Anda di halaman 1dari 14

Diskusi

case hukum perbankan


OLEH KELOMPOK 4 TERDIRI DARI :
1. AGATHA PUTRI GRACIA
2. ARRAHMAN HI TOBING
3. FAZINDRA ADIANSA
4. WINDI LESTARI
5. MEGAWATI
1. Kasus posisi
 Pada bulan Maret 2019 di daerah Jakarta selatan pada kawasan rumah mewah sekelompok sindikat
penipuan berkedok notaris palsu yang dimana pelakunya terdirii dari D,A,K dan H. Untuk melancarkan
aksi mereka masing- masing memiliki tugas yang berbeda- beda yaitu :

• D sebagai orang yang mencari korban yang ingin menjual Rumah dan berpura- pura menjadi pembeli

• A berperan sebagai Notaris palsu dan memalsukan sertifikat

• K berperan sebagai berperan menyediakan sarana dan tempat sebagai kantor notaris,

• H berperan sebagai staf notaris palsu

 Saat D mendapatkan seorang korban yang ingin menjual rumah dengan obyek rumah beradad di kawasan
jalan wijaya kebayoran baru, dengan kesepakatan harga jual rumah tersebut sebesar Rp. 42 miliar .
 D alih-alih untuk mengecek kebenaran / keaslian sertifikat rumah tersebut D dalam hal ini
menunjuk Notaris yaitu A dan bersepakat dengan korban untuk bertemu dikantor A
 Saat di kantor A(Notaris Palsu), korban diminta untuk menunjukkan sertifikat dan memberikan
sertifikat dengan dalih sertifikat akan dibawa Si A untuk dicek keasliannya ke Badan Pertanahan
Negara.
 Saat sertifikat diserahkan kepada si A dengan dalih untuk mengecek keasliannya namun ternyata
si A mengambil kesempatan untuk menduplikasi sertifikat kepemilikan atas tanah dan bangunan
tersebut kemudian saat pengembailan sertifikat Si A memberikan sertifkat kepemilikan yang
telah digandakan (palsu) kepada Pemilik sebenarnya.
 Sertifikat asli tetap dipegang para pelaku ini, dan digunakan untuk di agunkan ke Bank Ihwal dengan
memalsukan data seperti e-KTP, Kartu Keluarga, Akta Nikah/ Surat Nikah yang didapatkan secara illegal
yang dibuat sedimikian rupa mirip sesuai dengan identitas yang tertera di sertifikat kepemilikan dengan tujuan
dapat mengadaikan sertifat terbut dan lolos dari prosedur bank.
 Setelah data sesuai para pelaku mengencarkan aksinya dengan mengagunkan sertifat ke bank dan kemudian
bank meloloskan dan akhirnya pihak bank mengeluarkan dana sebesar 5 Miliar.
 Pada saat jatuh tempo penagihan bank mengirimkan surat penagihan kepada korban yang dimana korban tidak
pernah merasa mengagunkan sertifikat miliknya kepada bank Ihwal
 Kemudian berdasarkan laporan yang diterima kepolisian terdapat Aksi ini juga yang Kembali dilakukan pada
rumah senilai 15 Miliar serta 6 perusahaan dan sebesar 25 miliar dan lainnya dengan total kerugian sebesear
214 miliar dalam kurun waktu 5 bulan beraksi.
2.Faktor Faktor Yang menyebabkan permasalahan
• 1. terbatasnya Pengetahuan dan informasih para Korban mengenai prosedur jual beli obyek rumah dan tanah, keaslian dokumen

• 2. kelalaian para korban dalam memastikan keresmian kantor notaris dan kebenaran mengenai notaris yang menjabat di wilayah tersebut
sehingga membuka peluang para penipu dalam menjalankan modus penipuannya dan sangat kurangnya pengetahuan mengenai sertipikat tanah
sehingga menyebabkan hal tersebut, sindikat penipuan ini, lanjutnya, memang sengaja mengincar korban yang hendak menjual tanah ataupun
rumahnya, dalam hal ini Tersangka kemudian menukarkan sertifikat tanah asli milik korban dengan sertifikat palsu yang telah disiapkan
sebelumnya.

• 3.keterbatasan system perbankan terhadap pengecekan keaslian identitas para pihak yang mengagunkan sertifikat.

• 4. masih longgarnya pengawasan terhadap oknum pegawai pemerintah yang turut serta dalam pembuatan kartu identitas palsu dan system
pemerintahan dalam melakukan pengecekan dan pengeluaran kartu identitas masyarakat yang belum terpadu dan terintergrasi dengan
keamanan yang baik sehingga dimanfaatkan para pihak untuk melakukan penipuan dan pemalsuan data identitas.
3. Bagaimana Kekuatan hukum Akta yang Dibuat
Notaris Palsu ?
• akta notaris adalah akta autentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara
yang ditetapkan dalam UU Jabatan Notaris dan perubahannya. Dalam kasus ini akta yang dibuat Notaris
palsu tidaklah memiliki kekuatan hukum sebagai bukti otentik karena yang dapat membuat akta notaris
adalah notaris yang sah sebagamana yang dimaksud pada pasal 1 ayat 1 UUJN pejabat umum
yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini atau berdasarkan undang-undang lainnya. Pada kasus ini A bukanlah pejabat
umum yang ditunjuk dan disahkan oleh kementerian hukum dan Ham, maka akta yang dibuat oleh notaris
palsu tidak mempunyai kekuataan hukum karena telah melanggar syarat sahnya perjanjian pada pasal
1320 KUHPeradat yaitu syarat objektif mengenai klausa yang halal atau sebab yang halal dalam kasus
ini sudah jelas tidak terpenuhinya syarat objektif bahkan tidak sesuai dengan kesepakatan maka akta
yang dibuat notrais jelas tidah sah atau tidak memiliki kekuatan hukum dan batal demi hukum yang
dimana dianggap tidak pernah adanya dan perlu dibatalkan dengan putusan pengadilan atau putusan
hakim.
4. Bagaimana Keabsahan atas Perjanjian Kredit dan
Penjaminan Sertifikat dalam perkara tersebut ditinjau dari
syarat sahnya perjanjian dan ditinjau dari teori yang
relevan?
• dalam kasus ini apabila adanya sertifikat yang dijadikan agunan tanpa sepengetahuan pemilik sertifikat yang asli maka keabshan atas perjanjian
kredit dan penjaminan apabila ditinjau dari syarat sah nya perjanjian sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1320 KUH Perdata telah melanggar

• 1.syarat subjektif yaitu kesepakatan para pihak dalam kasus ini para pihak (korban/ pemilik sertifikat asli) tidak mengetahui dan tidak memiliki
persetujuan untuk mengagunkan sertifikat kepemilikan sehingga jelas dalam kasus ini perjanjian jaminan yang diajukan para pihak yang tidak sah
dengan pemalsuan dokumen dan penipuan maka berdasarkan pasal 1328 KUHPerdata “ penipuan merupakan suatu alasan untuk membatalkan suatu
persetujuan, bila penipuan yang dilakukan pada salah satu pihak sedemikian rupa , sehingga nyata bahwa pihak yang lain tidak akan mengadakan
perjanjian itu tanpa adanya tipu muslihat. Penipuan tidak hanya dikira kira melainkan harus dibuktikan. Tidak terpenuhinya syarat subkjektif
mengakibatkan perjanjian dapat didapat batalkan dengan meminta putusan hakim melalui gugatan di pengadilan yang berwenang.

• 2. syarat obyektif nya yaitu suatu sebab yang halal. Adanya pemalsuan dokumen atas sertifikat tersebut bukan merupakan suatu sebab yang halal
sehingga “ batal demi hukum” yang dimana dianggap tidak pernah adanya perjanjian yang dapat diajukan gugatan ke pengadilan melalui putusan
hakim ( voidble) dan berdasarkan pasal 1328 KUHPerdata “ penipuan merupakan suatu alasan untuk membatalkan suatu persetujuan, bila penipuan
yang dilakukan pada salah satu pihak sedemikian rupa , sehingga nyata bahwa pihak yang lain tidak akan mengadakan perjanjian itu tanpa adanya
tipu muslihat. Penipuan tidak hanya dikira kira melainkan harus dibuktikan.
5.Upaya Hukum yang dapat dilakukan oleh Pihak
yang dirugikan
• Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pihak yang dirugikan ialah dengan melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang
berwenang (kepolisian) sehingga permasalah tersebut dapat teratasi dengan lebih cepat untuk itu pelaku dapat dijerat dengan
pasal berlapis yaitu

 Pasal 263 KUHP “ (1) Barangsiapa membuat surat palsu atau memalsukan surat, yang dapat menerbitkan sesuatu hak,
sesuatu perjanjian (kewajiban) atau sesuatu pembebasan utang, atau yang boleh dipergunakan sebagai keterangan bagi
sesuatu perbuatan, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain menggunakan surat-surat itu seolah-
olah surat itu asli dan tidak dipalsukan, maka kalau mempergunakannya dapat mendatangkan sesuatu kerugian dihukum
karena pemalsuan surat, dengan hukuman penjara selama-lamanya enam tahun.” (2) Dengan hukuman serupa itu juga
dihukum, barangsiapa dengan sengaja menggunakan surat palsu atau yang dipalsukan itu seolah-olah surat itu asli dan
tidak dipalsukan, kalau hal mempergunakan dapat mendatangkan sesuatu kerugian.“ dan atau Pasal 266 KUHP juncto
Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP dan Pasal 362, 377 KUHP dengan ancaman hukuman penjara tujuh tahun.
 Pasal 266 (1) Barangsiapa menyuruh menempatkan keterangan palsu kedalam sesuatu akte authentiek tentang sesuatu kejadian
yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akte itu, dengan maksud akan menggunakan atau menyuruh orang lain
menggunakan akte itu seolah-olah keterangannya itu cocok dengan hal sebenarnya, maka kalau dalam mempergunakannya itu
dapat mendatangkan kerugian, dihukum penjara selama-lamanya tujuh tahun. (2) Dengan hukuman serupa itu juga dihukum
barangsiapa dengan sengaja menggunakan akte itu seolah-olah isinya cocok dengan hal yang sebenarnya jika pemakaian surat
itu dapat mendatangkan kerugian.

 Junto Pasal 55

• (1) Dipidana sebagai pelaku tindak pidana:

1. mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan;

2. mereka yang dengan memberi atau menjanjikan sesuatu dengan menyalahgunakan kekuasaan atau martabat, dengan
kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan
orang lain supaya melakukan perbuatan.

• (2) Terhadap penganjur, hanya perbuatan yang sengaja dianjurkan sajalah yang diperhitungkan, beserta akibat-akibatnya.
 Pasal 56 Dipidana sebagai pembantu kejahatan:

 mereka yang sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan dilakukan;

 mereka yang sengaja memberi kesempatan, sarana atau ke- terangan untuk melakukan kejahatan. Dan

 Pasal 362

•Barangsiapa mengambil sesuatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain,
dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum, karena pencurian, dengan hukuman
penjara selama-lamanya lima tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 900,rupiah.

 Pasal 377

•(1) Pada waktu menjatuhkan hukuman karena salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 372, 374
dan 375, maka hakim dapat memerintahkan supaya keputusannya diumumkan dan menjatuhkan hukuman
pencabutan hak yang tersebut dalam pasal 35 No. 1-4.

•(2) Jika sitersalah melakukan kejahatan itu dalam jabatannya, ia dapat dipecat dari jabatannya itu.
6.Upaya Hukum Yang Dapat dilakukan oleh Pihak
bank dalam perkara Tersebut
• Penyalahgunaan data pribadi merupakan perbuatan yang memenuhi unsur-unsur perbuatan pidana seperti unsur
tindak pidana pencurian dan unsur tindak pidana penipuan serta tindak pidana lainnya baik dari sisi unsur
objektif maupun unsur subjektif. Dengan terpenuhinya unsur-unsur tersebut, maka sanksi administratif, sanksi
perdata maupun sanksi pidana belum cukup untuk mengakomodir tindak pidana penyalahgunaan data pribadi
yang senyatanya merupakan bentuk kejahatan yang sempurna.

• Kejahatan adalah perbuatan manusia yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam
kaidah hukum, tegasnya perbuatan yang melanggar larangan yang ditetapkan dalam kaidah hukum dan tidak
memenuhi atau melawan perintah-perintah yag telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang berlaku dalam
masyarakat dimana yang bersangkutan bertempat tinggal.
• Definisi data pribadi dalam peraturan perUndang – undangan :

• Pasal 1 nomor 1 dan 2 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 20 tahun 2016 tentang Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem
Elektronik menyebutkan bahwa data pribadi dimaksudkan sebagai identitas seseorang yang terang dan jelas yang merupakan penetapan bukti
diri terhadapnya yang dipelihara, dijaga kebenarannya dan ditempatkan dengan aman kerahasiannya. Sementara Pasal 2 angka 1 mengatur
terhadap perolehan, pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan, penampilan, pengumuman, pengiriman, penyebarluasan dan
pemusnahan data pribadi merupakan perlindungan data pribadi dalam sistem elektronik yang menghormati data pribadi sebagai privasi.

• Pasal 1 nomor 27 Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, mendefinisikan data
pribadi sebagai data perseorangan tertentu yang disimpan dan dijaga kebenaran serta dilindungi kerahasiannya.

• Maka dengan adanya perbuatan tindak pidana atas pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen kependudukan dapat dikenanakn ancaman pidana
sesuai ketentuan Pasal 93 Undang-Undang Administrasi Kependudukan yaitu :

• Setiap penduduk yang dengan sengaja memalsukan surat/dokumen kepada instansi pelaksana dalam melaporkan peristiwa kependudukan
dan peristiwa penting dipidana 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50 juta.

• Selanjutnya upaya hukum yang dapat ditempuh oleh pihak bank dalam meyelesaikan kredit fiktif adalah melalui jalur nonlitigasi.
7. Mitigasi Resiko
• umumnya pelaku adalah mafia tanah yang bekerjasama dengan personal atau lembaga terkait termasuk
BPN itu sendiri. ke depannya calon penjual perlu berhati-hati untuk mengecek terlebih dahulu informasi
si pembeli. Masyarakat disarankan tidak langsung menyerahkan dokumen bila belum ada kejelasan
transaksi sampai pelunasannya. penjual maupun pembeli perlu lebih teliti memilih kantor notaris, jangan
sampai perjanjian dibuat oleh notaris abal-abal. Sementara itu, dan masyarakat perlu mengecek terlebih
dahulu status dari kantor notaris yang dituju. Sehingga Masyarakat perlu memastikan bahwa notaris itu
terdaftar di asosiasi profesi. menilai asosiasi perlu turun tangan karena kejahatan ini melibatkan profesi
notaris. Untuk itu dalam penerapannya asosiasi untuk membuka saluran informasi yang dapat diakses
masyarakat, terutama untuk mengecek informasi mengenai notaris mana yang memang terjamin dan
dapat dipercaya.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai