat. Kode etik profesi merupakan produk etika terapan
karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi
dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sehingga anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman.Kode etik profesi
merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan dan ini perwujudan moral yang
hakiki, yang tidak dapat dipaksakan dari luar. Kode etik profesi hanya berlaku efektif
apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri.
Kode etik profesi merupakan rumusan norma moral manusia yang mengemban profesi itu.
Kode etik profesi menjadi tolak ukur perbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi
merupakan upaya pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya

6. Kode Etik Profesi


7. Kode etik profesi merupakan kriteria prinsip profesional yang telah digariskan, sehingga
diketahui dengan pasti kewajiban profesional anggota lama, baru ataupun calon anggota
kelompok profesi. Kode etik profesi telah menentukan standarisasi kewajiban profesional
anggota kelompok profesi. Sehingga pemerintah atau masyarakat tidak perlu campur
tangan untuk menentukan bagaimana profesional menjalankan kewajibannya. Kode etik
profesi pada dasarnya adalah norma perilaku yang sudah dianggap benar atau yang sudah
mapan dan tentunya lebih efektif lagi apabila norma perilaku itu dirumuskan secara baik,
sehingga memuaskan semua pihak.
8. Fungsi Kode Etik Profesi
9. Mengapa kode etik profesi perlu dirumuskan secara tertulis ?
10. Sumaryono (1995) mengemukakan 3 alasannya, yaitu :
a. Sebagai Sarana Kontrol Sosial
b. Sebagai Pencegah Campur Tangan Pihak Lain
c. Sebagai Pencegah Kesalahpahaman dan Konflik
11. Kelemahan Kode Etik Profesi
12. a. Idealisme terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang terjadi di
sekitar para profesional, sehingga harapan sangat jauh dari kenyataan. Hal ini cukup
menggelitik para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengabaikan
idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi tidak lebih dari pajangan tulisan
berbingkai.
13. b. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi dengan
sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata berdasarkan kesadaran profesional.
Rupanya
kekurangan ini memberi peluang kepada profesional yang lemah iman untuk berbuat
menyimpang dari kode etik profesinya.
14. Prinsip dasar didalam etika profesi :
15. a. Prinsip standar Teknis, profesi dilakukan sesuai keahlian
16. b. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi
dan ketekunan
17. c. Prinsip tanggung jawab profesi, melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional
18. d. Prinsip kepentingan publik, menghormati kepentingan publik
19. e. Prinsip Integritas,menjunjung tinggi nilai tanggung jawab profesional
20. f. Prinsip Objektivitas, menjaga objektivitas dalam pemenuhan kewajiban
21. g. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
22. h. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
23. Peran Etika dalam Perkembangan IPTEK
24. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlangsung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf
hidup manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan
mengandalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara
mendalam kode etik ilmu, teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari
nilai-nilai, maka kehidupan ini
akan terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh
manusia harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran.
25. Para pakar ilmu kognitif telah menemukan bahwa teknologi mengambil alih fungsi
mental manusia, pada saat yang sama terjadi kerugian yang diakibatkan oleh hilangnya
fungsi tersebut
dari kerja mental manusia. Perubahan yang terjadi pada cara berfikir manusia sebagai
akibat perkembangan teknologi sedikit banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan dan
cara pandang manusia terhadap etika dan norma dalam kehidupannya.
26. Etika profesi merupakan bagian dari etika sosial yang menyangkut bagaimana mereka
harus menjalankan profesinya secara profesional agar diterima oleh masyarakat. Dengan
etika profesi diharapkan kaum profesional dapat bekerja sebaik mungkin, serta dapat
mempertanggungjawabkan tugas yang dilakukannya dari segi tuntutan pekerjaannya.

27. Profesionalisme Kerja Bidang IT

28. Secara umum pekerjaan bidang teknologi informasi terbagi menjadi 4 kelompok :a.
Kelompok Pertama,yang bergelut dengan software,yaitu: Sistem analis,programer,web
designer,web programerb. Kelompok kedua, yang bergelut dengan hardware, yaitu:
Technical engineer dan networking engineer
29. c. Kelompok ketiga, yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi,yaitu: EDP
operator, System Administrator, MIS Director
30. d. Kelompok Keempat, yang berkecimpung dalam pengembangan
bisnis teknologi Informasi
31. Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi
yang mempertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat
pengetahuan yang dibutuhkan. Model tersebut dapat digambarkan sebagai berikut
32.
Setiap jenis pekerjaan dari skema diatas masing-masing memiliki tingkatan, yaitu:
33. a. Supervised (terbimbing), 0-2 tahun pengalaman, masih butuh pengawasan dan
petunjuk
b. Moderately supervised (Madya),3-5 tahun pengalaman,masih perlu dibimbing
c. Independent/Managing (mandiri), tidakmembutuhkan bimbingan
34. Beberapa kriteria yang menjadi pertimbangan klasifikasi job model SEARCC:
35. a. Cross Country,Cross-enterprise applicability, job harus relevan dengan kondisi region
yang memiliki kesamaan pemahaman.
36. b. Function oriented bukan tittle oriented, gelar bisa berbeda, yang penting fungsi nya
sama.
37. c. Testable/Certifiable, job dapat diukur atau diuji.
38. d. Applicable, fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada mayoritas
profesional TI di region masing-masing.
Instruktur
39. Instruktur IT adalah seorang yang memiliki kopetensi dan tanggung jawab proses belajar
mengajar atau melatih dibidang Teknologi Informasi. Instruktur IT harus memiliki
kombinasi kemampuan menguasai pengetahuan tentang software dan hardware yang
menjadi tanggung jawabnya. Instruktur berperan melakukan bimbingan, pendidikan dan
pengarahan terhadap anak didik.
40. System Developer
41. Merupakan bidang keahlian dibidang pengembangan sistem informasi.
42. System Developer ini mencakupi 3(tiga) bidang keahlian, yaitu :
Programer
System Analyst
Project Manager
43. Programmer
44. Seorang pengembang perangkat lunak atau orang yang menulis perangkat lunak
komputer.
45. Istilah programmer komputer dapat mengacu pada suatu spesialis area computer
programming atau pada suatu generalist kode untuk macam-macam perangkat lunak.
Orang praktisi atau berprofesi secara resmi terhadap programming dikenal juga sebagai
seorang analis programmer, insinyur perangkat lunak, ilmuwan komputer, atau analis
perangkat lunak. Suatu bahasa komputer utama programmer ( Java, C++, dll).
REAL PROGRAMER
Real Programer atau Hardcore Programer adalah seorang programer yang menjauhkan
diri dari hal yang modern atau tidak menggunakan graphical tools seperti IDE (Integrated
Development Environment) dan lebih condong mengarah penggunaan bahasa assembler
atau kode mesin, dan semakin dekat dengan perangkat keras.
46. Bahasa pemrograman yang digunakan biasanya seperti :
Java
C / C++
C#
FOLTRAN
47. Sistem Analist
48. Seseorang yang memiliki Tugas dan tanggung jawab secara umum sebagai berikut :
49. 1. Meneliti Kebutuhan manajemen, mengenai penggunaan peralatan pengolahan data
yang terintegrasi dan proses.
50. 2. Investigasi, merencanakan, meralisasikan, menguji dan debugs sistem perangkat lunak.
51. 3. Merencanakan, mengkoordinir, dan menjadwalkan investigasi, studi kelayakan dan
survei, termasuk evaluasi ekonomi dari pengolahan data dan mesin aplikasi otomatis
yang ada dan
mengusulkan.
52. 4. Mengambil bagian didalam perencanaan anggaran pembelian perangkat keras dan
lunak dan monitoring untuk pemeliharaan perangkat keras dan lunak.
53. 5. Menyediakan pelatihan dan instruksi ke para pemakai dan karyawan lain dan
menyediakan prosedur untuk pekerjaan.
54. Sistem Analist bertugas melakukan pengumpulan keterangan dari para user serta
manajemen dalam rangka memperoleh bahanbahan utama bagi perancangan sistem yang
ditugaskan
kepadanya. Bahan-bahan tersebut akan digunakan sebagai kriteria ruang lingkup dari
sistem yang akan dibuatnya. Semua bahan tadi dikumpulkan dalam fase analisa sistem,
sehubungan dengan adanya kebutuhan manajemen akan adanya sistem baru yang lebih
memenuhi kebutuhan sistem informasi bagi pengelolaan perusahaan (bisnis) yang
bersangkutan. Selanjutnya, berdasarkan bahan-bahan yang diperolehnya tadi, seorang
Sistem Analis akan melakukan perancangan sistem baru. Dalam proses perancangan
sistem tersebut, maka sejumlah panduan dasar berikut dapat digunakannya sebagai
pangkal tolak bekerja (merancang sistem) tersebut.
55. Project Manager
56. Seseorang yang mempunyai keseluruhan tanggung jawab untuk pelaksanaan dan
perencanaan dan mensukseskan segala proyek. Sebutan Project Manager ini digunakan
dalam industri konstruksi, arsitektur dan banyak jabatan berbeda yang didasarkan pada
produksi dari suatu produk atau jasa.
57. Manager proyek harus memiliki suatu kombinasi ketrampilan yang mencakup suatu
kemampuan untuk menembus suatu pertanyaan, mendeteksi asumsi, tidak dinyatakan dan
tekad konflik hubungan antar pribadi seperti halnya ketrampilan manajemen yang lebih
sistematis.
58. Dalam hal ini, terdapat 2(dua) macam sertifikasi yang berkenaan dengan Profesionalisme
Project Manager, yaitu :
59. 1. Certified Project Manager (CPM)
2. Project Management Professional (PMP) Certifications.
60. Spesialisasi
61. Didalam dunia IT, memiliki beberapa spesialisasi dalam profesionalisme kerja,
diantaranya yaitu:
62. 1. Spesialisasi Bidang System Operasi dan Networking
System Enginer
System Administrator
63. 2. Spesialisasi Bidang Pengembangan Aplikasi dan Database
Application Developer
Database Administrator
64. 3. Spesialisasi Audit dan Keamanan Sistem Informasi
Information System Auditor
Information Security Manager
65.

Anda mungkin juga menyukai