Anda di halaman 1dari 11

Tugas Analisis Yuridis Kasus

Penipuan Properti Berkedok


Notaris Palsu
Oleh :
Indra
Dara
Jessica
Ayu
Nizar
Kronologis
 Ada 4 Pelaku, dengan inisial A, D, H, K mereka berempat merupakan sindikat Notaris
palsu

 Adapun peran-peran dari para Pelaku tersebut yaitu :

 A bertugas sebagai Notaris palsu, dan juga memalsukan sertifikat

 D bertugas mencari korban yang akan menjual rumahnya dan berpura-pura sebagai
pembeli

 H bertugas berperan sebagai staf Notaris

 K bertugas menyediakan tempat Notaris


 Modusnya :
Setelah D mendapatkan korban, maka si korban dibawa ke A untuk menyerahkan
sertifikat aslinya ke A, lalu setelah itu si A dengan dalil akan membawa sertifikat tersebut ke
BPN.

Lalu A akan melakukan duplikasi sertifikat tersebut, setelah di duplikasi maka


sertifikat aslinya akan dibawa ke Bank untuk di jadikan jaminan dan sertifikat hasil duplikasi
akan diberikan kembali ke korban.

Setelahnya korban ternyata mendapat surat tagihan dari Bank padahal korban tidak
pernah menjaminkan apapun di Bank.

Akhirnya para korban melaporkan kasus ini ke Kepolisian dan setelah di lakukan
penyelidikan kerugiannya ditaksir kurang lebih sekitar 214 Miliar
Faktor Penyebab

 Ada beberapa faktor penyebab terjadinya kasus ini, yaitu :

 Kekurangtahuan para korban tentang proses hukum dan alur notaris.

 Korban terlalu percaya dan tidak waspada kepada Notaris sehingga korban menyerahkan
sertifikat asli.

 Korban terlalu cepat tergiur dengan proses yang cepat dan mudah.
Kekuatan hukum yang dibuat oleh Notaris
palsu
 Akta notaris adalah akta autentik yang berbentuk sebagaimana ditentukan Undang-undang,
dibuat oleh atau didepan pejabat umum yang berwenang sehingga memiliki kekuatan
pembuktian yang sempurna sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1868 KUHPerdata atau
dengan kata lain pembuktian akta itu cukup dengan akta itu sendiri kecuali ada bukti yang
membuktikan sebaliknya.

 Suatu akta autentik dapat mengalami kebatalan yaitu degradasi atau batal demi hukum.
 Degradasi bila akta tersebut dibuat oleh notaris yang tidak berwenang atau tidak cakap atau jika
terdapat cacat bentuk namun tetap berkekuatan sebagai akta dibawah tangan jika ditandatangani
para pihak.
 Batal demi hukum jika perjanjian yang mendasarinya tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian
(1320 KUHPer).
Kekuatan hukum atas perjanjian kredit ditinjau
dari syarat sah Perjanjian
 Dalam Perjanjian pada pokoknya menyatakan bahwa para pihak bebas menentukan
kepentingan mereka dalam perjanjian dimaksud, asal tidak bertentangan dengan ketentuan
yang ada.
 Dalam suatu perjanjian harus memiliki unsur yang ada di dalam Pasal 1320 KUHPer, yang
diuraikan sebagai berikut :
 Sepakat; Syarat Subjektif, jika tidak terpenuhi maka perjanjian
 Cakap; tersebut “dapat dibatalkan”
 Hal tertentu; Syarat Objektif, jika tidak terpenuhi maka perjanjian
 Sebab yang halal tersebut “batal demi hukum”
 Dalam kasus diatas korban tidak pernah mengikatkan diri dengan kreditur dalam perjanjian
tersebut, tetapi diberikan surat tagihan pembayaran dari Bank ke para korban yang
identitasnya digunakan oleh pelaku dapat dikategorikan sebagai suatu penipuan yang
termasuk di dalam Pasal 1321 KUHPerdata. Akibatnya penipuan dimaksud telah nyata dan
terang melanggar Pasal 1320 KUHPerdata.
 Dan juga dapat dikaitkan ke Pasal 378 KUHPidana tentang Penipuan karena adanya
perbuatan tindak pidana yang telah mempengaruhi kebebasan kesepakatan para pihak
dalam membuat perjanjian tersebut.
 Jika salah satu pihak membuat kesalahan yang bersifat material atau terlibat dalam
Tindakan penipuan, paksaan atau kekeliruan yang mempengaruhi pembentukan kontrak,
maka dapat mempengaruhi keabsahan kontrak tersebut.
Upaya hukum yang dapat dilakukan korban

 Korban harus mengumpulkan bukti-bukti yang dapat membuktikan kalau ada tindakan
penipuan.
 Supaya mendapatkan keuntungan dari kerugian materiil yang diterima, para korban dapat
mengajukan gugatan keperdataan kepada para Pelaku.
 Para korban juga dapat melaporkan para Pelaku tersebut ke Organisasi Notaris tentang
adanya praktik Notaris palsu dan supaya bisa ditindak lanjuti.
Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh
Kreditur
 Dalam kasus diatas, perjanjian kredit yang telah terjadi tidak dapat dibatalkan sepihak atau
dianggap batal demi hukum sehingga perjanjian masih mengikat para pihak. Atau bila jika
tidak dimintakan pembatalan maka akan tetap mengikat para pihak.
 Kreditur juga telah melakukan tindakan berupa memberikan uang pinjaman kepada pihak
Debitur meskipun Debitur tersebut adalah Pelaku dan bukan Debitur yang sebenarnya
tetapi sebagai pihak pemberi kredit yang beritikad baik mereka tetap dilindungi oleh
Undang-undang.
 Oleh karena itu, dalam rangka recovery atas kredit dimaksud Kreditur dapat melakukan
mediasi dengan Korban agar melaksanakan kewajibannya, akan tetapi jika upaya tersebut
gagal maka Kreditur dapat melakukan upaya eksekusi atas barang jaminan tersebut.
Mitigasi Resiko

 Sebelum pergi ke Notaris, hendaknya mengecek bahwa Notaris tersebut sah dan terdaftar
dalam Organisasi Notaris.

 Memastikan informasi yang diberikan oleh Notaris tersebut sesuai fakta.

 Jangan asal memberikan sertifikat asli kepada siapapun sebelum adanya pembayaran yang
sah.

Anda mungkin juga menyukai